Laporan Desa Cot Paya
Laporan Desa Cot Paya
LAPORAN AKHIR
LAPORAN PERENCANAAN
DAN
NOTA PERHITUNGAN
NOMOR : 074/20/III/2006
TANGGAL : 01 Maret 2006
PT. WASTUWIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
SATUAN KERJA PERENCANAAN UMUM, PERENCANAAN TEKNIS
DAN MANAJEMEN RANTAI PENGADAAN
BAPPEDA PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Jalan Tgk. H.M. Daud Beureu-eh No. 26 Banda Aceh Telp. (0651) 21440
LAPORAN AKHIR
LAPORAN PERENCANAAN
DAN
NOTA PERHITUNGAN
KECAMATAN : BAITUSSALAM
PT. WASTUWIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
DED Infrastruktur Desa di Propinsi NAD Laporan Perencanaan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Hal
Kata Pengantar ……………………..……………………………………………….. i
Daftar Isi …………………………….……………………………………………… ii
Daftar Tabel ………………………………………………………………………… vii
Daftar Gambar ……………………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………… I-1
1.2. Maksud dan Tujuan …………………………………………… I-1
1.3. Sasaran …………………………………………… I-2
1.4. Lingkup Pekerjaan ………………………………………….... I-2
1.5. Kebijakan dan Strategi Penanganan ………………………….. I-3
1.6. Sumber Dana ……………………………………………………. I-4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.2.1. Kecepatan aliran air yang diijinkan berdasarkan jenis material ……. V-37
Tabel 5.2.2. Hubungan kemiringan saluran samping jalan (i)
dan jenis material ……………………………………………. V-37
Tabel 5.2.3. Hubungan kemiringan saluran samping jalan (i)
dan jarak pematah arus (L) …………………………………… V-38
Tabel 5.2.4. Variasi fungsi periode ulang (Yt) ........................................... V-41
Tabel 5.2.5. Nilai Yang Tergantung Pada n ( Yn ) ........................................... V-42
Tabel 5.2.6. Hubungan Deviasi Standar (Sn) dengan Jumlah Data (n) …………. V-43
Tabel 5.2.7. Hubungan kondisi permukaan dengan koefisien hambatan ………. V-45
Tabel 5.2.8. Hubungan kondisi permukaan tanah dan koefisien pengaliran ( C ).. V-46
Tabel 5.2.9. Hubungan Kemiringan talud dan besarnya debit .............................. V-48
Tabel 5.4.1. Alternatif Pemakaian Bahan Bangunan Untuk Tangki Septik ..……. V-74
Tabel 5.4.2. Type Jamban ………………………………………………..……. V-76
Tabel 5.4.3. Ukuran Septik Tank Berdasarkan Pemakai ……………..……. V-77
Tabel 5.4.4. Bidang Resapan ………………………………………..…… V-77
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.5.1. Bin atau Sampah yang Terbuat dari Plastik ………………….. V-78
Gambar 5.5.2. Perletakan Wadah Sampah Non-Permanen ………………….. V-79
Gambar 5.5.3. Armada Pengumpul Sampah Dengan Ukuran Kecil …………. V-81
Gambar 5.5.4. Truk Pengangkut Sampah ……………………………………. V-81
Gambar 5.5.5. Kontainer yang Terbuat dari Plastik/Fiber dan Logam .…………. V-82
Gambar 5.5.6. Perletakan Kontainer pada Tempat Tertutup ……………..……. V-83
Gambar 5.5.7. Skema Pengelolaan Sampah pada Kawasan Perumahan .…………. V-83
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Bencana Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember
2004, telah menyebabkan beberapa wilayah Kota/Kabupaten di Provinsi NAD telah
mengalami kerusakan berat yang diakibatkan oleh bencana tersebut. Kerusakan berat ini
terjadi hampir di seluruh sektor kegiatan perkotaan, pedesaan termasuk sarana dan
prasarana (infrastruktur) di tempat tersebut. Untuk mempercepat/menanggulangi kesulitan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dari sarana dan prasarana yang hancur maka
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Propinsi Aceh-Nias telah membuat program
kegiatan guna mempercepat pemulihan atau merehabilitasi dan merekonstruksi kembali
sarana dan prasarana yang hancur tersebut.
Adapun Tujuannya adalah mempercepat pemulihan kawasan pedesaan akibat gempa bumi
dan tsunami agar kondisi desa dapat berfungsi kembali seperti sedia kala dan memacu
terciptanya desa yang lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya.
1.3. Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah tersusunnya suatu dokumen Detail Engineering Design
(DED) Infrastruktur Desa untuk Jalan, Drainase, Air Bersih, Air Kotor, Persampahan,
Listrik, Telepon dan Lansekap sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan.
Lingkup Pekerjaan Penyusunan DED Infrastruktur Desa ini meliputi 32 Lokasi desa yang
termasuk dalam penyusunan DED ini yang tersebar di beberapa kecamatan dan berada di 3
Daerah Tingkat II yaitu Kota Banda Aceh , Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Aceh
Jaya.
Hampir 1/3 wilayah Propinsi Aceh mengalami bencana gempa bumi dan tsunami, maka
melalui program rehabilitasi dan rekonstruksi pemerintah dalam hal ini Badan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Aceh-Nias melaksanakan pembangunan penyediaan prasarana dan sarana
yang hancur akibat bencana gempa dan tsunami.
Kebijaksanaan dalam rangka mendukung program tersebut diutamakan pada pemenuhan
kebutuhan prasarana dan sarana dasar.
Adapun strategi penanganan yaitu dalam proses penyusunan program kegiatan ini
dilaksanakan oleh Konsultan bersama masyarakat setempat, sedangkan peranan Pemerintah
hanya berupa bimbingan dan pembinaan teknis serta pengawasan dan pengendalian
program.
Setelah program kegiatan berupa usulan kegiatan tersusun, maka tindak lanjut dari usulan
program kegiatan tersebut di sempurnakan oleh Konsultan untuk dibuat Detail Engineering
Design (DED). Dari DED itulah yang nantinya digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
teknis dalam kegiatan fisik/konstruksi.
Sumber dana kegiatan penyusunan Detail Engineering Design (DED) Infrastruktur Desa di
Propinsi NAD ini berasal dari APBN - P tahun 2006 yang dikoordinasikan dibawah Satuan
Kerja (Satker) Perencanaan Umum, Perencanaan Teknis dan Manajemen Rantai
Pengadaan, Bappeda Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Bab II
Kondisi Eksisting
2.2. Drainase
Sistem drainase yang ada di Desa Cot Paya menggunakan sistem gravitasi, dimana pola
pengaliran air hujan dan air limbah rumah tangga dari area tangkapan dialirkan secara gravitasi ke
tempat yang lebih rendah menuju ke saluran pembuang primer ( sungai ) dan menuju ke laut.
Jaringan drainase yang ada di Desa Cot Paya berupa saluran tersier di sisi jalan dengan lebar 0.5
m dengan konstruksi batu kali yang berfungsi sebagai pengumpul air dari
blok-blok kawasan untuk dialirkan menuju ke saluran sekunder dengan
lebar 1.5 m dengan konstruksi batu kali. Sebagai penampung utama air
hujan untuk Desa Cot Paya adalah sungai yang mengalir ke laut.
Kondisi saat ini masih terjadi genangan pada bagian jalan yang
elevasinya rendah. Setelah terjadi tsunami kondisi konstruksi saluran sekunder dan tersier
mengalami kerusakan dan tertimbun Lumpur.
Penduduk Desa Cot Paya sebelum tsunami menggunakan air bersih dari Sumur Bor dan air sumur
dangkal. Kualitas air sumur sebelum tsunami bagus, tidak asin. Namun pasca tsunami menjadi
asin. Saat ini penduduk yang menghuni rumah semi permanen mendapatkan air bersih dari tangki
yang disuplai ke dalam bak dan dari sumur Bor yang telah dibangun oleh mercy Corps.
2.4. Persampahan
Sistem pembuangan sampah di Desa Cot Paya sebelum tsunami tidak dikelola dan tidak terdapat
prasarana pembuangan sampah yang memadai. Pembuangan sampah pada umumnya dilakukan
dengan dibakar pada musim kemarau dan ditimbun pada musim penghujan. Sebagian masih
dibuang ke halaman rumah maupun di sembarang tempat.
Sistem pembuangan Air Limbah Desa Cot Paya sebelum tsunami dilakukan dengan sistem on site
sanitation dengan menggunakan jamban-jamban keluarga yang dilengkapi dengan septictank dan
bidang resapan.
Setelah terjadi tsunami prasarana jamban keluarga dan jamban umum rusak total
dan tidak bisa dipergunakan lagi. Saat ini telah dibangun jamban-jamban umum temporer dari
bantuan lembaga donor di lokasi barak-barak penampungan.
2.6. Listrik
Sebelum terjadi tsunami kebutuhan energi untuk penerangan dan energi lainnya untuk penduduk
Desa Cot Paya diperoleh dari jaringan listrik PLN.
Setelah terjadi tsunami jaringan PLN terputus total dengan tingkat kerusakan mencapai 100 %.
Saat ini jaringan PLN sudah terbangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di Meunasah dan Barak
Penampungan warga.
2.7. Telepon
Jaringan telepon di desa Cot Paya mengalami kerusakan, sebelum tsunami jaringan telepon
dilayani oleh PT. Telkom, dengan jaringan kabel melalui tiang besi. Untuk saat ini sudah tidak ada
lagi layanan telepon kabel.
Bab III
Survey Topografi
3.1. Umum
Yang dimaksudkan Survey Topografi disini adalah kegiatan di lapangan berupa pekerjaan
pengukuran trace jalan dan saluran drainase pada lokasi pekerjaan yang meliputi
pengukuran poligon dan sipat datar di seluruh lokasi pekerjaan. Adapun tujuannya adalah
untuk mendapatkan gambaran umum secara lengkap tentang kondisi lapangan baik kondisi
prasarana maupun teffrainnya.
Data topografi yang tersedia untuk lokasi rencana didapatkan dari peta masterplan hasil
perencanaan Desa (Village Planning).
Pekerjaan survey topografi ini meliputi pekerjaan pemasangan Benchmark (BM) sebagai
titik tetap, pengukuran titik kontrol vertikal dan horisontal, pembuatan tampang
memanjang dan melintang jalan dan saluran.
Benchmark dibuat dari patok beton ukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm yang terdiri dari
campuran semen, pasir dan batu split/kerikil dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Benchmark
dipasang di lokasi pekerjaan pada tempat yang mudah dijangkau untuk keperluan
pengukuran dan aman dari kemungkinan kerusakan akibat pelaksanaan pada masa
konstruksi ataupun paska konstruksi.
Setelah selesai pemasangan, patok BM tersebut diikatkan ke referensi BM yang sudah ada.
Jika di lokasi perencanaan tidak terdapat patok BM yang dapat digunakan sebagai
referensi, maka untuk menentukan elevasi patok BM digunakan koordinat lokal.
Pengukuran kerangka horisontal / Poligon ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
titik kontrol Horizontal (X ; Y) dari semua titik tetap (Bench Mark) dan titik-titik poligon
lainnya serta sebagai pengikat titik horizontal untuk keperluan pengukuran situasi dan
potongan melintang atau cross section.
Pengukuran Waterpass (Sipat datar) dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan titik
kontrol vertikal (Z) dari semua titik tetap (Bench Mark) dan titik-titik poligon lainnya serta
sebagai pengikat titik tinggi untuk keperluan pengukuran situasi detail. Pengukuran
dilakukan dengan metode sipat datar menggunakan alat ukur waterpass.
Jalur pengukuran sipat datar utama mengikuti jalur pengukuran poligon sehingga dengan
demikian juga merupakan jaringan tertutup (kring). Pengukuran sipat datar dibuat perseksi
dimana tiap seksi dilakukan pengukuran pergi pulang dalam kurun waktu 1 (satu) hari.
Pembuatan potongan melintang jalan dan drainase dilakukan lebih utama untuk keperluan
perencanaan. Potongan melintang dilakukan tiap jarak 50 m dan untuk tikungan/belokan
tiap jarak 25 meter atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Oleh karena itu data yang ditampilkan harus lengkap. Untuk potongan melintang jalan,
data yang ditampilkan adalah :
1. Elevasi as jalan
2. Elevasi tepi jalan
3. Elevasi dasar saluran tepi kiri
4. Elevasi dasar saluran tepi kanan
5. Jarak antar titik.
3.6.1. Pengambaran
Sebagai bentuk laporan akhir dari pekerjaan pengukuran ini, maka konsultan
menyusun Laporan hasil pengukuran berupa Laporan Penunjang (Pekerjaan
Pengukuran) yang berisi data-data asli dari pengukuran di lapangan maupun hasil
perhitungan di kantor dan gambar-gambar hasil perhitungan tersebut.
Bab IV
Review
Perencanaan Desa
2 Perumahan
a. Hancur 100 %
a. Jalan 90 %
b. Drainase 95 %
c. Sanitasi 95 %
d. Air Bersih 95 %
f. Listrik 100 %
g. Telepon 100 %
1 AREA PERUMAHAN
1.1 Perumahan Eksisting Di kavling perumahan 15 ha 60 % 167 unit Minimal Landed Langsung IOM
eksisting rumah houses dibangun di atas
Type 36 site rumah
1.2 Perumahan Di area pertambakan & 2 ha 8% ±12 unit Minimal Landed house Dirubah fungsi IOM
Pengembangan Baru tanah kosong rumah lahan dari
Type 36 pertambakan &
tanah kosong
menjadi lahan
permukiman
Mix use Area Di Sepanjang Jalan 1.5 m² 0.09 % ± unit Type Landed house Langsung IOM
Banda Aceh - Bangunan dibangun di atas
Malahayati Ruko site rumah
Berfungsi sebagai:
• Tempat Pemakaman Tempat pemakaman desa 0.06 ha % - - - Direhabilitasi area Belum ada
Umum/ Keluarga pemakaman
• Perkebunan dan Perbaikan perkebunan 1.5 ha % - - - Perbaikan lahan Belum ada
Pertanian Perkebunan
Perbaikan tambak dan 10 ha % - - - Penanaman Belum ada
• Tambak tanggul tambak vegetasi di
sepanjang tepi
tambak
5 FASILITAS PENDIDIKAN
Tempat Pendidikan Anak Balai Desa dan Pusat 0.1 ha % Bangunan Bangunan Pembangunan Belum ada
Usia Dini desa (lokasi lama) pendidikan modern baru
TPA Dijadikan sebagai
escape building 3
lantai
6 FASILITAS
PERIBADATAN
Rencana Meunasah dan lokasi lama 4.600 m² % Bangunan Bangunan Pembangunan Belum ada
Masholla (juga berfungsi modern baru
sebagai escape building)
7 FASILITAS KESEHATAN
Polindes/Posyandu Di Pusat desa 0.01 m² % 1 Bangunan Bangunan Pembangunan Belum ada
2 kesehatan modern baru
8 FASILITAS OLAH RAGA Di Kawasan 2 ha % 1 Bangunan Landed house Pembangunan Belum ada
Lapangan Volley, Escape Pengembangan Rekreasi dan lapangan baru
9 FASILITAS BALAI
MASYARAKAT
FASISILITAS SOCIAL Pusat desa 1000 m2 % 1 Bangunan Bangunan Pembangunan Belum ada
Meuliga (Balai Pertemuan) 1 modern baru
Kantor Desa 1
Balai PKK (Escape Building)
3Lantai
− Di sekitar lingkungan SD
b. Geometrik Jalan
Geometrik jalan pada kawasan direncanakan seperti pada tabel dibawah.
d. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan pada kawasan menggunakan perkerasan aspal. Kriteria struktur
perkerasan jalan di desa Cot Paya direncanakan seperti pada tabel di bawah.
Tabel : Rencana Struktur Tebal Perkerasan Jaringan Jalan Desa Cot Paya
No Klasifikasi Jalan Perkerasan Lapis Atas Lapis Lapis
(cm) Pondasi Pondasi
Atas (cm) Bawah
(cm)
1 Jalan utama desa Aspal 10 20 20
penetrasi
2 Jalan lokal Aspal 10 20 20
penetrasi
3 Jalan lingkungan Aspal 10 20 20
penetrasi
4.5.2. Drainase
c. Dimensi Saluran
Perencanaan debit banjir rencana digunakan periode ulang 5 tahun, kemiringan dasar
saluran primer 0,0009 dan saluran sekunder 0,001. Sedangkan tinggi jagaan untuk
saluran primer adalah 1 m dan saluran sekunder 0,3 - 0,5 m.
Saluran primer pada kawasan direncanakan menggunakan dinding tegak dengan
konstruksi batu kali, sedangkan untuk saluran sekunder dan tersier menggunakan
dinding tegak dengan konstruksi beton.
Dimensi saluran pada kawasan direncanakan sebagai berikut :
1. Saluran Primer, lebar 2 m
2. Saluran sekunder, lebar 1- 1,2 m
3. Saluran tersier, lebar 0.5 m, yang terbagi dalam masing-masing ruas saluran
tersier.
2. Jangka Panjang
Penyediaan air bersih melalui jaringan perpipaan PDAM
Jaringan perpipaan dipasang mengikuti rute sisi jalan guna mencapai
pelanggan dan tertanam sedalam 80 cm dalam tanah
- Jaringan Distribusi Pipa Sekunder 4 ” , sepanjang 910 m
- Jaringan Distribusi Pipa Tersier 2 ” , sepanjang 3.230 m
0.1
0.5
Pasir Urug
4.5.5. Persampahan
Sistem pengelolaan persampahan kawasan, meliputi organisasi dan manajemen, teknik
operasional, pembiayaan, peraturan maupun peran serta masyarakat baik melalui
penanganan terpusat maupun setempat.
Pewadahan
( tiap rumah, tong / bin )
Sarana Pengumpul
( gerobak sampah )
TPS
TPA
Proyeksi Timbulan Sampah Dan Pelayanan Prasarana Persampahan Desa Cot Paya
Tahun
No Uraian Satuan
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Jumlah Penduduk Jiwa 367 374 382 389 397 405
2 Target Pelayanan % 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 367 374 382 389 397 405
4 Timbulan Sampah Terlayani
a. Permukiman (1,19
l/orang/hr) m3/hr 0.44 0.45 0.45 0.46 0.47 0.48
b. Pasar (0,37 l/orang/hr) m3/hr 0.14 0.14 0.14 0.14 0.15 0.15
c. Komersial (0,2 l/orang/hr) m3/hr 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08
d. Perkantoran (0,1
l/orang/hr) m3/hr 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
e. Fasilitas Umum (0,2
l/orang/hr) m3/hr 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08
f. Jalan (0,1 l/orang/hr) m3/hr 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.02
g. Saluran (0,1 l/orang/hr) m3/hr 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.02
Tahun
No Uraian Satuan
2005 2006 2007 2008 2009 2010
h. Kawasan Industri (0,1
l/orang/hr) m3/hr 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.02
i. Lain-lain (0,1 l/orang/hr) m3/hr 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03
Jumlah Timbulan m3/hr 0.81 0.82 0.85 0.86 0.88 0.92
Kebutuhan Prasarana &
5 Sarana
a. Tong/bin kapasitas 120
liter unit 7 7 8 8 8 8
c. Gerobak sampah kap. 1
m3 unit 1 1 1 1 1 1
4.5.6. Listrik
Rencana Penanganan dan pengembangan jaringan listrik kawasan adalah :
a. Jangka Pendek
1. Penyediaan Genset untuk supply tenaga listrik sesuai kebutuhan
2. Tingkat pelayanan daya listrik masing–masing rumah diasumsikan 100 watt (3
titik lampu @ 25 watt = cadangan).
3. Kebutuhan daya listrik untuk 164 unit rumah adalah 16.400 watt.
4. Genset yang diperlukan adalah 1unit kapasitas 20 KW.
b. Jangka Panjang
Penyediaan tenaga listrik melalui jaringan listrik PLN, dengan tingkat pelayanan daya
tiap masing-masing rumah :
- Perumahan besar : 1.300 watt
- Perumahan sedang : 900 watt
- Perumahan kecil : 450 watt
c. Jaringan kabel listrik menggunakan jaringan kabel bawah tanah mengikuti rute sisi
jalan guna mencapai pelanggan.
1. Jaringan kabel listrik bawah tanah direncanakan melalui penyediaan pipa PVC dia.
8” sebagai tempat kabel listrik dan manhole tipa jarak 20 m untuk pemasangan,
operasi dan pemeliharaan.
Pipa PVC dia 8” sepanjang 2.137 m
PT. WASTU WIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614 IV - 16
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
DED Infrastruktur Desa di Propinsi NAD Laporan Perencanaan
↑ Kondisi jaringan direncanakan sedemikian rupa supaya teratur dan aman terutama
di pemukiman padat,
↑ Lampu penerangan jalan ditempatkan pada beberapa ruas jalan, dimana
ditempatkan untuk tiang listrik dengan jarak diatur sedemikian dengan jalur lalu-
lintas (jarak lampu penerangan jalan tiap 20 m dan jarak lampu pedestrian tiap titik
titik 10 m)
↑ Penempatan jaringan direncanakan mengikuti jaringan jalan yang ada, dan ditanam
di bawah tanah, dengan pembagian klasifikasi dalam jaringan primer, sekunder,
dan tersier.
7 Busbar standar
8 Kabel standar
9 Saklar Tungggal standar
10 Saklar Ganda standar
11 Stop Kontak standar
Listrik
4.5.7. Telepon
Untuk memenuhi kebutuhan telepon, jaringan yang melalui kawasan perencanaan agar
ditingkatkan baik jumlah maupun penyebarannya sehingga dapat lebih merata dan
menjangkau seluruh kawasan.
Kebutuhan akan prasarana telepon berdasarkan perkiraan kebutuhan fasilitas telepon
digunakan asumsi:
- 1 sambungan telepon dengan penduduk pendukung 10 jiwa
- 1 sambungan pelayanan umum dengan penduduk pendukung 100 jiwa
sambungan telepon didasarkan pada standar yang berlaku. Penyediaan sambungan telepon
melalui jaringan listrik PT. TELKOM. Jaringan kabel telepon menggunakan jaringan
kabel yang ditanam dalam tanah mengikuti rute sisi jalan guna mencapai pelanggan.
c. Jaringan kabel telepon bawah tanah direncanakan melalui penyediaan pipa PVC dia. 8”
sebagai tempat kabel telepon yang dan listrik dan manhole tipa jarak 20 m untuk
pemasangan, operasi dan pemeliharaan.
Bab VI
Analisa Perhitungan
6.1. Analisa Perhitungan Struktur Jalan
6.1.1. Data yang diperlukan :
a. Data tanah dasar : CBR.
b. Lalu-lintas : Volume/ADT, komposisi, konfigurasi as/sumbu dan
beban, angka pertumbuhan.
c. Material yang tersedia : Sifat-sifatnya.
d. Ketentuan-ketentuan lain : Umur rencana, keadaan umum di daerah sekitarnya,
alignment (faktor regional) dan lain-lain.
Perencanaan jalan Desa ini mengacu pada Pedoman perhitungan tebal perkerasan lentur
pada SKBI No. 2.3.26.1987 dan SK Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987 tentang
Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, serta SNI No. 1732-1989-F, yaitu
tentang penggunaan nomogram sebagai berikut :
- Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) : adalah jumlah kendaraan yang lewat pada
jalan yang direncanakan perhari rata-rata untuk dua jurusan/arah.
- Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) : Jumlah lintasan kendaraan rata-rata pada tahun
permulaan pada jalur rencana dengan satuan as tunggal 8,16 ton (18.000 lbs = 18
kips) atau (18 Kips Single Axle Road).
- Lintas Ekivalen Akhit (LEA) : Jumlah lintasan kendaraan rata-rata pada tahun
akhir dan masa pelayanan pada jalur rencana dengan as tunggal 8,16 ton.
- Lintas Ekivalen Tengah (LET) : Jumlah lintasan kendaraan rata-rata selama masa
pelayanan pada jalur rencana dengan satuan as tunggal 8,16 ton.
- Jalur Rencana : adalah suatu jalur dari jalan yang paling banyak (padat) dilewati
kendaraan.
Pada jalan dua jalur biasanya salah satu jalur; sedang pada jalan berjalur banyak
terpisah (multi lane divided) adalah pada jalur terluar.
- Faktor Regional (FR) : Faktor koreksi sebagai akibat adanya perbedaan antara
kondisi lapangan yang dihadapi dengan kondisi AASHO Road Test yang antara
lain dapat meliputi : iklim, curah hujan, kondisi alignment/topografi, lalu lintas,
fasilitas drainase dan lain sebagainya.
- Indeks Permukaan (IP) : disebut juga “serviceability” adalah besaran yang
menyatakan nilai dari kerataan/kehalusan dan kekokohan perkerasan di tinjau dari
kepentingan pelayanan lalu-lintas.
Nilai/harga IP tergantung pada jenis dan kondisi perkerasan (kondisi : rut dept,
roughness, patch, crack dll; tanpa dipengaruhi geometrik dari jalan yang
bersangkutan .
- IPo dan IPt : IPo adalah nilai IP pada awal tahun permulaan, sedangkan IPt adalah
IP pada akhir masa pelayanan. Pemilihan harga IPo dan IPt tergantung pada jenis
perkerasan dan klas jalan.
Pemilihan IPt menunjukkan tingkat kerusakan yang diijinkan/direncanakan pada
akhir masa pelayanan.
- Faktor penyesuaian (FP) : adalah faktor koreksi sehubungan rencana yang kita
perhitungkan tidak sama dengan 10 tahun.
UR
FP =
10
- Angka Ekivalen Beban (AE) : adalah besaran yang menyatakan jumlah lintasan as
tunggal 8,16 ton atau 18.000 lbs yang menyebabkan derajat kerusakan yang sama
dengan beban as yang mempunyai AE tersebut, bilamana lewat (lintasan) satu kali.
Rumus AE :
4
⎛ BebanSumbuTunggal ⎞
- As tunggal : AEtg = ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 8.160 kg ⎠
4
⎛ BebanSumbu Tunggal ⎞
- As Tandem : AEtg = ⎜⎜ ⎟⎟ x 0 .086
⎝ 8 .160 kg ⎠
- Koefisien Distribusi Kendaraan (C) : adalah koefisien yang menyatakan prosentase
atau bagian dari kendaraan yang lewat dari jalur rencana dari keseluruhan
kendaraan yang lewat pada jalan yang dimaksud.
- Indeks Tebal Perkerasan (ITP) : adalah besaran yang menyatakan nilai konstruksi
perkerasan yang besarnya tergantung pada tebal masing-masing lapisan serta
kekuatan relative dari lapisan-lapisan tersebut.
- Koefisien Kekuatan Relatif (a) : adalah koefisien yang menyatakan kekuatan
relative daripada lapisan perkerasan, yang besarnya tergantung pada CBR,
stability, kuat tekan dan lain sebagainya.
- Rumus ITP :
a. Hitung ADT masing-masing jenis kendaraan untuk tahun ke 0 dan untuk tahun ke n (n
= umur rencana).
6.1.4. Pelaksanaan
ITP = a1 D1 + a 2 D2 + a3 D3
a1,a2,a3 = koefisien kekuatan bahan perkerasan (VII)
D1,D2,D3 = tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)
Angka 1, 2 dan3 : masing-masing untuk lapis permukaan, lapis pondasi dan lapis pondasi
bawah.
Metode perencanaan konstruksi bertahap didasarkan atas konsep “sisa umur”. Perkerasan
berikutnya direncanakan sebelum perkerasan pertama mencapai keseluruhan “masa
fatique”.
Untuk itu tahap kedua diterapkan bila jumlah kerusakan (cumulative Damage) pada tahap
pertama sudah mencapai k.1.60%. Dengan demikian “sisa umur” tahap pertama tinggal
k.1. 40%.
Untuk menetapkan ketentuan diatas maka perlu dipilih waktu tahap pertama antara 25% -
50% dari waktu keseluruhan. Misalnya : UR = 20 tahun, maka tahapI antara 5 – 10 tahun
dan tahap II 5 – 10 tahun.
a. Jika pada akhir tahap I tidak ada sisa umur (sudah mencapai fatique, misalnya timbul
retak), maka tebal perkerasan tahap I didapat dengan memasukkan lalu lintas sebesar
LER1.
b. Jika pada akhir tahap II diinginkan adanya sisa umur k.1.40% maka perkerasan tahap I
perlu ditebalkan dengan memasukkan lalu lintas sebesar x LER1
c. Dengan anggapan sisa umur linear dengan sisa lalu lintas, maka :
X LER1 = LER1 + 40% x LER1
(tahap I plus) (tahap I) (sisa tahap I)
Diperoleh y = 2,5.
d. Jika pada akhir tahap I tidak ada sisa umur maka tebal perkerasan tahap II didapat
dengan memasukkan lalu lintas sebesar LER2.
e. Tebal perkerasan tahap I + II didapat dengan memasukkan lalu lintas sebesar y LER2.
Karena 60% y LER2 sudah dipakai pada tahap I maka:
Y LER2 = 60% y LER2 + LER2
(tahap I+II) = (tahap I) + (tahap II)
Diperoleh y = 2,5.
f. Tebal perkerasan tahap II diperoleh dengan mengurangkan tebal perkerasan tahap I +
II (lalu lintas y LER2) terhadap tebal perkerasan I (lalu lintas x LER1)
g. Dengan demikian pada tahap II diperkirakan ITP2 dengan rumus :
ITP2 = ITP – ITP1
ITP didapat dari nomogram dengan LER = 2,5 LER2
ITP1 didapat dari nomogram dengan LER = 1,67 LER1.
Start
Benklement
Beam Test
Parameter Perencanaan
CBR
Analisa Data
Geometrik Lapangan
Inventory
Menentukan
Unique Section
Selesai
Tabel 1 Tabel 2
I (kend./hari)
Jumlah jalur LHR = Lalu Lintas Fe = Faktor
Harian Rerata Ekivalensi
II
E = angka ekivalensi
Tabel 3
Diketahui :
- Konfigurasi beban
sumbu LEP = Lintas C = koefisien
- Sumbu tunggal / ganda Ekivalen distribusi kend.
N
LEP = ∑ LHR
J =1
J xC j xE j
Tabel 4
IPo = Indeks
Permukaan awal Grafis
ITP = Indeks Tebal
DDT CBR
Perkerasan
Tabel 5
FR = faktor
regional
D1
No
Desain
Yes
selesai
Data-data teknis jalan yang diperlukan dalam perencanaan ini mengacu pada :
1. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No.13/1970, Dirjen Bina Marga,
Departeman Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
2. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisa Komponen (SKBI-2.3.26. 1987), Departemen PU.
Tahapan perhitungan tebal perkerasan di atas dapat dilihat pada halaman berikut.
XT = X +
Sx
(YT − Yn )(mm)
Sn
90%. Xt
I= ( mm/jam )
4
5) Buat garis lengkung intensitas hujan rencana.
Garis lengkung intensitas hujan rencana dibuat dengan cara memplotkan harga
intensitas hujan (mm/jam), pada waktu konsentrasi 240 menit (4 jam) dan kemudian
tarik garis lengkung yang searah dengan garis lengkung basis.
6) Tentukan panjang daerah pengaliran L1, L2 dan L3, kemudian tentukan kondisi
permukaan saluran berikut koefisien hambatan (nd).
nd
t1 = ( 2/3. 3,28 . L0 . ) 0,167
s
L
t2 =
60V
Tc = t1 + t2
3) Hitung luas penampang basah yang paling ekonomis yang dapat menampung debit
yang dapat menampung debit maksimum, disesuaikan dengan bentuk selokan/gorong-
gorong.
Fe = Fd
w = 0.5 d ( m ).
6) Hitung kemiringan tanah pada lokasi yang akan dibuat saluran dengan rumus :
V .n
i = ( )2
R2 / 3
Periksa kemiringan tanah pada lokasi yang akan dibuat saluran dengan rumus :
t1 − t2
i = x 100 %
L
Table . 5
Data Curah Hujan Tetapkan Banjir Tentukan Panjang
Harian Max per Tahun Rencana 5 Th Daerah Pengaliran
Minimum 10 th Table . 6
Table . 7
Rumus Gumbel
Sx
Tentukan XT=x+ YT - Yn Y Y S
Xrt, Sx Sn t n n
dg Rumus Statistik
A1; A2; A3
90% XT Waktu
Kurva I= A1.C1+A2.C2+A3.C
Konsentrasi ( T C )
basis R=
4 A
I
Rencana
1
Q= C.I.A
3,6
Q V
Fd = Q / V Rumus Penampang
Ekonomis
Luas Penampang
Ekonomis (Fe)
F d = Fe
Tinggi = h
Lebar = b
W = √(0,5 d)
Rumus manning
R=F/P i = (V . n / R2/3 )2
( i ) Lapangan ( i ) perhitungan
( i ) lap. = ( i ) perh.
( i ) lap. = ( i ) perh.
Data curah hujan harian maksimum tahunan untuk wilayah perencanaan di Kabupaten
Aceh Besar diambil dari Stasiun hujan Indrapuri (No.111a).
Secara kronologis tahapan perhitungan debit rencana adalah sebagai berikut :
1. Menentukan stasiun hujan yang akan dipakai (Tabel 6.2.1)
2. Melakukan perhitungan parameter dasar statistik data hujan (Tabel 6.2.2)
3. Membandingkan hasil perhitungan statistik data hujan dengan parameter sebaran
standar (Tabel 6.2.3)
4. Setelah diketahui analisa sebaran datanya kemudian tentukan metode perhitungan
hidrologi yang digunakan (Tabel 6.2.4)
5. Melakukan perhitungan intensitas hujan (Tabel 6.2.5)
6. Data hasil perhitungan intensitas hujan digambar dalam kurva basis (Gambar 6.2.1)
7. Menentukan debit rencana tiap saluran (Tabel 6.2.6)
8. Menentukan debit rencana komulatif saluran (Tabel 6.2.7)
9. Melakukan perhitungan dimensi saluran (Tabel 6.2.8)
10. Melakukan perhitungan elevasi dasar saluran (Tabel 6.2.9)
Perhitungan volume saluran dilakukan secara menyeluruh yang meliputi hal-hal sebagai
berikut :
- Galian tanah manual
- Pasangan batu kali 1 pc : 4 ps
- Beton K.250 (saluran)
- Beton bertulang (penutup saluran)
- Urugan pasir bawah saluran
- Plesteran 1 pc : 4 ps
- Suling-suling pipa PVC Ǿ 2 “ ( tiap 2 m2 diberi 1 bh )
- Gorong-gorong, dihitung berdasarkan ROWnya
- Paving blok t = 6 cm termasuk lapisan pasir dibawahnya (trotoar jalan)
- Kerb kanan kiri saluran
Hasil perhitungan volume pekerjaan untuk masing-masing ruas jalan dapat dilihat pada
Laporan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Dalam membangun suatu penyediaan air bersih sistem perpipaan diperlukan suatu kriteria
perencanaan untuk mempermudah menghitung besaran sistem jaringan transmisi, jaringan distribusi
maupun bangunan penunjang.
Kriteria perencanaan untuk sistem perpipaan adalah sebagai berikut :
• Sistim pelayanan Kran Umum/Hydran Umum dan Sambungan rumah.
• Cakupan pelayanan 60 - 100 % daerah pelayanan
• Jarak minimum antara kran umum/hydran umum 200 meter
• Kebutuhan air : 30-120 t/orang/hari
• Kebutuhan non domestik : 1000 – 1500 l/sambungan
• Faktor kehilangan air : 20 % dan total kebutuhan.
• Faktorharimaksimum : 1,1.
• Faktor jam puncak : 15-20 %.
• Kapasitas reservoir : 2 x hari maksimum.
• Periode Design : 10 Tahun
• Koefisien Kekasaran Pipa GI 110 dan PVC : 130
1. Bak Pelepas Tekanan ( BPT )
a. Fungsi dari bak pelepas tekanan ini adalah untuk menurunkan tekanan hidrostatis
menjadi nol pada lokasi dimana bak ini dipasang pada jalur pelayanan.Bak ini
diperlukan bilamana beda t.inggi antara sumber air dengan daerah pelayanan lebih
besar dari 80 m.
b. Jumlah bak ini pada suatu sistim perpipaan bisa lebih dari satu, yang mana jumlah
terebut tergantung pada beda tinggi seperti yang disebutkan diatas. Sebagai standar
dari bak ini, dengan ukuran sebagai berikut :
- Panjang bersih 1,6 m
- Lebar bersih 1 m
- Kedalaman 1 rn
c. Bak pelepas tekanan harus dilengkapi dengan pipa penguras, pipa masuk pipa keluar
dan pipa peluap.
d. Konstruksi dari bak pelepas tekanan ini adalah sebagaimana yang diperlihatkan pada
gambar.
2. Valve
Valve berfungsi menghentikan aliran dan mengatur aliran. Valve harus ditempatkan pada
tempat-tempat tertentu sehingga, jika ada kebocoran pipa, tidak semua sistim terganggu
tetapi dengan menutup satu atau beberapa valve, daerah yang terganggu akibat kebocoran
tersebut dapat diperkecil.
Jika terdapat perbedaan ketinggian yang cukup besar antara jalur-jalur pipa/perbedaan sisa
tekanan yang cukup besar, valve perlu ditempatkan pada persimpangan jalur pipa tersebut.
3. Air Release Valve.
Air release valve berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam pipa
sehingga aliran air tidak terganggu. Air valve harus ditempatkan pada tempat-tempat
tertinggi dan jalur pipa.
Pada jaringan distribusi, tidak perlu digunakan air release valve karena kran umum sudah
berfungsi sebagai air release valve setiap saat kran dibuka.
4. Wash out.
Wash out berfungsi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran endapan yang ada didalam pipa.
Pada umumuya endapan akan terkumpul pada tempat-tcmpat terendah dan jalur-jalur pipa
sehingga wash out harus ditempatkan pada tempat-tempat terendah dari jalur pipa.
5. Reservoir (Bak Penampung)
a. Bak penampung berfungsi sebagai penampung / penyimpanan air untuk mengatasi
problem naik turunnya kebutuhan air dan kecilnya sumber, juga dapat memperbaiki
mutu air melalui pengendapan. Bak ini dapat pula berfungsi sebagai pelepas
tekanan.
b. Semua sudut dinding harus dibuat lengkung untuk memudahkan pembersihan.
c. Pipa keluar harus dipasang kira-k.ira 5 - 20 cm diatas bak.
d. Pipa lubang peluap harus dipasang sedikit lebih tinggi danipada pipa masukan. Pipa
peluap sekaligus bisa berfungsi sebagai lubang hawa.
e. Pipa peluap harus berdiameter cukup besar untuk melayani aliran maksimum yang
sudah diperhitungkan.
f. Pipa peluap dan pipa keluaran ke jaringan distribusi harus memakai saringan.
g. Pada bak penampung harus ada lubang (manhole) yang besarnya cukup untuk
dilewati orang masuk ke dalam bak.
h. Atap/plafon bak penampung harus mempunyai kemiringan yang cukup sehingga air
hujan tidak tergenang di atasnya.
6. Sambungan Rurnah.
Pelayanan dengan cara ini hanya mungkin dilakukan apabila debit air dapat mencukupi
kebutuhan seluruh penduduk yang dilayani, serta tingkat penghasilan masyarakat yang
sudah cukup tinggi bagi pembayaran reslribusi sambungan rumah. Dalam merencanakan
penggunaan sambungan langsung sebagai sistim pelayanan hal utama yang perlu
12. Hitung kehilangan tekanan per 1000 m (hf/1000) dengan menenggunakan rumus Hazen
William atau tabel Hazen William.
Rumus Hazen William:
Q = 0,282 x C x D 2,63 x S 0,54
Dimana :
Q = debit dalam m/s
S = koefesien kekasaran pipa ( 130 )
D = diameter pipa dalam m.
S = slope
13. Detail Sambungan
Dalam membuat detail sambungan antara jalur-jalur pipa diperlukan accessories /
perlengkapan pipa. Jenis dan ukuran accesories yang disediakan dapat dilihat dalam
lampiran. Standard sambungan dan kebutuhan acccsories untuk bronkaptering, pelepas
tekanan, dan taping untuk kran umum.
14. Jembatan Pipa
a. Merupakan bagian dari pipa distribusi yang menyeberang sungai/saluran atau
sejenis, diatas permukaan tanah/sungai.
b. Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa L
c. Jika diijinkan oleh instansi yang berwenang, jembatan pipa ditempatkan pada
jembatan yang ada dengan ketentuan
6.3.1. Proyeksi Jumlah Penduduk dan Pengembangan Sistim Sarana Air Bersih
Berdasarkan data yang berasal dari Village Planning jumlah penduduk Desa Cot paya adalah 439
jiwa pada tahun 2005 dan pertumbuhan rata-rata 2 %, jadi total jumlah penduduk sampai tahun
2.016 adalah sebanyak 546 jiwa. Sedangkan untuk pelayanan air bersih direncanakan dengan sistim
perpipaan, pelayanan diasumsikan 90 % menggunakan sistim perpipaan dan 10 % dengan sistim
lain dan direncanakan kebutuhan air akan dihitung untuk 10 tahun mendatang. Dari 90 % yang
dilayani oleh PDAM 70% dengan sambungan rumah dan 30 % dengan pelayanan Kran Umum atau
Hidran Umum.
Untuk lebih jelas data proyeksi penduduk dan cakupan pelayan yang direncanakan dapat dilihat
dalam table 6.3.1.
TABEL 6.3.1
KEBUTUHAN AIR BERSIH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 ZONA I 233 2.00 237 242 247 252 257 262 267 273 278 284 289
2 ZONA II 206 2.00 210 215 219 223 228 232 237 242 247 252 257
Total 439 448 457 466 475 485 494 504 514 525 535 546
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dan sesuai dengan kesepakatan masyarakat dan
pemerintah, maka desa Cot Paya akan mendapat pelayan dengan sistim perpipaan.
Program ini berdasarkan data dari Master Plan desa hanya menyediakan sistim jaringan distribusi
saja sedangkan sumber air baku disediakan oleh PDAM.
Usulan sistim jaringan distribusi tersebut akan menggunakan pipa pvc, dengan diameter sebagai
berikut :
1. Pipa PVC
2. Assesories
Jumlah assesories yang dibutuhkan antara lain seperti pada table berikut.
Tabel 6.3.2
Jumlah Assesories yang dibutuhkan Desa Cot Paya
No Assesories Bahan/Material Jumlah Satuan
1 Tee PVC 42 Bh
2 Reducer PVC 14 Bh
3 Gate Valve Bronze 14 Bh
4 Water Meter Bronze 79 Bh
5 Water Moor PVC 14 Bh
6 Double Nipple PVC 2 Bh
7 Elbow PVC 12 Bh
8 Cap/Dop PVC 6 Bh
TABLE 6.3.3.
WATER DEMAND PROJECTION
WATER DEMAN PROJECTION IN BANDA ACEH WATER SUPPLY SYSTEM
c. Religious Centre ltr/Con/day 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500
d. Others ltr/Con/day 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
F. Water Demand
1 Domestic demand 29.1 30.1 30.7 31.3 32.0 32.6 33.3 33.9 34.6 35.3 36.0
a. Individual connection (IC) m3/day 26.7 27.2 27.8 28.3 28.9 29.5 30.0 30.6 31.3 31.9 32.5
b. Public tap connection (PT) m3/day 2.4 2.9 3.0 3.0 3.1 3.2 3.2 3.3 3.3 3.4 3.5
2 Non Domestic 57.5 66.5 75.5 84.5 93.5 102.5 111.5 120.5 129.5 138.5 147.5
a. Governmental office m3/day 20.0 22.0 24.0 26.0 28.0 30.0 32.0 34.0 36.0 38.0 40.0
b. Publik health centre m3/day 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0 22.0 24.0 26.0 28.0 30.0
c. Religious m3/day 22.5 25.5 28.5 31.5 34.5 37.5 40.5 43.5 46.5 49.5 52.5
d. Others m3/day 5.0 7.0 9.0 11.0 13.0 15.0 17.0 19.0 21.0 23.0 25.0
3 Total domestic + non domestic m3/day 86.6 96.6 106.2 115.8 125.5 135.1 144.8 154.4 164.1 173.8 183.5
G. Water Losses
1 Production processeing % 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
2 Water losses on distribution pipe % 20.00 20.00 21.00 21.00 22.00 22.00 23.00 23.00 24.00 24.00 25.00
H. Production, distribution
1 Total water distribution m3/day 108.2 120.8 134.5 146.6 160.9 173.2 188.0 200.6 215.9 228.7 244.7
2 Net production m3/day 109.3 122.0 135.8 148.1 162.5 175.0 189.9 202.6 218.1 231.0 247.1
3 Maksimum day consumption faktor m3/day 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15
4 Peak hour faktor m3/day 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
5 Maksimum day consupmtion m3/day 124.4 138.9 154.6 168.6 185.0 199.2 216.2 230.6 248.3 263.0 281.4
6 Peak hour consumption m3/hour 7.8 8.7 9.7 10.5 11.6 12.5 13.5 14.4 15.5 16.4 17.6
7 Production duration hour 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0
8 Average production capacity m3/day 124.4 138.9 154.6 168.6 185.0 199.2 216.2 230.6 248.3 263.0 281.4
ltr/sec 1.4 1.6 1.8 2.0 2.1 2.3 2.5 2.7 2.9 3.0 3.26
Berdasarkan data Master Plan Desa, untuk pembuatan jamban keluarga, saluran pembuangan air
limbah ( SPAL ), sudah termasuk dalam pembangunan rumah sehinggga DED untuk air limbah
hanya membuat Jamban Umum , Septik Tank dan Bidang resapan.
Untuk menentukan kebutuhan jamban umum, sebetulnya menggunakan survey lapangan ke
masyarakat yang benar-benar tidak mampu untuk membuat jamban keluarga ( Jaga ), karena tidak
diadakan survey tentang hal tersebut diatas, maka jamban umum direncanakan menyesuaikan
dengan hasil survey “Vilage Planning” berdasarkan jumlah Kran Umum / Hidran Umum yang
direncanakan di desa tersebut.
Untuk desa Cot Paya berdasarkan perhitungan untuk 10 tahun yang akan datang, terdapat 3 kran
umum, sehingga jamban umum yang akan dibangun di desa tersebut terdapat 3 unit.
Pembesian adalah besi beton berdiameter 8 mm untuk tulangan pokok dan diameter 6 mm
untuk sengkang dengan jarak 16 cm.
- Lantai Jamban
Lantai jamban berupa beton tumbuk tanpa pembesian dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3
kerikil, setebal 5 cm.
Pada bagian tertentu dari lantai, diperlukan urugan pasir yang dapat untuk mencapai
ketinggian yang diinginkan. Lantai beton tumbuk harus diplester dengan campuran 1 semen :
2 pasir dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm dengan kemiringan 2% ke arah drain.
- Atap
Atap jamban adalah atap seng gelombang BJLS 27 yang berkualitas baik. Rangka atap kayu
Kamper atau yang sederajat dengan semua permukaan diserut halus dan bertumpu pada ring
balk serta diperkuat dengan angker besi beton Ǿ 10 mm.
Rangka atap setelah terpasang, harus dilapisi meni kayu sampai merata, kemudian dicat
dengan cat minyak.
Pada salah satu sisi atap dipasang talang, yang terbuat dari seng plat BJLS 27 sehingga
pada saat hujan airnya dapat dialirkan ke reservoir agar dapat dipergunakan untuk keperluan
jamban dan talang tersebut ditahan oleh kait-kait penahan talang dari besi plat dengan ukuran
2 cm, tebal 2 mm yang dipasang pada setiap jarak 50 cm.
- Pintu Kayu.
Kusen pintu terbuat dari kayu kamper yang diserut halus dan berukuran sesuai gambar serta
harus di meni dan dicat dengan cat minyak yang berkualitas baik.
Rangka pintu di bagian luar dilapisi triplek dengan ketebalan 3 mm dan bagian dalam dilapisi
dengan seng plat BJLS 27.
Pintu dicat dengan cat minyak berkualitas baik, setiap pintu papan bagian dalam dipasang
kunci selot dan dibagian luar dipasang kunci gembok.
- Jendela
Jendela terbuat dari kayu kamper yang diserut halus dengan ukuran sesuai gambar, serta
dimeni dan dicat minyak berkualitas.
- Closet
Closet yang digunakan adalah closet jongkok leher angsa berkualitas baik dan dihubungkan
ke tangki septic oleh pipa PVC dia. 100 mm class D.
Closet dipasang di atas pasangan bata ( seperti pada gambar ) dengan campuran perekat 1
semen : 2 pasir dan diplester setebal 1,5 cm dibagian dalam dengan campuran 1 semen : 2
pasir.
Untuk mengetahui besarnya timbulan sampah dan jumlah penduduk yang akan terlayani,
maka harus diketahui jumlah penduduk ( jiwa ), angka pertumbuhan penduduk untuk setiap
tahunnya (%) serta target pelayanan perencanaan (%).
Tahap analisa selanjutnya adalah mengetahui asal timbulan sampah. Dibawah ini jenis asal
timbulan sampah dan standard timbulan sampah yang dihasilkan dan dapat dijadikan bahan
pegangan perhitungan :
Setelah kita mendapatkan data jumlah penduduk yang akan terlayani dan jumlah timbulan
sampah yang dihasilkan dari jumlah penduduk yang akan terlayani, maka kita dapat
mengetahui berapa jumlah timbulan sampah yang dihasilkan. Analisa di atas tersebut
merupakan bahan pertimbangan kita untuk memilih volume tempat pewadahan dan alat
pengangkutan sampah yang sesuai dengan jumlah timbulan yang di dapat.
Cot Paya
Jumlah penduduk tahun 2006 : 387 jiwa
Perkiraan laju pertumbuhan penduduk : 1.3% (asumsi) 2006
Tahun perencanaan : 5 tahun
Rencana yang akan dilayani : 100%
Tahun Perencanaan
No Uraian Satuan
2007 2008 2009 2010 2011
2 target yang akan dilayani jiwa 392 397 402 408 413
3 Timbulan sampah :
5 Gerobak 1 m3 buah 1 1 1
Catatan :
1. Kebutuhan akan wadah dan alat pengangkutan sampah ( tong, gerobak dan kontainer) pada
tahun 2008 dan 2010 tidak ada, karena pertimbangan umur pemakaian maksimal dari
barang tersebut pada tahun-tahun sebelumnya.(lihat tabel 5.5.2 jenis peralatan)
2. Kebutuhan akan gerobak dilebihkan dengan alasan adanya rotasi pemakaiannya.
Analisa perhitungan listrik dilakukan dalam rangka menyiapkan jaringan listrik saja
beserta sarana penunjangnya yaitu box dan Casing sebagai penempatan kabel listrik.
Perencanaan mengacu pada Spesifikasi Teknis yang berlaku yaitu Peraturan Umum
Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 04-0225-
2000) dari Badan Standarisasi Nasional. Namun demikian dalam pelaksanaannya nanti
mengikuti Sistem jaringan yang sudah ada di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
standar daerah atau peraturan pengatur lainnya yang dikeluarkan oleh PLN wilayah
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Penempatan box bawah tanah berfungsi untuk melindungi kabel dan memudahkan dalam
perbaikan bila terjadi kerusakan. Box terbuat dari pasangan batu bata pada sisi samping
dan ditutup dengan beton bertulang. Sedangkan Casing listrik terbuat dari pipa PVC type
D dengan diameter 3” atau 7,5 cm. Dimensi box dapat dilihat pada gambar pelaksanaan.
Untuk pemeliharaan, maka dibuat Manhole yang diletakkan tiap jarak 20 m dan di tempat-
tempat persimpangan. Manhole berukuran 1 m x 1 m sehingga memudahkan untuk
pekerjaan perbaikan dan terbuat dari beton bertulang.
↑ Kondisi jaringan direncanakan sedemikian rupa supaya teratur dan aman terutama di
pemukiman padat,
↑ Lampu penerangan jalan ditempatkan pada beberapa ruas jalan, dimana ditempatkan
untuk tiang listrik dengan jarak diatur sedemikian dengan jalur lalu-lintas (jarak lampu
penerangan jalan tiap 20 m dan jarak lampu pedestrian tiap titik titik 10 m)
↑ Penempatan jaringan direncanakan mengikuti jaringan jalan yang ada, dan ditanam di
bawah tanah, dengan pembagian klasifikasi dalam jaringan primer, sekunder, dan
tersier.
Untuk memenuhi kebutuhan telepon, jaringan yang melalui kawasan perencanaan akan
ditingkatkan baik jumlah maupun penyebarannya sehingga dapat lebih merata dan
menjangkau seluruh kawasan.
Kebutuhan akan prasarana telepon berdasarkan perkiraan kebutuhan fasilitas telepon
digunakan asumsi sebagai berikut :
- 1 sambungan telepon dengan penduduk pendukung 10 jiwa
- 1 sambungan pelayanan umum dengan penduduk pendukung 100 jiwa
Sambungan telepon didasarkan pada standar yang berlaku. Penyediaan sambungan telepon
melalui jaringan dari PT. TELKOM.
Bab VII
Penutup
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
2. Untuk infrastruktur jalan sistim pelaksanaan timbunan dipadatkan lapis demi lapis
dengan ketebalan maksimal 20 cm menggunakan alat pemadat.
3. Untuk jalan di daerah rawa sebelum ditimbun dilakukan pembersihan terhadap kotoran
yang ada pada dasar tanah.
4. Pekerjaan pembentukan jalan di daerah rawa dilakukan sampai lapis pondasi atas
(Agregat A), sambil menunggu proses konsolidasi selama 3 bulan.
5. Bahwa pada saat perencanaan dilakukan berdasarkan data eksisting, tetapi sebelum
pelaksanaan kemungkinan telah dilaksanakan pekerjaan infrastrukturnya oleh
berbagai pihak atau atas inisiatif warga masyarakat. Untuk mengantisipasi ini
Kontraktor dan Konsultan Supervisi harus mengadakan setting ulang terutama atas
elevasi jalan atau drainase agar mendapatkan hasil yang optimal. Ketidaksamaan
kondisi di lapangan dengan gambar rencana perlu disikapi sebagai sesuatu yang tetap
harus dilaksanakan. Sehingga harus segera diambil keputusan, mengingat program ini
sangat mendesak dan dinantikan oleh masyarakat desa.
Kedondong Rencana jalan yang berbatasan dengan desa sebelah Hijau Putih Hijau 1-2m 6 - 10 m
Jalan yang membatasi area baru pengembangan perumahan
dengan daerah sekitarnya
Waru Rencana disepanjang Jalan Utama Desa Gampong Cot Paya Hijau Putih, - 1–2m 4–8m
kiri dan kanan Jalan Malahayati Kuning
Rencana disepanjang menuju keDesa Gampong Cot Paya
Kiri dan Kanan
Mangrove Rhizophora Di sepanjang tepian tambak dan perbatasan dengan laut Hijau Jingga Coklat 0,5 – 1 m 4 -8 m
Mucronata
KARAKTER Asem Jawa Rencana disepanjang Jalan Utama Desa Gampong Cot Paya Hijau Jingga Coklat 2m 10 – 15 m
AKSEN kiri dan kanan Jalan Malahayati
Rencana disepanjang menuju keDesa Gampong Cot Paya
Kiri dan Kanan
Rencana jalan Baru
Mahoni Rencana disepanjang Jalan Utama Desa Gampong Cot Paya Hijau Putih Hijau - 1–2m 8 – 15 m
kiri dan kanan Jalan Malahayati Coklat
VI - 31
DED Infrastruktur Desa di Propinsi NAD Laporan Perencanaan
Mangrove Rhizophora 0,5 – 1 m 5–6m 25 x 25 x 50 cm 0,5 – 2,5 Peredam tsunami, abrasi dan 0,5 – 2,5 30 – 40 cm
Mucronata m penghijauan desa cm
KARAKTER Asem Jawa 2m 5–8 m 50 x 50 x 100 cm 5 - 10 m Pengarah & Peneduh 20 cm 25 – 35 cm
AKSEN
Mahoni 0, 5 2 m 3–4m 50 x 50 x 100 cm 5m Pengarah, Peneduh, Produktif 15 – 20 cm 30 – 40 cm
VI - 32
DED Infrastruktur Desa di Propinsi NAD Laporan Perencanaan
VI - 33
DED Infrastruktur Desa di Propinsi NAD Laporan Perencanaan
DAFTAR PUSTAKA
1. Jalan
- Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen, SKBI – 2.3.26. 1987, UDC : 625.73 (02), Departemen Pekerjaan Umum.
- Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, No.13 /1970, Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
- Spesifikasi dan Standard Jembatan Pelat Beton untuk Jembatan Jalan Raya, No.02/1969,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
2. Struktur
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI – 2, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
- Perhitungan Lentur dengan cara “n”, UDC : 624.012.45:620.178, Direktorat Jenderal
Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
- Vademekum Lengkap Teknik Sipil, Imam Subarkah Ir, Idea Dharma, 1984.
3. Drainase
- Perencanaan dan Pelaksanaan Drainase, Modul P.6.4., Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Ir. Enus Yunus, April 2000.
- Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air, Imam Subarkah, Ir, 1980
- Hidrologi Terapan, Sri Harto Dipl.H Ir, 1983
4. Air Bersih
- Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Proyek Pemasangan Pipa Air Baku
Pejompongan, Laporan Akhir, April 1996, PT. Nusuno Karya Consultant.
5. Persampahan
- Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbunan dan Komposisi sampah
perkotaan, SK SNI M-36-1991 – 03, Departemen Pekerjaan Umum.
- Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, SK SNI T-13-1990-F, Departemen
Pekerjaan Umum.
- Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia, SK SNI
S-04-1993-03, Departemen Pekerjaan Umum.
6. Listrik
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), SNI 04-0225-2000.
7. Lain-lain
- Penetapan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
SK Gubernur Provinsi NAD Nomor : 050.205/414/2005, Tahun 2006, Biro
Perlengkapan Sekretariat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
- Penyesuaian Standar Barang dan Harga Satuan Barang Kebutuhan Pemerintah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, SK Gubernur Provinsi NAD Nomor : 050/023/2006, Biro
Perlengkapan Sekretariat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
PT. WASTUWIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp (0651) 23808
DED Infrastruktur Desa di Propinsi NAD Laporan Perencanaan
- Penyesuaian Standar Barang dan Harga Satuan Barang Kebutuhan Pemerintah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, SK Gubernur Provinsi NAD Nomor : 050/024/2006, Biro
Perlengkapan Sekretariat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
- Rencana dan Estimate Real Cost, Bachtiar Ibrahim H, Bumi Aksara, 1978.
- Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, J.A.Mukomoko Ir, Kurnia Esa, 1977
PT. WASTUWIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp (0651) 23808