REFLEKS
Dosen pembimbing :
Nama Anggota :
1. Alpisya Br Kembaren (1813052008)
2. Dila safitri sudarno (1813052028)
3. Hana mufidah (1813052001)
4. Sangun aksal priambodo (1813052051)
BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebihbaik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
a. Agar mahasiswa mengetahui apa pengertian gerak reflek;
b. Agar mahasiswa mengetahui apa saja ciri ciri refleks;
c. Agar mahasiswa mengetahui apa saja macam macam refleks;
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu membedakan reflek fisiologis dan reflek patologis;
b. Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang memiliki
masalah persyarafan
c. Agar mahasiswa keperawatan mamu meningkatkan pelayanan terhadap pasien di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GERAK REFLEKS
Refleks merupakan respon otomatis yang konsisten terhadap stimulus. Secara umum, refleks
adalah gerakan involunter, karena mereka tidak sensitif terhadap penguatan, hukuman, dan
motivasi. Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak
sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tanpa disadari terlebih dahulu
atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena
api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata,
bersin serta batuk. Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum
tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut
lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang.
Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak
mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum
tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang
seperti refleks pada lutut.
C. Macam refleks :
- Refleks spinal (pada sumsum tulang belakang)
- Refleks medulla (pada sumsum lanjutan)
- Refleks cerebellar (melibatkan otak kecil)
- Refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain)
- Refleks miotatik (pada otot lurik)
- Refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran
kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya,
merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps), rangsangan dari reseptor
perifer yang dimuali dari fleksi pada anggota badan yang juga berkaitan dengan ekstensi anggota
badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih
cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu. Untuk terjadinya gerak
refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik yang menerima impuls
misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel
ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls-impuls
menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis. Sumsum tulang belakang
menghubungkan antara impuls menuju kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf menerima
impuls dan mengahntar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan
rangsangan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Tubuh kita memiliki bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang, yaitu alat indera.
Bagian tubuh ini disebut reseptor. Reseptor ini memiliki syaraf-syaraf khusus yang bisa
mendeteksi rangsangan tertentu. Misalnya:rangsang cahaya pada mata , rangsang sentuhan, suhu,
gesekan, rasa sakit pada kulit ,bau pada hidung, rasa pada lidah , suara pada telinga. Setelah itu
syaraf-syaraf yang disebut neuron reseptor ini akan mengirimkan sinyal listrik menuju otak.
Informasi ini akan diolah sesuai kehendak kita. Kemudian otak akan mengirim respon menuju
organ yang disebut efektor. Efektor meliputi : otot, kelenjar, dll. Respon yang dikirim otak ini
ada yang dikirim secara otomatis, ada pula yang hanya dikirim bila kita menghendakinya.
Lengkung refleks adalah unit dasar kegiatan saraf terpadu yang terdiri dari reseptor, neuron
aferen, satu sinaps atau lebih, neuron eferen dan efektor. Lengkung refleks yang paling
sederhana disebut monosinaptik, yang hanya mempunyai sinaps tunggal antara neuron aferen
dan neuron eferen.
Jalur aferen melintas sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak atau medulla spinalis.
Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu SSP. Impuls dapat
ditransmisi, diulang rutenya atau dihambat pada bagian ini.
Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor, yang akan merespons
impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas.
Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau kelenjar yang merespon.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut
lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang.
Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak
mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum
tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang
seperti refleks pada lutut.
1. Condition Refleks
2. Uncondition Refleks
Refleks Tendon, contohnya: refleks Biseps, refleks brachioradialis, refleks Triseps, refleks
Pattelar, dan refleks Achilles.
- Refleks Patologis
Contohnya: refleks hoffman tromer, refleks jaws, refleks babinski, refleks chaddock, refleks
oppenheim, refleks regresi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Refleks kulit perut berupa kontraksi otot dinding perut.
2. Refleks cahaya berupa kontriksi pupil homolateral dan kontralateral.
3. Refleks periost radialis berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.
4. Refleks periost ulnaris berupa pronasi tangan.
5. Knee pess reflex, respon berupa ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.
6. Achilles pess refleks, respon berupa plantar rfleksi dari kaki dan kontraksi otot gastroknemius.
7. Refleks biseps berupa fleksi lengan pada siku dan kntraksi otot biseps.
8. Refleks trisep berupa ekstensi lengan dan kontraksi otot triseps.
3.2 Saran
1. Sebaiknya perlengakapan lab diperbanyak sehingga praktikan dapat melakukan praktikum ini
sendiri dengan bimbingan asisten.
2. Melibatkan langsung mahasiswa dalam proses praktikum agar mahasiswa dapat lebih paham.
DAFTAR PUSTAKA
https://famelia28.wordpress.com/2015/12/23/gerak-refleks/
http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/12/mekanisme-gerak-refleks-pada-manusia.html