Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/304023076

KONTAKTOR MEMBRAN CAIR-GAS UNTUK PEMISAHAN GAS CO2

Article · June 2016

CITATIONS READS

0 807

1 author:

Ilham Ardiyanto
Bandung Institute of Technology
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

methanol ethanol View project

All content following this page was uploaded by Ilham Ardiyanto on 17 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KONTAKTOR MEMBRAN CAIR-GAS UNTUK PEMISAHAN GAS CO2
Ilham Ardiyanto Putra

Teknik Kimia, ITB, Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia


ilham.ardiyanto.putra@students.itb.ac.id

Abstrak
Membran kontaktor cair-gas merupakan teknologi membran yang mengintegrasikan proses absorbsi dalam bidang
pemisahan/separasi antara aliran cair dan aliran gas dengan menggunakan suatu larutan absorben sebagai media selektifnya.
Aplikasi membran kontaktor cair-gas terutama dibidang pemisahan gas CO2. Namun, optimisasi teknologi membran kontaktor
untuk skala besar atau industri masih belum dapat dilakukan. Pada praktek di lapangan, stabilitas jangka panjang dari keseluruhan
sistem membran sangatlah krusial dari sudut pandang ekonomi. Berbagai komponen gas seperti NOx, SOx, dan H2S banyak terdapat
di dalam aliran gas. Gas-gas ini sangat mudah bercampur dan menimbulkan efek yang merugikan pada proses absorbsi CO 2. Selain
itu, gas yang mengalir melalui corong atau pipa biasanya memiliki temperatur di atas 100oC, sehingga dibutuhkan membran yang
tahan akan panas. Kondisi realistis yang ekstrim ini sering diabaikan dalam penelitian skala laboratorium. Hal ini mengakibatkan
adanya perbedaan yang besar saat diaplikasikan dalam skala industri. Sehingga, untuk mengatasi kendala yang ada, terdapat
beberapa hal-hal penting yang harus diperhatikan, yaitu pertama, pengembangan membran berpori mikro hidrofobik dan tahan
akan panas dan bahan kimia, kedua, utilisasi cairan absorben yang efektif dengan biaya regenerasi rendah dan memiliki
kompatibilitas tinggi terhadap membran yang digunakan, ketiga, pengembangan modul membran yang mampu meningkatkan laju
perpindahan massa baik pada fasa gas maupun fasa cair.

Kata kunci: kontaktor, absorbsi CO2, teknologi membran, pemisahan, kontaktor gas-cair

1. PENDAHULUAN Penangkapan CO2 dari biogas adalah salah satu contoh


Membran kontaktor cair-gas merupakan teknologi aplikasi membran kontaktor cair-gas yang menarik
membran yang mengintegrasikan proses absorbsi dalam perhatian peneliti. Pada membran kontaktor, komponen
bidang pemisahan/separasi antara aliran cair dan aliran fasa gas dan cairan dialirkan melalui kedua sisi
gas dengan menggunakan suatu larutan absorben membran. Apabila komponen gas mengandung CO2,
sebagai media selektifnya. Artikel ini memberikan maka CO2 tersebut akan terserap oleh cairan melalui
gambaran mengenai kondisi, kendala, dan tantangan matriks membran berpori. Membran berpori bertindak
yang dihadapi dalam pengembangan membran sebagai pembatas tak selektif yang menghubungkan
kontaktor cair-gas untuk pemisahan gas CO2. Secara antara komponen fasa gas dan cairan sedangkan media
umum, aspek-aspek yang berkenaan membran selektifnya adalah cairan absorben itu sendiri. Membran
kontaktor cair-gas adalah terkait pengadaan material kontaktor memiliki kemampuan untuk mengontakkan
membran berpori mikro yang hidrofobik, pemilihan fasa gas dan cairan tanpa terjadi proses dispersi
cairan absorben, dan desain modul membran. Peluang sehingga dapat dilakukan controlling terhadap kedua
di masa depan adalah bagaimana membran kontaktor fasa tersebut secara terpisah. Selain itu, struktur
dapat digunakan dalam industri skala besar secara modulnya yang kompak memungkinkan terjadinya
efektif dan ekonomis. kontak antara komponen fasa gas dan cair yang lebih
besar sehingga meningkatkan efisiensi operasi
Salah satu metode tradisional dalam proses pemisahan
perpindahan massanya. Selain itu, perpindahan
CO2 adalah dengan menggunakan larutan amina
massanya didasarkan pada perbedaan atau gradien
sebagai agen scrubbing. Metode ini didasarkan pada
konsentrasi (bukan perbedaan tekanan) sebagai gaya
reaksi kimia katalitik dimana amina dapat mengikat
pendorongnya sehingga membran kontaktor dapat
CO2 dan memberikan hasil perolehan filtrat yang murni.
beroperasi pada tekanan mendekati tekanan atmosferik.
Namun, kelemahan utamanya adalah proses ini
Hal ini dapat menekan biaya produksi.
memerlukan energi yang tinggi dan kecenderungan
berkurangnya larutan amina secara bertahap akibat Membran kontaktor pertama kali dipelajari sebagai
proses evaporasi. Teknologi membran sangat prospektif oksigenator darah pada pertengahan tahun 1970-an [3].
untuk menggantikan metode tradisional ini karena Sejak saat itu, aplikasinya mulai berkembang ke
memiliki banyak keunggulan, antara lain efisiensi berbagai bidang, seperti penangkapan gas asam (CO2,
energi yang tinggi, mudah dimodifikasi desain SO2, H2S), penghilangan uap organik, produksi air
modulnya, dan memiliki rasio luas per volume yang murni melalui deoksigenasi, kontrol kelembaban udara,
besar sehingga meningkatkan laju perpindahan dan lain-lain. Qi dan Cussler adalah pencetus pertama
massanya. Perpaduan antara teknologi membran pengembangan membran kontaktor untuk penghilangan
dengan teknologi cairan absorbsi menghasilkan CO2 [4]. Beberapa membran kontaktor skala pilot telah
membran kontaktor cair-gas yang sangat baik untuk dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan seperti
proses pemisahan CO2 [1].
1
Kvaerner Oil & Gas, W.L. Associates GmbH dan TNO fasa cair, membran, dan lapisan batas fasa gas. Tahanan
Environment Energy and Process Innovation [5]. total, Rtotal dapat dituliskan sebagai berikut [7]:
1 1 𝐻𝑑𝑖 𝐻𝑑𝑖
CH4/CO2 CH4 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = = + + (1)
𝐾𝑜𝑙 𝐸𝑘𝑙 𝐾𝑚 𝑑𝑙𝑛 𝐾𝑔 𝑑𝑜

Kol adalah koefisien perpindahan massa total


berdasarkan fasa cair, E adalah faktor percepatan pada
pada reaksi kimia, dan H adalah konstanta hukum
Henry. do, di, dan dln secara berurutan adalah diameter
Absorben luar, diameter dalam, dan diameter rata-rata logaritmik
dari membran.
Membran kontaktor performa tinggi harus memiliki
tahanan perpindahan massa total yang minimal. Hal ini
Gas berarti bahwa mode operasi tak basah akan lebih disukai
CO2/Gas pembuang sehingga pori membran akan diisi oleh gas untuk
pembuang meminimalkan tahanan perpindahan massa pada
membran [8]. Berdasarkan pengalaman, saat membran
menjadi basah atau sedikit basah, tahanan perpindahan
massanya akan naik secara signifikan dikarenakan fasa
Gambar 1. Diagram Proses Pemisahan CO2 pada cair terjebak di dalam pori membran.
Membran Kontaktor. Diadaptasi dari [6]
Faktor percepatan, E, menunjukkan efek dari reaksi
kimia pada laju perpindahan massa. Konstanta hukum
2. KONTAKTOR MEMBRAN Henry, H, menunjukkan kelarutan gas. Pada proses
Bahan bakar fosil merupakan sumber energi terbesar di absorbsi gas, reaksi kimia yang berlangsung secara
dunia yang mencakup lebih dari 80% total keseluruhan spontan lebih disukai. Larutan alkanolamin
kebutuhan energi. Namun, kurang lebih sepertiga dari konvensional seperti monoetanolamin (MEA),
total emisi gas CO2 di bumi berasal dari pembakaran dietanolamin (DEA), metildietanolamin (MDEA), dan
bahan bakar fosil. Emisi gas CO2 merupakan penyebab campurannya serta larutan amina seperti 2-amino-2-
utama pemanasan global dan efek rumah kaca [2]. metil-1-propanol (AMP), sudah digunakan secara luas
Jumlah CO2 yang dihasilkan ini erat kaitannya dengan untuk absorbsi CO2 karena kapasitas penyerapan CO2
kandungan CH4 di dalam bahan bakar fosil, contohnya larutan-larutan tersebut tinggi [9]. Namun, selain
gas alam yang banyak digunakan di berbagai bidang tegangan permukaannya yang rendah yang dapat
industri. Keberadaan gas buangan CO2 ini selain mengakibatkan basahnya permukaan membran, larutan
merugikan bagi lingkungan, juga berdampak negatif alkanolamin juga dapat bereaksi secara kimia dengan
bagi industri yang bersangkutan. Sifat asam yang banyak membran berbahan polimer, yang dapat
dimiliki CO2 dapat menimbulkan korosi pada pipa-pipa mengakibatkan perubahan morfologi membran.
dan peralatan industri serta menurunkan efisiensi kerja. Kendala yang lain dalam penggunaan larutan absorben
Spesifikasi kandungan maksimum CO2 pada sistem ini adalah sifat volatil yang mengakibatkan
perpipaan pada umumnya kurang lebih 2-5% dan untuk menguapnya sebagian cairan pada saat proses
gas alam mencapai 50-100 ppm. Hal ini membuat pemananasan. Hal ini mengakibatkan kurang
proses pemisahan CO2 menjadi hal yang krusial pada ekonomisnya penggunaan teknologi ini dan
proses industrial. menimbulkan dampak pada lingkungan.
Setelah proses pemisahan, CO2 dapat digunakan untuk Koefisien perpindahan massa pada lapisan batas, Kl dan
berbagai keperluan industri yang lain seperti sumber Kg, mempengaruhi dinamika fluida yang berkaitan
makanan bagi mikroalga, bahan pengembang/pengisi dengan konfigurasi aliran dan geometri modul
pada industri makanan dan minuman, reaktan/katalis membran. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat
pada proses kimia, dan lain-lain. disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi dalam
pengadaan membran kontaktor performa tinggi antara
Secara umum, terdapat tiga prosedur yang terlibat
lain fabrikasi membran anti-basah dengan ketahanan
dalam proses perpindahan massa pada membran
akan bahan kimia dan panas yang tinggi,
kontaktor, yaitu difusi dari komponen fasa gas ke
pengembangan cairan absorben nonvolatil dengan
permukaan membran, difusi melalui pori membran, dan
kapasitas penyerapan CO2 yang tinggi dan
perpindahan dari permukaan membran ke komponen
kompatibilitas yang baik dengan membran berbahan
fasa cair diikuti dengan difusi fasa cair dan/atau reaksi
polimer, optimisasi dinamika fluida, serta desain modul
kimia. Oleh karena itu, terdapat tiga koefisien
membran. Perbaikan dan pengembangan membran
perpindahan massa yang berkaitan dengan proses, yaitu
kontaktor pada aspek-aspek tersebut akan dijabarkan
Kb, Km, dan Kg secara berurutan dalam lapisan batas
sebagai berikut.
2
3. MEMBRAN BERPORI MIKRO menghasilkan peningkatkan kinerja absorbsi membran
HIDROFOBIK TINGGI hollow fiber PVDF yang berbeda-beda pula [15].
Pembuatan membran yang hidrofobik secara umum Morfologi membran yang berbeda-beda diuji tingkat
dikarakterisasi dengan memberikan tekanan cair (Δp) hidrofobik dan permeabilitas gasnya menggunakan
pada membran secara maksimum berdasarkan koagulan N-metil-2-pirolidin (NMP) pada berbagai
persamaan Laplace-Young [10]: konsentrasi untuk struktur single-skin dan double-skin
4𝜎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝜃 [16]. Hasil uji menunjukkan bahwa membran dengan
𝛥𝑝 = − (2) struktur single-skin memiliki permeabilitas gas yang
𝑑𝑚𝑎𝑥 lebih besar dan tahanan perpindahan massa yang lebih
dengan σl adalah tegangan permukaan cair, θ adalah kecil dibandingkan membran dengan struktur double-
sudut kontak antara cairan dan permukaan membran, skin.
serta dmax adalah diameter maksimum dalam membran. Membran hollow fiber polifenil oksida asimetrik (PPO)
Sesuai dengan persamaan di atas, membran dengan dan polifenil oksida simetrik (PP) diuji coba sebagai
resistansi terhadap fluida cair yang tinggi akan memiliki absorben pada membran kontaktor untuk mempelajari
sifat hidrofobik yang tinggi pula. Selain itu, diameter absorbsi dan desorbsi gas CO2 pada campuran gas CO2
maksimum dalam membran yang relatif kecil dan dan CH4 [17]. Hasil uji menunjukkan bahwa membran
distribusi ukuran pori yang berdekatan juga PP memiliki produktivitas dan selektivitas yang lebih
mempengaruhi sifat hidrofobik membran. Namun, baik, namun membran PPO memiliki performa yang
ukuran pori yang terlalu kecil akan menyebabkan lebih stabil pada berbagai tekanan dan penguapan cairan
tingginya tahanan perpindahan massa. absorben akibat peningkatan temperatur dapat
Material hidrofobik yang biasa digunakan dalam diminimalkan dengan modifikasi lapisan menjadi dense
pembuatan membran antara lain politetraflouroetilen dan ultratipis. Namun, penggunaan modifikasi lapisan
(PTFE), polipropilen (PP), polietilen (PE), dan ini membuat produktivitas rendah karena tingginya
polivinileden flourida (PVDF). Membran kontaktor tahanan perpindahan massa yang dihasilkan.
hollow fiber ekspansi PTFE (ePTFE) biasa digunakan Membran bermaterial polimer/organik dikenal
dalam penghilangan CO2 dari campuran gas CO2 dan memiliki stabilitas jangka panjang yang kurang baik
CH4 bertekanan tinggi hingga 50 bar [11]. Namun, dikarenakan kurang tahan terhadap panas dan bahan
membran PTFE, PP, dan PE biasanya diproduksi kimia yang keras. Membran polimer/organik seperti PP
dengan cara stretching atau metode termal yang dan PVDF paling optimal dioperasikan pada suhu
mengakibatkan restriksi fluks absorbsi gas dikarenakan dibawah 45oC. Namun aliran gas yang akan
porositas membran yang rendah. Selain itu, diketahui dikontakkan dengan membran tersebut sebagian bersar
juga bahwa material PP tidak kompatibel dengan bersuhu di atas 100oC. Apabila dipaksakan, struktur
beberapa cairan absorben seperti amina sehingga untuk membran akan perlahan-lahan terdeskontruksi dan
pemakaian jangka panjang kurang baik [12]. Membran tidak dapat digunakan lagi. Hal ini menunjukkan
PVDF memiliki ketahanan terhadap bahan kimia dan efisiensi pemisahan gas CO2 sangat dipengaruhi oleh
panas yang cukup baik serta dapat difabrikasi dengan stabilitas termal dari membran yang digunakan. Berikut
metode separasi fasa tak larut (NIPS) dan separasi fasa ini disajikan grafik ketahanan berbagai material
termal (TIPS) dengan struktur asimetris [13]. Hal ini membran terhadap panas. Semakin tinggi nilai Tg (suhu
membuat membran PVDF bersifat hidrofobik dan transisi fasa gelas) maka semakin tinggi pula
memiliki tahanan perpindahan massa yang relatif kecil. ketahanannya terhadap panas.
Apabila performa membran-membran di atas
dibandingkan satu sama lain, kemampuan absorbsi CO2 Alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti
dari yang paling baik adalah PTFE > PVDF > PP [14]. material polimer pada membran kontaktor adalah
Uji coba terhadap stabilitas membran PTFE dan PVDF keramik. Membran keramik secara umum lebih tahan
selama 60 jam memperlihatkan bahwa membran PTFE panas dan bahan kimia dibandingkan membran polimer
bertahan lebih lama dibandingkan membran PVDF. sehingga membran keramik dapat dioperasikan pada
temperatur tinggi dan kondisi kimia yang keras.
Ukuran pori membran yang biasa digunakan pada Modifikasi membran keramik yang bersifat hidrofobik
membran kontaktor berkisar antara beberapa nanometer digunakan pertama kali pada proses pemisahan CO2
hingga beberapa ratus nanometer, tergantung metode dari larutan amina oleh Koonaphapdeelert [18].
fabrikasinya. Membran yang dibentuk dengan proses Kelemahan utama dari membran keramik adalah biaya
NIPS biasanya memiliki ukuran pori yang kecil produksinya yang tinggi dan sulit dalam proses
sedangkan membran komersil biasanya memiliki fabrikasinya.
ukuran pori yang relatif lebih besar. Terdapat beberapa
pengaruh dari bahan kimia yang digunakan dan proses
fabrikasi pada membran terhadap morfologi dan
struktur membran kontaktor yang dihasilkan. Sebagai
contoh, penambahan zat-zat aditif yang berbeda akan

3
350 terhadap CO2, dan parameter-parameter fisik seperti
viskositas, tegangan permukaan, dan kompatibilitas
300
terhadap material membran. Larutan yang berbasis
250
amina biasanya diguanakan dalam aplikasi pemisahan
200 CO2 pada membran kontaktor. MEA adalah salah satu
150 jenis larutan amina yang terkenal. Wang [15]
100 melakukan uji coba dan membandingkan cairan
50 absorben DEA, AMP, dan MDEA menggunakan
0 membran kontaktor hollow fiber dan mendapatkan hasil
-50 PE SR PVDF PP PTFE PS PES PI bahwa DEA dan AMP menghasilkan fluks penyerapan
CO2 yang lebih baik apabila dibandingkan dengan
-100
MDEA. Urutan kemampuan penyerapan CO2 berbagai
-150
cairan absorben adalah NaOH > TEPA > TETA >
DETA > GLY > MEA > DEA > DIPA > AMP > TEA
Gambar 2. Suhu Transisi Fasa Gelas Berbagai Polimer. > MDEA > K2CO3. Namun apabila diurutkan
Diadaptasi dari [14] berdasarkan kemampuan regenerasi CO2 (untuk
mengurangi konsumsi energi dan mendaur ulang
4. MODIFIKASI PERMUKAAN MEMBRAN
Pembuatan membran yang bersifat hidrofobik dapat absorben) adalah TEA > MDEA > DEA > AMP > DIPA
dilakukan dengan memodifikasi permukaan > MEA > NaOH. Data-data ini menunjukkan adanya
membrannya. Metode ini biasanya dilakukan untuk jenis-jenis cairan absorben yang memiliki performa
memperkuat sifat hidrofobik membran yang sudah ada absorbsi CO2 yang baik namun sulit diregenerasi,
untuk melindungi permukaan membran agar tidak begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, dikembangkan
basah. Modifikasi permukaan membran dilakukan cairan absorben campuran yang terdiri dari berbagai
dengan berbagai macam teknik yang akan dijabarkan jenis cairan absorben. Contoh cairan absorben
selanjutnya. campuran yang bagus adalah MEA/AMP. Selain itu
penambahan aktivator seperti PZ mampu meningkatkan
Lin memodifikasi membran PP dengan cara absorbsi CO2.
melepaskan muatan plasma pada gas CH4 sehingga
dapat memperbesar sudut kontak dan tingkat kekasaran Sebuah grup bernama TNO di Belanda telah
membrannya [12]. Zhang memodifikasi membran mengembangkan dan mematenkan berbagai cairan
hollow fiber poli(amida-imida) (PAI) sebagai kontaktor absorben untuk membran kontaktor, yaitu CORAL
untuk mengabsorbsi CO2 [19]. Membran PAI diaktivasi (untuk pemisahan gas CO2). CORAL merupakan
dengan agen tertentu dan dilakukan crosslinking campuran dari garam dan asam amino yang memiliki
senyawa FS10 pada permukaan membran sehingga tegangan permukaan tinggi sehingga dapat mengurangi
sudut kontak yang dihasilkan meningkat secara kemungkinan membran untuk menjadi basah [21].
signifikan. Oktadesilamin juga dapat digunakan untuk Penggunaan cairan ionik sebagai absorben memiliki
memodifikasi membran PAI. Membran PVDF-HFP keuntungan yaitu mudah mendesorbsi CO2. Contoh
difabrikasi oleh Wongchitphimon menggunakan NaOH cairan ionik adalah 1-etil-3-metilimidazolium yang
10%, larutan TEOS, dan larutan FS10 sehingga biasa digunakan pada pemisahan gas SO2 [22]. Namun,
menighasilkan peningkatan sudut kontak sekitar 30o aplikasi penggunaan cairan ionik pada skala industri
[20]. Nguyen membuat membran komposit yang akan menghasilkan keluran yang kurang baik karena
dimodifikasi dengan melapisi permukaannya dengan tingginya viskositas yang dimiliki cairan ionik sehingga
polimer hidrofobik PTMSP dan Teflon AF2400. Bakeri meningkatkan tahanan perpindahan massanya. Hal ini
memodifikasi permukaan membran hollow fiber PEI membuat peningkatan dinamika fluida sistem menjadi
menggunakan zat aditif SMM. Hasilnya menunjukkan hal penting agar laju perpindahan massanya tidak terlalu
peningkatan sifat hidrofobik permukaan dan fluks terhambat. Kekurangan yang lain adalah tingginya
absorbsi CO2. biaya produksi yang pemakaian jangka panjang yang
kurang baik karena maslaah kompatibilitas dengan
5. CAIRAN ABSORBEN membran polimer.
Pemilihan cairan absorben didasarkan pada beberapa
kriteria antara lain tingkat kereaktifan absorben, Tabel 1 memberikan gambaran mengenai contoh-
kemampuan mengabsorbsi, performa regenerasi contoh kondisi membran dalam proses pemisahan CO2.

4
Tabel 1. Contoh-Contoh Kondisi Membran Dalam Proses Pemisahan CO2. Diadaptasi dari [25]
Komponen Gas
Absorben Material Observasi Referensi
Campuran
Membandingkan performa antara membran
1-9.5%CO2, 90.5-
AMP/MEA/PZ PTFE berstruktur asimetrik dan membran berstruktur [26]
99%N2
simetrik
10%CO2, 10%H2S, Menguji-coba membran pada kondisi basah
MEA PVDF, PP [27]
80%CH4 parsial dan tak basah
MDEA/PZ, 1-15%CO2, 85- Melihat pengaruh absorben berbahan komposit
PVDF, PP [28]
AMP/PZ 99%N2 pada membran absorbsi gas
Air terdeionisasi, Mengamati faktor-faktor yang berpengaruh
40%CO2, 60%N2 PP [29]
MEA, MDEA terhadap laju perpindahan massa pada membran
Coating lapisan permukaan membran untuk
MEA 20%CO2, 80%N2 PP [30]
meningkatkan sifat hidrofobiknya
Air garam, air
25%CO2, 75%N2 PI Membandingkan berbagai absorben fisik [31]
murni
Membangun model analitik untuk
MEA, air 12%CO2, 88%N2 PVDF menyelesaikan perhitungan rasio [32]
kebasahan/sifat hidrofobik membran
Mengamati pengaruh penambahan zat aditif
Air CO2/CH4 20/80% PVDF asam fosforik dan lithium klorida pada fluks [33]
penyerapan CO2
Air terdistilasi/
Membandingkan antara pengaruh tekanan gas
Larutan
9.5% CO2 in CH4 ePTFE dan pengaruh zat kimia pada proses penyerapan [34]
NaOH/larutan
CO2
amina

Modul hollow fiber telah banyak digunakan dalam skala besar atau industri masih belum dapat dilakukan.
membran kontaktor [23]. Faktor-faktor yang Pada praktek di lapangan, stabilitas jangka panjang dari
mempengaruhi kekuatan struktur modul membran keseluruhan sistem membran sangatlah krusial dari
antara lain susunan serat fiber, kerapatan atau massa sudut pandang ekonomi. Berbagai komponen gas
jenis material, dan arah laju aliran yang akan seperti NOx, SOx, dan H2S banyak terdapat di dalam
mempengaruhi laju perpindahan massa. Desain modul aliran gas. Gas-gas ini sangat mudah bercampur dan
yang telah dirancang oleh berbagai peneliti memiliki menimbulkan efek yang merugikan pada proses
konfigurasi yang bervariasi seperti modul longitudinal, absorbsi CO2. Selain itu, gas yang mengalir melalui
modul parallel, modul crossflow, dan modul coiled. corong atau pipa biasanya memiliki temperatur di atas
Yang dan Cussler [24] telah menguji coba dan 100oC, sehingga dibutuhkan membran yang tahan akan
membandingkan kinerja antara modul parallel dan panas. Kondisi realistis yang ekstrim ini sering
crossflow dalam hal optimisasi laju perpindahan massa. diabaikan dalam penelitian skala laboratorium. Hal ini
Uji coba didasarkan pada laju ekivalen per luas area mengakibatkan adanya perbedaan yang besar saat
membran dan laju ekivalen per volume modul. Hasil diaplikasikan dalam skala industri. Sehingga, untuk
yang didapat menunjukkan bahwa modul crossflow mengatasi kendala yang ada, terdapat beberapa hal-hal
memiliki kinerja yang lebih baik daripada modul penting yang harus diperhatikan, yaitu pertama,
parallel. Modul coiled juga memiliki kinerja optimisasi pengembangan membran berpori mikro hidrofobik dan
laju perpindahan massa yang baik dikarenakan struktur tahan akan panas dan bahan kimia, kedua, utilisasi
serat dalam membrannya dapat mengubah laju aliran cairan absorben yang efektif dengan biaya regenerasi
menjadi lebih turbulen. rendah dan memiliki kompatibilitas tinggi terhadap
membran yang digunakan, ketiga, pengembangan
6. KESIMPULAN modul membran yang mampu meningkatkan laju
Membran kontaktor cair-gas merupakan teknologi perpindahan massa baik pada fasa gas maupun fasa cair.
membran terbaru yang mengintegrasikan proses
absorbsi, terutama di bidang pemisahan gas asam.
Namun, optimisasi teknologi membran kontaktor untuk

5
DAFTAR PUSTAKA
REFERENCES
1. Zhang, H. Y., Wang, R., Liang, D. T., Tay, J. H. Modeling and experimental study of CO2 absorption in a hollow
fiber membrane contactor. Journal of membrane science 2006, 279(1): 301-310.
2. T.A. Boden, G. Marland, and R.J. Andres., Global, Regional and National Fossil-Fuel CO2 Emissions, Carbon
Dioxide Information Analysis Center, Oak Ridge National Laborator, U.S. Department of Energy, Oak Ridge,
Tenn., U.S.A. 10.3334/CDIAC/00001.
3. Esato K, Eiseman B: Experimental evaluation of Gore-Tex membrane oxygenator. J Thorac Cardiovasc Surg
1975, 69: 690-697.
4. Gabelman A, Hwang ST: Hollow fiber membrane contactors. J Membr Sci 1999, 159: 61-106.
5. Aresta M: Carbon Dioxide Recovery and Utilization. Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic Publishers;
2003.
6. Simons K, Nijmeijer K, Wessling M: Gas–liquid membrane contactors for CO2 removal. J Membr Sci 2009, 340:
214-220.
7. Atchariyawut S, Feng C, Wang R, Jiraratananon R, Liang DT: Effect of membrane structure on mass-transfer in
the membrane gas–liquid contacting process using microporous PVDF hollow fibers. J Membr Sci 2006, 285:
272-281.
8. Wenten, I.G. “Teknologi Membran: Prospek dan Tantangannya.” Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung,
2015.
9. Wang R, Zhang HY, Feron PHM, Liang DT: Influence of membrane wetting on CO2 capture in microporous
hollow fiber membrane contactors. Sep Purif Technol 2005, 46: 33-40.
10. Franken ACM, Nolten JAM, Mulder MHV, Bargeman D, Smolders CA: Wetting criteria for the applicability of
membrane distillation. J Membr Sci 1987, 33: 315-328.
11. Marzouk SAM, Al-Marzouqi MH, El-Naas MH, Abdullatif N, Ismail ZM: Removal of carbon dioxide from
pressurized CO2–CH2 gas mixture using hollow fiber membrane contactors. J Membr Sci 2010, 351: 21-27.
12. Lin SH, Tung KL, Chen WJ, Chang HW: Absorption of carbondioxide by mixed piperazine–alkanolamine
absorbent in a plasma-modified polypropylene hollow fiber contactor. J Membr Sci 2009, 333: 30-37.
13. Rajabzadeh S, Maruyama T, Sotani T, Matsuyama H: Preparation of PVDF hollow fiber membrane from a ternary
polymer/solvent/nonsolvent system via thermally induced phase separation (TIPS) method. Sep Purif Technol
2008, 63: 415-423.
14. Khaisri S, deMontigny D, Tontiwachwuthikul P, Jiraratananon R: Comparing membrane resistance and
absorption performance of three different membranes in a gas absorption membrane contactor. Sep Purif Technol
2009, 65: 290-297.
15. Naim R, Ismail AF, Mansourizadeh A: Effect of non-solvent additives on the structure and performance of PVDF
hollow fiber membrane contactor for CO2 stripping. J Membr Sci 2012, 423–424: 503-513.
16. Mansourizadeh A, Ismail AF: Influence of membrane morphology on characteristics of porous hydrophobic
PVDF hollow fiber contactors for CO2 stripping from water. Desalination 2012, 287: 220-227.
17. Shi L, Wang R, Cao Y: Effect of the rheology of poly(vinylidene fluoride-co-hexafluropropylene) (PVDF-HFP)
dope solutions on the formation of microporous hollow fibers used as membrane contactors. J Membr Sci 2009,
344: 112-122.
18. Koonaphapdeelert S, Wu Z, Li K: Carbon dioxide stripping in ceramic hollow fibre membrane contactors. Chem
Eng Sci 2009, 64: 1-8.
19. Zhang Y, Wang R, Yi S, Setiawan L, Hu X, Fane AG: Novel chemical surface modification to enhance
hydrophobicity of polyamide-imide (PAI) hollow fiber membranes. J Membr Sci 2011, 380: 241-250.
20. Wongchitphimon S, Wang R, Jiraratananon R: Surface modification of polyvinylidene fluoride-
cohexafluoropropylene (PVDF-HFP) hollow fiber membrane for membrane gas absorption. J Membr Sci 2011,
381: 183-191.
21. Kumar PS, Hogendoorn JA, Feron PHM, Versteeg GF: New absorption liquids for the removal of CO2 from
dilute gas streams using membrane contactors. Chem Eng Sci 2002, 57: 1639-1651.
22. Cadena C, Anthony JL, Shah JK, Morrow TI, Brennecke JF, Maginn EJ: Why is CO2 so soluble in imidazolium-
based ionic liquids? J Am Chem Soc 2004, 126: 5300-5308.
23. Wenten, I.G.; Khoiruddin; Aryanti, P.T.P.; Hakim, A.N.; “Pengantar Teknologi Membran.” Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung, 2010.
6
24. Yang M-C, Cussler EL: Designing hollow-fiber contactors. AIChE J 1986, 32: 1910-1916.
25. Zhang Z.E., Yan Y.F., Zhang L., Ju S.X. Hollow fiber membrane contactor absorption of CO2 from the flue gas:
review and perspective. Glob. Nest J., 16: 355-374.
26. Chen S.C., Lin S.H., Chien R.D., Wang Y.H. and Hsiao H.C. (2011). Chemical absorption of carbon dioxide with
asymmetrically heated polytetrafluoroethylene membranes. Journal of Environmental Management, 92. 1083-
1090.
27. Faiz R. and Al-Marzouqi M. (2009). Mathematical modeling for the simultaneous absorption of CO2 and H2S
using MEA in hollow fiber membrane contactors. Journal of Membrane Science. 342, 269-278.
28. Lin S.H., Chiang P.C., Hsieh C.F., Li M.H. and Tung K.L. (2008). Absorption of carbon dioxide by the absorbent
composed of piperazine and 2-amino-2-methyl-1-propanol in PVDF membrane contactor. Journal of the Chinese
Institute of Chemical Engineers. 39, 13-21.
29. Lv Y.X., Yu X.H. and Tu S.D. (2009). Experiment of CO2 separation from flue gases by membrane gas
absorption. Journal of Nanjing University of Technology. 31, 96-101.
30. Lv Y.X., Yu X.H., Tu S.D. and Yan J. (2012). Experimental studies on simultaneous removal of CO2 and SO2
in a polypropylene hollow fiber membrane contactor. Applied Energy. 97, 283-288.
31. Sun C.G., Cao Y.M., Zuo L., Lin B., Jie X.M. and Yuan Q. (2005). Mass transfer mechanism of CO2 absorption
through a non-porous hollow fiber contactor. Chemical Journal of Chinese Universities. 26, 2097-2102.
32. Boributh S., Rongwong W., Assabumrungrat S., Laosiripojana N. and Jiraratananon R. (2012). Mathematical
modeling and cascade design of hollow fiber membrane contactor for CO2 absorption by monoethanolamine.
Journal of Membrane Science. 401-402, 175-189.
33. Mansourizadeh A, Ismail AF, Abdullah MS, Ng BC: Preparation of polyvinylidene fluoride hollow fiber
membranes for CO2 absorption using phase-inversion promoter additives. J Membr Sci 2010, 355:200-207.
34. Marzouk SAM, Al-Marzouqi MH, El-Naas MH, Abdullatif N, Ismail ZM: Removal of carbon dioxide from
pressurized CO2–CH4 gas mixture using hollow fiber membrane contactors. J Membr Sci 2010, 351:21-27.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai