BERBASIS WEB
Prodi Teknik Informatika, STMIK KAPUTAMA, Jl. Veteran No. 4A-9A, Binjai, Sumatera Utara, 20714,Indonesia
Email:fredy_smart04@yahoo.com
ABSTRAK
Sapi adalah salah satu hewan ternak yang memiliki kontribusi cukup besar bagi Indonesia. Permintaan akan susu dan daging
yang dihasilkan dari peternakan sapi perah dan sapi potong meningkat setiap tahunnya. Namun peningkatan tersebut tidak diimbangi
dengan kemampuan para peternak sapi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging. Pada saat ini kebutuhan susu dan
kebutuhan daging nasional harus diimpor. Dikarenakan rendahnya kemampuan peternakan dalam negri untuk memenuhi kebutuhan susu
dan daging yang bisa diakibatkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah penyakit yang menjangkit sapi. Para peternak sapi memiliki
pengetahuan yang rendah mengenai berbagai macam penyakit sapi beserta gejala-gejalanya.Hal ini menyebabkan mereka bergantung pada
pakar ternak sapi atau dokter hewan. Namun, pakar ternak sapi atau dokter hewan terbatas jumlahnya terutama didaerah pedesaan. Pada
skrisipsi ini, penulis mencoba untuk mengalisa pokok-pokok bahasan tersebut dan hasilnya ditujukan untuk memberikan saran dan
pengetahuan tentang gejala dan penyakit hewan ternak sapi bagi para peternak sapi dalam meningkatkan hasil produktifitas daging dan
susu yang bersumber dari sapi, guna mencukupi kebutuhan dagin dan susu sapi di Indonesia. Dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan
peternak sapi untuk mengobati hewan ternaknya yang terjangkit penyakit
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Industri Kecil Menengah, Weighted Product
ABSTRACT
Kota Binjai memiliki banyak industri kecil menengah, selain untuk menambah kesejahteraan masyarakat, keberadaan industri kecil
menengah juga berperan sebagai dasar pertumbuhan ekonomi daerah, namun sangat jarang upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait
untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh industri kecil menengah. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
mengoptimalkan potensi industri kecil menengah, mengingat banyaknya industri kecil menengah yang dimiliki masyarakat, sehingga perlu
dilakukan penentuan prioritas pengembangan industri kecil menengah dengan membuat sistem pendukung keputusan dengan Metode
Weighted Product (WP) dengan kriteria Nilai Investasi, Kapasitas Produksi, Nilai Produksi, Nilai Bahan Baku dan Tenaga Kerja. Dengan
penerapan metode Weighted Product dapat disimpulkan bahwa jenis industri kecil menengah untuk Kota Binjai yang diperioritaskan
dibantu dan dioptimalkan untuk dikembangkan lagi adalah jenis industri anyaman bambu.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Industri Kecil Menengah, Weighted Product
1.1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang agraris dengan penyakit. Seperti penyakit Antraks, penyakit sapi ngorok,
jumlah penduduk yang besar. Sektor pertanian memiliki penyakit Brucellosis dan penyakit yang disebabkan oleh
peranan penting sebagai penghasil bahan makanan, cacing parasit saluran pencernaan yang merupakan
penghasil devisa, memberikan kesempatan kerja, dan juga penyebab salah satu turunnya tingkat produksi daging dan
sebagai pasar bagi produk-produk industri. Usaha susu sapi oleh peternak. Oleh sebab itu diperlukan sebuah
peternakan merupakan sub sektor penting dari sektor sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyakit pada
pertanian. Hal ini penting karena selain berkontribusi hewan ternak sapi yang mudah dimengerti dan dapat
terhadap tekanan ekonomi, sektor ini juga untuk diakses oleh semua kalangan masyarakat lewat internet.
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Penyakit pada ternak dapat menimbulkan kerugian
ekonomi yang cukup besar bagi peternak khususnya dan
Susu dan daging yang bersumber dari sapi adalah masyarakat luas pada umumnya. Salah satu bagian yang
produk dari sektor peternakan yang perlu mendapatkan paling penting dalam penanganan kesehatan ternak adalah
perhatian. Kebutuhan masyarakat akan susu dan daging melakukan pengamatan terhadap ternak yang sakit melalui
meningkat setiap tahun namun industri susu dan daging pemeriksaan ternak yang diduga sakit. Namun sayangnya,
nasional belum bisa memenuhi kebutuhan susu dan daging para peternak sapi memiliki pengetahuan yang rendah
untuk masyarakatnya. Oleh karena itu, untuk mencukupi mengenai teknis pemeliharaan sapi seperti mutu pakan,
kebutuhan susu dan daging nasional hingga sekarang, perkandangan, dan kesehatan atau penyakit sapi. Keadaan
Indonesia tergantung pada susu dan daging impor dari luar tersebut mengakibatkan para peternak memiliki
negri. ketergantungan yang tinggi terhadap pakar ternak sapi atau
dokter hewan yang ahli dalam menangani penyakit sapi.
Rendahnya kemampuan peternakan dalam negeri Akan tetapi, jumlah pakar ternak sapi atau dokter hewan
untuk mencukupi kebutuhan akan daging dan susu sapi saat ini jumlahnya terbatas, terutama di pedesaan. Biaya
disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah yang harus dikeluarkan juga tidak sedikit jumlahnya
1
karena Pakar ternak sapi atau dokter hewan harus bekerja 1. Robotika (Robotics)
secara on call. 2. Penglihatan Komputer (Computer Vision)
3. Pengelolahan Bahasa (Natural Language
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang Processing)
menjadi rumusan permasalahan adalah: 4. Pengenalan Pola (Pattern Recognittion)
5. Sistem Saraf Buatan (Artificial Neural System)
1. Bagaimana Perancangan Sistem Pakar Diagnosa 6. Pengenalan Suara (Speech Recognition)
Penyakit pada Hewan ternak Sapi dapat dilakukan 7. Sistem Pakar (Expert System)
dengan Berbasis Web? 2.3 Pengertian Sistem Pakar
2. Bagaimana merancang dan membuat sistem pakar
diagnosa penyakit ternak sapi dapat digunakan oleh Sistem Pakar adalah sebuah program komputer
para peternak untuk pengambilan keputusan dalam yang mencoba meniru atau mensimulasikan pengetahuan
pengobatan ternak yang terjangkit penyakit? (knowledge) dan ketrampilan (skill) dari seorang pakar
3. Bagaimana merancang Sistem Pakar Diagnosa pada area tertentu. Selanjutnya sistem ini akan mencoba
Penyakit Pada Hewan Ternak Sapi Berbasis Web memecahkan suatu permasalahan sesuai dengan
dapat menentukan jenis penyakit dengan melihat kepakarannya.
gejala-gejalanya?
4. Bagaimana merancang Sistem Pakar Diagnosa Menurut Muhammad Arhami (2004, hal. 2-3),
Penyakit Pada Hewan Ternak Sapi Berbasis Web menyatakan bahwa “Sistem Pakar merupakan sistem
dengan menggunakan metode forward chaining? komputer yang menyamai (emulates) kemampuan
pengambilan keputusan dari seorang pakar dan merupakan
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini salah satu cabang dari AI yang khusus untuk penyelesaian
adalah : masalah tingkat manusia yang pakar”.
1. Untuk mempermudah user/pembaca memahami jenis
penyakit yang diderita hewan ternak dan bagaimana Seorang pakar dengan sistem pakar mempunyai
cara mengobatinya. banyak perbedaan. Berikut adalah perbedaan pakar
2. Mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita manusia dengan sistem pakar :
hewan ternak tersebut.
3. Untuk mendapatkan analisa jenis penyakit yang lebih Tabel II.1 Perbedaan Kemampuan Seorang Pakar
mendekati dengan penyakit yang diderita hewan Dengan Sistem Pakar
ternak.
4. Memudahkan dalam mengenali jenis penyakit dan Factor Human Expert
mengobati hewan yang terjangkit penyakit. expert sistem
Time avaibility Hari kerja Setiap saat
2.1. Penelitian Terdahulu Geografis Lokal/tertentu Dimana saja
Erwin Nofyan dan kawan-kawan (Edisi khusus Keamanan Tidak Dapat diganti
juni 2010) dalam jurnalnya yang berjudul “Identitas Jenis tergantikan
Telur Cacing Penyakit Usus pada Ternak Sapi(BOS sp)
Perishable/dapat Ya Tidak
dan Kerbau (Bubalus sp) Di rumah Potong Hewan
habis
Palembang” Berdasarkan survei dibeberapa pasar di
Indonesia menunjukan bahwa 90% hewan ternak sapi Performansi Variable Konsisten
mengidap penyakit cacing yaitu cacing hati (Fasciola Kecepatan Variable Konsisten
hepatica), cacing gelang (Neoascaris vitulorum), dan Biaya Tinggi Terjangkau
cacing lambung (Haemonchus contortus) yang penyebab
2.3.1 Komponen Sistem Pakar
terjadinya cacingan pada hewan ternak sapi antara lain
Untuk membangun sistem yang menirukan pakar
dikarenakan mengkonsumsi rerumputan hijau yang masih
manusia maka komponen-komponen yang harus dimiliki
berembun dan tercemar vektor pembawa cacing.
adalah sebagai berikut:
2.2. Artificial Intelligence (AI)
1. Antar Muka pengguna yang merupakan sistem pakar
Artificial Intelligence (AI), merupakan
yang menggantikan seorang pakar dalam suatu situasi
kecerdasan buatan dari sebuah studi tentang bagaimana
tertentu, dan menyediakan komunikasi antar sistem dan
membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini
pemakainya.
dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.
2. Akuisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)
Menurut Sri Hartati (2008, hal. 1), menyatakan
merupakan akumulasi, transfer dan transformasi
bahwa “Artificial Intelligence (AI) merupakan kecerdasan
keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber
buatan yang salah satunya adalah bidang ilmu komputer
pengetahuan kedalam program komputer.
yang mendayagunakan komputer sehingga dapat
3. Basis Pengetahuan merupakan kumpulan bidang
berprilakuan cerdas seperti manusia”. Aktifitas yang
pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan pakar
ditirukan seperti penalaran, pengilihatan, pembelajaran,
dalam format tertentu.
pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami, dan
4. Mesin Inferensi merupakan otak dari sistem pakar,
sebagainya. Susuai dengan defenisi tersebut adapun bidang
berupa perangkat lunak yang melakukan tugas
yang terdapat dalam Artificial Intelligence (AI) adalah
inferensi penalaran sistem pakar, yang biasa dikatakan
sebagai berikut:
sebagai mesin pemikir (Thinking Machine).
2
5. Memori Kerja merupakan bagian dari sistem pakar memasukkan fakta baru ini ke dalam working memory.
yang menyiapkan fakta-fakta inilah yang nantinya akan Jadi working memory menyimpan informasi tentang
diolah oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan fakta-fakta yang dimasukkan oleh user ataupun fakta
yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk baru hasil kesimpulan dari sistem.
menentukan suatu keputusan pemecahan masalah. 3. Inference engine bertugas mencari padanan antara
Konklusinya berupa hasil diagnosa, tindakan, akibat. fakta yang terjadi dalam working memory dengan
6. Fasilitas Penjelasan merupakan komponen tambahan fakta-fakta tentang domain knowledge tertentu yang
yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar dan ada di dalam knowledge base, selanjutnya inference
menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai. engine akan menarik/mengambil kesimpulan dari
7. Perbaikan Pengetahuan merupakan kemampuan untuk problem yang diajukan kepada sistem.
menganalisis dan meningkatkan kinerja serta 2.4 Refrensentasi Pengetahuan
kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Pengetahuan (Knowledge) merupakan
2.3.2 Struktur Sistem Pakar pemahaman secara praktis maupun teoritis terhadap suatu
Sistem pakar disusun dalam dua bagian utama, obyek atau domain tertentu. Representasi dimaksudkan
yaitu lingkungan pengembangan (development untuk mengorganisasikan pengetahuan dalam bentuk dan
environment) dan lingkungan konsultasi (consultation format tertentu untuk bisa dimengerti oleh komputer.
environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar Menurut Sri Hartati (2008, hal. 18), menyatakan
digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar kedalam bahwa “reprensentasi pengetahuan merupakan kemampuan
lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi untuk membentuk model mental yan menggambarkan
digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna obyek dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi
memperoleh pengetahuan pakar. yang dlakukan terhadap obyek dengan cara
mengumpulkan pengetahuan yang sesuai dengan domain
keahlian misalnya dari media cetak, elektronik, maupun
pengetahuan dari pakar keahlian dan pengalamannya”.
2.5. Model Refrensentasi Pengetahuan
7
30 : Air kencing berwarna
merah.
31 : Keguguran pada
kehamilan 3 minggu.
32 : Pada ginjal tanpak
belang.
P11 9 : Demam tremor (kejang-
Listeriosis kejang).
47 : Hewan sempoyongan.
46 : Demam yang disertai
gemetar.
5. Input Gejala
Halaman ini digunakan untuk mengimput jenis
gejala-gejala apa saja yang dapat terlihat pada hewan
ternak agar nantinya dapat digunakan untuk menentukan
jenis penyakit yang terjangkit oleh hewan ternak.
9. Informasi Ternak
Setelah memilih jenis ternak pada menu jenis
ternak di atas maka selanjutnya sistem akan menampilkan
hasil informasi mengenai hewan ternak, yang sebelumnya
telah di input pada menu input ternak dan informasi
mengenai hewan ternak yang akan dianalisa dapat dilihat
pada gamabar IV.9 dibawah:
10
11. Review dari hewan yang terjangkit penyakit, para peternak
Review digunakan untuk mengetahui jenis gejala harus memanggil dokter atau mantri hewan untuk
apa saja yang telah di pilih, sebelum melanjutkan ke hasil mengobati hewan ternaknya. Maka dengan adanya
analisa agar user dapat mengkoreksi apakah dari sistem ini para peternak tidak perlu memanggil dokter
pertanyaan atau gejala yang terlihat pada hewan ternaknya atau mantri hewan lagi karena mereka dapat mengobati
sama seperti pada gejala yang dipilih dari sistem, dapat hewan ternaknya sendiri dengan menggunakan sistem
dilihat pada gambar IV.11. pakar ini.
2. Dengan diterapkannya perancangan perangkat lunak
yang dirancang oleh penulis maka akan sangat
membantu para peternak untuk menimalisir biaya yang
dikeluarkan untuk mengobati hewan ternaknya yang
terjangkit penyakit.
3. Dengan diterapkannya perancangan ini dalam bentuk
website yang dapat diakses melalui internet maka akan
lebih memudahkan para peternak untuk mengaksesnya
dimanapun mereka berada selama masih didukung
dengan sarana yang mendukung untuk mengaksesnya.
Gambar IV.13 Review 5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah didapat
12. Hasil Analisa Penyakit Ternak oleh penulis, maka saran penulis adalah sebagai berikut :
Hasil analisa penyakit ternak merupakan hasil dari 1. Diharapkan kepada para peternak agar dapat
pertanyaan atau gejala-gejala yang tanpak pada hewan menerapkan sistem yang telah dibangun oleh penulis,
ternak, dimana di hasil analisa penyakit akan diberitahukan sehingga dapat memudahkan para peternak dalam
penyakit yang terjangkit oleh hewan ternak, cara mengenali jenis penyakit dan cara pengobatan ataupun
pengobatan dan bagaimana cara penanggulangan dari penanggulangan dari hewan yang terjangkit penyakit.
penyakit yang diderita hewan ternak, hasil analisa dari 2. Diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut dari
analisa penyakit dapat dilihat pada gambar IV.12 dibawah: sistem pakar diagnosa penyakit pada hewan ternak sapi
yang dirancang sehingga menjadi sistem yang lebih
baik untuk menanggulangi pengolahan data di masa
yang akan datang.
3. Agar informasi mengenai penyakit hewan ternak sapi
dan cara penanggulangan dapat dilkukan dengan cepat,
efektif dan efisien maka disarankan untuk memakai
sistem yang telah dirancang.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Raharjo, 2011, Belajar Otodidak Membuat Database
Menggunakan MySQL, Informatika: Bandung
Daihani., Dadan Umar,2001, Komputerisasi Pengambilan
Keputusan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI. 2004.
Rencana Induk Pengembangan IKM 2002-2004
Buku I Kebijakan Dan Strategi Umum
Pengembangan Industri Kecil menengah. Jakarta.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI.
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian, Perdagangan,
Pendataan Binjai Timur, Binjai Barat, Binjai Utara,
Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai : 2012.
Hanif Alfatta, 2007, Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi, Andi Offset: Yogyakarta.
Gambar IV.14 Hasil Analisa Penyakit Ternak
Janner Simarmata, 2006,Pengenalan Teknologi Komputer
5.1 Kesimpulan dan Informasi, Andi Offset: Yogyakarta.
Janner Simarmata, 2007, Perancangan Basis Data, Andi
5.1. Kesimpulan Offset: Yogyakarta.
Setelah penulis mempelajari sejumlah Peraturan Pemerintah, Pembinaan dan Pengembangan
permasalahan yang di hadapi dan sekaligus mencari solusi Usaha Kecil, Nomor 32 Tahun 1998.
pemecahaan masalah yang diajukan, maka dapat di ambil Peraturan Pemerintah, Pembinaan dan Pengembangan
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : Usaha Kecil, Nomor 37/M-IND/PER/6/2006.
1. Dengan adanya Analisa dan Perancangan dari RizaAlfita, Perancangan Sistem Pendukung Keputusan
SistemPakar Diagnosa Penyakit Pada Hewan Ternak Penentuan Prioritas Produk Unggulan Daerah
Sapi Berbasis Web, dimana sebelumnya para peternak Menggunakan metode Weighted Product,
untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pengobatan
11
http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/seminas/
article/view/17/18, diakses tanggal 10 Januari 2013
Tata Sutabri, 2005, Sistem Informasi Manajemen”, Andi
Offset: Yogyakarta. Edison Siregar; Aplikasi
Berbasi Web dengan Asp.Net, Andi Offseet,
Yogyakarta, 2008.
Muhamad Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi,
Yogyakarta, 2005
Ronny Mudigdo, Penyakit Bakteriawi, Proyek Pendidikan
Penyakit Hewan Wilayah I, Medan, 1982/1983.
12