GPSA Engineering Data Book Gas Processin
GPSA Engineering Data Book Gas Processin
net/publication/304472636
CITATIONS READS
0 1,968
1 author:
Kevin Sutanto
Bandung Institute of Technology
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Kevin Sutanto on 27 June 2016.
Kevin Sutanto
Abstrak
Teknologi membran merupakan teknologi yang saat ini tengah berkembang pesat dan memiliki prospek yang kian menjanjikan
untuk diterapkan dalam berbagai sektor kehidupan di masa depan. Penggunaan teknologi berbasis membran terus mengalami
ekspansi dalam pengaplikasiannya serta sangat membantu umat manusia untuk menghasilkan suatu produk berkualitas tinggi
dengan cara yang lebih mudah. Hal ini tentu memacu setiap engineer untuk terus mengembangkannya secara efisien, ekonomis,
dan tepat guna. Salah satu contoh pemanfaatannya adalah dalam proses pengolahan gas alam. Seperti yang kita ketahui, kualitas
dari suatu gas alam sangatlah bergantung pada konsentrasi kontaminan. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai
teknologi pemisahan berbasis membran untuk gas alam dan tinjauan dari berbagai aspek maupun teori mengenai proses ini. Selain
itu, akan dibahas juga mengenai aplikasinya dalam bidang industri sehingga berbagai alternatif desain sistem maupun efek
sampingnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam tahap pelaksanaannya. Faktor efisiensi dan ekonomis tentu menjadi hal
yang sangat diperhatikan. Dalam makalah ini juga akan memberikan perbandingan mengenai berbagai teknik dan keuntungan
yang bisa diperoleh dengan menggunakan teknologi pemisahan berbasis membran dalam pengolahan gas alam dibandingkan
menggunakan teknologi konvensional.
Kata kunci: Teknologi membran, Pengolahan gas alam, Pemisahan gas
1. Pendahuluan akan keluar pada aliran permeat, sedangkan gas yang lebih
Seperti yang kita ketahui, kualitas gas alam pelan akan keluar sebagai retentat.
dalam proses industri pengolahan gas alam sangatlah Beberapa metode pengolahan gas alam yang
bergantung pada konsentrasi kontaminannya. Komposisi biasa diterapkan adalah metode absorbsi, adsorbsi,
dari suatu gas alam bervariasi dan bergantung pada lokasi. membran dan distilasi krisogenik. Dari keempat metode
Gas alam umumnya mengandung metana, diatas, teknologi membran telah terbukti unggul secara
karbondioksida, nitrogen hidrokarbon berantai panjang teknis dan lebih ekonomis dibandingkan teknologi
dan sedikit hidrogen sulfida, argon, helium, oksigen, serta lainnya. Banyak keuntungan yang diperoleh dari
uap air. Umumnya, gas asam seperti CO2 dan H2S serta penggunaan teknologi membran seperti:
uap air dipisahkan sebelum gas alam dijadikan umpan ke - Biaya investasi modal yang rendah
dalam proses. Hal ini sangatlah penting mengingat ketiga - Praktis
gas tersebut bersifat korosif dan beracun (H2S). Biasanya - Mudah dalam proses instalisasi dan pengoperasian
terdapat ketentuan khusus yang membatasi jumlah - Biaya perawatan yang murah
kandungan ketiga gas diatas dalam umpan proses seperti - Tidak boros tempat
<2% CO2, <4 ppm H2S, dan < 0.1 g/m3 H2O (1). - Fleksibilitas proses yang tinggi
Meski demikian, teknologi membran juga
memiliki sedikit kekurangan seperti:
1
2
3. Prinsip Pemisahan
Symmetrical Asymmetrical Perpindahan massa melalui membran terjadi jika
- Homogeneous - Porous suatu gaya dorong (driving force) diberikan pada
- Porous - Porous (dense top) komponen dalam umpan. Proses-proses berbasis membran
- Cylindrical Porous - Composite dapat diklasifikasikan berdasarkan gaya dorongnya.
Gambar 2. Klasifikasi struktur membran. (Diadaptasi dari Beberapa gaya dorong dalam proses membran adalah
www.vurup.sk) perbedaan tekanan, perbedaan konsentrasi, dan perbedaan
potensial listrik (10-11,25). Proses pemisahan gas berbasis
Proses pemisahan gas membutuhkan membran membran merupakan proses yang memanfaatkan
dengan permeabilitas dan selektivitas tinggi. Kriteria perbedaan tekanan. Gas campuran diumpankan pada
tersebut dipenuhi oleh membran asimetris karena tekanan tinggi antara 10-200 bar. Perbedaan tekanan
memiliki lapisan tipis dan rapat yang ditunjang dengan parsial antara umpan dan permeat menjadi gaya dorong
sublapisan yang tebal dan berpori (3). dalam proses ini. Separasi membran juga digolongkan
sebagai proses nonequilibrium karena didasarkan pada
2. Perkembangan Teknologi Membran kecepatan relatif permeasi dari komponen umpan. Bila
Secara definitif, membran dapat diartikan sebagai proses separasi dibuat equilibrium, maka permeasi akan
lapisan tipis semipermeabel yang berada di antara dua fasa berlangsung hingga konsentrasi dan tekanan gas-gas di
dan berfungsi sebagai media pemisah yang selektif (4). kedua sisi seimbang (11, 22)
Teknologi pemisahan gas berbasis membran telah dikenal Terdapat dua parameter utama yang
lebih dari seratus tahun yang lalu. Pada 1831, Mitchell mendefinisikan performa dari membran yaitu faktor
mengukur kecepatan dari 10 gas berbeda keluar dari balon separasi dan permeansi. Sebagai contoh, dalam sistem
karet (5). Pada kurun waktu yang tidak jauh berbeda, Fick biner yang terdiri dari gas ‘a’ dan gas ‘b’ dimana gas ‘a’
mengembangkan hukumnya mengenai difusi dengan cara sebagai gas permeasi yang lebih cepat, berlaku persamaan
mempelajari perpindahan gas melalui membran berikut:
nitroselulosa (6). Adapun pada 1866, Thomas Graham 𝑌𝑎/𝑌𝑏
mengobservasi pemisahan gas menggunakan karet alami α ab = (1)
𝑋𝑎/𝑋𝑏
melalui difusi Knudsen (7).
Meski banyak percobaan yang mengarah pada α = faktor separasi
kemajuan teknologi membran, namun perkembangannya Ya,Yb = Konsentrasi gas a atau b dalam permeat
sangatlah lamban pada masa itu. Permasalahan yang
dihadapi ketika itu adalah kurangnya selektivitas dan fluks Xa,Xb = Konsentrasi gas a atau b dalam umpan
yang rendah. Hingga akhirnya Loeb dan Sourirajan
berhasil membuat suatu terobosan dalam dunia membran Sedangkan, permeansi (P) didefinisikan sebagai
dengan memproduksi membran yang lapisannya rapat dan volume umpan (v) per unit luas membran (A) dalam
sangat tipis dengan sublayer berpori yang tebal (8). waktu (t) dan tekanan tertentu (∆p)
Lapisan yang padat berfungsi dalam proses separasi
sedangkan lapisan yang berpori menyokong kekuatan P = v / At∆p (2)
mekanik kepada lapisan selektif dengan tahanan minimum
pada komponen permeasi.
Namun demikian, membran ini hanya efektif
untuk desalinasi air dan tidak sesuai untuk pemisahan gas Permeasi gas melewati membran berpori
karena membrannya kehilangan sifat-sifat yang menerapkan prinsip difusi Knudsen dan Aliran Poiseulle
dibutuhkan untuk pemisahan mereka setelah pengeringan. yang dinyatakan oleh persamaan berikut:
Kemudian Vos dan Buris menjawab
3η (πRT)0.5
permasalahan ini dengan menambahkan surfaktan ke air λ = (3)
untuk mengurangi tegangan interfasial antara dinding 2𝑃 (2𝑀)
membran dengan molekul air (9). Perkembangan
η = viskositas gas,
teknologi membran pun terus terjadi dan sejak 1980
R = konstanta gas universal
banyak ahli berfokus pada pengembangan dan aplikasi
T = temperatur
3
M = berat molekul 2
P = tekanan 1
pendorong proses juga menurun (15,28-30). Adapun konstruksi yang banyak digunakan dalam fasilitas
kelebihan-kelebihan penggunaan teknologi membran pemrosesan hidrokarbon (17).
dibanding konvensional adalah sebagai berikut: Membran menghilangkan uap air bersama CO2
dan H2S dalam gas alam. Faktor pemisahan membran
1. Kontak bersifat non-dispersif sehingga tidak mungkin terhadap uap air berada di kisaran 500 dengan referensi
terjadi flooding dan entrainment terhadap metana . Oleh karena itu , membran dapat secara
2. Laju alir gas dan cairan lebih rendah dari kontaktor efisien menghilangkan uap air ke tingkat rendah ppm ( ~
konvensional dan dapat bervariasi secara bebas 5-20 ppm ) bahkan pada tekanan parsial rendah .
3. Luas permukaan kontak yang sangat besar, yaitu 500- Teknologi membran bersaing ketat dengan proses
1500 m2/m3. Luas ini jauh lebih besar dari pada luas penyerapan glikol untuk dehidrasi gas alam. Namun,
permukaan kontaktor konvensional yaitu 100-250 proses penyerapan glikol memiliki kelemahan utama yaitu
m2/m3 hilangnya glikol karena kontaminasi dengan hidrokarbon
4. Hold up pelarutnya rendah, sangat atraktif untuk pelarut aromatik dan kebutuhan perawatan. Hilangnya glikol
yang mahal tentu akan menjadi sebuah kerugian mengingat
5. Scale-up dapat dilakukan dengan mudah diperlukannya glikol dalam proses ini sehingga akan
Aplikasi membran ini menggunakan modul meningkatkan biaya produksi. Proses membran tidak
hollow fiber. Hollow fiber dapat diartikan sebagai menghadapi kendala diatas, namun memiliki kekurangan
membran kapiler yang terdiri dari bagian tube dan shell, yaitu hilangnya metana 5-6%.
sama seperti heat exchanger. Pada membran kontaktor,
absorben mengalir di dalam tube sedangkan aliran gas Penghilangan hidrokarbon rantai panjang
akan mengalir di bagian shell atau bisa juga sebaliknya. Kehadiran hidrokarbon yang dapat mengalami
Jenis membran yang digunakan bisa berupa membran kondensasi dalam gas alam terkadang memicu terjadinya
porous maupun membran non-porous. kondensasi dalam perpipaan. Umumnya (secara
Pada membran non-porous, membran berfungsi tradisional), seluruh aliran dikompresi dan didinginkan
sebagai batas antara fasa gas dan fasa liquid. Sedangkan untuk menginduksi kondensasi dari hidrokarbon yang
pada membran porous, terjadi proses selektif dan lebih berat. Namun, proses ini mahal dan tidak praktis.
perpindahan partikel yang terkontrol dari fasa gas ke fasa Membran dapat meringankan tugas kondenser dengan
cairan. Akan tetapi, membran porous menyebabkan hanya mengijinkan (menyeleksi) gas yang mampu
transfer perpindahan massa dari gas ke cairan menjadi mengalami kondensasi untuk memasuki kondenser.
kecil akibat tahanan dari membran. Akibatnya, membran Hasilnya adalah diperoleh penghematan yang cukup
porous lebih disukai pada aplikasi membran kontaktor. signifikan untuk biaya kondensasi (1).
Adapun pada membran kontaktor terjadi kontak Ruberry membran biasanya ideal untuk
non-dispersif, yang artinya tidak terjadi kontak secara penghilangan hidrokarbon rantai panjang. Dalam proses
langsung antara absorben dan gas. Permukaan (interface) ini, hidrokarbon yang dapat mengalami kondensasi
fluida/fluida terbentuk pada mulut pori membran, dan lebih permeat dan melewati membran serta
perpindahan massa akan terjadi melalui difusi pada mengakumulasi pada sisi permeat. Mekanisme
permukaan fluida di dalam pori membran. Berbeda perpindahan ini cukup berbeda dari metode lain.
dengan jenis membran reverse osmosis ataupun Hidrokarbon yang lebih berat memiliki kecenderungan
nanofiltrasi yang menggunakan tekanan sebagai gaya kondensasi yang lebih tinggi. Hidrokarbon membentuk
dorong karena pada membran kontaktor gaya dorong lapisan tipis diatas lapisan membran dan menghambat
yang digunakan adalah perbedaan konsentrasi. CO2 akan gas-gas yang tidak bisa mengalami kondensasi untuk
berpindah dari gas yang memiliki konsentrasi CO2 tinggi melewati membran, contohnya nitrogen. Permeat
menuju cairan absorben yang memiliki konsentrasi CO2 hidrokarbon rantai panjang melewati rantai polimer
rendah. (16, 33-34). fleksibel meninggalkan gas-gas yang tidak bisa
Dehidrasi mengalami kondensasi. Oleh karena itu, proses ini lebih
Kebanyakan gas alam tersaturasi dengan uap air. efisien dilaksanakan pada temperatur rendah.
Terdapatnya air pada aliran gas alam mungkin
menyebabkan pembentukan metana hidrat padatan yang Peningkatan perolehan kembali minyak (EOR)
dapat menyumbat pipa atau memicu pembentukan asam Pada aplikasi ini, CO2 diinjeksikan ke oil-bearing
karbonat dan ion S22 dalam presensi CO2 dan H2S reservoir pada tekanan tinggi. CO2 melarutkan minyak
masing-masing. dan membawanya ke tangki produksi. Gas yang dihasilkan
Korosi dapat terjadi jika cairan air ada bersama mengandung CO2, CH4, dan hidrokarbon lainnya.
dengan gas asam yang mudah larut dalam air dan Volume gas hasil produksi dan kadar CO2 nya bertambah
membentuk larutan asam yang bersifat sangat korosif, seiring waktu sehingga menyulitkan aplikasinya untuk
terutama terhadap carbon steel yang merupakan bahan proses amina konvensional. Pada aplikasinya, konsentrasi
5
[25]. J.A. Pinem, R. Angela. (2011) “Sintesis Dan technologies-for-gas-separation-49726, diakses 10-
Karakterisasi Membran Hibrid PMMA/TEOT,”: 04-2016 pukul 08.40 WIB
http://repository.upnyk.ac.id/291/1/Sintesis_Dan_ [35]. P. Darmawan. (2012). “Dehidrasi Dengan
Karakterisasi_Membran_Hibrid_PMMATEOT.pdf Membran Pervaporasi NaA Zeolit Untuk
, diakses 10-04-2016 pukul 10.10 WIB Pemurnian Bioetanol menjadi Biofuel.” :
[26]. [24] Katharina Hunger. (2012) “Investigation of http://kimiateknologi.setiabudi.ac.id/index.php?opt
Cross-Linked and Additive Containing Polymer ion=com_content&view=article&id=151:petrus-
Materials for Membranes with Improved darmawan&catid=71:nomor-01-februari-2012,
Performance in Pervaporation and Gas Separation,” diakses 10-04-2016 pukul 09.20 WIB
tersedia di: http://www.mdpi.com/2077-
0375/2/4/727 Diakses 26-03-2016 pukul 18.30
WIB.
[27]. I.G. Wenten, (2016). “Teknologi membran:
Prospek dan tantangannya di Indonesia.” Orasi
Ilmiah Guru Besar Institut Teknologi Bandung, 26
Februari 2016.
[28]. U.S Derpartment of Energy (2014) Enhanced Oil
Recovery, tersedia di http://energy.gov/fe/science-
innovation/oil-gas-research/enhanced-oil-recovery,
diakses 09-04-2016 pukul 18.50 WIB
[29]. Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ende.
(2013) “Aplikasi Membran Kontaktor-untuk-
Pemisahan CO2,” tersedia di
http://blhd.endekab.go.id/aplikasi-membran-
kontaktor-untuk-pemisahan-co2/, diakses 09-04-
2016 pukul 19.15 WIB
[30]. S. Shridar. (2014) “Membrane-based Gas
Separation: Principle, Applications and Future
Potential,” tersedia di halaman web
berikut:https://www.researchgate.net/publication/2
65295121_Membrane-
based_Gas_Separation_Principle_Applications_an
d_Future_Potential , diakses 09-04-2016 pukul
19.25 WIB
[31]. D. Baker (2013) “Future Directions of Membrane
Gas Separation Technology,” tersedia di :
http://www.mtrinc.com/publications/PC02%20Petr
ochem%20Future_Dir%20Baker%20IEC%202002
%20Review.pdf, diakses 09-04-2016 pukul 19.35
WIB
[32]. T.Julius. (2014) “Membrane gas separation
applications in natural gas processing,” tersedia di :
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S
0016236112000117, diakses 09-04-2016 pukul
20.05 WIB
[33]. Albert.P. (2012) “Membranes For Gas
Separation,”:http://pubs.acs.org/cen/coverstory/83/
8340membranes.html, diakses 10-04-2016 pukul
08.30 WIB
[34]. Pall Corporation (2015). ”Membrane Technologies
for Gas Separation Applications,”:
http://www.pall.com/main/oem-media-
membranes-and-materials/membrane-