Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN


BUDI PEKERTI
KELAS /SEMESTER : X /GANJIL
PROGRAM :-
PENYUSUN : Kaniah, S.Ag.M.PdI

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah :
Matapelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : X/ Ganjil
Materi Pokok : Pengelolaan haji, zakat dan wakaf
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran (JP)

A. Kompetensi Inti

1 Menghayati dan mengamalkan ajaran 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,


agama yang dianutnya disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai),
bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif
melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian
secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3 Memahami, menerapkan, menganalisis 4 Melaksanakan tugas spesifik, dengan


dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat informasi dan prosedur
faktual, konseptual, prosedural, dan kerja yang lazim dilakukan serta
metakognitif sesuai dengan bidang dan menyelesaikan masalah sederhana sesuai
lingkup kajian pada tingkat teknis, dengan lingkup kajian.
spesifik, detail dan kompleks berkenaan Menunjukkan keterampilan menalar,
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, mengolah, dan menyaji secara efektif,
seni, budaya, dan humaniora dalam kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
konteks pengembangan potensi diri komunikatif dan solutif dalam ranah abstrak,
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, terkait dengan pengembangan dari yang
dunia kerja, warga masyarakat nasional, dipelajarinya di sekolah.
regional dan internasional. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir,
menjadikan gerak alami, dalam ranah
kongkrit terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) :

1.9 Meyakini bahwa haji, zakat dan wakaf adalah perintah Allah dapat memberi
kemaslahatan bagi individu dan masyarakat.
 Menerima bahwa haji, zakat dan wakaf adalah perintah Allah yang dapat
memberi kemaslahatan bagi individu dan masyarakat
2.9 Menunjukkan kepedulian sosial sebagai hikmah dari perintah haji, zakat, dan
wakaf.
 Membiasakan sikap kepedulian sosial sebagai hikmah dari perintah haji,
zakat, dan wakaf
3.9 Menganalisis hikmah ibadah haji, zakat, dan wakaf bagi individu dan
masyarakat.
 Menemukan makna ibadah haji, zakat dan wakaf
 Menemukan hikmah ibadah haji, zakat dan wakaf
4.9 Menyimulasikan ibadahhaji, zakat, dan wakaf.
 Mendemostrasikan prosesi ibadah haji
 Mendemonstrasikan perhitungan zakat
 Mendemostrasikan prosesi transaksi wakaf

C. Tujuan Pembelajaran :
Melalui metode Mind Mapping, Market Place Activity dan Happy Performance peserta
didik diharapkan dapat:menganalisis hikmah ibadah haji, zakat, dan wakaf bagi individu
dan masyarakat; menyimulasikan ibadahhaji, zakat, dan wakaf; meyakini bahwa haji, zakat
dan wakaf adalah perintah Allah dapat memberi kemaslahatan bagi individu dan
masyarakat; dan menunjukkan kepedulian sosial sebagai hikmah dari perintah haji, zakat,
dan wakaf.

D. Materi Pembelajaran :
 Makna ibadah haji, zakat dan wakaf
 Hikmah ibadah haji, zakat dan wakaf

E. Metode Pembelajaran :
 Mind Mapping
 Market Place Activity
 Happy Performance

F. Media Pembelajaran :
 Laptop dan LCD Projector
 Power point dan media audio visual lainnya sesuai materi pembelajaran

G. Sumber Belajar :
 Al-Qur’an dan terjemahnya, Depag RI
 Buku teks siswa PAI dan Budi Pekerti SMA Kelas X
 Kitab Tafsir (Ibnu Katsir dan Jalalain)
 Kitab Hadits (Shahih Bukhari)
 Kitab Fiqih (Al-Umm) Disebutkan Pengarang, Penerbitdan tahun

H. Langkah-langkah Pembelajaran:

HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
Literasi

Pendahuluan

Pembinaan
Karakter
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
Literasi
1 Memberi Salam Pembinaan Karakter
2 Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, Pembinaan Karakter
kebersihan kelas.
3 Meminta siswa memimpin doa Pembinaan Karakter
4 Membaca ayat quran Literasi
5 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan Literasi 15 Menit
pembelajaran yang akan dicapai:
6 Memberikan penjelasan tentang tahapan
kegiatan pembelajaran
Melakukan appersepsi:

Kegiatan Inti: MARKET PLACE


ACTIVITY PLUS (MIND MAP DAN
HAPPY PERFORMANCE)

1 Pembagian kelompok
a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok Kolaborasi
b. Setiap kelompok diberi tugas untuk membuat Komunikasi
Mindmaptentang ketentuan ibadah haji,
umrah, zakat dan wakaf.
2 Membuat produk untuk dijual (Mindmap)
a. Siswa menyimak, memperhatikan penjelasan
guru menyampaikan bahan baku (pokok
bahasan/ materi pembelajaran sesuai
kompetensi dasar yang diharapkan,
(menjelaskan materi umroh, zakat, wakaf dan
langkah membuat mindmap)
b. Guru membagikan spidol dan karton ukuran
plano untuk pembuatan produk sejumlah
kelompok Kreatif Kreatif
c. Siswa membuat mind map secara Berfikir kritis Berfikir Kritis
berkelompok, guru membimbing setiap HOTS HOTS
kelompok dalam proses pembuatan produk
105 Menit
berupa Mind map Komunikasi
d. Mindmap dibuat di atas kertas karton plano
3 berupa gambar, symbol dan kata/frase/
kalimat yang dibatasi maksimal 40 kata.
Mindmap dibuat semenarik mungkin. Komunikasi
e. Siswa melakukan tanya jawab selama proses
pembuatan produk
Membagi tiap-tiap kelompok dibagi menjadi dua Kolaborasi Kolaborasi
tim
a. Setiap kelompok dibagi menjadi dua tim,
yakni tim penjual dan tim pembeli.
b. Tim penjual terdiri dari 2-3 orang yang
bertugas membuka stand dan
4 mempresentasikan produk jualannya kepada
kelompok lain yang datang berkunjung. Tim
pembeli, yakni anggota yang tersisa, bertugas
berkunjung ke kelompok lain untuk
berbelanja informasi yang disajikan tim
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
Literasi
penjual.
Tim pembeli berkunjung kepada kelompok
penjual dari kelompok lain. Komunikasi
a. Guru mengatur kegiatan kunjungan. Kegiatan
kunjungan dilakukan sebanyak 3 kali,
sehingga memungkinkan setiap kelompok Literasi
berkunjung ke semua stand yang ada. Literasi
b. Guru membatas waktu kunjungan. Waktu
kunjungan selama 10 menit. Setelah 10
menit, tim pembeli harus berpindah ke stand
Komunikasi
5 berikutnya.
c. Selama melakukan kunjungan, tim pembeli
harus mencatat informasi yang disajikan di
stand pada lembar kerja yang telah
disediakan. Catatan ini penting sebagai Komunikasi
dokumen yang akan dibawa pulang ke
kelompoknya masing-masing
Tim pembeli kembali ke kelompoknya masing-
masing untuk menyampaikan informasi yang
telah diperolehnya Kolaborasi
a. Setelah semua kembali ke kelompoknya
6 masing masing, tim pembeli menyampaikan Kreatif
materi yang diperolehnya dari kelompok lain Kreatif
dan menyusunnya dalam lembar kerja yang
telah disediakan.
b. Setiap kelompok memberikan penilaian
terhadap kelompok lain pada lembar kerja HOTS
yang telah disediakan.
Setiap perwakilan kelompok menyampaikan
presentasi kelompoknya dalam bentuk puisi dan
atau lagu

Pembinaan
A. Kegiatan Penutup Karakter

1 Refleksi
2 Menyampaikan rencana untuk pembelajaran Pembinaan Karakter
15 Menit
pertemuan yang akan datang
3 Doa dan penutup

I. Penilaian Hasil Pembelajaran :

1. Teknik penilaian :
a. Penilaian diri
b. Tes tulis

2. Instrumen penilaian :
a. Lembar penilaian diri
Kebiasaan
kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering kadang Pernah
Skor Skor 2 Skor 1 Skor 0
3
1 Setiap hari saya shadaqah
Saya memberikan barang yang paling
2
saya senangi
Saya senang memberikan sesuatu
3
kepada teman
Saya berniat untuk mewakafkan buku
4 saya ke perpustakaan
Saya senantiasa menjaga barang
5 titipan teman
Saya memakai barang teman tanpa
6
izin
7 Saya melihat surat ikrar wakaf
Saya mengambil barang yang ada di
8 masjid
Saya melihat cara pengelolaan barang
9 wakaf
10 Saya ingin mewakafkan ilmu saya

Skor Penilaiannya:
Selalu : skor 4
Sering : skor 3
Jarang : skor 2
Tidak Pernah : skor 1

Nilai akhir = jumlah skor yang diperoleh peserta didik x 100


Jumlah skor maksimal (4)

c. Tes tulis

Kisi-kisi soal

No
Kompetensi Dasar IndikatorSoal Ket
soal
Menganalisis Disajikan ilustrasi kisah tentang haji, peserta 1
hikmah ibadah haji, didik dapat memberikan pendapat dan
zakat, dan wakaf menentukan sikap terkait makna ibadah haji
bagi individu dan Disajikan ilustrasitentang himbauan membayar 2
masyarakat zakat, peserta didik dapat menjelaskan makna
zakat dalam kehidupan sehari hari dengan
penguatan ekonomi umat
Disajikan ilustrasitentang wakaf, peserta didik 3
dapat menyampaikan pendapat terkait makna
wakaf dalam kehidupan sehari hari

Soal-soal:

1. A lkisah, terdapat seorang bapak bernama Ahmad, yang sangat soleh dan taat
menjalankan ibadah. Hidup dalam kesederhanaan dengan seorang istri dan dua
anaknya yang telah dewasa. Dalam keseharian hanya berdagang buah di pasar untuk
mencukupi kehidupannya. Dalam hidupnya hanya satu keinginan yang menjadi
tujuannya adalah bisa naik haji suatu hari nanti. Oleh sebab itu ia mulai rajin
menabung dari keuntungannya setiap hari . Sedikit demi sedikit dikumpulkan
uangnya. Ketika sudah hampir terkumpul uangnya untuk ongkos naik haji. Datanglah
sebuah ujian baginya keimanannya. Seorang tetangganya yang hanya hidup sebatang
kara mengalami sakit parah dan harus segera dibawa kerumah sakit untuk
mendapatkan perawatan. Yang jadi masalah adalah siapa yang mau bertanggung
jawab pada biayanya? Disinilah timbul peperangan batin dalam hati pak Ahmad,
antara mau menolong dengan uangnya yang sudah terkumpul itu atau tak mau tahu
demi cita-citanya tercapai untuk naik haji. Hanya dua pilihan, menolong dan rencana
naik hajinya batal atau menutup hatinya pura-pura tak bisa membantu, dengan
argumen nasib ada ditangan Tuhan? Demikianlah dalam kehidupan ini seringkali kita
harus dihadapkan pada sebuah pilihan yang sungguh berat.
(Sumber:http://www.kompasiana.com/katedrarajawen/naik-haji-atau-menolong-
orang-mau-mati_54ff3875a33311ea4a50f8ab)

Gunakan stimulus di atas untuk menjawab pertanyaan di bawah ini:


Jika kamu berada pada posisi pak ahmad, apakah yang akan anda lakukan? Menolong
dengan resiko naik haji batal atau tidak menolong dan jadi naik haji?

PEDOMAN PENSKORAN
No Kunci jawaban Skor
1 Menjawab A 10
2 Menjawab B 6
3 Menjawab C 2
4 Menjawab D 0

Kunci Jawaban:
1. Saya akanmenolong tetangga saya yang sedang sakit parah, walaupun cita cita
saya sejak lama yaitu naik haji menjadi batal karenanya. Karena Rasulullah SAW
pernah bersabda: “Sayangilah makhluk yang ada dibumi, niscaya yang ada
dilangit akan menyayangimu”.(Hadits Shahih, Riwayat ath-Thabrani dalam al-
Mu’jam al-Kabir, Lihat Shahiihul jaami’ no. 896). Mudah-mudahan penghuni
langit menyayangiku
2. Saya akan menolong tetangga saya yang sedang sakit parah, mudah-mudahan
pertolongan saya kepada tetangga saya menjadi wasilah pertolongan Allah
kepada saya.
3. Saya akan menolong tetangga saya sekedarnya saja, saya percaya jika Allah
menakdirkan tetangga saya sembuh kembali, maka Allah akan memberikan jalan
keluar yang lain.
4. Saya akan berpura-pura tidak bisa membantu, karena saya tidak mamu
membatalkan rencana naik haji saya dari uang yang saya kumpulkan selama
berpuluh tahun.

2. Perempuan Indonesia pertama yang menjabat pelaksana tugas Direktur Bank Dunia,
Sri Mulyani mengajak masyarakat agar membayar zakat dan pajak menjadi suatu
kebiasaan hidup. Sehingga masyarakat merasakan ada yang tidak lengkap jika belum
membayar pajak dan zakat.
Kata beliau “Harta yang belum dibersihkanlayaknya memakai baju yang kotor”.
Gunakan stimulus di atas untuk menjawab pertanyaan di bawah ini!
Apa makna dari kata tersebut? Berikan argumenmu!

PEDOMAN PENSKORAN
No Kunci jawaban Skor
1 Jawaban Benar dan lengkap 10
2 Jawaban benar tidak lengkap 5
3 Jawaban salah 0

Kunci Jawaban:
Harta yang belum dibersihkan ibarat memakai baju yang kotor maknanya adalah
harta itu ibarat baju dan zakat adalah pembersihnya, jadi jika harta yang kita miliki
tidak dibersihkan (tidak dikeluarkan zakatnya) maka itu sama saja seperti kita
memakai baju yang kotor

3. Ada beberapa kitab dan kaset yang dikasih oleh sebagian teman dan beberapa
yayasan sosial dan bukan waqaf, tidak tertera di sampul buku dan kaset tersebut
tulisan (waqaf lillahi ta’ala), atau dihadiahkan dan tidak dijual, hanya tertulis harga
kitab.
Gunakan stimulus di atas untuk menjawab pertanyaan di bawah ini!

Bolehkah menjualnya karena tidak membutuhkannya?Bolehkah menjualnya karena


ingin membeli kitab-kitab dan kaset-kaset yang lain?

PEDOMAN PENSKORAN
No Kunci jawaban Skor
1 Jawaban Benar dan lengkap 10
2 Jawaban benar tidak lengkap 5
3 Jawaban salah 0

Kunci Jawaban:

Kitab-kitab dan kaset-kaset yang dibagikan secara cuma-cuma dari beberapa donator dan
yayasan sosial termasuk waqaf, maka tidak boleh menjualnya dan tidak pula
memperdagangkannya. Dan jika orang tersebut tidak membutuhkannya hendaklah ia
memberikannya kepada orang lain yang lebih membutuhkannya.

b. Keterampilan
Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam pengamatan pada saat pelaksanaan
diskusi dan presentasi.

Nama Aspek yang Skor Ketuntasan Skor


Tindak lanjut
No Siswa dinilai maks Nilai maks
1 2 3 T TT R P
1
2
3
dst
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai (disesuaikan dengan nilai KKM )
TT : Tidak tuntas bila di lihat dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan

Aspek dan rubik penilaian:


1. Kejelasan dan kedalaman informasi.
a. Jika kelompok tersebut bisa memberikan kejelasan dan pedalaman informasi
lengkap dan sempurna, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut bisa memberikan penjelasan dan pedalaman informasi
lengkap dan kurang sempurna, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut bisa memberikan penjelasan dan pendalaman informasi
kurang lengkap dan kurang sempurna, skor 10.
2. Keaktifan dalam diskusi.
a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.
c. Jika kelompok kurang aktif dalam diskusi diberi, skor 10.
3. Kejelasan dan kerapian persentasi.
a. Jika kelompok tersebut dapat mempersentasikan dengan jelas dan rapi, skor 40.
b. Jika kelompok tersebut dapat mempersentasikan dengan sangat jelas dan kurang
rapi, skor 30.
c. Jika kelompok tersebut dapat mempersentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi,
skor 20.

Slawi, Juli 2018


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

---------------------------------- -----------------------------------
NIP. 19 NIP. 19

Pertemuan Pertama:
Lampiran
Materi Pembelajaran

A. Pengertian Wakaf

Banyak cara yang dilakukan muslim–muslimat untuk menyerahkan


hartanya kepada seseorang atau badan hukum ( lembaga ) dengan motivasi
pengabdian kepada Allah SWT, diantaranya dengan wakaf. Secara bahasa
wakaf artinya berhenti atau menahan. Secara istilah wakaf adalah
menyerahkan suatu benda yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya oleh
umum ( masyarakat ).
Wakaf termasuk amaliah shodaqoh yang sangat berat untuk dilaksanakan
sebab biasanya berupa menyerahkan harta yang disenangi seperti tanah,
sawah, pekarangan, atau mobil. Harta yang dikeluarkan dari milik perorangan
untuk diambil manfaatnya oleh salah satu lembaga sosial Islam, karena
mencari pahala dari Allah SWT"
Dengan kata lain wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau
sekelompok orang yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan
melembagakannya untuk selama–lamanya guna kepentingan ibadah atau
kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.

1. Dalil-dalil tentang wakaf adalah sebagai berikut :


a. Q.S Ali Imran (3) : 92

   


    
    
  
a. “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan,
tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui”. (Q.S Ali Imran (3) :
92)

b. Sabda Nabi SAW :


Artinya : “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Apabila seorang muslim meninggal, maka
amalannya terputus kecuali dari tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.".(H.R. Abu Dawud ).

Ulama telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan shadaqah jariyah


dalam Hadits tersebut adalah wakaf.
c. Amal perbuatan Nabi SAW mendirikan masjid Quba dan masjid Madinah
atau masjid Nabawi.

2. Hukum Wakaf
Hukum wakaf adalah sunnat. Wakaf sebagai amaliyah sunnah yang sangat
besar manfaatnya bagi wakif, yaitu sebagai shodaqoh jariyah. Berdasarkan
dalil – dalil wakaf bagi keperluan umat, maka wakaf merupakan perbuatan
yang terpuji dan sangat dianjurkan oleh Islam.
3. Rukun Wakaf

Untuk syahnya wakaf akan diperlukan hal – hal sebagai berikut :


a. Wakif ( orang yang wakaf ).
Syaratnya :
 Atas kehendak sendiri, bukan dipaksa.
 Berhak berbuat kebaikkan.
b. Mauquf ( barang yang diwakafkan ).
Syaratnya :
 Kekal zatnya.
 Jelas barangnya dan milik wakif sendiri.
c. Mauquf alaih atau Nadlir ( sekelompok orang atau badan hukum yang
disertai tugas mengurus dan memelihara barang wakaf ).
Syaratnya :
 Berhak memiliki sesuatu.
 Tidak boros dan berakal sehat.
 Tidak dibawah pengampunan.
d. Sighat atau ikrar wakaf.
Syaratnya :
 Tidak memakai ta’lik ( persyaratan ).
 Tidak dibatasi dengan waktu.

B. Harta yang Diwakafkan


Selain dua syarat diatas, harta yang telah diwakafkan harus terlepas dari
milik orang yang berwakaf, tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwariskan.
Untuk itu perlu adanya penataan administrasi wakaf secara baik dan benar
sehingga memiliki kekuatan hukum.
Menurut Imam Ahmad bin Hambal, menjual harta wakaf itu boleh jika
harta wakaf itu hilang manfaatnya atau kurang manfaat, untuk dibelikan barang
baru yang lebih nampak manfaatnya.
Berdasarkan hadits dan amal perbuatan para sahabat Nabi SAW, harta
wakaf itu berupa benda yang tidak habis karena dipakai dan tidak rusak karena
dimanfaatkan, baik benda bergerak ataupun benda tak bergerak. Sebagai contoh
adalah :
 Umar bin Khattab R.A mewakafkan sebidang tanah di Khaibar.
 Khalid bin Walid R.A mewakafkan pakaian perang dan kudanya.

Dengan terlaksananya wakaf, maka kekuasaan wakif atas benda atau harta
itu terputus adan beralih menjadi hak Allah SWT yang pengurusnya dilaksanakan
oleh nazhir dan tidak dibenarkan menjadi milik wakaf lagi. Kewajiban nazhir
yang terutama adalah mengamankan harta wakaf yang dikelolanya kurang/tidak
lagi bermanfaat, misalnya gedung madrasah atau masjid, yang penduduk
sekitarnya telah pindah, sehingga harta wakaf tidak berfungsi lagi.
Apakah harta wakaf itu boleh dijual dan di ganti serta di pindahkan
ketempat lain? Pada dasarnya terhadap benda wakaf dapat dilakukan perubahan
atau penggunaan lain dari pada yang dimaksudkan dalam ikrar wakaf. Namun
pergantian harta wakaf ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Misalnya tuntutan
zaman, seperti masjid Nabawi dan Masjidil Haram, yang sekarang ini sudah jauh
berbeda dengan bangunan sebelumnya, lebih–lebih jika dibandingkan dengan
bangunan di zaman Nabi SAW.
Dengan alasan masalah dan manfaat, maka mengganti bangunan juga
boleh. Demikian juga menggantikan tanaman wakaf dengan tanaman yang lebih
produktif juga diperbolehkan, yang hasilnya lebih bermanfaat dari yang
sebelumnya. Hal ini sesuai dengan tujuan wakaf. Adapun memindahkan harta
wakaf diperbolehkan berdasarkan alasan maslahat dan manfaat. Contohnya jika
jalan yang berjembatan wakaf tidak lagi dipergunakan, maka jembatan itu boleh
dipindahkan ke tempat lain yang memerlukannya, sesuai dengan pendapat imam
Muhammad Asy Syarbini.
Mengenai harta wakaf yang mungkin diambil manfaatnya, juga boleh
dengan menjualnya kemudian membeli benda baru yang lain sebagai pengganti.
Imam Syafi’i dan yang lainnya tidak memperbolehkan mengganti masjid atau
tanah wakaf. Namun Umar bin Khattab pernah memindahkan masjid Kufah ke
tempat yang baru dan tempat yang lama dijadikan pasar kurma.
Oleh karena itu, perubahan atau pengalihan dari yang dimaksud dalam
ikrar wakaf hanya dapat dilakukan dalam hal–hal tertentu saja, dan terlebih dahulu
mendapat persetujuan pemerintah setempat dengan alasan :
1. Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf yang diikrarkan oleh wakif.
2. Karena kepentingan umum.
Pertemuan Kedua:

C. Pengelolaan Wakaf
1. Dasar wakaf di Indonesia

Perwakafan di Indonesia diatur dalam:


a. UU RI No.41 Tahun 2004 tentang wakaf tanggal 27 Oktober 2004.
b. PP No.28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.6 Tahun 1977 tentang Tata Cara
Pendaftaran Tanah Mengenai Perwakafan Tanah Milik.
d. Peraturan Menteri Agama No.1 Tahun 1998 tentang Peraturan Pelaksanaan
PP No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik.

Untuk selanjutnya di tingkat masyararakat yang menangani langsung


perwakafan diserahkan kepada Departemen Agama dan Departemen Dalam
Negeri.
Di tingkat paling bawah, urusan wakaf dilayani oleh Kantor Urusan
Agama yang dalam hal ini kepala KUA sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar
Wakaf (PPAIW )
2. Tata Cara Wakaf

Menurut paraturan–peraturan di atas, tata cara wakaf di Indonesia adalah


sebagai berikut :

a. Calon wakif melengkapi surat–surat yang diperlukan untuk


perwakafan tanah.
b. Wakif mengucapkan ikrar wakaf kepada Nadlir yang telah disahkan di
hadapan PPAIW yang mewilayahi tanah wakaf dengan dihadiri
minimal 2 orang saksi, kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis.
c. Wakif yang tidak mampu hadir di hadapan PPAIW dapat membuat
ikrar wakaf secara tertulis dengan persetujuan Kepala Kantor Urusan
Agama Kecamatan yang kemudian dibacakan kepada Nadlir di
hadapan PPAIW dengan diketahui oleh saksi-saksi.
d. PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf setelah ikrar wakaf dilaksanakan.
Akta Ikrar Wakaf dibuat rangkap 3, dan salinannya dibuat rangkap
4,dengan rincian:
1. Lembar pertama ( asli ) disimpan PPAIW.
2. Lembar kedua dilampirkan pada surat permohonan pendaftaran
tanah wakaf kepada Bupati/Wakikota Kepala Daerah.
3. Lembar ketiga dikirim kepada Pengadilan Agama setempat.
4. Sedangkan salinan sebanyak 4 lembar dibagikan kepada : wakif,
Nadlir, Kepala Kantor Urusan Agama, dan Lurah/Kepala Desa
setempat.
e. PPAIW atas nama Nadlir mengajukan permohonan pendaftaran tanah
wakaf kepada Bupati/Walikota c.q. Badan Pertanahan Nasional
setempat untuk dicatat dan diterbitkan sertifikat tanah wakaf.
f. Dengan telah didaftarkan dan dicatatkannya tanah wakaf tersebut
dalam bentuk sertifikat, maka tanah wakaf itu telah mempunyai
kekuatan hukum dan alat pembuktian yang kuat.
3. Hak dan Kewajiban Nazhir
Nazhir yang dimaksud oleh perundang- undangan Indonesia adalah suatu
badan hukum khusus mengurusi wakaf.
a. Hak nazhir :
 Berhak menerima penghasilan dari hasil tanah wakaf yang ditentukan
oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan
menggunakannya untuk kepentingan umum/keagamaan.
 Menggunakan fasilitas dengan setujuan Kepala Kantor Kementeria
Agama Kabupaten/Kota.
b. Kewajiban nazhir
Nazhir disamping mempunyai hak, juga berkewajiban mengamankan harta
wakaf, surat–surat wakaf dan hasil- hasil wakaf.

Anda mungkin juga menyukai