AKREDITASI KLINIK
JEMBER, 17 Maret 2019
Budiono Darmadji, S.KM., M.Kes
Menikah dengan 2 Anak
SD-SMU di Bojonegoro
S1 FKM Unair Surabaya
S2 AKK Minat MARS FKM Unair Surabaya
Sedang menyelesaikan S2 Hukum Kesehatan di UHT Surabaya
Certified Mediator BaMi yang teregister Mahkamah Agung RI
IKKESINDO
Asisten Peneliti FKM Unair, Manager HRD & GA PT KML (karawang plant),
Corporate Secretary & Manager Pengembangan Bisnis RSOS & Authorized person dokumen akreditasi,
Manager Pengembangan Bisnis RS Bedah Sby & & Authorized person dokumen akreditasi,
Staf Ahli IMANI Consulting Jakarta, Konsultan Manajemen PT SBM Surabaya (Group RSIA di Sby)
Staf Ahli PRIMA INTEGRA
Dosen LB STIKES Muh Bojonegoro
Konsultan Manajemen di RS dan FKTP
budiono@darmadji.com
Budiono Darmadji
Budiono Darmadji
08121748941
PRE - TEST
?
akreditasi
Basic Concepts of Accreditation
verification
Quality & Safety
PDCA
Self assessment
Self improvement
Self improvement
Learning
Self assessment Accreditation
PDCA
Verification
Process
PDCA
Self assessment
Self Improvement
Basic Concept
§ Learning organization à learning process
§ Continuous quality improvement
§ Patient centered care
§ Patients Safety
Sumber: Sutoto KARS, 2016
“3 gelombang
perubahan dlm
pelayanan kesehatan,
dgn akar yg berbeda”
*Quality
(Vanostenberg,P) *SAFETY
*RM
Quality is:
q Defined by customer needs
q Defined in terms of fitness for purpose
q Achieved through continuous improvement
q Managed through prevention not detection
q ‘Getting it right at the first time’
q Measurable
STANDARISASI
1. Place
2. People
MUTU INPUT 3. Physical evidence
4. Promotion
• Mutu petugas
(Ada pada semua bagian • Mutu bahan
di Rumah Sakit) • Mutu alat
1. Medis teknis
• Mutu fasilitas
MUTU PROSES 2. Non Medis • Mutu kerja
CAKUPAN (PRIORITAS PERTAMA)
Seringkali menjadi fokus
3. Komunikasi
(Tempat penjualan sekaligus
• Mutu pelayanan
awal tempat proses produksi) • Mutu produk
• Mutu informasi
1. Function
MUTU OUTPUT 2. Accessories (Atribute)
KAIDAH
MUTU
Mutu adalah kunci sukses organisasi Tuntutan terhadap mutu selalu berubah
& semakin tinggi
KITA SELALU TETAPI ORANG LAIN JUGA
MENGHARAP, BAHKAN SELALU MENGHARAP DAN
MENUNTUT MUTU DARI MENUNTUT MUTU DARI
ORANG LAIN KITA/UNIT KERJA KITA
Quality Management System
1. Customer focus
2. Leadership
3. Involvement of people
4. Process approach
5. System approach to management
6. Continual improvement
7. Factual approach to decision making
8. Mutually beneficial supplier relationships
Principles OF Total Quality Manajemen
5.Kerja Team
Falsafah Mutu
1. Pencegahan dan penyelesaian masalah serta adanya
standarisasi;
2. Standardisasi untuk mempertahankan reputasi;
3. Peningkatan mutu akan mengurangi variasi (yg merupakan
sumber risiko) à Efisiensi & Produktivitas;
4. Peningkatan mutu akan meningkatkan daya saing (Competitive
Advantages);
5. Peningkatan mutu akan meningkatkan pendapatan, kemampuan
pembiayaan, dan profit;
6. Peningkatan mutu akan meningkatkan kesejahteraan karyawan &
dan memuaskan Stakeholder;
7. Mutu adalah kunci sukses organisasi.
Kondisi tidak bermutu
Indikator Mutu
Indicators are a quantitive measure of an aspect of care that represents a level
of performance of functions, processes, and outcomes in the organization”
(Gilpatrick, 1998).
Dimensi Mutu
Accesss
Akses thd pelayanan
Efficacy Keefektifan
Efficiency
Efisiensi
Safety Keamanan
Continuity Kesinambungan
Of care pelayanan
SKP.1 Reduksi
Ketepatan Identifikasi Risiko (Klinis
pasien Angka& Lingkungan
kejadian Fisik) gelang Identitas pasien Operasi
tidak terpasangnya
untuk Keselamatan Pasien
SKP.2 Meningkatkan Komunikasi yang Angka kepatuhan komunikasi dengan menggunakan SBAR
Klinis Klinis Manajemen Manajemen & Klinis
efektif
(DPJP&PPJP) (Non DPJP&PPJP) 1. Pengadaan rutin Alkes & 1. Harapan & Kepuasan
SKP.3 1. Asesmen Px
Meningkatkan keamanan
1. obat yang
Pelayanan Angka kejadian
Obat obat high alert tidak terpasang
Pasien label di depo farmasi.
2. Prosedur Bedah
harus diwaspadai Laboratorium 2. Pelaporan aktivitas RS 2. Harapan & Kepuasan
3. Pemberian Obat (AB& 2. Pelayanan Radiologi & 3. Manajemen Risiko Staf
SKP.4 Tepat lokasi,tepat prosedur
lainnya) dan Angka
Diagnostik Imaging
kelengkapan pengisian ceklist keselamatan
4. Medical Error & KNC 4. Manajemen Keuangan
tepat pasien operasi
5. Penggunaan anestesi & 5. Manajemen SDM
SKP.5 SedasiMengurangi resiko infeksi Ketrampilan dokter dan perawat untuk melakukan cuci tangan.
6. K3RS
6. Rekam Medik
SKP.6 7. Riset Mengurangi
Klinik risiko cedera pasien Angka kejadian tidak dilaksanakan reasesmen pasien risiko jatuh di Irna.
jatuh
59
Dimensi mutu Diisi dengan dimensi mutu yang mana yang terkait dengan indikator tsb
Tujuan indikator Diisi dengan apa yang ingin ditunjukkan dengan indikatr tsb (apa maksud dari
penggunaan indikator tersebut); untuk memberi petunjuk/tanda bahwa…….
Rationalisasi Diisi dengan latar belakang dan alasan mengapa indikator tsb perlu diambil
sebagai alat pengukuran kinerja
Definisi terminologi yang Jika ada istilah yang perlu dijelaskan, maka didefinisikan pada kolom ini
digunakan
Frekuensi updating data Diisi dengan kapan pengumpulan data harus dilakukan apakah tiap hari,
(pengumpulan data) seminggu sekali, tiap bulan sekali, atau tiap tiga bulan sekali
Periode dilakukan analisis Diisi dengan kapan indikator tsb dianalisis untuk kemudian dilaporkan dan
difeedback pada unit terkait
Numerator (pembilang) Pembilang dari indikator tersebut
Numerator (pembilang) Jumlah rekam medis yang disampling yang terisi dengan lengkap pada periode satu
bulan
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh rekam medis yang disampling pada periode satu bulan
Standar pencapaian 90 %
(threshold/target)
Sumber data numerator dan Dokumen rekam medis
denominator
Indikator Ketepatan waktu pembayaran
Rationalisasi Ketepatan waktu pembayaran klaim akan memperlancar proses pelayanan di PPK
Definisi terminologi yang Waktu pembayaran yang tepat waktu adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari
digunakan klaim masuk sampai dengan klaim dibayarkan, tidak melebihi 6 hari kerja
Numerator (pembilang) Jumlah klaim yang terbayar tepat waktu dalam waktu satu bulan
Budiono Darmadji
08121748941
1
Lokasi sentral gas medis harus jauh dari sumber panas dan oli serta mudah
dijangkau sarana transportasi, aman dan harus terletak di lantai dasar
Ruang sentral gas medis harus memiliki luas yang cukup, mudah dilakukan
pemeliharaan, dilengkapi ventilasi, pencahayaan yang memadai, memenuhi
persyaratan spesifikasi
TUJUAN MANAJEMEN RISIKO
1. Cegah cedera pada Pasien, Pengunjung, Karyawan & Properti Secara berkesinambungan
Patient Care
Related Risks
Medical
Employee Staff
Related Related
Risks Risks
RISK
Property Other
Related
Risks
Risks
Sumber:
Manfaat manajemen risiko
Pengendalian timbulnya adverse event.
Meningkatkan perilaku untuk mencari peluang perbaikan
sebelum suatu masalah terjadi.
Meningkatkan perencanaan, kinerja, dan efektivitas.
Efisiensi.
Mempererat hubungan stakeholders.
Meningkatkan tersedianya informasi yang akurat untuk
pengambilan keputusan.
Memperbaiki citra.
Proteksi terhadap tuntutan.
Akuntabilitas, jaminan, dan governance.
Meningkatkan personal health and well being.
cepat, tepat, nyaman & mudah
THE RISK MANAGEMENT PROCESS
Building Commitment
Risk Identification
Risk Analysis
Risk Intervention
Communication
Standardization
Proses manajemen Risiko
MEMBANGUN KONTEKS :
• Faktor yang mendukung dan menghambat.
• Tentukan tujuan dan sasaran
• Struktur organisasi manajemen risiko
IDENTIFIKASI RISIKO
-Apa yang bisa terjadi
-Bagaimana kejadiannya
-Mengapa hal itu bisa terjadi
-Kapan hal itu bisa terjadi
-Dimana hal itu bisa terjadi
-Siapa yang bisa tertimpa kejadian tersebut
ANALISA RISIKO
-Dampak & probabilitas
- siapa yang terlibat MONITOR
-Tingkat risiko
-Kendali yang sudah ada dan yang diperlukan AUDIT
KOMUNIKASI
DAN EVALUASI RISIKO REVIEW
KONSULTASI -Bandingkan tingkat risiko dg ktriteria
-analisa untung rugi
-Risiko diterima atau tidak
Risiko
tidak Risiko diterima
diterim
a
PENGELOLAAN RISIKO
- Tetapkan alternatif / pilihan
- analisa untung rugi
- pilih tindakan yeng paling sesuai
- perencanaan tindakan & implementasi
2. IDENTIFIKASI RISIKO
2. Analisis Risiko
Dampak
Frekuensi
Detectibility
Analisis Risiko
• Metode : “Matriks Grading Risiko”.
• Penilaian dengan matriks grading risiko adalah suatu metode analisis kualitatif untuk
menentukan derajat risiko suatu kejadian (event) berdasarkan 2 hal yaitu : dampak
dan probabilitas (frekuensi)
• Dampak : merupakan gambaran tentang kerugian (losses) atau akibat yang ditimbulkan
pada pasien akibat adanya suatu kejadian (events), mulai dari tidak ada cedera sampai
meninggal. Dampak juga menggambarkan konsekuensi negatif dari sebuah kejadian (events)
• Probabilitas : menggambarkan tingkat kemungkinan kejadian atau tingkat keseringan kejadian.
Tabel Severity scoring scale
1 2 3 4 5
INSIGNIFICANT MINOR MODERATE MAYOR CATASTROPHIC
Tingkat
Kategori Deskripsi
risiko
1 Tidak signifikan Tidak ada cidera dan kerugian
2 Minor Cidera ringan dan dapat diatasi dengan pertolongan
pertama
3 Moderat Cidera sedang, berkurangnya fungsi motorik / sensorik /
psikologi atau intelektual yang bersifat reversibel dan dapat
memperpanjang perawatan
4 Mayor Cidera luas, kehilangan fungsi motorik / sensorik / psikologi
atau intelektual yang bersifat irreversibel, tidak
berhubungan dengan penyakit
5 Katastropik Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit
Penilaian Probabilitas
Tingkat
Deskripsi
risiko
1 Sangat jarang terjadi (> 5 tahun sekali)
2 Jarang terjadi ( > 2-5 tahun sekali)
3 Mungkin terjadi (1-2 tahun sekali)
4 Sering terjadi (beberapa kali dalam 1 tahun)
5 Sangat sering terjadi (tiap hari / tiap minggu /
tiap bulan)
Detectability scale
RATING DISKRIPSI KEMUNGKINAN DIFINISI
Hampir selalu
Selalu bisa
dapat dikenali
1 dikenali 10 dari 10
dengan segera
Sering terdeteksi/
2 sering 7 dari 10 dikenali
Kadang-kadang
3 moderat 5 dari 10 terdeteksi/dikenali
Jarang
4 rendah 2 dari 10 terdeteksi/dikenali
Sangat jarang
5 Tidak pernah 0 dari 10 terdeteksi/dikenali
Matriks Grading Risiko
Proba Dampak
bilitas 1 2 3 4 5
5 Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
1 Akses
§ Transfer tidak sesuai 3 4 1 12 2
§ Keterbatasan tempat tidur 4 4 1 16 1
KURATIF-
REHABILITATIF
Masyarakat
Sehat Yang
Mandiri Dan
PROMOTIF - PREVENTIF
Berkeadilan
Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif
sesuai kondisi dan kebutuhan
94
VISI DAN MISI PRESIDEN
PEMBANGUNAN
TRISAKTI:
MANUSIA,
Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik;
Indonesia
SEKTOR
Daerah terpencil/sangat
terpencil, kepulauan dan
Perbatasan
Sumber: Kemenkes, 2015
SASARAN POKOK PEMBANGUNAN KESEHATAN DALAM
RPJMN 2015 -2019
(PERPRES N0. 2 TAHUN 2015)
Jaminan Kesehatan
Paradigma Sehat Penguatan Yankes Nasional
Program Program Program
• Pengarusutamaan kesehatan dlm • Peningkatan Akses • Benefit
pembangunan • Sistem pembiayaan: asuransi – azas
• Peningkatan Mutu gotong royong
• Prom prev sbg pilar utama upaya
kesehatan • Regionalisasi Rujukan • Kendali Mutu & Kendali Biaya
• Pemberdayaan masyarakat • Sasaran: PBI dan Non PBI
Indikator
Indikator • Jml Kecamatan yg memiliki
minimal 1 Puskesmas yg Tanda kepesertaan
• Kota Sehat tersertifikasi akreditasi KIS – Kartu BPJS
• Kecamatan Sehat • Jml Kab/Kota yg memiliki minimal Indikator:
1 RSUD yg terakreditasi
Total coverage
Sumber: Kemenkes, 2015
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA
MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT
Sehat (70%*) Mengeluh Sakit (30%*)
1 Peningkatan Akses
2 Peningkatan Mutu
3 Regionalisasi Rujukan
PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN YANKES PRIMER
} Standart Pelayanan Minimal
} Standart SDM Kesehatan Minimal
} Standart Alkes – Obat Minimal
} Standart Sarpras Minimal
HARUS SAMA
PENDEKATAN
KAWASAN TERPENCIL/
KAWASAN PERKOTAAN KAWASAN PERDESAAN
SANGAT TERPENCIL
AKREDITASI
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Definisi:
Sebutkan RECOMMENDATION (rekomendasi tindak lanjut) yang dianjurkan oleh petugas medis
saat ini, rekomendasi yang dianjurkan bisa antara lain:
• Permintaan untuk melihat pasien sesegera mungkin, merujuk atau transfer pasien, konsultasi
ke dokter lain, atau menjelaskan kepada pasien atau keluarganya tentang perubahan kondisi
yang terjadi.
• Permintaan untuk advis pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan.
• Permintaan untuk advis perubahan terapi atau tindakan lain yang diperlukan.
• Setelah diberikan advis untuk tindak lanjut, lakukan prosedur CABAK (CAtat, BAca kembali
dan Konfirmasi) terhadap advis tersebut sebelum dilakukan.
• Ucapkan terima kasih dan salam penutup.
Source: youtube.com
Kunci Utama – Dasar Komunikasi
a. STOP (Menghentikan
aktivitas)
b. LOOK ( Tatap lawan
bicara)
c. LISTEN (Dengar apa
yang disampaikan)
The Art of Effective Communication
Kesediaan mendengar
menjadikan lebih pintar Jawaban pasti tentu
lebih berarti
The art of Questioning The art of Surprising
“Bertanya memperkaya
wacana”
• Gunakan kalimat
pendek & bahasa • Berikan perhatian ekstra
yg mudah • Pahami masalah sebelum
dimengerti ditanya
• Fokuskan • Rencanakan & siapkan
pertanyaan untuk kejutan positif yg berkesan
kelengkapan data /
membantu
penyelesaian Kejutan mengesankan
masalah kepedulian
Bermain HP
MANFAAT AKREDITASI FKTP
• BAGI DINKES PROV & KAB/KOTA : Sebagai WAHANA PEMBINAAN peningkatan mutu kinerja melalui perbaikan yang
berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis,
serta penerapan manajemen risiko
• BAGI BPJS KESEHATAN : Sebagai syarat recredensialing FKTP
• BAGI FKTP :
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas .
3. Meningkatkan pendidikan pada staf
4. Meningkatkan pengelolaan risiko
5. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf
6. Meningkatkan reliabilitas dlm pelayanan, ketertiban pendokumentasian, dan konsistensi dlm bekerja
7. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
• BAGI MASYARAKAT ( PENGGUNA JASA)
1. Memperkuat kepercayaan masyarakat
2. Adanya Jaminan Kualitas
KONSEP DASAR AKREDITASI PUSKESMAS
2
STANDAR FKTP 1
Instrumen
Akreditasi 4 6
Badan Akreditasi
SERTIFIKAT
SASARAN AKREDITASI FKTP
KOMPONEN PENILAIAN
ADIMINISTRASI MANAJEMEN
PUSKESMAS UKM
LAYANAN KLINIS
ADIMINISTRASI MANAJEMEN
KLINIK
LAYANAN KLINIS
ADIMINISTRASI MANAJEMEN
DPM
LAYANAN KLINIS
AKREDITASI FKTP
PARIPURNA
PARIPURNA
PUSKESMAS
KLINIK PRATAMA
UTAMA
DPM
MADYA TERAKREDITASI
MADYA
TIDAK
DASAR TERAKREDITASI
DASAR
TIDAK
TIDAK TERAKREDITASI TERAKREDITASI
8. Meneruskan
Rekomendasi hasil
survei
3. Dinkes Prov
Meneruskan permohonan Koordinator
Sesudah check kesiapan Surveior di
10. Meneruskan sertifikat
Provinsi
Ke Kabupaten
7.Rekomendasi
Dinkes Kab 6. Survei
Hasil survei
akreditasi
Rerata 3 Hari
6 - bln efektif
Pendampingan oleh Tim Pendamping
dalam rangka mempersiapkan FKTP
agar siap untuk di survei akreditasi
LANGKAH PERSIAPAN AKREDITASI
PENILAIAN
PRA SURVEI
IMPLEMENTASI
PENYUSUNAN
DOKUMEN
SELF ASSESSMENT
WORKSHOP/
PELATIHAN
LOKAKARYA
LANGKAH PERSIAPAN FKTP UNTUK AKREDITASI
Pemetaan
SELF ASSESSMENT
üMenganalisis kondisi awal
WORKSHOP Puskesmas
LOKAKARYA üPelatihan / Workshop ttg : üMenemukan fakta-fakta &
lStandar & instrumen rekomendasi untuk perbaikan
üMembangun komitmen terkait kelengkapan
akreditasi
Pimpinan & staf FKTP
lPenyusunan Dokumen persyaratan akreditasi
üPemahaman thd Kebijakan üTindak Lanjut :
bila dibutuhkan, perlu
& konsep akreditasi FKTP lPembahasan Pokja
pemahaman tentang :
üPembentukan Panitia & lmapping dok yg belum
● Tatalaksana SA
Pokja hasil rekomendasi
● Audit Internal
● Pasien safety & K3 lPenyusunan Rencana
üTindak Lanjut : aksi
lSK Panitia & Tim üTindak lanjut :
lJadwal kegiatan lPembagian Tim utk SA
lpersiapan untuk SA
1. Lokakarya
–Untuk menggalang komitmen untuk memberikan pelayanan yang
bermutu dan menyiapkan akreditasi
–Pemahaman tentang akreditasi
–Pemahaman tentang kebijakan akreditasi, konsep mutu
–Pembentukan panitia/tim persiapan akreditasi FKTP, dan pembentukan
kelompok kerja.
–Lama : 1 hari
2. Workshop/Pelatihan
1. Tidak terakreditasi: jika pencapaian nilai Bab I < 75 %, Bab II, III < 60 %,
Bab IV < 40 %
2. Terakreditasi dasar: Bab I ≥ 75 %, Bab II, III ≥ 60 %, Bab IV ≥ 40 %
3. Terakreditasi utama: Bab I, II, III ≥ 75 %, Bab IV ≥ 60 %,
4. Terakreditasi paripurna: jika semua Bab ≥ 80 %
TERIMA KASIH
PENYUSUNAN
DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN
DALAM AKREDITASI
Jenis Dokumen Akreditasi FKTP :
1. Dokumen Induk
Dokumen asli dan telah disahkan oleh Kepala FKTP.
2. Dokumen terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada
sekretariat/tiap unit/pelaksana, terdaftar dalam
Daftar Distribusi Dokumen Terkendali, dan menjadi
acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan dapat
ditarik bila ada perubahan (revisi). Dokumen ini
harus ada tanda/stempel “TERKENDALI”.
3. Dokumen Tidak Terkendali
Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan
eksternal atau atas permintaan pihak di luar FKTP
digunakan untuk keperluan insidentil, tidak dapat
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
pekerjaan dan memiliki tanda/stempel “TIDAK
TERKENDALI”. Yang berhak mengeluarkan dokumen
ini adalah Penanggung jawabManajemen Mutu dan
tercatat pada Daftar Distribusi Dokumen Tidak
Terkendali.
4. Dokumen Kedaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh
karena telah mengalami perubahan/revisi sehingga
tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dokumen ini harus ada tanda/stempel
“KEDALUWARSA”. Dokumen induk diidentifikasi dan
dokumen sisanya dimusnahkan.
DOKUMEN AKREDITASI
• Adalah semua dokumen/regulasi internal yg harus disiapkan, yang
merupaan persyaratan yang diminta oleh standar akreditasi.
• Dibedakan :
– Dokumen ACUAN
– Dokumen yg merupakan REGULASI
– Rekaman: dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan.
KEBIJAKAN dan PEDOMAN
1. KEBIJAKAN :
• Adalah penetapan pimpinan pada tataran strategis, dan bersifat garis besar.
• Untuk penerapannya perlu disusun Pedoman / Panduan dan Prosedur à Kejelasan
langkah-langkah untuk melaksanakan kebijakan (Peraturan).
• Ditetapkan dengan Peraturan. Dapat dituangkan dalam Pasal-pasal atau sebagai
lampiran dari Surat Keputusan tsb.
2. PEDOMAN UNIT, terdiri dari Pedoman Pengorganisasian dan Pedoman
Pelayanan
3. Panduan :
• Petunjuk dalam melakukan kegiatan
• Hanya meliputi satu kegiatan
3. PROSEDUR.
SOP (Standar Operasional Prosedur)
• Adalah langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja
rutin tertentu
• Agar proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten,
seragam dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku.
Sistematika Pedoman
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Klinik
BAB III Visi, Mis, Falsafah, Nilai dan Tujuan Klinik
BAB IV Struktur Organisasi Klinik
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
• Laporan Harian
• Laporan Bulanan
• Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
PROSEDUR.
SOP (Standar Operasional Prosedur)
Adalah langkah-langkah yang dibakukan
untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu
Agar proses kerja rutin terlaksana dengan
effisien, efektif, konsisten, seragam dan aman
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
melalui pemenuhan standar yang berlaku.
Tujuan:
berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik.
Kata kunci : “ Sebagai acuan penerapan
langkah-langkah untuk ……”
Kebijakan:
berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi
dasar dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk
SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan
dituliskan: Keputusan Kepala FKTP No 005/2014
tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
• Syarat penyusunan SOP :
§ SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan
tersebut atau oleh unit kerja tersebut.
§ flow charting dari suatu kegiatan.
§ dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana,
kapan, dan mengapa.
§ jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat
dan objek SOP harus jelas.
§ harus menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi
pelaksana dengan bahasa yang dikenal pemakai.
§ harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan.
KUNCINYA :
TULIS YANG DIKERJAKAN DAN KERJAKAN YANG DITULIS , BISA
DIBUKTIKAN SERTA DAPAT DITELUSURI DENGAN BUKTINYA.
Logo Judul SOP.
FASYANKES No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Nama FKTP Tanda tangan Ka FKTP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
6. Unit terkait
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di
atas, dapat ditambahkan antara lain: bagan
alir, dokumen terkait, dsb menyesuaikan
dengan format SOP yang ditentukan oleh
Pemerintah Daerah, yang penting dalam satu
organisasi menggunakan satu format yang
seragam.
1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
3. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.
5. Cara melaksanakan kegiatan.
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
PETUNJUK PENULISAN PROGRAM
Pendahuluan : berisi hal-hal umum yg masih terkait dg program.
Latar belakang : justifikasi / alasan mengapa disusun program.
Tujuan Umum : tujuan secara garis besar.
Tujuan khusus : tujuan secara rinci.
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan : adalah langkah-langlah kegiatan
yg harus dilakukan untuk tercapainya tujuan program.
Cara melaksamakan kegiatan : metode melaksanakan kegiatan, a.l :
membentuk Tim, melakukan rapat, adalah target per tahun
ygmelakukan audit dsb.
Sasaran : adalah target per tahun yg spesifik dan terukur utk
mencapai tujuan upaya / kegiatan.
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan
untuk merealisir tujuan tertentu
Sasaran yang baik harus memenuhi kriteria
“SMART” yaitu :
• Specific :
– menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan cara
pencapaiannya.
– Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga
dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang
spesifik.
uMeasurable :
uharus terukur dan
udapat dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya.
uAkuntabilitas harus ditanamkan kedalam proses perencanaan >
metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/
kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan
sasaran tersebut dilaksanakan.
• Agressive but Attainable, Achievable :
– sasaran harus dijadikan standar keberhasilan,
– sasaran harus menantang, namun tidak boleh mengandung target
yang tidak layak.
– Misalnya kita bisa menetapkan sebagai suatu sasaran : “Pengurangan
kematian akibat TB akan dapat dicapai sampai ke tingkat tertentu”
tetapi meniadakan kematian merupakan hal yang tidak dapat
dipastikan kelayakannya.
§ Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan
hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat
terhadap pelayanan OAT sebesar 50%
§ Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan
(sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada upaya/ kegiatan 5 (lima)
tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan
dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai
dengan batas-batas tahun anggaran di FKTP.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan :
uadalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkah-langkah
pelaksanaan upaya/ kegiatan .
uLama waktu tergantung rencana upaya/ kegiatan tersebut
dilaksanakan.
uUntuk program tahunan, maka jadwal yang dibuat adalah jadwal
untuk 1 tahun,
uuntuk upaya/ kegiatan 5 tahun maka jadwal yang harus dibuat
adalah jadual 5 tahun.
uJadwal pelaksanaan kegiatan dapat dibuat time table (Gan Chart).
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan :
uevaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi terhadap jadual kegiatan.
ujadual tersebut akan dievaluasi setiap kurun waktu tertentu, sehingga
apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan
jadwal, maka dapat segera dilakukan koreksi
uKarena itu yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun
waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa
yang melakukan.
• Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah :
– bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan
tersebut dan
– kapan laporan tersebut harus dibuat.
– Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan
tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
ú Pencatatan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah bagaimana melakukan
pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
ú Pelaporan adalah:
bagaimana membuat laporan program dan
kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan dan
kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
ú Evaluasi kegiatan :
adalah evaluasi pelaksanaan Upaya/ kegiatan secara menyeluruh.
yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi
harus dilakukan.
“MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN BUKAN
LAGI SEBUAH KEWAJIBAN BAGI FKTP TETAPI
MENJADI KEBUTUHAN UNTUK DI
IMPLEMENTASIKAN & ITU HARUS DIMULAI
SEKARANG”
TERIMA KASIH