Anda di halaman 1dari 40

Nomor Peserta : 19031152310521

Nama : Sutarmadi, S.Kom


Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Sukoharjo Jawa Tengah

TUGAS AKHIR MODUL 5: STRATEGI PEMBELAJARAN


Setelah Saudara mendalami materi mata kegiatan: model-model pembelajaran,
media pembelajaran, pengembangan bahan ajar, dan terakhir perencanaan
pembelajaran, kemampuan memahami kompetensi pedagogik hampir purna.
Untuk mengukur tingkat kepurnaan tersebut, kerjakan tugas berikut:
1. Susun perangkat pembelajaran mata pelajaran yang Saudara ampu untuk satu
kompetensi dasar. Adapun perangkat pembelajaran yang dimaksud terdiri dari: a.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik
b. Mendesain atau membuat media pembelajaran yang relevan (minimal media
presentasi dengan powerpoint)
2. Anda telah mempelajari beberapa model pembelajaran berbasis SCL yang juga
relevan dengan pendekatan saintifik. Silakan Anda memilih satu model
(misalnya model kooperatif Jigsaw) dan catatlah sintaknya (langkah-langkah
pembelajarannya). Kemudian, bukalah YouTube dan temukan video tentang
penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Amati dengan cermat
bagaimana sintak model kooperatif Jigsaw tersebut dilaksanakan, Kemudian
jelaskan apakah sintak model kooperatif Jigsaw dalam video tersebut sesuai
dengan catatan sintak model pembelajaran kooperatif Jigsaw Anda?
Kerjakan secara mandiri tugas ini, kemudian kirimkan hasilnya dalam bentuk file
PDF atau MS Word

1. Perangkat pembelajaran
A. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Sekolah : SMK Negeri 1 Sukoharjo
Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar
Program Studi Keahlian : Teknik Komputer dan Informatika
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Proses Routing
Alokasi Waktu : 5 Pertemuan ( 4 x 270 menit)

A. Kompetensi Inti
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Dasar-dasar Teknik Komputer dan Informatika pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
KI 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kerja Teknik Komputer dan Jaringan. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.3 Memahami proses routing
4.3 Mengkaji jenis-jenis routing

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3 Memahami proses routing
Indikator:
3.3.1 Menjelaskan konsep routing
3.3.2 Mengklasifikasikan jenis protokol routing
4.3 Mengkaji jenis-jenis routing
Indikator:
4.3.1 Mempresentasikan konsep routing

D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi dan mengkaji berbagai sumber, siswa SMK Kelas XI dapat
memahami konsep VLAN dengan baik dan benar.
2. Setelah berdiskusi dan mengkaji berbagai sumber, siswa SMK Kelas XI dapat
membedakan jenis-jenis protokol routing dengan baik dan benar.
3. Setelah melakukan pengamatan, siswa SMK Kelas XI dapat mendemonstrasikan
konsep routing dengan percaya diri.

E. Materi Pembelajaran
Materi yang akan dipelajari yaitu :
1. Routing dan routers
2. Prinsip dan cara kerja routing
3. Protokol routing
4. Default routes
5. Multiple gateways
6. Routing dan packet forwarding
7. Bridging
8. VLSM
9. CIDR
10. Routing table
11. Link state
12. Distance vector
13. Classfull
14. Metric
15. Administrative distance
16. Load balancing

F. Pendekatan, Model dan Metode


Pendekatan Pembelajaran : Scientific Learning
Model Pembelajaran : STAD (student teams achievement divisions)
Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, praktik dan presentasi.

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1 (6 JP = 270 menit)
Langkah Sintak Model Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan 1. Memberi salam, menanyakan
kabar siswa, dan melakukan
kegiatan berdoa.
2. Mengecek kesiapan belajar
siswa, baju rapi, lengkap, ruang
kelas kondusif, terang, bersih,
presensi (absensi), dan media
20 menit
belajar lengkap.
3. Mengajukan pertanyaan tentang
materi yang telah dipelajari
4. Memberitahukan tujuan
pembelajaran dan memberi
batasan ruang lingkup pelajaran
yang akan dibahas.
Kegiatan Inti  Stimulation Mengamati
(memberi 1. Guru meminta peserta didik
stimulus) untuk mengamati materi
tentang konsep dasar routing 50 menit
dan jenis-jenis protokol
routing
2. Peserta didik menyimak
ceramah guru mengenai
konsep dasar routing dan
jenis-jenis protokol routing
 Problem Menanya (Critical Thinking)
statement 1. Peserta didik membuat
(mengidentifikasi identifikasi pertanyaan 40 menit
masalah) mengenai konsep dasar routing
dan jenis-jenis protokol
routing
 Data Collection Mengumpulkan informasi
(mengumpulkan (Creatif Thinking)
data) 1. Peserta didik secara
berkelompok mencari 40 menit
informasi sebagai jawaban
atas pertanyaan yang telah
disusun dengan membaca
dari dari buku pedoman atau
mencari referensi dari
sumber lainnya
 Verification Mengasosiasi (Collaboration)
(memverifikasi) 1. Peserta didik secara
berkelompok dapat 40 menit
menghubungkan informasi
yang diperoleh untuk membuat
kesimpulan mengenai konsep
dasar routing dan jenis-jenis
protokol routing
 Generalization Mengkomunikasikan
(menyimpulkan) 1. Masing-masing kelompok
menyajikan hasil identifikasi
tentang konsep dasar routing 40 menit
dan jenis-jenis protokol
routing
2. Guru bersama peserta didik
membuat kesimpulan
mengenai konsep dasar
routing dan jenis-jenis
protokol routing
Kegiatan 1. Guru memberikan pertanyaan-
Penutup pertanyaan untuk mengukur
ketercapaian tujuan
pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada peserta 40 menit
didik untuk merefleksikan
materi pembelajaran.
2. Guru memberikan arahan
untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2 (6 JP = 270 menit)


Langkah Sintak Model Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan 1. Memberi salam, menanyakan
kabar siswa, dan melakukan
kegiatan berdoa.
2. Mengecek kesiapan belajar
siswa, baju rapi, lengkap, ruang 20 menit
kelas kondusif, terang, bersih,
presensi (absensi), dan media
belajar lengkap.
3. Mengajukan pertanyaan tentang
materi yang telah dipelajari
4. Memberitahukan tujuan
pembelajaran dan memberi
batasan ruang lingkup pelajaran
yang akan dibahas.
Kegiatan Inti  Stimulation Mengamati
(memberi 1. Guru meminta peserta didik
stimulus) untuk mengamati materi
tentang default routing, 50 menit
multiple gateaways dan
packet forwarding.
2. Peserta didik menyimak
ceramah guru mengenai
default routing, multiple
gateaways dan packet
forwarding.
 Problem Menanya (Critical Thinking)
statement 1. Peserta didik membuat
(mengidentifikasi identifikasi pertanyaan 40 menit
masalah) mengenai default routing,
multiple gateaways dan packet
forwarding.
 Data Collection Mengumpulkan informasi
(mengumpulkan (Creatif Thinking)
data) 1. Peserta didik secara
berkelompok mencari 40 menit
informasi sebagai jawaban
atas pertanyaan yang telah
disusun dengan membaca
dari dari buku pedoman atau
mencari referensi dari
sumber lainnya
 Verification Mengasosiasi (Collaboration)
(memverifikasi) 1. Peserta didik secara
berkelompok dapat 40 menit
menghubungkan informasi
yang diperoleh untuk membuat
kesimpulan mengenai default
routing, multiple gateaways
dan packet forwarding.
 Generalization Mengkomunikasikan
(menyimpulkan) 1. Masing-masing kelompok
menyajikan hasil identifikasi
mengenai default routing, 40 menit
multiple gateaways dan packet
forwarding.
2. Guru bersama peserta didik
membuat kesimpulan
mengenai default routing,
multiple gateaways dan packet
forwarding.
Kegiatan 1. Guru memberikan pertanyaan-
Penutup pertanyaan untuk mengukur
ketercapaian tujuan
pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada peserta
40 menit
didik untuk merefleksikan
materi pembelajaran.

2. Guru memberikan arahan


untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan 3 (6 JP = 270 menit)


Langkah Sintak Model Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan 1. Memberi salam, menanyakan
kabar siswa, dan melakukan
kegiatan berdoa.
2. Mengecek kesiapan belajar
siswa, baju rapi, lengkap,
ruang kelas kondusif, terang,
bersih, presensi (absensi), dan
media belajar lengkap. 20 menit
3. Mengajukan pertanyaan
tentang materi yang telah
dipelajari
4. Memberitahukan tujuan
pembelajaran dan memberi
batasan ruang lingkup
pelajaran yang akan dibahas.
Kegiatan Inti  Stimulation Mengamati
(memberi 1. Guru meminta peserta didik
stimulus) untuk mengamati materi
tentang Bridging, VLSM, 50 menit
dan CIDR.
2. Peserta didik menyimak
ceramah guru mengenai
Bridging, VLSM, dan CIDR.
 Problem Menanya (Critical Thinking)
statement 1. Peserta didik membuat
(mengidentifikasi identifikasi pertanyaan 40 menit
masalah) mengenai Bridging, VLSM,
dan CIDR.
 Data Collection Mengumpulkan informasi
(mengumpulkan (Creatif Thinking)
data) 1. Peserta didik secara
berkelompok mencari 40 menit
informasi sebagai jawaban
atas pertanyaan yang telah
disusun dengan membaca
dari dari buku pedoman atau
mencari referensi dari
sumber lainnya

 Verification Mengasosiasi (Collaboration)


(memverifikasi) 1. Peserta didik secara
berkelompok dapat 40 menit
menghubungkan informasi
yang diperoleh untuk membuat
kesimpulan mengenai
Bridging, VLSM, dan CIDR.
 Generalization Mengkomunikasikan
(menyimpulkan) 1. Masing-masing kelompok
menyajikan hasil identifikasi
tentang Bridging, VLSM, dan 40 menit
CIDR.
2. Guru bersama peserta didik
membuat kesimpulan
mengenai Bridging, VLSM,
dan CIDR.
Kegiatan 1. Guru memberikan pertanyaan-
Penutup pertanyaan untuk mengukur
ketercapaian tujuan
pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada peserta 40 menit
didik untuk merefleksikan
materi pembelajaran.
2. Guru memberikan arahan
untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan 4 (6 JP = 270 menit)


Langkah Sintak Model Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan 1. Memberi salam, menanyakan
kabar siswa, dan melakukan
kegiatan berdoa.
2. Mengecek kesiapan belajar
siswa, baju rapi, lengkap,
ruang kelas kondusif, terang,
20 menit
bersih, presensi (absensi), dan
media belajar lengkap.
3. Mengajukan pertanyaan
tentang materi yang telah
dipelajari
4. Memberitahukan tujuan
pembelajaran dan memberi
batasan ruang lingkup
pelajaran yang akan dibahas.
Kegiatan Inti  Stimulation Mengamati
(memberi 1. Guru meminta peserta didik
stimulus) untuk mengamati materi
tentang routing table, link 50 menit
state, dan distance vector.
2. Peserta didik menyimak
ceramah guru mengenai
routing table, link state, dan
distance vector.
 Problem Menanya (Critical Thinking)
statement 1. Peserta didik membuat
(mengidentifikasi identifikasi pertanyaan 40 menit
masalah) mengenai routing table, link
state, dan distance vector.
 Data Collection Mengumpulkan informasi
(mengumpulkan (Creatif Thinking)
data) 1. Peserta didik secara
berkelompok mencari 40 menit
informasi sebagai jawaban
atas pertanyaan yang telah
disusun dengan membaca
dari dari buku pedoman atau
mencari referensi dari
sumber lainnya
 Verification Mengasosiasi (Collaboration)
(memverifikasi) 1. Peserta didik secara
berkelompok dapat 40 menit
menghubungkan informasi
yang diperoleh untuk membuat
kesimpulan mengenai routing
table, link state, dan distance
vector.
 Generalization Mengkomunikasikan
(menyimpulkan) 1. Masing-masing kelompok
menyajikan hasil identifikasi
tentang routing table, link 40 menit
state, dan distance vector.
2. Guru bersama peserta didik
membuat kesimpulan
mengenai routing table, link
state, dan distance vector.
Kegiatan 1. Guru memberikan pertanyaan-
Penutup pertanyaan untuk mengukur
ketercapaian tujuan
40 menit
pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk merefleksikan
materi pembelajaran.
2. Guru memberikan arahan
untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan 5 (6 JP = 270 menit)


Langkah Sintak Model Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan 1. Memberi salam, menanyakan
kabar siswa, dan melakukan
kegiatan berdoa.
2. Mengecek kesiapan belajar
siswa, baju rapi, lengkap,
ruang kelas kondusif, terang,
bersih, presensi (absensi), dan
media belajar lengkap. 20 menit
3. Mengajukan pertanyaan
tentang materi yang telah
dipelajari
4. Memberitahukan tujuan
pembelajaran dan memberi
batasan ruang lingkup
pelajaran yang akan dibahas.
Kegiatan Inti  Stimulation Mengamati
(memberi 1. Guru meminta peserta didik
stimulus) untuk mengamati materi
tentang classfull, metric, 50 menit
administrative distance, dan
load balancing.
2. Peserta didik menyimak
ceramah guru mengenai
classfull, metric,
administrative distance, dan
load balancing.
 Problem Menanya (Critical Thinking)
statement 1. Peserta didik membuat
(mengidentifikasi identifikasi pertanyaan 40 menit
masalah) mengenai classfull, metric,
administrative distance, dan
load balancing.
 Data Collection Mengumpulkan informasi
(mengumpulkan (Creatif Thinking)
data) 1. Peserta didik secara
berkelompok mencari 40 menit
informasi sebagai jawaban
atas pertanyaan yang telah
disusun dengan membaca
dari dari buku pedoman atau
mencari referensi dari
sumber lainnya
 Verification Mengasosiasi (Collaboration)
(memverifikasi) 1. Peserta didik secara
berkelompok dapat 40 menit
menghubungkan informasi
yang diperoleh untuk
membuat kesimpulan
mengenai classfull, metric,
administrative distance, dan
load balancing.
 Generalization Mengkomunikasikan
(menyimpulkan) 1. Masing-masing kelompok
menyajikan hasil identifikasi
tentang classfull, metric, 40 menit
administrative distance, dan
load balancing.
2. Guru bersama peserta didik
membuat kesimpulan
mengenai classfull, metric,
administrative distance, dan
load balancing.
Kegiatan 1. Guru memberikan pertanyaan-
Penutup pertanyaan untuk mengukur
ketercapaian tujuan
pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada peserta 40 menit
didik untuk merefleksikan
materi pembelajaran.
2. Guru memberikan arahan
untuk pertemuan berikutnya.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran, Remedial, dan Pengayaan


1. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap

Aspek Perilaku yang


N Jumla Skor Kode
Nama Siswa Dinilai
o h Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 … 75 75 50 75 275 68,75 C
2 … ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100= Sangat Baik

50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00= Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2. Instrumen dan Teknik Penilaian


a. Teknik Penilaian:
1) Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
2) Penilaian Keterampilan : Presentasi/Demonstrasi
b. Instrumen Penilaian
1) Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dengan tes tertulis

No. Pertanyaan Skor


1 Soal terlampir
Nilai Akhir (NA) 100

Kunci Jawaban
No. Jawaban
1 Kunci jawaban terlampir

Kriteria Penilaian
No. Skor
1 Skor 0 bila tidak menjawab
Skor 20 bila jawaban salah
Skor 30 bila jawaban kurang benar
Skor 40 bila jawaban mendekati benar
Skor 50 bila jawaban benar

2) Keterampilan
a) Penilaian keterampilan dengan presentasi
Sifat Tugas : Individu/Kelompok
Nama : ................................
Tugas Ke- : ................................
No. Komponen Bobot Skor Nilai
1 Penguasaan Materi
a. Kemampuan konseptualisasi 15%
b. Kemampuan menjelaskan 15%
c. Kemampuan berargumentasi 20%
2 Penyajian
a. Sistematika penyajian 15%
b. Visualisasi 15%
3 Komunikasi Verbal
a. Penggunaan bahasa 10%
b. Intonasi dan tempo 10%
Jumlah 100% NA
Petunjuk :
Skor : 0 – 100
Nilai Akhir : (bobot x skor)

b) Penilaian keterampilan dengan praktik


Sifat Tugas : Individu/Kelompok
Nama : ................................
Tugas Ke- : ................................
No. Komponen Rentang Skor
1 Persiapan 20
2 Proses 50
3 Hasil 20
4 Waktu 10
Jumlah 100

I. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media : Power Point Presentation, Internet, Video dan Modul PDF
2. Alat : Laptop, LCD Proyektor, Papan Tulis, Spidol, Alat Tulis.
3. Bahan : Spidol
4. Sumber belajar :
a. Buku Administrasi Infrastruktur Jaringan Kelas XI (buku penunjang yang relevan)
b. Internet

Daftar Pustaka
a. Likmatalatri, L.(_______). Administrasi Infrastruktur Jaringan. Surakarta: Puta
Nugraha. .
b. Patwiyanto, Wahyuni, S., Prasetyo, S.A. (2018). Administrasi Infrastruktur
Jaringan. Yogyakarta: Andi Offset

Sukoharjo, 17 Juli 2018

Mengetahui;
Kepala SMK Negeri 1 Sukoharjo Guru Mata Pelajaran,

Drs. Mujiono Sutarmadi, S.Kom


NIP. 19610607198803 1 005 NIP. -
LAMPIRAN
I. Teknik Penilaian
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 1
No. Pertanyaan Skor
1 Apa perbedaan routing dan routing protocol? 50
2 Jelaskan klasifikasi routing protokol! 50
Nilai Akhir 100
Kunci Jawaban:
1. Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket
data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan jainnya. Sedangkan, routing
protocol adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing yang akan
membentuk sebuah tabel routing sehingga pengalamatan pada paket data yang
akan dikirim menjadi lebih jelas dan routing protocol mencari rute tersingkat
untuk mengirimkan paket data menuju alamat yang dituju.
2. Klasifikasi routing protokol dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

a. Interior Gateway Protocol


Interior Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang
bernama Autonomous System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya
dalam satu kendali teknik yang terdiri dari beberapa subnetwork dan
gateway yang saling berhubungan satu sama lain. Interior routing
diimplementasikan melalui RIP, EIGRP, OSPF, dll.
b. Exterior Gateway Protocol
Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous System yang saling
berhubungan satu sama lain dan untuk menghubungkan Autonomous System
dengan Autonomous System yang lainnya maka Autonomous System
menggunakan exterior routing protocol sebagai pertukaran informasi
routingnya. Tetapi kelemahan protokol ini tidak bisa memberikan rute
terbaik untuk pengiriman paket data.
Pertemuan 2
No. Pertanyaan Skor
1 Apa yang dimaksud dengan default route? 50
2 Bagaimana cara kerja port forwarding? 50
Nilai Akhir 100
Kunci Jawaban:
1. Default route adalah jalur default untuk paket yang mempunyai alamat network
tujuan tertentu tapi tidak terdapat di routing table router yang disinggahi. Default
route didefiniskan dengan alamat : 0.0.0.0/0. Default route pada routing table
ditandai dengan flag “S*”.
2. Port forwarding atau bisa juga disebut sebagai pemetaan port adalah sebuah
pengaplikasian dari fungsi Network Address Translation (NAT) yang
meneruskan permintaan komunikasi berasal dari 1 ip address dengan kombinasi
port komunikasi ke ip address dan port komunikasi yang lain sesuai rules yang
dibuat dan melewati gateway seperti router atau firewall.

Pertemuan 3
No. Pertanyaan Skor
1 Sebutkan beberapa fungsi bridging secara singkat! 50
2 Jelaskan persamaan VLSM dan CIDR? 50
Nilai Akhir 100
Kunci Jawaban:
1. Adapun fungsi dari bridge diantaranya sebagai berikut di bawah ini:
a. Bridge dapat berfungsi menghubungkan 2 buah jaringan komputer LAN
yang sejenis, sehingga dapat memiliki satu jaringan LAN.
b. Bridge juga dapat berfungsi sebagai router pada jaringan komputer yang
luas, hal seperti ini sering dinamakan dengan istilah “Bridge-Router”.
c. Bridge memetakan alamat ethernet dari setiap titik atau node yang
terdapat pada masing-masing segmen jaringan komputer, dan hanya dapat
memperbolehkan lalu lintas data yang memang dibutuhkan melintasi
bridge
2. Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi
kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna
mengatasi kekerungan IP Address tersebut.
Pertemuan 4
No. Pertanyaan Skor
1 Apa yang dimaksud dengan distance vector dan link state? 50
2 Perhatikan topologi dibawah ini: 50
a. Jika menggunakan metode Distance Vector maka dari
R1 ke R2 akan lewat mana?
b. Jika menggunakan metode Link State maka dari R1 ke
R2 akan lewat mana?

Nilai Akhir 100


Kunci Jawaban:
1. Berdasarkan Routing Operasi secara garis besar dibedakan menjadi 2 distance
vector dan link state. Distance vector adalah protocol routing yang menitik
beratkan pada jarak dan arah. didalam melakukan pemutusan routing terdekat
ditentukan pada jarak dan arah terdekat (Hop Count). Sedangkan, link state adalah
protocol routing yang menitik beratkan pada perhitungan metric cost.
2. Sesuai topologi maka:
a. Distance Vector akan menggunakan jalur R1 langsung ke R2 karena dianggap
paling dekat walaupun koneksi menggunakan serial interface yang
kecepatannya jauh lebih lambat dari gigabyte port.
b. Link State akan menggukanan jalur R1-R3-R4-R2, karena walaupun hop
count nya jauh lebih banyak tapi bandwitdhnya lebih besar/ lebih cepat.
Pertemuan 5
No. Pertanyaan Skor
1 Apa perbedaan dari classfull dan classless? 50
2 Mengapa load balancing banyak digunakan untuk website atau 50
aplikasi berbasis web lainnya?
Nilai Akhir 100
Kunci Jawaban:
1. Classful secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau "menggunakan
kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classful dapat
diartikan menjadi "pengalamatan IP berdasarkan kelas". Pengalamatan dengan
metode ini ada pada pengalamatan IPv4 yang dibagi menjadi kelas A, B, C, D,
dan E. Kelemahan dari classful routing protocols ialah tak dapat men-suport
VLSM. Sedangkan, Classless secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau
"tidak menggunakan kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP,
pengalamatan IP classless dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP tanpa
mengenal kelas" dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing
(CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format
pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP
kemudian diikuti dengan variabel panjang prefiks.
2. Ada banyak alasan mengapa menggunakan load balancing untuk website atau
aplikasi berbasis web lainnya. Dua alasan yang utama adalah:
a. Waktu Respon. Salah satu manfaat terbesar adalah untuk meningkatkan
kecepatan akses website saat dibuka. Dengan dua atau lebih server yang
saling berbagi beban lalu lintas web, masing-masing akan berjalan lebih
cepat karena beban tidak berada pada 1 server saja. Ini berarti ada lebih
banyak sumber daya untuk memenuhi permintaan halaman website.
b. Redundansi. Dengan load balancing, akan mewarisi sedikit redundansi.
Sebagai contoh, jika website kita berjalan seimbang di 3 server dan salah
satu server bermasalah, maka dua server lainnya dapat terus berjalan dan
pengunjung website kita tidak akan menyadarinya downtime apapun.
II. Materi
PERTEMUAN 1
Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data yang
dikirim dari jaringan satu ke jaringan jainnya.
Bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission
Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat
sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-masing mulai dari
penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam sistem sehingga jika terjadi
permasalahan dalam pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik. Berdasarkan
pengiriman paket data routing dibedakan menjadi routing langsung dan routing tidak langsung.
c. Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara langsung menuju alamat tujuan
tanpa melalui host lain. Contoh: sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan
data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3
d. Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus melalui alamat host
lain sebelum menuju alamat hort tujuan. (contoh: komputer dengan alamat 192.168.1.2
mengirim data ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum menuju ke
komputer dengan alamat 192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan
alamat 192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan.
Jenis-jenis konfigurasi routing yaitu:
a. Minimal Routing adalah routing yang paling sederhana, tapi mutlak diperlukan. Biasanya
dipasang di jaringan yang terisolasi (jaringan lokal / LAN).
b. Static Routing biasanya dibangun dalam jaringan yang hanya memiliki beberapa gateway
(tidak lebih dari tiga).
c. Dinamic Routing biasanya digunakan untuk jalur routing lebih dari 1 rute untuk mencapai
tujuan yang sama.
Router adalah Perangkat keras dalam jaringan komputer yang berfungsi untuk menghubungkan
dua atau lebih jaringan yang mempunyai protocol yang sama. sehingga dengan menggunakan
router kita bisa menghubungkan 2 ip address yang memiliki host yang berbeda. contohnya kita
bisa menghubungkan IP Address 192.168.1.2 dengan IP address 192.169.10.1.Router sangat
berperan untuk jaringan berskala menengah ke atas karena digunakan untuk membagi jaringan.
Router memiliki beberapa jenis, diantaranya:
 Router Aplikasi merupakan perangkat lunak atau program aplikasi yang dapat kita instal
pada komputer sehingga sistem operasi tersebut bisa berfungsi sebagai router, beberapa
contoh router aplikasi diantaranya: winroute, wingate dan lain-lain.
 Router hardware merupakan perangkat keras pada jaringan komputer yang mempunyai
fungsi sebagai router sehingga perangkat keras tersebut dapat membagi IP address.
 Router PC merupakan sistem operasi yang diinstal pada komputer sehingga komputer
tersebut mempunyai kemampuan untuk membagi jaringan
Jika ditinjau secara umum Jenis Router ada 2 macam diantaranya:
 Router static merupakan router yang mempunyai tabel routing static sehingga harus
disetting secara manual oleh adminisrator.
 Router dinamic merupakan router yang mimiliki tabel routing dinamic yang memiliki
kemampuan mendengarkan lalu lintas jaringan dan saling berhubungan dengan router yang
lain.
Fungsi utama Router adalah merutekan paket (informasi). Sebuah Router memiliki kemampuan
Routing, artinya Router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute perjalanan informasi
(paket) akan dilewatkan, apakah ditujukan untuk host lain yang satu network ataukah berada di
network yang berbeda. Jika paket-paket ditujukan untuk host pada network lain maka router
akan meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk host
yang satu network maka router akan menghalangi paket-paket keluar.
Ilustrasi mengenai cara kerja router ini dapat dilihat pada gambar dibawah:

Pada gambar diatas terdapat 2 buah network yang terhubung dengan sebuah router. Network
sebelah kiri yang terhubung ke port 1 router mempunyai alamat network 192.168.1.0 dan
network sebelah kanan terhubung ke port 2 dari router dengan network address 192.155.2.0.
 Komputer A mengirim data ke komputer C, maka router tidak akan meneruskan data
tersebut ke network lain.
 Begitu pula ketika komputer F mengirim data ke E, router tidak akan meneruskan paket
data ke network lain.
 Barulah ketika komputer F mengirimkan data ke komputer B, maka router akan
menruskan paket data tersebut ke komputer B.
KLASIFIKASI JENIS PROTOKOL

Routing protocol adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing yang akan
membentuk sebuah tabel routing sehingga pengalamatan pada paket data yang akan dikirim
menjadi lebih jelas dan routing protocol mencari rute tersingkat untuk mengirimkan paket data
menuju alamat yang dituju.
1. Interior Gateway Protocol
Interior Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama Autonomous
System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali teknik yang terdiri
dari beberapa subnetwork dan gateway yang saling berhubungan satu sama lain. Interior
routing diimplementasikan melalui:
a. Routing Information Protocol (RIP), biasanya terdapat pada sistem operasi UNIX dan
Novell yang menggunakan metode distance vector algoritma yang bekerja dengan
menambahkan satu angka matrik jika melewati 1 gateway, sehingga jika melewati
beberapa gateway maka metriknya juga akan bertambah.
b. Open Shortest Path First (OSPF), routing ini memakan banyak resource komputer
dibanding Routing Information Protocol (RIP), akan tetapi pada routing ini rute dapat
dibagi menjadi beberapa jalan sehinggga data dapat melewati dua atau lebih rute
secara pararel.
2. Exterior Gateway Protocol
Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous System yang saling berhubungan
satu sama lain dan untuk menghubungkan Autonomous System dengan Autonomous
System yang lainnya maka Autonomous System menggunakan exterior routing protocol
sebagai pertukaran informasi routingnya. Exterior Gateway Protocol (EGP) merupakan
protokol yang mengumumkan kepada Autonomous System yang lain tentang jaringan yang
berada dibawahnya maka jika sebuah Autonomous System ingin berhubungan dengan
jaringan yang ada dibawahnya maka mereka harus melaluinya sebagai router utama. akan
tetapi kelemahan protokol ini tidak bisa memberikan rute terbaik untuk pengiriman paket
data.
a. Border Gateway Protocol (BGP). Protocol ini sudah dapat memilih rute terbaik yang
digunakan pada ISP besar yang akan dipilih.
Tujuan utama dari routing protokol adalah untuk membangun dan memperbaiki table
routing. Dimana tabel ini berisi jaringan-jaringan dan interface yang berhubungan dengan
jaringan tersebut. Router menggunakan protokol routing ini untuk mengatur informasi yang
diterima dari router-router lain dan interfacenya masing-masing, sebagaimana yang terjadi
di konfigurasi routing secara manual.
Routing protokol mempelajari semua router yang ada, menempatkan rute yang terbaik ke
table routing, dan juga menghapus rute ketika rute tersebut sudah tidak valid lagi. Router
menggunakan informasi dalam table routing untuk melewatkan paket-paket routed prokol.
Algoritma routing adalah dasar dari routing dinamis. Kapanpun topologi jaringan berubah
karena perkembangan jaringan, konfigurasi ulang atau terdapat masalah di jaringan, maka
router akan mengetahui perubahan tersebut. Dasar pengetahuan ini dibutuhkan secara
akurat untuk melihat topologi yang baru.
Pada saat semua router dalam jaringan pengetahuannya sudah sama semua berarti dapat
dikatakan internetwork dalam keadaan konvergen (converged). Keadaan konvergen yang
cepat sangat diharapkan karena dapat menekan waktu pada saat router meneruskan untuk
mengambil keputusan routing yang tidak benar.
PERTEMUAN 2
Default Route
Default route adalah jalur default untuk paket yang mempunyai alamat network tujuan tertentu
tapi tidak terdapat di routing table router yang disinggahi. Jika terdapat default route yang di-set
pada router tersebut, maka paket tersebut akan mengikuti rute default yang telah ditetapkan,
jika tidak ada default route maka paket akan dibuang/discard. Default route didefiniskan dengan
alamat : 0.0.0.0/0. Default route pada routing table ditandai dengan flag “S*”.

Multiple Gateaway
Gateway merupakan sebuah perangkat jaringan yang dapat berupa perangkat lunak maupun
perangkat keras yang berfungsi sebagai penghubung antar jaringan yang berbeda protokol.
Default Gateway merupakan salah satu pengaturan routing pada sebuah host yang akan
memberitahukan host tersebut kemana paket data akan dikirim, umumnya akan diarahkan ke
Router.
Studi kasus:
1. Analisa Kasus
Terdapat dua NIC yang keduanya terhubung ke Internet. Disini akan mengatur kedua NIC
tersebut dapat aktif secara bersamaan, menggunakan NIC kedua sebagai konektivitas
utama dan tidak terjadi konflik pada konfigurasi. Pertama berdasarkan peraturan
konfigurasi Interface Jaringan di Linux, Tidak Diperbolehkan konfigurasi tersebut
memiliki Dua atau Lebih Default Gateway dengan Value Metric yang sama. Maka dari itu,
solusi atas masalah ini adalah dengan menambahkan konfigurasi metric yang berbeda
secara manual pada kedua Interface tersebut.
2. Login ke Host Target
Pertama Login ke Host tersebut, tidak mewajibkan untuk login dengan akun Root namun
untuk kenyamanan silahkan gunakan akun Root.
3. Buka konfigurasi Network Interfaces
File konfigurasi jaringan terletak di /etc/network/interfaces untuk Distro Debian-based atau
turunan dari Debian.
Hasilnya salah satu interface tidak dapat aktif (berstatus down) karena mempunyai default
gateway yang memiliki nilai metric yang sama dengan interface yang sudah aktif lebih dulu.
Sekarang hal yang akan dilakukan adalah memberikan tambahan konfigurasi sederhana.
Dengan cara menambahkan secara manual konfigurasi dari Metric.
Metric sendiri adalah seperti konfigurasi Routing Decision atau Prefered Default Route, yang
berarti semakin kecil nilai Metric pada sebuah Interface maka Sistem akan secara otomatis
memilih Interface tersebut. Dan apabila Interface dengan Metric terkecil tidak dapat digunakan
karena sebuah alasan maka Sistem akan secara otomatis berpindah jalur menggunakan Interface
yang mempunyai Nilai Metric terkecil setelahnya.

Untuk menambahkan Konfigurasi Nilai Metric sendiri cukup simpel dan mudah, kita hanya
perlu menambahkan satu baris konfigurasi:
metric <value>
pada konfigurasi Network Interfaces yang diisikan ditiap Interface yang kita gunakan dan
konfigurasi. Ingat, semakin kecil nilai pada Metric tersebut maka Interface dengan Metric
terkecil itulah yang akan digunakan sebagai jalur utama.
Port Forwarding
Port forwarding atau bisa juga disebut sebagai pemetaan port adalah sebuah
pengaplikasian dari fungsi Network Address Translation (NAT) yang meneruskan permintaan
komunikasi berasal dari 1 ip address dengan kombinasi port komunikasi ke ip address dan port
komunikasi yang lain sesuai rules yang dibuat dan melewati gateway seperti router atau
firewall. Cara ini biasa digunakan untuk membuat layanan host yang berada di jaringan internal
agar dapat tersedia dan diakses untuk host yang berada di sisi yang berlawanan dari
gateway(jaringan external / luar).
Port forwading memungkinkan komputer remote (komputer yang berapa pada jaringan
internet) untuk menghubungkan ke komputer atau layanan tertentu dalam jaringan lokal (LAN).
Dalam sebuah jaringan, node memperoleh akses internet melalui DSL atau modem yang
tehubung ke router ataupun network address translation (NAT). Pada interface NAT yang
mengarang ke jaringan external dikonfigurasi dengan alamat IP public. Komputer di belakang
router yaitu jaringan internal yang tidak dapat terlihat oleh host yang berada di jaringan external
karena hanya masing-masing berkomunikasi dengan jaringannya sendiri.
Ketika menkonfigurasi port forwarding, administrator jaringan menyisihkan satu nomor port
komunikasi pada gateway untuk penggunaan khusus berkomunikasi dengan layanan di jaringan
internal, host external harus tahu nomor port ini dan alamat gateway untuk berkomunikasi
dengan layanan jaringan internal. Nomor port yang seringkali digunakan adalah nomor port 80
untuk layanan web (HTTP) pada port forwarding, sehingga layanan jaringan lokal juga dapat
digunakan oleh host jaringan luar.
Aplikasi atau layanan yang umum diimplementasikan dengan port forwarding yaitu:
a. Web Server (http / https)
b. Secure Shell (SSH)
c. File Transfer Protocol Server (FTP)
d. Remote Desktop Protocol (RDP)
Ada beberapa type port forwarding yaitu :
a. Port forwarding lokal
Jenis ini yang paling umum dari port forwarding. Digunakan untuk meneruskan data
dari aplikasi client lain yang bejalan pada jaringan yang sama sebagai Secure Shell
Client.
b. Remote Port Forwarding
Remote Port Forwarding memungkinkan pengguna terhubung dari sisi server
menggunakan tunneling seperti SSH, VPN atau yang lainnya ke layanan jaringan
remote yang terletak di sisi client.
c. Dynamic Port forwarding
Sama seperti Remote Port Forwarding, tetapi pada tipe ini dapat mengirim / menerima
data ke satu atau banya server tujuan.
PERTEMUAN 3
Bridge adalah suatu alat yang dapat menghubungkan jaringan komputer LAN (Local
arean Network) dengan jaringan LAN yang lain. Bridge dapat menghubungkan tipe jaringan
komputer berbeda-beda (misalnya seperti Ethernet & Fast Ethernet), ataupun tipe jaringan yang
serupa atau sama.
Alat ini bekerja pada data Link layer model OSI (Open System Interconnection), Karena itu
bridge bisa menyambungkan jaringan komputer yang memakai metode transmisi atau
medium access control yang tidak sama atau berbeda. Bridge juga adalah alat yang bisa
mempelajari alamat link yang ada pada setiap perangkat yang terhubung dengannya dan juga
mengatur alur frame berdasarkan alamat tersebut.
Adapun fungsi dari bridge diantaranya sebagai berikut di bawah ini:
a. Bridge dapat berfungsi menghubungkan 2 buah jaringan komputer LAN yang sejenis,
sehingga dapat memiliki satu jaringan LAN yang lebih besar dari ketentuan konfigurasi
LAN tanpa bridge.
b. Bridge juga dapat menghubungkan beberapa jaringan komputer yang terpisah, baik itu
tipe jaringan yang sama maupun yang berbeda.
c. Bridge juga dapat berfungsi sebagai router pada jaringan komputer yang luas, hal seperti
ini sering dinamakan dengan istilah “Bridge-Router”. Lalu bridge juga dapat men-
copy frame data yaitu dari suatu jaringan yang lain, dengan alasan jaringan itu masih
terhubung. Dan masih banyak lagi fungsi lainnya dari bridge.
d. Bridge memetakan alamat Ethernet dari setiap titik atau node yang terdapat pada
masing-masing segmen jaringan komputer, dan hanya dapat memperbolehkan lalulintas
data yang memang dibutuhkan melintasi bridge. Saat menerima sebuah paket data,
bridge akan menentukan segmen tujuan dan juga sumbernya. Kalau segmennya sama,
paket data akan di tolak dan kalau segmennya tidak sama atau berbeda paket-paket data
akan di teruskan ke segmen yang dituju. Dengan begitu bridge dapat mencegah pesan
rusak supaya tidak menyebar keluar dari satu segmen.F
e. Bridge merupakan alat yang bekerja pada physical layer dan data link layer, sehingga
dapat mempengaruhi untuk kerja jaringan LAN jika sering terjadi komunikasi yang
berbeda di jaringan LAN yang tidak sama atau berbeda yang terhubung oleh bridge.
Itulah prinsip atau cara kerja dari bridge.

CIDR (Classless Inter-Domain Routing)


Konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter
domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu
sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang
digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada
semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode
CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung
dari kebutuhan pemakai.
CIDR merupakan alternatif tradisional subnetting IP yang mengatur alamat IP ke
subnetwork independen dari nilai alamat sendiri. CIDR juga dikenal sebagai supernetting
karena efektif memungkinkan beberapa subnet harus dikelompokkan bersama untuk jaringan
routing.CIDR menentukan rentang alamat IP menggunakan kombinasi alamat IP dan mask
jaringan yang terkait.
VLSM (Variable Length Subnet Mask)
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda
dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan
CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang
mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan
hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan
kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet,
namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan
jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan
IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address
tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas,
biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang
terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID
(IP Public).
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat
berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi
persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai
notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan
lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), semua perangkat router yang
digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma
penerus packet informasi.
PERTEMUAN 4
Routing Table
Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces
router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi. Routing
table hanya memberikan informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan mengatur
routing table.
Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang terubung
langsung dengan router tersebut. Router akan memberi rekomendasi jalur mana yang paling
tepat untuk melewatkan paket data yang dikirim ke alamat tertentu sesuai dengan informasi
yang terdapat pada tabel routing sehingga pada saat paket data telah dikirimkan atau diarahkan
maka router akan melakukan pemeriksaan yang terdapat pada tabel routing dan router akan
menentukan jalur mana yang paling sesuai dengan informasi yang ada.
Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui
perantara administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara
dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang berhubungan akan
saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel
routing.
Ada 2 item yang harus dimasukan oleh tabel routing untuk mengirim paket data, diantaranya:
a. Destination Address merupakan sebuah alamat pada jaringan yang dapat dijangkau oleh
router
b. Pointer to the Destination merupakan penunjuk yang akan memberitahukan bahwa
jaringan atau network yang dituju dapat terhubung dengan router.
Router akan menyesuaikan informasi yang terdapat pada tabel routing sebelum mengirimkan ke
alamat tujuan sehingga tidak ada yang namanya salah sasaran dalam mengirimkan paket data.
Berikut adalah urutan pada tabel routing untuk menyesuaikan alamat tujuan:
· Host Address
· Subnet
· Group of Subnet
· Major Network Number
· Group of Major Network Numbers
· Default Address
Jika data yang dikirimkan oleh pengirim ke alamat atau jaringan yang dituju tidak sesuai
dengan entri diatas maka paket data yang telah dikirimkan oleh pengirim akan dibuang dan
pengirim data akan diberikan pesan oleh router bahwa data yang dikirim telah di drop karena
ketidaksesuain dan terjadi kesalahan pengalamatan pada address source pengirim. Tabel
Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
· Alamat Network Tujuan
· Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
Distance Vector
Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak. Sementara link state
adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar dari link
state routing adalah setiap router menerima peta (map) dari router tetangga. Link state bekerja
dengan cara yang berbeda dari distance vector. Walaupun proses pengumpulan informasi
routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link state lebih realible, lebih
skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga lebih menghemat bandwith.
Link State
Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi
yang ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan
kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal ini
sangat berbeda dengan distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi yang
tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algoritma
link state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka (router)
terkoneksi.
Pada protokol routing link state, router akan memilih sendiri jalur untuk menuju
ketujuannya. Router tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik (best pathway)
melalui router tetangganya. Dari router tetangganya itulah router mempelajari routing dan
mencari jalur terbaik melalui router tetangganya itu.
Protokol routing link state memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami perubahan
b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami perubahan
c. Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan link state refreshes
d. Menggunakan “hello packet” untuk mencari router tetangga. Hello packet terkirim hanya
pada router tetangga. Hello packet berisi informasi tentang jaringan yang terhubung.
Fitur-fitur dari protokol routing link state:
a. Link State Advertisements (LSA)
b. Topologi database
c. Algoritma Shortest Path First (SPF)
d. SPF tree
e. Penentuan jalur terbaik pada routing table, baik jalurnya maupun portnya.
Kelebihan link state :
a. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan
b. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan akan
menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu
c. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang akan
digunakan
d. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu mengupdate
informasinya saat terjadi perubahan jaringan
e. Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan bentuk jaringan.
Disini, link state mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur yang paling pendek
dan yang terbaik
f. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama masih dalam
satu jaringan
g. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variable-lenght Subnetmasking
(VLSM)
Kerugian dari link state protokol
a. Membutuhkan banyak memory dan processor
b. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti
c. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state
d. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa
mengganggu proses pengiriman data

Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung langsung dengan
dirinya. Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link state mengirimkan LSAnya
kepada semua router yang terhubung dalam jaringan. Hal ini membuat link state bias
berhubungan denagn router yang bukan tetangganya. Dalam link state tidak perlu adanya
perubahan routing, sampai ada router yang mati. Jika ada router yang mati, maka router lain
akan melakukan update. Dalam link state, kita tidak perlu waktu 30 detik untuk meng-update.
Karena saat terjadi perubahan saat itu pula table routing di update.
Keunggulan link state dari pada distance vector adalah link state akan cepat sekali penyatuan
jaringannya daripada distance vector. Selain itu juga pada link state mendukung adanya VLSA
dan CIDR. Hal ini akan sangat membantu untuk membuat jaringan yang lebih kompleks.
Sementara distance vector sangat unggul dalam penggunaan memory dan processor ketimbang
link state. Link state membutuhkan banyak memory dan processor.
PERTEMUAN 5
Classfull
Classful secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau "menggunakan kelas".
Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classful dapat diartikan menjadi
"pengalamatan IP berdasarkan kelas". Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan
IPv4 yang dibagi menjadi kelas A, B, C, D, dan E. Pengalokasian host pada jaringan dengan
menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protocol RIPv1 dan
IGRP, dimana protocol ini tidak mempunyai field untuk menyimpan informasi subnet sehingga
informasi-informasi subnet tidak dikirimkan. Kelemahan dari classful routing protocols ialah
tak dapat men-suport VLSM.
Classless
Classless secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau "tidak menggunakan kelas". Jika
dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classless dapat diartikan menjadi
"pengalamatan IP tanpa mengenal kelas" dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain
Rouing (CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format
pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian
diikuti dengan variabel panjang prefiks. Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet
mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang
dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP.
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni
dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah
lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara
lebih spesifik, disebut juga denganNetwork Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix
suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang
menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Contoh: 192.168.0.0/24

Metrics
Ketika terdapat lebih dari satu route (jalur) yang menuju network yang sama, router harus
mempunyai sebuah mekanisme untuk menghitung dan menentukan manakah jalur terbaik
diantaranya. Metric adalah variable yang diberikan kepada route (jalur) sebagai cara untuk
meranking jalur-jalur tersebut dari yang terbaik sampai yang terburuk. Pertimbangkan contoh
berikut sebagai alasan kenapa dibutuhkan sebuah metric.
Dengan mengasumsikan sharing informasi telah terjadi pada network dalam gambar diatas.
Kemungkinan isi tabel routing Router A adalah sebagai berikut:
Tabel routing ini menunjukkan bahwa 3 network pertama termasuk network yang terhubung
langsung (directly connected) dan tidak diperlukan proses routing pada Router A untuk
menjangkau network-network tersebut. 4 network terakhir dapat dicapai via Router B atau via
Router C. Informasi ini juga valid. Tetapi jika network 192.168.7.0 dapat dicapai melalui
Router B maupun Router C, maka jalur yang manakah yang akan dipilih? Metric dibutuhkan
untuk menyusun ranking alternatif-alternatif tersebut.
Protokol routing yang berbeda menggunakan metric yang berbeda juga.
Misalnya, RIP mendefinisikan route terbaik adalah route dengan jumlah router hop paling
sedikit; EIGRP mendefinisikan route terbaik berdasarkan kombinasi dari bandwidth dan total
delay pada route. Berikut ini adalah hal-hal yang paling sering digunakan sebagai sebuah
metric:
a. Hop Count
Metric Hop Count hanya menghitung jumlah router hop. Misalnya, dari router A,
terdapat 1 router hop (A-B) untuk mencapai network 192.168.5.0 jika paket dikirimkan
melalui interfaces0/1 (192.168.3.1) dan terdapat 2 router hop (A-C-B) jika paket
dikirimkan melalui interface s0/0 (192.168.1.1). Jika metric yang digunakan
hanyalah hop count maka route terbaik adalah route dengan hop paling sedikit, dalam
hal ini adalah jalur A-B. Tetapi apakah link A-B benar-benar jalur terbaik? Jika link A-
B adalah link DS-0, sedangkan link A-C dan C-B adalah link T-1, maka jalur dengan 2
hop bisa jadi jalur terbaik yang sebenarnya, karena bandwidth memainkan peran dalam
menentukan seberapa efisien trafik yang melalui network.
b. Bandwidth
Metric bandwidth akan memilih jalur dengan bandwidth lebih terbesar. Akan tetapi,
bandwidth sendiri bisa saja bukan metric yang bagus. Bagaimana jika link T1 dipadati
juga oleh trafik-trafik lain dan link 56k trafiknya sepi? Atau bagaimana jika link dengan
bandwidth yang lebih besar juga memiliki delay yang lebih besar juga?
c. Load
Metric ini mencerminkan jumlah traffik yang menggunakan link sepanjang jalur. Jalur
terbaik adalah jalur dengan traffik yang paling sepi. Tidak seperti hop count dan
bandwidth, load pada route (jalur) berubah-ubah, dan karena itu nilai metricnya juga
berubah. Karena itu perlu perhatian yang lebih disini. Jika perubahan nilai metric terjadi
terlalu sering, maka frekuensi perubahan route terbaik pada router juga semakin tinggi,
hal ini akan mempengaruhi penggunaan CPU pada router, bandwidth data link, dan
stabilitas network.
d. Delay
Delay adalah ukuran waktu yang harus diambil ketika paket menempuh sebuah jalur
(route). Protokol routing yang menggunakan delay sebagai metric akan memilih jalur
dengan delay paling sebentar sebagai jalur terbaik. Ada beberapa cara untuk mengukur
delay. Delay yang dipertimbangkan tidak hanya pada link sepanjang jalur, tapi juga
faktor-faktor seperti latensi router dan delay antrian. Bahkan sebaliknya, delay dari
route bisa saja tidak jadi ukuran sama sekali.
e. Reliability
Reliability mengukur kemungkinan link dalam satu hal akan mengalami kegagalan dan
dapat berupa variable atau nilai yang sudah ditetapkan. Contoh reliability yang berupa
variable adalah jumlah seberapa sering link mengalami kegagalan, atau jumlah error
yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Contoh reliability dengan nilai tetap
didasarkan pada kualitas yang diketahui dari sebuah link seperti yang telah ditentukan
oleh administrator. Jalur dengan reliability tertinggi akan terpilih sebagai jalur terbaik.
f. Cost
Metric ini dikonfigurasi oleh admin untuk mencerminkan jalur-jalur yang lebih
disukai. Cost dapat didefinisikan dengan kebijakan apapun atau berdasarkan
karakteristik link atau bisa saja mencermikan kebijakan sewenang-wenang
administrator. Karena itu, cost adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
metric tak berdimensi. Cost sering digunakan sebagai istilah umum saat membicarakan
pemilihan sebuah jalur. Misalnya, “RIP memilih cost terendah sebuah jalur berdasarkan
hop count”. Istilah umum lainnya adalah terpendek, seperti dalam “RIP memilih jalur
terpendek berdasarkan hop count”. Jika digunakan dalam konteks seperti ini, cost
terendah (atau tertinggi) dan terpendek(atau terpanjang) hanyalah sudut pandang
protokol routing berdasarkan metric-nya yang telah ditetapkan.

Administrative Distance
Administrative distance merupakan suatu fitur yang digunakan oleh router untuk
menentukan pemilihan jalur terbaik jika terdapat dua atau lebih jalur menuju ke tujuan yang
sama dari dua routing protokol yang berbeda. Administrative distance mendefinisikan
reliability dari sebuah routing protokol. Setiap routing protokol mendapatkan prioritas
berdasarkan nilai Administrative distance yang dimilikinya.
Pemilihan jalur terbaik administrative distance merupakan kriteria pertama yang
digunakan router untuk menetukan routing protokol mana yang akan digunakan jika dua
protokol menyediakan informasi routing untuk satu tujuan yang sama. Ini digunakan untuk
mengukur tingkat ke-terpercayaan dari sumber informasi routing. Perlu diingat
bahwa administrative distance hanya mempunyai local significant; dan tidak
melakukan advertise dalam routing update. Semakin kecil nilai administrative distance yang
dimiliki, maka protokol tersebut akan semakin dipercaya (dipilih).
Sebagai contoh, jika sebuah router menerima informasi routing dari dua buah protokol Open
Shortest Path First (OSPF) yang memiliki nilai administrative distance 110 dan Interior
Gateway Routing Protocol (IGRP) yang memiliki nilai administrative distance 100, maka
router akan memiliki menggunakan informasi routing yang dimiliki IGRP karena lebih
terpercaya. Jika link dari IGRP down, maka router secara otomatis akan menggunakan
informasi routing dari OSPF sampai IGRP up kembali.
Tabel Nilai Default Administrative Distance:
Route Source Default Distance Value
Connected interface 0
Static route 1
EnhanceInterior Gateway Routing Protocol (EIGRP) summary route 5
Externa Border Gateway Protocol (BGP) 20
Internal EIGRP 90
IGRP 100
OSPF 110
Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS) 115
Routing Information Protocol (RIP) 120
Exterior Gateway Protocol (EGP) 140
On Demand Routing (ODR) 160
External EIGRP 170
Internal BGP 200
Unknown 255
Jika nilai administrative distance-nya 255, artinya route tidak mengenali source, sehingga route
tidak akan diinstall dalam tabel routing. Jika kita menggunakan route redistribution, maka kita
harus melakukan modifikasi nilai administrative distance dari routing protokol yang digunakan
sehingga bisa menentuka prioritas pemilihan. Sebagai contoh jika kita ingin router
menggunakan informasi pada RIP (AD 120) dari pada menggunakan informasi pada IGRP (AD
100) untuk tujuan yang sama, maka kita harus menaikkan nilai administrative distance pada
IGRP diatas 120, atau dengan cara lain yakni menurunkan nilai administrative RIP lebih kecil
daro 100.

Load Balancing
Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih
jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput,
memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Load
balancing digunakan pada saat sebuah server telah memiliki jumlah user yang telah melebihi
maksimal kapasitasnya. Load balancing juga mendistribusikan beban kerja secara merata di dua
atau lebih komputer, link jaringan, CPU, hard drive, atau sumber daya lainnya, untuk
mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal.
Ada banyak alasan mengapa menggunakan load balancing untuk website atau aplikasi berbasis
web lainnya. Dua alasan yang utama adalah:
c. Waktu Respon. Salah satu manfaat terbesar adalah untuk meningkatkan kecepatan akses
website saat dibuka. Dengan dua atau lebih server yang saling berbagi beban lalu lintas
web, masing-masing akan berjalan lebih cepat karena beban tidak berada pada 1 server
saja. Ini berarti ada lebih banyak sumber daya untuk memenuhi permintaan halaman
website.
d. Redundansi. Dengan load balancing, akan mewarisi sedikit redundansi. Sebagai contoh,
jika website kita berjalan seimbang di 3 server dan salah satu server bermasalah, maka
dua server lainnya dapat terus berjalan dan pengunjung website kita tidak akan
menyadarinya downtime apapun.
Cara Kerja Load Balancing
Load Balancer (perangkat load balancing) menggunakan beberapa peralatan yang sama
untuk menjalankan tugas yang sama. Hal ini memungkinkan pekerjaan dilakukan dengan lebih
cepat dibandingkan apabila dikerjakan oleh hanya 1 peralatan saja dan dapat meringankan
beban kerja peralatan, serta mempercepat waktu respons. Load Balancer bertindak sebagai
penengah diatara layanan utama dan pengguna, dimana layanan utama merupakan sekumpulan
server/mesin yang siap melayani banyak pengguna.
Disaat Load Balancer menerima permintaan layanan dari user, maka permintaan
tersebut akan diteruskan ke server utama. Biasanya Load Balancer dengan pintar dapat
menentukan server mana yang memiliki load yang lebih rendah dan respons yang lebih cepat.
Bahkan bisa menghentikan akses ke server yang sedang mengalami masalah dan hanya
meneruskannya ke server yang dapat memberikan layanan. Hal ini salah satu kelebihan yang
umumnya dimiliki load balancer, sehingga layanan seolah olah tidak ada gangguan di mata
pengguna.

B. Membuat media pembelajaran

Slide 1
Slide 2

Slide 3
Slide 4

Slide 5
Slide 6

Slide 7
Slide 8

slide 9
Slide 10

Slide 11
2. Anda telah mempelajari beberapa model pembelajaran berbasis SCL
yang juga relevan dengan pendekatan saintifik. Silakan Anda memilih satu
model (misalnya model kooperatif Jigsaw) dan catatlah sintaknya (langkah-
langkah pembelajarannya). Kemudian, bukalah YouTube dan temukan video
tentang penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Amati dengan
cermat bagaimana sintak model kooperatif Jigsaw tersebut dilaksanakan,
Kemudian jelaskan apakah sintak model kooperatif Jigsaw dalam video
tersebut sesuai dengan catatan sintak model pembelajaran kooperatif Jigsaw
Anda?

Langkah-Langkah Pembelajaran Jigsaw


1. Elliot Aronson (2008) mengemukakan ada 10 langkah mudah dalam jigsaw,
yaitu:

• Membagi 5 atau 6 siswa menjadi satu kelompok jigsaw yang bersifat heterogen.
• Menetapkan satu siswa dalam kelompok menjadi pemimpin
• Membagi pelajaran menjadi 5 atau 6 bagian
• Setiap siswa dalam kelompok mempelajari satu bagian pelajaran
• Memberi waktu pada siswa untuk membaca bagian materi pelajaran yang telah
ditugaskan kepadanya.
• Siswa dari kelompok jigsaw bergabung dalam kelompok ahli yang mempunyai
materi yang sama, dan berdiskusi
• Kembali ke kelompok jigsaw
• Siswa mempresentasikan bagian yang dipelajari pada kelompoknya.
• Kelompok jigsaw mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
• Diakhir kegiatan siswa diberikan soal untuk dikerjakan mengenai materi.

https://www.youtube.com/watch?v=UzQ6x6t3shY
Model model Pembelajaran Kurikulum 2013 - Model Jigsaw Mata pelajaran
Bahasa Indonesia

pada video yang saya amati, sintak model kooperatif Jigsaw dalam video
tersebut sudah sesuai dengan catatan sintak model pembelajaran kooperatif
Jigsaw yang saya catat. Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai