Anda di halaman 1dari 48

Dimensi Dua dan Tiga

DIMENSI DUA
A. KESEBANGUNAN BANGUN DATAR
 Pengertian Kesebangunan Bangun Datar (  )
Dua buah bangun atau lebih dikatakan sebangun jika memenuhi kedua syarat berikut:
 Perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama besar
 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
Atau dengan kata lain:
“Dua buah bangun datar atau lebih dikatakan sebangun jika memiliki bentuk yang sama
namun ukurannya berbeda”.
Soal
1. Di antara gambar-gambar bangun datar berikut, tentukan bangun datar yang sebangun!

1 2 9 15
12
8 16
3
6 11 14

10
4 5 7 13 17

2. Di antara pasangan bangun datar berikut ini, manakah yang sudah pasti sebangun!
a. Dua buah persegi f. Dua buah segitiga sama kaki
b. Dua buah persegi panjang g. Dua buah segitiga siku-siku
c. Dua buah trapesium sama kaki h. Dua buah lingkaran
d. Dua buah trapesium siku-siku i. Dua buah jajargenjang
e. Dua buah segitiga sama sisi
3. Tunjukkan apakah pasangan segitiga berikut ini sebangun atau tidak sebangun!
C M
a.
13 39
5 15
cm cm
cm cm
A 12 B
K 36 L
cm
JAWABAN cm
Sisi – sisi yang bersesuaian: AB 12 cm 1
= =
KL 36 cm 3
AB dengan KL
BC
BC dengan …. = =
……
AC dengan …. AC
= =
……

Perbandingan panjang sisi yang bersesuaian:

Materi Klas XII


Page 1
Karena ............................................................., maka dapat dikatakan bahwa ABC .................................
dengan KLM (ABC ............ KLM)
R
b. 70 U

80 30 80


P Q S T
JAWABAN
Q  180  ( ….  …. )  …. U  180  ( ….  …. )  ….
Pasangan sudut yang bersesuaian:
P dengan T
R dengan U
Q dengan S
Besar sudut yang bersesuaian:
T  80
P  80
R  70 U  ….

Q  …. S  30

Karena ..................................................., maka PQR ............................... dengan STU


(PQR ............ STU)

C
c. E

A D B

Q
d.
T
O

P S
4. Perhatikan gambar.
D C
125 H G
5 cm 2 cm
55
A 10 cm B E F

Jika kedua trapesium tersebut sebangun, tentukan:


a. besar FGH
b. panjang GH!
Jawab:
Pasangan sudut yang bersesuaian: BCD dengan  ….
DAB dengan EHG CDA dengan  ….
ABC dengan  …. Pasangan sisi yang bersesuaian:
Materi Klas XII
Page 2
AB dengan GH CD dengan ….
BC dengan …. DA dengan ….
a. Trapesium ABCD dan EFGH sebangun (diketahui), maka setiap sudut yang bersesuaian
besarnya sama. Sehingga:
DAB  EHG BCD   ….
ABC   …. CDA   ….
Dengan demikian besar FGH  ….
b. Trapesium ABCD dan EFGH sebangun (diketahui), maka perbandingan sisi yang
bersesuaian besarnya sama, sehingga
AD AB .... ....
    ............ = .................
EH GH .... GH
Dengan demikian, panjang sisi GH adalah … cm.
5. Dari gambar di bawah ini, tentukan panjang KL!

M
R
8 cm 3 cm

Q
L P 6 cm
K
6. Perhatikan Gambar Berikut.
C Diketahui AB = 8 cm, BC = 10 cm
D a. Tentukan panjang AC
b. Tunjukkan bahwa ∆ ABC  ∆ DBA  ∆ DAC

A B c. Tentukan panjang AD
d. Tentukan panjang CD
Jawab:
a. 𝐴𝐶 2 = ⋯
b. Perhatikan Segitiga berikut
C

A B C

C D
D

A B
A B
A

C
A C

Materi Klas XII


Page 3
A B D B D A
Dari gambar tersebut:
∆ ABC dan ∆ DBA
 CAB =  ADB ( Sudut siku – siku )
 ABC =  DBA ( Sudut berhimpit )
Karena dua sudut besarnya sama maka pasti  ACB =  DAB
Karena sudut – sudut yang bersesuaian sama maka ∆ ABC dan ∆ DBA sebangun
∆ DBA dan ∆ DAC
 ........ =  .......
 ........ =  .......
Karena ......................
Karena .......................
Karena ∆ ABC dan ∆ DBA sebangun dan ∆ DBA dan ∆ DAC ..........................

c. Perhatikan ∆ ABC dan ∆ DBA


Karena ∆ ABC dan ∆ DBA sebangun maka berlaku;
𝐵𝐶 𝐴𝐶
=
𝐴𝐵 𝐴𝐷
𝐵𝐶 × 𝐴𝐷 = 𝐴𝐵 × 𝐴𝐶
𝐴𝐵 × 𝐴𝐶
𝐴𝐷 =
𝐵𝐶
…… ×……
𝐴𝐷 =
……
𝐴𝐷 = ⋯

d. Perhatikan ∆ ABC dan ∆ DAC


Karena ∆ ABC dan ∆ DAC sebangun maka berlaku;
𝐴𝐶 𝐵𝐶
=
𝐶𝐷 𝐴𝐶
𝐶𝐷 × 𝐵𝐶 = 𝐴𝐶 × 𝐴𝐶
𝐴𝐶 × 𝐴𝐶
𝐶𝐷 =
𝐵𝐶
…… × ……
𝐶𝐷 =
……
𝐶𝐷 = ⋯

7. Perhatikan gambar di samping ini!


Jika AE  6 cm, EC  2 cm, AD  7 cm, dan BC  4 cm,
tentukan:
a. Panjang BD
b. Panjang AB

Materi Klas XII


Page 4
c. Panjang ED

M 6 cm N
8. Dari gambar di samping ini, tentukan panjang ON!
O
5 cm

K 9 cm L

9. Sebuah tiang bendera memiliki panjang bayangan 5 m di atas tanah mendatar, sedangkan
seorandg anak yang tingginya 145 cm memiliki panjang bayangan sepanjang 2 m di tempat
dan waktu yang sama. Hitunglah tinggi tiang bendera tersebut!
10. Sebuah gedung mempunyai panjang bayangan 56 m di atas tanah mendatar. Pada saat yang
sama seorang siswa dengan tinggi 1,5 m mempunyai bayangan 3,5 m. Tinggi gedung
sebenarnya adalah ... m.

B. KEKONGRUENAN BANGUN DATAR


 Pengertian Kekongruenan Bangun Datar ( )
Dua buah bangun atau lebih dikatakan kongruen jika memenuhi kedua syarat berikut:
 Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
Atau dengan kata lain:
“Dua buah bangun datar atau lebih dikatakan kongruen jika memiliki bentuk dan ukuran yang
sama ”.
KEGIATAN SISWA
Di antara gambar-gambar bangun datar berikut, tentukan bangun datar yang kongruen!

1 2 3 4 5 6 7

 Kekongruenan Segitiga
Dua buah segitiga atau lebih dapat dikatakan sebangun jika memenuhi salah satu syarat
berikut:
Ketiga sisi yang bersesuaian panjangnya sama (sisi-sisi-sisi)

Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapitnya sama besar (sisi-sudut-
sisi)

o
o

Materi Klas XII


Page 5
Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang diapitnya sama panjang (sudut-sisi-
sudut)
o x

x o

Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang bersesuaian sama panjang (sudut-
sudut-sisi atau sisi-sudut-sudut) o

SOAL.
C
1. Jika ABC adalah sama kaki, tunjukkan
ADC BDC kongruen atau tidak !
JAWABAN
AC  BC (diketahui) D
A B
CD  …. (berimpit)
DA  …. (diketahui)
Karena memenuhi syarat kongruen (………………………………….),
maka ADC kongruen dengan BDC (ADC BDC)
2. Perhatikan gambar di samping!
P Q
Jika PQ sejajar dengan RS, tunjukkan PQT SRT
kongruen atau tidak !
JAWABAN T

PQT  SRT ( …………………………………..)


QT  …. ( diketahui) R S

QTR   …. (bertolak belakang)


Karena memenuhi syarat kongruen (………………………………….),
maka PQT kongruen dengan SRT (PQT SRT)
3. Perhatikan gambar di samping!
N I
Jika NKO  LMO, tunjukkan RAN JAI kongruen
atau tidak !
A

R J
4. Sebuah foto berukuran 10 cm  16 cm diletakkkan pada sebuah bingkai. Jarak tepi foto
dengan bingkai sebelah kiri, kanan, dan atas adalah 2cm. Jika foto dan bingkai sebangun,
maka jarak tepi foto dengan bingkai sebelah bawah adalah ....

Materi Klas XII


Page 6
5. Sebuah foto berukuran tinggi 30 cm dan lebar 20 cm ditempel pada sebuah karton. Sisa
karton di sebelah kiri, kanan , dan atas foto 2 cm. Jika foto dan karton sebangun, sisa karton
di bawah foto adalah ... cm.
DIMENSI TIGA
A. TITIK, GARIS DAN BIDANG
Titik merupakan unsur ruang yang paling sederhana, tidak didefinisikan, tetapi setiap
pembaca diharapkan dapat memahaminya. Garis adalah himpunan dari titik-titik yang
mempunyai panjang tak terhingga tetapi tidak memiliki lebar atau tebal. Bidang adalah himpunan
titik-titik yang memiliki luas tak terhingga.
Bidang dalam geometri ada dua budang frontal yaitu bidang yang sejajar dengan bidang
gambar dan bidang ortogonal yaitu bidang yang tegak lurus dengan bidang frontal.
Dalam matematika dikenal susunan atau aturan dalam kerangka berfikir yang secara garis
besarnya yaitu definisi, aksioma dan dalil ( teorema).
Beberapa aksioma dan teorema yang akan digunakan dalam pembahasan dimensi tiga kali ini
adalah :

B. HUBUNGAN TITIK, GARIS DAN BIDANG :


1. Melalui dua titik sembarang hanya dapat dibuat
sebuah garis lurus.
2. Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai
(1)
dua titik persekutuan, maka garis itu seluruhnya (2)

terletak pada bidang.


3. Melalui tiga buah titik sembarang hanya dapat
dibuat sebuah bidang. (3) (4)

4. Melalui sebuah titik yang berada di luar sebuah


garis tertentu, hanya dapat dibuat sebuah garis yang
sejajar dengan garis tertentu tersebut.

 Hubungan Dua Garis Sejajar:


1. garis k // garis l
garis l // garis m .
 garis k // garis m
2. garis k // garis h dan garis k memotong garis g
garis l // garis h dan garis l memotong garis g .
 garis k, garis l, dan garis g terletak pada sebuah bidang
3. garis k // garis l
garis l menembus bidang 
garis k menembus bidang 

 Hubungan garis Sejajar Bidang


Materi Klas XII
Page 7
1. garis g // garis h –––––––––––––––––
 garis g // bidang 
garis h terletak pada bidang 
 garis g // bidang 
4. bidang  dan bidang  berpotongan
2. bidang  melalui garis g
bidang  // garis g
garis g // bidang 
bidang  // garis g
 (bidang , bidang ) // garis g –––––––––––––––––––––––––––
3. garis g // garis h  (bidang , bidang ) // garis g
garis h // bidang 
 Hubungan Dua Bidang Sejajar:
1. garis a // garis g 4. garis g // bidang 
garis b // garis h bidang  // bidang 
–––––––––––––––––
a dan b berpotongan pada bidang 
 garis g // bidang 
g dan h berpotongan pada bidang 
–––––––––––––––––––––––––––– 5. garis g terletak pada bidang 
 bidang  // bidang  bidang  // bidang 
–––––––––––––––––
2. bidang  // bidang 
 garis g // bidang 
bidang  memotong bidang  dan
bidang  6. bidang  // bidang 
–––––––––––––––––––––––––––– bidang  memotong bidang 
 (, ) // (, ) –––––––––––––––––––––––––––––
 bidang  juga memotong bidang
3. garis g menembus bidang 
bidang  // bidang 
––––––––––––––––––––––––
 garis g menembus bidang 

C. Kedudukan Titik, Garis Dan Bidang Dalam Ruang


a. Kedudukan titik terhadap garis
 Titik diluar garis
 Titik terletak pada garis
A ket :
A terletak pada garis g
B B diluar garis g
Sifat – sifat :
1. Melalui satu buah titik dapat dibuat tak hingga banyak garis.
2. Melalui dua buah titik dapat dibuat tepat satu garis
3. Melalui titik di luar garis g dapat dibuat tepat satu garis yang tegak lurus garis g.
4. Melalui titik di luar garis g dapat dibuat tepat satu buah garis yang sejajar garis g.
b. Kedudukan titik terhadap bidang
 Titik di luar bidang
 Titik terletak pada bidang
Ket:

●A A terletak pada bidang V


V
Materi Klas XII
●B Page 8
B diluar bidang V
Sifat – sifat :
1. melalui tiga buah titik yang berbeda dan tidak segaris dapat dibuat tepat satu bidang datar.
2. Melalui titik diluar bidang V hanya dapat dibuat satu bidang datar yang sejajar bidang V.
c. Kedudukan garis terhadap garis
 Berhimpit
Garis k dan p di katakan berhimpit bila k dan p sebidang dan semua titik yang berada pada
garis k juga berada pada garis p.
 Sejajar
Garis g dan h di katakan sejajar bila g dan h sebidang dan tidak mempunyai titik
persekutuan.
 Berpotongan
Garis g dan k dikatakan berpotongan bila g dan k sebudang dan mempunyai titik
persekutuan
 Bersilangan
Garis h dan k dikatakan bersilangan bila melalui keduanya tidak dapat dibuat satupun
bidang datar ( keduanya tidak sebidang).
. Ket :
k
g sejajar h
g
g berpotongan dengan k
h bersilangan dengan k h

d. Kedudukan garis terhadap bidang


 Garis terletak pada bidang
Garis g terletak pada bidang V bila terdapat dua titik persekutuan.
 Garis sejajar bidang
Garis h sejajar bidang V bila garis h terletak pada bidang yang sejajar bidang V.
 Garis berpotongan/menembus bidang
Garis k menembus bidang V bila mempunyai satu titik persekutuan.
Ilustrasi :
Ket :
 g terletak pada bidang V.
 h sejajar terhadap bidang V, karena h terletak pada
bidang W (W sejajar V).
 garis k menembus/berpotongan dengan bidang V.
Sifat – sifat :
1. Melalui satu buah garis dapat dibuat tak hingga banyak bidang datar.
2. Melalui dua buah garis yang sejajar hanya dapat dibuat satu bidang datar.
3. Melalui dua buah garis yang berpotongan hanya dapat dibuat satu bidang datar.
4. Garis g tegak lurus bidang V bila di bidang V terdapat dua buah garis yang berpotongan dan
tegak lurus terhadap garis g.
Materi Klas XII
Page 9
5. Bila garis g tegak lurus bidang V, maka semua garis yang berserakan pada bidang V, tegak
lurus terhadap garis g.

e. Kedudukan bidang terhadap bidang


 Berhimpit
Bidang V dan W dikatakan berhimpit, bila unsur unsur dalam bidang V dan W saling berhimpit.
 Sejajar
Bidang V dan W dikatakan sejajar, bila Bidang V dan W tdak mempunyai titik atau garis
persekutuan.
 Berpotongan
Bidang V dan W dikatakan berpotongan, bila bidang V dan W mempunyai titik atau garis
persekutuan.
Ilustrasi :

Berpotongan dengan g adalah garis potong Sejajar

Contoh:
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang AB = 4cm. Tentukan :
a. panjang diagonal sisi h. 6 pasang garis yang berpotongan
b. panjang diagonal ruang i. 4 pasang garis yang bersilangan
c. Luas permukaan j. 3 pasang bidang yang sejajar
d. Volume k. 3 pasang bidang yang berpotongan
e. Bidang frontal dan bidang ortogaonal l. 4 buah garis yang sejajar bidang BCGF
f. 6 buah garis yang terletak pada bidang m. 6 buah garis yang berpotongan dengan
ACGE bidang BDHF
g. 6 pasang garis yang sejajar
Jawab: H G

a. panjang diagonal sisi


E F
diagonal sisi, misal AC
perhatikan  ABC, ABC siku – siku di C
AC2 = AB2 + BC2 D C
=
= A B
AC =
Jadi jika diketahui kubus dengan rusuk a cm maka panjang diagonal sisi kubus = .... cm
b. panjang diagonal ruang
diagonal ruang, misal AG
perhatikan  ACG, ACG siku siku di C
AG2 = AC2 + CG2
Materi Klas XII
Page 10
=
=
AG =
Jadi jika diketahui kubus dengan rusuk a cm maka panjang diagonal ruang kubus = .... cm
c. luas permukaan kubus
L = 6 x s2
=
=
d. Volume kubus
V = s3
=
=
e. Bidang frontal (bidang yang sejajar dengan bidang gambar) = DCGH, .....
Bidang ortogonal (bidang yang tegak lurus dengan bidang frontal) =
ABCD, ............., ................, ..................
f. 6 buah garis yang terletak pada bidang ACGE : AC, AG, ........, ........, .........., ..........
g. 6 pasang garis yang sejajar
Pada bidang ABCD = AB dan CD, .........dan ............
Pada bidang ADHE = ..........dan ..........., ............ dan ............
Pada bidang BCHE = ..........dan ..........., ............ dan ............
h. 6 pasang garis yang berpotongan
Pada bidang EFGH = EF dan GH , ............ dan ............
Pada bidang ABFE = ..........dan ..........., ............ dan ............
Pada bidang DCEF = ..........dan ..........., ............ dan ............
i. 4 pasang garis yang bersilangan : EH dan DC, ......... dan ..........., ......... dan ..........., ......... dan ...........,
j. 3 pasang bidang yang sejajar
Bidang BCGF dan ADHE, ............. dan ................, ............. dan ................,
k. 3 pasang bidang yang berpotongan
Bidang ABCD dan ABFE , ............. dan ................, ............. dan ................,
l. 4 buah garis yang sejajar bidang BCGF
Yaitu garis yang terletak pada bidang yang sejajar dengan BCGF = bidang ADHE
Maka garisnya AD, .............,............., .............
m. 6 buah garis yang berpotongan dengan bidang BDHF
Yaitu garis yang terletak pada bidang yang berpotongan dengan BDHF = bidang BCGH,
EFGH, ........... ..........,
Maka garisnya AD, .............,............., .............

Latihan 1:
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang AB = 10 cm. Tentukan :
a. Luas permukaan prisma b. Volume prisma

Materi Klas XII


Page 11
c. Luas Bidang ABGH g. Sisi yang sejajar dengan ADHE
d. 3 garis yang sejajar dengan DC h. Sisi yang berpotongan dengan
e. 2 garis yg berpotongan dengan AC BDHF
f. 2 garis yang bersilangan dngan DH
2. ABC.DEF adalah prisma tegak segitiga dengan panjang AB = BC = CD = 6 cm. Panjang AD = 18
cm. Tentukan:
a. Luas permukaan prisma d. Garis yang sejajar dengan AB
b. Volume prisma e. Garis yang berpotongan dengan AC
c. Titik yng terletak pada bidang BCD f. Garis yang bersilangan dengan BC
3. T.ABCD limas segiempat dengan panjang AB = 12 cm, BC = 18 cm. Dan panjang TA = 10 cm.
Tentukan:
a. Luas Permukaan limas c. Garis yang sejajar dengan BC
b. Volume limas d. Garis yang berpotongan dengan TD
4. Sebuah kubus mempunyai diagonal ruang 12 cm. Tentukan panjang rusuknya, panjang
digonal sisi dan luas permukaannya.

D. Jarak, Proyeksi dan Sudut


Jarak
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda sering mendengar istilah jarak. Misal jarak dari rumah
ke sekolah adalah 3 km. Dalam hal ini yang dimaksud dengan jarak adalah panjang jalan yang
dilalui, jika seseorang berjalan dari rumah ke sekolah. Jalan ini tentunya berbelok-belok, mendaki,
atau menurun. Dalam geometri jarak antara dua titik adalah ruas garis penghubung kedua titik
tersebut. Hal ini biasanya Anda katakan sebagai panjang (ruas) garis.
Jarak titik
Jarak antara dua titik
adalah ruas garis yang menghubungkan kedua titik tersebut.

Jarak antara titik A dan B = panjang ruas garis AB


Jarak antara titik dan garis
adalah panjang ruas garis yang ditarik dari titik dan tegak lurus terhadap garis
Jarak antara titik A dan garis g = panjang ruas garis AB (AB
tegak lurus garis g)

Jarak antara titik dan bidang


adalah panjang ruas garis yang tegak lurus menghubungkan titik tersebut dengan bidang.
Jarak antara titik A dan bidang α = panjang ruas garis AB ( AB
tegak lurus bidang α ). AB dikatakan tegak lurus dengan bidang
V jika dan hanya jika garis AB tegak lurus pada dua garis lurus
yang melalui titik potong garis AB dengan bidang.
Ket:

Materi Klas XII


Page 12
p titik diluar bidang V
garis f dan g berada pada bidang V dan saling berpotongan.
PQ garis yang tegak lurus dengan dengan f dan g

Jarak antara garis ke garis


Jarak garis g dan garis h = panjang ruas garis AB (AB tegak
lurus garis g dan h)

Jarak antara dua garis bersilangan


Jarak garis g dan h = panjang ruas garis AB (AB tegak lurus garis g dan h)
ket:
garis g memotong bidang V
garis h berada pada bidang V
AB tegak lurus dengan g dan h
Jarak antara garis dan bidang yang sejajar
Jarak antara garis g dengan bidang α = panjang ruas garis AB
(AB tegak lurus bidang α dan garis g)
Ket:
k garis diluar bidang V
garis f dan g berada pada bidang V dan saling berpotongan.
PQ garis yang tegak lurus dengan dengan f dan g
Jarak antara dua bidang yang sejajar

Bidang α sejajar dengan bidang β Jarak kedua bidang = panjang


ruas garis AB (AB tegak lurus dengan kedua bidang)

Contoh:
Diket kubus ABCD . EFGH ,dengan panjang rusuk 12 cm
Tentukan :
a. Jarak antara titik C dan G e. Jika P adalah berpotongan AC dan BD.
b. Jarak titik D dan GF Tentukan jarak antara titik F dan P
c. Jarak titik B dan AG f. Jarak AD dan HE
d. Jarak titik A dan BCGF g. Jarak AE dan BDHF
h. Jarak ACF dan DEG
H G
Penyelesaian:
a. Jarak antara titik C dan G = panjang garis CG = ....
E F
b. Titik G tegak lurus dengan GF pada titik G.
Sehingga jarak titik D dan GF = DG =

c. Titik B tegak lurus dengan AG pada titik K D


C

Materi Klas XII


Page 13
A B
Perhatikan ∆ ABG
Jarak titik B dan AG = panjang garis BK
… × …
𝐵𝐾 =

𝐵𝐾 = ⋯
d. Titik A tegak lurus dengan BCGF pada titik B.
Sehingga jarak titik A dan BCGF = AB =

e. Jika P adalah berpotongan AC dan BD.


AC = BD =
1
PB = 2 BD =

Perhatikan BFP, siku – siku di B


𝐹𝑃2 = 𝐹𝐵 2 + 𝐵𝑃2
𝐹𝑃2 = … + …

Jadi jarak antara titik F dan P = FP =


f. Titik A tegak lurus dengan E dan titik D tegak lurus dengan H
Jadi Jarak AD dan HE = AE = DH =
g. Jika P adalah berpotongan AC dan BD dan q adalah perpotongan EG dan FH
Maka AC = BD = EG = FH = .....
1
AP = EQ = 2 AP = ....

Titik A  BDHF pada titik P dan E  BDHF pada titik Q


Jadi Jarak AE dan BDHF = AP = EQ = ....
i. Jarak ACF dan DEG

Latihan 2:
1. Diket kubus ABCD . EFGH ,dengan panjang rusuk 8 cm.Tentukan :
a. Jarak antara titik E dan A i. Jarak titik A dan CG
b. Jarak antara titik O dan G j. Jarak titik F dan ABCD
c. Jarak antara titik A dan G k. Jarak titik D dan BDHF
d. Jika O adalah berpotongan BG dan l. Jarak titik D dan ACGE
CF.Tentukan jarak antara titik A dan O m. Jarak AB dan EF
e. Luas ABGH n. Jarak AE dan CG
f. Luas ACGE o. Jarak BC dan ADGF
g. Luas AFC p. Jarak ACF dan DEG
h. Jarak A dan CE
2. ABC,DEF prisma tegak segi tiga dengan panjang AB = BC = CD = 6 cm. Panjang AD = 18 cm.
Tentukan:
a) Jarak C dan F
Materi Klas XII
Page 14
b) Jarak D dan C
c) Jarak A dan O , dengan O = tengah-tengah BC
d) Jarak D dan O, dengan O = tengah-tengah BC
e) Jarak CF dan AB
3. T. ABCD limas segi empat yang panjang AB = 12 cm , BC = 18 cm, panjang TA = 10.
Tentukan ;
a. Jarak antara titik A dan C
b. Jarak antara titik T dan ABCD
c. Jarak antara titik A dan BD
d. Jarak antara titik A dan CD
e. Jarak antara TO dan TAB (O = Perpotongan AC dan BD)

Proyeksi
Proyeksi Titik Pada Garis
Proyeksi sebuah titik P pada sebuah garis g dapat diperoleh dengan menarik garis tegak lurus dari
titik P terhadap garis g. Perpotongan garis tegak lurus dari titik P dengan dengan garis g yaitu titik P' ,
disebut proyeksi titik P pada garis g. Proyeksi titik pada garis adalh titik.
P = titik yang diproyeksikan (proyektum)
P' = titik hasil proyeksi
PP' = garis yang memproyeksikan
g = garis yang menerima proyeksi (garis proyeksi)

Proyeksi Titik Pada Bidang


Proyeksi sebuah titik P pada bidang V dapat diperoleh dengan menarik garis tegak lurus dari P ke
bidang V. Perpotongan garis lurus dari P dengan bidang V, yaitu titik P' disebut sebagai proyeksi titik P
pada bidang V. Hasil proyeksi titik pada bidang adalah titik.
P = titik yang diproyeksikan (proyektum)
P' = titik hasil proyeksi
PP' = garis yang memproyeksikan (proyektor)
V = bidang yang menerima proyeksi (bidang proyeksikan)

Proyeksi Garis Pada Bidang


Proyeksi sebuah garis g pada bidang V dapat diperoleh dengan membuat proyeksi titik-titik yang
terletak pada garis g ke bidang V. Selanjutnya titik-titik proyeksi ini kita hubungkan, maka diperoleh
proyeksi dari garis g, yaitu g'. Hasil proyeksi garis pada bidang adakah garis.
Garis g = garis yang diproyeksikan (proyektum)
Bidang v = bidang yang menerima proyeksi (bidang proyeksi)

Materi Klas XII


Page 15
AA', BB', CC' = garis yang memproyeksikan (proyektor)
Garis g' = proyeksi garis g pada bidang V
Bidang yang dibentuk oleh garis-garis proyektor yaitu bidang a disebut bidang proyektor.
Latihan 3:
1. ABCD. EFGH sebuah kubus dengan panjang rusuk a cm. Tentukan:
a. Proyeksi titik E pada garis AB
b. Proyeksi titik E pada garis AC
c. Proyeksi titik G pada garis BD
d. Proyeksi titik C pada garis EFGH
e. Proyeksi titik AG pada garis ABCD dan hitung panjang proyeksinya.
f. Proyeksi titik BG pada garis DCGH dan hitung panjang proyeksinya.
g. Proyeksi titik AE pada garis BDHF dan hitung panjang proyeksinya.
h. Proyeksi titik AE pada garis AFH dan hitung panjang proyeksinya.
i. Gambar proyeksi titik C pada bidang BDG
j. Gambar proyeksi titik CG pada bidang BDG dan tentukan panjang proyeksinya.
2. T.ABCD limas segi empat beraturan dengan AB = 8 cm, Bc = 6 cm dan AT = 13 cm. O titik potong
antara AC dan BD. Tentukan:
a. Proyeksi titik T pada garis ABCD
b. Proyeksi titik TB pada garis ABCD dan tentukan panjang proyeksinya.
c. Proyeksi titik T0 pada garis ABCD dan tentukan panjang proyeksinya.
d. Proyeksi titik T0 pada garis BCT dan tentukan panjang proyeksinya.
3. Bidang empat A.BCD dengan panjang rusuk 10 cm. Lukislag proyeksi garis AB ke bidang BCD.
Dan hitung panjang proyeksinya.

Sudut
Sudut antara Dua Garis
Yang dimaksud dengan besar sudut antara dua garis adalah besar sudut terkecil yang dibentuk
oleh kedua garis tersebut
Sudut antara Garis dan Bidang
Sudut antara garis a dan bidang  dilambangkan
(a,)adalah sudut antara garis a dan proyeksinya pada .
Sudut antara garis PQ dengan V = sudut antara PQ
dengan P’Q =  PQP’

Sudut antara Bidang dan Bidang


Sudut antara bidang  dan bidang  adalah sudut antara
garis g dan h, dimana g  (,) dan h  (,). (,) garis
potong bidang  dan 

Materi Klas XII


Page 16
Contoh:
Diketahui kubus ABCD.EFGH. dengan panjang rusuk 6 cm. tentukan Besar sudut antara :
a. Garis AB dengan Garis BE d. sudut antara garis BG dengan ABCD
b. Garis AH dengan Garis AF e. sudut antara garis BG dengan ACGE
c. Garis AG dengan Garis AC f. sudut antara bidang BDG dengan ABCD
Jawab:
H G
a. Perhatikan segitiga ABE.
Karena ABCD.EFGH kubus E F
maka AB = AE
dan A siku – siku
maka besar sudut antara garis AB dengan garis
D
C
BE = (AB,BE)
= ABE
A B
= 450
b. Perhatikan segitiga AFH.
Karena AF = AH = FH = diagonal sisi kubus
maka  AFH sama sisi
sehingga besar sudut antara garis AH dengan garis AF = (FA,HA)
= FAH
= 600
c. CG = 6 cm, AC = diagonal sisi kubus = 6√2
dan AG = diagonal ruang kubus = 6√3.
Perhatikan segitiga ACG.
ACG siku – siku di C.
𝐶𝐺
Maka sin A = 𝐴𝐺
6
= 6√3
1
=
√3
1
= 3 √3 Jadi sudut antar garis AG dengan garis AC = (GA, CA) = CAG = A = 600

d. proyeksi titik B pada ABCD = titik B


proyeksi titik G pada ABCD = titik C
jadi proyeksi garis BG pada ABCD = garis BC
sehingga sudut antara BG dengan ABCD =  CBG = 450
e. Proyeksi garis BG pada bidang ACGE adalah garis KG (K = titik potong AC dan BD)
BG = 6√2 cm
BK = ½BD
= ½.6√2
= 3√2 cm
Perhatikan ∆BKG, siku-siku di K

Materi Klas XII


Page 17
𝐵𝐾 3√2 1
Sin BGK = 𝐵𝐺 = =
6√3 2

BGK = 300
sehingga sudut antara garis BG dengan ACGE = (BG,ACGE) = (BG,KG) = BGK = 300

f. garis potong BDG dan ABCD  BD = 6√2


garis pada ABCD yang  BD  AC = 6√2
garis pada BDG yang  BD  GK = 3√6
Jadi (BDG,ABCD) = (GK,PC)
=GKC
sin(BDG,ABCD) = sin GKC
𝐺𝐶
= 𝐺𝐾
6
= 3√6
2
=
√6
1
= 3 √6

= 0,816
GKC = 54,690
Jadi sudut antara bidang BDG dengan ABCD = 54,690

Latihan 4 :
1. ABCD.EFGH sebuah kubus dengan panjang rusuk 16 cm. Tentukan :
a. Sudut antara AB dan AF e. Sudut antara AB dan BDHF
b. Sudut antara HD dan ACH f. Sudut antara BGE dan HB
c. Sudut antara AC dan ABCD g. Sudut antara ACF dan ABCD
d. Sudut antara CH dan BDHF
2. T.ABCD adalah limas segi empat dengan panjang rusuk alas 8 cm dan rusuk tegak 12 cm.
Tentukan:
a. Sudut antara TA dan TB c. Sudut antara TA dan AC
b. Sudut antara TA dan AB d. Sudut antara TBC dan TAD
3. ABCD.EFGH sebuah balok dengan panjang 10 cm, lebar 8 cm dan tinggi 6 cm. Tentukan :
a. Sudut antara EF dan AF
b. Sudut antara EC dan AC
c. Sudut antara AGE dan ABCD
4. Perhatikan gambar berikut.
PQ = 10 cm, QR = 12 cm, RB = 6 cm. ABRS  PQRS. Hitung sudut:
a. PQBR dan PQRS
b. PRB dan PSA

Materi Klas XII


18
c. PRB dan ABRS

5. ABCD adalah bidang empat beraturan dengan panjang rusuk 9 cm. Hitunglah besar sudut
antara ABC dengan ABD.

Materi Klas XII


19
PeluanG
I. Kaidah Pencacahan (Counting Slots)
Kaidah pencacahan atau Caunting Slots adalah suatu kaidah yang digunakan untuk
menentukan atau menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari suatu peristiwa. Kaidah
pencacahan terdiri atas :
A. Pengisian Tempat yang Tersedia (Filling Slots)
Apabila suatu peristiwa pertama dapat dikerjakan dengan k1 cara yang berbeda,
peristiwa kedua dapat dikerjakan dengan k2 yang berbeda dan seterusnya sampai peristiwa
ke-n, maka banyaknya cara yang berbeda dari semua peristiwa tersebut adalah K, di mana :
K = k1 x k2 x . . . x kn
Untuk menentukan banyaknya tempat yang tersedia selain menggunakan aturan
perkalian, juga menggunakan diagram pohon, tabel silang, dan pasangan berurutan
Contoh 1
Misalkan dari Semarang ke Bandung ada dua jalan dan dari Bandung ke Jakarta ada 3 jalan.
Berapa banyak jalan yang dapat ditempuh untuk bepergian dari Semarang ke Jakarta
melalui Bandung?
Jawab:
Dari Semarang ke Bandung ada 2 jalan dan dari Bandung ke Jakarta ada 3 jalan.
Jadi, seluruhnya ada 2 x 3 = 6 jalan yang dapat ditempuh.

Contoh 2
Dari lima buah angka 0, 1, 2, 3, dan 4 hendak disusun suatu bilangan yang terdiri atas 4
angka. Berapa banyak bilangan yang dapat disusun apabila angka – angka itu tidak boleh
berulang?
Jawab:
 Angka pertama (sbagai ribuan) dapat dipilih dari 4 angka yaitu 1, 2, 3 dan 4 (karena
ribuan maka angka pertama tidak boleh 0, Misalnya terpilih angka 1).
 Karena angka – angka itu tidak boleh berulang, maka angka kedua (sebagai ratusan)
dapat dipilih dari 4 angka, yaitu 0, 2, 3 dan 4 (Misalnya terpilih angka 0).
 Angka ketiga (sebagai puluhan) dapat dipilih dari 3 angka, yaitu 2, 3 dan 4 (Misalkan
yang terpilih angka 2).
 Angka keempat (sebagai satuan) dapat dipilih dari 2 angka, yaitu 3, dan 4.
 Jadi, seluruhnya ada .... x ... x ... x ... = ...... bilangan yang dapat disusun dengan
angka – angka yang tidak boleh berulang.

Materi Klas XII


20
Contoh 3
Dari angka – angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 akan dibentuk bilangan dengan 4 angka dan tidak
boleh ada angka yang diulang.
a. Berapa banyak bilangan dapat dibentuk?
b. Berapa banyak bilangan ganjil yang dapat dibentuk?
c. Berapa banyak bilangan yang nilainya kurang dari 5.000 yang dapat dibentuk?
d. Berapa banyak bilangan genap dan lebih besar dari 3.000 yang dapat dibentuk?
Jawab:
a. Angka ribuan ada ....... angka yang mungkin, yaitu ........ , ....... , ...... , ...... , ...... dan .....
(Misalkan terpilih angka 1).
Angka ratusan ada ....... angka yang mungkin, yaitu ........ , ....... , ...... , ...... , ...... dan .....
(Misal terpilih angka 2).
Angka puluhan ada ....... angka yang mungkin, yaitu ........ , ....... , ...... , ...... dan .....
(Misalkan terpilih angka 3).
Angka satuan ada ........ angka yang mungkin, yaitu ........ , ....... , ...... dan ......
Jadi, banyak bilangan yang dapat dibentuk
= ......... bilangan.

b. Bilangan ganjil apabila angka satuannya merupakan angka ganjil sehingga


Angka satuan (digit terakhir / kotak terakhir) ada ..... angka yang mungkin,
yaitu ...... , ...... , ...... dan ...... (Misalkan terpilih angka 1)
Angka ribuan (digit pertama / kotak pertama) ada ...... angka yang mungkin
yaitu ...... , ...... , ...... , ....... dan ...... (Misalkan terpilih angka 2).
Angka ratusan (digit kedua / kotak kedua) ada ...... angka yang mungkin,
yaitu ...... , ...... , ...... , ....... dan ...... (Misalkan terpilih angka 3).
Angka puluhan (digit ketiga / kotak ketiga) ada ........ angka yang mungkin
yaitu ...... , ...... , ...... dan .......
Jadi, banyak bilangan ganjil yang dapat dibentuk
= … × … × … × … = ⋯ bilangan

c. Bilangan yang kurang dari 5.000, maka:


Angka ribuan ada .......... angka yang mungkin, yaitu ...... , ...... , ...... dan ...... (Misalkan
terpilih angka 1).
Angka ratusan ada ........ angka yang mungkin yaitu ...... , ...... , ...... , ....... , ...... dan ...... (Misal
terpilih angka 2).
Angka puluhan ada ......... angka yang mungkin yaitu ...... , ...... , ...... , ...... dan ...... (Misalkan
terpilih angka 3).
Angka satuan ada ........ angka yang mungkin, yaitu ...... , ...... , ...... dan ...... .
Jadi, banyak bilangan dapat dibentuk = … … … … = ⋯ bilangan.

Materi Klas XII


21
d. Bilangan genap apabila satuannya merupakan angka genap, yaitu ....... , ....... atau ....... ,
sehingga :
 Bilangan lebih besar dari 3.000 dan angka satuannya 0, maka:
Angka ribuan ada ....... angka yang mungkin, yaitu ....... , ....... , ....... dan ....... (Misalkan
terpilih angka 3).
Angka ratusan ada ....... angka yang mungkin, yaitu ....... , ....... , ....... , ....... dan .......
(Misal terpilih angka 2).
Angka puluhan ada ....... angka yang mungkin, yaitu ....... , ....... , ....... dan ........
 Bilangan lebih besar dari 3.000 dan angka satuannya 2, maka:
Angka ribuan ada ....... angka yang mungkin, yaitu ....... , ....... , ....... dan ....... (Misalkan
terpilih angka 3).
Angka ratusan ada ....... angka yang mungkin, yaitu ....... , ....... , ....... , ...... dan ....... (Misal
terpilih angka 0).
Angka puluhan ada ....... angka yang mungkin, yaitu ....... , ....... , ....... dan ........
 Bilangan lebih besar dari 3.000 dan angka satuannya 4, maka:
Angka ribuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu ....... , ....... , ....... dan ....... (Misal
terpilih angka 3).
Angka ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu ....... , ....... , ....... , ...... dan .......
(Misalkan terpilih angka 0).
Angka puluhan ada 4 angka yang mungkin, yaitu ....... , ....... , ....... dan ........
Jadi, banyak bilangan genap dan lebih besar dari 2.000 yang dapat dibentuk adalah
(… … × … … × … … ) + (… … × … … × … … ) + (… … × … … × … … ) = .......
bilangan.

B. Faktorial.
Pengertian dan Notasi Faktorial
n faktorial adalah hasil kali bilangan bulat positif dari 1 sampai dengan n. Notasi dari n
faktorial dilambangkan dengan n ! (dibaca : “n faktorial”).
0! = 1
𝒏! = 𝒏 × (𝒏 − 𝟏) × (𝒏 − 𝟐) × … … … × 𝟑 × 𝟐 × 𝟏
1! = 1

Contoh 4
7! 10!
Hitunglah nilai dari : a. 5! b. c.
4! 6!4!

Jawab :
a. 5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120
7! 7×6×5×4×3×2×1 5040 7! 7×6×5×4!
b. = = = 210 atau = = 210
4! 4×3×2×1 24 4! 4!
10! 10 . 9 . 8 . 7 . 6!
c. = = 210
6! 4! 6! . 4 . 3 . 2 . 1

Materi Klas XII


22
Contoh 5
(𝒏−𝟏)!
Tentukan nilai n yang memenuhi persamaan: (𝒏−𝟑)! = 𝟑𝟎

Jawab:
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑛 − 3)!
= 30
(𝑛 − 3)!
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) = 30
𝑛2 − 3𝑛 + 2 = 30
𝑛2 − 3𝑛 − 28 = 0
(𝑛 − 7)(𝑛 + 4) = 0
𝑛 = 7 atau 𝑛 = −4 (tdk memenuhi)
Jadi n = 7

Latihan 1
1. Dari kota A ke Kota B ada 5 jalan yang dapat dilalui. Dari Kota B ke Kota C ada 7 jalan yang
dapat dilalui. Dengan berapa cara seseorang dapat pergi:
a. Dari Kota A ke C melalui B?
b. Dari Kota A ke C melalui B dan kembali lagi ke A melalui B?
c. Dari Kota A ke C melalui B dan kembali lagi ke A melalui B tetapi jalan yang ditempuh
pada waktu kembali tidak boleh sama dengan jalan yang dilalui ketika berangkat?
2. Berapa banyak lambang bilangan dapat dibentuk dari angka – angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6:
a. Jika bilangan tersebut terdiri dari 3 angka dan ada angka yang sama?
b. Jika bilangan tersebut terdiri dari 4 angka yang berlainan dan genap?
3. Berapa banyak pasang pakaian yang dapat dipakai seorang siswa apabila ia mempunyai 6
celana dan 8 kemeja?
4. Untuk mengikuti lomba KEMAMPUAN MIPA di tingkat Kabupaten, akan dipilih wakil untuk
pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi. Masing – masing untuk 1 pelajaran
ditempatkan seorang wakil. Bila untuk matematika tersedia 8 calon, Fisika 5 calon, Kimia 6
calon, dan Biologi 4 calon. Ada berapa cara pemilihan pasangan dapat dilakukan?
5. Berapa banyaknya huruf dapat dibentuk dari kata SHOLAT, apabila :
a. Huruf terakhir adalah konsonan?
b. Huruf terakhir adalah huruf A?
6. Berapakah banyaknya bilangan antara 500 dan 900 yang dapat disusun dari angka 2, 3, 4, 5,
dan 6, jika pada penyusunan bilangan itu tidak boleh ada pengulangan angka?
7. Dari kotak A, B, dan C berturut turut berisi 5 bola merah, 6 bola kuning, dan 4 bola hijau.
Seorang mengambil sebuah bola dari masing masing kotak sehingga mendapat 3 bola yang
berlainan warna. Berapa cara agar mendapatkan 3 bola yang berlainan warna tersebut?

Materi Klas XII


23
8. Dari angka – angka 0, 1, 2, 4, 5, 6, 7, dan 9 akan disusun suatu bilangan puluhan ribu. Berapa
banyaknya bilangan yang dapat disusun apabila bilangan tersebut:
a. Merupakan bilangan yang habis dibagi 10 dan angka tidak berulang?
b. Merupakan bilangan genap dan kurang dari 60.000?
9. Hitunglah nilai dari :
17!
a. 15! 2!
20!
b. (20−3)!

10. Tentukan nilai n yang memenuhi persamaan:


(𝑛+2)!
a. = 42
𝑛!
𝑛!
b. (𝑛−2)!
=6

C. Permutasi
1. Permutasi dari unsur yang berbeda
Susunan k objek yang berbeda dari n objek yang tersedia di mana k ≤ n sering di
dipopulerkan dengan istilah Permutasi k objek yang berbeda dari n objek yang tersedia.
Banyak permutasi k objek dari n objek di tulis 𝑛𝑃𝑘 atau 𝑃𝑘𝑛 atau 𝑃 (𝑛, 𝑘) dapat dirumuskan :
𝒏! 𝒏! 𝒏!
𝒏𝑷 𝒌 = 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝑷𝒏𝒌 = 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝑷(𝒏, 𝒌) =
(𝒏 − 𝒌)! (𝒏 − 𝒌)! (𝒏 − 𝒌)!

Contoh 6
Berapa banyak permutasi dua huruf yang diambil dari huruf-huruf A,B,C,D dan E
Jawab:
5! 5! 5 . 4 . 3!
𝑃25 = = = = 20
(5 − 2)! 3! 3!
Jadi dua huruf yang diambil dari huruf – huruf A,B,C,D dan E ada 20 susunan.
Contoh 7
Berapa banyak susunan yang terdiri atas 4 huruf yang di ambil dari huruf – huruf T, O, S,
E, R, B, A?
Jawab:
7! 7! 7 . 6 . 5 . 4 . 3!
𝑃47 = = = = 840
(7 − 4)! 3! 3!
Jadi 4 huruf yang diambil dari huruf – huruf T, O, S, E, R, B, A ada 840 susunan.

2. Permutasi yang memuat unsur yang sama


Banyaknya permutasi nPn di mana ada a objek yang sama, b objek yang sama, dan
seterusnya ditulis P, dirumuskan :
𝒏!
𝑷=
𝒂! . 𝒃! . …
Contoh 8
Materi Klas XII
24
Tentukan banyak permutasi dari :
a. 5 objek yang memuat 3 objek sama
b. 10 objek yang memuat 2 objek sama, 4 objek lainnya sama dan 3 objek lainnya
sama
Jawab:
5! 5 . 4 . 3!
a. 𝑃 = = = 20
3! 3!
10! 10 . 9 . 8 . 7. 6 . 5 . 4!
b. 𝑃 = = = 12600
2! . 4! . 3! 2 . 1 . 4! . 3 . 2 . 1
Contoh 9
Tentukan banyak susunan huruf yang berbeda yang dapat dibentuk dari huruf – huruf
pada kata MATEMATIKA ?
Jawab:
10! 10 . 9 . 8 . 7. 6 . 5 . 4 . 3!
𝑃= = = 151200
2! . 3! . 2! 2 . 1 . 3! . 2 . 1

3. Permutasi siklik
Jika ada 2 objek duduk melingkar, maka banyak susunan ada 1 = (2 – 1)!, yaitu: 1! = 1

Jika ada 3 objek duduk melingkar, maka banyak susunan ada 2 = (3 – 1)!, yaitu: 2! = 2

Jika ada 4 objek duduk melingkar, maka banyak susunan ada 6 = (4 – 1)!, yaitu: 3! = 6

Dari ilustrasi di atas, maka:


Jika ada n objek duduk melingkar, maka banyak susunan yang terjadi ada (n – 1)!
Sehingga diperoleh definisi:
Jika ada n objek yang berbeda dan disusun dalam bentuk siklik (melingkar), maka
banyaknya susunan yang terjadi (permutasi siklik atau P siklik) adalah:

P siklik = (n – 1)!

Contoh 10
Dari 8 peserta konferensi akan menempati kursi pada meja bundar, berapa macam
susunan posisi duduk yang dapat terjadi?
Jawab:
P siklik = (8 –1)! = 7! = 5.040

Contoh 11

Materi Klas XII


25
Dari 8 anggota Karang Taruna dimana Hanif, Nisa, dan Azzam ada di dalamnya, akan
duduk mengelilingi meja bundar. Ada berapa susunan yang terjadi, jika:
a. Semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih tempat duduk
b. Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan
c. Hanif, Nisa, dan Azzam tidak boleh ketiganya duduk berdampingan
Jawab :
a. Jika semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih, maka banyak susunan
siklik:
P = (8 – 1)! = 7! = 5.040.
b. Jika Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan, maka mereka bertiga
dianggap satu objek dalam susunan siklik. Jumlah objek dalam susunan siklik
tinggal 6 objek, maka banyak susunan siklik adalah P = (6 – 1)! = 5! = 120.
Namun Hanif, Nisa, dan Azzam dapat bertukar tempat sebanyak 3! = 6. Jadi,
susunan siklik dimana Hanif, Nisa, dan Azzam duduk berdampingan adalah P = 120
x 6 = 720.
c. Hanif, Nisa, dan Azzam tidak boleh bertiganya duduk berdampingan
= 5.040 – 720 = 4.320

D. Kombinasi
Susunan k objek dengan urutan tidak diperhatikan dari n objek yang tersedia di mana k ≤ n
sering dipopulerkan dengan istilah Kombinasi k objek dari n objek yang tersedia. Banyaknya
kombinasi k objek dari n objek di tulis 𝑛𝐶𝑘 atau 𝐶𝑘𝑛 atau 𝐶(𝑛, 𝑘) dirumuskan:
𝒏! 𝒏! 𝒏!
𝒏𝑪 𝒌 = 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝑪𝒏𝒌 = 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝑪(𝒏, 𝒌) =
(𝒏 − 𝒌)! 𝒌! (𝒏 − 𝒌)! 𝒌! (𝒏 − 𝒌)! 𝒌!

Contoh 12
𝐶25 . 𝐶27
Tentukan nilai kombinasi : a. 𝐶712 b. 𝐶412

Jawab:
12! 12! 12 . 11 . 10 . 9 . 8 . 7!
a. 𝐶712 = (12−7)!7! = = = 792
5! . 7! 5 .4 . 3 . 2 . 1 . 7!
5! 7!
𝐶25 . 𝐶27 .
(5 − 2)! . 2! (7 − 2)! . 2!
𝑏. =
𝐶412 12!
(12 − 4)! . 4!
5! 7!
.
= 3! . 2! 5! . 2!
12!
8! . 4!
5 . 4 . 3! 7 . 6 . 5!
= 3! . 2 . 1 . 5! . 2 . 1
12 . 11 . 10 . 9 . 8!
8! . 4 . 3 . 2 . 1
10 . 21 210 14
= = =
495 495 35
Contoh 13
Materi Klas XII
26
1. Dari 12 orang anggota Karang Taruna akan dipilih 3 orang sebagai petugas ronda.
Ada berapa susunan petugas ronda yang dapat dibentuk?
2. Dari 35 siswa akan dipilih 3 siswa sebagai ketua kelas, bendahara, dan sekretaris. Ada
berapa susunan pengurus kelas yang dapat dibentuk?
3. Suatu rapat dihadiri oleh 10 orang anggota. Pada kesempatan ini dipilih 3 orang
untuk berbicara. Berapa banyak cara untuk memilih ketiga orang tersebut?
4. Pada sebuah tes seorang peserta hanya diwajibkan mengerjakan 6 dari 10 soal yang
diberikan. Berapa jenis pilihan soal yang mungkin untuk dikerjakan?
Jawab:
1. Objek tidak punya status atau urutan tertentu, maka menyelesaikannya dengan
menggunakan kombinasi
12! 12! 12 . 11 . 10 . 9!
𝐶312 = = = = 220 susunan
(12 − 3)! . 3! 9! . 3! 9! . 3 . 2 . 1
2. Objek memiliki status / urutan yaitu sebagai ketua, sekretaris dan bendahara.
Penyelesaiannya dengan menggunakan permutasi
35! 35! 35 . 34 . 33 . 32!
𝑃335 = = = = 39.270 susunan
(35 − 3)! 32!! 32!
3. Objek tidak punya status atau urutan objek dibalik sama, maka menyelesaikannya
dengan menggunakan kombinasi:
10! 10! 10 . 9 . 8 . 7!
𝐶310 = = = = 120 cara
(10 − 3)! . 3! 7! . 3! 7! . 3 . 2 . 1
10! 10! 10 . 9 . 8 . 7 . 6!
𝐶610 = = = = 210 pilihan
(10 − 6)! . 6! 4! . 6! 4 . 3 . 2 . 1 . 6!
Contoh 14
Dari suatu kotak terdapat 20 bola dimana 8 warnanya merah, 7 warnanya putih, dan
sisanya berwarna hitam. Jika diambil 4 bola dari kotak tersebut, berapa banyak cara
untuk mendapatkan warna:
a. Dua merah dan dua putih?
b. Semuanya hitam?
c. Paling sedikit tiga merah?
Jawab:
a. Mengambil 2 merah dari 8 merah sebanyak 8C2 cara dan mengambil 2 putih dari 7
putih sebanyak 7C2 cara. Banyaknya cara untuk mendapatkan 2 merah, dan dua
putih adalah :
8! 7! 8! 7! 8 . 7 . 6! 7 . 6 . 5!
𝐶28 × 𝐶27 = × = × = ×
(8 − 2)! . 2! (7 − 2)! . 2! 6! . 2! 5! . 2! 6! . 2 . 1 5! . 2 . 1
= 588
b. Banyak cara mengambil 4 hitam dari 5 hitam adalah
5! 5! 5 . 4!
𝐶45 = = = =5
(5 − 4)! . 4! 1! . 4! 1 . 4!

Materi Klas XII


27
c. Paling sedikit tiga merah mempunyai beberapa kemungkinan, yaitu :
 banyak cara 3 merah dan 1 putih
8! 7! 8! 7! 8 . 7 . 6 . 5! 7 . 6!
𝐶38 × 𝐶17 = × = × = × = 392
(8 − 3)! . 3! (7 − 1)! . 1! 5! . 1! 6! . 1! 5! . 3 . 2 . 1 6! . 1
 banyak cara 3 merah dan 1 hitam
8! 5! 8! 5! 8 . 7 . 6 . 5! 5 . 4!
𝐶38 × 𝐶15 = × = × = × = 280
(8 − 3)! . 3! (5 − 1)! . 1! 5! . 1! 4! . 1! 5! . 3 . 2 . 1 4! . 1
 banyak cara 4 merah semua
8! 8! 8 . 7 . 6 . 5 . 4!
𝐶48 × 𝐶27 = = = = 70
(8 − 4)! . 4! 4! . 4! 4! . 4 . 3 . 2 . 1
Jadi banyak cara mendapatkan paling sedikit 3 merah adalah= 392 + 280 + 70 = 742 cara

Latihan 2
1. Dengan berapa cara 5 orang dapat duduk pada:
a. Lima kursi berdampingan
b. Lima kursi yang terletak di sekeliling meja bundar?
2. Berapa banyak susunan huruf yang dapat disusun dari tiap huruf berikut ini:
a. P, A, L, A, P, dan A
b. M, O, N, O, T, O, dan N
c. A, M, B, U, R, A, D, U, dan L?
3. Berapa banyak cara duduk yang dapat terjadi jika 9 orang disediakan hanya 4 kursi, sedangkan
salah seorang dari mereka harus selalu duduk di kursi tertentu?
4. Ada 3 orang Belanda, 4 orang Jerman, 3 orang Inggris dan 2 orang Jepang. Disediakan 12 kursi
berdampingan. Dengan berapa cara mereka dapat duduk, jika yang sebangsa berdampingan?
5. Dari suatu kotak terdapat 25 bola, 10 warnanya merah, 9 warnanya putih, dan sisanya berwarna
hitam. Jika diambil 4 bola dari kotak tersebut, berapa banyak cara untuk mendapatkan warna:
a. Tiga merah dan satu putih d. Paling banyak dua hitam
b. Semuanya hitam e. Tidak ada yang merah
c. Paling sedikit dua putih
6. Dari 10 anggota Karang Taruna di mana Tutik, Susan, Yusuf, dan Azzam ada didalamnya, akan
duduk mengelilingi meja bundar. Ada berapa susunan yang terjadi jika:
a. Semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih tempat duduk?
b. Tutik, Susan, Yusuf, dan Azzam harus duduk berdampingan?
c. Tutik, Susan,Yusuf, dan Azzam tidak boleh keempatnya duduk berdampingan?
7. Dari 100 orang peserta demo di PT X ditunjuk 5 orang wakil untuk berbicara dengan Direktur.
Ada beberapa susunan yang terjadi apabila Badu, dan Dodi sebagai penggerak demo sudah pasti
terpilih sebagai wakil?
8. Dari 30 peserta kontes akan dipilih 3 kontestan sebagai juara 1, juara 2, juara 3, dan juara
harapan. Ada berapa susunan yang terjadi jika:
a. Ada peserta yang mengundurkan diri, dan Ani sebagai peserta kontes sudah pasti juara 1?
b. Tidak ada peserta yang mau dijadikan juara harapan?
Materi Klas XII
28
9. Dari 10 orang anggota Karang taruna di mana Hanif, Aldi, dan Muslim ada di dalamnya akan
dipilih untuk satu team bola voli. Tentukan banyaknya susunan team yang dapat dibentuk
apabila:
a. Semua anggota bebas untuk dipilih?
b. Hanif sebagai Kapten harus dipilih?
c. Hanif sebagai kapten harus dipilih dan Muslim tidak masuk untuk dipilih?
d. Hanif dan Aldi harus dipilih?
II. Peluang Suatu Kejadian
A. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
Pada percobaan melempar sekeping mata uang logam, hasil yang muncul dapat dituliskan
dengan memakai notasi himpunan. Misalkan “G” dimaksudkan munculnya gambar dan “A”
munculnya angka. Himpunan dari semua hasil di atas yang mungkin muncul pada percobaan
ditulis S = {G , A}, S disebut ruang sampel.
Misalkan pada percobaan melempar sebuah dadu bersisi enam, himpunan dari semua hasil
yang mungkin muncul pada percobaan ditulis S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. S disebut ruang sampel. Jadi,
ruang sampel adalah Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin muncul dari
suatu percobaan. Ruang sampel biasanya dilambangkan dengan huruf “S” yang disebut sebagai
himpunan semesta. Anggota – anggota ruang sampel disebut titik sampel. Misalnya ruang sampel S
= {G, A} mempunyai 2 titik sampel, yaitu G dan A yang disebut sebagai anggota – anggota dari
himpunan semesta. Banyaknya anggota ruang sampel biasanya dilambangkan dengan 𝑛(𝑆).
Setiap kali melakukan percobaan akan diperoleh hasil kejadian atau peristiwa. Misalnya,
kegiatan melempar sekeping uang logam akan muncul sisi gambar (G) atau munculnya sisi angka
(A). Kegiatan melempar sebuah dadu bersisi enam, akan diperoleh hasil kejadian yang mungkin
muncul salah satu dari enam sisi mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau 6. Jadi, hasil kejadian adalah
himpunan bagian dari ruang sampel. Suatu kejadian A adalah suatu himpunan dari titik sampel
atau merupakan himpunan bagian dari ruang sampel S. Himpunan kosong atau { } dan S sendiri
adalah himpunan bagian dari S, sehingga merupakan kejadian.

Contoh 15
1. Dua uang logam dilempar bersamaan, tentukan:
a. Ruang Sampel dan banyaknya ruang sampel?
b. Titik sampel?
Jawab :
a. Ruang sampelnya adalah :
A G S = {(A , A), (A , G), (G , A), (G , G)}
A (A, A) (A, G)
G (G, A) (G, G)
b. Titik sampelnya ada 4 yaitu : (A , A), (A , G), (G , A), (G , G)

Materi Klas XII


29
2. Pada percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, jika P adalah kejadian
muncul 2 angka, tentukanlah:
a. ruang sampel
b. banyaknya ruang sampel
c. himpunan kejadian P.
Jawab:
a. S = ...
b. n(S) = ...
c. P = ...
B. Pengertian Peluang Suatu Kejadian
Sebelum mengetahui definisi dari peluang suatu kejadian, sebaiknya diketahui dahulu
pengertian frekuensi relatif. Frekuensi relatif adalah perbandingan antara banyaknya hasil yang
muncul dengan banyaknya percobaan yang dilakukan. Misalnya percobaan melempar sekeping
uang logam sebanyak 12 kali. Jika muncul “G” 7 kali dan sisanya muncul “A” maka Frekuensi
7 5
relatif muncul Gambar 𝐹𝑟 (𝐺) = 12 dan Frekuensi relatif muncul Angka 𝐹𝑟 (𝐴) = 12 dengan
1 1
demikian frekuensi relatif muncul G atau A mendekati 2, ditulis 𝑃(𝐴) = 𝑃(𝐺) = 2 . Jadi suatu

percobaan uang mempinyai beberapa hasil, masing – masing mempunyai peluang yang sama
dirumuskan :
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)
Keterangan:
P(A) = Peluang munculnya suatu kejadian A
n(A) = Banyaknya anggota dalam kejadian A
n(S) = Banyaknya anggota dalam himpunan ruang sampel
Nilai P(A) berkisar antara 0 sampai 1, P(A) = 1 adalah suatu kepastian dan P(A) = 0 adalah suatu
mustahil.

Contoh 16
Pada pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang kejadian muncul:
a. Bilangan 2?
b. Bilangan prima?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, maka n(S) = 6
𝑛(𝐴) 1
a. Misal A adalah kejadian muncul bilangan 2, maka A ={2}, dan n(A) = 1 Jadi 𝑃(𝐴) = =6
𝑛(𝑆)

b. Misalkan B adalah kejadian muncul bilangan prima, maka B ={2,3,5}, dan n(B) = 3, 𝑃(𝐵) =
𝑛(𝐵) 3 1
=6=2
𝑛(𝑆)

Materi Klas XII


30
Contoh 17
Pada pelemparan suatu uang logam dan sebuah dadu, berapakah peluang munculnya:
a. Gambar pada uang logam dan bilangan genap pada dadu?
b. Angka pada uang logam dan bilangan komposit pada dadu?
Contoh 18
Suatu kotak berisi 6 bola putih dan 4 bola merah.
a. Jika dari kotak itu diambil sebuah bola secara acak, berapa peluang yang terambil sebuah
bola putih?
b. Jika dari kotak itu diambil tiga bola secara acak, berapa peluang yang terambil tiga bola
merah?
c. Jika dari kotak itu diambil tiga bola secara acak, berapa peluang yang terambil dua bola
merah satu bola putih?
d. Jika dari kotak itu diambil dua bola secara acak, berapa peluang yang terambil bola dengan
warna sama?
e. Jika dari kotak itu diambil dua bola secara acak, berapa peluang yang terambil bola dengan
warna berbeda?
f. Jika dari kotak itu diambil tiga bola secara acak, berapa peluang yang terambil paling
sedikit 2 bola putih?
Jawab:
a. Bola putih dan bola merah seluruhnya ada 10 buah, jadi, n(S) = 10 dan bola putih ada 6,
𝑛(𝑃) … ….
jadi, n(P) = 6 jadi peluang terambilnya sebuah bola putih adalah 𝑃(𝑃) = = ….. = ….
𝑛(𝑆)

b. terambil tiga bola merah maka 𝑛(𝑆) = 𝐶310 = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … dan

𝑛(3𝑀) = 𝐶34 = … … … … … … … … … … … … … … … … ….
𝑛(3𝑀)
Jadi peluang yang terambil tiga bola merah adalah 𝑃(3𝑀) = = ………
𝑛(𝑆)

c. terambil tiga bola maka 𝑛(𝑆) = … … … … … … … … … … … …

terambil dua bola merah maka 𝑛(2𝑀) = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …

terambil satu bola putih maka 𝑛(1𝑃) = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..

jadi peluang terambil dua bola merah satu bola putih adalah
𝑛(2𝑀) × 𝑛(1𝑃) … … … × … … … … …
𝑃(2𝑀&1𝑃) = = =
𝑛(𝑆) ……… ……

d. Terambil dua bola maka 𝑛(𝑆) = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …

Terambil bola dengan warna sama artinya keduanya merah atau keduanya putih

Untuk terambil keduanya bola merah maka 𝑛(2𝑀) = … … … … … … … … … … … … … … . ..

untuk terambil keduanya bola putih maka 𝑛(2𝑃) = … … … … … … … … … … … … … … …

Jadi peluang yang terambil bola dengan warna sama adalah

Materi Klas XII


31
𝑛(2𝑀) 𝑛(2𝑃) … … … … … …
𝑃(2𝑀 𝑎𝑡𝑎𝑢 2𝑃) = + = + = =⋯
𝑛(𝑠) 𝑛(𝑆) …… …… ……

e. Terambil dua bola maka 𝑛(𝑆) = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …

terambil bola dengan warna berbeda artinya 1 merah dan 1 putih

jadi peluang yang terambil bola dengan warna berbeda adalah 𝑃(1𝑀&1𝑃) = … … … … … … ..

f. terambil tiga bola maka 𝑛(𝑆) = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..


terambil paling sedikit 2 bola putih artinya terambil 2 bola putih dan 1 merah atau terambil
3 bola putih
n(2P) = … … … … … … … … … … … … … … … … ….

n(1M) = … … … … … … … … … … … … … … … … ….

n(3P) = … … … … … … … … … … … … … … … … ….

Sehingga untuk terambil 2 bola putih dan 1 merah  𝑛(𝐴) = 𝑛(2𝑃) × 𝑛(1𝑀) = … × … =

dan untuk terambil 3 bola putih → 𝑛(𝐵) = 𝑛(3𝑃) = ⋯
Jadi peluang terambil paling sedikit 2 bola putih adalah
𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵)
𝑃(𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐵) = + = + =
𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆)

C. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian


Frekuensi harapan suatu kejadian Fh dari suatu percobaan adalah hasil kali peluang P(A)
dengan banyaknya percobaan n : 𝑭𝒉 = 𝑷(𝑨) × 𝒏
Contoh 19
Tiga buah uang logam yang bersisi gambar (G) dan angka (A) dilempar bersama – sama
sebanyak 80 kali, tentukan harapan munculnya :
a. ketiganya angka?
b. 2 gambar?
c. Tidak ada angka?
Jawab
S = {GGG, GGA, GAG, AGG, AAG, AGA, GAA, AAA}, sehingga n(S) = 8
a. Ketiganya angka maka A={(AAA)} dan n(A) = 1 sehingga
𝑛(𝐴) 1
𝐹ℎ(𝐴) = 𝑃(𝐴) × 𝑛 = × 𝑛 = × 80 = 10
𝑛(𝑆) 8
b. Dua gambar maka B={(GAG), (AGG), (GGA)} dan n(B)=3 sehingga
𝑛(𝐵) 3
𝐹ℎ(𝐵) = 𝑃(𝐵) × 𝑛 = × 𝑛 = × 80 = 30
𝑛(𝑆) 8
c. Tidak ada gambar maka C= {(GGG)} dan n(C) = 1 sehingga
𝑛(𝐶) 1
𝐹ℎ(𝐶) = 𝑃(𝐶) × 𝑛 = × 𝑛 = × 80 = 10
𝑛(𝑆) 8

Materi Klas XII


32
D. Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Misalkan banyaknya ruang sampel adalah n(S), banyaknya suatu kejadian A adalah n(A).
Banyaknya kejadian yang bukan A atau komplemen A dilambangkan 𝐴𝑐 adalah: 𝑛(𝐴𝑐 ) = 𝑛(𝑆) −
𝑛(𝐴) , jika ruas kiri dan kanan dibagi n(S), maka akan diperoleh persamaan:
𝒏(𝑨𝒄 ) 𝒏(𝑺) 𝒏(𝑨)
= −
𝒏(𝑺) 𝒏(𝑺) 𝒏(𝑺)
Sehingga peluang A komplemen / bukan A adalah 𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 − 𝑃(𝐴)
Contoh 20
Peluang bahwa esok hari akan hujan adalah 0,26. Tentukanlah peluang bahwa esok hari tidak
hujan!
Jawab:
P(esok hari tidak hujan) = 1 – P(esok hari hujan) = 1 – 0,26 = 0,74

Contoh 21
Dari suatu kotak terdapat 7 bola hijau, 3 bola merah, dan 5 bola kuning. Jika diambil 2 bola
sekaligus, tentukanlah peluang yang muncul bukan keduanya bola hijau !
Jawab:
Untuk menentukan peluang keduanya bukan bola hijau, tentukan terlebih dahulu peluang
muncul kedua – duanya hijau.
𝑛(𝑆) = … … … … … … … … … … … … …

𝑛(2𝐻) = … … … … … … … … … … … … …

maka 𝑃(2𝐻) = … … … … … … … ….

sehingga 𝑃(𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢) = 𝑃(2𝐻 𝑐 ) = 1 − 𝑃(2𝐻) = … … … … … …

LATIHAN 3
1. Dalam sebuah kantong terdapat 4 kelereng putih, 10 kelereng merah dan 6 kelereng kuning. Dari
kantong diambil sebuah kelereng secara acak. Berapa peluang yang terambil sebuah kelereng :
a. Berwarna putih? c. Berwarna kuning?
b. Berwarna merah? d. Bukan putih?
2. Sebuah kotak berisi 6 bola merah, 5 bola biru, dan 4 bola putih. Dari kotak itu diambil 3 bola
sekaligus secara acak. Berapa peluang terambilnya.
a. Semua merah ? c. putih dan 1 merah?
b. Semua putih? d. Paling sedikit 2 merah?
3. Dua dadu dilempar secara bersamaan sebanyak satu kali. Berapa peluang munculnya jumlah
kedua mata dadu sama dengan:
a. 5 c. 14
b. 10 d. kurang dari 8
4. Di dalam sebuah kotak ada 9 tiket yang diberi nomor 1 sampai 9. Apabila 2 tiket diambil secara
acak (random), tentukan peluang terambilnya:
Materi Klas XII
33
a. Kedua duanya bernomor ganjil c. Satu ganjil satu genap
b. Kedua duanya adalah genap d. Keduanya bukan ganjil?
5. Tiga kartu diambil secara acak dari 1 set kartu bridge. Tentukan peluang yang terambil :
a. Tiga-tiganya kartu berwarna hitam
b. Dua kartu wajik dan 1 As
c. As, King, dan kartu 9
d. Dua kartu king dan 1 kartu 10?
6. Sebuah dadu di lempar sebanyak 60 kali. Berapa frekuensi harapan muncul:
a. Bilangan prima c. Bilangan yang habis dibagi 3
b. Bilangan yang habis dibagi 2 d. Bilangan komposit?
7. Dua buah dadu dilempar secara bersamaan sebanyak 180 kali. Berapa frekuensi harapan
munculnya mata dadu:
a. Kedua – duanya bilangan prima c. Berjumlah kurang dari 5
b. Berselisih 3 d. Bermata sama?
8. Dalam sebuah kotak terdapat 10 buah bola, 7 bola diantaranya berwarna putih dan 3 bola yang
lainnya berwarna hitam. Dari kotak itu diambil 2 bola secara acak. Tiap kali kedua bola itu
diambil, dikembalikan lagi kedalam kotak. Jika pengambilan seperti itu dilakukan sebanyak 180
kali. Berapa frekuensi harapan yang terambil itu:
a. Keduanya bola putih c. Satu bola putih dan satu hitam
b. Keduanya bola hitam d. Bukan kedua-duanya hitam?
9. Hasil survey yang dilakukan pada suatu wilayah terhadap kepemilikan mobil dan sepeda
diperoleh data sebagai berikut: 15% penduduk tidak memiliki mobil, 40% penduduk memiliki
sepeda. Kalau dari wilayah itu diambil satu orang secara acak, berapa peluang ia memiliki mobil
tetapi tidak memiliki sepeda?

E. Peluang Kejadian Majemuk


Kejadian majemuk adalah kejadian yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua atau
lebih kejadian sederhana. Dengan memanfaatkan operasi antar himpunan, kita akan menentukan
peluang kejadian majemuk. Operasi antar himpunan tersebut adalah gabungan dua himpunan dan
irisan dua himpunan.
Kejadian tidak saling lepas dan Kejadian saling lepas
Misalkan pada percobaan melempar dadu bersisi enam sebanyak satu kali. Kejadian A
muncul bilangan prima, yaitu A = {2, 3, 5} dan kejadian B muncul bilangan genap, yaitu B = {2,
4, 6}. Dalam diagram Venn, dua kejadian di atas dapat dilukiskan sebagai berikut:
Tampak bahwa kejadian A dan B tidak saling lepas
(memiliki irisan)  A ∩ B = { 2}
Dari operasi gabungan dua himpunan diperoleh:
𝑛(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑛(𝐴) + 𝑛(𝐵) − 𝑛(𝐴 ∩ 𝐵) Sehingga didapat :
𝑷(𝑨 ∪ 𝑩) = 𝑷(𝑨) + 𝑷(𝑩) − 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩)
Materi Klas XII
34
Jika A∩B =  maka dua kejadian A dan B saling lepas / saling asing. Contoh dua
kejadian saling lepas adalah pada pelemparan sebuah dadu kejadian A adalah kejadian
munculnya mata dadu ganjil; A = {1, 3, 5} dan B adalah kejadian munculnya mata dadu genap ;
B = {2, 4, 6}. Sehingga didapat : A∩B =  akibatnya P(A∩B) = 0. Rumus Peluang kejadian
A atau B adalah : 𝑷(𝑨 ∪ 𝑩) = 𝑷(𝑨) + 𝑷(𝑩), A dan B kejadian saling lepas / saling asing

Contoh 22.
Sebuah dadu dilempar sekali. Berapa peluang munculnya bilangan ≤ 2 atau ≥ 4?
Jawab:
2 1
Misal : A kejadian munculnya bilangan ≤ 2 maka A = {1, 2} , 𝑃(𝐴) = 6 = 3
3 1
B kejadian munculnya bilangan ≥ 4 maka B = {4, 5, 6} , 𝑃(𝐵) = 6 = 2

Karena 𝐴 ∩ 𝐵 = ∅ maka kedua kejadian saling lepas sehingga peluang munculnya bilangan
1 1 2 3 5
≤ 2 atau ≥ 4 adalah 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) = 3 + 2 = 6 + 6 = 6

Kejadian saling bebas dan kejadian bersyarat


Misalkan A dan B adalah kejadian – kejadian pada ruang sampel S. A dan B disebut dua
kejadian saling bebas apabila kemunculan kejadian yang satu tidak dipengaruhi oleh
kemunculan kejadian lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa:
Kejadian A dan B saling bebas jika dan hanya jika 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵)
Jika 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) ≠ 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵), maka kejadian A dan B tidak saling bebas.
Contoh 23
Dua dadu berwarna biru dan putih dilempar bersama-sama. A adalah kejadian muncul
bilangan 4 pada dadu biru dan B adalah kejadian muncul bilangan 3 pada dadu putih.
Apakah kejadian A dan B merupakan dua kejadian saling bebas? Jika ya tentukan peluang
muncul bilangan 4 pada dadu biru dan bilangan 3 pada dadu putih?
Jawab:

Kemunculan bilangan 4 pada dadu biru tidak mempengaruhi kemunculan bilangan 3 pada
dadu putih, sehingga dua kejadian tersebut saling bebas. A={(4,1), (4,2),...,(4,6)} dan
6 6 1 1 1
B={(1,3), (2,3), ..., (6,3)}. Jadi 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵) = 36 × 36 = 6 × 6 = 36

Jika salah satu kejadian mempengaruhi terjadinya kejadian yang lain maka dua kejadian
tersebut tidak saling bebas (kejadian bersyarat). Pada kejadian bersyarat berlaku :
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵/𝐴)

Materi Klas XII


35
Keterangan : P(A∩B) : Peluang kejadian A dan B
P(A) : Peluang kejadian A
P(B/A) : Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A telah terjadi.
Contoh 24
Sebuah kantong berisi 6 kelereng hitam dan 3 kelereng putih. Diambil secara acak dua kali
berturut-turut masing-masing satu tanpa pengembalian. Berapa peluang mendapatkan :
a. keduanya hitam
b. Hitam pada pengambilan pertama dan putih pada pengambilan kedua
Jawab:
Karena tanpa pengembalian maka pada pengambilan kedua terpengaruh hasil pada
pengambilan pertama.
6 2
a. P(A) = peluang terambilnya bola pertama hitam = 9 = 3

P(B/A) = peluang terambilnya bola kedua hitam dengan syarat terambilnya bola
5
pertama hitam = 8
2 5 10
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵 | 𝐴) = 3 × 8 = 24 =
6 2
b. P(A) = peluang terambilnya bola pertama hitam = 9 = 3

P(B/A) = peluang terambilnya bola kedua putih dengan syarat terambilnya bola
3
pertama hitam = 8
2 3 6 1
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵 | 𝐴) = × = =
3 8 24 4

LATIHAN 4
1. Tiga mata uang logam dilemparkan sekali. Kejadian A adalah kejadian munculnya 2 sisi angka dan
B adalah kejadian munculnya 2 sisi gambar. Apakah kejadian A dan B merupakan dua kejadian
yang saling lepas?
2. Dua dadu berwarna putih dan merah dilempar sekali. A adalah kejadian munculnya bilangan 5
pada dadu putih, B adalah kejadian munculnya bilangan genap pada dadu merah, C adalah
kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu 7 serta D adalah kejadian munculnya jumlah kedua
mata dadu 10. Diantara pasangan kejadian berikut ini, manakah yang merupakan kejadian yang
saling bebas?
a. A dan B
b. A dan C
c. A dan D
d. B dan C
e. C dan D
3. Dua buah dadu berwarna putih dan hitam dilempar secara bersamaan sekali. Berapa peluang
kejadian munculnya mata dadu bernomor < 4 untuk dadu putih atau bilangan < 3 untuk dadu
hitam?

Materi Klas XII


36
4. Pada kotak A terdapat 4 bola merah dan 6 bola putih, sedangkan pada kotak B terdapat 7 bola
merah dan 3 bola hitam. Dari tiap kotak itu diambil sebuah bola. Berapa peluang yang terambil itu:
a. Bola merah dari kotak A maupun dari kotak B?
b. Bola merah dari kotak A dan bola hitam dari kotak B?
c. Bola putih dari kotak A dan bola merah dari kotak B?
d. Bola putih dari kotak A dan bola merah dari kotak B?
5. Kejadian A dan B adalah kejadian yang saling bebas. Carilah P(A U B), jika:
a. P(A) = 0,5 dan P(B) = 0,25
b. P(A) = 0,4 dan P(B) = 0,6
6. Kejadian A dan B adalah kejadian yang saling bebas. Apabila P(A) = 0,3 dan P(B) = 0,6 carilah:
a. P(A ∩ B) c. 𝑃(𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 )
b. P(A U B) d. 𝑃(𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 )
7. Misalkan A dan B adalah dua kejadian dengan P(A) = 0,4, P(B) = 0,5 dan P(A U B) = 0,8. Carilah:
a. P(A∩B)
b. P(A/B)
c. P(B/A)
d. 𝑃(𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 )
8. Siti menyusun bilangan ratusan dari angka 0, 1, 2, 3, dan 5. Siti menuliskan setiap bilangan di
kertas dan menggulungnya dan mengumpulkannya di dalam sebuak kotak. Siti meminta Udin
mengambil sebuah gulungan secara acak. Tentukanlah:
a. Peluang yang terambil adalah bilangan 123.
b. Peluang yang terambil adalah bilangan ganjil
c. Peluang yang terambil adalah bilangan dengan angka di posisi satuan adalah bilangan
prima.
d. Peluang yang terambil adalah bilangan diantara 123 dan 321
9. Didalam sebuah kotak terdapat 12 bola yang sama dan berbeda warna, yaitu 6 bola berwarna
Merah, 4 bola berwarna Biru, dan 2 berwarna hijau. Jika, seorang anak mengambil 3 bola secara
acak maka tentukan:
a. Peluang pengambilan ketiga bola tersebut
b. Peluang terambil 2 bola berwarna merah
c. Peluang terambil ketiga bola berbeda warna
d. Peluang terambil banyak bola berwarna merah selalu lebih banyak dari bola lainnya.
e. Peluang terambil banyak bola berwana merah selalu lebih banyak dari banyak bola
berwarna biru dan banyak bola berwarna berwarna biru lebih banyak dari bola berwarna
hijau.

StatistikA
A. Konsep Dasar
Materi Klas XII
37
Statistika adalah ilmu yang berkaitan dengan teknik pengumpulan data, Penyajian data dan
analisis data untuk penarikan kesimpulan

B. Cara Penyajian Data


Diagram Lingkaran
Diagram Batang
Diagram Garis
Histogram dan Poligon Frekuensi

C. Ukuran Pemusatan Data (untuk kelas XI yang dipelajari adalah data kelompok)
1. Mean = Rata – rata
Data Tunggal
∑𝒙
̅=
𝒙
𝒏
Dengan ∑ 𝑥 = jumlah data ; 𝑛 = banyaknya data
Data Tunggal Berbobot
∑𝒙 . 𝒇
̅=
𝒙
∑𝒇
Data Kelompok
 Cara biasa
∑ 𝒙𝒊 . 𝒇𝒊
̅=
𝒙
∑𝒇
 Rata – rata sementara
∑ 𝒅𝒊 . 𝒇𝒊
̅=𝒙
𝒙 ̅̅̅𝒔 + dengan 𝒅𝒊 = 𝒙̅𝒊 − 𝒙
̅̅̅𝒔
∑𝒇
Dengan: 𝑥̅𝑠 = rata – rata sementara = nilai tengan dari kelas dengan frekuensi
terbanyak.

2. Median = Data Tengah


Data Tunggal
Data yang terletak ditengah – tengah setelah data diurutkan
Data Tunggal Berbobot
Data yang terletak ditengah – tengah setelah data diurutkan
Data Kelompok
𝟏
𝒏 − 𝒇𝒌
𝑴𝒆 = 𝑻𝒃 + 𝟐 .𝑪
𝒇𝑴𝒆
Dengan : 𝑇𝑏 = tepi bawah kelas median
𝑓𝑘 = frekuensi komulatif sebelum kelas median
𝑛 = banyaknya data = jumlah frekuensi
𝑓𝑀𝑒 = frekuensi kelas median
𝐶 = panjang kelas
3. Modus = Nilai yang sering muncul
Data Tunggal
Data yang saering muncul
Data Tunggal Berbobot

Materi Klas XII Page 38


Data yang saering muncul
Data Kelompok
𝒅𝟏
𝑴𝒐 = 𝑻𝒃 + .𝑪
𝒅𝟏 + 𝒅𝟐
Dengan: 𝑑1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
𝑑2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya

Contoh soal
1. Nilai ulangan matematika 10 siswa kelas X sebagai berikut: 5, 6, 10, 5, 8, 7, 9, 5, 2, 5.
Carilah nilai mean, median dan modus dari data tersebut.
2. Diberikan data :
Nilai Frekuensi Tentukan:
18 – 24 4 a. Rata – rata dengan cara perkalian biasa.
25 – 31 7 b. Rata – rata menggunakan rata – rata sementara.
32 – 38 10
c. Median
39 – 45 8
46 – 52 6 d. Modus
53 – 59 5
Penyelesaian:
1. Mean data tunggal
∑ 𝑥𝑖
𝑥̅ =
𝑛
5 + ……………………………………….
=
…..
……
= =
……
Median ( data diurutkan)
... , ... , ... , ... , ... , ... , ... , ... , ... , ...
Me =
Modus (data yang sering muncul)
Mo =
2. Data kelompok
a. Rata – rata dengan perkalian biasa.
Nilai F 𝑥𝑖 𝑥𝑖 . 𝑓 ∑ 𝒙𝒊 . 𝒇𝒊
̅=
𝒙
18 – 24 4 21 84 ∑𝒇
25 – 31 7 ... ...
32 – 38 10 35 ... =
………
39 – 45 8 ... ... ………
46 – 52 6 ... ...
53 – 59 5 ... ... = ..........
Jumlah 40 ...

b. Rata – rata menggunakan rata – rata sementara.


Nilai F 𝑥𝑖 𝑑𝑖 = 𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠 𝑑𝑖 . 𝑓 ∑ 𝒅𝒊 . 𝒇𝒊
̅ = ̅̅̅
𝒙 𝒙𝒔 +
∑𝒇
18 – 24 4 21 – 14 – 56
25 – 31 7 28 ... ...
=

Materi Klas XII Page 39


32 – 38 10 ... ... ...
39 – 45 8 ... ... ...
46 – 52 6 ... ... ...
53 – 59 5 ... ... ...
Jumlah 40 ...
𝑥̅𝑠 = rata – rata sementara = nilai tengan dari kelas dengan frekuensi terbanyak.

c. Median
fk 4 dari frekuensi artinya letak data ke 1 – 4
Nilai F 𝑓𝑘
18 – 24 4 4 fk 11 dari 4 + 7 artinya letak data ke 5 – 11
25 – 31 7 11 fk 21 dari 11 + 10 artinya letak data ke 12 – 21
32 – 38 10 21
39 – 45 8 29 fk 29 dari 21 + 8 artinya letak data ke 22 – 29
46 – 52 6 35 fk 35 dari 29 + 6 artinya letak data ke 30 – 35
53 – 59 5 40
Jumlah 40 fk 40 dari 35 + 5 artinya letak data ke 36 – 40

𝑛 40
Kelas median = data ke = data ke = data ke 20 = 32 – 38
2 2
dan frekuensi komulatif terakhir harus sama dng
𝑇𝑏 = Jumlah frekuensi

𝑓𝑘 =
𝑓𝑚𝑒 =
C = 7 (dari 38 – 32 + 1) atau dari banyaknya angka 32, ...., 38
𝟏
𝒏 − 𝒇𝒌
𝑴𝒆 = 𝑻𝒃 + 𝟐 .𝑪
𝒇𝑴𝒆
= … + …………
= … + …………
= … + …………
= … + …………
= ...........
d. Modus. Kelas modus = 32 – 38 (kelas dengan frekuensi terbanyak
Nilai F 𝑇𝑏 = … … …
18 – 24 4 𝑑1 = … … …
25 – 31 7 𝑑2 = … … …
32 – 38 10
C = ...........
39 – 45 8
𝒅𝟏
46 – 52 6 𝑴𝒐 = 𝑻𝒃 + .𝑪
𝒅𝟏 + 𝒅𝟐
53 – 59 5
= … + …………
Jumlah 40
= … + …………
= … + …………
D. Letak Data
= ………
1. Kuartil
= ...........
Data Tunggal
Data terurut dibagi empat kelompok

Materi Klas XII Page 40


Q1 Q2 Q3
Kuartil bawah Kuartil atas
Kuartil tengah
Kuartil
Data terurut dibagi empat kelompok
𝒊
𝒏 − 𝒇𝒌
𝑸𝒊 = 𝑻𝒃 + 𝟒 .𝑪
𝒇𝑸
Dengan : 𝑇𝑏 = tepi bawah kelas kuartil
𝑓𝑘 = frekuensi komulatif sebelum kelas kuartil
𝑛 = banyaknya data = jumlah frekuensi
𝑓𝑄 = frekuensi kelas quartil
𝐶 = panjang kelas
𝑖 = kuartil ke … … = 1, 2, 3

2. Desil
Data terurut dibagi sepuluh kelompok
𝒊
𝒏 − 𝒇𝒌
𝑫𝒊 = 𝑻𝒃 + 𝟏𝟎 .𝑪
𝒇𝑫
Dengan : 𝑇𝑏 = tepi bawah kelas desil
𝑓𝑘 = frekuensi komulatif sebelum kelas desil
𝑛 = banyaknya data = jumlah frekuensi
𝑓𝐷 = frekuensi kelas desil
𝐶 = panjang kelas
𝑖 = desil ke … … = 1, 2, 3, … ,10

3. Persentil
Data terurut dibagi seratus kelompok
𝑵
𝒏 − 𝒇𝒌
𝑷𝒊 = 𝑻𝒃 + 𝟏𝟎𝟎 .𝑪
𝒇𝑴𝒆
Dengan : 𝑇𝑏 = tepi bawah kelas median
𝑓𝑘 = frekuensi komulatif sebelum kelas median
𝑛 = banyaknya data = jumlah frekuensi
𝑓𝑀𝑒 = frekuensi kelas median
𝐶 = panjang kelas
𝑁 = kuartil ke … … = 10, 20, 30, … , 100
4. Simpangan Kuartil (Qd) / Jangkauan Semi Inter Kuartil
𝟏
𝑸𝒅 = 𝟐 (𝑸𝟑 − 𝑸𝟏 )

Dengan : 𝑄𝑑 = Simpangan Kuartil


𝑄1 = kuartil 1
𝑄3 = kuartil 3

Materi Klas XII Page 41


Contoh Soal
1. Data nilai ulangan Bahasa Indonesia siswa kelas XII sebagai berikut:
72, 85, 78, 90, 88, 62, 95, 83, 86, 75, 89
Tentukan :
a. Kuartil 1, 2, 3 c. Persentil 80
b. Desil 4 d. Simpangan kuartil
2. Diberikan data
Nilai Frekuensi Tentukan;
21 – 25 4 a. Kuartil 1
26 – 30 6 b. Desil 6
31 – 35 8
c. Persentil 75
36 – 40 12
d. Simpangan Kuartil
41 – 45 6
46 – 50 4
Penyelesaian:
1. Data tunggal
Untuk mencari quartil, desil dan persentil data harus diurutkan
62, 72, 75, 78, 83, 85, 86, 88, 89, 90, 95,
Sehingga:
a. 62, 72, 75, 78, 83, 85, 86, 88, 89, 90, 95,
𝑄1 = 75
𝑄2 = … …
𝑄3 = … …
4
b. 𝐷4 = 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 10 (𝑛 + 1)
4
= 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 (11 + 1)
10
= 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 4,8
= 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 4 + 0,8 (𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 5 − 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 4)
= ………+ ……( …… − ……) = ………
80
c. 𝑃80 = 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 (𝑛 + 1)
100

80
= 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 (11 + 1)
100
= 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 9,6
= 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 9 + 0,6 (𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 10 − 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 9)
= ………+ ……( …… − ……)
= ………
d. Simpangan kuartil
1
𝑄𝑑 = (𝑄3 − 𝑄1 )
2
= ................
= ................

Materi Klas XII Page 42


2. Data kelompok
a. Kuartil 1
𝑖
Nilai F 𝑓𝑘 Kelas kuartil 1 = data ke 𝑛
4
21 – 25 4 4 = … 1+ … … … …
= data ke 40
26 – 30 6 10 = … 4+ … … … …
= data ke 10
31 – 35 8 18 = … + …………
= 26 – 30
36 – 40 12 30 = … + …………
𝑇𝑏 = 26 − 0,5 = 25,5
41 – 45 6 36 = ...........
𝑓𝑘 = … …
46 – 50 4 40 𝑓𝑄1 = … …
Jumlah 40 b. Desil 6
C = ...
Ke
Nilai F 𝑓𝑘
= … + ………… 21 – 25 4 4
= … + ………… 26 – 30 6 10
= … + ………… 31 – 35 8 18
= … + ………… 36 – 40 12 30 𝑇𝑏
= ........... 41 – 45 6 36 𝑓𝑘
c. Persentil 75 46 – 50 4 40 𝑓𝑄
𝑖
Nilai F 𝑓𝑘
Kelas kuartil 140 = data ke
Jumlah 𝑛 C=
100
……. … … … …
21 – 25 4 4 = data=ke… + … …
…….
26 – 30 6 10 = … + …………
= data ke ............
31 – 35 8 18 = … + …………
= ................
36 – 40 12 30 𝑇𝑏 = … … … = … + …………
41 – 45 6 36 = ...........
𝑓𝑘 = … … …
46 – 50 4 40 𝑓𝑄1 = … … … d. Simpangan kuartil
Jumlah 40 C = ...... 1
Qd = (Q3 − Q1 )
2
= ................
= ................

E. Ukuran Penyebaran Data


Jangkauan (Range) dan Simpangan
 Jangkauan = Data terbesar – data terkecil
 Simpangan Rata – rata Data tunggal
Data tunggal ̅) 𝟐
∑(𝒙𝒊 − 𝒙
𝑺𝟐 =
∑|𝒙𝒊 − 𝒙
̅| 𝒏
𝑺𝑹 =
𝒏 Data Kelompok
Data kelompok ̅) 𝟐
∑ 𝒇(𝒙𝒊 − 𝒙
𝟐
𝑺 =
∑ 𝒇 |𝒙𝒊 − 𝒙
̅| ∑𝒇
𝑺𝑹 =
𝒏  Simpangan Baku
 Varian / Ragam
𝑺𝒃 = √𝑺𝟐 atau

Materi Klas XII Page 43


Untuk data tunggal
̅) 𝟐
∑ 𝒇(𝒙𝒊 − 𝒙
𝑺𝒃 = √
̅) 𝟐
∑(𝒙𝒊 − 𝒙 ∑𝒇
𝑺𝒃 = √
𝒏

Untuk data kelompok

Contoh soal
1. Diberikan data: 4, 5, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 9, 9. Tentukan:
a. Simpangan rata – rata
b. Varians
c. Simpangan baku
2. Diberikan data
Nilai Frekuensi Tentukan;
12 – 16 3 a. Simpangan rata – rata
17 – 21 14 b. Varians
22 – 26 18 c. Simpangan baku
27 – 31 10
32 – 36 5

Penyelesaian:
1. Data tunggal
a. Simpangan rata – rata
∑ 𝑥𝑖
𝑥̅ =
𝑛
4 + 5 +⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯+⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯
𝑥̅ =

𝑥̅ = ⋯
∑|𝑥𝑖 − 𝑥̅ |
𝑆𝑅 =
𝑛
|𝟒− … |+|𝟓− … |+|… − … |+|… − … |+|… − … |+|… − … |+|… − … |+|… − … |+|… − … |+|… − … |
= ……..
…+ ⋯+⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯+⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯
=

=⋯
b. Varians

2
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑆 =
𝑛
(𝟒 −⋯ )𝟐 +(𝟓 −⋯ )𝟐 +(… − … )𝟐 +(… − … )𝟐 +(… − … )𝟐 +(… − … )𝟐 +(… − … )𝟐 +(… − … )𝟐 +(… − … )𝟐 +(… − … )𝟐
=
( … )𝟐 +( … )𝟐 +( … )𝟐 +( … )𝟐 +( … )𝟐 +( … )𝟐 +( … )𝟐 +( … )𝟐 +( … )𝟐 +( … )𝟐
=
…+ ⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯+⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯+⋯
=
=⋯

Materi Klas XII Page 44


c. Simpangan baku

𝑆𝑏 = √𝑆 2

= √(… … )2
= √… …
=⋯

2. Data berkelompok
a. Simpangan rata – rata
Untuk menghitung simpangan rata – rata kita hitung dulu rata – rata.
Nilai F xi f. xi ∑ 𝑓 . 𝑥𝑖
𝑥̅ =
12 – 16 3 14 42 ∑𝑓
17 – 21 14 19 266 1200
=
22 – 26 18 24 432 50
27 – 31 10 29 290 = 24
32 – 36 5 34 170
50 1200

Nilai F xi |𝒙𝒊 − 𝒙
̅| 𝒇|𝒙𝒊 − ∑ 𝒇|𝒙𝒊 − 𝒙
̅|
𝑆𝑅 =
̅|
𝒙 ∑𝑓
……….
12 – 16 3 14 10 30 =
………
17 – 21 14 19 ... ...
= ⋯………
22 – 26 18 ... ... ...
27 – 31 10 ... ... ...
32 – 36 5 ... ... ...
50 .....

b. Varians.
Nilai F xi ̅
𝒙𝒊 − 𝒙 ̅) 𝟐
(𝒙𝒊 − 𝒙 𝒇(𝒙𝒊
̅)𝟐
−𝒙
12 – 16 3 14 – 10 100 300
17 – 21 14 19 ... ... ...
22 – 26 18 ... ... ... ...
27 – 31 10 ... ... ... ...
32 – 36 5 ... ... ... ...
50 ...

2
̅) 𝟐
∑ 𝒇(𝒙𝒊 − 𝒙
𝑆 =
∑𝑓
…….
=
……
= ⋯…

Materi Klas XII Page 45


c. Simpangan baku

𝑆𝑏 = √𝑆 2
= √… … .
= √… … …
= ⋯……

F. Rata – rata geometris ( rata – rata ukur )


Rata – rata yang diperoleh dengan mengalikan semua data dalam suatu kelompok data
kemudian diakarpangkatkan dengan jumlah data tersebut.
𝑮 = 𝒏√𝒙𝟏 × 𝒙𝟐 × … … × 𝒙𝒏
Dengan : G = rata – rata geometris
𝑥1 = data ke 1
𝑥2 = data ke 2
𝑥𝑛 = data ke n
n = banyak data
contoh:
tentukan rata – rata geometris dari 4, 9, 6
jawab:
𝐺 = 𝑛√𝑥1 × 𝑥2 × 𝑥3
3
= √… × … × …
3
= √… … …
=⋯
G. Angka baku ( Z – Score) dan Koefisien Variasi
 Angka Baku (Z – score)
Adalah nilai yang menyatakan perbandingan antara selisih data dengan rata- ratanya
berbanding simpangan baku data tersebut. Angka baku digunakan untuk membandingkan
dua keadaan atau lebih.
̅
𝒙𝒊 − 𝒙
𝒁=
𝑺𝒃
Dengan : Z = Angka baku
𝑥𝑖 = data
𝑥̅ = rata – rata

 Koefisien Variasi (KV)


Adalah suatu perbandingan antara simpangan baku dengan rata – rata. Koefisien variasi
digunakan untuk menentukan homogen (seragam) atau tidaknya sekumpulan data.
𝑆𝑏
𝐾𝑉 = .100%
𝑥̅
Dengan : KV = Koefisien variasi
𝑆𝑏 = Simpangan baku

Materi Klas XII Page 46


𝑥̅ = Rata – rata

Contoh:
1. Seorang siswa mendapat nilai matematika 65 dengan rata – rata kelas 60 dan
simpangan baku 10, tentukan angka baku dari nilai ulangan siswa tersebut
2. Nilai rata – rata ulangan matematika suatu kelas adalah 75, jika simpangan bakunya 5,4.
Tentukan koefisien variasinya.
Jawab:
1. 𝑥𝑖 = 65 2. 𝑥̅ = 75
𝑥̅ = 60 Sb = 5,4
Sb = 10 𝑆𝑏
𝐾𝑉 = .100%
xi − x̅ 𝑥̅
Z=
Sb = 100 %

= = …………
= …………

Latihan:
1. Tentukan mean , median , modus data berikut:
Nilai 𝑓 Nilai 𝑓
12 – 16 3 7 – 13 5
17 – 21 8 14 – 20 8
22 – 26 12 21 – 27 16
27 – 31 8 28 – 34 11
32 – 36 5 35 – 41 6
37 – 41 4 42 – 48 3

2. Rata-rata Harmonis dari data : 3,4, 5, 6 adalah ....


3. Rata – rata harmonis dari data : 2, 3, 6, 8 adalah….
4. Diketahui rata – rata nilai ulangan matematika suatu kelas adalah 68 dengan simpangan baku
7.Jika Rafli merupakan salah satu siswa di kelas tersebut yang mempunyai angka baku 2, maka
nilai ulangan matematika Rafli adalah….
5. Berat rata-rata 15 orang siswa adalah 58 kg. Jika di gabung dengan 10 orang siswa lain yang berat
rata-ratanya 53 kg maka berat rata-rata ke 25 siswa tersebut adalah ….
6. Pengukuran panjang beberapa tiang tercatat sebagai berikut:
Panjang (m) 17 18 19 20 21 22
Frekuensi 5 10 12 8 3 2
Rata-rata dari data tersebut adalah ….
7. Perhatikan tabel berikut !
Nilai Frekuensi
30 – 35 5
36 – 41 8
42 – 47 6

Materi Klas XII Page 47


48 – 53 9 Nilai desil ke-8 dari data pada tabel di atas adalah….
54 – 59 12

8. Simpangan kuartil dari data : 30, 24, 48, 42, 35, 40, 36, 25, 28, 30, 45 adalah….
9. Dari sekelompok data diketahui nilai rata – rata 3,5 dan standar deviasinya 0,14.Koefisien variasi
dari data tersebut adalah…%.

10. Hasil pengukuran berat badan 50 siswa SMK di sajikan dalam diagram berikut.

Frekuensi
Tentukan Mean, Median, modus
16 dari data di samping.
14
12
10
8
6
4
2
0 Berat Badan
47 – 49 50 – 52 53 – 55 56 – 58 59 – 61 62 – 64 (kg)
11. Diketahui sekumpulan data : 4, 5, 8, 7, 6. Simpangan rata-ratanya adalah……
12. Simpangan baku daridata : 4, 6, 3, 7, 5 adalah … .
13. Simpangan baku dari data : 5, 7, 3, 6, 4, 5 adalah….
14. Rata rata hasil ulangan satu kelas adalah 70 dan simpangan baku 3. Angka baku siswa yang
mendapat nilai 80 adalah ...
15. Tentukan Mean, Median dan modus dari data pada histogram berikut adalah ... .
Frekuensi
17
14
11
9
7

25,5 28,5 31,5 34,5 37,5 40,5 Nilai

Materi Klas XII Page 48

Anda mungkin juga menyukai