Anda di halaman 1dari 11

Analisis Kesulitan Siswa SMP Kelas VII Dalam Mempelajari Geometri

Ditinjau dari Motivasi Belajar

Untuk memenuhi Tugas mata kuliah Karya Tulis Ilmiah Matematika

Dosen Pengampu : Aan Subhan Pamungkas, M. Pd.

Disusun oleh :

Rizky Aoliya N 2225180013

Gita Ayu Nengsih 2225180016

Kelas : 2 A

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2019
ANALISIS KESULITAN SISWA SMP KELAS VII DALAM MEMPELAJARI
GEOMETRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

Gita Ayu Nengsih1), Rizky Aoliya Nurdiyana2)


1)2)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
gitaayunengsihg@gmail.com1), rizky.aoliyanurdiyana@yahoo.com2)

Abstrak

Dilatarbelakangi oleh begitu pentingnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika


terutama geometri dan kemampuan siswa dalam tilikan ruang, penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman konsep geometri dan kaitannya dengan motivasi pembelajaran
matematika, sehingga diberikan perlakuan pembelajaran matematika dengan memanfaatkan
pengisian angket pada pendekatan konstruktivisme dan tahapan geometri dengan
menggunakan metode penelitian mini research. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Cipocok Jaya, Kota Serang yang terdiri dari satu sekolah dengan level tinggi, sedang dan
rendah selama satu kali pertemuan, dengan menggunakan sampel sebanyak 15 orang dari 30
siswa kelas VII SMPN 24 Kota Serang. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep geometri dan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah geometri dalam bentuk soal. Selain itu, motivasi pembelajaran yang
rendah juga sangat mempengaruhi bahwa sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran
Matematika. Dengan demikian pembelajaran matematika dengan pendekatan guru terhadap
siswa yang memotivasi diharapkan dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Kata Kunci: Motivasi belajar: Geometri; Analisis


PENDAHULUAN oleh guru terhadap muridnya dengan
tujuan agar mereka mau belajar dengan
Perkembangan dan kemajuan rasa penuh kesadaran, semangat tinggi,
suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keikhlasan untuk mencapai tujuan
keberhasilan pendidikan. Keberhasilan organisasi sekolahan. Menurut Hamalik
pencapaian tujuan pendidikan di (2007:162) motivasi dapat dibagi
sekolah sangat tergantung pada menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan
keberhasilan proses belajar peserta motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
didik. Menurut Bruner (Manoy J.T., adalah motivasi yang hidup dalam diri
2007:8.25) berpendapat bahwa belajar siswa dan berguna dalam situasi belajar
adalah suatu proses yang aktif dan yang fungsional, sedangkan motivasi
memungkinkan manusia untuk ekstrinsik adalah motivasi yang
menemukan hal-hal baru di luar disebabkan oleh faktor-faktor dari luar
informasi yang diberikan kepada situasi belajar. Masih banyaknya siswa
dirinya. Belajar merupakan proses yang kurang berminat pada pelajaran
perubahan tingkah laku melalui matematika ini terjadi karena kurang
penyelesaian masalah yang diberikan adanya motivasi intrinsik dan motivasi
melalui proses eksplorasi, elaborasi dan ekstrinsik siswa, sehingga membuat
konfirmasi sehingga terjadilah proses prestasi belajar matematika siswa yang
penemuan dalam kegiatan pembelajaran masih saja rendah. Namun motivasi
dan pengetahuan itu diperoleh dengan yang lebih utama ialah motivasi yang
penemuan terhadap cara pemecahan berasal dari pribadi siswa itu sendiri
masalah sebagai hasil dari proses atau disebut juga motivasi intrinsik.
pembelajaran. Salah satu penyebab Tetapi tentunya membangun motivasi
kesulitan siswa dalam menyelesaikan dalam diri itu tidak mudah karena
masalah matematika ialah kurangnya membutuhkan pengalaman dan
motivasi belajar sehingga akan dorongan dari luar baik dari keluarga,
berakibat pada kurang berminatnya teman, guru, maupun dari seorang
siswa untuk mempelajari dan motivator. Adapun faktor-faktor yang
memahami materi-materi pada mata menyebabkan rendahnya motivasi
pelajaran matematika. Motivasi belajar peserta didik diantaranya adalah
merupakan faktor internal yang dimiliki sebagai berikut (Sardiman, 2004:101):
oleh setiap peserta didik dan sangat 1) Metode mengajar guru. Metode dan
mempengaruhi dalam mencapai hasil cara-cara mengajar guru yang monoton
belajar. dan tidak menyenangkan akan
Motivasi belajar adalah mempengaruhi motivasi belajar peserta
dorongan dari dalam diri peserta didik didik. 2) Tujuan kurikulum dan
agar berperilaku mau mengikuti pengajaran yang tidak jelas. 3) Tidak
pembelajaran untuk mencapai tujuan adanya relevansi kurilkulum dengan
seperti apa yang kita kehendaki atau kebutuhan dan minat peserta didik. 4)
dapat diartikan sebagai usaha Latar belakang ekonomi dan sosial
memberikan dorongan yang dilakukan budaya peserta didik. 5) Kemajuan
teknologi dan informasi. 6) Merasa & Sarama, 2011; Panaoura, 2014; Rofii,
kurang mampu terhadap mata pelajaran Sunardi, & Irvan, 2018). Van hiele (
tertentu. 7) Masalah pribadi peserta dalam Suherman dan Turmudi, dkk,
didik baik dengan orang tua, teman 2003: 51) menyatakan bahwa terdapat
maupun dengan lingkungan sekitarnya. lima tahap belajar anak dalam belajar
Banyak siswa yang tidak berkembang geometri, yaitu tahap pengenalan,
dalam pembelajaran karena tidak tahap analisis, tahap tahap pengurutan,
diperolehnya motivasi yang tepat. Jika tahap deduksi, dan tahap akurasi.
siswa mendapat motivasi yang tepat,
maka tumbuhlah semangat yang luar Geometri dimensi tiga
biasa, sehingga tercapailah prestasi merupakan bagian dari geometri yang
belajar yang lebih maksimal pada diri membahas tentang bangun ruang atau
siswa. Jadi motivasi belajar siswa harus bangun dimensi tiga (Iswadji, 2001;
dapat dirangsang dari faktor luar tetapi Negoro & Harahap, 2014). Bangun
motivasi yang lebih baik itu timbuh dari ruang dapat didefinisikan sebagai
dalam diri siswa itu sendiri. Dalam bangun yang tidak seluruhnya terletak
kaitannya dengan pembelajaran pada bidang karena mengandung tiga
matematika acapkali siswa mengalami unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi,
kesulitan terutama pada materi (Negoro & Harahap, 2014). Geometri
pembelajaran tertentu salah satunya dimensi tiga membahas mengenai
adalah materi geometri. Syahrir, objek-objek yang bersifat abstrak
Kusnadin, & Nurhayati (2013) (Iswadji, 2001). Inilah alasan yang
menegaskan bahwa kesulitan belajar membuat siswa kesulitan dalam
dapat didefinisikan sebagai suatu mempelajari geometri, karena harus
kesenjangan antara potensi yang mampu mempunyai nalar yang tinggi
dimiliki peserta didik dengan prestasi dalam membayangkan konsep
yang diraih dalam menyelesaikan tugas- keruangan, menggambar atau membuat
tugas akademik. Pembelajaran geometri ilustrasi dari suatu bangun dimensi tiga.
di pendidikan dasar dimulai dengan cara
sederhana dari konkrit ke abstrak, dari
segi intuitif ke analisis, dari eksplorasi
ke penguasaan dalam jangka waktu
yang cukup lama, serta dari tahap yang
paling sederhana hingga yang tinggi
(Budiarto dalam Aini, 2008).

Geometri adalah salah satu


aspek penting dalam pembelajaran
matematika yang harus dipahami oleh
peserta didik, dikarenakan konsep
geometri sangat erat kaitannya dengan
kontek kehidupan sehari-hari (Clements
Berdasarkan fenomena masih Angket motivasi siswa. Angket ini
banyaknya siswa yang kesulitan dalam digunakan untuk mengetahui motivasi
mempelajari geometri, maka peneliti belajar siswa yaitu motivasi intrinsik
tertarik untuk melakukan penelitian dan motivasi ektrinsik. Penyusunan
terutama pada bab bangun ruang angket ini dengan menjabarkan
ditinjau dari motivasi belajar. Subjek komponen-komponen motivasi belajar
penelitian ini dilakukan pada siswa ke dalam indikator. Kemudian
kelas VII SMPN 24 Kota Serang. menyusun kisi-kisi dan menjabarkan
indikator ke dalam butir angket. Pada
METODE PENELITIAN angket ini menggunakan sepuluh butir
Metode yang digunakan pada pernyataan mengenai motivasi
penelitian ini adalah metode kuantitatif pembelajaran Matematika. Angket
deskriptif dengan metode survey. tersebut diisi dengan lima opsi jawaban
Metode penelitian kuantitatif, yaitu “ sangat tidak setuju (STS)”,”tidak
sebagaimana dikemukakan oleh setuju (TS),”ragu-ragu (R),”setuju (S),
Sugiyono (2012: 8) adalah metode dan”sangat setuju (SS). Selain itu, kami
penelitian yang berlandaskan pada juga memberikan lima butir esai soal
filsafat positivisme, digunakan untuk geometri. Tes yang kami berikan
meneliti pada populasi atau sampel kepada siswa tersebut adalah materi
tertentu, pengumpulan data bangun ruang. Tes ini untuk mengukur
menggunakan instrumen penelitian, kemampuan siswa dalam
analisis data bersifat kuantitatif/statistic, menyelesaikan masalah bangun ruang
dengan tujuan untuk mengkaji hipotesis geometri. Teknik analisis data dalam
yang telah ditetapkan. Menurut penelitian ini ingin menunjukan ada
Sugiyono (2012: 13) penelitian tidaknya pengaruh motivasi belajar
deskriptif, yaitu penelitian yang terhadap prestasi belajar matematika.
dilakukan untuk mengetahui nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN
variable mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independen) atau Penelitian ini dilakukan di salah satu
menghubungkan dengan variabel lain. SMP yang berada di Kota Serang
tepatnya di Kecamatan Cipocok Jaya.
Berdasarkan teori tersebut, Subjek dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif deskriptif, siswa kelas VII SMPN 24 Kota Serang
merupakan data yang diperoleh dari pada hari Rabu, 22 Mei 2019. Subjek
sampel populasi penelitian dianalisis penelitian ini diperoleh dari hasil
sesuai dengan metode statistik yang pengambilan sampel dengan
digunakan. Penelitian ini dilakukan menggunakan teknik simple random
terhadap siswa kelas VII SMP Negeri sampling, yaitu teknik pengambilan
24 Kota Serang pada tanggal 22 Mei sampel dimana semua individu dalam
2019 dengan mengambil sampel populasi baik secara sendiri-sendiri atau
sebanyak 15 orang siswa dari 30 siswa. bersama-sama diberi kesempatan yang
Instrumen yang digunakan berupa: 1) sama untuk dipilih sebagai anggota
sampel. Adapun cara pengambilan membuat kisi-kisi kuesioner (angket)
sampel dengan random ada tiga cara: 1) sebagai berikut:
cara undian adalah pengambilan sampel
dengan cara memberikan kesempatan Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar
kepada setiap individu untuk menjadi Siswa
anggota sampel. 2) cara ordinal adalah Aspek Indikator
cara pengambilan sampel dengan cara yang
kelipatan dari sampel sebelumnya, diamati
misalkan kelipatan dua, kelipatan tiga , 1.Pertama kali saya melihat
dan seterusnya. 3) cara randomisasi pembelajaran Matematika,
adalah pengambilan sampling melalui saya percaya bahwa
tabel bilangan random. pembelajaran ini akan
mudah bagi saya
Teknik yang digunakan untuk 2. Pada awal pembelajaran,
mengumpulkan data dalam penelitain ada sesuatu yang menarik
bagi saya
ini yaitu instrumen tes dan instrumen
3.Setelah menyelesaikan
non tes. Instrumen non tes yang
tugas-tugas Matematika
digunakan berupa kuesioner atau angket yang diberikan guru, saya
yang bersifat langsung dan tertutup merasa puas dengan nilai
karena siswa atau responden hanya yang saya capai
tinggal memberikan tanda ceklis pada 4.Pembelajaran Matematika
salah satu jawaban yang dianggap sangat sulit bagi saya
benar. Metode angket yang kami 5. Saya sangat senang pada
pembelajaran Matematika
lakukan dalam penelitian ini
sehingga saya ingin
mempunyai nilai kelemahan dan mengetahui lebih lanjut
kelebihan. Kelebihan menggunakan pokok bahasannya
metode angket yaitu: 1) menghemat 6. Saya benar-benar senang
waktu, maksudnya dengan waktu yang mempelajari Matematika
singkat dapat memperoleh data. 2) 7. Saya mengerti setiap
menghemat biaya, karena tidak pelajaran Matematika yang
memerlukan banyak peralatan. 3) disampaikan oleh guru saya
menghemat tenaga. Sedangkan 8. Saya tidak semangat
belajar Matematika karena
kelemahan menggunakan metode ini tidak ada hubungannya
yaitu: 1) ada kemungkinan dalam dengan cita-cita saya
memberikan jawaban atas pernyataan 9. Saya senang jika guru
yang disampaikan adalah tidak jujur. 2) memberikan kesempatan
apabila pernyataan kurang jelas dapat pada saya untuk
mengakibatkan jawaban bermacam- menjelaskan materi
macam. Matematika yang sudah
saya pahami kepada teman-
Langkah pertama yang kami lakukan teman yang lain di depan
kelas
dalam menyusun angket ini ialah
10. saya merasa bosan
dalam belajar Matematika Angket 1, 2, 3, 1, 2, 3, 6 dan
karena guru memberikan 4, 5, 6, 4, 5, 7, 10
latihan soal yang banyak 7, 8, 9, 8, dan
Setelah menyusun kisi-kisi dan dan 10 9
menjabarkan indikator ke dalam butir Tabel diatas menunjukan hasil
angket, kuesioner ini kemudian diuji validalitas angket , dari 10 soal terdapat
cobakan pada responden yaitu siswa 8 soal yang valid dan 2 soal yang tidak
kelas VII SMP Negeri 24 Kota Serang valid. Setelah diuji kevaliditasan angket
sebanyak 15 orang siswa. Uji coba selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas.
dimaksudkan untuk mengetahui 2) Uji Reliabilitas
validitas dan reliabilitas angket tersebut. Uji Reliabilitas yaitu untuk
Pengisian angket dilakukan dalam satu menguji konsistensi alat ukur, apakah
kali pertemuan dengan tujuan untuk hasilnya tetap konsisten jika
mengetahui dan mengukur motivasi pengukuran diulang. Pengambilan
belajar siswa. keputusan pada uji reliabilitas
1) Uji validitas menggunakan batasan 0,6. Reliabilitas
Uji validitas adalah pengujian kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
yang dilakukan guna untuk mengetahui sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas
seberapa cermat suatu instrumen dalam 0,8 adalah baik (Sekaran dalam
mengukur apa yang diukur. Priyatno, 2010: 32). Reabilitas untuk
Pengambilan keputusan pada uji angket akan dipaparkan dalam tabel
validitas dapat menggunakan dua berikut.
model, salah satunya yaitu
menggunakan batasan r tabel dengan Hasil Uji Reliabilitas Angket
menggunakan signifikasi 0,05 (Azwar Motivasi Belajar Siswa
dalam Priyatno, 2010: 21). Untuk
Cronbach’s Alpha N of items
batasan r tabel maka dengan N=42
.875 10
maka didapat r sebesar 0,304. Artinya
Berdasarkan tabel diatas, perhitungan
jika nilai korelasi lebih dari batasan
dapat dibaca bahwa Cronbach’s alpha
yang ditentukan maka item dianggap
pada angket sebesar .875 dari 10 item
valid, sedang jika kurang dari batasan
yang diuji.
yang ditentukan maka item dianggap
tidak valid. Validitas dihitung Pada instrumen kedua yaitu instrumen
menggunakan SPSS 16 for windows. tes, pada penelitian ini kami
menggunakan tes formatif yang berupa
Hasil Uji Validitas Angket Motivasi soal esai sebanyak lima butir soal. Tes
Belajar Siswa ini digunakan untuk mengukur
Bentuk Item Valid Tidak kemampuan dan menganalisis kesulitan
instrumen soal valid siswa dalam menjawab soal geometri
materi bangun ruang. Adapun kisi-kisi
soal akan dipaparkan dalam tabel
berikut.
Kisi-Kisi Penilaian Pada Materi memahami jika ada soal tertentu. Siswa
Bangun Ruang diberikan suatu masalah melalui lembar
kerja untuk dapat diselesaikan.
No Kompetensi Indikator iitr
Dasar Tujuannya adalah agar siswa berpikir
1 Menentukan -Mampu mencari 1-2 dan bekerja menyelesaikan setiap
dan tinggi suatu balok permasalahan serta aktif bertanya
mengaplikasik dari perluasan apabila ada masalah atau kegiatan di
an rumus rumus volume
lembar kerja yang belum jelas. Selain
volume balok -Mampu
menghitung itu, dengan mengerjakan lembar kerja
volume balok ini, siswa dilatih untuk mengingat
yang ditanyakan memori yang disampaikan gurunya
2 Mengaplikasik Mampu mencari tentang materi bangun ruang. Sehingga
an rumus luas dan menghitung kegiatan ini siswa dapat
permukaan luas permukaan mengembangkan dan meningkatkan
tabung tabung pada soal kemampuan berpikir kreatif
yang ditanyakan matematisnya, karena dalam
3 Mengaplikasik Mampu permasalahan pada tahap ini dapat
an rumus menentukan
dilihat dari jawaban siswa aspek
volume prisma panjang suatu
keramgka prisma berpikir kreatifnya.
dengan
Berdasarkan data yang kami peroleh
mengaplikasikan
rumus volume dari hasil penelitian, 60% siswa
prisma dalam kesulitan dalam pengerjaan soal tentang
bentuk soal cerita mencari selisih volume bangun ruang
4 Mengaplikasik Mampu kubus dan balok. Berikut adalah
an rumus menentukan lampiran soal yang kami ajukan pada
volume kubus selisih volume Gambar 1. sebagai berikut.
antara 2 kotak
pensil dalam
bentuk soal cerita

Tahap pembekalan materi ini, peneliti


melakukan kegiatan guru membagikan
lembar kerja. Lembar kerja yang
digunakan dalam pembelajaran
merupakan latihan soal yang terdiri dari
lima buah yang harus dikerjakan oleh
siswa. Sebelum mengerjakan soal, kami
bertanya kepada para siswa tentang
materi bangun ruang. Mereka
menjawab, sudah mempelajari materi
tersebut, tetapi terkadang masih belum
Gambar 3. Jawaban salah satu siswa

Dari analisis yang kami lakukan, siswa


tersebut belum memahami cara
menyelesaikan masalah volume kubus.
Siswa tersebut hanya memahami cara
mengerjakan selisih dari kedua kubus
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
proses mengerjakan yang dilakukan.
Siswa tersebut hanya mengurangi
panjang awal masing-masing kubus dari
soal.

Ditinjau dari pelaksanaanya, seharusnya


siswa sudah bisa dan dapat memahami
Gambar 1. Soal materi bangun ruang bagaimana cara menghitung volume
kubus. Karena, materi bangun ruang
Kami memberi waktu selama lima belas
untuk mencari volume sudah diajarkan
menit untuk mengerjakan soal-soal
di sekolah dasar kelas lima. Selain itu,
tersebut kepada siswa. Hasil penelitian
materi bangun ruang ini terus
membuktikan, bahwa sekitar 60% siswa
ditingkatkan dalam materi pembelajaran
belum bisa mengerjakan soal nomor
matematika yang lebih kompleks.
lima tentang pengaplikasian rumus
volume bangun ruang kubus yang SIMPULAN DAN SARAN
terlampir dalam gambar 2. sebagai
berikut. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan


pembahasan yang diperoleh simpulan
yaitu sebagai berikut: (1) produk akhir
dalam penelitian ini menghasilkan bukti
Gambar 2. Soal nomor 5 tentang analisis terhadap siswa SMP N 24 Kota
mengaplikasikan rumus volume Serang untuk mengukur keterampilan
kubus tingkat tinggi peserta didik kelas VII.
Bukti analisis dari 5 butir soal uraian
Salah satu jawaban dari siswa dapat kita yang dikembangkan melalui penelitian
lihat pada Gambar 3. sebagai berikut. secara objektif, yaitu (a) kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa (b)
ketepatan siswa dalam mengatur waktu
untuk mengerjakan soal sangat
berpengaruh terhadap hasil yang pembelajaran, misalnya menerapkan
diperoleh. (2) kuranganya penyampaian pembelajaran dengan pendekatan
materi oleh guru sebelumnya, masih konstuktivisme yaitu guru tidak
harus diperbaiki. Dimana siswa mengajarkan kepada anak bagaimana
seharusnya bisa mengingat materi dasar menyelesaikan persoalan, namun
tentang bangun ruang sebelum mempresentasikan masalah dengan
melanjutkan materi ke tingkat yang mendorong siswa untuk menemukan
lebih kompleks. Berdasarkan hasil cara mereka sendiri dalam
analisis data dapat disimpulkan bahwa menyelesaikan permasalahan. Dengan
terdapat perbedaan peningkatan begitu anak akan terlatih kemampuan
pemahaman konsep geometri dan berpikir kreatif matematis sehingga
kemampuan dalam menyelesaikan dalam menyelesaikan persoalan tidak
masalah geometri dalam bentuk soal. selalu bergantung pada apa yang
Selain itu, motivasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
rendah juga sangat mempengaruhi
bahwa sebagian besar siswa tidak DAFTAR PUSTAKA
menyukai pelajaran Matematika. J.T, Manoy. (2007). Belajar. Bandung:
Dengan demikian pembelajaran Tarsito
matematika dengan pendekatan guru
terhadap siswa yang memotivasi Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar
diharapkan dapat menjadi alternatif Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
model pembelajaran yang dapat
Sardiman, A.M.(2004). Interaksi Dan
diterapkan dalam upaya meningkatkan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
kualitas pendidikan.
Bumi Aksara
Saran
Aini, Tias Nur. (2008). Penerapan
Berdasarkan hasil penelitian yang Model Pembelajaran Van Hiele Dalam
dilakukan masih banyak sekali Membantu Siswa Kelas IV SD
ditemukan siswa yang kurang Membangun Konsep Segitiga. Jakarta:
memahami materi bangun ruang. Oleh Depdikbud
karenanya kami menyarankan kepada
Syahrir, S., Kusnadin, K., & Nurhayati,
guru sebagai pendidik agar dapat
N. (2013). Analisis kesulitan
menyampaikan materi lebih menarik
pemahaman konsep dan prinsip materi
lagi misalnya dengan menggunakan alat
pokok dimensi tiga siswa kelas XI SMK
peraga manipulatif serta mengubah cara
Keperawatan Yahya Bima. Prisma
pembelajaran yang konvensional.
Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu Dan
Dalam pembelajaran konvensional ini
Pembelajaran Matematika Dan IPA
guru cenderung lebih aktif sebagai
IKIP Mataram.
sumber informasi bagi siswa sedangkan
siswa cenderung pasif dalam menerima Clements, D. H., & Sarama, J. (2011).
pembelajaran. Oleh sebab itu sudah Early childhood teacher education: The
sepatutnya guru mengubah cara
case of geometry. Journal of
Mathematics Teacher Education

Iswadji, D. (2001). Geometri ruang.


Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta

Negoro, S. T., & Harahap, B. (2014).


Ensiklopedia matematika. Ghalia
Indonesia

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai