Rangkuman Ppki
Rangkuman Ppki
9 AGUSTUS 1945
PPKI disahkan secara simbolik dan di lantik oleh Jendral Terauchi
sebagai panglima bala tentara Jepang di Asia Tenggara di Dalat kota
Ho Chi Minh, Negara Vietnam Selatan dekat Sungai Mekong, dengan
mendatangkan yaitu :
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muhammad Hatta
3. Dr. K. R. T Wedyodingingrat
12 AGUSTUS 1945
Pada pertemuan ini ada bebebrapa hal yang akan di bicarakan oleh
Marsekal Terauchi kepada 3 tokoh (Ir. Soekarno, Drs. Muhammad
Hatta, dan Dr. K. R. T Wedyodiningrat) yang berlangsung di Siagon,
Vietnam tersebut yaitu:
Pemerintah Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia
Untuk melaksanakan kemerdekaan dibentuk PPKI sebagai
pengganti BPUPKI
Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan
selesai dilakukan dan secara berangsur-angsur dari Pulau Jawa,
baru disusul oleh pulau lainnya
Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia dapat di lakukan
pada tanggal 24 Agustus 1945 dengan wilayah Indonesia yang
meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda
Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi
Inkai. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh.
Hatta
ANGGOTA PPKI
Anggota PPKI terdiri dari 21 Tokoh Utama Pergerakan Nasional
Indonesia yaitu (12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatera, 2 orang
dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara,
1 orang dari Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa), dan di
pelopori oleh :
No Nama Suku
1 Ir Soekarno Surabaya, Jawa Timur
2 Drs. Moh Hatta Bukit Tinggi, Sumatera Barat
3 Prof. Mr. Dr Raden Soepomo Sukoharjo, Solo Jawa Tengah
4 Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat Yogyakarta
5 Raden Panji Soeroso Porong, Sidoarjo Jawa Timur
6 Soetardjo Kartohadikusumo Kunduran, Blora Jawa Tengah
7 Kyai Haji Abdul Wachid Hasyim Jombang, Jawa Timur
8 Ki Bagus Hadikusumo Yogyakarta
9 Raden Otto Iskandardinata Bojongsoang, Jawa Barat
10 Raden Abdul Kadir Binjai, Sumatera Utara
11 Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Soerjohamidjojo Solo
12 Bandoro Pangeran Hario Poerbojo Yogyakarta
13 Dr. Moh Amir Talawi, Sawahlunto Sumatera Barat
14 Mr. Abdul Maghfar
15 Teuku Mohammad Hasan Pidie, Aceh
16 Dr. G. S. S. J Ratulangi Tondano, Minahasa Sulawesi Utara
17 Andi Pangeran Pettarani Gowa, Sulawesi Selatan
18A. Anang Abdul Hamidhan Rantau, Kalimantan Selatan
19 I Gusti Ketut Poedja Singaraja, Bali/Nusa Tenggara
20 Mr. Johannes Latuharhary Saparua, Ambon Maluku Tengah
21 Drs. Yap Tjwan Bing Solo
B. MENYERAHNYA JEPANG
Pada bulan Agustus 1945 menandai akhir Perang Dunia II. Angkatan
Laut Kekaisaran Jepang secara efektif sudah tidak ada sejak Agustus
1945.
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom dikota Hiroshima dan Nagasaki,
Jepang, pada bulan Agustus 1945, tahap akhir Perang Dunia Kedua.
Amerika Serikat menjatuhkan bom dengan persetujuan dari Britania
Raya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Quebec.
6 AGUSTUS 1945
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom uranium jenis bedil (Little
Boy) di Hiroshima. Presiden Amerika Serikat Harry S.
Truman meminta Jepang menyerah 16 jam kemudian dan memberi
peringatan akan adanya "hujan reruntuhan dari udara yang belum
pernah terjadi sebelumnya di muka bumi.
9 AGUSTUS 1945
Amerika Serikat menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat
Man) di Nagasaki, belum lagi Uni Soviet yang secara tiba-tiba
melancarkan serangan pada koloni Jepang di Manchuria
(Manchukuo) hal ini di sebabkan telah melanggar Pakta Netralitas
Soviet–Jepang, yaitu sebuah pakta antara Uni Soviet dan Kekaisaran
Jepang yang ditandatangani pada tanggal 13 April 1941, dua tahun
setelah terjadinya Perang Perbatasan Soviet–Jepang (1939).
Pilihan lain bagi Jepang berarti kerusakan total dalam waktu segera.
14 AGUSTUS 1945
Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu.
15 AGUSTUS 1945
Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radio di hadapan rakyat dalam
pidato radio yang disebut Gyokuon-hōsō (Siaran Suara Kaisar),
Hirohito membacakan Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi,
sekaligus mengumumkan kepada rakyat bahwa Jepang telah
menyerah kepada Sekutu dan menyuruh Jepang untuk tetap
mempertahankan status quo, meskipun berita tersebut di tutupi, pada
akhirnya sampai juga kepada telinga pada pemuda melalui siaran
radio yang tidak disegel oleh pemerintah Jepang. Dari radio itu, ia
mengetahui Jepang sudah menyerah kepada pasukan sekutu pimpinan
Amerika Serikat (AS) dan yang pertama kali mendengar berita
kekalahan jepang adalah Sultan Syahrir. Hal ini memperkuat
semangat para pemuda untuk segera bergerak memproklamirkan
kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Pada hari yang sama juga terjadi pertemuan antara golongan muda dan
golongan tua di Jakarta. Golongan muda diwakili oleh Wikana,
sedangkan golongan tua diwakili oleh Ahmad Subarjo (sebagai
penasehat). Selain itu, ada pula Yusuf Kunto dari PETA. Mereka sepakat
untuk membawa kembali Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke Jakarta
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Peristiwa penculikan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta baru berakhir setelah
Ahmad Subardjo memberikan jaminan kepada para pemuda atau
golongan pemuda bahwa proklamasi segera dikumandangkan paling
lambat keesokan harinya. Cudanco Subeno (Komandan Kompi PETA)
bersedia melepaskan Bung Karno dan Bung Hatta. Pada hari itu juga
Achmad Subardjo, Sudiro, Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok
untuk menjemput Ir. Soekarno dan Moh. Hatta kembali ke Jakarta.
D. PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
PENYUSUNAN TEKS PROKLAMASI
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam
penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung
pukul 02.00 - 04.00 dini hari yaitu di laksanakan di Rumah
Laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1.
17 AGUSTUS 1945
Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan
Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 dan sekarang menjadi Jl.
Proklamasi No. 1 dan pembacaan teks proklamasi di bacakan pada
pukul 10.00 WIB.
18 AGUSTUS 1945
Jepang membubarkan PETA dan Heiho.
19 AGUSTUS 1945
Pembentukan BKR merupakan perubahan dari hasil sidang PPKI
pertama yang sebelumnya merencanakan pembentukan tentara
kebangsaan dan pada tanggal yang sama dua orang anggota PPKI
yaitu Abikoesno Tjokrosoejoso dan Otto Iskandardinata yang
mengusulkan untuk dibentuk sebuah badan pembelaan negara. Namum
usul tersebut ditolak dengan alasan dapat memancing bentrokan
dengan tentara pendudukan Jepang yang masih bersenjata lengkap
serta mengundang intervensi tentara sekutu yang akan melucuti senjata
tentara Jepang. Alasan tersebut didasari karena pada saat itu Perang
Pasifik baru saja usai setelah Jepang menyerah kepada sekutu.
20 AGUSTUS 1945
Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) di dirikan dan
tugas untuk menampung bekas anggota PETA dan Heiho ditangani
oleh BPKKP.
22 AGUSTUS 1945
BKR (Badan Keamanan Rakyat) dibentuk oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau PPKI dalam sidangnya yang merupakan
bagian dari BPKKP yang semula bernama Badan Pembantu Prajurit
dan kemudian menjadi Badan Pembantu Pembelaan (BPP). BPP sudah
ada dalam zaman Jepang dan bertugas memelihara kesejahteraan
anggota-anggota tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan Heiho.
23 AGUSTUS 1945
Ir. Soekarno mengumumkan dibentuknya BKR. Presiden berpidato
dengan mengajak para sukarelawan pemuda, bekas PETA, Heiho,
dan Kaigun untuk berkumpul pada tanggal 24 Agustus 1945 di
daerahnya masing-masing.
Anggota BKR saat itu adalah para pemuda Indonesia yang sebelumnya
telah mendapat pendidikan militer sebagai tentara Heiho, Pembela
Tanah Air (PETA), KNIL dan lain sebagainya.
Disamping BKR unsur darat, juga dibentuk BKR Laut yang dipelopori
oleh bekas murid dan guru dari Sekolah Pelayaran Tinggi dan para
pelaut dari Jawatan Pelayaran yang terdiri dari :
Mas Pardi
Adam
RE Martadinata
R Suryadi.
13.