Bab I Sampai Bab Terakhir PDF
Bab I Sampai Bab Terakhir PDF
KAJIAN PUSTAKA
Komering Ilir.
menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang
Tradisi, Pernikahan, Mabang Handak, Suku, Kayu Agung, Ogan Komering Ilir. Untuk
1. Pengertian Tradisi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “ Tradisi adalah adat kebiasaan turun
temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat. Penilaian atau
anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar”.
secara terus menerus, seperti adat, budaya, kebiasaan dan juga kepercayaan. Tradisi ini
13
14
Dari pengertian diatas diketahui bahwa tradisi adalah sesuatu yang telah
dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu atau agama yang sama.
2. Pengertian Pernikahan
Menurut Bachtiar (2004) definisi pernikahan adalah pintu bagi bertemunya dua
hati dalam nauangan pergaulan hidup yang berlangsung dalam jangka waktu yang
lama, yang di dalamnya terdapat berbagai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan
harmonis, serta mendapat keturunan. Pernikahan itu merupakan ikatan yang didasari
oleh perasaan cinta yang sangat mendalam dari masing-masing pihak untuk hidup
antara laki-laki dengan seorang perempuan yang bersumpah sehidup semati didepan
ikatan antar laki-laki dan wanita untuk menghalalkan hubungan diantara kedua belah
pihak, dengan dasar sukarela dan keridhaan kedua belah pihak untuk mewujudkan
suatu kebahagian hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman
dengan cara-cara yang dirindhai Allah (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke II,
1991:211).
Kata perkawinan menurut istilah hukum islam sama dengan kata “nikah” dan
kata “zawaj”. Nikah menurut bahasa adalah menghampit, menindih atau berkumpul.
15
Nikah mempunyai arti kiasan yakni “wathaa” yang berarti “setubuh” atau “akad” yang
berati mengadakan perjanjian pernikahan dalam kehidupan sehari-hari nikah dalam arti
kiasan lebih banyak , sedangkan di pakai dalam arti sebenarnya jarang sekali dipakai
betujuan untuk memperoleh keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai tujuan pernikahan akan dibahas sebagai berikut.
Salah satu tujuan dari pernikahan atau perkawinan adalah untuk memperoleh
keluarga yang sakinah. Sakinah artinya tenang, dalam hal ini seseorang yang
Dalam tafsirnya Al-alusi bahwa sakinah adalah merasa cenderung kepada pasangan.
Kecenderungan ini disalurkan sesuai dengan aturan Islam maka yang tercapai adalah
ketenangan dan ketentraman, karena makna lain dari sakinah adalah ketenangan.
Ketenangan dan ketentraman ini yang menjadi salah satu dari tujuan pernikahan dan
perkawinan. Karena pernikahan adalah sarana efektif untuk menjaga kesucian hati agar
mawadah dan rahmah. Tujuan pernikahan mawadah yaitu untuk memiliki keluarga
yang di dalamnya terdapat rasa cinta, berkaitan dengan hal-hal yang bersifat jasmaniah.
16
terdapat rasa kasih sayang, yakni yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
Mawaddah adalah makna kinayah dari nikah yaitu jima’ sebagai konsekuensi di
keturunan yaitu terlahirnya keturunan dari hasil suatu pernikahan. Ada juga yang
mengatakan bahwa mawaddah hanya berlaku bagi orang yang masih muda sedangkan
untuk ar rahmah bagi orang yang sudah tua. Implementasi dari tujuan pernikahan
mawaddah wa rahmah ini adalah sikap saling menjaga, saling melindungi, saling
lambang dari kehormatan dan kemuliaan. Fungsi pernikahan diibaratkan seperti fungsi
pakaian, karena salah satu fungsi pakaian adalah untuk menutup aurat. Aurat sendiri
bermakna sesuatu yang memalukan, karena memalukan maka wajib di tutup. Dengan
demikian seharusnya dalam hubungan suami istri, satu sama lainnya harus saling
yang terbaik.
perkawinan dalam tingkat keempat dinamakan oleh masyarakat hukum yang memiliki
arti upacara adat yang penuh beradat. Perkawinan ini juga disebut oleh masyarakat
17
adat dengan sebutan “begawai” atau “begorok” yaitu suatu pesta besar dalam upacara
perkawinan.
adalah hubungan antara pria dan wanita yang diakui dalam masyarakat yang
melibatkan hubungan seksual dalam ikatan hukum adat, atau agama dengan suatu pesta
besar dalam upacaraaa pernikahan yang penuh beradat dan mereka saling memelihara
4. Pengertian Suku
golongan orang-orang (keluarga) yang seturunan atau golongan orang yang sebagian
keturunan”. Sedangkan menurut Wahyu (2010:41). “suku adalah suatu golongan yang
Sedangkan menurut Irwanto (2010:27), “suku adalah suatu kelompok golongan orang
kelompok manusia tertentu yang bergabung dalam suatu lingkungan masyarakat yang
mempunyai ikatan kekerabatan yang dekat, serta mempunyai adat istiadat sendiri
dalam masyarakatnya.
18
Kayu Agung merupakan salah satu kecamatan yang termasuk dalam Kabupaten
Ogan Komering Ilir. Daerah yang termasuk dalam Kecamatan Kayu Agung meliputi
Kelurahan Perigi, Kelurahan Celikah , dan Kelurahan Kedaton. Ogan Komering Ilir
wilayah Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Palembang di sebelah Utara, sebelah
Selatan dengan Ogan Komering Ulu (OKU), dan provinsi lampung. Sebelah Timur
dengan Selat Bangka dan Laut Jawa, sedangkan sebelah Barat dengan Kabupaten
Muara Enim, secara topologi Ogan Komering Ilir merupakan daratan berawa-rawa
Provinsi, yang di pimpin oleh seorang Bupati” (Saebani, 2012:23). Sedangkan menurut
Kabupaten adalah “Daerah tingkat II yang dikepalai oleh seorang Bupati terdiri dari
pemerintahannya sendiri.
19
Topografi, Tinjauan Klimatogis, Tinjauan Sosiologis. Untuk lebih jelas dapat di lihat
berasal dari kata geo dan grafis. Geo artinya cabang ilmu yang mempelajari tentang
permukaan bumi, iklim, dan lain-lain. Sedangkan grafis artinya bersifat huruf dan
statistik”. Kota Kayu Agung adalah sebuah kecamatan defenitif dan sekaligus
merupakan ibukota Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) merupakan salah satu
terletak di bagian timur Provinsi Sumatera Selatan Yaitu tepatnya antara 104º20’ dan
106º00’ Bujur Timur dan 2º30’ sampai 4º15’ Lintang Selatan, luas mencapai
tentang susunan jumlah, situasi geografis, kapasitas mental, status sosial, penyebaran
Dari segi demografi penduduk Kayu Agung Ogan Komering Ilir pada hasil
sensus penduduk tahun 2017 adalah 62.964 jiwa terdiri dari atas 373.006 jiwa Laki-
laki dan 310.042 jiwa perempuan memiliki penduduk setiap tahunnya sekitar 2,01
persen per tahun dan tingkat kepadatan penduduk sekitar 431 jiwa per Km².
Flora dan fauna yang terdapat di daerah ini berupa tanaman dan binatang tropis.
Binatang yang ada antara lain : Ayam, Sapi, Kerbau, Bebek, Angsa, Anjing, Kucing,
Ular, Dan lai-lain. Tanaman hutan yang ada antara lain : Meranti, Merawan,
Terentarang, Gelam, Pelawan dan petang. Tanaman perkebunan yang terkenal adalah
karet, kelapa sawit, dan jambu mente, selain itu terdapat buah-buahan seperti Durian,
Duku, Rambutan, Nangka, Jeruk, Semangka, Pisang, dan Pepaya. Tanaman pangan
yang ada di daerah ini juga ada singkong, Padi, Palawija dan sayur-sayuran.
21
d. Mata Pencaharian
dan nelayan sebagai mata pencaharian utama sebagaimana telah diwarisi dari nenek
moyangnya pada masa lampau. Perikanan darat yang memanfaatkan sungai, atau anak
sungai, lebak di waktu air pasang serta lebung ketika air surut masih menjadi sumber
perekonomian yang sangat penting bagi sebagaian laut yang memanfaat kawasan
perairan pesisir timur di dekat selat bangka. Pertanian dan perkebunan juga masih
pengolahan bahan logam, kayu, rotan, tanah dan sebagainya juga menjadi tulang
pertanian dan nelayan mereka pula kerajinan, pertukangan dan jasa lainnya. Kerajinan
pada umumnya dikembangkan dalam bentuk industri keluarga, yang meliputi usaha
makanan dan minuman seperti es batu, es lilin, ikan asin, roti kue, mi bihun, kecap,
Tabel 1.2 Mata Pencaharian Masyarakat Kayu Agung Ogan Komering Ilir
(OKI)
1. Petani/Nelayan 685
3. Pedagang 798
4. TNI/POLRI 120
6. Pensiunan 357
Jumlah 2,946
Kayu Agung banyak memiliki untuk berdagang dan tidak jauh beda dengan
petani/nelayan meskipun pegawai negeri sipil juga banyak yang menempati posisi
pekerjaan itu.
e. Agama
23
dalam bahasa Indonesia sama dengan “diin” (dari bahasa Arab) dalam bahasa Eropa
disebut “religi”, religion (bahasa inggris) , “la religion” (bahasa perancis), “the
religie” (bahasa jerman). Kata “diin” dalam bahasa semit berarti undang-undang
(hukum), sedangkan kata “diin” dalam bahasa arab berati menguasai, menundukkan,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “sistem yang mengatur tata
keimanan (Kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata
lingkungannya”.
1. Islam 60%
2. Buddha 15%
3. Hindu 5%
4. Kristen 10%
5. Khatolik 5%
6. Protestan 5%
24
menganut atau memeluk agama yaitu Islam karna mayoritas agama di Kayu Agung
memang menganut agama Islam, terlepas dari agama Islam ada juga yang sedikit
a. Kondisi Ekonomi
umumnya bertani, berdagang dan membuat gerabah dari tanah liat, untuk pertanian
bidang pertanian. Selain pertanian pemerintah juga mencanangkan program satu desa
satu koperasi, dari segi pendidikan ada program satu desa satu paud untuk kesehatan
tersebut adalah salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup
ekonomi masyarakat Kayu Agung pada umumnya adalah petani/nelayan dan tidak
sedikitpun penduduk Kayu Agung mengalami kemiskinan dan dari tahun ketahun
b. Kondisi Budaya
Kayu Agung memiliki khasanah budaya yang kuat dan kental. Kayu Agung
selalu menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari berbagi segi
kehidupan seperti kelahiran bayi, pernikahan sampai kematian diatur dan dituntun oleh
adat istiadat setempat. Midang (tradisi arak-arakan yang diiringi musik tradisional
perkembangannya sesuai dengan fungsi dan hakekatnya dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu : 1). Midang Begorok yakni arak-arakan yang menjadi bagian prosesi
lainnya. 2). Midang Bebuke (Midang lebaran Idul Fitri) yang disebut demikian karena
di lakukan untuk memeriahkan hari Raya Idul Fitri tepatnya pada hari ketiga dan
keempat hari Raya Idul Fitri. Midang Bebuke ini disebut juga Midang Morge Siwe
(sembilan marga) karena diikuti oleh seluruh marga yang ada di wilayah Kayu Agung.
Dan Kayu Agung juga memiliki budaya yang salah satunya adalah budaya
pernikahan yang bermacam ragam dan memiliki adat dan tradisi sejarah yang cukup
Menurut uraian diatas kebudayaan yang ada di Kayu Agung sangatlah beragam
dan sangat banyak peninggalan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan agar budaya
D. Sejarah Berdirinya Kota Kayu Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)
Kayuagung sebuah kota yang terletak di lintas timur sumatera, Salah satu dari
(OKI). Era penjajahan Belanda wilayah Ogan Komering Ilir termasuk ke dalam
(Afdeeling) Palembang dan Tanah Datar dengan ibukota Palembang. Afdeeling ini di
bagi dalam beberapa onder afdeeling, dan wilayah kabupaten Ogan Komering Ilir
meliputi onder afdeeling Komering Ilir dan onder afdeeling Ogan Ilir. Di era
menjadi bagian dari Propinsi Sumatera Selatan. Setelah adanya pembubaran marga,
perwakilan.
Rantau Alai dengan kecamatan Induk Tanjung Raja, Kecamatan Jejawi dengan
kecamatan Induk Mesuji dan Kecamatan Cengal dengan Kecamatan Induk Tulung
Selapan. Namun semenjak tahun 2001, empat kecamatan tersebut disahkan menjadi
pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan KOmering Ilir
dan Kabupaten Ogan Ilir di Propinsi Sumatera Selatan, Kabupaten OKI di mekarkan
menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Ogan Ilir
Indralaya, Tanjung Raja, tanjung Batu, Muara Kuang, Rantau Alai dan kecamatan
Pemulutan. Setelah pemekaran ini, wilayah Kabupaten OKI terdiri dari 12 kecamatan,
Lampam, Mesuji Makmur, Mesuji Raya, Lempuing Jaya, Teluk Gelam dan Kecamatan
suatu gejala yang universal, pernikahan atau perkawinan merupakan peristiwa penting
28
sebagai peristiwa sakral dalam hidup tiap individu karena terjadi perubahan status
yakni dari yang lajang menuju kehidupan berumah tangga dan berkeluarga.
oleh masyarakat hukum adat yang memiliki arti upacara adat yang penuh beradat.
dalam upacara itu dilakukab besar-besaran menggunakan prosesi adat yang lengkap
dan beratur.
mabang handak adalah hubungan antara pria dan wanita yang diakui oleh masyarakat
yang melibatkan hubungan seksual dalam ikatan hukum adat, atau agama dengan suatu
pesta besar dalam upacara perkawinan yang penuh beradat dan mereka saling
memelihara hubungan tersebut agar berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sebelum lebih jauh lagi membahas tentang metode akan penulis gunakan dalam
metodelogi dari para ahli. Metode berasal dari kata methodos yang artinyacepat untuk
melakukan sesuatu dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Menurut Muhammad
Arif metode sebagai “prosedur, proses atau tehnik yang sistematis dalam penyelidikan
suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan bahan-bahan (objek) yang akan diteliti”
umumnya ialah “1) suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek. 2) suatu
prosedur tehnik atau cara melakukan penyelidikan sistemanis yang dipakai atau di
sesuaikan untuk suatu ilmu, seni atau disiplin. 3) suatu rencana sistematis yang diikuti
suatu cara atau strategi yang digunakan oleh guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang bertujuan untuk mencapai tujuan hasil belajar yang optimal, semakin
tepat yang digunakan oleh seorang maka semakin baik proses belajar mengajar.
29
13
30
terhadap suatu subyek untuk menemukan fakta-fakta guna menghasilkan produk baru,
secara bertahap dan sistematis yang ilmiah dan mencapai hasil yang diinginkan.
Menurut Arikunto (2006) metode penelitian adalah “cara yang di gunakan oleh
disimpulkan bahwa metode sejarah adalah suatu metode penelitian atau penulisan
sejarah dengan menggunakan cara yang sistematis dalam melakukan suatu penelitian
bertujuan untuk memperoleh hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan sejarah.
dan memaparkan data dari gejala-gejala yang ada serta menemukan keterengan factual
dalam pengamatan langsung terhadap suatu gejalah dalam populasi besar ataupun
kecil.
adalah kegiatan mengkaji suatu masalah secara teliti dan teratur, dengan cara
terdapat lima tahapan yang dikerjakan dalam penelitian sejarah yaitu “(1) pemilihan
topik, (2) Pengumpulan sumber, (3) Verifikasi (kritik sejarah untuk menentukan
keabsahan sumber, (4) interprestasi sejarah, dan (5) penulisan”. Dalam melakukan
penelitian sejarah, penelitian terlebih dahulu harus menentukan topik yang di dasarkan
metode penelitian sejarah adalah suatu metode atau cara yang di gunakan sebagai
menyimpang dari pembahasan dan memiliki kaitan dengan judul ”Tradisi Pernikahan
Mabang Handak di Suku Kayu Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Pada
2000-2018”. Maka dibawah ini menjelaskan lebih lanjut tentangan pendekat dan jenis
penelitian.
1. Pendekatan Penelitian
dilakukan oleh seorang peneliti oleh karena itu, gambar mengenai suatu peristiwa
proses yang di lakukan seorang peneliti. Dalam melakukan penelitian sejarah akan di
peroleh hasil yang lebih baik apabila dengan pendekatan-pendekatan tertentu, terutama
pendekatan dengan ilmu-ilmu social lainnya. Hal ini akan membantu dalam
33
mendapatkan data yang akurat. Dalam tahap ini penulis menggunakan pendekatan:
a. Pendekatan Geografi
seperti letak lokasi alam dan wilayah yang dapat digunakan untuk kepentingan
pendekatan geografis adalah pendekatan yang menekan pada segi-segi kewilay ahan
pada suatu golongan manusia. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
tentang wilayah atau lokasi yang berhubungan dengan Tradisi Pernikahan Mabang
Handak di Suku Kayu Agung Ogan Komering Ilir (OKI) Pada Tahun 2000-2008.
b. Pendekatan Sosiologi
sosial dari sesuatu ikatan peristiwa yang dikaji, individu dan golongan sosial mana
yang berperan dan mana yang tidak berperan dan sebagainya. Dari tinjauan sosiologi
pendekatan yang menekankan pada kehidupan sosial suatu individ atau golongan.
Tradisi Pernikahan Mabang Handak di Suku Kayu Agung Ogan Komering Ilir (OKI)
c. Pendekatan Ekonomi
Handak di Suku Kayu Agung Ogan Komering Ilir (OKI) Pada Tahun 2000-2008.
mempelajari tentang segala aspek dari manusia, yang terdiri dari aspek fisik dan aspek
non fisik berupa kebudayaan dan berbagai corak kehidupan lainnya yang bermanfaat.
pendekatan yang menekankan pada aspek manusia dalam kebudayaan suatu corak
hidup.
kebudayaan dan corak hidup. Pendekatan antropologi dalam penelitian ini digunakan
Suku Kayu Agung Ogan Komering Ilir (OKI) Pada Tahun 2000-2018.
e. Pendekatan Historis
kejadian saat ini atau mengantisipasi peristiwa-peristiwa di masa yang akan datang”.
aturan dan prinsip yang sistematis yang digunakan untuk mengumpulkan sumber-
sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis, mengajukan sintesis dari hasil-
2. Jenis Penelitian
36
Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Pada Tahun 2000-2008, termasuk jenis
deskriptif seperti proses suatu langka kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian
tentang suatu konsep yang beragamm karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-
gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain
sebagainya.
penelitian yang dilakukan pada kondisi objek alami, peneliti sebagai instrumen, tehnik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data yang di hasilkan bersifat deskritif
proses dalam suatu penelitian yang datanya diperoleh kata-kata, gambar, perilaku, yang
tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik (analisis nonstatistik)
dan jawaban tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana”. Jadi dapat
mengungkapkan tentang suatu proses penelitian dengan gambar dan dilakukan dengan
C. Lokasi Penelitian
Kayu Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Pada Tahun 2000-2018, penulis
melakukan penelitian di Kayu Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Selain itu
melengkapi data yang berhubungan dengan ruang lingkup skripsi ini, penulis
mengadakan studi pustaka dengan cara mengunjungi beberapa pustaka, antara lain :
D. Kehadiran Peneliti
Ogan Komering Ilir. Peneliti mengawali penelitian dari bulan oktober sampai akhir
bulan november, berkenaan dengan itu peneliti mewawancarai dua nara sumber yaitu
pertama mewawancarai Bapak Yuzrizal (62) dan Ibu Nila Maryati S.Pd. MM (27).
E. Sumber Data
sumber data. Sumber data dalah sumber subyek dari tempat mana data didapatkan.
Menurut Suhaidi (2010:112) “Sumber data adalah sebagai kenyataan yang ada
berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat, keterangan yang
Sumber data primer adalah “cerita atau penuturan, atau catatan dari para saksi
mata tentang terjadinya suatu peristiwa, dokumen atau catatan yang ditulis oleh saksi
mata berkenaan dengan suatu peristiwa” (Nurul, 2005:56). Sedangkan menurut Effendi
(2012:23) “ sumber primer adalah suatu dokumen atau sumber informasi yang di
ceritakan pada sekitar waktu yang sedang terjadi, kata primer merujuk pada kenyataan
bahwa sumber tersebut di dapat dari pelaku primer atau orang yang sedang mengalami
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber primer adalah data
yang di peroleh langsung dari sumber asli dari hasil pengujian yang sesuai dengan
peristiwa.
Sumber data sekunder adalah “cerita atau penuturan suatu peristiwa yang tidak
dituturkan atau ditulis orang yang menyaksikan peristiwa tersebut” (Nurul, 2005:56).
penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara, data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (data
Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data sekunder adalah
catatan atau penuturan dari seseorang yang tidak menyaksikan suatu peristiwa secara
Adapun buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian yang dapat dijadikan
1. Buku Arsip data Masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) 2002
2. Ahmad. R.A. 2002 Himpunan adat dan sistem upacara Morge Siwe. Kayu Agung :
3. Berlian, Saudi, 2003. OKI Ogan Komering Ilir dalam Lintas Sejarah. Kayuagung :
pengumpulan data kualitatif yang memfokuskan pada penelaan terhadap kasus. Dalam
1. Observasi
Observasi merupakan “suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
Arikunto (2010:58), observasi adalah suatu jenis proses yang bertitik tolak pada
pengamatan
40
2. Wawancara
untuk tujuan kajian penelitian dengan tanya jawab, tatap muka antara si penanya dan
langsung kepada seseorang informan. Seseorang ahli atau berwewenang dalam suatu
masalah”.
Pernikahan Mabang Handak Di Suku Kayu Agung Ogan Komering Ilir (OKI) Pada
Tahun 2000-2008. Dalam penulisan ini penulis mewawancarai Yuzrizal (62) Sebagai
Pensiunan Seketaris Pembina Adat dan Budayawan. Dan kedua penulis melakukan
wawancara dengan Nila Maryati S.Pd.MM (41) selaku Kabid Kebudayaan yang ada di
3. Dokumentasi
kongret yang dilakukan peneliti sebagai hasil nyata tetang fakta-fakta yang di selidiki,
atau bukti dari catatan peristiwa yang sudah berlaku”. Sedangkan menurut
sumber-sumber yang sudah tercatat. Jadi dapat disimpulkan bahwa dokumentasi adalah
foto-foto dan tempat-tempat yang berhubungan langsung dengan judul peneliti ini.
Tujuan dari dokumentasi adalah untuk mencari kebenaran dari perjalanan suatu
peristiwa.
mengelolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut
analisis data adalah “cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan tehnik analisis data yaitu kegiatan
dalam mengelolah data agar menjadi informasi yang mudah di pahami. Setelah penulis
tidak begitu saja menerima apa yang tercantum dan tertulis pada sumber data tersebut.
Namun terlebih dahulu penulis melakukan analisis data yang meliputi: Kritik sumber,
1. Kritik Sumber
Setelah semua sumber dan bukti sejarah diperoleh melalui pengumpulan data,
maka tahap berikutnya adalah kritik sumber. Kritik sumber adalah usaha
kritik sumber adalah usaha yang meliputi ruang lingkup suatu penelitian. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kritik sumber adalah usaha untuk memproleh data-data yang
meliputi ruang lingkup suatu penelitian. Kritik sumber terbagi menjadi dua macam,
antaranya :
a. Kritik Ekstern
Menurut Harnojoyo (2010) Kritik ekstern adalah penelitian asli tidaknya satu
dokumen, dan apakah sumber-sumber yang diperoleh tersebut otentik, artinya bukan
menurut Sutarmi (2008:12) Kritik ekstern adalah penelitian yang berpacu pada suatu
dokumen yang otentik. Jadi dapat disimpulkan bahwa kritik ekstern kritik yang berpacu
pada satu sumber yang datanya otentiksehingga relevan dengan penelitian. Setelah
melakukan penelitian terhadap data-data yang penulis peroleh adalah benar-benar asli
dan otentik yaitu antara lain data-data tentang Tradisi Pernikahan Mabang Handak Di
Suku Kayu Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Pada Tahun 2000-2008.
43
b. Kritik Intern
digunakan sebagai fakta sejarah. Sedangkan kritik ekstern adalah penentuan asli atau
Kritik intern adalah kritik yang berdasarkan fakta sejarah. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kritik intern adalah penentuan dapat atau tidaknya suatu data berdasarkan
sejarah. Kritik intern yang dilakukan oleh penulis adalah yang berkaitan dengan sumber
yang di peroleh melalui wawancara yang berikatan dengan Tradisi Pernikhan Mabang
2. Interprestasi
interprestasi adalah “penyusunan suatu data yang dapat di percaya, sehingga menjadi
suatu kisah atau kajian berarti”. Sedangkan menurut Abdurrahman (2010) Interprestasi
atau penafsiran data sejarah, merupakan usaha untuk mereka-reka atau merekontruksi
jalan cerita sejarah dengan fakta-fakta dari sumber-sumber sejarah yang telah
dikumpulkan. Interprestasi atau penafsiran sejarah sering disebut juga dengan analisis,
berarti menguraikan data secara terminologis berada dalam sintesis yang menyatukan
analisis dari sintesis, hal ini dipandang sebagai metode utama dalam interprestasi.
Dalam suatu penulisan, peneliti berusaha merangkai data-data yang diperoleh untuk di
3. Historigrafi
sejarah yang sudah diadakan, dari penulisan itu akan memberikan gambaran yang jelas
mengenai proses penelitian sejak awal sampai akhir”. Jadi pada tahap ini seluruh
jalinan kisah sejarah disajikan secara utuh sesuai dengan waktu berlangsungnya
peristiwa, adapun uraian singkat mengenai isi penelitian yang berjudul Tradisi
Pernikahan Mabang Handak Di Suku Kayu Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir
(OKI) Tahun 2000-2018. Adapun sistematika isi laporan penelitian adalah sebagai
berikut:
Bab Satu, merupakan bagian pendahuluan yang berisi tentang latar belakang,
istilah.
Bab Dua, merupakan bagian dari kajian pustaka yang berisi tentang definisi
Ilir (OKI).
Bab tiga, merupakan bagian dari metode penelitian yang yang berisi tentang
penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, dan tehnik analisis data dan
tahap-tahap penelitian.
pernikahan mabang handak di suku kayu agung, prosesi adat pernikahan mabang
45
handak di suku kayu agung, dan dampak dari adat pernikahan mabang handak di suku
kayu agung.
Bab lima, merupakan merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan
saran.
H. Tahap-Tahap Penelitian
penelitian, yaitu :
1. Pengumpulan objek yang berasal dari suatu zaman dan pengumpulan bahan-bahan
otentik.
4. Penyusunan keselesaian yang dapat di percaya itu menjadi suatu kisah atas
usulan judul pada bulan Maret 2018, mendapatkan SK pembimbing I pada bulan Maret
2018, Seminar Proposal Bab I, II, dan III pada bulan Mei 2018. Mendapatkan SK
pembimbing ke II bulan mei 2018, bimbingan skripsi Bab 1 Acc pada bulan Oktober
Bulan
2.Usulan
Pembimbing I X
3. Proposal
4.Seminar Proposal X
5.Usulan Pemimbing X
II X
6.Bimbingan Skripsi
Bab I
Bab II
X
BAB IV
PEMBAHASAN
Pernikahan Mabang Handak di Suku Kayu Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir
(OKI), maka penulis akan menguraikan terlebih dahulu tentang pengertian pernikahan.
Menurut Bachtiar (2004) definisi pernikahan adalah pintu bagi bertemunya dua
hati dalam nauangan pergaulan hidup yang berlangsung dalam jangka waktu yang
lama, yang di dalamnya terdapat berbagai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan
harmonis, serta mendapat keturunan. Pernikahan itu merupakan ikatan yang didasari
oleh perasaan cinta yang sangat mendalam dari masing-masing pihak untuk hidup
sebuah ikatan yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah perjanjian
yang bersumpah sehidup semati dan mewujudkan suatu kebahagian hidup berkeluarga
yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara di ridhai Allah SWT.
Salah satu pernikahan yang penulis bahas yaitu Pernikahan Mabang Handak.
13 47
48
Dengan adanya pernikahan Mabang Handak ini, masyarakat Suku Kayu Agung
menetapkan bahwa pola pada pernikahan semacam ini, di anggap sebagai pernikahan
yang termewah yaitu “Mabang Handak” dinamakan Mabang Handak karena artinya
burung putih yang melambangkan sebuah keindahan dan kesucian yang bisa di artinya
suci dalam ikatan pihak pengantin dan masyarakat karena dalam pernikahan tersebut
melibatikan berbagai tradisi adat yang harus di penuhi untuk dilaksanakan baik hukum
adat sampai pada permintaan dan persyaratannya harus di jalani oleh pihak pengantin
laki-laki.
Adanya pernikahan Mabang Handak ini di awali pada abad ke-15 di ceritakan
adanya kisah dua orang antara “Bastari” dan “Juliah”. Juliah adalah anak seorang
keturunan ningrat yang jatuh cinta kepada bastari anak orang miskin dan melarat.
Kedua pasangan ini menjalin hubungan dan ingin melangsungkan pernikahan namun
hubungan ini di tentang oleh orang tua juliah, untuk merestui hubungan putrinya juliah
dengan bastari maka sang ayahnya pun memberikan persyaratan yang cukup berat pada
calon mantunya.
Persyaratan yang di berikan orang tua juliah untuk bastari seperti pesta yang
mewah dan meminta bawaan-bawaan seperti barang benda dan makanan. Untuk itu
orang tua juliah memberikan persyaratan kepada bastari hakikat orang tua julia ingin
pernikahan anaknya penuh akan adat istiadat keindahan dan kesucian dalam
membangun rumah tangga yang baik. Maka dari itu masyarakat suku Kayu Agung
menetapkan pernikahan Mabang Handak ini sebagai pernikahan yang termewah dari
Karena persyaratan dari orang tua juliah ini pada hakikatnya untuk menolak
secara halus jika tidak mampu di pe nuhi. Namun Allah SWT melimpahkan derajat
pada bastari orang-orang iba dengan kehidupannya, dengan bantuan orang-orang yang
menolongnya maka dengan seluruh itu persyaratan yang di maksud dapat terpenuhi
Menurut hasil wawancara dengan dua nara sumber tentang latar belakang
Komering Ilir (OKI) Pada Tahun 2000-2008. Menurut Yusrizal “Pernikahan Mabang
Handak dalam masyarakat suku Kayu Agung merupakan sistem pernikahan tingkat
tertinggi, di katakan tingkat tertinggi karena pernikahan ini banyak melakukan berbagai
pernikahan mabang handak adalah acara yang elite dan tidak sembarangan orang atau
masyarakat suku kayu Agung yang dapat melaksanakan sistem pernikahan ini, dalam
pelaksanaannya pernikahan ini dan seluruh rangkaian adat tradisi di lakukan dalam
tempo 7 hari 7 malam. (Nila Maryati, S.Pd, MM, wawancara: 07 November 2018).
yang termewah dari empat tingkatan pernikahan ada di suku kayu agung, pernikahan
ini di laksanakan dengan acara yang mewah dengan pelaksanaannya memakai seluruh
rangkaian adat dan tradisi yang dilakukan dalam tempo 7 hari 7 malam.
50
Indonesia No. 1 Th.1974 adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Masih menurut UU No. 1
Th. 1974, pernikahan dianggap sah apabila di lakukan menurut hukum masing-masing
agama atau kepercayaan yang di anut sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.
Pernikahan menurut Aisyah (1979:56) adalah akad antara calon suami istri
untuk hidup bersama sebagai pertalian yang suci anatar pria dan wanita dengan tujuan
menyelenggarakan hidup yang akrab guna mendapatkan keturunan yang sah dan
membina keluarga dan rumah tangga yang bahagia. Sedangkan menurut Mulyadi
(1994:59) pernikahan merupakan suatu ikrar yang dinyatakan oleh seorang laki-laki
dengan tujuan yang baik karena ikrar tersebut harus di pertangung jawabkan kepada
Yuslizal selaku Budayawan OKI tentang prosesi dalam pernikahan mabang handak ada
dibawah ini.
Nyelabar atau bertamu merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pihak calon
laki-laki mengutus dua orang laki-laki dan perempuan dewasa untuk membawa pesan
dari pihak laki-laki yang berkeinginan untuk meminang calon mempelai perempuan.
2. Manjaouw Lamaran
melanjutkan hasil dari jawaban keluarga calon mempelai perempuan. Calon mempelai
laki-laki sudah membawaa bawaan seperti kain songket, kebaya, tas, dan lain-lain.
Maksud dari masak matah adalah bawaan saat lamaran ini berupa tumbuh-
tumbuhan atau rempah-rempah yang di sertai pula dengan masakan kue-kue dan bolu
kepada masyarakat bahwa proses muda-mudi tersebut resmi untuk di nikahkan dengan
selanjutnya.
6. Berayouw Tiyuh
52
orang-orang serta jiron tetangga dan muda-mudi untuk hadir dalam acara pelaksanaan
7. Nutu Bumbu
Suatu proses yang di lakukan oleh pihak keluarga untuk meracik bumbu
rempah-rempah sebagai pelengkap gulai sayur-mayur dalam hajatan. Hal ini di lakukan
8. Midang
kedua calon mempelai dengan diringi bujang gadis baik dari kedua pihak keluarga
maupun muda-mudi jiron tetangga, yang di ketuai oleh cap dalom dan mas ayu (ketua
bujang gadis) berjalan menelusuri pinggiran sungai Komering dari ujung dusun ke
9. Malam Mulah
calon mempelai laki-laki dan calon mempelai perempuan yang di sertai adanya
orkestra. Malam mulah ini dilakukan di dua tempat yaitu di tempat calon mempelai
10. Begorok
11. Kungayan
nikah (ijab qobul). Untuk tempatnya sendiri tergantung dengan keputusan kedua
Manjouw Kahwen merupakan prosesi setelah kungayan atau akad nikah dimana
dilaksanakannya akad nikah dan kedua mempelai sudah berikan julukan (gelar).
Setelah dilakukannya silahtuhrahmi antara kedua belah pihak, sekaligus pihak keluarga
laki-laki membawa barang bawaan dari pihak perempuan seperti lemari, ranjang, meja
Malam ritarian adalah pelaksanaan terakhir dari pesta resepsi Mabang Handak
yang di gelar di halaman rumah pengantin laki-laki yang dilakukan sampai larut
malam. Makna dari malam ritarian melakukan hiburan dan tari-tarian dan bernyanyi
Dalam prosesi Pernikahan Mabang Handak tantannya harus lengkap dari proses
Maksud dari menimbang berat tubuh kedua pengantin adalah untuk mengetahui
Tari cang-cang merupakan tarian untuk menyambut pihak laki-laki dari pihak
perempuan yang di lakukan oleh laki-laki dari kedua belah pihak untuk memberi kesan
Kereta hias “Juli” bermakna sebagai lambang keningratan keluarga dari sebelah
pihak laki-laki.
Kungayan bai-bai adalah sekumpulan bapak-bapak yang memakai jas dan kain
dari tempat mempelai laki-laki ke tempat mempelai wanita untuk bersilatuhrahmi dan
untuk mengambil atau mengangkat barang bawaan mempelai wanita seperti lemari,
bahwa arak-arakan dari pihak perempuan pada saat itu di lakukan pada malam hari.
Makna dari mengarak obor anan tuwoi yaitu melambangkan bahwa yang melakukan
pihak laki-laki khususnya kaum bapak-bapak dan ibu-ibu yang di lakukan secara besar-
Handak dan hal-hal yang berhubungan dengan adat istiadat dalam Pernikahan Mabang
Handak.
berbeda dari busana pengantin yang lainnya, karena setiap busana pengantin dalam
adat pernikahan di Suku Kayu Agung berbeda-beda sesuai dengan tingkatan adat itu
Yaitu busana untuk mempelai laki-laki dengan memakai jas panjang sampai
(hiasan kepala untuk mempelai laki-laki) yang satu stel dengan kainnya atau yang
Sebutan untuk busana pengantin wanita yaitu Angkinan beringin pitu. Yang
a. Untuk mempelai laki-laki hanya memakai setelan jas pendek tanpa aksesoris kris
yang di sematkan di depan perut. Tidak menggunakan kalung bunga melati asli.
Pernikahan Mabang Handak dan Pernikahan adat lainnya sangat berbeda dengan
busana yang di pakaikan kepada kedua mempelai laki-laki dan wanita di dalam
Agung
Dampak dalam kehidupan sosial bagi masyarakat Suku Kayu Agung terhadap
adanya Tradisi Pernikahan Mabang Handak membawa dampak positif, tidak berbeda
dari tahun 2000-2008 masih tetap sama masyarakat memiliki peran penting dalam
Mabang Handak dapat menjadi nilai budaya dan dapat pembelajaran budaya serta
budaya masyarakat.
57
dilaksanakan oleh keluarga yang perekonomiannya di atas, dan hanya bagi orang yang
Mabang Handak masyarakat suku Kayu Agung terlibat dalam acara tersebut untuk
meramaikan acara yang diadakan secara besar-besaran oleh kedua belah pihak
keluarga.
Mabang Handak di anggap Masyarakat Kayu Agung adalah acara pernikahan yang di
lakukan secara besar-besaran yang di laksanakan oleh keluarga elit. Maksud dari
keluarga elit di sini di lihat dari segi strata sosial seseorang atau keluarga tersebut,
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu tidak sembarang keluarga mampu melaksanakan
pernikahan semacam ini. Karena pernikahan ini banyak melakukan proses dan tahapan-
tahapan adat istiadat pernikahan dalam melancarkan acara proses pernikahan mewah
Dalam Pernikahan Mabang Handak ini ada Midang yaitu arak-arakan para
pengantin dan keluarga kedua belah pihak. Dengan adanya acara Midang ini
dari adanya pernikahan Mabang Handak ini dampak positif untuk masyarakat Suku
58
Kayu Agung karena dari adanya pernikahan dengan adat istiadat yang beradat ini dapat
masyarakat menilai besarnya nilai budaya yang adat di Suku Kayu Agung.
Dengan adanya budaya yang ada di Suku Kayu Agung ini, dapat masyarakat
kembangkan atau menulis menceritakan bahwa Suku Kayu Agung ini banyak adat dan
budaya yang dapat di jadikan sumber buku atupun yang lainnya. Berdasarkan uraian
ini dapat penulis jealaskan bahwa banyaknya adat yang ada di Suku Kayu Agung ini
membawa dampak yang positif bagi masyarakat Suku Kayu Agung maupun
Agung
Budaya pernikahan dan aturannya yang berlaku pada suatu masyarakat pada
atau pada suatu bangsa tidak terlepas dari pengaruh budaya, lingkungan tempat
yang dianut oleh masyarakat tersebut. Seperti halnya pernikahan di Indonesia, bukan
pengaruhi oleh adat istiadat dan kebudayaan yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat.
yang mendatangkan akibat, baik negatif maupun positif. Dampak secara sederhana bisa
diartikan sebagaikan pengaruh dan akibat. Dampak juga merupakan proses lanjutan
Dampak positif dari pernikahan Mabang Handak ini adalah dapat menjadi aset
budaya untuk generasi berikutnya, dengan adanya budaya dari pernikahan Mabang
Handak ini dapat dikembangkan lagi oleh generasi muda selanjutnya agar di ketahui
masyarakat luar. Sedangkan dampak negatif dari pernikahan Mabang Handak ini
sendiri adanya persegeran budaya dari luar dengan campuran adat modern. (Nila
Menurut (Hasan Alwi dkk 1990:361) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kamus besar Bahasa Indonesia (1990:130) Budaya dari segi bahasa adalah pikiran,
akal budi, adat istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (maju)
dan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Budaya juga merupakan
adalah peralihan pikiran atau suatu peralihan kebiasaan masyarakat secara turun
temurun yang terjadi oleh berkembang dan kemajuan zaman pada saat ini.
Kayu Agung
Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah
lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara
sepasang manusia yang di ucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan
ke pernikahan, sesuai peraturan yang diwajibkan oleh islam. Kata zawaj digunakan
60
dalam Al-Qur’an artinya adalah pasangan yang dalam penggunaannya pula juga dapat
Menurut pandangan islam, pernikahan merupakan jalan yang paling afdhal dan
paling bermanfaat dalam upaya untuk menjaga kehormatan diri. Karena hukum
pernikahan dapat menghindari dari hal-hal yang di larang dan di haramkan Allah SWT.
Dengan pernikahan, gejolak biologis dalam diri manusia dapat tertuntaskan. Selain itu,
pernikahan juga dapat mengangkat cita-cita luhur yaitu untuk menghasilkan keturunan
yang nantinya berperan dalam kemakmuran di bumi dan menjadikannya lebih semarak.
Adapun tujuan dari suatu pernikahan menurut syariat islam adalah: 1) Memenuhi
tuntunan naluri manusia yang asasi. 2) Sebagai benteng yang kokoh bagi akhlaq
5) Memperoleh keturunan.
yang mendatangkan akibat baik negatif maupun positif. Dampak secara sederhana bisa
diartikan sebagaikan pengaruh dan akibat. Dampak juga merupakan proses lanjutan
dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Agama berarti sistem mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungan yang terjadi
merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif dan positif sistem
terjadi di sekitar.
Dalam bidang agama pernikahan Mabang Handak ini berdampak positif karena
dalam pernikahan ini adanya prosesi do’a sebelum melaksanakan akad nikah dan
prosesi ceramah atau pecerahan setelah akad nikah. Dalam nilai religius pernikahan
ialah ikatan antara laki-laki dan perempuan yang melangsungkan pernikahan untuk
membangun rumah tangga yang lebih baik kedepannya. Sedangkan dampak negatif
dari bidang agama dalam pernikahan Mabang Handak ini prosesnya yang banya k dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suku Kayu Agung (OKI) Ogan Komering Ilir Pada Tahun 2000-2008 maka secara
1. Latar belakang adanya tradisi pernikahan Mabang Handak ini di dasari oleh dua
orang sepasang kekasih yang berbeda golongan, sang wanita bernama juliah dan
laki-laki bernama bastari. Wanita adalah seorang anak ningrat dan laki-laki hanya
anak orang biasa. Sepasang kekasih ini berniat untuk melangsungkan pernikahan
namun ditentang oleh orang tua wanita karena perbedaan strata. Pernikahan ini
3. Dampak dari Tradisi pernikahan Mabang Handak ini menggunakan tiga dampak
yaitu dampak dari segi sosial, dampak dari segi budaya dan dampak dari segi
62
13
63
SARAN
Pada penulisan ini saran-saran yang dapat penulis kemukakan yaitu sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti sebenarnya masih banyak lagi budaya yang harus di kembangkan di
daerah kayu agung yang dapat di teliti lebih lanjut agar budaya kayu agung banyak
di ketahui masyarakat kayu agung terlebih yang ada di luar kayu agung.
2. Untuk masyarakat Kayu agung sendiri dapat turut serta melestarikan kebudayaan
yang diberikan oleh leluhur atau pendahulu kita. Agar kebudayaan ini tidak