Anda di halaman 1dari 23

PPKI

A. SEJARAH PEMBENTUKAN PPKI


 7 AGUSTUS 1945
BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan UUD bagi negara
Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan dibentuknya PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang yaitu
“Dokuritsu Junbi Inkai”. Izin pembentukan badan PPKI di berikan
oleh Hisaichi Terauchi yaitu seorang Marsekal Jepang yang berada di
Saigon.

 9 AGUSTUS 1945
PPKI disahkan secara simbolik dan di lantik oleh Jendral Terauchi
sebagai panglima bala tentara Jepang di Asia Tenggara di Dalat kota
Ho Chi Minh, Negara Vietnam Selatan dekat Sungai Mekong, dengan
mendatangkan yaitu :
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muhammad Hatta
3. Dr. K. R. T Wedyodingingrat

 12 AGUSTUS 1945
Pada pertemuan ini ada bebebrapa hal yang akan di bicarakan oleh
Marsekal Terauchi kepada 3 tokoh (Ir. Soekarno, Drs. Muhammad
Hatta, dan Dr. K. R. T Wedyodiningrat) yang berlangsung di Siagon,
Vietnam tersebut yaitu:
 Pemerintah Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia
 Untuk melaksanakan kemerdekaan dibentuk PPKI sebagai
pengganti BPUPKI
 Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan
selesai dilakukan dan secara berangsur-angsur dari Pulau Jawa,
baru disusul oleh pulau lainnya
 Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia dapat di lakukan
pada tanggal 24 Agustus 1945 dengan wilayah Indonesia yang
meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda
 Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi
Inkai. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh.
Hatta

 ANGGOTA PPKI
Anggota PPKI terdiri dari 21 Tokoh Utama Pergerakan Nasional
Indonesia yaitu (12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatera, 2 orang
dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara,
1 orang dari Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa), dan di
pelopori oleh :

 Ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno


 Wakil Ketua yaitu Muhammad Hatta
 Penasehat yaitu Achmad Sobardjo
 Dan selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang keanggotaan
bertambah 6 orang. Penambahan anggota tanpa sepengetahuan
jepang bahwa PPKI bentukan orang Indonesia bukan bentukan dari
Jepang, dan PPKI memang benar-benar milik bangsa Indonesia
dengan tujuan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

 NAMA-NAMA ANGGOTA PPKI

No Nama Suku
1 Ir Soekarno Surabaya, Jawa Timur
2 Drs. Moh Hatta Bukit Tinggi, Sumatera Barat
3 Prof. Mr. Dr Raden Soepomo Sukoharjo, Solo Jawa Tengah
4 Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat Yogyakarta
5 Raden Panji Soeroso Porong, Sidoarjo Jawa Timur
6 Soetardjo Kartohadikusumo Kunduran, Blora Jawa Tengah
7 Kyai Haji Abdul Wachid Hasyim Jombang, Jawa Timur
8 Ki Bagus Hadikusumo Yogyakarta
9 Raden Otto Iskandardinata Bojongsoang, Jawa Barat
10 Raden Abdul Kadir Binjai, Sumatera Utara
11 Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Soerjohamidjojo Solo
12 Bandoro Pangeran Hario Poerbojo Yogyakarta
13 Dr. Moh Amir Talawi, Sawahlunto Sumatera Barat
14 Mr. Abdul Maghfar
15 Teuku Mohammad Hasan Pidie, Aceh
16 Dr. G. S. S. J Ratulangi Tondano, Minahasa Sulawesi Utara
17 Andi Pangeran Pettarani Gowa, Sulawesi Selatan
18A. Anang Abdul Hamidhan Rantau, Kalimantan Selatan
19 I Gusti Ketut Poedja Singaraja, Bali/Nusa Tenggara
20 Mr. Johannes Latuharhary Saparua, Ambon Maluku Tengah
21 Drs. Yap Tjwan Bing Solo

 6 ANGGOTA PPKI TANPA SEPENGETAHUAN JEPANG


No Nama Suku
1 Achmad Soebardjo Kerawang, Jawa Barat
2 Sajoeti Melik Yogyakarta
3 Ki Hajar Dewantara Paku Alaman, Yogyakarta
4 R. A. A Wiranatakoesuma Bandung, Jawa Barat
5 Mr. Raden Kasman Singodimedjo Kalirejo, Purworejo Jawa Tengah
6 Iwa Koesoemassoemantri Ciamis, Jawa Barat

 TUGAS PPKI YAITU :


 Meresmikaan Pembukaan serta Batang Tubuh UUD 1945
 Melanjutkan hasil kerja BPUPKI
 Mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak pendudukan
militer Jepang kepada Bangsa Indonesia
 Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah
ketatanegaraan bagi Negara Indonesia Baru

B. MENYERAHNYA JEPANG
Pada bulan Agustus 1945 menandai akhir Perang Dunia II. Angkatan
Laut Kekaisaran Jepang secara efektif sudah tidak ada sejak Agustus
1945.
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom dikota Hiroshima dan Nagasaki,
Jepang, pada bulan Agustus 1945, tahap akhir Perang Dunia Kedua.
Amerika Serikat menjatuhkan bom dengan persetujuan dari Britania
Raya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Quebec.
 6 AGUSTUS 1945
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom uranium jenis bedil (Little
Boy) di Hiroshima. Presiden Amerika Serikat Harry S.
Truman meminta Jepang menyerah 16 jam kemudian dan memberi
peringatan akan adanya "hujan reruntuhan dari udara yang belum
pernah terjadi sebelumnya di muka bumi.

 9 AGUSTUS 1945
Amerika Serikat menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat
Man) di Nagasaki, belum lagi Uni Soviet yang secara tiba-tiba
melancarkan serangan pada koloni Jepang di Manchuria
(Manchukuo) hal ini di sebabkan telah melanggar Pakta Netralitas
Soviet–Jepang, yaitu sebuah pakta antara Uni Soviet dan Kekaisaran
Jepang yang ditandatangani pada tanggal 13 April 1941, dua tahun
setelah terjadinya Perang Perbatasan Soviet–Jepang (1939).

Sehingga kaisar Hirohito ikut campur tangan dalam kedua peristiwa


pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Beliau memerintahkan Dewan
Penasihat Militer untuk menerima syarat-syarat yang
ditawarkan Sekutu dalam Deklarasi Potsdam.

 ISI DEKLARASI POSTDAM


Deklarasi Potsdam dikeluarkan pada tanggal 26 Juli 1945 oleh Harry
S Truman (Presiden Amerika Serikat), Winston Churchill (Perdana
Menteri Inggris) dan Chiang Kai-Shek (Presiden, Panglima
tertinggi Republik Tiongkok). Ketiga pemimpin Sekutu itu, setelah
berunding di Potsdam tiba pada kesimpulan bahwa Jepang harus
diberi kesempatan untuk mengakhiri perang ini.

Adapun bunyi dari proklamasi Potsdam adalah sebagai berikut :

Telah tiba waktunya bagi Jepang untuk memutuskan apakah akan


membiarkan dirinya dikendalikan oleh penasihat-penasihat militernya
yang mengikuti keinginannya sendiri dan dengan perhitungan-
perhitungan yang tidak realistis, yang telah membawa Kekaisaran
Jepang ke ambang kemusnahan, ataukah ia akan memilih jalan yang
berdasarkan akal yang sehat.
Berikut ini adalah syarat syarat kami. Kami tidak akan menyimpang
dari syarat-syarat itu. Tidak pula ada pilihan lain. Kami tidak akan
menerima penguluran waktu.

Kekuasaan dan pengaruh dari mereka yang menyesatkan rakyat


Jepang untuk berusaha menaklukkan dunia harus dilenyapkan
selama-lamanya, karena kami berkeyakinan bahwa orde-baru yang
cinta damai, aman dan berkeadilan tidak mungkin terbentuk tanpa
militerisme yang tidak bertanggungjawab tidak dilenyapkan dari
muka bumi.

Kami tidak bermaksud memperbudak bangsa Jepang atau


memusnahkannya sebagai bangsa, tetapi semua penjahat perang
harus diadili secara keras, termasuk mereka yang melakukan
kekejaman terhadap para tawanan.

Pemerintah Jepang harus menghilangkan halangan bagi bangunnya


kebebasan dan demokrasi dan harus memperkuatnya di antara rakyat
Jepang. Kebebasan untuk mengemukakan pendapat, beragama dan
berfikir harus ditegakkan seperti halnya penghormatan atas hak-hak
asasi manusia.

Kami menghimbau pemerintah Jepang untuk sekarang juga


menyatakan bahwa semua angkatan bersenjatanya menyerah tanpa
syarat.

Pilihan lain bagi Jepang berarti kerusakan total dalam waktu segera.

 14 AGUSTUS 1945
Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu.

 15 AGUSTUS 1945
Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radio di hadapan rakyat dalam
pidato radio yang disebut Gyokuon-hōsō (Siaran Suara Kaisar),
Hirohito membacakan Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi,
sekaligus mengumumkan kepada rakyat bahwa Jepang telah
menyerah kepada Sekutu dan menyuruh Jepang untuk tetap
mempertahankan status quo, meskipun berita tersebut di tutupi, pada
akhirnya sampai juga kepada telinga pada pemuda melalui siaran
radio yang tidak disegel oleh pemerintah Jepang. Dari radio itu, ia
mengetahui Jepang sudah menyerah kepada pasukan sekutu pimpinan
Amerika Serikat (AS) dan yang pertama kali mendengar berita
kekalahan jepang adalah Sultan Syahrir. Hal ini memperkuat
semangat para pemuda untuk segera bergerak memproklamirkan
kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Setelah mendengar kekalahan Jepang tersebut, para pemuda


berkumpul diruang belakang gedung Bakteriologi, Jalan Pegangsaan
Timur no.13, Jakarta, dibawah pimpinan Chaerul Saleh. Pertemuan
ini membahas kekalahan Jepang dan persiapan proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Hasil keputusannya adalah bahwa
kemerdekaan Indonesia adalah masalah bangsa Indonesia sendiri yang
tidak dapat digantungkan pada bangsa lain. Oleh karena itu
proklamasi kemerdekaan harus dilakukan oleh bangsa Indonesia
sendiri bukan bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah dari
Jepang.

Langkah selanjutnya golongan pemuda yaitu Wikana dan Darwis


mewakili kelompok muda mendesak Soekarno agar bersedia
memproklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas dari Jepang
dan ternyata usaha tersebut gagal, dikarenakan Jepang masih
bersenjata lengkap dan mempunyai tugas untuk memelihara status quo
sebelum pasukan sekutu datang ke Indonesia. Setelah para pemuda
mendengar hasil laporan tersebut, para pemuda merasa kecewa
sehingga suasana rapat menjadi panas dan terjadilah peristiwa
Rengasdengklok.

(Noted : Status Quo adalah upaya untuk mempertahankan dan


menjaga negara pada kondisi dan keadaan sebelumnnya. Dengan kata
lain status quo adalah membiarkan negara pada saat kondisi ini sama
seperti kondisi sebelumnya)
C. PERISTIWA RENGASDENGKLOK
 16 AGUSTUS 1945
Peristiwa Rengasdengklok dilatar belakangi karena adanya perbedaan
pendapat antara golongan muda dan golongan tua sehingga
mengakibatkan penekanan golongan muda kepada golongan tua yang
mendorong mereka untuk melakukan aksi penculikan pada dini hari yaitu
pukul 03.00/04.00. Golongan muda dari perkumpulan Menteng 31 yaitu
Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih membawa Bung Karno,
ibu Fatmawati, dan anaknya Guntur serta Bung Hatta ke Rengasdengklok
(Kabupaten Karawang) tempat Cudan (Kompi) PETA yang dikomandani
Cudanco Subeno.

 Golongan muda terdiri dari Soekarni, B.M Diah, Yusuf Kunto,


Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik, dan Chaerul Shaleh
 Golongan tua terdiri dari Ir. Soekarno, Drs Moh Hatta, Mr. Achmad
Soebardjo, Mr. Muh Yamin, Dr. Buntaran, Dr. Syamsi dan Mr. Iwa
Kusumasumantri

Perbedaan pendapat pada golongan tua yaitu :


 Ir Soekarno dan Muh Hatta menginginkan bahwa proklamasi
didiskusikan terlebih dahulu dengan anggota PPKI.
 Golongan tua tidak ingin terburu-buru memproklamasikan
kemerdekaan Walaupun Jepang sudah kalah tapi secara de
facto namun masih berkuasa. Pasukan Jepang yang berada di
Indonesia masih dalam keadaan utuh dan selalu siap menjalankan
perintah Sekutu untuk menjaga status quo atas Indonesia, karena hal
tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan pertumpahan darah dengan
memakan banyak korban
 Golongan tua menginginkan Proklamasi Kemerdekaan di lakukan
secara matang

Perbedaan pendapat pada golongan muda yaitu :


 Menghendaki proklamasi kemerdekaan di laksanakan secepatnya
 Menggangap PPKI badan buatan jepang mereka menghendaki
proklamasi kemerdekaan terlepas dari pengaruh jepang dan atas usaha
bangsa kita sendiri bukan pemberian jepang
 Menggangap golongan tua sangat lamban dan bersikap hati-hati
Tujuan menculik golongan tua ke Rengasdengklok adalah :
 Untuk mengamankan Soekarno dan Hatta agar tidak terpengaruh oleh
Jepang
 Mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang.

Alasan pemilihan tempat penculikan ke Rengasdengklok yaitu :


 Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat pengamanan Soekarno
Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. Antara anggota PETA
Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak
keduanya melakukan latihan bersama.
 Secara geografis, Rengasdengklok letaknya terpencil, sehingga dapat
dilakukan deteksi dengan mudah setiap gerakan tentara Jepang yang
menuju Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa
Tengah.

Pada hari yang sama juga terjadi pertemuan antara golongan muda dan
golongan tua di Jakarta. Golongan muda diwakili oleh Wikana,
sedangkan golongan tua diwakili oleh Ahmad Subarjo (sebagai
penasehat). Selain itu, ada pula Yusuf Kunto dari PETA. Mereka sepakat
untuk membawa kembali Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke Jakarta
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Peristiwa penculikan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta baru berakhir setelah
Ahmad Subardjo memberikan jaminan kepada para pemuda atau
golongan pemuda bahwa proklamasi segera dikumandangkan paling
lambat keesokan harinya. Cudanco Subeno (Komandan Kompi PETA)
bersedia melepaskan Bung Karno dan Bung Hatta. Pada hari itu juga
Achmad Subardjo, Sudiro, Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok
untuk menjemput Ir. Soekarno dan Moh. Hatta kembali ke Jakarta.
D. PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
 PENYUSUNAN TEKS PROKLAMASI
 Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam
penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung
pukul 02.00 - 04.00 dini hari yaitu di laksanakan di Rumah
Laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1.

Tokoh yang bertindak sebagai perumusan teks proklamasi berasal


dari golongan tua yaitu:
 Ir. Soekarno (menulis teks proklamasi)
 Moh. Hatta
 Ahmad Soebardjo

Sedangkan yang bertindak sebagai saksi berasal dari golongan


muda yaitu :
 Burhanudin Muhammad Diah (BM Diah)
 Sayuti Melik (yang mengetik teks proklamasi)
 Sukarni (mengusulkan agar yang menandatangani teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas
nama bangsa Indonesia)
 Sudiro

Dasar musyawarah dan diskusi perumusan teks proklamasi


menghasilkan :
1. Teks Proklamasi yang Klad adalah Teks Proklamasi yang
ditulis tangan oleh Ir Soekarno sebagai pencatat, dan
merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad
Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Yang
isinya masih bersifat konsep.
Berikut isi proklamasi tersebut:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan
Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh
jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.
Naskah Proklamasi Klad ini ditinggal begitu saja dan bahkan
sempat masuk ke tempat sampah di rumah Laksamana
Muda Tadashi Maeda. B.M. Diah menyelamatkan naskah
bersejarah ini dari tempat sampah dan menyimpannya selama
46 tahun 9 bulan 19 hari, hingga diserahkan kepada
Presiden Soeharto di Bina Graha pada 29 Mei 1992.

TEKS ASLI NASKAH PROKLAMASI KLAD


2. Teks Proklamasi yang Otentik adalah Teks Proklamasi yang
diketik oleh Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno
dan Moh. Hatta yang kemudian dibacakan pada 17 Agustus
1945.
Berikut ini teks proklamasi tersebut :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo
jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
TEKS ASLI NASKAH PROKLAMASI OTENTIK
 PERBEDAAN TEKS PROKLAMASI KLAD MENJADI
OTENTIK

 Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I"


 Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal"
 Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo"
 Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah menjadi "Djakarta, hari 17
boelan 8 tahoen 05". (Keterangan: Tahun pada kedua teks
naskah Proklamasi di atas (baik pada teks naskah Proklamasi
Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik) tertulis angka
"tahun 05" yang merupakan kependekan dari angka "tahun 2605",
karena tahun penanggalan yang dipergunakan pada zaman
pemerintah pendudukan militer Jepang saat itu adalah sesuai
dengan tahun penanggalan yang berlaku di Jepang, yang kala itu
adalah "tahun 2605".)
 Kata "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama
bangsa Indonesia”

 17 AGUSTUS 1945
Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan
Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 dan sekarang menjadi Jl.
Proklamasi No. 1 dan pembacaan teks proklamasi di bacakan pada
pukul 10.00 WIB.

Pada awalnya Pengibaran Sang Merah Putih di lakukan oleh


Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan
alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit.
Olah karena itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang
prajurit PETA dan dibantu oleh Soehoed. Dan Sang Merah Putih di
jahit oleh ibu Fatimah selaku Istri Ir. Soekarno.
E. HASIL SIDANG PPKI I, II, III
 HASIL SIDANG PPKI PERTAMA (18 AGUSTUS 1945)
 Mengesahkan UUD 1945
Sebelum mengesahkan, terdapat perubahaan UUD 1945, yaitu :
 Kata Mukadimah di ganti dengan kata Pembukaan
 Pada pembukaan alinea keempat “Ketuhanan dengan
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya di ganti
dengan Ketuhanan yang Maha Esa
 Pada pasal 6 ayat 1 yaitu Presiden adalah orang Indonesia asli
dan beragama islam di ganti menjadi presiden adalah orang
Indonesia asli
 Memilih Presiden dan Wakil Presiden
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di lakukan secara aklamasi
atas usul dari Otto Iskandardinata dan mengusulkan agar Ir.
Soekarno menjadi Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden.
 Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
Musyawarah Darurat. Sebelum di bentuknya MPR dan DPR.

 HASIL SIDANG PPKI KEDUA (19 AGUSTUS 1945)


 Membentuk Komite Nasional Indonesia
 Membentuk kementerian negara yang terdiri dari 12 kementerian
yang mempimpin departemen dan 4 menteri negara non
departemen sekaligus mengangkat menteri-menterinya.
 Menetapkan pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi
sekaligus menunjuk gubernurnya.
 ADAPUN SUSUNAN KABINET REPUBLIK INDONESIA
PERTAMA TERSEBUT ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
No Gubernur dan Menteri Nama
1 Dalam Negeri R.A.A. Wiranata Koesoemah
2 Luar Negeri Mr. Ahmad Soebardjo
3 Keuangan Mr. AA Maramis
4 Kehakiman Prof. Dr. Mr Soepomo
5 Kemakmuran Ir. Soerachman Tjokrohadisoerjo
6 Keamanan Rakyat Soeprijadi
7 Pengajaran Ki Hajar Dewantoro
8 Penerangan Mr. Amir Sjarifuddin
9 Kesehatan Dr. Boentaran Martoatmodjo
10 Sosial Mr. Iwa Kusuma Sumantri
11 Pekerjaan Umum Abikoesno Tjokrosoejoso
12 Perhubungan a.i Abikoesno Tjokrosoejoso
13 Menteri Negara Wachid Hasyim
14 Menteri Negara Dr. Mr. Amin
15 Menteri Negara Mr. RM. Sartono
16 Menteri Negara R. Otto Iskandardinata

 SEDANGKAN PEMBAGIAN WILAYAH REPUBLIK


INDONESIA MENJADI 8 PROVINSI ADALAH SEBAGAI
BERIKUT :
No Provinsi Gubernur
1 Sumatra Mr. Teuku Moh Hassan
2 Jawa Barat Soetardjo Kartohadikoesoimo
3 Jawa Tengah R.P. Soeroso
4 Jawa Timur R.A. Soerjo
5 Sunda Kecil Mr. IGK Pudja
6 Maluku dan Irian Barat Mr. J. Latuharhary
7 Sulawesi Dr. G. SSJ Ratulangie
8 Kalimantan/Borneo P. Pangeran Moh Noer
 HASIL SIDANG PPKI KETIGA (22 AGUSTUS 1945)
 Membentuk Komite Nasional Indonesia
KNIP dibentuk berdasarkan Pasal IV, Aturan Peralihan, Undang-
Undang Dasar 1945 dan dilantik serta mulai bertugas sejak
tanggal 29 Agustus 1945 sampai dengan Februari 1950.
KNIP merupakan Badan Pembantu Presiden, yang keanggotaannya
terdiri dari pemuka-pemuka masyarakat dari berbagai golongan dan
daerah termasuk mantan Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia.
Anggota KNIP terdiri dari 137 orang dan di pelopori oleh :
 Mr. Kasman Singodimedjo – Ketua
 M. Sutardjo Kartohadikusumo - Wakil Ketua I
 Mr. J. Latuharhary - Wakil Ketua II
 Adam Malik - Wakil Ketua III
 Membentuk Partai Nasional Indonesia
PNI didirikan 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional
Indonesia dengan ketuanya pada saat itu adalah :
 Dr. Tjipto Mangunkusumo
 Mr. Sartono
 Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo
 Mr. Sunaryo
 Membentuk Badan Keamanan Rakyat
BKR adalah suatu badan yang dibentuk untuk melakukan tugas
pemeliharaan keamanan bersama-sama dengan rakyat dan jawatan-
jawatan negara.

 18 AGUSTUS 1945
Jepang membubarkan PETA dan Heiho.

 19 AGUSTUS 1945
Pembentukan BKR merupakan perubahan dari hasil sidang PPKI
pertama yang sebelumnya merencanakan pembentukan tentara
kebangsaan dan pada tanggal yang sama dua orang anggota PPKI
yaitu Abikoesno Tjokrosoejoso dan Otto Iskandardinata yang
mengusulkan untuk dibentuk sebuah badan pembelaan negara. Namum
usul tersebut ditolak dengan alasan dapat memancing bentrokan
dengan tentara pendudukan Jepang yang masih bersenjata lengkap
serta mengundang intervensi tentara sekutu yang akan melucuti senjata
tentara Jepang. Alasan tersebut didasari karena pada saat itu Perang
Pasifik baru saja usai setelah Jepang menyerah kepada sekutu.

Tentara Jepang yang jumlahnya mencapai 344.000 di seluruh Indonesia


mentalnya sangat terpukul karena kalah perang. Dengan keadaan
mental yang tidak stabil mereka diberi tugas oleh tentara sekutu untuk
menjaga keamanan di Indonesia, sampai sekutu datang.

 20 AGUSTUS 1945
Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) di dirikan dan
tugas untuk menampung bekas anggota PETA dan Heiho ditangani
oleh BPKKP.

 22 AGUSTUS 1945
BKR (Badan Keamanan Rakyat) dibentuk oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau PPKI dalam sidangnya yang merupakan
bagian dari BPKKP yang semula bernama Badan Pembantu Prajurit
dan kemudian menjadi Badan Pembantu Pembelaan (BPP). BPP sudah
ada dalam zaman Jepang dan bertugas memelihara kesejahteraan
anggota-anggota tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan Heiho.

 23 AGUSTUS 1945
Ir. Soekarno mengumumkan dibentuknya BKR. Presiden berpidato
dengan mengajak para sukarelawan pemuda, bekas PETA, Heiho,
dan Kaigun untuk berkumpul pada tanggal 24 Agustus 1945 di
daerahnya masing-masing.

Di Jakarta, para pemuda dan bekas PETA berhasil merumuskan


struktur BKR sesuai dengan struktur teritorial zaman pendudukan
Jepang. Para pemuda ini menamakan dirinya sebagai pengurus BKR
tingkat pusat yang terdiri dari :
 Kaprawi
 Sutaklasana
 Latief Hendraningrat
 Arifin Abdurrachman
 Machmud
 Zulkifli Lubis.

Anggota BKR saat itu adalah para pemuda Indonesia yang sebelumnya
telah mendapat pendidikan militer sebagai tentara Heiho, Pembela
Tanah Air (PETA), KNIL dan lain sebagainya.

Sementara itu pembentukan BKR di luar Jakarta dipelopori oleh :


 Arudji Kartawinata (Jawa Barat)
 Drg Mustopo (Jawa Timur)
 Soedirman (Jawa Tengah)

Disamping BKR unsur darat, juga dibentuk BKR Laut yang dipelopori
oleh bekas murid dan guru dari Sekolah Pelayaran Tinggi dan para
pelaut dari Jawatan Pelayaran yang terdiri dari :
 Mas Pardi
 Adam
 RE Martadinata
 R Suryadi.

Khusus di Jawa Barat, Hidayat dan Kartakusumah sebagai bekas


perwira KNIL bergabung dan memimpin BKR Balai Besar Kereta Api
Bandung dan stasiun kereta api yang lain. Karena keterbatasan sarana
komunikasi saat itu, tidak semua daerah di Indonesia mengetahui
pembentukan BKR.

Di Sumatera bagian timur dan Aceh, tidak pernah terbentuk BKR.


Tetapi umumnya para pemuda-pemuda di daerah tersebut, membentuk
organisasi yang kelak menjadi inti pembentukan tentara.

Di Aceh para pemuda mendirikan Angkatan Pemuda Indonesia (API),


dan para pemuda di Palembang membentuk Penjaga Keamanan Rakyat
(PKR) atau Badan Penjaga Keamanan Rakyat (BPKR).
Para pemuda yang tidak setuju pembentukan BKR, membentuk badan-
badan perjuangan sendiri yaitu terdiri dari :
 Bandung terdapat Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia (P3I)
 Surabaya terdapat Angkatan Muda Indonesia (AMI)
 Padang terdapat Balai Penerangan Pemuda Indonesia (BPPI)
 Kalimantan Selatan terdapat Barisan Pemuda Republik Indonesia
(BPRI).

BKR tingkat pusat yang bermarkas di Jakarta dipimpin oleh Moefreni


Moekmin. Melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945,
BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan setelah
mengalami beberapa kali perubahan nama akhirnya menjadi Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Penjelasannya sebagai berikut :

 PEMBENTUKAN BKR DARAT


Pada tanggal 29 Agustus 1945 Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) terbentuk dan disahkan oleh pemerintah. Kemudian
KNIP mengesahkan berdirinya BKR Pusat yang ada di Jakarta. BKR
Jakarta dipimpin oleh :
 Moefreni Moekmin dibantu oleh Priyatna
 Soeroto Koento
 Daan Yahya
 Daan Mogot
 Sujono
 Latief Hendraningrat
Di Bogor BKR baru terbentuk pada bulan Oktober 1945 yang
dipelopori oleh bekas PETA salah satunya adalah Husein
Sastranegara dan Ibrahim Adjie.

Pada tanggal 28 Agustus 1945 dibentuk Karesidenan Priangan BKR


dan dipimpin oleh Arudji Kartawinata (bekas Daidan PETA di Cimahi)
dan Pardjaman (bekas Daidan PETA di Bandung).
Pembentukan BKR di Karesidenan Priangan lalu diikuti oleh
pembentukan BKR Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka, dan
Purwakarta. BKR Lembang dipimpin oleh Amir Machmud sedangkan
BKR Sumedang dipimpin oleh Umar Wirahadikusumah.

Pembentukan BKR juga terjadi di daerah lain di Indonesia. Di Jawa


Tengah, BKR Purwokerto dipimpin oleh Soedirman, sementara
di Surakarta BKR dipimpin oleh GPH Djatikusumo.

Pada tanggal 24 Agustus 1945, diadakan rapat untuk membentuk BKR


di Surabaya yang dihadiri oleh :
 Dr.Moestopo
 Jonosewojo
 Soengkono
 Bung Tomo
Hasil rapat memutuskan untuk memanggil para bekas anggota
PETA, Heiho dan para pemuda lainnya untuk masuk menjadi anggota
BKR pada tanggal 10 September 1945.

 PEMBENTUKAN BKR LAUT


Pengumuman pembentukan BKR juga disambut antusias oleh para
pemuda yang bertugas di bidang kelautan, bekas Kaigun Heiho,
karyawan Jawa Unko Kaisha dan para siswa dan guru dari Sekolah
Pelayaran Tinggi. Mereka mengambil insiatif untuk menjaga ketertiban
dan keamanan di setiap pelabuhan.

Dengan dipelopori oleh Mas Pardi, para pemuda tersebut mengadakan


pertemuan-pertemuan. Hasil dari pertemuan-pertemuan tersebut pada
tanggal 10 September 1945 terbentuk BKR Laut Pusat yang dipimpin
oleh Mas Pardi dan kemudian disahkan oleh Komite Nasional
Indonesia Pusat.

Setelah mendapat pengesahan lalu dibentuk pasukan-pasukan BKR


Laut yang memulai aksi-aksi mengambil alih gedung Jawa Unko
Kaisha dan gedung-gedung yang terdapat di Pelabuhan Tanjung Priuk.
BKR Laut Pusat juga mengeluarkan berbagai instruksi kepada para
pemuda pelaut di daerah untuk segera membentuk BKR Laut di
daerahnya masing-masing.

 PEMBENTUKAN BKR UDARA


Pembentukan BKR udara dipelopori oleh bekas anggota penerbangan
Belanda dan Jepang yang ada di daerah-daerah pangkalan udara dan
dibantu oleh para pemuda yang belum pernah bertugas di bidang
penerbangan.

Umumnya bekas anggota penerbangan Belanda adalah bekas


anggota Militaire Luchtvaart (ML), Marine-Luchtvaartdienst
(MLD) dan Vrijwillig Vliegers Corps (bahasa Indonesia: Korps
Penerbang Sukarela). Selain itu terdapat juga bekas anggota
penerbangan Jepang Rikugun Koku Butai, Kaigun Koku
Butai, dan Nanpo Koku Kabusyiki.
KUMPULAN-KUMPULAN SOAL PPKI

1. Dokuritsu Junbi Inkai adalah nama Jepang dari :


o Panita Sembilan
o BPUPKI
o PPKI
o KNIP
o Piagam Jakarta

2. Dokuritsu Junbi Inkai di ketuai oleh :


o Ir. Soekarno
o Muh. Yamin
o Dr. Soepomo
o Dr. K. R. T Radjiman Wedydiningrat
o Muh. Hatta

3. PPKI di bentuk pada tanggal berapa :


o 1 Juni 1945
o 18 Agustus 1945
o 9 Agustus 1945
o 22 Juni 1945
o 7 Agustus 1945

4. PPKI disahkan secara simbolik dan di lantik oleh Jendral Terauchi


pada tanggal :
o 1 Juni 1945
o 18 Agustus 1945
o 9 Agustus 1945
o 22 Juni 1945
o 7 Agustus 1945

5. Dimana PPKI di lantik oleh Jenderal Terauchi :


o Dalat kota Ho Chi Minh
o Chou Sangi In
o Jepang
o Jalan Pegangsaan Timur 56
o Saigon

6. PPKI di bentuk oleh :


o Hisaichi Terauchi
o Jendral Koiso
o Jendral Kumakichi Harada
o Letnan Kolonel Nomura
o Laksamana Yamamato

7. PPKI disahkan secara simbolik dan di lantik dengan mendatangkan :


o Ir Soekarno, Moh Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat
o Ir Soekarno, Moh Hatta, dan Achmad Soebardjo
o Ir Soekarno, Moh Hatta, dan Muh Yamin
o Ir Soekarno, Moh Hatta, dan Dr. Soepomo
o Salah semua

8. Wakil anggota PPKI yang berasal dari Sulawesi adalah :


o 4 Orang
o 2 Orang
o 3 Orang
o 1 Orang
o 5 Orang

9. Wakil anggota PPKI yang berasal dari Jawa adalah :


o 8 Orang
o 9 Orang
o 10 Orang
o 11 Orang
o 12 Orang

10.Wakil anggota PPKI yang berasal dari sumatera adalah :


o 4 Orang
o 2 Orang
o 3 Orang
o 1 Orang
o 5 Orang

11.Wakil anggota PPKI yang berasal dari Maluku adalah :


o 1 Orang
o 2 Orang
o 3 Orang
o 4 Orang
o Salah semua

12.Salah satu anggota PPKI yang ditambahkan tanpa sepengetahuan


Jepang adalah :
o Achmad Soebardjo, Syuti Melik, Ki Hajar Dewantara, RAA
Wiranatakoesuma, Kasman Singodimedjo, Iwa
Koessoemassoemantri
o Achmad Soebardjo, Syuti Melik, Ki Hajar Dewantara, RAA
Wiranatakoesuma, Kasman Singodimedjo, Soekarni
o Achmad Soebardjo, Syuti Melik, Ki Hajar Dewantara, RAA
Wiranatakoesuma, Yusuf Kunto, Kasman Singodimedjo
o Achmad Soebardjo, Syuti Melik, Ki Hajar Dewantara, RAA
Wiranatakoesuma, BM Diah, Kasman Singodimedjo
o Salah Semua

13.

Anda mungkin juga menyukai