Anda di halaman 1dari 4

228

Belanja pegawai Belanja pegawai


Belanja bunga Belanja barang dan jasa
Belanja subsidi Belanja modal
Belanja hibah
Belanja bantuan social
Belanja bagi hasil
Bantuan keuangan
Belanja tak terduga

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh ada
tidaknya program dan kegiatan SKPD, sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang
dipengaruhi secala langsung oleh adanya program dan kegiatan SKPD yang kontribusinya
terhadap pencapaian prestasi kenja dapat diukur.

BELANJA MODAL

Sesuai Permendagri Nomor l3 Tahun 2006, belanja modal merupakan bagian dari kelompok
belanja daerah, yang memiliki pengertian berupa pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian / pengadaan area pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat dari
dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan seperti dalam bentuk tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.
Dengan adanya belanja modal tersebut diharapkan adanya multiplier effect, secara makro dan
mikro bagi perekonomian nasional Indonesia, dan khususnya bagi daerah.

Pengelolaan belanja modal bukan merupakan pekerjaan yang mudah bagi seorang manajer di suatu
entitas pemerintahan di daerah, contohnya seorang kepala daerah. Seorang,manajer harus paham
betul asas yang berlaku serta ukuran kinerja untuk menilai keberhasilan setiap kegiatan dari belanja
modal. Kegiatan belanja modal merupakan bagian dari suatu bentuk pengelolaan keuangan daerah
yang harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang – undangan,efektif, efisien,
Ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan
memberikan manfaat untuk masyarakat. Adapun ukuran keberhasilan dari kegiatan belanja modal
adalah lima tepat yaitu tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, tepat sasaran dan tepat harga. Untuk
itulah ilmu manajemen keuangan daerah memegang peranan yang penting guna memperoleh dana
serta mengalokasikannya untuk belanja modal secara tepat

PERMASALAHAN DAN SOLUSI KEGIATAN BELANJA MODAL

Kegiatan dalam rangka pengaggaran dan realisasi belanja modal bukan suatu pekerjaan yang
mudah,segenap persoalan sering kali muncul di setiap tahap kegiatan. Ada pun kegiatan yang
dimaksud terbagi menjadi tiga tahapan. yaltu 1) tahap perencanaan; 2) tahap pelaksanaan dan 3)
tahap penatausahaan

Masalah yang Muncul pada Tahap Perencanaan dan Solusinya

Permasalah dalam kegiatan belanja modal yang sering muncul pada tahap perencanaan antara lain
adalah sebagai berikut

a. Masalah penetapan alokasi anggaran


Secara umum, proporsi untuk belanja modal daerah di Indonesia memiliki kecenderungan
yang makin turun dari total belanjanya, sebaliknya untuk belanja pegawai untuk tetap
memiliki kecendurungan yang makin naik. Hal – hal seperti inilah yang harus mulai
dipikirkan oleh seorang manajer di daerah, mengingat belanja modal sendiri tidak saja
diasumsikan, namun telah didukung oleh banyak hasil penelitian yang menunjukkan
adalnya kaitan langsung pada pertumbuhan perekonomian di daerah. Solusi yang harus
diambil oleh seorang manajer di daerah dalam menyusun anggran adalah dengan melihat
aspirasi dan kebutuhan public secara nyata, serta melakukan moratorium penerimaan
pegawai di pemerintah daerah untuk sementara waktu, sambal menunggu hasil kajian dan
putusan dari Badan Kepegawaian Daerah setempat.
b. Masalah penetapan mata anggaran.
Dalam kegiatan penganggaran sering timbul masalah dalam penetapan mata anggaran.
Banyak kegiatan yang seharusnya masuk ke dalam mata anggaran belanja modal
dimasukkan ke anggaran belanja barang atau sebaliknya. Contoh kasus ada di salah satu
kabuparen di Jawa Tengah untuk tahun anggaran 2010, saat rencana hibah, dalam bentuk
sapi ke Pokmas dialokasikan menggunakan dana belanja modal dan bukan menggunakan
mata anggaran belanja barang sehingga harus dilakukan koreksi oleh BPK. Solusi yang
perlu diambil adalah dilakukan pemilihan personal yang memang paham terhadap proses
penganggaran, paham terhadap masalah akuntansi pemerintah, dan paham terhadap sifat
barang yang akan dibeli serta filosofi transaksinya, sebelum menetapkan mata anggaran
yang akan digunakan
c. Adanya intervensi dari pihak legislative.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses penyusunan anggaran seringkali pihak
eksekutif tidak dapat lepas dari pengaruh atau putusan dari legislatif, karena mekanisme
adanya keterkaitan tersebut memang sudah diatur dalam undang-undang. Namun yang kita
sayangkan di sini adalah apabila intervensi yang dilakukan tersebut terdapat nuansa adanya
pelanggaran hukum, dan kepentingan pribadi (vest Interest) yang akan berdampak pada
kerugian bagi kepentingan, publik. Sebagai contohnya adalah kasus buku di Kab. Sleman
pada tahun 2004-2005 yaitu adanya mark-up harga buku serta ketidaksesuaian fisik yang
melibatkan mantan Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Sleman. Solusi satu-satunya yang
perlu diambil oleh seorang manajer di pemerintah daerah terkait adanya intervensi dari
pihak legislatif tersebut adalah berupa keberanian untuk menolak intervensi apabila
terdapat indikasi pelanggaran hukum dan kerugian negara.
d. Kesalahan penetapan mekanisme pengadaan
Sering kali dalam pembuatan rencana umum pengadaan, tidak jurang pihak panitia
anggaran kurang memahami karakteristik barang yang akan dibeli, mekanisme proses
pengadaan barring/ jasa pemerintah, dan ketidakmampuan menghadapi kebijakan dari
otoritas yang lebih tinggi walaupun ada indikasi pelanggaran hukum. Hal tersebut akan
berakibat pada timbulnya ketidakefektifan dan inefisiensi dalam pengadaan belanja modal.
Sebagai contoh dari kondisi tersebut adalah pada pengadaan obat di sebuah RSUD, saat
obat yang akan diadakan walaupun termasuk dalam SK Menkes namun tetap dilakukan
pelelangan meskipun dimungkinkan untuk dilakukan penunjukan langsung sehingga
menjadi tidak efisien . Contoh lainnya adalah adanya kegiatan pengadaan yang ditetapkan
dengan penunjukkan angsung walaupun kriteria, justifikasi, dan aspek legal dari sebuah
penunjukan langsung tidak tepat dan berindikast pada pelanggaran hukum. Contoh
kasusnya adalah ,pengadaan buku di Kabupaten Sleman dengan penunjukan langsung
walaupun kriteria penunjukan langsung tidak dipenuhi. Solusi yang harus dimiliki oleh
manajer di pemerintahan daerah adalah
1. selektif dalam pemilihan personel yang akan duduk dalam panitia anggaran, yaitu
personel yang paham dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, paham
terhadap proses bisnis dari entitas pemerintahan yang akan diadakan, serta paham
terhadap sifat barang yang akan dibeli serta peraturan perundang-undangan yang
rnenaunginya: dan
2. keberanian untuk menolak intervensi berbagai pihak yang memiliki indikasi
pelanggaran hukum dan merugikan negara
e. Ketidakpatuhan terhadap arahan dan kebijakan umum belanja modal.
Seperti yang telah dipelajari bersama, bahwa dalam Permendagri Nomor 13 Tabun 2006
telah mengklasifikasikan belanja daerah menurut urusan pemerintahan yang dibedakan
menjadi dua urusan, yaitu urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib inilah yang
seharusnya mendapatkan prioritas dari daerah untuk masuk ke dalam arahan umum
kebijakan belanja, yang salah satunya adalah yang belanja modal setiap tahun dijabarkan
dalam APBD. Namun pada kenyataannya, dalam penyusunan anggaran di suatu entitas
pemerintahan masih sering mengabaikan masalah urusan wajib di atas, dan beralih kepada
kegiatan lain yang kurang mengarah kepada kepentingan publik.
f. Kelemahan dalam studi kelayakan.
Hal yang cukup penting dalam sebuah belanja modal adalah mengenai studi kelayakannya.
Banyak sekali realisasi belanja modal yang dilakukan oleh pemerintah daerah ternyata
tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan publik dan menimbulkan kerugian negara.
Solusi yang perlu diambil oleh seorang manajer di pemerintahan daerah sebelum menyusun
dan menetapkan sebuah anggaran belanja modal adalah dengan meneliti secara detail dan
secara ahli mengenai studi kelayakan yang dihasilkan oleh pihak independen dan
profesional. Selain itu, 'Rapat Anggaran Eksekutif (gabungan instansi teknis) tidak hanya
bekerja secara formalitas.

Anda mungkin juga menyukai