Anda di halaman 1dari 23

TIME LINE BOCOR BRAY!

My Posting, My Working, My Adventure. Just it!

Thursday, 14 August 2014

PROPOSAL T.A.K PERAWATAN DIRI PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

PROPOSAL T.A.K PERAWATAN DIRI PADA

PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. TOPIK: PERAWATAN DIRI

B. LATAR BELAKANG

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan
sosial, bukan keadaan semata- mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Devinisi ini menekankan
kesehatan sebagai suatu keadaan sejahtera yang positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit. Orang
yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan,
berfungsi dengan efektif, dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri
mereka sendiri. Tidak ada satupun devinisi universal kesehatan jiwa, tetapi kita dapat menyimpulkan
kesehatan jiwa seseorang dari perilakunya. Karena perilaku seseorang dapat di lihat atau ditafsirkan
berbeda oleh orang lain, yang bergantung pada nilai dan keyakinan, maka penentuan definisi kesehatan
jiwa menjadi sulit (Sheila, 2008).

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan
interpersonal, yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan
kesetabilan emosional (Sheila, 2008).

Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang
terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau
lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri,
disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (Sheila, 2008)

Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan dengan gangguan jiwa
sesorang. Salah satunya adalah Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene). Kurang perawatan diri pada
klien dengan gangguan jiwa merupakan : Suatu keadaan dimana seseorang mengalami kerusakan
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan (kegiatan hidup sendiri). Defisit Perawatan Diri
merupakan akibat dari ketidak mampuan seseorang dalam perawatan dirinya karena lupa akan caranya
maupun ketidak tahuan dalam perawatan diri. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan
merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting secara mandiri.

Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses
pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri
tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias secara
mandiri,dan toileting, buang air besar/buang air kecil (Damaiyanti, 2008).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawtan diri seperti
kebersihan diri, berhias, makan dan toileting. (Herdman, 2012)

Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan,
baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi berbagai faktor
diantaranya : budaya, nilai sosial pada individu, atau kelurga, pengetahuan terhadap perawatan diri,
serta persepsi terhadap perawatan diri (Hidayat, 2006).

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan perawatan diri secara
maksimal.

2. Tujuan Khusus

a. Klien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

b. Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri

c. Klien mampu menunjukkan aktivitas makan.

d. Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

D. Klien

1. Karakteristik Klien

a. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri: defisit perawatan diri
b. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.

c. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)

2. Proses Seleksi

1. Mengumpulkan data klien

2. Menganalisis data klien

3. Obsevasi di ruangan klien

4. Menentukan klien

3. Data Klien

1. Nama Klien peserta TAK

a) Tn.

b) Tn.

c) Tn.

d) Tn.

e) Tn.

2. Klien peserta cadangan

a) Tn.

b) Tn.

E. PENGORGANISASIAN

1. Waktu Pelaksanaan

Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada:

Hari, tanggal : November 2013

Waktu :10:00 - 10.45 WIB


Tempat : Ruangan Cendrawasih

2. Tim Terapi dan Tugasnya

a). Tim Terapi

a) Leader: M. Desta Palisthin

b) Co. Leader: Erik Munandar

c) Fasilitator I:

d) Observer: I wayan Sista M

b). Tugas Terapi

1) Tugas Leader

· Memimpin berlangsungnya TAK

· Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya TAK

· Menyampaikan materi sesuai TAK

· Memimpin diskusi kelompok

2) Tugas Co. Leader

· Membuka acara

· Mendampingi leader

· Mengambil alih posisi leader jika leader bloking

· Menyerahkan kembali kepada leader posisi leader

· Menutup acara leader

3) Tugas fasilitator

· Ikut serta dalam kegiatan kelompok

· Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien anggota kelompok untuk aktif mengikuti
berlangsungnya TAK.

4) Tugas Observer

· Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
· Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan, proses hingga penutupan.

3. Setting Tempat

Keterangan:

· Leader :

· Co.Leader :

· Fasilitator :

· Observer :

· Anggota TAK :
F. ANTISIPASI MASALAH

1. Beri Perhatian khusus dalam penyampain Materi dan Peragaan

2. Bimbing sebisa mungkin peserta TAK mengikuti perintah terapis

3. Jika ada peserta TAK meninggalkan tempat tanpa izin maka di gantikan dengan peserta

Cadangan.

G. LANGKAH KEGIATAN

SESI 1 : Memperkenalkan diri, Manfaat Perawatan Diri dan menjaga Kebersihan Diri

A. Tujuan

1. Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi.

2. Klien mampu menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri

3. Klien mampu menyebutkan cara menjaga kebersihan diri

4. Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri

B. Kriteria Anggota

Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok ini adalah:

1) Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri: defisit perawatan diri

2) Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.

3) Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)

C. Nama Klien dan ruangan

Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 5 orang, sedangkan sisanya sebagai klien
cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti terapi aktivitas kelompok ini serta klien sebagai cadangan
adalah:

3. Klien peserta TAK

f) Tn. Wahyu

g) Tn. Ferry

h) Tn.

i) Tn.

j) Tn.

4. Klien peserta cadangan

c) Tn.

d) Tn.

D. Alat

a) Buku catatan dan pulpen

b) Jadwal kegiatan klien

E. Metode

a) Dinamika kelompok

b) Diskusi dan Tanya jawab

c) Simulasi

F. Langkah Kegiatan
a) Persiapan

· Memilih klien dengan indikasi, yaitu Defisit perawatan diri.

· Membuat kontrak dengan klien.

· Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

b) Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan:

· Memberi salam terapeutik: slam dari terapis.

· Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.

c) Kontrak:

· Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.

· Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan manfaat perawatan diri dan cara
menjaga kebersihan diri serta akibat apabila tidak melakukan perawatan diri.

· Menjelaskan aturan main berikut.

· Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

d) Tahap Kerja

· Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan serta bola diedarkan
berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kea rah kiri) dan pada saat tape dimatikan maka anggota
kelompok yang memegang bola memperkenalkan dirinya.

· Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam.
· Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok memegang bola mendapat giliran untuk
menyebutkan : salam, nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai
contoh.

· Tulis nama panggilan pada kertas/ papan nama dan temple/pakai.

· Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

· Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member tepuk tangan.

e) Tahap Terminasi

· Evaluasi

- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

- Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

· Rencana Tindak Lanjut

- Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan
sehari-hari.

- Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah dipelajari dalam
perawatan diri.

- Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri dan manfaat perawatan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.

· Kontrak yang akan dating

· Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok dan tata cara makan
dan minum yang baik.

- Menyepakati waktu dan tempat.

· Evaluasi dan Dokumentasi

- Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja yang menilai
kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAKS sesi 1, dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal,
kemampuan klien menyebutkan manfaat pentingnya keperawatan diri, cara menjaga kebersihan diri dan
akibat apabila tidak melakukan perawatan diri dengan menggunakan formulir evaluasi berikut :

Ø Kemampuan verbal

No:

Aspek yang Dinilai

Nama Klien

1.

Menyebutkan Nama Lengkap

2.

Menyebutkan nama panggilan

3.

Menyebutkan asal

4.

Menyebutkan hobi

Jumlah

Ø Kemampuan Nonverbal

No:

Aspek yang Dinilai

Nama Klien

1.

Kontak mata

2.
Duduk tegak

3.

Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai

4.

Mengikuti kegiatan dari awal dan akhir

Jumlah

No

Nama Klien

Menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri

Menyebutkan cara menjaga kebersihan diri

Menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama peserta Untuk tiap Peserta, beri
penilaian tentang kemampuan menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri, cara menjaga
kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri Beri tanda jika klien mampu dan tanda
jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.

SESI III: Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik

Tujuan:

1) Klien mampu menyebutkan alat –alat makan dan minum

2) Klien mampu menjelaskan cara mempersiapkan makan dan minum

3) Klien mampu menjelaskan cara makan dan minum yang tertib

4) Klien mampu menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan

Alat:

Peralatan makan dan minum

Metode

1) Dinamika kelompok

2) Diskusi dan tanya jawab

3) Bermain peran dan simulasi

Langkah kegiatan
1) Persiapan

a. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi kedua

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi

a. Salam terapeutik

· Salam dari terapis kepada klien

· Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi atau validasi

· Terapis menanyakan perasaan klien saat ini

· Terapis menanyakan pengalaman klien tentang tata cara makan dan minum yang dilakukan
selama ini

3) Kontrak

a. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan alat –alat makan dan minum, cara
mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara merapikan peralatan
makan setelah makan

b. Menjelaskan aturan main, yaitu:

· Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

4) Tahap Kerja

a. Terapis meminta klien menyebutkan alat –alat makan dan minum, cara mempersiapkan makan
dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara merapikan peralatan makan setelah makan.

b. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.

c. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita


d. Terapis menjelaskan alat alat makan dan minum dan mendemonstrasikan cara mempersiapkan
makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara merapikan peralatan makan setelah makan.

e. Meminta klien secara bergilir untuk mendemonstrasikan ulang kegiatan pada point d.

f. Memberikan pujian pada peran serta klien.

g. Memberikan kesimpulan pada setiap kegiatan yang telah dipraktekkan.

5) Tahap terminasi

a. Evaluasi

· Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

· Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b. Rencana Tindak Lanjut

· Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah dipelajari dalam tata cara
makan yang baik.

· Memasukkan kegiatan tata cara makan yang baik pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

· Menyepakati kegiatan berikut, yaitu tata cara eliminasi yang baik

· Menyepakati waktu dan tempat.

6) Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja yang menilai
kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAKS sesi 3, dievaluasi kemampuan klien menyebutkan alat-alat makan dan minum, cara
mempersiapkan makan dan minum, tata cara makan dan minum yang baik serta cara merapikan
peralatan makan dan minum dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

No

Nama Klien
Menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri

Menyebutkan cara menjaga kebersihan diri

Menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama Peserta x

Untuk tiap Peserta, beri penilaian tentang kemampuan mengenal dan menyebutkan alat-alat makan dan
minum, cara mempersiapkan makan dan minum, tata cara makan dan minum serta merapikan peralatan
makan dan minum. Beri tanda jika peserta mampu dan tanda jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.

SESI IV: Tata cara toileting (BAB/BAK)

Tujuan :
· Klien dapat mengenal alat-alat yang digunakan untuk toileting dan menjelaskan tata cara BAB/BAK
secara mandiri

Alat

· Peralatan toileting

Metode

1) Diskusi dan tanya jawab

2) Bermain peran dan simulasi

Langkah Kegiatan:

1) Persiapan

a. Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan defisit perawatan diri

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi

a) Salam teraupetik

· Salam dan terapis kepada klien

· Perkenalkan nama dan panggilan terapis

· Menanyakan nama dan panggilan semua klien

b. Evaluasi/Validasi

· Menanyakan pada klien cara melakukan dan membersihkan BAB/BAK

c. Kontrak

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengetahui cara melakukan dan
membersihkan BAB/BAK. Terapis menjelaskan aturan main berikut:

· Jika ada klien yang ingin maninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis
· Lama kegiatan 45 menit

· Setiap klien mengikuti kegitan dari awal sampai selesai.

3) Tahap kerja

a. Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk BAK/BAB, tata cara BAK/BAB
yang baik. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran

b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita

c. Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk BAK/BAB.

d. Menanyakan perasaan klien setelah mengenal tata cara BAK/BAB.

e. Memberikan pujian kepada klien.

f. Upayakan semua klien mampu mengenal tata cara BAK/BAB.

4) Tahap Terminasi

a. Evaluasi

· Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengenal tata cara BAK/BAB.

· Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar tata cara BAK/BAB.

b. Tindak lanjut

· Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untu berhias

· Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

5) Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

a. Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara berhias yang benar dan baik,
Keuntungan berhias dan akibat tidak berhias.

b. Kemampuan berhias untuk mencegah defisit perawatan diri


No

Nama

Klien

Menyebutkan secara mandiri cara BAB/BAK

Menyebutkan

Tempat BAK/BAB yang Benar

Menyebutkan Cara

melakukan BAB/BAK

Menyebutkan cara membersihkan BAB/BAK

6
Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal dan menjelaskan BAB/BAK, melakukan
BAB/BAK secara mandiri, klien mampu membersihkan diri sendiri setelah BAB/BAK, klien mampu
membersihkan tempat BAB/BAK. Beri tanda ceklis, jika klien mampu dan tanda silang jika klien tidak
mampu.

SESI V: Tata cara Berhias

Tujuan

1. Klien dapat mengenal dan menyebutkan alat-alat yang berhias

2. Klien mampu menyebutkan cara berpakaian, bercukur untuk pria dan cara berhias dan menyisir
rambut untuk wanita

3. Klien mampu menggunakan alat-alat yang diberikan untuk berhias

4. Klien mampu menjelaskan manfaat berhias

Alat:

· Peralatan berhias dan bercukur

Metode:

1. Diskusi dan Tanya jawab

2. Bermain peran/ simulasi

Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi sebelumnya


b) Membuat kontrak dengan klien.

c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam Terapeutik

· Salam dari terapis kepada klien

· Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ Validasi

· Menanyakan perasaan klien saat ini

· Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan bercukur untuk pria yang dilakukan selama ini.

c. Kontrak

· Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berhias untuk mempercantik diri

· Menjelaskan cara main berikut

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis

- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja

a) Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk berhias, manfaat dan tata cara
berhias dan bercukur untuk pria. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran

b) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita

c) Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk berhias, manfaat dan mendemonstrasikan tata
cara berhias dan bercukur untuk pria.

d) Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara berhias. (menyisir rambut).

e) Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara berhias

f) Memberikan pujian kepada klien

g) Upayakan semua klien mampu berhias dan sudah mencoba


4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

· Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias

· Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar cara berhias

b. Tindak lanjut

· Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untuk berhias

· Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

5. Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara berhias yang benar dan baik, Keuntungan berhias
dan akibat tidak berhias. Kemampuan berhias untuk mencegah defisit perawatan diri

No

Nama Klien

Menyebutkan alat untuk berhias

Menyebutkan tata cara berhias

Menyebutkan akibat tidak berhias

1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal dan menjelaskan BAB/BAK, melakukan
BAB/BAK secara mandiri, klien mampu membersihkan diri sendiri setelah BAB/BAK, klien mampu
membersihkan tempat BAB/BAK. Beri tanda ceklis, jika klien mampu dan tanda silang jika klien tidak
mampu.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi psikologik yang

dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif dalam rangka pencapaian
penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas
kelompok; tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian
besar peserta dan sedikit banyak dapat diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif.

Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,
berhias, makan, toileting). Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Sesi yang digunakan untuk terapi aktivitas kelompok
pada defisit perawatan diri yaitu sesi memperkenalkan diri, sesi manfaat pentingnya perawatan diri, sesi
tata cara makan dan minum, sesi toileting dan sesi tata cara berhias.
DAFTAR PUSTAKA

DepKes (2000). Standar Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta: DepKes

Nurhasanah. J. dkk, (2006). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan.

Jakarta: TBK

Tarwoto & Wartonah (2000). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

Keliat, Budi Anna. Dkk, (2007). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa.

Jakarta: EGC

Keliat, Akemat, (2004). Keperawatan Jiwa Teori Aktivitas Kelompok.

Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai