1. Perangkat pembelajaran
A. RPP
A. Kompetensi Inti
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Dasar-dasar Teknik Komputer dan Informatika pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
KI 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kerja Teknik Komputer dan Jaringan. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Memahami proses routing
4.3 Mengkaji jenis-jenis routing
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi dan mengkaji berbagai sumber, siswa SMK Kelas XI dapat
memahami konsep VLAN dengan baik dan benar.
2. Setelah berdiskusi dan mengkaji berbagai sumber, siswa SMK Kelas XI dapat
membedakan jenis-jenis protokol routing dengan baik dan benar.
3. Setelah melakukan pengamatan, siswa SMK Kelas XI dapat mendemonstrasikan
konsep routing dengan percaya diri.
E. Materi Pembelajaran
Materi yang akan dipelajari yaitu :
1. Routing dan routers
2. Prinsip dan cara kerja routing
3. Protokol routing
4. Default routes
5. Multiple gateways
6. Routing dan packet forwarding
7. Bridging
8. VLSM
9. CIDR
10. Routing table
11. Link state
12. Distance vector
13. Classfull
14. Metric
15. Administrative distance
16. Load balancing
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100= Sangat Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00= Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
Kunci Jawaban
No. Jawaban
1 Kunci jawaban terlampir
Kriteria Penilaian
No. Skor
1 Skor 0 bila tidak menjawab
Skor 20 bila jawaban salah
Skor 30 bila jawaban kurang benar
Skor 40 bila jawaban mendekati benar
Skor 50 bila jawaban benar
2) Keterampilan
a) Penilaian keterampilan dengan presentasi
Sifat Tugas : Individu/Kelompok
Nama : ................................
Tugas Ke- : ................................
No. Komponen Bobot Skor Nilai
1 Penguasaan Materi
a. Kemampuan konseptualisasi 15%
b. Kemampuan menjelaskan 15%
c. Kemampuan berargumentasi 20%
2 Penyajian
a. Sistematika penyajian 15%
b. Visualisasi 15%
3 Komunikasi Verbal
a. Penggunaan bahasa 10%
b. Intonasi dan tempo 10%
Jumlah 100% NA
Petunjuk :
Skor : 0 – 100
Nilai Akhir : (bobot x skor)
Daftar Pustaka
a. Likmatalatri, L.(_______). Administrasi Infrastruktur Jaringan. Surakarta: Puta
Nugraha. .
b. Patwiyanto, Wahyuni, S., Prasetyo, S.A. (2018). Administrasi Infrastruktur
Jaringan. Yogyakarta: Andi Offset
Mengetahui;
Kepala SMK Negeri 1 Sukoharjo Guru Mata Pelajaran,
Pertemuan 3
No. Pertanyaan Skor
1 Sebutkan beberapa fungsi bridging secara singkat! 50
2 Jelaskan persamaan VLSM dan CIDR? 50
Nilai Akhir 100
Kunci Jawaban:
1. Adapun fungsi dari bridge diantaranya sebagai berikut di bawah ini:
a. Bridge dapat berfungsi menghubungkan 2 buah jaringan komputer LAN
yang sejenis, sehingga dapat memiliki satu jaringan LAN.
b. Bridge juga dapat berfungsi sebagai router pada jaringan komputer yang
luas, hal seperti ini sering dinamakan dengan istilah “Bridge-Router”.
c. Bridge memetakan alamat ethernet dari setiap titik atau node yang
terdapat pada masing-masing segmen jaringan komputer, dan hanya dapat
memperbolehkan lalu lintas data yang memang dibutuhkan melintasi
bridge
2. Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi
kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna
mengatasi kekerungan IP Address tersebut.
Pertemuan 4
No. Pertanyaan Skor
1 Apa yang dimaksud dengan distance vector dan link state? 50
2 Perhatikan topologi dibawah ini: 50
a. Jika menggunakan metode Distance Vector maka dari
R1 ke R2 akan lewat mana?
b. Jika menggunakan metode Link State maka dari R1 ke
R2 akan lewat mana?
Pada gambar diatas terdapat 2 buah network yang terhubung dengan sebuah router. Network
sebelah kiri yang terhubung ke port 1 router mempunyai alamat network 192.168.1.0 dan
network sebelah kanan terhubung ke port 2 dari router dengan network address 192.155.2.0.
Komputer A mengirim data ke komputer C, maka router tidak akan meneruskan data
tersebut ke network lain.
Begitu pula ketika komputer F mengirim data ke E, router tidak akan meneruskan paket
data ke network lain.
Barulah ketika komputer F mengirimkan data ke komputer B, maka router akan
menruskan paket data tersebut ke komputer B.
KLASIFIKASI JENIS PROTOKOL
Routing protocol adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing yang akan
membentuk sebuah tabel routing sehingga pengalamatan pada paket data yang akan dikirim
menjadi lebih jelas dan routing protocol mencari rute tersingkat untuk mengirimkan paket data
menuju alamat yang dituju.
1. Interior Gateway Protocol
Interior Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama Autonomous
System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali teknik yang terdiri
dari beberapa subnetwork dan gateway yang saling berhubungan satu sama lain. Interior
routing diimplementasikan melalui:
a. Routing Information Protocol (RIP), biasanya terdapat pada sistem operasi UNIX dan
Novell yang menggunakan metode distance vector algoritma yang bekerja dengan
menambahkan satu angka matrik jika melewati 1 gateway, sehingga jika melewati
beberapa gateway maka metriknya juga akan bertambah.
b. Open Shortest Path First (OSPF), routing ini memakan banyak resource komputer
dibanding Routing Information Protocol (RIP), akan tetapi pada routing ini rute dapat
dibagi menjadi beberapa jalan sehinggga data dapat melewati dua atau lebih rute
secara pararel.
2. Exterior Gateway Protocol
Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous System yang saling berhubungan
satu sama lain dan untuk menghubungkan Autonomous System dengan Autonomous
System yang lainnya maka Autonomous System menggunakan exterior routing protocol
sebagai pertukaran informasi routingnya. Exterior Gateway Protocol (EGP) merupakan
protokol yang mengumumkan kepada Autonomous System yang lain tentang jaringan yang
berada dibawahnya maka jika sebuah Autonomous System ingin berhubungan dengan
jaringan yang ada dibawahnya maka mereka harus melaluinya sebagai router utama. akan
tetapi kelemahan protokol ini tidak bisa memberikan rute terbaik untuk pengiriman paket
data.
a. Border Gateway Protocol (BGP). Protocol ini sudah dapat memilih rute terbaik yang
digunakan pada ISP besar yang akan dipilih.
Tujuan utama dari routing protokol adalah untuk membangun dan memperbaiki table
routing. Dimana tabel ini berisi jaringan-jaringan dan interface yang berhubungan dengan
jaringan tersebut. Router menggunakan protokol routing ini untuk mengatur informasi yang
diterima dari router-router lain dan interfacenya masing-masing, sebagaimana yang terjadi
di konfigurasi routing secara manual.
Routing protokol mempelajari semua router yang ada, menempatkan rute yang terbaik ke
table routing, dan juga menghapus rute ketika rute tersebut sudah tidak valid lagi. Router
menggunakan informasi dalam table routing untuk melewatkan paket-paket routed prokol.
Algoritma routing adalah dasar dari routing dinamis. Kapanpun topologi jaringan berubah
karena perkembangan jaringan, konfigurasi ulang atau terdapat masalah di jaringan, maka
router akan mengetahui perubahan tersebut. Dasar pengetahuan ini dibutuhkan secara
akurat untuk melihat topologi yang baru.
Pada saat semua router dalam jaringan pengetahuannya sudah sama semua berarti dapat
dikatakan internetwork dalam keadaan konvergen (converged). Keadaan konvergen yang
cepat sangat diharapkan karena dapat menekan waktu pada saat router meneruskan untuk
mengambil keputusan routing yang tidak benar.
PERTEMUAN 2
Default Route
Default route adalah jalur default untuk paket yang mempunyai alamat network tujuan tertentu
tapi tidak terdapat di routing table router yang disinggahi. Jika terdapat default route yang di-set
pada router tersebut, maka paket tersebut akan mengikuti rute default yang telah ditetapkan,
jika tidak ada default route maka paket akan dibuang/discard. Default route didefiniskan dengan
alamat : 0.0.0.0/0. Default route pada routing table ditandai dengan flag “S*”.
Multiple Gateaway
Gateway merupakan sebuah perangkat jaringan yang dapat berupa perangkat lunak maupun
perangkat keras yang berfungsi sebagai penghubung antar jaringan yang berbeda protokol.
Default Gateway merupakan salah satu pengaturan routing pada sebuah host yang akan
memberitahukan host tersebut kemana paket data akan dikirim, umumnya akan diarahkan ke
Router.
Studi kasus:
1. Analisa Kasus
Terdapat dua NIC yang keduanya terhubung ke Internet. Disini akan mengatur kedua NIC
tersebut dapat aktif secara bersamaan, menggunakan NIC kedua sebagai konektivitas
utama dan tidak terjadi konflik pada konfigurasi. Pertama berdasarkan peraturan
konfigurasi Interface Jaringan di Linux, Tidak Diperbolehkan konfigurasi tersebut
memiliki Dua atau Lebih Default Gateway dengan Value Metric yang sama. Maka dari itu,
solusi atas masalah ini adalah dengan menambahkan konfigurasi metric yang berbeda
secara manual pada kedua Interface tersebut.
2. Login ke Host Target
Pertama Login ke Host tersebut, tidak mewajibkan untuk login dengan akun Root namun
untuk kenyamanan silahkan gunakan akun Root.
3. Buka konfigurasi Network Interfaces
File konfigurasi jaringan terletak di /etc/network/interfaces untuk Distro Debian-based atau
turunan dari Debian.
Hasilnya salah satu interface tidak dapat aktif (berstatus down) karena mempunyai default
gateway yang memiliki nilai metric yang sama dengan interface yang sudah aktif lebih dulu.
Sekarang hal yang akan dilakukan adalah memberikan tambahan konfigurasi sederhana.
Dengan cara menambahkan secara manual konfigurasi dari Metric.
Metric sendiri adalah seperti konfigurasi Routing Decision atau Prefered Default Route, yang
berarti semakin kecil nilai Metric pada sebuah Interface maka Sistem akan secara otomatis
memilih Interface tersebut. Dan apabila Interface dengan Metric terkecil tidak dapat digunakan
karena sebuah alasan maka Sistem akan secara otomatis berpindah jalur menggunakan Interface
yang mempunyai Nilai Metric terkecil setelahnya.
Untuk menambahkan Konfigurasi Nilai Metric sendiri cukup simpel dan mudah, kita hanya
perlu menambahkan satu baris konfigurasi:
metric <value>
pada konfigurasi Network Interfaces yang diisikan ditiap Interface yang kita gunakan dan
konfigurasi. Ingat, semakin kecil nilai pada Metric tersebut maka Interface dengan Metric
terkecil itulah yang akan digunakan sebagai jalur utama.
Port Forwarding
Port forwarding atau bisa juga disebut sebagai pemetaan port adalah sebuah
pengaplikasian dari fungsi Network Address Translation (NAT) yang meneruskan permintaan
komunikasi berasal dari 1 ip address dengan kombinasi port komunikasi ke ip address dan port
komunikasi yang lain sesuai rules yang dibuat dan melewati gateway seperti router atau
firewall. Cara ini biasa digunakan untuk membuat layanan host yang berada di jaringan internal
agar dapat tersedia dan diakses untuk host yang berada di sisi yang berlawanan dari
gateway(jaringan external / luar).
Port forwading memungkinkan komputer remote (komputer yang berapa pada jaringan
internet) untuk menghubungkan ke komputer atau layanan tertentu dalam jaringan lokal (LAN).
Dalam sebuah jaringan, node memperoleh akses internet melalui DSL atau modem yang
tehubung ke router ataupun network address translation (NAT). Pada interface NAT yang
mengarang ke jaringan external dikonfigurasi dengan alamat IP public. Komputer di belakang
router yaitu jaringan internal yang tidak dapat terlihat oleh host yang berada di jaringan external
karena hanya masing-masing berkomunikasi dengan jaringannya sendiri.
Ketika menkonfigurasi port forwarding, administrator jaringan menyisihkan satu nomor port
komunikasi pada gateway untuk penggunaan khusus berkomunikasi dengan layanan di jaringan
internal, host external harus tahu nomor port ini dan alamat gateway untuk berkomunikasi
dengan layanan jaringan internal. Nomor port yang seringkali digunakan adalah nomor port 80
untuk layanan web (HTTP) pada port forwarding, sehingga layanan jaringan lokal juga dapat
digunakan oleh host jaringan luar.
Aplikasi atau layanan yang umum diimplementasikan dengan port forwarding yaitu:
a. Web Server (http / https)
b. Secure Shell (SSH)
c. File Transfer Protocol Server (FTP)
d. Remote Desktop Protocol (RDP)
Ada beberapa type port forwarding yaitu :
a. Port forwarding lokal
Jenis ini yang paling umum dari port forwarding. Digunakan untuk meneruskan data
dari aplikasi client lain yang bejalan pada jaringan yang sama sebagai Secure Shell
Client.
b. Remote Port Forwarding
Remote Port Forwarding memungkinkan pengguna terhubung dari sisi server
menggunakan tunneling seperti SSH, VPN atau yang lainnya ke layanan jaringan
remote yang terletak di sisi client.
c. Dynamic Port forwarding
Sama seperti Remote Port Forwarding, tetapi pada tipe ini dapat mengirim / menerima
data ke satu atau banya server tujuan.
PERTEMUAN 3
Bridge adalah suatu alat yang dapat menghubungkan jaringan komputer LAN (Local
arean Network) dengan jaringan LAN yang lain. Bridge dapat menghubungkan tipe jaringan
komputer berbeda-beda (misalnya seperti Ethernet & Fast Ethernet), ataupun tipe jaringan yang
serupa atau sama.
Alat ini bekerja pada data Link layer model OSI (Open System Interconnection), Karena itu
bridge bisa menyambungkan jaringan komputer yang memakai metode transmisi atau
medium access control yang tidak sama atau berbeda. Bridge juga adalah alat yang bisa
mempelajari alamat link yang ada pada setiap perangkat yang terhubung dengannya dan juga
mengatur alur frame berdasarkan alamat tersebut.
Adapun fungsi dari bridge diantaranya sebagai berikut di bawah ini:
a. Bridge dapat berfungsi menghubungkan 2 buah jaringan komputer LAN yang sejenis,
sehingga dapat memiliki satu jaringan LAN yang lebih besar dari ketentuan konfigurasi
LAN tanpa bridge.
b. Bridge juga dapat menghubungkan beberapa jaringan komputer yang terpisah, baik itu
tipe jaringan yang sama maupun yang berbeda.
c. Bridge juga dapat berfungsi sebagai router pada jaringan komputer yang luas, hal seperti
ini sering dinamakan dengan istilah “Bridge-Router”. Lalu bridge juga dapat men-
copy frame data yaitu dari suatu jaringan yang lain, dengan alasan jaringan itu masih
terhubung. Dan masih banyak lagi fungsi lainnya dari bridge.
d. Bridge memetakan alamat Ethernet dari setiap titik atau node yang terdapat pada
masing-masing segmen jaringan komputer, dan hanya dapat memperbolehkan lalulintas
data yang memang dibutuhkan melintasi bridge. Saat menerima sebuah paket data,
bridge akan menentukan segmen tujuan dan juga sumbernya. Kalau segmennya sama,
paket data akan di tolak dan kalau segmennya tidak sama atau berbeda paket-paket data
akan di teruskan ke segmen yang dituju. Dengan begitu bridge dapat mencegah pesan
rusak supaya tidak menyebar keluar dari satu segmen.F
e. Bridge merupakan alat yang bekerja pada physical layer dan data link layer, sehingga
dapat mempengaruhi untuk kerja jaringan LAN jika sering terjadi komunikasi yang
berbeda di jaringan LAN yang tidak sama atau berbeda yang terhubung oleh bridge.
Itulah prinsip atau cara kerja dari bridge.
Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung langsung dengan
dirinya. Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link state mengirimkan LSAnya
kepada semua router yang terhubung dalam jaringan. Hal ini membuat link state bias
berhubungan denagn router yang bukan tetangganya. Dalam link state tidak perlu adanya
perubahan routing, sampai ada router yang mati. Jika ada router yang mati, maka router lain
akan melakukan update. Dalam link state, kita tidak perlu waktu 30 detik untuk meng-update.
Karena saat terjadi perubahan saat itu pula table routing di update.
Keunggulan link state dari pada distance vector adalah link state akan cepat sekali penyatuan
jaringannya daripada distance vector. Selain itu juga pada link state mendukung adanya VLSA
dan CIDR. Hal ini akan sangat membantu untuk membuat jaringan yang lebih kompleks.
Sementara distance vector sangat unggul dalam penggunaan memory dan processor ketimbang
link state. Link state membutuhkan banyak memory dan processor.
PERTEMUAN 5
Classfull
Classful secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau "menggunakan kelas".
Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classful dapat diartikan menjadi
"pengalamatan IP berdasarkan kelas". Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan
IPv4 yang dibagi menjadi kelas A, B, C, D, dan E. Pengalokasian host pada jaringan dengan
menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protocol RIPv1 dan
IGRP, dimana protocol ini tidak mempunyai field untuk menyimpan informasi subnet sehingga
informasi-informasi subnet tidak dikirimkan. Kelemahan dari classful routing protocols ialah
tak dapat men-suport VLSM.
Classless
Classless secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau "tidak menggunakan kelas". Jika
dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classless dapat diartikan menjadi
"pengalamatan IP tanpa mengenal kelas" dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain
Rouing (CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format
pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian
diikuti dengan variabel panjang prefiks. Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet
mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang
dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP.
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni
dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah
lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara
lebih spesifik, disebut juga denganNetwork Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix
suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang
menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Contoh: 192.168.0.0/24
Metrics
Ketika terdapat lebih dari satu route (jalur) yang menuju network yang sama, router harus
mempunyai sebuah mekanisme untuk menghitung dan menentukan manakah jalur terbaik
diantaranya. Metric adalah variable yang diberikan kepada route (jalur) sebagai cara untuk
meranking jalur-jalur tersebut dari yang terbaik sampai yang terburuk. Pertimbangkan contoh
berikut sebagai alasan kenapa dibutuhkan sebuah metric.
Dengan mengasumsikan sharing informasi telah terjadi pada network dalam gambar diatas.
Kemungkinan isi tabel routing Router A adalah sebagai berikut:
Tabel routing ini menunjukkan bahwa 3 network pertama termasuk network yang terhubung
langsung (directly connected) dan tidak diperlukan proses routing pada Router A untuk
menjangkau network-network tersebut. 4 network terakhir dapat dicapai via Router B atau via
Router C. Informasi ini juga valid. Tetapi jika network 192.168.7.0 dapat dicapai melalui
Router B maupun Router C, maka jalur yang manakah yang akan dipilih? Metric dibutuhkan
untuk menyusun ranking alternatif-alternatif tersebut.
Protokol routing yang berbeda menggunakan metric yang berbeda juga.
Misalnya, RIP mendefinisikan route terbaik adalah route dengan jumlah router hop paling
sedikit; EIGRP mendefinisikan route terbaik berdasarkan kombinasi dari bandwidth dan total
delay pada route. Berikut ini adalah hal-hal yang paling sering digunakan sebagai sebuah
metric:
a. Hop Count
Metric Hop Count hanya menghitung jumlah router hop. Misalnya, dari router A,
terdapat 1 router hop (A-B) untuk mencapai network 192.168.5.0 jika paket dikirimkan
melalui interfaces0/1 (192.168.3.1) dan terdapat 2 router hop (A-C-B) jika paket
dikirimkan melalui interface s0/0 (192.168.1.1). Jika metric yang digunakan
hanyalah hop count maka route terbaik adalah route dengan hop paling sedikit, dalam
hal ini adalah jalur A-B. Tetapi apakah link A-B benar-benar jalur terbaik? Jika link A-
B adalah link DS-0, sedangkan link A-C dan C-B adalah link T-1, maka jalur dengan 2
hop bisa jadi jalur terbaik yang sebenarnya, karena bandwidth memainkan peran dalam
menentukan seberapa efisien trafik yang melalui network.
b. Bandwidth
Metric bandwidth akan memilih jalur dengan bandwidth lebih terbesar. Akan tetapi,
bandwidth sendiri bisa saja bukan metric yang bagus. Bagaimana jika link T1 dipadati
juga oleh trafik-trafik lain dan link 56k trafiknya sepi? Atau bagaimana jika link dengan
bandwidth yang lebih besar juga memiliki delay yang lebih besar juga?
c. Load
Metric ini mencerminkan jumlah traffik yang menggunakan link sepanjang jalur. Jalur
terbaik adalah jalur dengan traffik yang paling sepi. Tidak seperti hop count dan
bandwidth, load pada route (jalur) berubah-ubah, dan karena itu nilai metricnya juga
berubah. Karena itu perlu perhatian yang lebih disini. Jika perubahan nilai metric terjadi
terlalu sering, maka frekuensi perubahan route terbaik pada router juga semakin tinggi,
hal ini akan mempengaruhi penggunaan CPU pada router, bandwidth data link, dan
stabilitas network.
d. Delay
Delay adalah ukuran waktu yang harus diambil ketika paket menempuh sebuah jalur
(route). Protokol routing yang menggunakan delay sebagai metric akan memilih jalur
dengan delay paling sebentar sebagai jalur terbaik. Ada beberapa cara untuk mengukur
delay. Delay yang dipertimbangkan tidak hanya pada link sepanjang jalur, tapi juga
faktor-faktor seperti latensi router dan delay antrian. Bahkan sebaliknya, delay dari
route bisa saja tidak jadi ukuran sama sekali.
e. Reliability
Reliability mengukur kemungkinan link dalam satu hal akan mengalami kegagalan dan
dapat berupa variable atau nilai yang sudah ditetapkan. Contoh reliability yang berupa
variable adalah jumlah seberapa sering link mengalami kegagalan, atau jumlah error
yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Contoh reliability dengan nilai tetap
didasarkan pada kualitas yang diketahui dari sebuah link seperti yang telah ditentukan
oleh administrator. Jalur dengan reliability tertinggi akan terpilih sebagai jalur terbaik.
f. Cost
Metric ini dikonfigurasi oleh admin untuk mencerminkan jalur-jalur yang lebih
disukai. Cost dapat didefinisikan dengan kebijakan apapun atau berdasarkan
karakteristik link atau bisa saja mencermikan kebijakan sewenang-wenang
administrator. Karena itu, cost adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
metric tak berdimensi. Cost sering digunakan sebagai istilah umum saat membicarakan
pemilihan sebuah jalur. Misalnya, “RIP memilih cost terendah sebuah jalur berdasarkan
hop count”. Istilah umum lainnya adalah terpendek, seperti dalam “RIP memilih jalur
terpendek berdasarkan hop count”. Jika digunakan dalam konteks seperti ini, cost
terendah (atau tertinggi) dan terpendek(atau terpanjang) hanyalah sudut pandang
protokol routing berdasarkan metric-nya yang telah ditetapkan.
Administrative Distance
Administrative distance merupakan suatu fitur yang digunakan oleh router untuk
menentukan pemilihan jalur terbaik jika terdapat dua atau lebih jalur menuju ke tujuan yang
sama dari dua routing protokol yang berbeda. Administrative distance mendefinisikan
reliability dari sebuah routing protokol. Setiap routing protokol mendapatkan prioritas
berdasarkan nilai Administrative distance yang dimilikinya.
Pemilihan jalur terbaik administrative distance merupakan kriteria pertama yang
digunakan router untuk menetukan routing protokol mana yang akan digunakan jika dua
protokol menyediakan informasi routing untuk satu tujuan yang sama. Ini digunakan untuk
mengukur tingkat ke-terpercayaan dari sumber informasi routing. Perlu diingat
bahwa administrative distance hanya mempunyai local significant; dan tidak
melakukan advertise dalam routing update. Semakin kecil nilai administrative distance yang
dimiliki, maka protokol tersebut akan semakin dipercaya (dipilih).
Sebagai contoh, jika sebuah router menerima informasi routing dari dua buah protokol Open
Shortest Path First (OSPF) yang memiliki nilai administrative distance 110 dan Interior
Gateway Routing Protocol (IGRP) yang memiliki nilai administrative distance 100, maka
router akan memiliki menggunakan informasi routing yang dimiliki IGRP karena lebih
terpercaya. Jika link dari IGRP down, maka router secara otomatis akan menggunakan
informasi routing dari OSPF sampai IGRP up kembali.
Tabel Nilai Default Administrative Distance:
Route Source Default Distance Value
Connected interface 0
Static route 1
EnhanceInterior Gateway Routing Protocol (EIGRP) summary route 5
Externa Border Gateway Protocol (BGP) 20
Internal EIGRP 90
IGRP 100
OSPF 110
Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS) 115
Routing Information Protocol (RIP) 120
Exterior Gateway Protocol (EGP) 140
On Demand Routing (ODR) 160
External EIGRP 170
Internal BGP 200
Unknown 255
Jika nilai administrative distance-nya 255, artinya route tidak mengenali source, sehingga route
tidak akan diinstall dalam tabel routing. Jika kita menggunakan route redistribution, maka kita
harus melakukan modifikasi nilai administrative distance dari routing protokol yang digunakan
sehingga bisa menentuka prioritas pemilihan. Sebagai contoh jika kita ingin router
menggunakan informasi pada RIP (AD 120) dari pada menggunakan informasi pada IGRP (AD
100) untuk tujuan yang sama, maka kita harus menaikkan nilai administrative distance pada
IGRP diatas 120, atau dengan cara lain yakni menurunkan nilai administrative RIP lebih kecil
daro 100.
Load Balancing
Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih
jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput,
memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Load
balancing digunakan pada saat sebuah server telah memiliki jumlah user yang telah melebihi
maksimal kapasitasnya. Load balancing juga mendistribusikan beban kerja secara merata di dua
atau lebih komputer, link jaringan, CPU, hard drive, atau sumber daya lainnya, untuk
mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal.
Ada banyak alasan mengapa menggunakan load balancing untuk website atau aplikasi berbasis
web lainnya. Dua alasan yang utama adalah:
c. Waktu Respon. Salah satu manfaat terbesar adalah untuk meningkatkan kecepatan akses
website saat dibuka. Dengan dua atau lebih server yang saling berbagi beban lalu lintas
web, masing-masing akan berjalan lebih cepat karena beban tidak berada pada 1 server
saja. Ini berarti ada lebih banyak sumber daya untuk memenuhi permintaan halaman
website.
d. Redundansi. Dengan load balancing, akan mewarisi sedikit redundansi. Sebagai contoh,
jika website kita berjalan seimbang di 3 server dan salah satu server bermasalah, maka
dua server lainnya dapat terus berjalan dan pengunjung website kita tidak akan
menyadarinya downtime apapun.
Cara Kerja Load Balancing
Load Balancer (perangkat load balancing) menggunakan beberapa peralatan yang sama
untuk menjalankan tugas yang sama. Hal ini memungkinkan pekerjaan dilakukan dengan lebih
cepat dibandingkan apabila dikerjakan oleh hanya 1 peralatan saja dan dapat meringankan
beban kerja peralatan, serta mempercepat waktu respons. Load Balancer bertindak sebagai
penengah diatara layanan utama dan pengguna, dimana layanan utama merupakan sekumpulan
server/mesin yang siap melayani banyak pengguna.
Disaat Load Balancer menerima permintaan layanan dari user, maka permintaan
tersebut akan diteruskan ke server utama. Biasanya Load Balancer dengan pintar dapat
menentukan server mana yang memiliki load yang lebih rendah dan respons yang lebih cepat.
Bahkan bisa menghentikan akses ke server yang sedang mengalami masalah dan hanya
meneruskannya ke server yang dapat memberikan layanan. Hal ini salah satu kelebihan yang
umumnya dimiliki load balancer, sehingga layanan seolah olah tidak ada gangguan di mata
pengguna.
Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
Slide 5
Slide 6
Slide 7
Slide 8
slide 9
Slide 10
Slide 11
2. Anda telah mempelajari beberapa model pembelajaran berbasis SCL
yang juga relevan dengan pendekatan saintifik. Silakan Anda memilih satu
model (misalnya model kooperatif Jigsaw) dan catatlah sintaknya (langkah-
langkah pembelajarannya). Kemudian, bukalah YouTube dan temukan video
tentang penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Amati dengan
cermat bagaimana sintak model kooperatif Jigsaw tersebut dilaksanakan,
Kemudian jelaskan apakah sintak model kooperatif Jigsaw dalam video
tersebut sesuai dengan catatan sintak model pembelajaran kooperatif Jigsaw
Anda?
• Membagi 5 atau 6 siswa menjadi satu kelompok jigsaw yang bersifat heterogen.
• Menetapkan satu siswa dalam kelompok menjadi pemimpin
• Membagi pelajaran menjadi 5 atau 6 bagian
• Setiap siswa dalam kelompok mempelajari satu bagian pelajaran
• Memberi waktu pada siswa untuk membaca bagian materi pelajaran yang telah
ditugaskan kepadanya.
• Siswa dari kelompok jigsaw bergabung dalam kelompok ahli yang mempunyai
materi yang sama, dan berdiskusi
• Kembali ke kelompok jigsaw
• Siswa mempresentasikan bagian yang dipelajari pada kelompoknya.
• Kelompok jigsaw mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
• Diakhir kegiatan siswa diberikan soal untuk dikerjakan mengenai materi.
https://www.youtube.com/watch?v=UzQ6x6t3shY
Model model Pembelajaran Kurikulum 2013 - Model Jigsaw Mata pelajaran
Bahasa Indonesia
pada video yang saya amati, sintak model kooperatif Jigsaw dalam video
tersebut sudah sesuai dengan catatan sintak model pembelajaran kooperatif
Jigsaw yang saya catat. Terimakasih