Anda di halaman 1dari 6

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 13

Tinjauan Pustaka

Akomodasi dalam Refraksi


Rinda Wati

Abstrak
Akomodasi merupakan mekanisme perubahan kekuatan refraksi mata dengan merubah bentuk dari kristalin
lensa. Titik fokus posterior berpindah kedepan mata selama akomodasi. Dengan adanya proses tersebut, titik jauh
lebih dekat ke mata. Kemampuan akomodasi ketika otot siliaris berkontraksi sebagai respon bagi stimulasi
parasimpatetik dan relaksasi serabut zonular. Pergerakan dari respon akomodasi merupakan hasil dari
peningkatan konveksitas lensa ( terutama pada permukaan anterior). Amplitudo akomodasi (dalam D) atau
sebagai jarak dari akomodasi. Jarak antara titik jauh mata dan titik terdekat dimana mata dapat menjaga fokus (titik
dekat). Lensa kehilangan elastisitasnya diakibatkan proses penuaan dan respon akomodasi berkurang dinamakan
presbyopia.

Kata kunci: Akomodasi, refraksi

Abstract
Accommodation is the mechanism by which the eye changes refractive power by altering the shape of its
crystalline lens. The posterior focal point is moved forward in the eye during accommodation. Correspondingly, the far
point moves closer to the eye.Accommodative effort when the ciliary muscle contracts in response to parasympathetic
stimulation and relaxation of zonular fibers. The movement of Accommodative response results from the increase in
lens convexity (primarily the anterior surface). Amplitude of accommodation (in D)or as the range of accommodation.
The distance between the far point of the eye and the nearest point at which the eye can maintain focus (near point).
Lens loses elasticity due to aging process, andthe accommodative response wanes is call presbyopia.

Keywords: Accomodation, refraction

Affiliasi penulis : Bagian Mata, Fakultas Kedokteran Universitas akomodasi yang terlalu besar, terlalu kecil ataupun
Andalas
Korespondensi : Rinda Wati rindawatispm@yahoo.co.id terlalu lambat. Untuk dapat menilai kemampuan
akomodasi seseorang maka dapat dilakukan
pemeriksaan akomodasi baik monokular maupun
Pendahuluan
binokular dengan menggunakan metode metode Push
Akomodasi adalah suatu mekanisme dimana Up ataupun metode Lensa Sferis. Yang dinilai yaitu
mata merubah kekuatan refraksinya dengan merubah akomodasi jarak dekat, amplitudo akomodasi dan
ketajaman lensa kristalin. Ada banyak teori yang telah range akomodasi sehingga dapat diidentifikasi
dikemukan tentang bagaimana proses akomodasi kemampuan akomodasi mata.
dapat terjadi pada mata. Teori yang paling tua dikenal
yaitu teori vitreus oleh Cramers, lalu dikembangkan Helmholtz mengajukan teori relaksasi
juga teori akomodasi relaksasi oleh Helmholtz, teori akomodasinya berdasarkan perubahan ukuran serat –
kontraksi zonula oleh Tscherning, dan masih banyak serat purkinje di permukaan anterior lensa kristalin

teori akomodasi lainnya. Sementara itu untuk (sama halnya dengan eksperimen yang telah
memfokuskan benda yang berjarak dekat otot siliaris dilakukan oleh Cramer) untuk mendukung gagasannya
melakukan kontraksi sehingga membuat lensa mata bahwa lensa kristalin sebenarnya berperan besar

menjadi tebal. Daya akomodasi mata dibatasi oleh dua terhadap akomodasi. Dia mengamati saat mata tidak
titik yaitu titik dekat ( punctum proximum ), yaitu titik berakomodasi dan melihat jauh, maka otot – otot
terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh siliaris akan berelaksasi dan serat – serat zonula

mata. Titik jauh ( punctum remotum ), yaitu titik terjauh elastis jadi teregang, ini akan menarik lensa kristalin
yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh ke arah luar ke ekuator dan lensa menjadi datar Ini

mataKebanyakan dari masalah penglihatan merupakan teori yang sangat berlawanan dengan teori
berhubungan dengan kemampuan akomodasi, seperti Helmholtz’s. Tscherning menggunakan sebuah

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(Supplement 1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 14

ophthalmophacometer yang telah ia rancang untuk Gejala pasien dengan gangguan akomodasi
mengamati gambar yang dibentuk oleh permukaan tidaklah spesifik, tapi beberapa keluhan pasien
anterior dan posterior lensa kristalin. Dia berpendapat mungkin dapat membantu mendeteksi gangguan
bahwa konstraksi otot siliaris akan meningkatkan akomodasi. Pasien – pasien dengan penurunan
ketegangan serat – serat zonula, sehingga merubah kemampuan akomodasi biasanya mengeluhkan kabur
ketajaman lensa tanpa merubah ketebalan ataupun saat melihat dekat, tetapi tidak saat melihat jauh.
diameter lensa. “Posisi Tscherning “ merupakan suatu Pasien yang paling sering mengeluhkan masalah
kondisi saat lensa kristalin dikeluarkan dari bola mata, akomodasi yaitu pasien presbiopia, biasanya pasien
dan ini tampak seperti kondisi penglihatan jauh dan ini akan mengeluhkan harus menjauhkan objek yang
tidak berakomodasi seperti teori yang diajukan oleh ingin dilihatnya. Beberapa pasien dengan penurunan
Helmholtz akomodasi kadang dapat mengeluhkan diplopia
monokular, tidak nyaman saat membaca jarak dekat,
Pembahasan lambat saat merubah fokus fiksasi dari jarak jauh ke
dekat ataupun dari jarak dekat ke jauh. Beberapa
Akomodasi merupakan salah satu dari 3 pasien dapat juga mengeluhkan sakit kepala,
komponen untuk melihat objek dalam jarak dekat yang intoleransi terhadap cahaya, ataupun gejala astenopia
disebut respon dekat atau refleks dekat. Komponen lainnya.
respon dekat meliputi akomodasi, konvergensi, dan
miosis pupil yang normalnya bekerja bersamaan, Akomodasi yang berlebihan atau spasme

namun masing – masingnya dapat diuji secara akomodasi ditandai dengan penglihatan yang baik

terpisah. Misalnya akomodasi dapat distimulasi saat melihat dekat dan visualisasi yang jelek saat

dengan lensa plus atau menguatkan stimulus melihat jauh. Objek visual dapat juga terlihat lebih

akomodasi dengan lensa minus tanpa menstimulasi besar ataupun lebih kecil (makropsia atau mikropsia)

konvergensi atau miosis. Sementara itu dapat juga dari orang normal, dan sakit kepala di bagian depan.

menggunakan prisma base – out berkekuatan lemah


Pemeriksaan Akomodasi
untuk menstimulasi konvergensi tanpa merubah
akomodasi. Pemeriksaan akomodasi dilakukan untuk
menilai kemampuan akomodasi mata seseorang.
Terdapat 3 aspek akomodasi, yaitu:
Pemeriksaan ini juga termasuk dalam pemeriksaan
mata rutin dan pemeriksaan amplitudo akomodasi
• Akomodasi jarak dekat ( near point of
dapat diperiksa monokular dan binokular. Teknik
akomodation / NPA )
pemeriksaan akomodasi dilakukan untuk menilai
NPA yaitu jarak objek terdekat dari mata
renge dan amplitudo akomodasi. Kendala yang paling
yang dapat dilihat dengan jelas.
sering ditemui dalam aplikasi klinisnya yaitu nilai end
• Amplitudo akomodasi
point yang subjektif. Langkah pertama dalam menilai
Amplitudo akomodasi yaitu kekuatan lensa
komponen akomodasi yaitu memperoleh nilai refraksi
yang memberikan visualisasi visual yang
yang adekuat dari kedua jarak penglihatan jauh dan
jelas. Kekuatan ini terukur dalam satuan
dekat. Pada anak – anak dan beberapa orang
dioptri ( D ) dan didapat dengan membagi
dewasa, refraksi sikloplegik dengan menggunakan
100 dengan NPA dalam satuan cm. Misalnya
cyclopentolate dibutuhkan untuk mencegah pasien
pasien dengan NPA 25 cm, maka amplitudo
melakukan akomodasi dan ini dapat meningkatkan
akomodasinya adalah 100/25= 4 D.
derajat miopia yang membutuhkan koreksi refraksi.
• Range akomodasi ( range accommodation )
Range akomodasi yaitu jarak antara objek AmplitudoAkomodasi Monokular
terjauh dan terdekat yang masih dapat dilihat
oleh mata dengan jelas. Amplitudo akomodasi monokular yaitu limit
dioptri dimana pasien dapat mengidentifikasi dengan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(Supplement 1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 15

jelas organ target yang kecil (20/20) pada jarak Pemeriksaan monokular dilakukan pada satu mata
terdekat dengan satu mata. Pemeriksaan akomodasi dengan mata yang lainnya ditutup.
yang dapat dilakukan yaitu metode Push Up dan
metode Lensa Sferis.

Amplitudo Akomodasi Binokular

Amplitudo akomodasi binokular yaitu limit


dioptri dimana pasien dapat memfusikan dengan jelas
organ target yang kecil dengan kedua mata. Gb 3. Pemeriksaan akomodasi metode Push Up
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah metode
Prinsip pemeriksaan ini ialah jarak target
Push Up dan metode Lensa Sferis.
yang dekat dapat meningkatkan daya akomodasi
Metode Push Up mata. Ukuran tulisan pada chart juga penting untuk
diperhatikan karena tulisan yang paling kecil akan
Near point of accomodation (NPA)
menimbulkan respon akomodasi yang paling kuat.
merupakan salah satu komponen akomodasi yang
Pada saat menggerakkan chart dari jarak jauh hingga
paling mudah dinilai praktek sehari – hari.
menuju mata pasien dimana pasien dapat melihat
Pemeriksaannya dapat dilakukan dengan
dengan jelas sebelum target terlihat kabur kembali
menggunakan alat seperti penggaris yang berskala
adalah nilai NPA dan dinilai dalam cm. Jika nilai NPA
seperti : Prince, Krimsky, ataupun penggaris Berrens (
telah didapat, maka amplitudo akomodasi bisa
Gambar 1 dan gambar 2). Alat – alat ini berupa
diperoleh dengan membagi 100 dengan nilai NPA
penggaris sederhana dengan penanda dalam cm dan
dalam cm.
dioptri yang memiliki chart dengan huruf – huruf
snellen. Teknik untuk menilai akomodasi dengan alat Saat mengintrepretasikan hasil pemeriksaan
ini disebut metode Push Up. akomodasi dengan menggunakan metode push up,
pasien haruslah kooperatif saat pemeriksaan. Pastikan
juga pencahayaan ruangan pemeriksaan yang
edekuat, karena pencahayaan merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Range akomodasi dapat juga dinilai dengan


Gambar 1. Penggaris Krimsky
pemeriksaan yang sama denga amplitudo akomodasi.
Pasien diinstruksikan untuk memberitahukan saat
objek target mulai kabur saat didekatkan dan kapan
kabur kembali saat objek target di jauhkan. Range
akomodasi lalu dihitung dengan menentukan titik jauh

Gambar2. Penggaris Berrens dan titik dekat dalam dioptri ( membagi 100 dengan
masing – masing jarak dalam cm ), lalu kurangi nilai
Caranya dengan dengan menempatkan target kecil titik jauh dengan titik dekat.
yang secara perlahan – lahan digerakkan mendekati
pasien hingga target dapat terlihat dengan jelas ( Dengan menggunakan metode Push Up,

Gambar 2). Daya akomodasi terjadi karena target kecil Duane pada tahun 1994 mengembangkan data

pada jarak dekat digerakkan mendekati pasien. hubungan normatif berupa tabel antara usia dan

Konvergensi lensa juga berubah bersamaan dengan amplitudo akomodasi yang masih digunakan hingga

jarak target. Saat target digerakkan terjadi sekarang ( Tabel 1 ). Menurut Duane terdapat

peningkatan konvergensi akomodasi, peningkatan penurunan kemampuan akomodasi linear hingga usia

vergensi fusional untuk mempertahankan fusi. 52 tahun, dan setelah itu daya akomodasi mata pun
hilang.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(Supplement 1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 16

akomodasi tanpa menggunakan lensa tapi secara


farmakologi dengan menggunakan agonis muskarinik
topikal, seperti pilokarpin lalu diukur respon
akomodasinya dengan refraktometer.

Tabel 1. Grafik Hubungan daya akomodasi


terkait usia

Metode Lensa Sferis


Gambar 4. Refraktometer
Prinsipnya daya akomodasi terjadi karena
melihat target kecil pada jarak yang dekat dengan
menggunakan lensa sferis minus maksimal, lalu
diberikan lensa sferis plus secara bertahap hingga
target terlihat kabur kembali. Pada pemeriksaan ini
mata pasien difiksasi dengan target baca pada jarak
40 cm, dan stimulasi dengan penambahan lensa
minus secara bertahap hingga didapatkan visualisasi
organ target yang kabur. Lalu akomodasi
diistirahatkan dengan menambahkan lensa positif
hingga target visual yang jelas kembali terlihat kabur.
Jumlah lensa yang digunakan merupakan nilai
amplitudo akomodasi. Sebagai contoh, jika pasien
Tabel 2. Tabel amplitudo akomodasi populasi normal
menerima sferis - 4,00 D sebelum organ target terlihat
kabur, dan dapat menerima lagi + 2,5 D sebelum Disfungsi Akomodasi
target yang jelas terlihat mulai kabur kembali, maka
total sferis amplitudo akomodasi yaitu 4,00 D + 2,5 D = Disfungsi akomodasi pernah dilaporkan

6,50 D. terjadi 60 – 80 % pasien dengan masalah penglihatan


binokular. Pasien dengan insufisiensi akomodasi
Sama halnya dengan metode push up, untuk biasanya mengeluhkan penglihatan kabur, kabur
memperoleh nilai NPA dan amplitudo akomodasi, membaca pada jarak dekat, susah berkonsentrasi dan
metode lensa sferis hanya dapat dilakukan pada kadang dapat disertai dengan sakit kepala. Faktor
pasien – pasien yang kooperatif. Saat lensa minus resiko terjadinya disfungsi akomodasi yaitu karena
dipasangkan terjadi peningkatan konvergensi kebutuhan untuk mempertahankan peningkatan
akomodasi, dan peningkatan fusi divergen untuk akomodasi saat melihat target visual pada jarak dekat,
menjaga fusi objek yang tidak bergerak sehingga menyebabkan kelelahan sistem akomodasi.

Refraktometer Terdapat klasifikasi tentang disfungsi


akomodasi yang di populerkan oleh Duke – Elder,
Metode pemeriksaan yang paling objektif
dimana ada lima jenis disfungsi akomodasi yaitu21 :
dalam menilai akomodasi yaitu menggunakan
refraktometer (Gambar 8). Kebanyakan dari alat ini 1. Insufisiensi Akomodasi
menggunakan lensa sferis minus yang ditingkatkan
untuk menstimulasi akomodasi, lalu diukur respon Insufisiensi akomodasi terjadi saat amplitudo

akomodasinya. Alternatif lainnya yaitu menstimulasi akomodasi (AA) lebih rendah dari normal sesuai usia

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(Supplement 1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 17

pasien, dan keadaan ini tidak terkait dengan sklerosis retina sehingga diperoleh visualisasi objek
lensa kristalin. Gejalanya muncul saat pasien tidak yang lebih jelas.
mampu mempertahankan akomodasinya. • Ada banyak teori yang berkembang untuk
menjelaskan tentang bagaimana mata bisa
2. Ill – Sustained Accommodation
melakukan akomodasi, namun teori yang
paling banyak diterima yaitu teori akomodasi
Kondisi ini terjadi pada kondisi dimana
amplitudo akomodasi normal, tapi muncul kelelahan relaksasi oleh Helmholtz.

sistem akomodasi saat stimulus akomodasi diulangi. • Kebanyakan dari masalah penglihatan
berkaitan dengan akomodasi yang tidak
Gejala yang paling sering ditemui pada pasien ini yaitu
penglihatan yang kabur setelah bekerja lama pada adekuat, sehingga disarankan untuk
melakukan pemeriksaan akomodasi sebagai
jarak dekat.
bagian dari pemeriksaan mata rutin.
3. Accommodation Infacility • Yang dinilai dari pemeriksaan akomodasi
yaitu tiga aspek akomodasi meliputi
Kondisi ini muncul saat sistem akomodasi
akomodasi jarak dekat (NPA), amplitudo
bergerak lambat untuk berubah, atau saat terjadi
akomodasi dan range akomodasi.
keterlambatan respon akomodasi terhadap stimulus
• Pemeriksaan akomodasi dapat dilakukan
akomodasi. Pasien biasanya mengeluhakan kabur
pada satu mata ataupun dua mata dengan
saat melihat jauh setelah mempertahankan
menggunakan metode Lensa Sferis, metode
akomodasi. Beberapa ahli berpendapat bahwa
Push Up secara subjektif dan dengan alat
accommodation Infacility adalah prekursor untuk
refraktometer secara objektif.
miopia.
Daftar Pustaka
4. Paralarisis of Accommodation 1. Glasser Adrian, In: Hyperopia and
Presbyopia, The Helmholttz Mechanism of
Paralarisis of Accommodation merupakan Accommodation, Marcel Dekker, New York,
2003: p27-46
kondisi yang cukup jarang terjadi dimana sistem 2. Liesegang TJ. Skuta GL. Cantor LB. Optic of
akomodasi gagal untuk berespon terhadap stimulus. the Human Eye In Clinical Optic.
Chapter 3. American Academy of
Kondisi dapat disebabkan oleh penggunaan obat – Ophthalmology. San Fransisco. 2014: pp.116
obatan sikloplegik, trauma, penyakit okular atau - 117
3. Kaufman Pl. Glasser A. Acomodation and
sistemik dan keracunan. Keadaan ini dapat terjadi Presbyopia, In : Adlers’s Physiology of the
unilateral dan bilateral. Eye, 12 th edition, Mosby Inc. St. Louis
Missouri. 2012
4. Ciuffreda KJ. Accommodation, the pupil and
5. Spasme Akomodasi presbyopia. In: Benjamin WJ, editor. Borish’s
clinical refraction. Missouri: Butterworth-
Spasme akomodasi terjadi akibat stimulus Heineman, 2006; p. 93–114.
5. SmolekMK, Klyce SD, in: Hyperopia and
yang berlebihan dari sistem persarafan parasimpatis, Presbyopia, Basic of hyperopia and
dan spasme akomodasi dapat dikaitkan dengan Presbyopia, Marcel Dekker, New York, 2003:
p27-46
kelelahan. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan 6. Michaels DD. Accommodation, Vergences,
obat kolinergik topikal ataupun sistemik, trauma dan and Heterophorias. In: Michaels DD, eds.
Visual Optics and Refraction, 3rd ed. St.
myastenia gravis. Louis: C.V. Mosby, 2005:Chap. XVIII
7. Duke-Elder S. Adjustments to the optical
Kesimpulan system: accommodation. In: DukeElder S,
eds. System of Ophthalmology: Ophthalmic
Optics and Refraction,
• Akomodasi adalah kemampuan mata untuk St. Louis: C.V. Mosby, 2007; Vol.V, Chap. IV
merubah kekuatan refraksinya dengan 8. Cooper S Jeffrey. Accommodation
Dysfunction in Ophmetric Clinical Practise
merubah ketajaman lensa kristalin agar Guideline Care of the Patient with
bayangan objek visual dapat tepat jatuh di Accommodative and Vergence Dysfunction.
Lindbergh. 2010: pp. 4 - 10

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(Supplement 1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 18

9. Glasser A, Campbell MCW. Presbyopia and


the optical changes in the human
crystalline lens with age. Vision Res
2008;38:19-29

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(Supplement 1)

Anda mungkin juga menyukai