Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA HEWAN TERNAK SAPI

BERBASIS WEB

Relita Buaton,Akim Manaor Pardede, Agus Ardiansyah

Prodi Teknik Informatika, STMIK KAPUTAMA, Jl. Veteran No. 4A-9A, Binjai, Sumatera Utara, 20714,Indonesia
Email:fredy_smart04@yahoo.com

ABSTRAK

Sapi adalah salah satu hewan ternak yang memiliki kontribusi cukup besar bagi Indonesia. Permintaan akan susu dan daging
yang dihasilkan dari peternakan sapi perah dan sapi potong meningkat setiap tahunnya. Namun peningkatan tersebut tidak diimbangi
dengan kemampuan para peternak sapi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging. Pada saat ini kebutuhan susu dan
kebutuhan daging nasional harus diimpor. Dikarenakan rendahnya kemampuan peternakan dalam negri untuk memenuhi kebutuhan susu
dan daging yang bisa diakibatkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah penyakit yang menjangkit sapi. Para peternak sapi memiliki
pengetahuan yang rendah mengenai berbagai macam penyakit sapi beserta gejala-gejalanya.Hal ini menyebabkan mereka bergantung pada
pakar ternak sapi atau dokter hewan. Namun, pakar ternak sapi atau dokter hewan terbatas jumlahnya terutama didaerah pedesaan. Pada
skrisipsi ini, penulis mencoba untuk mengalisa pokok-pokok bahasan tersebut dan hasilnya ditujukan untuk memberikan saran dan
pengetahuan tentang gejala dan penyakit hewan ternak sapi bagi para peternak sapi dalam meningkatkan hasil produktifitas daging dan
susu yang bersumber dari sapi, guna mencukupi kebutuhan dagin dan susu sapi di Indonesia. Dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan
peternak sapi untuk mengobati hewan ternaknya yang terjangkit penyakit
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Industri Kecil Menengah, Weighted Product

ABSTRACT

Kota Binjai memiliki banyak industri kecil menengah, selain untuk menambah kesejahteraan masyarakat, keberadaan industri kecil
menengah juga berperan sebagai dasar pertumbuhan ekonomi daerah, namun sangat jarang upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait
untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh industri kecil menengah. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
mengoptimalkan potensi industri kecil menengah, mengingat banyaknya industri kecil menengah yang dimiliki masyarakat, sehingga perlu
dilakukan penentuan prioritas pengembangan industri kecil menengah dengan membuat sistem pendukung keputusan dengan Metode
Weighted Product (WP) dengan kriteria Nilai Investasi, Kapasitas Produksi, Nilai Produksi, Nilai Bahan Baku dan Tenaga Kerja. Dengan
penerapan metode Weighted Product dapat disimpulkan bahwa jenis industri kecil menengah untuk Kota Binjai yang diperioritaskan
dibantu dan dioptimalkan untuk dikembangkan lagi adalah jenis industri anyaman bambu.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Industri Kecil Menengah, Weighted Product

1.1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang agraris dengan penyakit. Seperti penyakit Antraks, penyakit sapi ngorok,
jumlah penduduk yang besar. Sektor pertanian memiliki penyakit Brucellosis dan penyakit yang disebabkan oleh
peranan penting sebagai penghasil bahan makanan, cacing parasit saluran pencernaan yang merupakan
penghasil devisa, memberikan kesempatan kerja, dan juga penyebab salah satu turunnya tingkat produksi daging dan
sebagai pasar bagi produk-produk industri. Usaha susu sapi oleh peternak. Oleh sebab itu diperlukan sebuah
peternakan merupakan sub sektor penting dari sektor sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyakit pada
pertanian. Hal ini penting karena selain berkontribusi hewan ternak sapi yang mudah dimengerti dan dapat
terhadap tekanan ekonomi, sektor ini juga untuk diakses oleh semua kalangan masyarakat lewat internet.
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Penyakit pada ternak dapat menimbulkan kerugian
ekonomi yang cukup besar bagi peternak khususnya dan
Susu dan daging yang bersumber dari sapi adalah masyarakat luas pada umumnya. Salah satu bagian yang
produk dari sektor peternakan yang perlu mendapatkan paling penting dalam penanganan kesehatan ternak adalah
perhatian. Kebutuhan masyarakat akan susu dan daging melakukan pengamatan terhadap ternak yang sakit melalui
meningkat setiap tahun namun industri susu dan daging pemeriksaan ternak yang diduga sakit. Namun sayangnya,
nasional belum bisa memenuhi kebutuhan susu dan daging para peternak sapi memiliki pengetahuan yang rendah
untuk masyarakatnya. Oleh karena itu, untuk mencukupi mengenai teknis pemeliharaan sapi seperti mutu pakan,
kebutuhan susu dan daging nasional hingga sekarang, perkandangan, dan kesehatan atau penyakit sapi. Keadaan
Indonesia tergantung pada susu dan daging impor dari luar tersebut mengakibatkan para peternak memiliki
negri. ketergantungan yang tinggi terhadap pakar ternak sapi atau
dokter hewan yang ahli dalam menangani penyakit sapi.
Rendahnya kemampuan peternakan dalam negeri Akan tetapi, jumlah pakar ternak sapi atau dokter hewan
untuk mencukupi kebutuhan akan daging dan susu sapi saat ini jumlahnya terbatas, terutama di pedesaan. Biaya
disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah yang harus dikeluarkan juga tidak sedikit jumlahnya
1
karena Pakar ternak sapi atau dokter hewan harus bekerja 1. Robotika (Robotics)
secara on call. 2. Penglihatan Komputer (Computer Vision)
3. Pengelolahan Bahasa (Natural Language
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang Processing)
menjadi rumusan permasalahan adalah: 4. Pengenalan Pola (Pattern Recognittion)
5. Sistem Saraf Buatan (Artificial Neural System)
1. Bagaimana Perancangan Sistem Pakar Diagnosa 6. Pengenalan Suara (Speech Recognition)
Penyakit pada Hewan ternak Sapi dapat dilakukan 7. Sistem Pakar (Expert System)
dengan Berbasis Web? 2.3 Pengertian Sistem Pakar
2. Bagaimana merancang dan membuat sistem pakar
diagnosa penyakit ternak sapi dapat digunakan oleh Sistem Pakar adalah sebuah program komputer
para peternak untuk pengambilan keputusan dalam yang mencoba meniru atau mensimulasikan pengetahuan
pengobatan ternak yang terjangkit penyakit? (knowledge) dan ketrampilan (skill) dari seorang pakar
3. Bagaimana merancang Sistem Pakar Diagnosa pada area tertentu. Selanjutnya sistem ini akan mencoba
Penyakit Pada Hewan Ternak Sapi Berbasis Web memecahkan suatu permasalahan sesuai dengan
dapat menentukan jenis penyakit dengan melihat kepakarannya.
gejala-gejalanya?
4. Bagaimana merancang Sistem Pakar Diagnosa Menurut Muhammad Arhami (2004, hal. 2-3),
Penyakit Pada Hewan Ternak Sapi Berbasis Web menyatakan bahwa “Sistem Pakar merupakan sistem
dengan menggunakan metode forward chaining? komputer yang menyamai (emulates) kemampuan
pengambilan keputusan dari seorang pakar dan merupakan
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini salah satu cabang dari AI yang khusus untuk penyelesaian
adalah : masalah tingkat manusia yang pakar”.
1. Untuk mempermudah user/pembaca memahami jenis
penyakit yang diderita hewan ternak dan bagaimana Seorang pakar dengan sistem pakar mempunyai
cara mengobatinya. banyak perbedaan. Berikut adalah perbedaan pakar
2. Mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita manusia dengan sistem pakar :
hewan ternak tersebut.
3. Untuk mendapatkan analisa jenis penyakit yang lebih Tabel II.1 Perbedaan Kemampuan Seorang Pakar
mendekati dengan penyakit yang diderita hewan Dengan Sistem Pakar
ternak.
4. Memudahkan dalam mengenali jenis penyakit dan Factor Human Expert
mengobati hewan yang terjangkit penyakit. expert sistem
Time avaibility Hari kerja Setiap saat
2.1. Penelitian Terdahulu Geografis Lokal/tertentu Dimana saja
Erwin Nofyan dan kawan-kawan (Edisi khusus Keamanan Tidak Dapat diganti
juni 2010) dalam jurnalnya yang berjudul “Identitas Jenis tergantikan
Telur Cacing Penyakit Usus pada Ternak Sapi(BOS sp)
Perishable/dapat Ya Tidak
dan Kerbau (Bubalus sp) Di rumah Potong Hewan
habis
Palembang” Berdasarkan survei dibeberapa pasar di
Indonesia menunjukan bahwa 90% hewan ternak sapi Performansi Variable Konsisten
mengidap penyakit cacing yaitu cacing hati (Fasciola Kecepatan Variable Konsisten
hepatica), cacing gelang (Neoascaris vitulorum), dan Biaya Tinggi Terjangkau
cacing lambung (Haemonchus contortus) yang penyebab
2.3.1 Komponen Sistem Pakar
terjadinya cacingan pada hewan ternak sapi antara lain
Untuk membangun sistem yang menirukan pakar
dikarenakan mengkonsumsi rerumputan hijau yang masih
manusia maka komponen-komponen yang harus dimiliki
berembun dan tercemar vektor pembawa cacing.
adalah sebagai berikut:
2.2. Artificial Intelligence (AI)
1. Antar Muka pengguna yang merupakan sistem pakar
Artificial Intelligence (AI), merupakan
yang menggantikan seorang pakar dalam suatu situasi
kecerdasan buatan dari sebuah studi tentang bagaimana
tertentu, dan menyediakan komunikasi antar sistem dan
membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini
pemakainya.
dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.
2. Akuisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)
Menurut Sri Hartati (2008, hal. 1), menyatakan
merupakan akumulasi, transfer dan transformasi
bahwa “Artificial Intelligence (AI) merupakan kecerdasan
keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber
buatan yang salah satunya adalah bidang ilmu komputer
pengetahuan kedalam program komputer.
yang mendayagunakan komputer sehingga dapat
3. Basis Pengetahuan merupakan kumpulan bidang
berprilakuan cerdas seperti manusia”. Aktifitas yang
pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan pakar
ditirukan seperti penalaran, pengilihatan, pembelajaran,
dalam format tertentu.
pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami, dan
4. Mesin Inferensi merupakan otak dari sistem pakar,
sebagainya. Susuai dengan defenisi tersebut adapun bidang
berupa perangkat lunak yang melakukan tugas
yang terdapat dalam Artificial Intelligence (AI) adalah
inferensi penalaran sistem pakar, yang biasa dikatakan
sebagai berikut:
sebagai mesin pemikir (Thinking Machine).
2
5. Memori Kerja merupakan bagian dari sistem pakar memasukkan fakta baru ini ke dalam working memory.
yang menyiapkan fakta-fakta inilah yang nantinya akan Jadi working memory menyimpan informasi tentang
diolah oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan fakta-fakta yang dimasukkan oleh user ataupun fakta
yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk baru hasil kesimpulan dari sistem.
menentukan suatu keputusan pemecahan masalah. 3. Inference engine bertugas mencari padanan antara
Konklusinya berupa hasil diagnosa, tindakan, akibat. fakta yang terjadi dalam working memory dengan
6. Fasilitas Penjelasan merupakan komponen tambahan fakta-fakta tentang domain knowledge tertentu yang
yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar dan ada di dalam knowledge base, selanjutnya inference
menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai. engine akan menarik/mengambil kesimpulan dari
7. Perbaikan Pengetahuan merupakan kemampuan untuk problem yang diajukan kepada sistem.
menganalisis dan meningkatkan kinerja serta 2.4 Refrensentasi Pengetahuan
kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Pengetahuan (Knowledge) merupakan
2.3.2 Struktur Sistem Pakar pemahaman secara praktis maupun teoritis terhadap suatu
Sistem pakar disusun dalam dua bagian utama, obyek atau domain tertentu. Representasi dimaksudkan
yaitu lingkungan pengembangan (development untuk mengorganisasikan pengetahuan dalam bentuk dan
environment) dan lingkungan konsultasi (consultation format tertentu untuk bisa dimengerti oleh komputer.
environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar Menurut Sri Hartati (2008, hal. 18), menyatakan
digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar kedalam bahwa “reprensentasi pengetahuan merupakan kemampuan
lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi untuk membentuk model mental yan menggambarkan
digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna obyek dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi
memperoleh pengetahuan pakar. yang dlakukan terhadap obyek dengan cara
mengumpulkan pengetahuan yang sesuai dengan domain
keahlian misalnya dari media cetak, elektronik, maupun
pengetahuan dari pakar keahlian dan pengalamannya”.
2.5. Model Refrensentasi Pengetahuan

Untuk membuat sistem pakar yang efektif harus


dipiliih refrensentasi pengetahuan yang tepat. Pemilihan
refrensentasi yang tepat akan membuat sistem pakar dapat
mengakses basis pengetahuan tersebut untuk keperluan
pembuatan keputusan. Beberapa model refrensentasi
pengetahuan yang penting :
1. Jaringan Simantik
Jaringan Simantik merupakan teknik refrensentasi
pengetahuan yang digunakan untuk informasi
proporsional, sedangkan informasi proporsional
merupakan pernyataan yang mempunyai nilai benar
atau salah.
2. Bingkai(frame)
Gambar II.1. Struktur Sistem Pakar Bingkai (frame) merupakan kumpulan slot-slot yang
Secara umum struktur sebuah sistem pakar terdiri berisi atribut untuk mendeskripsikan pengetahuan yang
atas 3 komponen utama, yaitu: knowledge base, working berupa kejadian, lokasi, situasi, ataupun elemen-
memory, dan inferenceengine. elemen lainya. Kaidah Produksi
1. Knowledge base (basis pengetahuan) adalah bagian 2.6. Penalaran
dari sebuah sistem pakar yang Penalaran merupakan proses untuk menghasilkan
mengandung/menyimpan pengetahuan (domain inferensi dari fakta yang diketahui atau yang diasumsikan.
knowledge). Knowledge base yang dikandung oleh Inferensi merupakan logis (logical conclusion) atau
sebuah sistem pakar berbeda antara satu dengan yang implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Terdapat
lain tergantung pada bidang kepakaran dari sistem 10 metode inferensi yaitu sebagai berikut :
yang dibangun. Misalnya, medical expert system akan
1. Deduksi merupakan proses penalaran dimana konklusi
memiliki basis pengetahuan tentang hal-hal yang
mengikuti premise.
berkaitan dengan medis. Knowledge base
2. Induksi merupakan inferensi dari hal-hal yang khusus
direpresentasikan dalam berbagai macam bentuk, salah
menuju ke umum.
satunya adalah dalam bentuk sistem berbasis aturan
3. Intuisi merupakan jawaban atau hasil yang dapat
(ruled-based system).
kemungkinan berasal dari pengenalan pola yang ada
2. Working memory mengandung/menyimpan fakta-fakta
tanpa disadari.
yang ditemukan selama proses konsultasi dengan
4. Abduction merupakan penalaran balik dari konklusi
sistem pakar. Selama proses konsultasi, user
yang benar menuju ke premise yang menyebabkan
memasukkan fakta-fakta yang dibutuhkan. Kemudian
terjadinya konklusi tersebut.
sistem akan mencari padanan tentang fakta tersebut
5. Default merupakan pengetahuan yang khusus kurang,
dengan informasi yang ada dalam knowledge base
secara default menggunakan pengetahuan yang umum.
untuk menghasilkan fakta baru. Sistem akan
3
6. Analogi menghasilkan konklusi berdasarkan kesamaan Berdasarkan identifikasi masalah dapat
pada situasi yang lain. disimpulkan bahwa prinsif kerja pada sistem pakar untuk
7. Heuristic merupakan proses penalaran yang berdasar mendiagnosa penyakit pada hewan ternak sapi adalah
pada pengalaman, bersifat sangat subyektif. sebagai berikut :
8. Autoepistemic = self-knowledge merupakan konklusi 1. Membuat basis pengetahuan yang mampu menanpung
yang dihasilkan sistem, akan dipakai sebagai bagian data gejala-gejala penyebab penyakit pada hewan
premis dari suatu kaidah baru secara mandiri dan ternak sapi.
biasanya berlaku pada sistem pakar yang kompleks. 2. Membangun basis pengetahuan untuk menganalisa
9. Nonmonotomic merupakan pengetahuan yang suatu masalah tertentu yang selanjutnya akan mencari
sebelumnya kemungkinan menjadi salah. jenis penyakit apa yang diderita oleh hewan ternak sapi
10.Generate dan tes adalah inferensi berdasarkan pada dan bagaimana cara penanggulangannya.
trial and error, tipe inferensi ini sering digunakan 3. Merancang antarmuka pemakai yang dapat
untuk perencanaan yang bertujuan efisiensi. menjangkau semua kebutuhan user tanpa mempersulit
atau membingungkan user dalam penggunaan sistem.
2.7. Ternak Sapi 3.2.1 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
Spesifikasi kebutuhan fungsional dari perangkat lunak ini
Ternak sapi, khususnya sapi potong dan sapi adalah :
perah merupakan salah satu sumber daya penghasil daging 1. Daftar ternak, yang berisikan jenis-jenis hewan ternak
dan susu yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting 2. Data penyakit terbagi atas dua data yaitu data gejala
artinya bagi kehidupan masyarakat. Seekor atau kelompok dan data penyakit.
ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, a. Data gejala, digunakan untuk proses meng-input,
terutama bahan makanan berupa daging dan susu, meng-edit, menambah dan menghapus dari data-
disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, data gejala-gejala yang terlihat pada hewan ternak
kulit dan tulang. yang terjangkit penyakit.
b. Data penyakit, digunakan untuk proses meng-input,
Menurut Sudarmono dan Sugeng (2008, hal. 23) meng-edit, menambah dan menghapus dari data-
menyatakan bahwa daging dan susu sangat besar gunanya data penyebab, penyebaran, pencegahan, dan solusi.
bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani. Sapi sebagai 3. Sistem meliputi data analisis dan data user.
salah satu ternak pemakan rumput sangat berperan sebagai a. Data analisis bertujuan untuk melihat data gejala,
pengumpul bahan bergizi rendah yang diubah menjadi data Penyakit, dan penyakit yang telah diinput
bahan bergizi tinggi, kemudian diteruskan kepada manusia untuk dapat dihapus data tersebut agar tidak tampak
dalam bentuk daging dan susu. Konsumsi protein hewani pada hasil analisa dari program yang ditampilkan
yang sangat rendah pada anak anak prasekolah dapat pada program.
menyebabkan anak-anak yang berbakat normal menjadi b. Data user digunakan untuk melihat data user yang
subnormal. Oleh karena itu, protein hewani sangat telah menggunakan aplikasi tersebut.
menunjang kecerdasan, disamping diperlukan untuk daya 4. Analisis, digunakan sebagai konsultasi dalam proses
tahan tubuh. tanya jawab antara user dengan sistem untuk
mengidentifikasi gejala-gejala yang terlihat dari hewan
3.1. Metodologi Penelitian
yang terjangkit penyakit untuk memastikan jenis
Ada dua cara dalam mengumpulkan data sesuai
penyakit apa yang terjangkit pada hewan ternak sapi.
dengan kebutuhan system yang akan dibangun yaitu :
5. Login, hanya administrator yang berhak untuk
1. Penelitian kepustakaan ( library reserch ) adalah suatu
menggunakan aplikasi ini, karena hanya administrator
proses penelitian yang penulis lakukan dengan
yang mengetahui username dan password yang sesuai
mempelajari berbagai bentuk bahan-bahan tesrtulis
dengan data base.
baik berupa bentuk buku-buku, artikel-artikel, dan
3.2.2 Kebutuhan Data
karya-karya ilmiah lainya. Data-data yang diperoleh
Kebutuhan data dalam sistem pakar
adalah data yang bersifat teoritis.
mengidentifikasi gejala-gejala dan jenis penyakit ternak
2. Penelitian lapangan ( field reserch ) adalah suatu
sapi yaitu akuisi pengetahuan. Akuisi pengetahuan
proses penelitian yang dilakukan langsung terhadap
merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data
objek studi itu sendiri yang menjadi pokok
pengetahuan akan suatu masalah dari pakar (wawancara
permasalahan. Dalam penelitaian lapangan ini penulis
dari seorang pakar, dari buku, artikel, internet, dan lain
melakukan pengumpulan data melalui:
sebagainya). Data yang digunakan untuk mengidentifikasi
a. Wawancara ( interview )
gejala-gejala dan jenis penyakit ternak sapi adalah dari
Yaitu melakukan tanya jawab dengan dokter hewan
buku dan seorang pakarnya. Berikut ini adalah nama-nama
untuk memperoleh keterangan tentang penyakit
jenis penyakit, gejala-gejala, penyebab, penyebaran,
hewan ternak sapi dan bagaimana cara
pencegahan, dan solusinya.
penanggulangan dengan melihat gejala-gejala yang
1. Septichaemia Epizooticae (Penyakit Ngorok)
terjadi pada hewan yang terjangkit penyakit.
Penyebab : Bakteri Pasteurella multocsida
b. Melihat dan mengamati bagaimana cara dokter
Penyebaran :
hewan melakukan pengobatan terhadap hewan
a. Melalui makanan yang terkena ingus atau air
ternak sapi yang terjangkit penyakit.
liur dari hewan yang terjangkit penyakit.
3.2 Analisis Sistem
b. Melalui minuman yang tercemar.
4
c. Kontak langsung dengan hewan yang sakit. Gejala :
Gejala : a. Kurus.
a. Hewan demam (+40-410C). b. Terjadi oedima didaerah bawah rahang .
b. Nafsu makan turun. c. Mencret tidak berbau
c. Pernapasan cepat. Pengobatan :
d. Pernapasan lambat. Streptomycine + 50 mg/kg B.B.I.M tiap hari.
e. Hidung mengeluarkan cairan. Pencegahan :
f. Hewan ngorok. Sangat sulit karena masa inkubasi sangat panjang
Pengobatan : dan tanda – tanda tidak jelas maka harus
a. Streptomycine + 10-20 mg/kg B.B.I.M menyingkirkan hewan yang sakit.
b. Tetracycline + 4 mg/kg B.B.I.M 5. T.B.C (Tuber Culosis)
c. Chloram phenicol + 4 mg/kg B.B.I.M Penyebab : Bakteri myco Bacterium sp.
d. Serum anti. Penyebaran :
Pencegahan : Dengan vaksinasi S.E a. Melalui udara yang disebabkan oleh hewan
2. Antraks yang terjangkit penyakit.
Penyebab : Bakteri Bacillus Antrxis b. Melalui makanan dan minuman yang
Penyebaran : tercemar cairan dari hidung hewan yang
a. Melalui makanan dan minuman yang terjangkit penyakit.
tercemar. c. Melalui susu dari hewan yang terjangkit
b. Melalui pernapasan. penyakit.
c. Melalui kulit. d. Melalui sment dari sperma dan alat-alat
d. Melalui penyebaran yang dibawa oleh lalat. persusunan yang tercemar.
Gejala :
Gejala : a. Hewan ternak lesu.
a.
Demam tremor (kejang-kejang). b. Nafsu makan turun.
b.
Nafsu makan turun. c. Tanpak kurus.
c.
Denyut jantung tidak stabil d. Batuk sifatnya kronis.
d.
Pernapasan cepat. e. Dari hidung keluar cairan.
e.
Setelah mati telinga, hidung, mulut, dubur, f. Bernapas susah.
dan kemaluan mengeluarkan darah g. Kelenjar air susu dan ambing membengkak.
Pengobatan : Pengobatan :
a. Streptomycine + 8-10 gr tiap 2 hari Streptomycine + 10-20 mg/kg B.B.I.M
b. Anti Antrax serum 100-250 ml/hari diberikan dalam waktu yang lama
Pencegahan : Pencegahan :
a. Menjaga kebersihan kandang a. Menjaga kebersihan kandang dan hewan
b. Menjauhkan ternak yang sakit dengan yang sehat.
hewan ternak yang sehat b. Vaksinasi
3. Brucellosis c. Memisahkan hewan yang terjangkit penyakit
Penyebab : Bakteri Brucella sp. dengan hewan yang sehat.
Penyebaran : 6. Botulismus
a. Melalui minuman yang tercemar. Penyebab : Bakteri Clostridium Botulinum.
b. Kontak langsung melalui konjuctiva. Penyebaran :
c. Melalui pemerah air susu Melalui makanan dan minuman yang tercemar
Gejala : oleh tanah yang infected.
a. Keguguran setelah 5bulan muda terulang Gejala :
lagi dimas berikutnya. a. Kesullitan makan dan menelan .
b. Keluarnya plasenta tertunda. b. Kelemahan palyse.
c. Terjadi radang uterus. Pengobatan :
d. Mengalami radang kemaluan. a. Stimulasia
Pengobatan : b. Purgativa
a. Streptomycine + 10-20 mg/kg B.B.I.M c. Beri Liver B
b. Chlor tetracyclin Pencegahan : Pemberian makanan yang baik.
Pencegahan :
a. Menjaga kebersihan kandang
b. Vaksinasi 7. Mastitis ( Radang kelenjar air susu pada hewan yang
c. Menghilangkan sumber penyakit. sedang menyusui)
4. Para Turberculosis – Jhone’s Disease Penyebab : Bakteri Streptococcus, Aureus,
Penyebab : Bakteri Mycobakterium Escherichia Coli, Kleb Siella sp,
Paratuberculosis. Coryne bakterium sp,
Penyebaran : Mycobacterium sp.
Melalui makanan dan minuman yang tercemar Penyebaran :
dari kotoran hewan yang terjangkit penyakit.
5
Melalui pekerjaan kebersihan alat- b. Serta Intra Muscular
alat persusunan. c. Tetanus anti toxin dengan dosis 0.8 – 1
Gejala : ml/kg berat badan setiap suntikan.
a. Radang pada kelenjar air susu Pencegahan :
b. Pembebesaran tidak normal dari kelenjar air a. Penggunaan disenfektan pada kandang dan
susu. tanah.
c. Kelenjar air susu merah dan bila diraba b. Hewan yang mati harus dibakar dan
terasa panas dan hewan merasa kesakitan. dikububur
d. Bila diperah air susu kadang encer dan 10. Leptospirosis
bercampur nanah. Penyebab : Bakteri Lepstospira sp.
Pengobatan : Penyebaran :
a. Akhiri masa laktasi sapi a. Melalui air kencing hewan yang terjangkit
b. Dengan anti biotik brood Spectrum. penyakit.
c. Chloram phenicol + 4 mg/kg B.B.I.M b. Melalui selaput lendir hidung, mata, mulut.
d. Penicillin. c. Melalui kulit yang luka.
e. Streptomycine + 5-8 mg/kg B.B.I.M. d. Melalui air yang tercemar.
Pencegahan : Gejala :
a. Menjaga kebersihan kandang dan a. Nafsu makan turun.
lingkungan. b. Demam.
b. Kebersihan pekerja. c. Air kencing berwarna merah.
8. Tetanus d. Keguguran pada hewan yang bunting 3
Penyebab : Bakteri Clostridium Diloni. minggu.
Penyebaran : e. Pada ginjal tanpak belang.
a. Melalui luka yang tercemar oleh faeses. Pengobatan :
b. Melalui bekas luka jahitan operasi. Dengan menggunakan Tetra Cyline dan
Gejala : Streptomycin dengan dosis 15-25 mg/kg tiap
a. Kakunya pergerakan kelopak mata, hari selama 3 hari berturut-turut.
b. Kakunya peergerakan telinga. Pencegahan :
c. Kakunya pergerakan tulang punggung. a. Kebersihan kandang yang harus dijaga.
d. Kakunya pergerakan kaki depan dan kaki b. Kandang harus kering dan bersih dari hewan
belakang. yang terjangkit penyakit.
e. Lalu mati. 11. listeriosis
Pengobatan : Penyebab : Bakteri Listeria Monocytogenus.
a. Dengan Pinicilin yang disuntikan di sekitar Penyebaran :
luka. a. Sampai saat ini belum jelas penyebarannya
b. Serta Intra Muscular dapat melalui makanan dan minuman yang
c. Tetanus anti toxin dengan dosis 0.8 – 1 tercemar oleh kotoran kandang dari hewan
ml/kg berat badan setiap suntikan. yang terjangkit penyakit.
Pencegahan : b. Penyakit ini dapat menyebar dan menular ke
a. Penyuntikan toxoid agar dapat memberikan manusia.
kekebalan 10-14 hari kemudian diinjeksi Gejala :
lagi. a. Demam tremor (kejang-kejang).
b. Setelah 1 tahun diInjeksi kembali untuk b. Hewan sempoyongan.
memberikan kekebalan yang abadi. c. Demam yang disertai gemetar.
c. Menjaga kebersihan kandang Pengobatan :
d. Mensteril alat-alat oprasi. a. Dengan Preparat Sulva.
9. Eryspelas b. Dan disertai pemberian anti bodi.
Penyebab : Bakteri Erysipwlothrix sp. Pencegahan :
Penyebaran : Menjaga kebersihan kandang dan keadaan
a. Melalui makanan dan minuman yang lingkungan.
tercemar. 12. Rabies
b. Melalui selaput lendir Penyebab : virus rabies.
c. Melalui luka pada kulit. Penyebaran :
Gejala : a. Melalui luka yang teersentuh oleh hewan
a. Demam yang terjangkit penyakit.
b. Nafsu makan menurun. b. Melalui gigitan hewan yang terjangkit
c. Hewan tampak lemah. penyakit.
d. Dalam waktu singkat hewan akan mati. Gejala :
e. Mencret bercampur darah. a. Hewan menjadi ganas .
Pengobatan : b. Nafsu makan berkurang.
a. Dengan Pinicilin yang disuntikan di sekitar c. Suka menggigit dan meronta jika diikat.
luka. d. Suka bersembunyi di tempat gelap.
6
e. Makan yang bukan makanannya. P2 9 : Demam tremor (kejang-
f. Takut air. Antraks kejang).
2 : Denyut jantung tidak
Pengobatan : stabil
Tidak ada obatnya, hewan yang terjangkit 3 : Nafsu makan turun.
penyakit akan mati dalam waktu beberapa hari. 4 : Pernapasan cepat.
Pencegahan : 11 : Keluar darah dari
Dengan vaksinasi rabies secara teratur dan seluruh tubuh setelah mati
berkesinambungan. P3 12 : Keguguran setelah
13. Penyakit Mulut dan Kuku Brucellosis 5bulan.
Penyebab: Virus yang hidup dalam daging dan 13 : Keluarnya plasenta
susum tulang belakang yang bisa tertunda.
bertahan lama. 14 : Terjadi radang uterus.
Penyebaran : 15 : Mengalami radang
a. Kontak langsung antara hewan yang sakit kemaluan.
dengan yang sehat.
b. Lewat makanan dan air minum yang P4 16 : Kurus
tercemar. Para Turberculosis 17 : Mencret tidak berbau
c. Lewat air ludah dan kencing – Jhone’s Disease
d. Lewat pembawa penyakit (carrier) P5 18 : Hewan ternak lesu.
Gejala : T.B.C(Tuber 3 : Nafsu makan turun.
a. Terdapat selaput lendir di dalam mulut. Culosis) 6 : Tanpak kurus.
b. Bibir dan gusi tampak merah, kesring dan 19 : Batuk sifatnya kronis.
panas. 5 : Dari hidung keluar
c. Dari mulut keluar ludah yang panjang cairan.
seperti benang. 20 : Bernapas susah.
d. Hewan demam ( + 40-410C). 21 : Kelenjar air susu dan
e. Badan lesu. ambing membengkak.
f. Nafsu makan kurang. P6 22 : Kesullitan makan dan
g. Bagian pergelangan kaki deket kuku Botulismus menelan .
bengkak. 23 : Kelemahan palyse.
Pengobatan :
P7 24 : Radang pada kelenjar
a. Dengan injeksi antibiotik atau Sulva.
Mastitis air susu
b. Dengan piciline powder.
25 : kelenjar air susu tidak
c. Dan ditambah Vittamin A agar menguatkan
normal
jaringan.
26 : Kelenjar air susu merah
Pencegahan :
27 : Kelenjar air susu terasa
a. Menjaga kebersihan kandang dan
panas
kebersihan semua peralatan kerja.
28 : Kelenjar air susu sakit
b. Hindarkan tamu keluar masuk kedalam
bila disentuh.
kandang.
29 : Air susu encer dan
c. Pisahkan hewan yang sehat dengan yang
bercampur nanah.
terjangkit penyakit.
P8 34 : Kakunya pergerakan
d. Jika dipotong harus diawasi dengan ketat.
Tetanus kelopak mata,
3.3. Pembentukan Aturan (Rule)
35 : Kakunya pergerakan
Aturan dibuat berdasarkan diagram pohon telinga.
keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan rule 36 : Kakunya pergerakan
dapat dengan mudah mengetahui hasil akhir nanti tulang punggung.
berdasarkan rule-rule yang ada. Berikut adalah keterangan 37 : Kakunya pergerakan
dari pohon keputusan : kaki depan
38 : Kakunya pergerakan
Tabel III.1. Pembentukan Rule kaki belakang
40 : Mati perlahan.
Jenis Penyakit Keterangan P9 8 : Demam
P1 1 : Hewan demam (+40- Eryspelas 3 : Nafsu makan menurun.
SeptichaemiaEpizoot 410C). 18 : Hewan tampak lemah.
icae (Penyakit 3 : Nafsu makan turun. 7 : Mati tiba-tiba.
Ngorok) 4 : Pernapasan cepat. 39 : Mencret bercampur
5 : Hidung mengeluarkan darah.
cairan. P10 3 : Nafsu makan turun.
6 : Hewan ngorok. 8 : Demam.

7
30 : Air kencing berwarna
merah.
31 : Keguguran pada
kehamilan 3 minggu.
32 : Pada ginjal tanpak
belang.
P11 9 : Demam tremor (kejang-
Listeriosis kejang).
47 : Hewan sempoyongan.
46 : Demam yang disertai
gemetar.

P12 48 : Hewan menjadi ganas .


Rabies 03 : Nafsu makan berkurang.
49 : Suka menggigit dan
meronta jika diikat.
50 : Suka bersembunyi di
tempat gelap.
51 : Makan yang bukan
makanannya.
52 Takut air.

3.4. Kaidah Produksi


Representase kaidah produksi adalah dengan
menghadirkan pengetahuan yang ada sebagai kaidah
produksi dalam bentuk aksi yaitu pasangan IF kondisi
(premis) terjadi THEN aksi (konklusi atau kesimpulan).
Berikut adalah beberapa kaidah produksi untuk penyakit
pada hewan ternak sapi.
Kaidah 1 : IF hewan demam AND nafsu makan kurang
AND pernapasan cepat AND hidung keluar
cairan AND hewan ngorok
4.1 Implementasi
THEN terserang penyakit ngorok
ELSE tidak terserang penyakit ngorok Implementasi adalah pelaksanaan sebuah aplikasi.
Kaidah 2 : IF demam disertai kejang-kejang (tremor) AND Dalam implementasi sistem pakar ini akan menampilkan
nafas cepat AND denyut jantung tidak stabil implentasi antar muka. Implentasi rancangan antar muka
AND nafsu makan turun AND setelah mati ini menjadi dua bagian, yaitu implentasi rancangan antar
telinga, hidung, mulut, dubur, dan kemaluan muka user dan implementasi rancangan antar muka admin.
keluar darah Implementasi antar mukia user berdiri atas beberapa menu
THEN terserang penyakit antraks pilihan antara lain menu beranda, menu seputar web, menu
ELSE tidak terserang penyakit antraks analisa. Sedangkan pada implentasi antar muka admin
Kaidah 3 : IF keguguran setelah 5 bulan AND mudah terdiri dari input ternak, input gejala, input penyakit, edit
terulang lagi dimasa bunting yang ternak, edit gejala, edit penyakit, hapus ternak, hapus
berikutnya AND keluar plasenta tertunda gejala, hapus penyakit, lihat dan hapus rekam medis, dan
AND terjadi radang uterus AND mengalami log on.
radang kemaluan
THEN terserang penyakit Brucella sp. Sebelum sistem ini dijalankan pada server
ELSE tidak terserang penyakit Brucella sp internet anda harus mengaktifkan IIS 7 pada komputer
Kaidah 4 : IF kurus AND mencret tidak berbau Anda, atau IIS Express. Untuk IIS , Anda harus memiliki
THEN terserang penyakit Para fitur Windows Authentication diinstal. Untuk menginstal
Turberculosis – Jhone’s Disease IIS dan mengkonfigurasi otentikasi Windows untuk IIS 7,
ELSE tidak terserang penyakit Para lihat IIS 7 dengan Windows Authentication. Untuk
Turberculosis – Jhone’s Disease menginstal IIS Express, Anda dapat menggunakan Web
3.5. Flowchart Proses Inferensi Penalaran Maju Platform Installer.
(Foward Chaining) 4.1.1 Uji Coba Sistem dan Program
Dalam hal ini, akan dijelaskan bagaimana aliran proses 1. Pengujian White Box
jika menggunakan metode forward chaining untuk Pengujian white box merupakan metode untuk
mendiagnosa penyakit hewan ternak yang dapat dilihat perancangan text case yang menggunakan struktur kontrol
pada flowchart di bawah ini: dari perancangan prosedural untuk mendapatkan text case.
Tes ini dimaksudkan untuk meramalkan cara kerja
perangkat lunak secara rinci. Karenanya logical path (jalu
logika) perangkat lunak akan dites dengan menyediakan
8
tes case yang akan mengerjakan kumpulan kondisi dan
atau pengulangan secara spesifik.
Contoh bentuk uji coba white box adalah testing
konversi. Ujicoba ini dinyatakan berhasil apabila fungsi
pada perangkat lunak sesuai yang diharapkan pemakai.
Contoh Analisa Penyakit Ternak :

Gambar IV.4 Tampilan Utama


3. Input Ternak
Menu input ternak merupakan halaman untuk
mengimput jenis ternak dan segala keterangan atau
informasi mengenai hewan ternak yang akan diinput dan
Gambar IV.1 Analisa Penyakit Ternak dalam hal pengimputan ini hanya seorang admin saja yang
dapat mengimput data ternak hewan.
Pada saat pertanyaan tidak di pilih atau masih kosong,
langsung ditekan Next. Maka akan muncul pesan pada
form review “No Data Available” seperti pada gambar
IV.2

Gambar IV.5 Input Ternak


Gambar IV.2 Review eror
4. Hasil Input Ternak
4.1.2 Manual Program Hasil input ternak merupakan halaman untuk
1. Halaman Login admin dapat mengetahui jenis ternak dan segala keterangan atau
informasi mengenai hewan ternak yang telah diinput.
Halaman ini berfungsi sebagai login admin untuk
masuk ke server yang nantinya admin dapat mensettting
semua kebutuhan dari perancangan sistem ini. Atribut
yang terdapat di halaman ini yaitu username, password,
dan tombol yang digunakan tombol log on yang berfungsi
untuk melingkan kehalaman berikutnya atau tombol back
untuk kembali ke menu utama.

Gambar IV.6 Hasil Input Ternak

5. Input Gejala
Halaman ini digunakan untuk mengimput jenis
gejala-gejala apa saja yang dapat terlihat pada hewan
ternak agar nantinya dapat digunakan untuk menentukan
jenis penyakit yang terjangkit oleh hewan ternak.

Gambar IV. 3 Menu Log on


2. Tampilan Utama
Tampilan utama merupakan halam utama untuk
userr dan admin melakukan pekerjaan atau menjalankan
sistem, menu tampilan utama ini terdiri dari menu bernada,
menu seputar web, menu analisa, menu ternak, menu
penyakit, menu sistem, dan log on.
9
Gambar IV.7 Input Gejala
6. Input Penyakit
Input penyakit digunakan untuk mengimput jenis
penyakit dan segala keterangan dari penyakit hewan ternak
serta bagaimana cara penanggulangan yang harus
dilakukan pada hewan ternak yang terjangkit penyakit
seperti pada gambar IV.6 dibawah: Gambar IV.10 Form Jenis Ternak

9. Informasi Ternak
Setelah memilih jenis ternak pada menu jenis
ternak di atas maka selanjutnya sistem akan menampilkan
hasil informasi mengenai hewan ternak, yang sebelumnya
telah di input pada menu input ternak dan informasi
mengenai hewan ternak yang akan dianalisa dapat dilihat
pada gamabar IV.9 dibawah:

Gambar IV.11 Informasi Ternak


Gambar IV.8 Input Penyakit
7. Hasil Input Penyakit 10. Analisa Penyakit Ternak
Setelah admin selesai melakukan pengimputan Analisa penyakit ternak merupakan pertanyaan
penyakit halaman menu input penyakit maka hasil dari dari gejala-gejala yang terlihat pada hewan ternak yang
input penyakit yang dilakukan oleh admin dapat terlihat terjangkit penyakit, dan user dapat menggunakan
pada gambar IV.7 dibawah: pertanyaan-pertanyaan ini untuk dapat menetukan hewan
ternaknya terjangkit suatu penyakit atau tidak.

Gambar IV.9 Hasil Input Penyakit


8. Form Jenis Ternak
Pada saat memilih form analisa untuk
menentukan jenis penyakit yang terjadi pada hewan ternak
maka terlebih dahulu akan muncul menu untuk pilihan
jenis ternak yang nantinya akan di analisa baik oleh user
ataupun admin yang dapat dilihat pada gambar IV.8
dibawah:
Gambar IV.12 Analisa Penyakit Ternak

10
11. Review dari hewan yang terjangkit penyakit, para peternak
Review digunakan untuk mengetahui jenis gejala harus memanggil dokter atau mantri hewan untuk
apa saja yang telah di pilih, sebelum melanjutkan ke hasil mengobati hewan ternaknya. Maka dengan adanya
analisa agar user dapat mengkoreksi apakah dari sistem ini para peternak tidak perlu memanggil dokter
pertanyaan atau gejala yang terlihat pada hewan ternaknya atau mantri hewan lagi karena mereka dapat mengobati
sama seperti pada gejala yang dipilih dari sistem, dapat hewan ternaknya sendiri dengan menggunakan sistem
dilihat pada gambar IV.11. pakar ini.
2. Dengan diterapkannya perancangan perangkat lunak
yang dirancang oleh penulis maka akan sangat
membantu para peternak untuk menimalisir biaya yang
dikeluarkan untuk mengobati hewan ternaknya yang
terjangkit penyakit.
3. Dengan diterapkannya perancangan ini dalam bentuk
website yang dapat diakses melalui internet maka akan
lebih memudahkan para peternak untuk mengaksesnya
dimanapun mereka berada selama masih didukung
dengan sarana yang mendukung untuk mengaksesnya.
Gambar IV.13 Review 5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah didapat
12. Hasil Analisa Penyakit Ternak oleh penulis, maka saran penulis adalah sebagai berikut :
Hasil analisa penyakit ternak merupakan hasil dari 1. Diharapkan kepada para peternak agar dapat
pertanyaan atau gejala-gejala yang tanpak pada hewan menerapkan sistem yang telah dibangun oleh penulis,
ternak, dimana di hasil analisa penyakit akan diberitahukan sehingga dapat memudahkan para peternak dalam
penyakit yang terjangkit oleh hewan ternak, cara mengenali jenis penyakit dan cara pengobatan ataupun
pengobatan dan bagaimana cara penanggulangan dari penanggulangan dari hewan yang terjangkit penyakit.
penyakit yang diderita hewan ternak, hasil analisa dari 2. Diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut dari
analisa penyakit dapat dilihat pada gambar IV.12 dibawah: sistem pakar diagnosa penyakit pada hewan ternak sapi
yang dirancang sehingga menjadi sistem yang lebih
baik untuk menanggulangi pengolahan data di masa
yang akan datang.
3. Agar informasi mengenai penyakit hewan ternak sapi
dan cara penanggulangan dapat dilkukan dengan cepat,
efektif dan efisien maka disarankan untuk memakai
sistem yang telah dirancang.

DAFTAR PUSTAKA
Budi Raharjo, 2011, Belajar Otodidak Membuat Database
Menggunakan MySQL, Informatika: Bandung
Daihani., Dadan Umar,2001, Komputerisasi Pengambilan
Keputusan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI. 2004.
Rencana Induk Pengembangan IKM 2002-2004
Buku I Kebijakan Dan Strategi Umum
Pengembangan Industri Kecil menengah. Jakarta.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI.
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian, Perdagangan,
Pendataan Binjai Timur, Binjai Barat, Binjai Utara,
Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai : 2012.
Hanif Alfatta, 2007, Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi, Andi Offset: Yogyakarta.
Gambar IV.14 Hasil Analisa Penyakit Ternak
Janner Simarmata, 2006,Pengenalan Teknologi Komputer
5.1 Kesimpulan dan Informasi, Andi Offset: Yogyakarta.
Janner Simarmata, 2007, Perancangan Basis Data, Andi
5.1. Kesimpulan Offset: Yogyakarta.
Setelah penulis mempelajari sejumlah Peraturan Pemerintah, Pembinaan dan Pengembangan
permasalahan yang di hadapi dan sekaligus mencari solusi Usaha Kecil, Nomor 32 Tahun 1998.
pemecahaan masalah yang diajukan, maka dapat di ambil Peraturan Pemerintah, Pembinaan dan Pengembangan
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : Usaha Kecil, Nomor 37/M-IND/PER/6/2006.
1. Dengan adanya Analisa dan Perancangan dari RizaAlfita, Perancangan Sistem Pendukung Keputusan
SistemPakar Diagnosa Penyakit Pada Hewan Ternak Penentuan Prioritas Produk Unggulan Daerah
Sapi Berbasis Web, dimana sebelumnya para peternak Menggunakan metode Weighted Product,
untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pengobatan
11
http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/seminas/
article/view/17/18, diakses tanggal 10 Januari 2013
Tata Sutabri, 2005, Sistem Informasi Manajemen”, Andi
Offset: Yogyakarta. Edison Siregar; Aplikasi
Berbasi Web dengan Asp.Net, Andi Offseet,
Yogyakarta, 2008.
Muhamad Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi,
Yogyakarta, 2005
Ronny Mudigdo, Penyakit Bakteriawi, Proyek Pendidikan
Penyakit Hewan Wilayah I, Medan, 1982/1983.

Endang Susanto, Penyakit Parasister, Proyek Pendidikan


Penyakit Hewan Wilayah I, Medan, 1982/1983.
Agus Muhamad, Pemrograman Sql Server 2005, PT. Elex
Media Kopindo, Cetakan Pertama, Jakarta,
2005.
Intranet, Pengertian Internet.
http://www.ilmukomputer.com akses 12
Agustus 2010.
Localhost, Pengertian Localhost.
http://www.ilmukomputer.com akses 12
Agustus 2010.
Identitas Jenis Telur Cacing Parasit Usus Pada Ternak
Sapi (Bos
sp) dan Kerbau (Bubalus sp) Di Rumah Potong Hewan
Palembang
http://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2010/11/1143-46-
d-erwin-genap.pdf
Implementasi algoritma rough set untuk deteksi Dan
penanganan dini penyakit sapi
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16046-
5207100082-Paper.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai