Bab 1. Tinjauan Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik PDF
Bab 1. Tinjauan Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik PDF
RIWAYAT MEDIS:
berlangsung lebih fleksibel dan mengikuti arah dan petunluk yang diberikan
oleh pasien sebagaimana diuraikan dalam Bab 2. Setiap segmen dalam riwayat
medis memiliki tujuan yang khusus seperti yang dirangkum dj bawah inj
I Keluhan Utama
Lakukan setiap upaya untuk mengutip kata-kata pasien sendiri. Sebagai
contofu "Perut saya sakit dan saya merasa menderita." Kadang-kadang pasien
tidak mempunyai keluhan yang jelas pada keadaan ini, Anda harus melapor-
kan tujuan pasien untuk berobat. Sebagai contolr, "Saya datang ke rumah
sakit untuk keperluan regular checkup (pemeriksaan kesehatan berkala)" atau
"Saya dirawat di rumah sakit untuk pemeriksaan jantung yang lengkap."
Obat-obatan harus dicatat, meliputi nama obaf dosig cara pemberiary dan
frekuensi penggunaan. Catat juga obat-obat yang dipakai di rumah, obat-obat
tanpa resep dokter, vitamin, mineral atau suplemen herbaf pil KB, dan obat-
obat yang dipinjam dari anggota keluarga atau teman. Sebaiknya Anda me-
minta kepada pasien untuk membawa semua obatnya sehingga Anda dapat
melihat dengan pasti obat yang diminumnya. Reaksi alergi, yang meliputi
reaksi spesiJik terhadap setiap obaf seperti ruam atau mual, harus dicatat;
demikian pu14 reaksi alergi terhadap makanan, serangga, atau faktor-faktor
lingkungan. Perhatikan pemakaian tembakau yffrg mencakup jenis tembakau
yang digunakan. Rokok sering kali dicatat dengan istilah pack-years (seseorang
yang telah merokok sebanyak 1% bungkus per hari selama 12 tahun memiliki
riwayat merokok 78 pack-years). Iika pasien telah berhenti merokok, catatlah
sudah berapa lama. Pemakaian alkohol dan narkoba harus selalu ditanyakan
(lihat hlm. 4647 untuk pertanyaan yang dianjurkan). (Perhatikan bahwa
pemakaian tembakau, alkohol dan narkoba dapat dimasukkan dalam Riwayat
Personal dan Sosial; namury banyak klinisi yang menganggap semua kebiasa-
an ini berhubungan dengan Keadaan Sakit yang Sekarang.)
I Riwayat Keluarga
Pada Riwayat Keluarga, buat garis atau diagram mengenai usia serta status
kesehatan atau mengenai usia dan penyebab kematian setiap sanak keluarga
dekat (meliputi orang tua kakek/nenek, saudara sekandung, anak, dan cucu)
Lakukan telaah terhadap setiap keadaan berikut ini dan catat jika keadaan
tersebut terdapat atau tidak terdapat dalam keluarga; keadaan tersebut me
tiputi hipertensi, penyakit arteri koroner, kenaikan kadar kolesterol, stroke,
diabetes, penyakit tiroid atau renaf kanker (sebutkan tipenya), artritis,
tuberkulosis, asrr.a, atau penyakit paru, sakit kepala, kelainan kejang, penyakit
jiwa, riwayat bunuh diri, lecanduan alkohol atau adiksi obat/narkoba dan
riwayat alergi serta gejala yang dilaporkan oleh pasien
Beberapa klinisi menyusun Tinjauan Sistem Tubuh pada saat melakukan pe-
meriksaan fisik. Sebagai contotL mereka bertanya tentang telinga pada saat
melakukan pemeriksaan telinga. ]ika pasien hanya memiliki beberapa keluhan.
cara penggabungan ini mungkin cukup efisien. Akan tetapr, jika gejalanya
cukup banyak, aliran informasi baik mengenai riwayat medis maupun hasil
pemeriksaan fisik bisa terputus dan pencatatan informasi yang penting dapat
menjadi tindakan yang janggal. Di bawah ini tersusun pertanyaan-pertanyaan
yang merupakan rangkaian-baku pertanyaan tentang Tinjauan Sistem Tubuh
Setelah Anda semakin berpengalamarL pertanyaan dengan jawaban "ya atau
tidak" yang ditempatkan pada akhir anamnesis hanya rnemerlukan waktu
vang tidak lebih dari beberapa menit
' Kepolo, Mota, Telingo, Hidungo don Tenggorok Kepala: Sakit kepala,
trauma kepala, pening/pusing, kepala terasa ringan. Mata: Penglihatan, pe-
makaian kacamata atau lensa kontak pemeriksaan mata terakhir, rasa nyeri,
kemerahan, pengeluaran air mata yang berlebihan, penglihatan ganda, peng-
lihatan yang kabur, bintik-bintik, bercak, silau, glaukoma, katarak. Telinga:
Pendengaran, finitus, vertigo, nyeri telinga, infeksi, pengeluaran sekret. jika
pendengaran berkurang, tanyakan apakah pasien menggunakan alat bantu
pendengaran atau tidak. Hidung dan sinus: Selesma yang sering, hidung yang
tersumbat, pilek atau gatal pada hidung hay feaer, mimisan (epistaksis), per-
masalahan sinus. Tenggorok (atau mulut dan faring): Keadaan gigi, gusi,
perdarahan gusi, gigi palsu jika ada dan apakah gigi palsu itu terasa pas, pe-
meriksaan gigi yang terakhir, lidah yang luka-luka dan sakit, mulut kering,
radang tenggorokan yang sering, suara serak
PEMERIKSAAN FISIK:
PENDEKATAN DAN TINIAUAN
Dalam bagian ini, kami akan menggambarkan secara garis besar p emefiksaan
fisik yang komprehensif dan menyediakan tinjauan tentang semua kom-
ponennya. Anda akan melaksanakan pemeriksaan fisik yang komprehensif
pada sebagian besar pasien baru atau pasien yang masuk rurnah sakit. Bagi
pemeriksaan yang lebih berorientasi atau berfokus pada permasalahan, keluhan yang
ada akan menentukan bagian pemeriksaan manakah yang Anda pilih untuk
dikerjakan. Anda akan menemukan pembahasan yang lebih luas mengenai
cara pendekatan pada pemeriksaan tersebut, ruang lingkupnya (komprehensif
atau terfokus), dan tabel yang merangkum rangkaian pemeriksaan dalam Bab
3, yaitu Memulai Pemeriksaan Fisik: Keadaan lJmum dan Tanda-Tanda Vital.
Informasi tentang anatomi dan fisiologi, pertanyaan untuk anamnesis, teknik-
teknik pemeriksaan dan berbagai abnormalitas yang penting, semuanya di-
rinci dalam Bab 3 hingga 16 untuk setiap segmen pada pemeriksaan fisik yang
diuraikan di bawah ini.
Penting untuk dicatat bahwa kunci dalam melaksanokan pemeriksaan fisik yang
cermat dan akurat adalah mengembangknn rangkaian pemeriksaan yang sistematik.
Pada awah-rya, Anda mungkin memerlukan catatan untuk mengingat apa yang
harus Anda cari ketika merneriksa setiap bagian tubuh pasien; akan tetapi,
dalam waktu beberapa bulan setelah berlatih, Anda akan memiliki kemampuan
melakukan pemeriksaan secara rutin yang Anda ciptakan sendiri. Urutan ini
akan menjadi kebiasaan dan sering kali mendorong untuk kembali pada segmen
pemeriksaan yang Anda lewatkan; membantu Anda menjadi lebih teliti.
riksaannya menimbulkan rasa tidak nyaman pada diri pasien karena pemerik-
saan tersebut memang diperlukan. Dalam menerapkan teknik inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi, klinisi yang terampil memeriksa setiap regio tubuh
pasien dan pada saat yang bersamaan, menangkap respons pasien secara ufuh,
memperhatikan kedipan mata atau tatapan yang terlihat khawatir dan mem-
beri informasi yang menenangkary menjelaskan, serta menenteramkan hati
Tonda-Tanda Vital. Ukur ringgi dan berat badan. Ukur tekanan darah Pasien duduk pada pinggir
Hitung frekuensi denyut nadi din respirasi. [ika ada indikasi, ukur suhu rempat tidur atau meja periksa.
rubuh kecuali jika ada kontraindikasi
terhadap posisi ini. Anda harus
Kulit Perhatikan kulit wa;ah dan karakteristiknya. ldentifikasi setiap lesi berdiri di depan pasien dan jika
denganmemperhatikanlokasi, distribusi, susunao tipe, danwamanya. hrspeksi diperlukan bergeser ke samping
dan palpasi rambut serta kuku. Pelajari kedua belah tangan pasien. Lanjutkan rubuhnya.
pemeriksaan kulit ketika Anda memeriksa bagian tubuh yang lain.
Kepalo, Mata, Telinga, Hidungo don Tenggorok Kepala:Periksa rambut, Ruangan harus digelapkan pada
kulit kepal4 tengkorak kepala, dan wajah. Mata: Lakukan tes ketajaman visus pemeriksaan oftalmoskop
dan pemeriksaan skrining lapang pandang. Perhatikan posisi dan kelurusan Ruangan yang gelap akan
(alignment) kedua mata. Observasi kelopak mata dan inspeksi sklera serta menambah dilatasi pupil dan
konjungtiva tiap-tiap mata. Dengan penyinaran yang arahnya menyilang dari penampakan fundus okuli
samping inspeksi tiap-tiap komea, iris, dan lensa. Bandingkan kedua pupil,
dan lakukan tes reaksi terhadap cahaya. Lakukan penilaian terhadap gerakan
ekstraokuler. Dengan oftalmoskop, lakukan inspeksi fundus okuli. Telinga:
inspeksi aurikel, kanalis auditorius, dan membran timpani. Periksa ketajaman
pendengaran. Jika ketajamannya berkurang, periksa lateralisasi (tes Weber)
dan bandingkan hantaran udara dengan hantaran tulang (tes Rinne). Hidung
dan Sinus: Lakukan pemeriksaan pada hidung bagian luar; dengan mengguna-
kan senter dan spekulum nasal, lakukan inspeksi mukosa nasalis, septum
nasalis, dan konkha nasalis. Lakukan palpasi untuk memeriksa apakah terda-
patnyeri tekan pada sinus frontalis dan maksilaris.Tenggorok (ataumulut dan
faing): Lakukan inspeksi pada bibir, mukosa oral, gusi (gingiva), gigi, tidah,
palatum, tonsil, danfaring. (Mungkin Anda ingin memeriksanerztuskranialisselama
melakukan b agian pemeriksaan ini. )
Leher. lnspeksr dan palpasi kelenjar limfe servikal. Perhatikan apakah Bergeserlah ke belakang pasien
terdapat massa atau pulsasi abnormal pada leher. Rasakan apakah terdapat yang sedang duduk untuk
deviasi trakea. Lakukan observasi untuk mengamati suara dan usaha pasien meraba kelenjar tiroid dan
dalam bemafas. Inspeksi dan palpasi kelenjar tiroid memeriksa bagian punggung.
coraks posterior. dan paru
Punggung. lnspeksr dan palpasi lulang belakang, dan otot punggung
Ioroks Posterior don Poru. lnspeksi dan palpasi tulang belakang serta otot-
otot punggung sebelah afas. lnspeksi, palpasi dan perkusi dada. Tentukan
ketinggian suara pekak diafragma pada perkusi setiap sisi dada. Dengarkan
bunyi pernapasan; identifikasi setiap bunyi tambahan; dan iika diperlukan,
dengarkan pula bunyi suara yang dihantarkan (lihat hlm. 233)
Payudaro, Aksilo, don Nodus Epitrokleoris. Pada wanita, rnspeksr payudara Pasren tetap berada dalam
dengan kedua lengan dilemaskan, kemudian diangkat dan selanjutnya dengan posisi duduk. Bergeserlah ke
kedua tangan ditaruh pada pinggulnya. Pada laki-laki atau wanita, inspeksi depan pasien kembali
aksila dan palpasi kelenjar limfe (nodus) aksilaris Lakukan pula palpasi kelenjar
limfe epitroklearis
Catatan mengenffi Ststem Muskuloskeletal: Pada saat rm, Anda sudah melakukan
sebagian observasi pendahuluan terhadap sistem muskuloskeletal. Anda telah
melakukan inspeksi tangan, memeriksa punggung sebelah atas, dan pada
wanita setidaknya Anda sudah melakukan estimasi yang cukup tentang kisaran
gerak sendi bahu. Gunakan hasil observasi ini dan observasi selanjutnya untuk
memutuskan apakah pemeriksaan muskuloskeletal yang lengkap wajib dilak-
sanakan. Jika ada indikasi, sementara pasien berada dalam posisi duduk, lakukan
pemeriksaan tangan, lengan, bahu, leher dan persendian temporomandibularis
[nspeksi serta palpasi persendian dan periksa kisaran geraknya. (Saat melakukan
pemeriksaan in| Anda boleh memilih untuk memeriksa massa otot ekstremitas atas,
tonus, kekuatan, dan refleks, atau mungkin Anda memutuskan untuk menundanya
hin gga p emeriks aan b erikutnrl a. )
Palpasi payudara, dan pada saat yang sama lanlutkan inspeksr yang, sedang Posisi pasien berbaring
Anda kerjakan telentang. Minta pasien untuk
berbaring. Anda harus berdiri
foroks Anterior ddn Paru. Lakukan mspeksr, palpasr, dan perkusi pada di sisi sebelah kanan ranjang
dada. Dengarkan bunf pemapasan, setiap bunyi tambahan dan iika ada pasien.
indikasinya, bunyi suara yang dihantarkan
Sistem Kardiovaskular. Observasi pulsasi vena;ugulans, dan ukur tekanan Tinggikan kepala tempat
vena jugularis terhadap angulus stemi. Inspeksi dan palpasi pulsasi karotis tidur hingga 30o untuk
Lakukan auskultasi untuk mendengar bising karotis (carotid hruits) pemeriksaan kardiovaskular
Jika perlu, lakukan penyesuaian
ketinggian ini untuk melihat
pulsasi vena iugularis
lnspeksr dan palpasr prekordium. Perhatikal lokasr, diameter, amplitudo, dan Minta pasien berbaring pada
durasi impuls apikal. Dengarkan bunyi jantung pada daerah apeks kordis dan sisi kiri tubuh sementara Anda
margo stemalis inferior dengan menggunakan stetoskop bell. Dengarkan bunyi melakukan auskultasi di apeks
jantung pada setiap daerah auskultatorik dengan stetoskop membran. Dengar- kordis. Kemudian minta pasien
kan bunyi jantung pertama dan kedua, serta splitting fisiologik bunyi jantung kembali berbaring telentang
kedua. Dengarkan setiap bunyi iantung abnormal atau bising iantung sementara dengarkan bagian'
(murmur) jantung lain. Pasien harus
duduk, mencondongkan rubuh
ke depan. dan mengembuskan
napas semenara dengarkan
bising regurgitasi aorta
Abdomen. Lakukan inspeksi, auskultasi, dan perkusi pada abdomen. Pal- Turunkan bagian kepala tempat
pasi abdomen dengan lembut, kemudian lakukan palpasi yang dalam. Laku- tidur kembali ke posisi rata.
kan pemeriksaan hepar dan lien dengan perkusi dan kemudian palpasi. Coba Pasien harus berada dalam
meraba kedu a ginjal, dan lakukan pula palpasi aorta serta pulsasinya. Jika Anda posisi telentang.
mencurigai adanya infeksi Binjal, lakukan perkusi di daerah posterior pada
sudut kostovertebralis.
Ekstremitos Bawah. Periksa kedua tungkai dengan menilai ketiga sistem Pasien berada dalam posisi
sementara pasien tetap berbaring telentang. Masing-masing dari ketiga sistem telentang.
tersebut dapat dinilai lebih lanjut pada saat pasien berdiri.
t Genitnlia dan Hernia pada Laki-Laki. Periksa penis serta isi skrotum dan cari
apakah terdapat hernia.
t Sistem Saraf . Amaticara pasien berjalan dan kemampuannya berjalan dengan
telapak kaki, berjinjit pada ujung jari kaki, berjalan dengan tumit, melompat
di tempat, dan menekuk lutut. Lakukan tes Romberg dan cari apakah
terdapat pronator drift .
Sistem Saraf. Pemeriksaan lengkap sistem saraf dapat pula dilakukan pada Pasien berada dalam posisi
akhir pemeriksaan. Pemeriksaan ini terdiri atas lima segmen yang akan duduk atau telentang.
diuraikan di bawah ki; status mental, neruus kranialis (termasuk pemeriksaan
funduskopi), sistem motorik, sistem sensorik, dan refleks.
Status Mental. ]ika terdapat indikasi dan belum dilakukan pada saat
anarnnesis, lakukan penilaian terhadap orientasi pasien, emosi, proses kogruti{,
isi pikiran, persepsi yang abnormaf wawasan(insight) danperilaian(judgment),
daya ingat dan perhatian, informasi dan perbendaharaan katanya, kemampu-
annya menghitung, berpikir abstrak, serta kemampuan konstruksional.
Sistem Motorik. Massa otot, tonus, dan kekuatan kelompok otot yang
utama.Fungsiserebelum:gerakansilihbergantiyangcepat (RAM; rapidalternating
moaements), gerakan dari titik yang satu ke titik lain (trtoint-to-point moaements)
Sistem Sensorik. Tes nyeri, suhu, sentuhan lembut, vibrasi, dan dis-
kriminasi. Bandingkan sisi kiri dengan kanan dan daerah proksimal dengan
distal pada kedua tungkai.
Pemeriksaan Rektum (Rectol toucher) pada Pria. Inspeksi daerah Pasien berbaring pada sisi
sakrokoksigeal dan perianal. Palpasi anus, rektum, dan prostat. Jika pasien kiri tubuhnya untuk men-
tidak dapat berdiri, periksa daerah genitalia sebelum melaksanakan perneriksa- jalani pemeriksaan rektum.
an rektal.
Pemeriksaan Genitalia dan Rektum pada Wanita. Periksa genitalia Pasien berbaring telentang
ekstema, vagina, dan serviks. Lakukan pemeriksaan Pap smear. Palpasi uterus
dalam posisi litotomi. Anda
dan adneksa. Lakukan pemeriksaan rektovagina dan rektum.
harus duduk selama melakukan
pemer.iksaan dengan spekulum
dan kemudian berdiri pada saat
melakukan pemeriksaan
bimanual uterus, adneksa, serta
rektum.
Rekam medis Anda juga harus mempermudah penalaran klinis dan men-
ceritakan informasi yang esensial kepada banyak profesional medis yang ter-
libat dalam perawatan pasien Anda. Bab 1& Penalaran Klinis, Pengkajian, dan
Rencana akan memberikan informasi yang lebih komprehensif untuk me-
rumuskan penilaian danperencanaan, darr pedoman tambahan bagi keperluan
dokumentasi.
rekam medis tersebut telah memenuhi standar rekam medis yang baik atau belum.
I Kasus lbu N
30 Agusrus 2002
lbu N adalah seorang pramuniaga yang menyenangkan, berusia 54 tahun dan berstatus
janda. Dia tinggal di Amarlllo, Texas.
Rqyukon. Tidak ada.
Surnler fn{ormosi dan fibterondolon. Fasien memberikan informasiirya rendiri dan tampaknya
informasi yang diberikan dapat dipercaya.
Keluhan Utama: "Kepala saya sakit"
yq$ii5ekarang '
,blllan'yang lalu, lbu Fl mengalami rasa sakit kepala di daerah dahi yang
semakin lama semakin bJrtambah parah. B-iasanya ia merasa sakit di kedua sisi aaninla
(bifrontat), sifat sakitnya berdenyut dan intensitasnya ringan hingga sedikit berat Beberapa
'kal harus abreh darj,pekerjaannya karena sakit kepalanya itu disertai dengan rasa rnual
dan muntah-muntah.
,, ,Kini,sbr,tngan it keralanya rata'rata teriadi sekali dalam seminggu, dan biasanya
'dis€babkan oleh'$fres, Larnanya serangan 4 hingga 6 jam. Serangan ini mereda dengan tidur
dan meletakkan handuk basah di atas dahinya. Aspirin dapat sedikit mengurangi serangan
sakit'keptla tersebue Tidak terdapat perubahan pada fungsi penglihatan dan iuga tidak
'ditCmuhanik ainan pada fungii'sensorik*mstorik serta tidak ada keluhan kesemutan
!.,rtsmukan
,{par-estesja},
,:, , ,f,i*:t;-;
l8 tahun
: AtK(Jr,{JtIilQr(UDU; Terkading,rninurlr
'fllkbfrq#narkobcr
l i::l
r er KaudtrBlfllJilUrrr anggur. uudl terlarang
i*rrgEur, Obat Le! rdr dilt tidak Per ildil digunakan.
rrqdK pernah arsr
li:i l: l ]
.::i:
Riwayat Keluarga
€ff rrnsngeflsi ffr€ /fien7s$un Riwoyat Kelucrgo. Ada dua cara untuk mencatat. Riwoyot
Keluargo: pembuatan diagram atau naratif {uraian). Format diagram lebih membantu untuk
melacak kelainan tenetik daripada naratif. Hal'hal neptif dari rivrayat keluarga harus ditulis
sesudah membuat kedua format tersebut.
* Tambahkan tanda bintang atau garis bawah pada hal-hal yang penting.
Tekanan
darah Meninggal
tinggi saat bayi
54
Serangan
jantung
Sakit kepala
migrain Sakit kepala
33
Menunjukkan pasien
,/
ffi Laki-laki yang sudah meninggal
Kepofo, Mata, Telinga, Hidung don Tenggorok Lihat ftiwaycr Penfakit Sekarcng. Tidak
terdapat riwayad cedera kepala. lyloto: Memakii kacarnata baca sej*k 5 tal'run yang.lalu,
terakhir dicek I tahun yang laltr. Tidak ada keluhan. Ielinga; Fendengaran baik. Tidak
terdapat keluhan dnitus, vertigo, dan infeki, Hidung dan sinus: Kadang-kadang menderita
*Tenggorok
selesma ringan. Tidak terdapat riwayar hcy fever dan gangguaft sinus. iotru
",mulut dcn fcringl: Baru-baru ini pasien mengalarni perdarahan gusi. Kunlungan terakhir ke
dokter gigi ditaklrkannya 2 tahun:yang lalu. Kadang-tadang pasien mengalami luka-luka
sePerti sar!awan.
Leher. Tidak reraba benjolan, gondok (goirre), dan tidak terdapat rasa nyeri. Tidak
terdapat pembesaran keleniar limfe.
Payudora. Tidak ada beniolan, rasa nyeri, dan sekret. Melakirkan perneriksaan sendiri
payudara hanya sekali waktu.
Respirotori{rs, Tidak terdapat batuk, wheezing, sesak naPas. Foto rontgen toraks yang
dibuat pa{a tahun 1986 di St. Mary's Hcspital tidak menuniukkan kelainan yang nyata.
Kordiovoskulor. Tidak diketahui adanya riwayat penyakit iantung atau tel<anan darah
tinggi; pengukuran tekanan darah terakhir dilakukan Pada tahun I 998. Tidak terdapat Seiaia
dispnea, oraopn*", nyeri dada, arau palpitasi. Tidak pernah menialani pemeriksaan EKG.
*GastrointestinoL selera makan baik; tidak ada mual, muntah, atau 8an88uair Pencernaan'
Buang air besar sekali sehari, walau kadangkadang buang air besar setelah 2-3 hari
dengan tinja yang keras, khususnya jika pasien merasa teganS. Tidak ada.drrre atau
perdarahan. Tidak terdapat rasa nye.i, ikterus, penyakit kandung empedu ar:u hepar.
*UrlRoriss" Tidak terdapat geiala buang air kecil yang sering ifrequenry)' disuria, hematuria,
atau rasa pegal pada pinggang yang baru saia dialaminya; nokturia lx dengan volume yang
besai. Kadang-kadang keluar sedikit urin ketika pasien baruk dengan kuat'
Genitolia. Tidak ada infeksi pada vagina atau pelvis. Tidak terdapat dispareunia*
Yoskular Perifer. Vena varikosa QmFak pada kedua tungkai selama kehanrilan pertarna'
selama'10 tahun, pasien pernah mengalami pembengkakan pergeiangan kaki iika berdiri
terlalu lama. Pasien mengenakan stoking elastis yang ringan dan pernah mencoba minum
pil .'diuretir' 5 bulan yu,ig totu untuk mEngurangi pernbengkakan pergelangan lo-akinya
retapi tidak banyak membantu; tidak ada riwayat flebitis atau lyeri tungkai.
,llusftuloskeletol. Nyeri ringan dan rasa pegal pada punggung setrelah bawah yang sering
rimbul setelah bekeria sepanlang hari. Tidak terdapat penialaran nyeri ke tungkai. Pernah
metakukan tatihan punggung tetapi sekarang sudah tidak lagi. Tidak terdapat nyeri pada
sendi yang lain.
Neurologi. Tidak pernah pingsan, sefangan epilepsi/keiang, ganSguan motorik, atau
sensorik. Daya ingatnya baik.
Hemotologi. Kecuali gusi yang berdarah, pasien tidak mudah berdarah' Tidak ada geiala
anemia.
-. Permasalahan tiroid tidak diketahui dan tidak ada intoteransi terhadap suhu.
-:-Hersprrasr
Endokrin.
terlaor secara normal. Tidak ada geiala atau riwayat diabetes'
Psikiotr; Tidak ada riwayar depresi atau riwayat pengobatan kelainan psikiatrik Lihat iuga
Riwoyct Penyokrt Sekorong dan Riwoyot Personal don SosioJ.
Pemeriksaan Fisik
lbu N merupakan seorang wanita yang bertubuh pendek, agak gemuk, dan dalam usii
percengahan. lacukup din*amis dan mJnpwab pertanyaan dengan cepat. Penampakannya
agak tegang dengan tangan yang terasa lembab dan dingin. Rambutnya disisir rapi dan
pit uiun-nyJ.ut,fi U".tltt dan rapi. Warna kulitnya baik dan ia berbaring telentang'.anpa
rasa tidak nyaman.
Tanda-Tanda Vitot Tinggi badan {tanpa sepatu) 157 cm. Berat badan (dengan pakaian)
65 l€. TD I 64/98 pada p"ngrturan di lengan kanan dalam keadaan berbaring.tetentang
(supinasi); I 60196 pada pengukuran di lengan kiri dalam keadaan berbaring telentang
(supinasi). Pengukuran TD yang dilakukan datam posisi lengan kanan supinasi dengan
manset lebar adalah 152/88. Frekuensi iantunSflya $$/menit dan teratur. Frekuensi
pernapasan l8/menit. Suhu (oral) 98,6' F (sekitar 36'9' C).
Kulit Telapak tangan terasa dingin dan lembab, tetapi memiliki warna yang baik. Chery
angiomo.".lih". ,n-enyeb"r di seLruh tubuh bagian atas. Kuku tidak rerlihat geiala clubbing
dan sianosis.
17
BAB I T TINJAiJAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
MENCATAT HASIL PEMERIKSAAN ANDA
KeFot4 /l4ato, Ielingo, Htdung, don T.enggorok Kepolo: Rambut dengan tekstur
norrnal. Kulit,kepala tanpa lesi, normosefaliklatr.aumatik- Mata: visus 10/J0 pada setiii
mata. Lapangan pengtihatan penuh dengan tes konfrontasi. Koniungtiva berwarna merah
mudai :klera berwar*a putih. Pupil berukr;ran 4 mrn yang mengalami konsrriksi hingga
ukura* ? mrn; pupil berbentuk bular, reratur, menunjukkan refleks cahaya yang positifdan
isokor, Gerakan ekstraokulernya normal. Tepi kornea berbahs.ietas tanpa tanda-tanda
perdar.ahan dan eksudal Tidak terlihar. penyempitan arteriole atau A-v nicking. Telingo:
Serumen menutupi sebagian membran timpani kanan; kanalis audltorius kiri tampak bersih,
llembran timpani menunjukkan cane af light yang baik. Ketajaman pendengaran cukup baik
terhadap suara berbirik Tes Weber pada garis tengah, hantaran udara > hantaran tulang.,
Hidung: Mukosa benvarna merah muda, septum berada di garis tengah. Tidak ada nyeri
tekan pada daerah sinus. rl4ulut Mukosa oral berwarna merah muda. Beberapa papila
interdental tampak berwarna merah dan agak membengkak. Gigi-geligi tampak baik. Lidah
berada di garis tengah dengan ulkus berwarna putih yang dangkal dan berukuran 3x4 mm .
dengan dasar berwarna merah; ulkus tersebqt terletak pada perrnukaan bawah lidah di
dekat bagian ujungnya. ulkus terasa nyeri ketik* disentuh teapi tidak menuniukkan
indurasi. Tonsil tidak terdapat, Faring terlihar ranpa eksudat.
L*h*-r. Leher teraba supel. Trakea berada di garis tengah. lstmus tiroid hampir tidak
terahal tobus tiroid, tidak teraba.
Kelenjor Lftnfe. Kecil {<l cm), lunak, tidak ada nyeri tekan. Terdapat kelenjar limfe ,
servikal posterior dan tonsiler bilater.al yang d3pat digerakkan. Tidak teraba keleniar: tirnfe
aksilaris atau epitroklearis. Beber.apa keleniar limfe inguinalis yang kecil teraba seeara
bilaterat, lunak dan tanpa hyeri tekan.
r-orql<c dgn Poru. Toraks simetris dengan peranjakan (ekskursi) yang baik. perkusi di
daerah paru memperdengarkan suara resonan. Bunyi per.napasan vesikutertanpaterdengar
bunyi"bunyi tarnbahan. Diaf&gma bergerak turun 4 cm secara bilateral,
Kordiqvorkqlor. Tekanan vena iugularis I cm di atas angulus sterni dengan bagian kepala
ranjang pasien dinaikkkan hingga sudut 30e: carodd r.rpstrokes teraba taiam tanpa brurt lmpuls
apikal terara ielas bat-asnya (diskrit) dan beruifat mengetuk {tapping) tetapi hampir tidak
teraba pada ruang sela iga ke-S kiri, I cm dar.i linea midsternalis. Bunyi s1,
e baik; tidak
terdengar bunyr 53 atau 5*. Bising midsistolik bernada sedang ll/vl ter:dengar pada ruang
sela iga ke-2 kanan; bising ini tidak menjalar ke leher. Tidak terdengar bising diastolik
Payudara. Bergayut (pendulous), simerris. Tidbk teraba massai puting susu ranpa sekreL
Abdomen. Gemuk rarnpak sikatriks yang sembuh dengan baik pada abdomen kuadran
kanan bawah. Bunyi usus aktif. Tidak ada nyeri tekan atau massa. peranjakan hepar 7 cm
pada linea midklavikularis kanan; tepi hepar rara dan dapat, diraba I cm di bawah margo
kosta kanan. Lien dan ginial tidak teraba. Tidak terdapat nyeri tekan pada sudut
kostovenebra.
€enitgli{; Genitalia eksterna anpa lesi. Sistokel ringan tampak pada introitus ketika pasien
mengei4n. lllukosa vagina berwarna nrerah muda. Seivik bervrarna rnerah muda, pdrous* ,
dan tanpa sekret uter:us terletak di sebelah anterior, pada garis tengah, teraba rata, dan
tid4k membqrar. Adneksa tidak'teraba karena; obesiras dan relaksasi yang bur.uk. Tidak ada' :
nyeri tekan pada serviks dan adneksa. Dilakukan Pap smear. Dinding rektovaginalis tampak
utuh.
Rektum. Kubah rektunr tanpa massa. Feses berwarna cokelat; tes darah samar negatif, : '
Elrtrerni gs,,Hansat dan fidakada edernr^ Befis lemas dan tidak ada nyeri tekan.
Yaskular Perifer. Edema ringan pada kedua pergelangan kaki. varikositas sedang vena
safena:terJihat pada kedua ekstremitas bawah. Tidak ada pigmentasi stasis atau ulkus.
Denyut nadi (2+ = kuat, atau normal).
lleurctq,gl StduS *lento* Tegang tapi waspada dan kooperatif' Pemikiran koheren'..
++
Eerqrienlsi terhadap orang, temPaq dan waktu' Nervus Kroniofis: ll'Xll utuh' A4oJork . ++/
htm. 585 untuk
f.qaesa din t*nu. ur* r*p*f. baik Kekuatan 5/5 di seluruh tubuh {lihat ++ ++
yang cepat (ropid
sis .p"ntntuan demiar tekua,tan otot). Sere5elor: Gerakan silih berganti +?
Jiernofi ms*renr$ dan gerakan pointt'-foint tampak utuh. Gaya berialan QmPak
&.q19ls)
,t bi|ii**;di""*is. Sensorik Tes ru$ukan iarum, sentuhan ringan, posisi, vibrasi, dan
yang
stereognosis€mpak:ufiIh. Tes &omberg negatif. Reflek: Ada dua metode Pencatatan
Jil*Lu$n, dan pemilihan metode ini bergamung pada keinginan klinisi yang t.f
4up*
tgfrfouf.annv".Keduametodetersebutadalahbentuktabulerataudiagramgambar
penusirkan sepeni yang diperlihatkan di bawah dan di sebelah kanan. 2+ = kuat
atau
RT 2+ 2+ 2+ 2+ l+ ,
LT ?+ 7+ 2+ 2+17+ l+ .1.
19
BAB I T TINJAUAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK