Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BPK.

D DENGAN
ANGGOTA KELUARGA LANSIA ( HIPERTENSI )

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
Pada Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran

OLEH:

RENI SUSANTI (220110130189)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
BANDUNG
2015
FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data mum
1. Nama Kepala keluarga : Bp. D
2. Usia : 45 tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat : Jl. Dangdeur no 2 RW 01/ RT 02 Rancaekek
6. Komposisi Anggota Keluarga

No. Nama TTL/Umur L/P Agama Hub dgn KK Pendidikan Pekerjaan

1. Tn D 45 th L Islam KK SMA Wiraswasta


2. Ny R 41 th P Islam Istri D3 Kep Perawat
3. Ny E 67 th P Islam Mertua SMA -
4. An Z 12 th P Islam Anak SMP -
5. An F 11 th P Islam Anak SD -
6. An K 4 th P Islam Anak PAUD

Genogram :

Hipertensi

Bpk D
7. Tipe/Bentuk Keluarga :
Keluarga bapak D. mempunyai tipe keluarga Extended Family dimana
didalam keluarga ada istri dan 3 orang anak perempuan mereka dan mertua
perempuan Ibu R yang selanjutnya merupakan focus utama dalam asuhan
keperawatan ini.
8. Suku bangsa :
Keluarga Bapak D berasal dari suku Padang, bahasa yang dipergunakan
sehari hari dalam keluarga adalah bahasa Padang dan Indonesia, keluarga
tidak mengalami hambatan dalam berkomunikasi baik dalam keluarga
sendiri maupun dengan masyarakat disekitarnya. Ada hal yang berkaitan
dengan suku dan kebudayaan perihal makanan yang dimakan oleh keluarga
karena keluarga selalu makan masakan Padang dengan kekhasannya asin
dan bersantan.
9. Agama
Seluruh keluarga memeluk agama Islam dan menjalankan ibadat 5 waktu
serta puasa pada masa puasa. Bapak D melaksanakan sholat berjama’ah ke
mesjid dan Ibu E sebagai lansia rajin mengikuti majelis taklim
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
Ibu E sementara ini tidak bekerja oleh karena faktor usia yang sudah tua,
untuk keperluan sehari–hari ditanggung oleh menantunya Bp D dan
anaknya R yang bekerja sebagai perawat, namun sekarang sedang
mengikuti pendidikan.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Keluarga jarang melakukan rekreasi bersama, waktu luang dipergunakan
untuk menonton TV. Tapi kalau anak-anak libur dan uang tabungan ada
sesekali pergi ke tempat rekreasi terdekat.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga :

1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :


Bapak D mempunyai 2 orang putra, Tahap perkembangan keluarga Bp. D
berdasarkan siklus perkembangan menurut Duvalls termasuk kedalam
tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah) , dan ada anggota keluarga
berusia lanjut.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi :
Tugas perkembangan keluarga yang diperhatikan anak usia sekolah dan
hubungan suami istri tetap terjaga serta adanya mertua dalam keadaan yang
menderita hipertensi.
3. Riwayat Keluarga Inti :
Keluarga Bapak D tinggal di rumah sendiri, dengan tulang punggung
keluarga bersumber dari penghasilannya sebagai wiraswasta dan istrinya
yang sedang mengikuti pendidikan. Penyakit yang sering dialami oleh
keluarga yaitu penyakit batuk dan pilek. Dalam keluarga inti belum ada
yang menderita penyakit yang memerlukan perhatian yang khusus. Pada
saat pengkajian, Ibu E sedang sakit (Hipertensi). Keluarga memahami
penyebab hipertensi. Penyebab hipertensi karena faktor keturunan
sehubungan almarhumah orang tuanya ibu E meninggal oleh karena
hipertensi. Keluarga juga tidak memahami dengan tepat, bagaiman cara
pencegahannya.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Ibu E sering sakit kepala karena menderita penyakit hipertensi, dan
menurut pengakuan Ibu E mungkin oleh karena kebiasaan yang buruk pola
makan yang selalu mengkosumsi masakan yang bercita rasa asin dan
cendrung berlemak seperti jeroan dan diolah dengan santan. Sementara
suami ibu E juga meninggal karena hipertensi, sedang anggota keluarga
yang lain saat ini dalam keadaan baik dan sehat.
III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah (lengkapi dengan denah rumah) :

D
D
KAMAR
KAMAR A
A
P
P
U
U
K R
A R
K
M
A
A
M
R
A
R

PINTU

SUM
SUM
UR
UR

Keluarga Bapak D menempati rumah sendiri. dengan ukuran kurang lebih


4 X 6 m bersama istri, ketiga anaknya dan mertuanya. Rumah terdiri dari
2 kamar tidur, 1 ruang tamu bersatu dengan dapur, kamar mandi berada di
dalam rumah dengan sumber air bersih dari sumur yang berada dekat ruang
tamu. Dinding rumah terbuat dari tembok, atap dari genteng lantai dari
keramik. Lantai setiap saat bila kotor disapu, sampah, setiap hari dibawa
oleh petugas sampah., sehingga tidak tampak sampah yang berserakkan.
Halaman rumah keluarga dipergunakan untuk menjemur pakaian.
Rumah mempunyai 1 pintu yaitu pintu depan sedangkan jendela terdapat
diruang tamu dan selalu dalam keadaan terbuka, sehingga ada sirkulasi
udara , kamar tidur mempunyai jendela, dan kamar yang satu tidak karena
berbatasan dengan dinding rumah tetangga, sehingga udara terasa panas
didalam kamar.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas :
Keluarga berada didekat perkampungan yang cukup padat penduduknya.
Untuk mencapai kerumah keluarga, harus melewati sebuah gang yang
hanya cukup untuk pejalan kaki dan kedaraan roda dua. Tetangga keluarga
bapak D umumnya penduduk musiman, akan tetapi tidak mengalami
kesulitan dalam berhubungan dan bersosialisasi dengan tetangganya.
3. Mobilitas Geografi Keluarga
Keluarga bapak D sebelumnya tinggal di rumah kontrakan, namun karena
ada tabungan sedikit keluarga bapak D mengambil perumahan yang tidak
jauh dari pemukiman penduduk.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Keluarga tidak mempunyai suatu perkumpulan tertentu karena dari pihak
Keluarga bapak D seluruh anggota sudah berkumpul lain halnya dengan
lingkungan masyarakat, keluarga sering ikut berpartisipasi dalam kegiatan
warga misalnya kerja bakti lingkungan.
5. Sistem pendukung keluarga :
Secara informal antara keluarga dengan tetangganya selalu saling
membantu bila keluarga mendapat masalah, Sedangkan dukungan formal,
keluarga ikut program BPJS dari pemerintah.

IV. Struktur Keluarga :


1. Pola dan Proses Komunikasi
Sebagai kepala keluarga, Bpk D. selalu mengajak berdiskusi dalam
memecahkan masalah keluarga. Dalam membimbing anaknya, kadang
bapak D berlaku agak keras. Namun pada umumnya komunikasi dalam
keluarga baik dan lancar, saling mendukung antara ibu R sebagai istri dan
ibu E sebagai nenek serta anak-anaknya.
2. Struktur Kekuatan :
Untuk melakukan suatu perubahan perilaku anggota keluarga dalam hal ini
mendidik anaknya, bapak D melakukan dengan sikap lebih keras sehingga
apa yang dikatakan Bpk D, anaknya berusaha mengikutinya.
3. Struktur Peran
Bapak D sebagai kepala keluarga, saat ini masih bekerja yang dapat
memberikan hasil yang tidak tetap karena dalam berwiraswasta tergantung
musim, namun hal ini tidak mengganggu perannya sebagai seorang kepala
keluarga.
4. Nilai – nilai dan Norma - norma Budaya :
Didalam keluarga selalu menanamkan nilai agama sesuai dengan yang
dianutnya.

V. Fungsi – Fungsi Keluarga


1. Fungsi Afektif
Bapak D mengatakan bahwa semua yang ada dalam keluarga saling
menyayangi dan saling membantu sehingga keluarga tampak harmonis
walaupun dibalik itu ada juga kekurangannya karena istri sedang mengikuti
pendidikan dan anak-anak yang berada pada tahap sekolah hanya sering
ditemani ibu E sebagai nenek.
2. Fungsi Sosialisasi
Lingkungan keluarga cukup baik dan cukup akrab, sehingga keluarga dapat
bersosialisasi dengan lingkungannya tanpa suatu hambatan.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Anggota keluarga bapak D mempunyai kebiasaan makan 2-3 kali sehari,
dengan dengan makanan yang sering disiapkan oleh ibu E , sedang untuk
sayur, kadang ada dan kadang tidak. Hal ini menyebabkan khas masakan
masakan Padang masih kental dikeluarga ini yakni asin dan berlemak.
Seluruh anggota keluarga, apabila sakit, untuk pertolongan pertama berobat
ke klinik yang terdekat. Apabila tidak sembuh, maka dibawa berobat ke
Rumah Sakit

VI. Koping Keluarga :


1. Stressor keluarga Jangka Pendek
Pada saat ini yang menjadi pemikiran keluarga bapak D adalah akankan
bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi dan
berharap ibu E sebagai mertua tetap sehat walaupun mengalami hipertensi.
2. Kemampuan Keluarga Berespons terhadap Masalah
Keluarga menerima keadaan ini dan tidak menjadi masalah yang
mengakibatkan ketidak rukunan dalam keluarga.
3. Strategi Koping yang Digunakan
Bapak D terus berusaha agar penghasilan yang didapatkannya dapat
mencukupi keperluan keluarga dan mampu menyekolahkan anak-anak
sampai ke perguruan tinggi. Dan berusaha selalu memperhatikan kondisi
mertua yang sedang mengalami hipertensi dengan memotivasi
menggunakan obat herbal.
4. Strategi adaptasi disfungsional :
Keluarga bapak D selalu mencoba mengatasi masalah dengan saling
membicarakan dan membahas untuk memutuskan jalan keluarnya.
bersama istri dan ibu E.

5. Pemeriksaan fisik (lihat halam berikut)

ASPEK YG DIPERIKASA Ibu E


Usia 67 tahun
TD 160/100
N 90/mn
Respirasi 28 kali/menit
BB 54 kg
TB 155 cm
Kepala Bersih, rambut agak bau
Gigi dan mulut Gigi bersih dan lengkap
Mata Sclera tidak ikterik, konjuctiva tidak anemis
Hidung Bersih, tidak ada kotoran
Leher Bentuk leher lurus, tidak ada peningkatan JVP, trachea
berada di tengah, tidak ada nyeri pada saat menelan
Paru/Jantung Bentuk dada elips, tidak tampak pergerakan ictus cordis,
bunyi jantung S1 dan S2, tidak terdengar ada kelainan
Abdomen Abdomen tidak distensi, bising usus 12 x/ menit, suara
ketuk tympani, tidak ada nyeri tekan pada hepar dan lien,
Tidak teraba adanya pembesaran ginja
Ekstremitas Tidak ada kelainan, tidak ada varises, dapat bebas bergerak

VII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga :


Keluarga berharap dengan asuhan keperawatan yang diberikan, keluarga
lebih bisa memelihara kesehatan keluarganya terutama kesehatan ibu E
yang berkaitan dengan penyakit hipertensi yang dideritanya.

VIII. ANALISIS DATA


DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Data Subeyektif : Gangguan rasa nyaman nyeri
 Ibu E mengatakan sakit kepala dan terasa
berat pada daerah pundak.
 Nyeri dirasakan seperti di tusuk – tusuk.
 Ibu E mengatakan hanya tidur saja apabila
kepalanya terasa sakit
 Ibu E Mengatakan tidak mengetahui
tentang penyakit hipertensi
 Ibu E mengatakan tidak mematuhi tentang
diit hipertensi
2. DO :
 TTV klien :
 TD : 160/100 mmHg
 Nadi : 60 x / menit
 Respirasi : 20 X / menit
 Suhu : 36,80 C
 Berat badan : 54 Kg
 Tinggi badan : 155 cm

3. DS : Resiko terjadinya serangan stroke


 Ibu E mengatakan pola makan klien 2
kali makanan yang dimakan adalah
masakan dengan cita rasa asin dan
bersantan.
 Ibu E mengatakan tidak rutin untuk
memeriksakan tekanan darahnya pada
pelayanan kesehatan
 Ibu E mengatakan tidak mengerti
tentang penyakit hipertensi
 Ibu E mengatakan tidak ada
pembatasan pola diit makanan.
DO:
 Klien terlihat bingung dengan keadaan
penyakitnya yang sekarang
 Klien makan makanan yang asin dan
bersantan

IX. Pengkajian Data Fungsi Keluarga

Masalah Masalah Kriteria Keluarga Mandiri Kategori


Kesehatan keperawatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Masalah
Nyeri akut - - - v v - - - - - KM I
Resijo v v - v v KM I
Hipertensi
terjadinya
serangan
stroke

X.PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
dalam merawat anggota yang sakit

Kriteria Nilai Bobot Perhitungan Pembenaran


Sifat masalah : Tidak atau kurang sehat
- Aktual (Tidak karena bila tidak
/kurang sehat) 3 1 3/3 x 1 ditangani mengakibatkan
dampak yang lebih buruk
pada Ibu E
Hanya sebagian, karena
Kemungkinan masalah
sumber dana dan
dapat diubah :
1 2 ½x2 prasarana terbatas tetapi
- Sebagian
fasilitas kesehatan dapat
dijangkau dengan mudah.
Potensi masalah untuk Karena sikap keluarga
dicegah : yang mau menerima
- Tinggi penjelasan dari petugas
dan masalah yang
3 1 3/3 x 1
dihadapi merupakan
masalah yang cukup
berat dan cukup lama
diderita oleh ibu E
Menonjolnya masalah : Keluarga menyadari
adanya masalah dan
Masalah berat dan 2 1 2/2 x 1
perlu penanganan segera
harus segera ditangani
mungkin
TOTAL 4

2. Resiko terjadinya serangan stroke berhubungan dengan ketidaktahuan


keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

Kriteria Nilai Bobot Perhitungan Pembenaran


Sifat Masalah : 2/3 x 1 2/3 2/3 x 1 Masalah belum terjadi,
Resiko namun bila tidak diatasi,
maka masalah dapat
terjadi
Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 1/2 x 2 Keluarga terutama ibu E
untuk diubah : cukup berminat untuk
Mudah meningkatkan
pengetahuannya tentang
pencegahan
hipertensi/stroke.
Potensial untuk 3/3 x 1 1 3/3 x 1 Masalah dapat dicegah
dicegah : karena masalah belum
Tinggi terjadi dan anaknaya
seorang perawata yang
harus dapat melakukan
penkes pada ibunya.
Menonjolnya masalah : 2/2/ x 1 1 2/2/ x 1 Keluarga menyadari
Masalah perlu segera adanya masalah dan perlu
ditangani segera diatasi
TOTAL 3 2/3
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Tujuan Evaluasi
Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Gangguan rasa Setelah Setelah diberikan Verbal 1. Hipertensi adalah 1. Beri penjelasan pada Meningkatkan
nyaman nyeri diberikan pembinaan selama 5 hari kenaikan tekanan darah keluarga Tn.D tentang pengetahuan klien
pada ibu E pembinaan klien dan keluarga mampu lebuh dari 140/90 hipertensi (pengertian, tentang penyakit
berhubungan selama 3 kali 1. Mengenal hipertensi mmHg tanda dan gejala, hipertensi
dengan kunjungan  Pengertian 2. Tanda den gejala penyebab, dan
ketidakmampuan nyeri kepala  Tanda dan gejala hipertensi adalah : pencegahan)
keluarga merawat akibat  Penyebab a. Sakit kepala
anggota keluarga hipertensi tidak  Pencegahan b. Cepat marah
yang mengalami terjadi lagi. c. Susah tidur
hipertensi 3. penyebab hipertensi
adalah :
a. keturunan
b. stress
c. kurang aktifitas
fisik
4. pencegahannya adalah
dengan cara
a. merubah pola hidup
b. pengobatan darah
tinggi
c. olah raga yang
teratur

2. Mengambil keputusan Verbal bahaya atau akibat dari 2. Diskusikan dengan klien Klien dan keluarga
yang tepat terhadap hipertensi yang tidak di mengenai bahaya dapat mengerti tentang
masalah hipertensi tanggulangi adalah : tentang hipertensi dampak atau bahaya
1. stroke 3. Berikan alternative dari hipertensi
2. kebutaan pilihan terhadap
3. gangguan ginjal penganbilan
keputusan tentang
dampak dari pada
hipertensi
3. Merawat anggota Psikomo 1. Relaksasi progresif 4 Ajarkan klien dan Dengan dilakukan
keluarga yang tor adalah cara keluarga tentang relaksasi progresif
mengalami hipertensi mengistirahatkan otot teknik relaksasi dapat merilakskan otot
melalui : dengan relaksasi pikiran progresif untuk – otot denga cara
Teknik relaksasi 2. Alat yang digunakan hipertensi relaksasi mental dan
progresif adalah : matras atau pikiran
karpet, sedangkan 5 Demonstrasikan
prosedur persiapan kepada klien untuk
tindakan adalah membuat herbal
mempersiapkan therapy yaitu jus
lingkungan yang aman wortel, seledri dan
dan nyaman yang tidak bawang putih,
berisik dan tidak keluar
masuk orang.

Herbal terapi jus Psikomo 1. Terapi herbal adalah Kandungan dalam


tor salah satu terapi yang seledri, wortel dan
digunakan untuk bawang putih dapat
mnurunkan tekanan menurunkan tekanan
darah dengan salah darah
satunya menggunakan
jus
2. Bahan yang digunakan
adalah satu genggam
bayam, 200 gr wortel
yang dikupas, 2 siung
bawang putih
kemudian dijadikan
satu lalu di jus dan
diminum

Diit (nutrisi) hipertensi


Psikomo 1. Diit rendah garam 6 Demonstrasikan Dapat meningkatkan
tor adalah garam yang kepada keluarga pengetahuan klien dan
diberikan untuk pasien mengenai pola diit keluarga mengenai
hipertensi. (nutrisi) untuk pola diit yang benar
2. Diit rendah garam I penderita hipertensi untuk klien dengan
adalah diit yang tidak hipertensi
menggunakan
konsumsi garam sama Dapat meningkatkan
sekali untuk kemampuan keluarga
pemasakan tentang pangambilan
makanannya, diit keputusan keluarga
garam II adalah diit
yang pemasakan bahan
makanannya boleh
menggunakan ¼
sendok the dalam 1
hari, Sedangkan diit
rendah garam III
adalah diit yang dalam
pemasakan bahan
makanannya dapat
menggunakan ½
sendok teh garam

Pantau tekanan darah klien


Psikomo 1. Klien mau memeriksakan 7 Ukur tekanan darah Dapat mengetahui
tor tekanan darahnya. klien setiap hari gejala dini yang
terjadi pada klien
4. Modifikasi lingkungan

5. Memanfaatkan fasilitas Dapat meningkatkan


kesehatan (Puskesmas, Psikomo Klien dan keluarga 8 Diskusikan dengan pengetahuan keluarga
Rumah Sakit, Dokter) tor mengantarkan kepelayanan klien dan keluarga mengenai
kesehatan setiap seminggu 1 mengenai pentingnya pemanfaatan fasilitas
kali, klien mau fasilitas kesehatan dan sarana kesehatan
melaksanakan pemeriksaan untuk menjaga yang terdekat
laboratorium pada anggota kesehatan anggota
keluarga yang sakit. keluarga

Anda mungkin juga menyukai