Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR FUNGSI DAN PERKEMBANGAN HEWAN


“Gerak Refleks Pada Manusia”

Nama Kelompok :
1. Siti Ropita Ningrum (13030654004)
2. Widya Dwi Ningtyas (13030654010)
3. Ariska Yuniar Rahmawati (13030654015)
4. Putri Mahayu Tsakina (13030654034)
Pendidikan IPA A 2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
ABSTRAK
Gerak Refleks Pada Manusia

Telah dilakukan praktikum gerak refleks pada manusia pada hari rabu tanggal
18 november 2015 pukul 13.00 WIB di laboratorium pendidikan IPA fakultas
MIPA UNESA dengan tujusn untuk mengidentifikasi berbagai jenis gerak refleks
pada manusia melalui uji coba. Proses kerja yang kami lakukan, yaitu dengan
memilih 2 orang sebagai obyek yang akan diuji. Kemudian melakukan
pengamatan pada bagian refleks bisep, branchioradialis, trisep, pattelar dan
Achilles dengan memukul bagian tersebut menggunakan pemukul dan diamati
reaksi yang terjadi. Hasil dari pengamatan tersebut adalah reaksi yang diberikan
pada gerak refleks bisep, branchioradialis, trisep, pattelar dan achilles gerak
refleks mendekati rangsangan, tetapi pada refleks achilles ada satu obyek yang
bergerak refleks menjauhi rangsangan.

Kata kunci : gerak refleks, refleks bisep, branchioradialis, trisep, pattelar,


achilles.
DAFTAR ISI

Abstrak .............................................................................
BAB I
Latar ..............................................................................
belakang .............................................................................
Tujuan ..............................................................................
Rumusan
masalah
BAB II
Dasar ...............................................................................
teori
BAB III

BAB IV
Data dan ..................................................................................
Analisis
BAB V
Pembaha ................................................................................
san
BAB VI
Kesimpul ................................................................................
an ................................................................................
Saran
Lampiran ...............................................................................
foto
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam tubuh manusia terdapat banyak jaringan dan organ yang
memiliki tugas dan fungsi tertentu. Sel merupakan unit terkecil tubuh yang
dimiliki oleh semua bagian tubuh. Bebrapa sel berada pada sistem saraf
dan otot. Tubuh manusia terdiri dari sel, jaringan, organ dan sistem organ.
Dalam tubuh manusia disusun oleh rangka yang dikelilingi oleh otot-otot
yang juga menyususn tubuh dan melindungi organ lain dalam tubuh
manusia. Untuk dapat menggerakkan tubuh manusia harus ada perintah ke
saraf, gerakan tersebut ada yang secara sadar dan ada juga yang tidak
sadar. Gerakan secara sadar merupakan gerakan dari perintah otak,
sedangkan gerakan tidak sadar merupakan gerakan yang terjadi secara
tiba-tiba yang disebabkan karena adanya rangsangan yang tidak disadari.
Pada umumnya gerak terjadi secara sadar, namun ada pula gerak
yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Gerak refleks merupakan
gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf sederhana yang dibentuk oleh
sekuense neuron sensor, interneuron dan neuron motor yang mengalirkan
impuls saraf untuk refleks tertentu. Impuls dari gerak sadar melewati
reseptor ke saraf sensorik, dibawa ke otak yang selanjutnya akan diolah
diotak, hasil olahan otak tersebut berupa tanggapan, yang kemudian
dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah ke efektor.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan praktikum gerak refleks
pada manusia. Dimana pada praktikum ini kita akan mengamati dan
mengenal beberapa gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks, serta
akan lebih memperjelas pengetahuan kita mengenai gerak refleks.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengidentifikasi berbagai jenis gerak refleks pada
manusia?

C. Tujuan Percobaan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diambil tujuan
percobaan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi berbagai jenis gerak refleks pada manusia melalui
uji coba.

BAB II
DASAR TEORI
A. Gerak
Gerak adalah proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain
untuk mencapai tujuan. Menurut Bergson, gerak memerlukan waktu
yang dinamis. Karena itu, gerak tidak terlepas dari tujuan yang hendak
dicapai. Gerak tidak bersifat materiil tetapi merupakan suatu bagan atau
skema yang dapat dimengerti oleh akal budi kita. Gerak manusia adalah
suatu proses yang melibatkan sebagian atau seluruh bagian tubuh dalam
satu kesatuan yang menghasilkan suatu gerak statis ditempat dan
dinamis berpindah tempat. Ada dua macam gerak manusia, yaitu gerak
yang disadari dan gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks. Gerak
yang disadari prosesnya melalui otak. Sedangkan gerak yang tidak
disadari prosesnya tidak melalui otak melainkan melalui sumsum tulang
belakang. Dimulai adanya stimulus, diterima oleh reseptor, diteruskan
ke sumsum tulang belakang, menuju ke reseptor terjadilah gerakan yang
tidak disadari (gerak refleks).
Adapun prinsip gerak pada manusia adalah: dimulai dari bagian
proksimal ke bagian distal dan dimulai dari sikap fleksi menuju sikap
ekstensi.
B. Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan
merupakan respon segera setelah adanya rangsang. Pada manusia gerak
refleks terjadi melalui (reflex arc), namun refleks-refleks ini sangat
penting artinya di dalam mendiagnosis dan melokalisasi lesi neurologi.
Sebagai bukti adanya penghantaran impuls oleh saraf adalah timbulnya
gerak pada anggota tubuh. Gerakan tersebut terjadi karena proses yang
disadari yang disebut juga gerak sadar atau gerakan biasa, sedangkan
gerak yang tidak disadari disebut gerak refleks. Jenis gerak refleks ini
terjadi karena terdapat terjadi karaena rangsangan yang diterima
reseptor dihantarkan melalui suatu lengkunganrefleks sehingga terjadi
gerakan. Gerak refleks tidak dipelajari dan tidak dikendalikan oleh
kehendak (involunter). Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan
cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa
dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan
ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip
ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.
Gerak refleks dibagi menjadi dua yaitu condition refleks dan
uncondition refleks. Condittion refleks yaitu : gerakan tangkas yang
dapat dilatih sedangkan uncondition refleks adalah gerakan involunter
yang tidak bisa dilatih.
Gerak refleks terjadi bila:
a. Rangsangan tersebut sesuai dengan reseptornya
Misalnya refleks tendon di sini rangsangannya harus berupa
ketokan. Refleks tendon ini tidak akan terjadi bila rangsangan
berupa geseran.
b. Besarnya rangsangan harus melebihi atau sama dengan nilai
ambang reseptor tersebut.

Gambar 2.1 gerak refleks


Sumber : www.pustakasekolah.com

Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu: Stimulus


pada organ reseptor => sel saraf sensorik => sel penghubung (asosiasi)
pada sumsum tulang belakang => sel saraf motorik => respon pada
organ efektor.
Pembagian gerak refleks :
1. Refleks fisiologis
Refleks superfisial
Contoh : refleks kornea, refleks kening, refleks cahaya, refleks
abdominal, refleks kremester, refleks anal
Refleks tendon (muscle stretch refleks = deep refleks)
Contoh : refleks bisep, refleks triceps, refleks brachioradialis,
refleks quadriceps
Respon pada refleks fisologis , antara lain :
a) Refleks bisep respon : fleksi lengan pada sendi siku
b) Refleks trisep respon : ekstensi lengan bawah pada sendi
siku
c) Refleks brachiradialis respon : flexi pada lengan bawah
supinasi pada siku dan tangan
d) Refleks patella respon : plantar fleksi kaki karena
kontraksi m.quadrisep femoris
e) Refleks achiles respon : plantar fleksi kaki krena
kontraksi gastroenemius
2. Refleks pathologis
Contoh : refleks hoffman tromer, refleks jaws, refleks babinski,
refleks chaddock, refleks oppenheim, refleks regresi.
Respon pada refleks pathologis antara lain :
a) Reflek babinski respon : posisitf apabila terdapat
gerakan dorsofleksi ibu jari kaki dan pengembangan
jari kaki lainnya
C. Mekanisme gerak refleks dalam tubuh

Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara

tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan

secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi

perlindungan. Refleks ekstersor (polisinaps), rangsangan dari reseptor

perifer yang mulai dari fleksi pada anggota badan dan juga berkaitan dengan

ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme

pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar.

Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu.

Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai

berikut : organ sensorik yang menerima inspuls misalnya kulit. Serabut

saraf sensorik yang menghantarkan inpuls tersebut menuju sel-sel

ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan

impuls-impuls menuju subtansi pada kornu posterior medula spinalis.

Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu

medula spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantar

impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan

gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.

Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan

refleks. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja

yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh

manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya. Refleks adalah

respons yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi diluar


kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap

perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang

melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons)

terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun

penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau

dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu

mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar

maupun didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut.

Dengan demikian seberapa besar peran sistem saraf pusat dapat mengatur

kehidupan organisme.
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Rancangan Percobaan
Gambar 3.1 refleks
Gambar 3.2
bisep
refleks trisep
sumber:http://panji1102.blog
Sumber:
spot.com/2009/12/tes
http://meded.ucsd.edu/cli
-refleks
nicalmed/neuro_triceps_r
eflex2.jpg

Gambar 3.3 refleks Branchioradialis Gambar 3.4 refleks


Sumber:
patteler posisi tidur
https://meded.ucsd.edu/clinicalmed/neu Sumber:
ro_brachial_radialis_reflex.jpg http://www.osceskills.co
m/resources/Lower-
Limb-The-patellar-reflex-
test.jpg

Gambar 3.6 refleks


achiler posisi terlentang
Sumber:
http://www.functionalps.
com/blog/2011/12/05/ach
B. Alur Percobaan
1. Refleks bisep

2 Anggota Kelompok sebagai subjek uji coba


- Diposisikan duduk diatas kursi
- Diidentifikasi lokasi tendon bisep
- Dibengkokkan siku ujicoba
- Disandarkan lengan tangan ujicoba
(dipangku) hingga membentuk sudut 900
-
Tendon bisep
- Ditekan perlahan dibagian antekubital
fossa dengan ibu jari
- Dipukul jari telunjuk dengan
menggunakan gerak refleks
- Diamati dan direkam reaksi yang
Hasil
terjadi
2. Refleks Branchioradialis

2 Anggota kelompok sebagai subjek uji coba


- Diposisikan didudukkan
- Dibegkokkan siku dan harus dalam
keadaan rileks
- Diidentifikasi letak tendon
branchioradialis
- Dipukul dengan menggunakan pemukul
Hasil
refleks

3. Refleks trisep

2 Anggota kelompok sebagai subjek uji coba


- Diposisiakan duduk
- Disandarkan dipangkuan subjek
dengan membentuk sudut 900
- Diidentifikasi lokai tendon trisep
Tendon trisep
- Diangkat dan ditahan lengan
subjek uji coba sehingga posisi
siku sejajar dengan bahu
- Dipukul ± 5 cm diatas siku
- Diamati dan direkam
Hasil
4. Refleks pattelar (refleks lutut)
a) Posisi duduk

2 Anggota kelompok sebagai subjek uji coba


- Diposisikan duduk dengan kaki
menjuntai kebawah dan tidak
menyentuh lantai
- Ditahan bagian belakang lutut
dengan satu tangan
- Diidentifikasi tendon pattelar
Tendon pattelar
- Dipukul
- Diamati dan direkam
Hasil

b) Posisi terlentang

2 Anggota kelompok sebagai subjek uji coba

- Diposisikan terlentang
- Ditahan bagian belakang lutut dengan
satu tangan
- Diidentifikasi tendon pattelar
Tendon pattelar
- Dipukul
- Diamati dan direkam
Hasil

5. Refleks Achilles (Refleks pergelangan kaki)


a) Posisi terlentang dengan salah satu lutut menompangi
lutut kaki lain

2 Anggota kelompok sebagai subjek uji coba


- Diposisikan tidur terlentang dengan
salah satu lutut menompangi lutut kaki
lain
- Diidentifikasi tendon Achilles
- Ditompang bagian bawah kaki subjek
Tendon Achilles
uji coba dengan tangan
- Dipukul
- Diamati dan direkam

Hasil salah kaki piposisikan tidak sma


b) Posisi terlentang dengan
panjang

2 Anggota kelompok sebagai subjek uji coba


- Diposisikan tidur terlentang dengan
salah satu kaki tidak sama panjang
- Diidentifikasi tendon Achilles
- Ditompang bagian bawah kaki subjek
uji coba dengan tangan
Tendon Achilles
- Dipukul
- Diamati dan direkam

Hasil

c) Posisi duduk

2 orang dari angota kelompok


- Didudukan dengan kaki tidak
menyentuh lantai
- Diatur posisi agar penguji mendapatkan
sudut yang tepat dan dapat melihat
bagian bagian bawah subjek
- Diidentifikasi tendon Achilles
Tendon -Achilles
- Dipukul
- Diamati dan direkam
Hasil

D. Langkah Percobaan
1. Refleksk Bisep
a) Pilihah 3 orang dari anggota kelompok anda. Dua sebagai
subjek ujicoba dan satu sebagai penguji. Subjek duduk diatas
meja dan rileks.
b) Identifikasi lokasi tendon bisep. Bengkokan siku subjek
ujicoba. Objek uji coba harus rileks. Tendon akan terlihat dan
terasa seperti tali keras. Sadarkan lengan bawah subjek ujicoba
pangkuan subjek ujicoba dengan membentuk sudut lebih dari
900 pada bagian sikunya.
c) Tekan pelahan tendon bisep dibagian antekubital fossa
menggunakan jari jempol atau telunjuk penguji, pukul jari
telunjuk dengan pemukul gerak refleks
d) Amati dan rekam reaksi yang terjadi. Tanyakan subjek ujicoba
sensasi yang dirasakan saat ujicoba
2. Refleks Branchioradialis
a) Pilihah 3 orang dari anggota kelompok anda. Dua sebagai
subjek ujicoba dan satu sebagai penguji. Posisi subjek ujicoba
duduk
b) Bengkokkan siku subjek ujicoba. Subjek ujicoba harus rileks.
Identifikasi letak tendon di otot Banchioradialis. Bagian ini
biasanya berada lengan bawah yang sejajar dengan jari jempol.
Pukul di bagian tersebut dengan pemukul refleks
c) Amati dan rekam reaksi yang terjadi
3. Refleks Trisep
a) Pilihah 3 orang dari anggota kelompok anda. Dua sebagai
subjek ujicoba dan satu sebagai penguji.
b) Bengkokkan siku subjek ujicoba. Subjek ujicoba harus rileks.
Sadarkan lengan bawah subjek ujicoba dipangkuan subjek
ujicoba dengan membentuk sudut lebih dari 900 pada bagian
sikunya. Identifikasi lokasi tendon trisep. Tendon akan terlihat
dan terasa seperti tali keras
c) Angkat dan tahan lengan subjek ujicoba sehingga posisi siku
sejajar dengan bahu. Bisa juga dilakukan dengan posisi tangan
subjek ujicoba bersandar di atas pinggang. Subjek ujicoba harus
rileks.
d) Pukul tendon trisep (± 5 cm). Jika tida ada respon, ulangi langak
ini, pukul lengan lain dibagian yang sama.
e) Amati dan rekam kejadian yang terjadi.
f) Tanyakan subjek ujicoba sensasi yang dirasakan saat ujicoba

4. Refleks Patellar (Refleks Lutut)


a) Pilihlah tiga orang dari kelompok. Dua orang sebagai subjek uji
coba dan satu orang sebagai penguji. Pengujian dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu subjek ujicoba duduk dengan kaki
menjuntai ke bawah dan tidak menyentuh lantai dan subjek
ujicoba tidur telentang.

b) Identifikasi tendon patellar. Bagian yang terasa tebal tepat


dibawah tempurung lutut kaki. Pilih bagian yang lebar dari
pemukul refleks.

c) Subjek ujicoba duduk di atas meja. Pukul tendon patellar, tepat


di bawah patella (tempurung lutut). Subjek ujicoba tidur
telentang. Tahan bagian belakang lutut dengan satu tangan.
Pukullah pemukul refleks pada bagian tendon patellar dengan
tangan yang lain.

d) Amati dan rekam yang terjadi.

e) Ulangi langkah a sampai dengan d untuk subjek ujicoba 2.

5. Refleks Achilles (Refleks Pergelangan Kaki)

a) Pilihlah tiga orang dari kelompok. Dua orang sebagai subjek


ujicoba dan satu orang sebagai penguji.

b) Subjek ujicoba duduk telentang dengan salah satu lutut


menumpangi lutut kaki yang lain atau duduk dengan posisi
seperti posisi tes refleks patellar. Identfikasi tendon Achilles,
bagian yang tegang dan memiliki struktur seperti tali dari bagian
tumit sampai otot betis. Jika tidak yakin, minta subjek ujicoba
untuk menegangkan kakinya sehingga bagian betis berkontraksi
dan Achilles terlihat tegang..
c) Atur posisi agar penguji mendapatkan sudut yang tepat dan
dapat melihat bagian bawahkaki subjek ujicoba. Topang bagian
bawah kaki subjek ujicoba dengan tangan peguji.

d) Pukul tepat di tendon dengan pemukul refleks. Pastikan bagian


betis terlihat sehingga kontraksi otot dapat terlihat.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A. DATA
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, maka diperoleh
data seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Data Pengamatan Gerak Refleks pada Manusia


Reaksi
N Nama Gerak
Posisi Mendekati Menjauhi Keterangan
o Subjek Refleks
Rangsangan Rangsangan
Seperti
Mahayu √ tersengat
Refleks Duduk listrik
1.
Bisep Rileks Seperti
Ariska √ tersengat
listrik
Seperti
Mahayu √ tersengat
Refleks
Duduk listrik
2. Branchio
Rileks Seperti
radialis
Ariska √ tersengat
listrik
3. Refleks Duduk Seperti
Mahayu Trisep Rileks √ tersengat
listrik
Ariska √ Seperti
tersengat
Reaksi
N Nama Gerak
Posisi Mendekati Menjauhi Keterangan
o Subjek Refleks
Rangsangan Rangsangan
listrik
Seperti
Duduk
√ tersengat
Rileks
listrik
Mahayu
Seperti
Telentang √ tersengat
Refleks
listrik
Pattelar
4. Seperti
(Refleks Duduk
√ tersengat
Lutut) Rileks
listrik
Ariska Seperti
tersengat
Telentang √
listrik

Seperti
Duduk
√ tersengat
Rileks
listrik
Seperti
Telentang √ tersengat
Mahayu
listrik
Telentang
Seperti
Refleks dengan
√ tersengat
Achilles Kaki
listrik
(Refleks Silang
5.
Pergelan Seperti
Duduk
gan √ tersengat
Rileks
Kaki) listrik
Seperti
Telentang √ tersengat
Ariska
listrik
Telentang
Seperti
dengan
√ tersengat
Kaki
listrik
Silang

B. ANALISIS
Berdasarkan data pengamatan gerak refleks pada manusia yang
ditunjukkan pada tabel data (Tabel 4.1) di atas, dapat diketahui bahwa nama
subjek yang diuji adalah Mahayu dan Ariska yang merupakan anggota dari
kelompok kerja kami. Kedua subjek tersebut diuji gerak refleks bisep,
branchioradialis, dan trisepnya pada posisi duduk rileks. Untuk gerak refleks
pattelar (refleks lutut) pengujian dilakukan pada posisi duduk rileks dan
telentang. Kemudian untuk gerak refleks achilles (refleks pergelangan kaki)
pengujian dilakukan pada posisi duduk rileks, telentang, dan telentang dengan
kaki silang.
Dari kelima pengujian gerak refleks manusia pada dua subjek yang
telah kami amati, maka diperoleh hasil bahwa reaksi yang ditunjukkan oleh
kedua subjek tersebut untuk pengamatan pada semua pengujian gerak refleks
adalah mendekati rangsangan. Namun ada pengecualian pada pengujian gerak
refleks achilles (refleks pergelangan kaki) saat posisi telentang. Pada posisi
tersebut kedua subjek sama-sama menunjukkan reaksi menjauhi rangsangan.
Selain itu, menurut kedua subjek yang diuji, memberikan keterangan bahwa
pada saat pengujian gerak refleks merasakan seperti tersengat listrik pada titik
yang dipukul atau diuji.

BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dari uji coba
gerak refleks pada bagian-bagian tubuh manusia maka diperoleh data
yaitu pertama gerak refleks bisep,Mahayu mengalami gerak refleks
bisep saat duduk rileks dengan reaksi mendekati rangsangan, Ariska
mengalami gerak refleks bisep pada posisi duduk rileks dengan reaksi
mendekati rangsangan. Setelah bagian tendon bisep dipukul dengan
palu sensasi yang Mahayu dan Ariska rasakan yaitu terasa seperti
tersengat listrik saat tepat palu dipukulkan pada tendon bisep. Refleks
pada bisep ini termasuk dalam refleks tendon yang termasuk dalam
refleks fisiologis.Sedangkan berdasarkan jumlah neuron yang terlibat
pada gerak refleks bisep termasuk dalam refleks monosinap. Ketika
dilakukan ketukan pada tendon otot bisep terjadi respon berupa fleksi
lengan pada siku dan suspinasi. Reseptor yang menstimulasi refleks
bisep yaitu kumpuran otot bisep, sedangkan efektor pada refleks bisep
yaitu gerakan pada siku yang mendekati atau menjauhi rangsang.
Perjalanan impulsnya yaitu rangsangan (ketukan tendon bisep) 
impuls  reseptor (kumparan otot bisep) saraf sensorik medula
spinalis  saraf motorik  efektor (gerakan pada siku).
Percobaan yang kedua yaitu gerak refleks pada brancioradialis,
Mahayu dan Ariska mengalami gerak refleks dalam posisi duduk rileks
dengan gerakan yang dihasilkan sama-sama mendekati rangsangan.
Sensasi yang Mahayu dan Ariska rasakan yaitu terasa seperti tersengat
listrik saat palu tepat dipukulkan pada tendon branchioradialis. Refleks
branchioradialis ini termasuk dalam refleks tendon yang termasuk
dalam refleks fisiologis.Sedangkan berdasarkan jumlah neuron yang
terlibat pada gerak refleks branchioradialis termasuk dalam refleks
monosinap. Reseptor yang menstimulasi refleks branchioradalis yaitu
tendon otot branchioradialis, sedangkan efektor pada refleks
branchioradialis yaitu gerakan pada jai-jari tangan terutama pada ibu
jari. Perjalanan impulsnya yaitu rangsangan (ketukan pada tendon
branchioradialis)  impuls  reseptor (tendon otot branchioradalis)
 saraf sensorik  medula spinalis  saraf motorik  efektor
(gerakan pada jari-jari tangan terutama pada ibu jari).
Percobaan ketiga yaitu gerak refleks pada trisep, Mahayu dan
Ariska mengalami gerak refleks trisep dalam posisi duduk rileks dengan
reaksi sama-sama mendekati rangsangan.Sensasi yang dirasakan oleh
Mahayu dan Ariska yaitu seperti tersengat arus listrik saat palu tepat
dipukulkan pada tendon trisep. Refleks trisep ini termasuk dalam
refleks tendon yang termasuk dalam refleks fisiologis.Sedangkan
berdasarkan jumlah neuron yang terlibat pada gerak refleks trisep
termasuk dalam refleks monosinap. Jika tendon otot trisep diketuk,
maka respon yang terjadi berupa ekstensi lengan dan supinasi. Reseptor
yang menstimulasi refleks trisep yaitu kumaparan otot trisep, sedangkan
efektor pada refleks trisep ini yaitu ekstensi lengan dan supinasi.
Perjalanan impulsnya yaitu rangsangan (ketukan tendon otot trisep) 
impuls  reseptor ( kumparan otot trisep)  saraf sensorik  medula
spinalis  saraf motorik  efektor (ekstensi lengan dan supinasi).
Percobaan keempat yaitu refleks pattelar, Mahayu dan Ariska
pada posisi duduk rileks, dan terlentang, reaksi yang dihasilkan pada
posisi terlentang dan duduk rileks sama-sama mendekati rangsangan.
Sensasi yang dirasakan Mahayu dan Ariska saat duduk rileks dan
terlentang adalah terasa seperti tersengat listrik saat palu tepat
dipukulkan pada tendon otot pattelar. Refleks pattelar ini termasuk
dalam refleks tendon yang termasuk dalam refleks fisiologis.Sedangkan
berdasarkan jumlah neuron yang terlibat pada gerak refleks pattelar
termasuk dalam refleks monosinap. Tendon pattelar diketuk dengan
palu dengan reseptor kumparan otot pattelar dan respon (efektor) yang
terjadi berupa ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.
Memukul tendon pattelar dengan palu tepat dibawah pattelar
menyebabkan otot-otot paha depan meregang. Hal ini merangsan
reseptor sensorik stretch yaitu muscle spindle untuk memicu impuls
afferen dalam saraf sensorik dari saraf femoralis yang sinapsis (tanpa
interneurones) di sumsum tulang belakang, benar-benar independen dari
pusat yang lebih tinggi. Dari sana, sebuah neuron alfa-motor melakukan
impuls eferen kembali ke otot quadricep femoris, memicu kontraksi.
Kontraksi ini, dikoordinasikan dengan relaksasi dari otot hamstring
fleksor antagonis menyebabkan kaki menendang. Perjalanan impulsnya
yaitu rangsangan (ketukan pattelar)  impuls  reseptor (otot pattelar)
 saraf sensorik  medula spinalis  saraf motorik  efektor
(ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps).
Percobaan kelima gerak refleks pada achilles, Mahayu dan
Ariska dalam posisi duduk rileks, terlentang, dan kaki silang, reaksi
yang dihasilkan saat duduk rileks yaitu mendekati rangsang, terlentang
menjauhi rangsang dan pada posisi kaki silang mendekati rangsang.
Sensasi yang dirasakan saat refleks achilles yaitu terasa seperti disengat
listrik saat tepat palu dipululkan pada lutut. Terasa seperti disengat
listrik ini dirasakan saat posisi duduk rileks, terlentang dan posisi kaki
silang. Refleks achilles ini termasuk dalam refleks tendon yang
termasuk dalam refleks fisiologis.Sedangkan berdasarkan jumlah
neuron yang terlibat pada gerak refleks achilles termasuk dalam refleks
monosinap. Ketika tendon achilles dketuk efektor yang dihasilkan yaitu
berupa fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastroknemius sedangkan
reseptornya yaitu kumparan tendon otot achilles. Perjalanan impulsnya
yaitu rangsangan ( ketukan tendon achilles)  impuls  reseptor
(kumaparan tendon otot achilles) saraf sensorik  medulla
spinalis saraf motorik  efektor (fleksi dari kaki dan kontraksi otot
gastroknemius).
Pada percobaan ini diperoleh satu rekasi yang berbeda yaitu
pada gerak refleks achilles pada posisi terlentang yaitu geraknnya
menjauhi rangsangan pada teori telah dijelaskan bahwa gerak yang
dihasilkan pada refleks tendon yang meliputi bisep, trisep,
branchioradialis, pattelar dan achilles reaksi yang dihasilkan akan
mendekati rangsangan namun ada satu gerakan yang menjauhi
rangsangan. Hal ini mungkin dikarenakan karena gerak refleks dapat
dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saja tidak menarik
tangan ketika tendon dipukul, selain itu rangsangan yang diberikan
dapat diubah menjadi bentuk aksi-aksi yang berbeda oleh reseptor.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Refleks bisep, branchiroradialis, trisep, pattelar dan achilles termasuk


dalam gerak refleks tendon yang termasuk dalam refleks
fisiologis.Sedangkan berdasarkan jumlah neuron yang terlibat termasuk
dalam refleks monosinap.

2. Perjalanan impuls gerak reflek yaitu rangsangan  impuls  reseptor 


saraf sensorik  medulla spinalis saraf motorik  efektor

3. Sensasi yang dirasakan Mahayu dan Ariska pada setiap gerak refleks yaitu
terasa seperti disengat listrik.

B. Saran

Dalam melaksanakan praktikum gerak refleks subjek uji coba


dipastikan dalam posisi rileks hal ini dimaksudkan agar gerak refleks
yang ditimbulkan sesuai dengan teori yang ada. Dalam memukul subjek
uji coba dipastikan tepat pada posisi yang diinginkan sehingga gerak
refleks yang ditimbulkan sesuai dengan dasar teori. Kecermatan dalam
pengamatan mencari lokasi tendon,otot bisep dan tendon patellar juga
diutamakan.
LAMPIRAN FOTO

Refleks patteler dengan posisi Refleks bisep subjek uji 1


duduk pada subjek uji coba 2

Refleks trisep Refleks bisep subjek uji 2

Refleks patteler dengan posisi Penetuan otot bisep pada


duduk pada subjek uji coba 1 subjek uji 1
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.artikel:www.pustakasekolah.com diakses pada tanggal 16 nopember 2015


pukul 18.45 WIB
Cambpell, Neil A. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Syaifuddin.2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan .Jakarta:
Airlangga
Widati,sri.2010. Bina Diri dan Bina Gerak.Jakarta:UPI

Anda mungkin juga menyukai