Ibu Partini
Disusun oleh :
NIM : F100180296
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saraf olfaktori atau saraf kranial I adalah saraf pertama dari dua belas saraf kranial. Saraf
ini penting dalam penciuman. Saraf kranial I (Olfaktorius) merupakan sel reseptor utama
untuk indra penciuman. Saraf ini memonitor asupan bauan yang dibawa udara ke dalam
sistem pernapasan manusia dan sangat menentukan rasa, aroma dan palatabilitas dari
makanan dan minuman. Selain fungsinya yang dalam meningkatkan nafsu makan melalui
bauan, Saraf Olfaktorius juga dapat berperan dalam memperingatkan adanya makanan yang
busuk, kebocoran gas, polusi udara, dan asap yang berbahaya untuk tubuh. Selain itu saraf
olfaktorius juga berperan sebagai elemen yang menengahi komunikasi dasar (misalnya,
interaksi ibu-bayi).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Bulbus olfaktorius merupakan struktur dasar untuk mendeteksi bau. Ini adalah bagian dari
sistem penciuman, dan pada manusia organ ini berada tepat belakang rongga hidung. Bulbus
olfaktorius berpartisipasi dalam transmisi informasi penciuman dari hidung ke otak. Pada
banyak hewan, bulbus olfaktorius terletak di bagian depan otak (bagian Rostral). Meskipun
pada manusia organ ini berada di sisi bawah otak, di antara mata. Pada Bulbus olfaktorius
berdiri lobus Frontal. Ada bulbus olfaktorius di setiap belahan otak, dan dapat dihubungkan
satu sama lain melalui sel-sel mitral.
B. Struktur Bulbus Olfaktorius
Bulbus olfaktorius terdiri dari 6 lapisan yang berbeda. Semuanya melakukan tugas khusus
yang membantu pemrosesan bau secara saraf. Diurutkan dari bawah ke atas, lapisan-lapisan
tersebut adalah:
Lapisan serat saraf: Terletak tepat di atas piring saringan. Pada lapisan ini adalah
akson dari neuron penciuman yang berasal dari epitel penciuman.
Lapisan glomerulus: Pada lapisan ini sinapsis (yaitu, terhubung) akson dari sel-sel
neuron penciuman dan arendisasi dendritik sel mitral. Setiap glomerulus menerima
informasi dari satu jenis sel penerima. Ada berbagai jenis sel-sel ini tergantung pada
jenis bau yang mendapatkan reseptornya. Pada manusia, antara 500 dan 1000 reseptor
yang berbeda telah diidentifikasi, masing-masing peka terhadap aroma yang berbeda.
Lapisan plexiform eksternal: Merupakan lapisan yang mengandung sel-sel tubuh di
bulu-bulu. Ini, seperti sel-sel mitral, terhubung dengan neuron reseptor penciuman.
Mereka kemudian mengirim informasi penciuman ke nukleus penciuman anterior,
daerah penciuman primer, dan zat berlubang anterior. Ia juga memiliki astrosit dan
interneuron. Interneuron bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan neuron
yang berbeda.
Lapisan sel mitral: Merupakan bagian tempat sel mitral ditemukan.
Lapisan plexiform internal dan sel granula: Lapisan ini memiliki akson sel mitral dan
sel-sel bulu. Selain beberapa sel granular.
Lapisan serat saraf saluran penciuman: Pada lapisan ini adalah akson yang mengirim
dan menerima informasi ke area lain dari otak. Salah satunya adalah korteks
penciuman.
C. Bagian bagian Bulbus Olfaktorius
a. Tonjolan Olfaktori
tonjolan olfaktor berperan dalam menerima semua impuls yang dikirim akson
dan membawanya menujuotak. Kecepatan pengiriman impuls dari akson menuju tonjolan
olfaktor hingga ke otak sangat luar biasa.Inilah yang membuat kita dapat menerjemahkan
suatu bau saat pertama kali menghirup udara.
b. Akson
Akson (neurit) merupakan sel saraf pengubung yang mengangkut impuls hasil kerja saraf
pembau. Impulsatau informasi yang diterima saraf pembau berupa informasi tentang seperti
apa aroma atau bau dari udarayang terhirup o
leh hidung. Ukuran akson di hidung satu mikrometer (1μm).
c. Saraf Pembau
Saraf pembau adalah reseptor yang menerima stimulus dari gas yang dihirup. Bagian ini
terdiri atas 7macam sel reseptor yang mampu mengenali lebih dari 400 macam aroma. Pada
anjing, saraf pembaumemiliki lebih banyak sel reseptor. Inilah yang menyebabkan anjing
dapat mencium aroma dalamtingkatan yang lebih spesifik dan banyak. Kemampuan anjing
dalam menerjemahkan sebuah baudigunakan dalam dunia kepolisian untuk mengenali jejak-
jejak pelaku kejahatan.
d. Silia
bulu hidung di bagian rongga hidung luar memiliki ukuran yang besar. Semakin ke dalam,
bulu-bulu iniakan memiliki ukuran yang lebih halus dan kecil. Bulu hidung inilah yang
disebut dengan silia (cilia).Selain berfungsi menyaring partikel yang terlewatkan oleh bulu
hidung, silia juga mendorong mukus(lendir) yang dihasilkan oleh rongga sinus. Lendir ini
mengalir keluar dan membersihkan permukaanrongga hidung dari segala macam
kotoran.Ketika pilek, kerja bulbus olfaktori tidak begitu signifikan. Ia tidak dapat menerima
stimulus secarasempurna karena adanya mukus atau lendir yang menghalangi masuknya
reseptor ke dalam saraf pembau.
e. Nasofaring
Nasofaring berasal dari 2 kata, yakni naso yang artinya hidung dan faring yang artinya
tenggorokan. Olehkarena itu, nasofaring adalah bagian sistem pernapasan yang
menghubungkan hidung dan tenggorokan.Saat tersedak, bagian inilah yang menstimulasi rasa
sakit pada hidung.
Abaikan aroma lain dan fokus pada mendeteksi aroma tertentu, atau beberapa aroma
yang dipilih.
Sebagai contoh, bahkan jika kita berada di bar di mana beberapa aroma yang berbeda
muncul pada saat yang sama, berkat bulbus olfaktorius kita dapat mengidentifikasi beberapa
dari mereka secara terpisah tanpa yang lain mengganggu.
Tampaknya proses ini tercapai berkat apa yang disebut “penghambatan lateral”. Yaitu,
ada kelompok-kelompok interneuron yang fungsinya menghasilkan penghambatan dalam sel-
sel mitral. Ini membantu membedakan bau tertentu, mengabaikan bau “bawah”.
Tingkatkan kepekaan menangkap bau
Fungsi ini juga dikaitkan dengan penghambatan lateral, karena ketika kita ingin fokus
mendeteksi bau, sel-sel reseptor untuk aroma itu meningkatkan aktivitasnya. Sementara sel-
sel reseptor lainnya dihambat, mencegah bau lain dari “pencampuran”.
Memungkinkan area yang lebih tinggi dari sistem saraf pusat untuk memodifikasi
identifikasi atau diskriminasi rangsangan penciuman.
Namun, belum diketahui dengan pasti apakah semua tugas ini dilakukan secara eksklusif
oleh bulbus olfaktorius, atau benar-benar hanya berpartisipasi di dalamnya bersama-sama
dengan struktur lain. Apa yang telah ditunjukkan adalah bahwa lesi pada bulbus olfaktorius
menyebabkan anosmia (kurangnya bau) pada sisi yang sakit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saraf olfaktori atau saraf kranial I adalah saraf pertama dari dua belas saraf kranial. Saraf
ini penting dalam penciuman. Saraf Olfaktorius merupakan sel reseptor utama untuk indra
penciuman
Bulbus olfaktorius merupakan struktur dasar untuk mendeteksi bau. Ini adalah bagian dari
sistem penciuman, dan pada manusia organ ini berada tepat belakang rongga hidung. Bulbus
olfaktorius berpartisipasi dalam transmisi informasi penciuman dari hidung ke otak.
Struktur Bulbus Olfaktorius terdiri atas 6 lapisan untuk melakukan tugas khusus yang
membantu pemrosesan bau secara saraf, yaitu Lapisan serat saraf, Lapisan glomerulus,
Lapisan plexiform eksternal, Lapisan sel mitral, Lapisan plexiform, dan Lapisan serat saraf
saluran penciuman. Serta ada 5 bagian pada bulbus Olfaktorius yaitu, Tonjolan Olfaktori,
Akson, Saraf Pembau, Silia, dan Naso Faring.
BAB IV
REFERENSI
https://www.academia.edu/35193015/Bagian_Bagian_Hidung_dan_Fungsinya_Lengkap
https://budisma.net/2019/04/struktur-dan-fungsi-bulbus-olfaktorius.html