KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASA
A. Sruktur MPKP
1. Kepala ruangan
2. Perawat primer (PP)
3. Perawat assuite (PA)
4. Ccm (Clinical Care Maneger)
B. Tingkat spesifik MPKP
1. MPKP Pemula
2. MPKP 1
3. MPKP II
4. MPKP III
C. Metode penguasaan
1. Metode tim
2. Fungsional
3. Primer
4. kasus
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah satu
nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan
profesional. Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah
satu nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan
profesional.Menurut Gillies (1986), manajeme didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara professional. Seorang manajer keperawatan perlu melakukan fungsi-fungsi manajemen
dalain memberikan perawatan kesehatan kepada klien.
Perawat manajer (administrator) bekerja pada semua tingkat untuk melaksanakan
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori manajemen keperawatan. Mereka mengatur
lingkungan organisasi untuk menciptakan suasana optimal bagi persyaratan pengawasan
keperawatan oleh perawat-perawat klinis. Perawat-perawat klinis mengatur seleksi sumber
daya manusia dan materi dan memberikan masukan tambahan kedalam proses manajemen.
Tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi
keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang
efektif dan ekonomis kepada kelompok pasien. Proses manajemen keperawatan sejajar dengan
proses keperawatan yaitu dirancang untuk memudahkan pekerjaan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
benama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi
manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. DEPKES RI yang diambil dari
fungsi manajemen menurut George Terry yang terdiri dari Planning, Organizing, Actuating
dan Controlling (POAC). Di Ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk
fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (directing). dan pengendalian (controlling).
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya
mengembangkan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Saat ini, praktik pelayanan
keperawatan banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan praktik pelayanan
profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya
berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada
pelaksanaan tugas.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan derajat
ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah Perawat Primer (PP) yang lulusan S1 keperawatan,
Perawat Asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta SPK. Tenaga lain adalah pembantu
keperawatan. Mereka berada dalam satuan tim yang dibimbing dan diarahkan oleh Clinical
Care Manager (CCM) yang merupakan magister spesialis keperawatan.
Tindakan yang bersifat terapi keperawatan dilakukan oleh PP, karena bentuk tindakan
lebih pada interaksi, adaptasi, dan peningkatan kemandirian klien yang perlu landasan konsep
dan teori tinggi. PP melakukan pertemuan dengan anggota tim kesehatan lain terutama dokter.
PP juga mengarahkan dan membimbing perawat lain serta bertanggung jawab atas semua
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh tim pada sekelompok klien.
Tugas membersihkan meja klien, menyediakan dan membersihkan peralatan yang
digunakan, mengantar klien konsul atau membawa pispot ke klien dilakukan oleh pembantu
keperawatan. Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar rencana keperawatan yang
ada. Ketua tim (PP) melakukan validasi terhadap diagnosis keperawatan klien berdasarkan
pengkajian yang dilakukan.Secara kualitatif, PP ada kebanggaan profesional karena ada
otonomi dan kesempatan mengobservasi perkembangan klien secara berkesinambungan dan
PA dapat bekerja lebih terencana.
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk bersikap
profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional
tersebut adalah pengembangan model praktek keperawatan profesional (MPKP) yang
memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan
tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi
MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Menurut Hoffart dan Woods (1996 dalam Sudarsono, 2000) menyimpulkan bahwa
model PKP terdiri dari nilai-nilai profesional yang merupakan inti dari model PKP, hubungan
antar profesional, metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama
dalam perubahan pengambilan keputusan dan sistem kempensasi dan penghargaan
B . Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur kepala ruangan ?
2. Bagaiman struktur perawat primer (PP) ?
3. Bagaimana struktur Assuite (PA) ?
4. Bagaimana struktur Ccm
5. Bagaimana tingkat spesifik MPKP Pemula,MPKP 1,MPKP II,MPKP III.
6. Bagaimana metode penguasa TIM,fungsional,primer,kasus ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sruktur MPKP
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi.Pada
pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan.
Struktur organiosasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer
keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih
Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa Perawat
Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok
pasien.
1. Kepala ruangan
Tanggung jawab kepala ruangan
Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab kepada kepala instalasi terhadap hal-
hal sebagai berikut:
1. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
2. Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan
3. Keobyektifan dan kebenaran penilayan kinerja tenaga keperawatan.
4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
5. Kebenaran dan ketepatan protap/ sop pelayanan keperawatan
6. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
7. Kebenaran dan ketepatan pelaksana program bimbingan siswa/mahasiswa institusi pendidika
keperawatan
Wewenang kepala ruangan
Dalam menjalankan tugasnya kepalaruangan mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Memintah informasi dan pengarah kepada atasan
2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan.
3. Mengawasi,mengendalikan dan menilai pendaya gunaan tenaga keperawatan.
4. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang kepala ruangan.
5. Menghadiri rapat bekala dengan kepala instalasi/kasi/kepala rumah sakit untukkelancaran pelancaran
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Tugas kepala ruangan
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruangan rawat yang berada diwilaya
tabggung jawabnya
a. Melaksanaan fungsi perencanaan (PI) meliputi:
1. Menyusun kerja rencana kepala ruangan
2. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuaan pelayanan keperawatan diruang rawat yang bersangkutan
3. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan,
4. Menyusun rencana kebutuhan tenaga dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk diruangan
rawat,kordinasi dengan kepala instansi.
5. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselanggarakan sesuai
kebutuhan
6. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)
Mengatur dan menkordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat,melalui kerja sama dengan
petugas lain yang bertugas diruangan rawatnya.
Menyusun jadwal dan mengatur daftar dinas tenaga perawat.
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan pengawasn meliputi: penjelasan tentang
peraturan rumah sakit, tata tertip ruang inap,fasilitas yang ada dan cra penggunaannya dan kegiatan
rutin sehari-hari.
Membimbing tenaga perawat untuk melakukan pelayanan/asuhan keperawatan yang sesuai ketentuan.
Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan staf keperawatan dan petugas lain yang
berfungsi diruangan rawatnya.
Melaksanakan orientasi tenaga perawat yang baru atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.
Memberikan kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah/penataran
dengan kordinasikepala instansi/kasi keperawatan/kepala bidang keperawatan.
Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesua kebutuhan berdasarkan ketentuan atau
kebijakan rumah sakit
Mengatur dan mengkordinasi pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap pakai
Mendampingi fisite dokter dan mencatat instuksi dokter khususnya bila ada perubahan pengobatan
pasien
Mengelompokan pasien dan mengatur penempatan diruangan rawat menurut tingkat
kegawatan,infeksi,/non infeksi untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
Memberi mutifasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan ruang rawat.
Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien rawat inap.
Menyimpan semua berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan diruangan rawatnya dan
selanjutnyamengambilkan ke MR
Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan sertakegiatan lain diruah
rawat.
Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan peraktek
Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien atau keluarganya sesuai kebutuhan dasar dalam
batas wewenangnya
Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saat pergantian dinas.
7. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi:
Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk memperoleh pengalaman beajar sesuai
tujuan program bimbingan yang ditentukan.
Melakukan penilayaan kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawa tanggung jawabnya.
Menguasai pengendalian dan menilai pendayagunaantenaga perawat,peralatan perawat, serta obat-obat
secara efektif dan efesien.
Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau
dengan tim pengendali mutu asuhan keperawatan.
Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung jawabnya.
Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau trburu-
buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu
sehingga kelanncaran tugas terhambat.
Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung
kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
Akontabilitas dalam tim kabur.
2. Metode fungsional.
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian
tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian
dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan, tugasnya :
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat penugasan,
melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.