Anda di halaman 1dari 9

BAB I

DEFINISI

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
dalam usaha mendewasakan manusia melalui suatu proses pengajaran dan pelatihan.
Hasil akhir yang diharapkan melalui kegiatan edukasi tersebut berupa didapatnya
pengetahuan dan ketrampilan oleh peserta didik.
Edukasi atau pendidikan bagi pasien dan keluarga dilingkungan UPT. Puskesmas
Kintamani I diselenggarakan untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam
pengambilan keputusan dan proses pelayanan.
Adapun tujuan pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga antara
lain:
1. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan pasien dan keluarga
untuk dapat berpartisipasi dalam proses asuhan pasien.
2. Memberikan pengetahuan yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai penyakit
yang diderita.
3. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan pasien dan keluarga
dalam pengambilan keputusan asuhan, termasuk proses mendapatkan informed
consent untuk pengobatan dan tindakan medis berisiko tinggi.
4. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan pasien dan keluarga
untuk asuhan berkelanjutan pasien dirumah.
5. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan pasien dan keluarga
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
6. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan pasien dan keluarga
mengenai aspek etika dan tata tertib di lingkungan puskesmas.
BAB II
RUANG LINGKUP PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

Ruang lingkup pemberian informasi dan edukasi bagi pasien dan keluarga di UPT.
Puskesmas Kintamani I yaitu:
1. Pasien dan atau keluarganya diberikan informasi dan edukasi tentang hak mereka
untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan serta kewajibannya selama menjalani
perawatan di UPT Puskesmas Kintamani I.
2. Pasien dan atau keluarganya diberikan informasi dan edukasi tentang Orientasi pasien
baru (aspek etika di puskesmas) dan discharge planning
3. Pasien dan atau keluarga diberikan informasi dan edukasi tentang upaya pencegahan
infeksi meliputi langkah-langkah dan momen mencuci tangan, etika batuk serta alat
perlindungan diri sederhana.
4. Pasien dan atau keluarga diberikan informasi dan edukasi tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
5. Pasien dan atau keluarga diberikan informasi dan edukasi tentang kondisi
kesehatannya dan diagnosis pasti dari penyakitnya.
6. Pasien dan atau keluarga diberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan
peralatan medis secara efektif dan aman.
7. Pasien dan atau keluarga diberikan informasi dan edukasi tentang bagaimana
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pelayanannya. Edukasi juga
mencakup proses memberikan informed consent, dimana jika diperlukan, pasien dan
atau keluarga akan diajarkan tentang kapan dan bagaimana cara memberikan
persetujuan/penolakan terhadap suatu tindakan kedokteran.
8. Pasien dan atau keluarga diberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan seluruh
obat-obatan secara efektif dan aman, serta tentang potensi efek samping obat,
pencegahan terhadap potensi interaksi obat dengan obat lain atau makanan.
9. Pasien dan atau keluarga diberikan informasi dan edukasi tentang diet dan nutrisi sehat
yang sesuai dengan kebutuhan serta kondisi penyakitnya.
BAB III
TATA LAKSANA

6.1 Sasaran
Informasi dan edukasi secara rutin diberikan kepada setiap pasien yang menerima
pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Kintamani I, antara lain:
a. Setiap pasien yang berobat di poliklinik rawat jalan, termasuk pasien rawat jalan di
UGD.
b. Setiap pasien yang menjalani rawat inap di UPT Puskesmas Kintamani I.
c. Salah satu anggota keluarga atau penunggu atau pengantar pasien yang dimaksud pada
butir a atau b diatas, yang dianggap tidak atau belum kompeten untuk menerima
pendidikan. Adapun pasien-pasien yang dianggap tidak atau belum kompeten untuk
menerima pendidikan antara lain:
1. Pasien berusia dibawah 18 tahun,
2. Pasien yang tidak sadar,
3. Pasien dewasa dengan keterbatasan fisik/mental.
Pada kondisi pasien yang dianggap tidak atau belum kompeten untuk menerima
informasi dan edukasi, urutan keluarga atau penunggu atau pengantar yang berhak
menerima informasi dan edukasi adalah sebagai berikut:
1. Pasien berusia dibawah 18 tahun, informasi dan edukasi diberikan kepada mereka
menurut urutan hak sebagai berikut:
- Ayah/Ibu kandung
- Saudara-saudara kandung
2. Pasien berusia dibawah 18 tahun dan tidak memiliki orang tua atau orang tuanya
berhalangan hadir, informasi dan edukasi diberikan kepada mereka menurut urutan
hak sebagai berikut:
- Ayah/Ibu adopsi
- Saudara-saudara kandung
- Induk semang
3. Pasien dewasa yang tidak sadar atau dengan keterbatasan fisik/mental, informasi
dan edukasi diberikan kepada mereka menurut urutan hak sebagai berikut:
- Ayah/Ibu kandung
- Wali yang sah
- Saudara-saudara kandung
4. Pasien dewasa yang telah menikah atau orang tua, informasi dan edukasi diberikan
kepada:
- Suami/Istri
- Ayah/Ibu kandung
- Anak-anak kandung
- Saudara-saudara kandung

3.2 Edukator
Petugas kesehatan yang berhak memberikan informasi dan edukasi kepada pasien di
UPT. Puskesmas Kintamani I ialah para tenaga medis profesional yang kompeten di
bidangnya masing-masing.

Adapun pihak-pihak yang berhak memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga,
dijabarkan seperti dibawah ini:
a. Pemberian informasi dan eduksi tentang bagaimana berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan terkait pelayanannya dan proses memberikan informed consent, dilakukan
oleh Dokter umum/Dokter gigi sebagai penanggung jawab pasien atau perawat dan
bidan.
b. Pemberian informasi dan edukasi tentang kondisi kesehatan dan diagnosis pasien
dilakukan oleh Dokter umum/Dokter gigi sebagai penanggung jawab pasien di
masing-masing poliklinik rawat jalan, UGD, ruang rawat inap maupun ruang bersalin.
c. Pemberian informasi dan edukasi tentang hak pasien dan atau keluarga untuk
berpartisipasi dalam proses pelayanan serta kewajibannya selama menjalani
perawatan di UPT. Puskesmas Kintamani I, dilakukan oleh petugas Loket
Pendaftaran, perawat/bidan penanggung jawab pasien di masing-masing unit.
d. Pemberian informasi tentang upaya pencegahan infeksi meliputi langkah-langkah dan
momen mencuci tangan, etika batuk serta alat perlindungan diri sederhana, dilakukan
oleh perawat atau bidan penanggung jawab pasien di ruangan.
e. Pemberian informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilakukan oleh
perawat/bidan penanggung jawab pasien di masing-masing unit .
f. Pemberian informasi tentang penggunaan seluruh obat-obatan secara efektif dan
aman, serta tentang potensi efek samping obat, pencegahan terhadap potensi interaksi
obat dengan obat lain atau makanan berbeda antara pelayanan di rawat jalan dengan
rawat inap.
- Untuk pelayanan di rawat jalan, edukasi diberikan oleh dokter umum/dokter gigi
yang bertugas di masing-masing poliklinik setelah pasien diperiksa dan diberi
resep obat. Saat pasien/keluarga mengambil obat di apotek, petugas farmasi yang
bertugas wajib menginformasikan kembali penggunaan obat-obat yang akan
dibawa pulang secara efektif dan aman sesuai dengan kompetensinya.
- Untuk pelayanan di rawat inap, edukasi tentang obat-obat yang digunakan
dilakukan oleh perawat atau bidan penanggung jawab pasien di ruangan. Petugas
mengedukasi setiap pasien baru tentang penggunaan obat-obat yang diperoleh
(terutama obat minum) secara efektif dan aman, serta pasien lama yang mendapat
perubahan terapi dari dokter.
g. Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan
peralatan medis secara efektif dan aman dilakukan oleh perawat atau bidan
penanggung jawab pasien di ruang rawat inap.
h. Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang diet dan nutrisi
sehat dilakukan oleh ahli gizi yang bertugas di masing-masing ruangan rawat inap
maupun poliklinik gizi.

3.3 Tempat dan Waktu Pemberian Informasi dan Edukasi


1. Pemberian Informasi dan Edukasi di Rawat Jalan:
a. Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien rawat jalan dilakukan di masing-
masing unit: loket pendaftaran, poliklinik rawat jalan, UGD Puskesmas Kintamani
I.
b. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat jalan adalah selama
jam kerja dengan durasi minimal selama 5 menit
c. Apabila pemberian informasi dan edukasi tidak memungkinkan untuk dituntaskan
pada saat itu, misalnya karena jumlah pasien yang mengantri di poliklinik terlalu
banyak, maka pemberian informasi dan edukasi lanjutan dapat dijadwalkan ulang
pada pertemuan/kontrol berikutnya.

2. Pemberian Informasi dan Edukasi di Rawat Inap:


a. Pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat inap dilakukan di ruang
perawatan pasien (bedside conseling).
b. Informasi dan edukasi yang merupakan tindak lanjut dari asesmen awal kebutuhan
pendidikan pasien dan keluarga, diberikan maksimal 24 jam setelah asesmen
dilakukan.
c. Pemberian informasi dan edukasi bagi pasien rawat inap oleh dokter di ruangan
adalah selama jam kerja, diusahakan setelah dokter melakukan visite ke masing-
masing pasien, dengan durasi minimal selama 5 menit.
d. Pemberian informasi dan edukasi bagi pasien rawat inap oleh petugas kesehatan
lain (perawat/bidan/nutrisian) juga dilakukan selama jam kerja, dengan durasi
minimal selama 5 menit.
e. Pemberian informasi dan edukasi oleh petugas farmasi di ruang perawatan antara
pukul 8 s/d 10 WITA, setelah dokter melakukan visite. Namun tidak menutup
kemungkinan jika edukasi diberikan diluar jam tersebut selama jam kerja (bersifat
fleksibel, mengingat keterbatasan jumlah petugas farmasi). Durasi minimal
pemberian edukasi selama 5 menit.
f. Pemberian informasi dan edukasi yang bersifat insidental, diluar jam kerja yang
diberikan oleh Dokter/perawat atau bidan penanggung jawab pasien dilakukan saat
atau setelah terjadinya peristiwa, dengan durasi yang tidak dibatasi.
3. Pemberian Informasi dan Edukasi pada Kasus Emergensi:
a. Pada kasus dimana pasien membutuhkan prosedur medis yang bersifat emergensi
maka pemberian informasi dan edukasi tentang prosedur medis yang akan
dikerjakan tersebut termasuk risiko dan manfaatnya wajib diberikan sebelum
pasien atau keluarga menandatangani surat persetujuan/penolakan tindakan
kedokteran (informed consent) baik di UGD, maupun Ruang Rawat Inap. Waktu
dan durasi pemberian informasi dan edukasi pada kasus emergensi tidak dibatasi,
betul-betul disesuaikan dengan kegawat daruratan pasien saat itu.

3.4 Materi, Metode dan Media Informasi dan Edukasi


a) Materi
Materi informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan secara
efektif dengan mempertimbangkan kondisi sasaran/penerima informasi terhadap
kebutuhan pendidikan pasien serta kemampuan dan kemauan pasien untuk belajar.
Jadi informasi dan edukasi yang akan diterima oleh setiap pasien berbeda-beda
sesuai kebutuhannya.
Materi edukasi meliputi edukasi tentang :
 Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
 Orientasi pasien baru (aspek etika di puskesmas) dan discharge planning
 Upaya pencegahan infeksi (cuci tangan, etika batuk dan penggunaan alat
perlindungan diri)
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
 Penggunaan peralatan medis secara aman.
 Kondisi kesehatan dan penyakit yang diderita
 Proses memberikan informed consent
 Penggunaan obat-obat secara efektif dan aman
 Gizi dan nutrisi sehat

a) Metode
Pemberian informasi dan edukasi di UPT. Puskesmas Kintamani I senantiasa
menerapkan prinsip komunikasi efektif. Pasien hanya dapat membuat keputusan
yang dikemukakan dan berpartisipasi dalam proses asuhan apabila mereka
memahami informasi yang diberikan kepada mereka. Oleh sebab itu, komunikasi
dan pendidikan kepada pasien dan keluarganya harus diberikan dalam format dan
bahasa yang dapat dimengerti.
Pemberian informasi dan edukasi dapat dilakukan dengan beberapa metode,
antara lain:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Praktek langsung
Setiap pasien tentu memberikan respon berbeda-beda terhadap instruksi lisan,
materi tertulis, video, demonstrasi/peragaan. Metode dipilih dengan
memperhatikan kondisi sasaran/penerima informasi (misalnya bagi yang tiak dapat
membaca, kesulitan mendengar dan lain-lain).
Untuk memperlancar komunikasi dengan pasien dan keluarga, bila memang
diperlukan maka pemberian informasi dan edukasi dapat menggunakan bantuan
seorang penerjemah.
Adapun syarat penerjemah yang boleh membantu pemberian informasi dan
edukasi ialah:
1. Penerjemah yang disediakan puskesmas, yang memahami berbagai keterbatasan
pasien untuk berkomunikasi dan memahami informasi (misalnya: perawat/
bidan penanggung jawab pasien).
2. Anggota keluarga pasien (diutamakan keluarga inti) yang mampu
berkomunikasi secara baik dengan pasien maupun edukator yang memahami
kondisi pasien.
3. Anggota keluarga, khususnya penerjemah anak digunakan hanya sebagai pilihan
terakhir.

a) Media:
Untuk menunjang kegiatan pemberian informasi dan edukasi bagi pasien dan
keluarga di Puskesmas Kintamani I, telah tersedia bahan-bahan edukasi dan
informasi berupa leaflet berbahasa Indonesia sehingga diharapkan akan lebih
mudah dipahami. Disetiap Unit Pelayanan, tersedia sejumlah leaflet dengan topik-
topik tertentu untuk diberikan kepada pasien dan keluarga saat pemberian
informasi dan edukasi. Leaflet-leaflet tersebut sebagian besar didapat dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli serta diproduksi oleh Promkes Puskesmas Kintamani
I.
Bila memang dibutuhkan (sesuai asesmen kebutuhan pendidikan dan pilihan
pembelajaran), pasien dan keluarga dapat diberikan satu leaflet untuk dibawa
pulang. Setiap leaflet yang diberikan kepada pasien dan keluarga harus dicatat
kodenya di rekam medis pasien.
Pemberian leaflet kepada pasien untuk dibawa pulang juga dimaksudkan untuk
mendudung pendidikan berkelanjutan bagia pasien dan keluarga setelah sampai
dirumah. Diharapkan, informasi dalam leaflet yang dibawa tersebut dapat terus
dibaca dan diingat serta dikerjakan secara konsisten.
BAB IV
DOKUMENTASI

4.1 Dokumentasi Kegiatan


Sebagai bukti tertulis telah dilaksanakannya pemberian informasi dan edukasi,
edukator wajib mendokumentasikan kegiatannya secara tertulis sebagai berikut:
a. Untuk pasien rawat inap dan rawat jalan, Edukator mengisi Formulir catatan
pendidikan dan penyuluhan pada rekam medis.
b. Untuk pasien yang memerlukan informed consent, selain mengisi formulir butir a
diatas, juga harus mengisi formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran, bila
pasien/keluarga/pembuat keputusan bersedia menjalani prosedur medis dimaksud.
c. Jika pasien/keluarga/pembuat keputusan menolak prosedur medis dimaksud, maka
sebagai bukti pemberian informasi dan edukasi, edukator juga harus mengisi
formulir Penolakan Tindakan Kedokteran.

4.2 Bukti Verifikasi


Guna memastikan bahwa pasien dan atau keluarga atau pembuat keputusan telah
memahami penjelasan yang diberikan oleh edukator, perlu dilakukan verifikasi. Caranya,
edukator boleh meminta pasien atau keluarga yang diberi penjelasan untuk mengulang
kembali penjelasan yang telah disampaikan sebelumnya atau memperagakan
prosedur/teknik/ketrampilan yang diajarkan sebelumnya.
Sebagai bukti tertulis bahwa pasien telah diverifikasi, maka pasien atau keluarga atau
pembuat keputusan yang diberi penjelasan wajib membubuhkan tanda tangan atau cap jari
dan nama pada formulir butir a, b, c diatas.

Anda mungkin juga menyukai