TROMBOSITOPENIA
TROMBOSITOPENIA
1. DEFINISI TROMBOSITOPENIA
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/ mm3
dalam sirkulasi darah. Darah biasanya mengandung sekitar 150.000-350.000 trombosit/mL.
Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun
biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/ml
(Prawirohardjo, 2008).
Pada penderita trombositopenia cenderung mengalami perdarahan yang biasanya
berasal dari venule atau kapiler kecil akibatnya muncul bintik-bintik perdarahan di jaringan
tubuh. Pada kulit penderita tampak bercak warna ungu , sehingga disebut trombositopenia
purpura.
2. ETIOLOGI TROMBOSITOPENIA
a. Berkurangnya produksi trombosit
Kegagalan produksi trombosit disebabkan oleh perusakan atau penekanan pada sumsum
tulang, obat-obatan juga menjadi penyebab terjadinya trombositopnia, kemoterapeutik
yang bersifat toksik terhadap sumsum tulang, defisiensi vitamin B12, asam folat.
b. Meningkatnya penghancuran trombosit
Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi antibodi yang diinduksi oleh obat atau
autoantibodi antibodi ini ditemukan pada Idiopahtic/Immune Thrombocytopenia Purpura
(ITP). ITP ditemukan pada wanita muda dengan manifetasi sebagai trombositopenia yang
mengancam jiwa dengan jumlah trombosit <10.000 . antibodi igG yang ditemukan pada
membran trombosit, menyebabkan gangguan agregasi trombosit dan mningkatnya
pembuangan dan penghancuran trombosit oleh sistem makrofag.
c. Distribusi trombosit abnormal
Dikarenakan kondisi hipersplenism (sirosis, myeloproliferatif dan limpoma).
Trombositopenia umumnya bersifat sedang dan kadarnya jarang berada di bawah
40.000/μL
d. Kondisi lain yang dapat menyebabkan trombositopenia (Hoffband, 2007)
Gestational trombositopenia. Trombositopenia gestasional merupakan akibat ekspansi
volume darah progresif yang khas terjadi selama kehamilan, sehingga menyebabkan
hemodilusi. Sitopenia terjadi, meskipun produksi sel-sel darah normal atau meningkat.
Jumlah trombosit <100.000/ μL, ditemukan pada <10% wanita hamil pada trimester
ketiga; jika penurunan trombosit mencapai <70.000/μL harus dipikirkan kemungkinan
ITP yang berkaitan dengan kehamilan, preeklamsia, atau suatu thrombotic
microangiopathy (TMA) yang berkaitan dengan kehamilan. (Purwanto, 2006)
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura) merupakan kondisi yang sering ditemui pada
wanita usia reproduksi, sehingga kejadiannya pada kehamilan juga cukup tinggi yaitu hingga
1-2 kasus dalam 1000 kehamilan. Kehamilan dan ITP saling mempengaruhi satu sama lain.
ITP merupakan kondisi trombositopenia yang dapat diperberat dengan adanya kehamilan.
Wanita yang sebelum hamil memiliki jumlah trombosit yang normal secara fisiologis
mengalami penurunan jumlah trombosit selama kehamilannya (trombositopenia gestational).
Akan tetapi penurunan jumlah trombosit hingga < 50.000/mL (beberapa ahli menyebutkan
<70.000/mL) harus dimonitor dengan baik, karena kemungkinan merupakan kasus ITP, dan
observasi hingga post partum, selain untuk penanganan juga untuk memastikan diagnosis.
4. KLASIFIKASI
a. Trombositopenia artifaktual
Trombosit bergerombol (Platelet clumping) disebabkan oleh anticoagulant-
dependent immunoglobulin (Pseudotrombositopenia)
Trombosit satelit (Platelet satellitism)
Trombosit menempel pada sel PMN leukosit yang dapat dilihat pada darah dengan
antikoagulan EDTA. Platelet satellism tidak menempel pada limfosit, eosinofil,
basofil, monosit. Platelet satellism tidak ditemukan pada individu normal ketika
plasma, trombosit, dan sel darah putih dicampur dengan trombosit. Trombosit diikat
oleh suatu penginduksi (obat, dll.) sebagai antigen sehingga dikenali oleh sel PMN
leukosit yang mengandung antibody sehingga terjadi adhesi trombosit pada PMN
leukosit.
Giant Trombosit (Giant Platelet) Giant trombosit terdapat pada apusan darah tepi
penderita ITP (I Made Bakta, 2006). Trombosit ini berukuran lebih besar dari normal.
b. Penurunan Produksi Trombosit
Hipoplasia megakariosit
Trombopoesis yang tidak efektif
Gangguan kontrol trombopoetik
Trombositopenia herediter
c. Peningkatan destruksi Trombosit
Proses imunologis
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Hitung darah lengkap
- Hitung trombosit menurun sampai dengan dibawah 200/L dpat mencapai 0
- Leukosit normal. Bila ada perdrahan hebat terjadi leukositosis ringan
- Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, protrombin consumption
memendek
- Anemia normositik apabila kondisi terjadi terus menerus dapat menyebabkan
anemia mikrositik hipokronik (apabila terjadi perdarahan hebat)
b. Pemeriksaan hapusan darah
Pada pemeriksaan ini, darah akan diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini
digunakan untuk melihat struktur dan kondisi sel-sel di dalam darah.
c. Pemeriksaan sumsum tulang belakang. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat
jumlah serta kondisi sel darah yang ada di dalam sumsum tulang
Imun trombositopeni purpura (ITP) tidak dapat dicegah, tetapi dapat dicegah
komplikasinya yaitu sebagai berikut :
- Menghindari obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat mempengaruhi
platelet dan meningkatkan resiko pendarahan.
- Lindungi dari luka yang dapat menyebabkan memar atau pendarahan, lakukan terapi
yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat berkembang.
- Konsultasi ke dokter jika ada beberapa gejala infeksi, seperti demam. Hal ini penting
bagi pasien dengan ITP yang sudah tidak memiliki limfa.
Komplikasi maternal
Komplikasi ibu yang paling sering terjadi adalah perdarahan, baik perdarahan
antepartum, perdarahan intra partum, maupun perdarahan post partum. Dari berbagai penelitian
yang telah dilakukan metode persalinan tidak memiliki korelasi langsung dengan risiko
perdarahan asal dilakukan dengan penanganan tepat.Hitung trombosit > 50.000/mL masih
aman untuk persalinan, bahkan beberapa ahli mengatakan sampai level 30-50.000/mL masih
dapat melahirkan dengan normal tanpa komplikasi. Wanita dengan ITP yang mengalami
perdarahan intra-partum memiliki jumlah trombosit < 30.000/mL. Penatalaksanaan ITP dalam
kehamilan haruslah mengacu pada hal tersebut.
Komplikasi lain yang harus diperhatikan selama persalinan adalah TTP (Trombotik
Trombositopenik Purpura) juga merupakan hal yang patut diwaspadai dan dimonitor dengan
baik, walaupun insidennya jarang, akan tetapi memerlukan terapi yang lebih agresif. Karena
pada TTP terbentuk trombi yang dapat menyebabkan iskemi, selain juga menurunkan jumlah
trombosit dalam sirkulasi. TTP memiliki tingkat mortalitas yang tinggi baik untuk ibu (44%)
atau janin (80%). Sebagian besar TTP terjadi antepartum, dan hanya 11% yang terjadi post
partum (11%).