Anda di halaman 1dari 18

BAB I

GAMBARAN UMUM ANALISIS SWOT DAN PARETO

1.1 Definisi SWOT dan Pareto

SWOT adalah singkatan dari kekuatan (strength), kelemahan (weakness),


kesempatan atau peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dimana SWOT sebagai
suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dan non-
profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih
komprehensif. SWOT biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi yang akan
dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu atau memutuskan sebuah strategi di
dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat
membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai
tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

Prinsip Pareto atau juga dikenal sebagai aturan 80/20 mengemukakan bahwa
untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari
penyebabnya. Prinsip ini diajukkan oleh pemikir manajemen bisnis Joseph M. Juran,
yang menamakannya berdasarkan ekonom Italia Vilfredo Pareto (15 Juli 1848 – 19
Agustus 1923) pada tahun 1906 mengamati bahwa 80% dari pendapatan di Italia
dimiliki oleh 20% dari jumlah populasi. Didalam organisasi manufaktur maupun jasa,
masalah unit atau jenis cacat mengikuti distribusi yang sama. Artinya, dari semua
masalah yang ada, hanya sedikit yang sering terjadi sedangkan yang lainnya jarang
terjadi.

1.2 Memahami Analisis SWOT

Kotler & Armstrong (2008:64) mengemukakakan bahwa analisis SWOT adalah


penilaian menyeluruh terhadap kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), dan ancaman (threat) suatu perusahaan. Analisis ini diperlukan untuk
menentukan beberapa strategi yang ada di perusahaan. SWOT digunakan untuk menilai

1
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber daya yang dimiliki
perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang
dihadapi karena semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area
fungsional bisnis, tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam
semua area bisnis. Menurut Ferrel dan Harline (2005) fungsi dari analisis SWOT
adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam
pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal
(peluang dan ancaman).

Analisis SWOT akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi


sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan
indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk
memenuhi pemasukan yang diinginkan dan dapat digunakan dengan berbagai cara
untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering
digunakan adalah sebagai kerangka atau panduan sistematis dalam diskusi untuk
membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.

1.3 Memahami Analisis Pareto

Analisis pareto digunakan untuk mengidentifikasi kontribusi apa yang dibuat


oleh komponen individual dari suatu sistem terhadap keseluruhan sistem. Sering kali
mengungkap bahwa 80% efek dibuat oleh 20% penyebab, misalnya 80% biaya mitigasi
risiko muncul dari 20% risiko yang diidentifikasi atau 80% dari nilai yang diterima dari
20% manfaat.

Di dalam analisis Pareto, sebuah tabel dibuat dari sebab dan frekuensinya.
Penyebabnya diatur dalam urutan menurun dan angka kumulatif dibuat. Hasilnya
disajikan dalam diagram Pareto, yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat
dalam hal frekuensi. Kombinasi grafik batang vertikal dan grafik garis ini
menunjukkan penurunan ukuran masing-masing komponen dan efek kumulatif dari
semua komponen.

2
Analisis Pareto adalah model yang sangat berguna atau teori dengan aplikasi
tak berbatas. Bukan hanya dibidang man manajemen, namun juga pada pelayanan
kesehatan, studi sosial dan demografi, semua jenis analisis distribusi, ekonomi bisnis,
perencanaan dan evaluasi, dan juga untuk pekerjaan dan bidang kehidupan lainnya.
Dengan menggunakan analisis Pareto, maka lebih mudah memilah masalah utama atau
besar menjadi bagian yang lebih kecil sehingga dapat fokus pada upaya perbaikannya
dan mengidentifikasidan mengurutkan menurut prioritas atau faktor yang paling
signifikan, serta memungkinkan pemanfaatan yang lebih baik sumber daya yang
terbatas.

1.4 Penerapan Analisis SWOT

Pada penerapannya, SWOT dapat digunakan menjadi alat evaluasi kinerja


berdasarkan elemen-elemen yang telah dipaparkan oleh analisis SWOT itu sendiri.
Analisis SWOT ada kaitannya dengan ruang lingkup internal yang memuat elemen
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) serta ruang lingkup eksternal yang
memuat elemen peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Oleh karena itu, setiap
lingkup dapat dijadikan suatu perhitungan matriks dalam melakukan audit manajemen
strategik internal dan eksternal.

1.5 Penerapan Analisis Pareto

Pada dasarnya, penerapan analisis Pareto menggunakan grafik batang yang


menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian. Urutannya
mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi sampai yang paling sedikit
terjadi. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi (paling kiri) hingga
grafik terendah (paling kanan).

3
BAB II

PEMBAHASAN ANALISIS SWOT DAN PARETO

2.1 Memahami Analisis SWOT

SWOT yang yaitu sebuah bentuk analisis situasi dan juga kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisis ini menempatkan situasi
dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan
menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh
para pengguna analisis ini, bahwa analisis SWOT ini semata-mata sebagai suatu
sebuah analisis dengan elemen-elemen yang ditujukan untuk menggambarkan
situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisis ajaib yang mampu
memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
Penjelasan elemen-elemen yang mampu menggambarkan situasi yang dihadapi
tersebut antara lain:

a. Kekuatan (Strength)

Elemen yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan


pada saat ini yang perlu dilakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan
atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan
dengan para pesaingnya. Misalnya, jika kekuatan perusahaan tersebut unggul
di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk
mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas
yang lebih maju.

b. Kelemahan (Weakness)

Elemen yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau


perusahaan pada saat ini dan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah
perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam
kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.

4
c. Peluang (Opportunity)

Elemen yang merupakan peluang di luar suatu organisasi atau


perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang
memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa
yang akan depan atau masa yang akan datang.

d. Ancaman (Threat)

Elemen yang merupakan tantangan atau ancaman yang harus dihadapi


oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau
organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman
tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di
masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan


suatu pandangan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan
penempatan analisis SWOT tersebut nantinya dapat di jadikan sebagai bandingan
pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.
SWOT biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat
sebuah rencana untuk melakukan sesuatu atau memutuskan sebuah strategi, sebagai
contoh, program kerja strategi. Analisis ini dapat digunakan untuk:

a. Memasuki sebuah industri baru.


b. Memutuskan meluncurkan produk baru.
c. Menganalisis posisi perusahaan pada peta persaingan usaha dalam kurun waktu
tertentu.
d. Melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan.
e. Membuat keputusan ketika memecahkan masalah yang akan terjadi berkaitan
dengan ancaman dan peluang yang muncul.

5
Tujuan lain diperlukannya analisis SWOT adalah dimana setiap produk
yang beredar dipasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam penjualan atau
yang dikenal dengan istilah daur hidup produk (life cycle product). Konsep daur
hidup produk dirujuk berdasarkan keadaan realita yang terjadi di pasar bahwa
konsumen memiliki tingkat kejenuhan dalam memakai suatu produk.

Analisis SWOT juga memiliki keterkaitan dengan perspektif faktor


eksternal dan internal. Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya
opportunities and threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut dengan
kondisi-kondisi yang terjadi diluar perusahaan yang mempengaruhi dalam
pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri
(industry environment) dan lingkungan bisnis makro (macro environment),
ekonomi, politik, hukum, tekonologi, kependudukan, dan sosial budaya. Sementara
itu, faktor internal ini memengaruhi terbentuknya strengths and weaknesses (S and
W) dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan,
yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision
making) perusahaan. Faktor Internal ini mencakup meliputi semua macam
manajemen fungsional seperti pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya
manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan budaya
perusahaan (corporate culture).

Gambar 2.1. Hubungan Antara Elemen Analisis SWOT terhadap Lingkup Eksternal
dan Internal.

Sumber: David, Fred R. dan Forest R. David. 2016. Manajemen Strategik: Konsep
Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing. Edisi ke-15. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

6
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling
dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari
empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisis biasanya berupa arahan ataupun
rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan
dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari
ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat
sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan tersebut,
analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis
strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang
terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman
yang timbul dan harus dihadapi.

2.2 Penerapan Analisis SWOT

Pada penerapannya, SWOT dapat digunakan menjadi alat evaluasi kinerja


berdasarkan elemen-elemen yang telah dipaparkan oleh analisis SWOT itu sendiri.
Analisis SWOT ada kaitannya dengan ruang lingkup internal yang memuat elemen
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) serta ruang lingkup eksternal yang
memuat elemen peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Oleh karena itu,
setiap lingkup dapat dijadikan suatu perhitungan matriks dalam melakukan audit
manajemen strategik internal dan eksternal. Perangkat formulasi strategi ini
meringkas serta mengevaluasi kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman
utama dalam fungsi-fungsi perusahaan. Adapun bentuk matriks dari lingkup
internal dinamakan Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) dan dari
lingkup eksternal dinamakan External Strategic Factors Analysis Summary
(EFAS). Kedua matriks ini akan memberikan besaran nilai dalam bentuk titik
koordinat didalam kuadran diagram SWOT. Posisi titik koordinat yang
digambarkan oleh kedua matriks tersebut berguna untuk pengambilan keputusan
pada perusahaan. Adapun langkah-langkah yang dapat dikembangkan pada kedua
matriks ini antara lain:

7
a. Buat tabel matriks IFAS yang memuat daftar faktor-faktor kunci internal
dan eksternal dalam proses audit internal, termasuk kekuatan dan
kelemahan.
b. Buat tabel matriks EFAS yang memuat daftar faktor-faktor kunci eksternal
dan eksternal dalam proses audit internal, termasuk peluang dan ancaman.
c. Tentukan bobot yang berkisar antara 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk setiap faktor, tanpa memperhatikan apakah faktor kunci
adalah kekuatan, kelemahan, ancaman, atau peluang. Jumlah dari semua
bobot dari setiap faktor kunci harus sama dengan 1,0 pada masing-masing
matriks.
d. Berikan peringkat atau skor dari 1 (paling lemah) hingga 4 (paling kuat)
pada setiap faktor pada masing-masing matriks untuk mengindikasikan kuat
atau lemahnya dari setiap faktor tersebut.
e. Kalikan bobot dari setiap faktor dengan peringkatnya pada masing-masing
matriks untuk menentukan skor tertimbang untuk setiap variabel.
f. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel pada masing-masing
matriks untuk menentukan nilai yang dibobot total bagi organisasi.

Sumber : David, Fred R. dan Forest R. David. 2016. Manajemen Strategik:


Konsep Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing. Edisi ke-15. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat

Berikut merupakan contoh dari penerapan matriks IFAS dan EFAS pada
perusahaan Toyota Motor:

8
Tabel 2.1 Matriks External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) pada
Perusahaan Toyota Motor

Sumber: Data Sekunder, Muhammad Fauzan Dan Farieq Afzal Zain, 2019.

Tabel 2.2 Matriks Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) pada
Perusahaan Toyota Motor

Sumber : Data Sekunder, Muhammad Fauzan Dan Farieq Afzal Zain, 2019.

Setelah menemukan nilai setiap faktor kunci pada matriks EFAS dan IFAS
selanjutnya akan diaplikasikan pada diagram SWOT untuk memetakan formulasi-
formulasi apa saja yang perlu dilakukan dengan cara mengurangi nilai peluang
(opportunity) dengan ancaman (threat) dan mengurangi nilai kekuatan (strength)
dengan kelemahan (weakness) pada matriks EFAS dan IFAS. Kedua hasil

9
pengurangan tersebut kemudian dibagi 2 untuk menemukan koordinat pada
diagram SWOT.

Gambar 2.2 Diagram SWOT

Sumber: David, Fred R. dan Forest R. David. 2016. Manajemen Strategik: Konsep
Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing. Edisi ke-15. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

Setiap kuadran di dalam diagram SWOT menandai keterangan apa yang


harus dilakukan untuk menemukan formulasi terbaik terhadap hal yang akan
dilakukan dimasa yang akan datang. Keterangan tersebut antara lain:

a. Pada kuadran I (Strategi SO), strategi umum yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil
setiap keunggulan pada kesempatan yang ada.
b. Pada kuadran II (Strategi WO), perusahaan dapat membuat keunggulan
pada kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan
menghindari kelemahan.
c. Pada kuadran III (Strategi WT), Meminimumkan segala kelemahan untuk
menghadapi setiap ancaman.
d. Pada kuadran IV (Strategi ST) Menjadikan setiap kekuatan untuk
menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi untuk
menciptakan peluang.

10
Penerapan analisis SWOT pada perusahaan Toyota Motor yang telah
diukur melalui matriks IFAS dan EFAS, maka dapat ditentukan koordinat pada
matriks SWOT, yaitu:

a. Titik koordinat sumbu-X yaitu (skor kekuatan - skor kelemahan) / 2 ((3.7


– 1.9) / 2)) sebesar 0.9
b. Titik koordinat sumbu-Y yaitu (skor peluang – skor ancaman) / 2 ((3.2 –
1.7) / 2)) sebesar 0.75. Sehingga dapat digambarkan sebagai:

Gambar 2.3 Diagram SWOT pada Perusahaan Toyota Motor

Terlihat bahwa diagram SWOT pada perusahaan Toyota Motor berada di


kuadran I (Strategi SO), yaitu strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan
untuk mengambil keunggulan pada kesempatan yang ada. Pada kasus ini,
perusahaan dapat mempertahankan kekuatan dan peluang sebagai strategi
ofensif.untuk menunjukkan keunggulan dari para pesaingnya.

2.3 Memahami Analisis Pareto

Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang


digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek keseluruhan
yang signifikan. Analisis ini menggunakan prinsip Pareto (juga dikenal sebagai
aturan 80/20) gagasan bahwa dengan melakukan 20% dari pekerjaan dapat

11
menghasilkan 80% dari manfaat melakukan seluruh pekerjaan atau dalam hal
peningkatan kualitas, mayoritas besar masalah (80%) diproduksi oleh beberapa
penyebab utama (20%). Hal ini juga dikenal sebagai beberapa penting dan banyak
sepele.

Pada akhir tahun 1940-an guru manajemen kualitas Joseph M. Juran


mengemukakan prinsip dan diberi nama setelah ekonom Italia Vilfredo Pareto, yang
mengamati bahwa 80% dari pendapatan di Italia pergi ke 20% dari populasi. Pareto
kemudian dilakukan survei pada sejumlah negara lain dan ditemukan untuk
mengejutkan bahwa suatu distribusi yang serupa diterapkan. Prinsip Pareto
memiliki banyak aplikasi dalam kontrol kualitas yang merupakan dasar bagi
diagram Pareto, salah satu alat utama yang digunakan dalam kontrol kualitas total.
Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal, antara lain:

a. 80% dari keluhan pelanggan timbul dari 20% dari produk atau jasa.
b. 80% dari keterlambatan dalam jadwal timbul dari 20% dari kemungkinan
penyebab penundaan.
c. 20% dari penjualan menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan.
d. 20% dari cacat sistem menyebabkan 80% dari masalah.

Analisis digunakan setiap hari untuk mencapai tujuan yang beragam seperti
meningkatkan efisiensi pada lini produksi, meningkatkan penjualan untuk sebuah
biro konsultan, mengefisiensikan waktu, dan memperbaiki error yang paling
signifikan. Adapun cara-cara menganalisis menggunakan prinsip Pareto antara lain:

a. Analisis Sebab dan Akibat


Pada umumnya, analisis Pareto digunakan untuk menentukan
permasalahan yang mana yang paling banyak menyebabkan masalah atau yang
membawa pada hasil positif paling besar. Namun analisis tidak dilakukan
begitu saja, harus dicari terlebih dahulu hubungan antara sebab dan akibatnya.

b. Menilai Permasalahan

12
Setelah membuat daftar permasalahan yang akan dianalisis ,maka dapat
mulai proses analisis 80/20. Kamu akan mulai dengan menilai permasalahan
atau penyebab di dalam daftar. Ini terdengar kompleks, namun itu sebenarnya
proses yang cukup tepat sasaran dalam banyak kasus. Sebagai contoh:
 Jika permasalahan terkait dengan keuntungan, nilai tiap masalah
berdasarkan pada jumlah kehilangan keuntungan sebuah dampaknya.
 Jika permasalahan terkait dengan kepuasan pelanggan, nilai tiap
permasalahan berdasarkan jumlah keluhan yang disebabkannya.
 Jika permasalahan terkait dengan penundaan, nilai tiap permasalahan
berdasarkan pada jumlah waktu yang hilang sebagai dampak masalah.
 Jika permasalahan terkait dengan error atau kesalahan produksi, nilai
tiap permasalahan berdasarkan pada jumlah proses yang disebabkan
oleh error atau kesalahan.

c. Membuat Diagram Pareto


Setelah melakukan tahapan sebelumnya, tahap akhir yaitu menggambar
analisis tersebut dalam bentuk diagram. Diagram ini akan mempresentasikan
elemen-elemen yang mempunyai pengaruh besar terhadap masalah secara
keseluruhan. Sebesar kurang lebih 20% elemen yang memiliki dampak 80%
akan mudah diketahui melalui diagram ini.

Gambar 2.4 Diagram Pareto.

Sumber: Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas. Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama.

13
Meskipun dikenal dengan prinsip 80/20, namun Prinsip pareto tidak harus
dengan perbandingan 80/20 untuk setiap situasi karena Angka 80-20 belum tentu
cocok untuk setiap masalah. Misalnya, insinyur perangkat lunak menggunakan
aturan 90/10 yang mengemukakan bahwa 90% dari kode komputer menyumbang
10% dari waktu pengembangan, dan sisanya 10% menyumbang 90% dari waktu
pengembangan. Apakah rasio 95/5, 90/10, 80/20 atau 75/25, pengalaman
menunjukkan perbedaan-perbedaan persentase tertentu mencirikan berbagai
pengalaman, termasuk studi dari cacat manufaktur, kesenjangan ekonomi, dan
beberapa statistik sosial. Penggunaan prinsip 80/20 yang telah menjadi standar dan
terkenal karena 80/20 korelasi yang pertama yang ditemukan dan dipublikasikan,
serta 80/20 tetap rasio paling mencolok dan sering terjadi, serta sejak
penemuannya. Rasio 80/20 merupakan rasio yang selalu digunakan sebagai nama
dan ilustrasi dasar teori Pareto.

2.4 Penerapan Analisis Pareto

Analisis Pareto merupakan salah satu alat yang sering digunakan dalam hal
pengendalian mutu. Pada dasarnya, penerapan analisis Pareto menggunakan grafik
batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian.
Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi sampai yang
paling sedikit terjadi. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi
(paling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan).

Tujuan dari diagram Pareto adalah untuk memperjelas faktor yang paling
penting (atau yang paling besar) dari beberapa faktor yang ada. Dalam quality
control, hal ini sering kali merepresentasikan sumber defect yang paling sering
ditemui, jenis defect yang paling sering muncul, ataupun alasan-alasan yang paling
sering muncul saat terdapat komplain dari konsumen, dan banyak lagi hal lain yang
sejenis. Adapun langkah-langkah dalam membuat diagram Pareto adalah sebagai
berikut:

14
a. Mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti dan penyebab-
penyebab kejadian.
b. Menentukan Periode waktu yang diperlukan untuk analisis (misalnya per-
bulan, per-minggu atau per harian)
c. Membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa (check sheet)
d. Membuat daftar masalah sesuai dengan urutan frekuensi kejadian (dari
tertinggi sampai terendah).
e. Menghitung Frekuensi dan Persentase kumulatif
f. Gambarkan Frekuensi dalam bentuk grafik batang
g. Gambarkan kumulatif Persentase dalam bentuk grafik garis
h. Intepretasikan (terjemahkan) diagram Pareto tersebut
i. Mengambil tindakan berdasarkan prioritas kejadian / permasalahan
j. Ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-implementasikan tindakan
improvement (tindakan peningkatan) untuk melakukan perbandingan hasil.

Berikut merupakan contoh penerapan analisis diagram Pareto pada data sampel
yang menunjukkan frekuensi relatife dari penyebab kesalahan pada situs di
perusahaan Sukamakmur.

Tabel 2.3. Tabel Data Analisis Pareto Kesalahan Situs pada Perusahaan Sukamakmur

Penyebab Frekuensi Prosentase Prosentase


Kumulatif
Kerusakan link 300 46.15% 46.15%
Error pada pengejaan 200 30.77% 76.92%
Kesalahan script 50 7.69% 84.62%
Error pada thumbnail 35 5.38% 90.00%
Error pada gambar 30 4.62% 94.62%
Error pada video 20 3.08% 97.69%
Error kode warna 10 1.54% 99.23%
Error pada audio 5 0.77% 100.00%
JUMLAH 650 100%

15
Gambar 2.5 Diagram Pareto Tabel Data Analisis Pareto Kesalahan Situs pada
Perusahaan Sukamakmur

650 100.00%
90.00%
550
80.00%
450 70.00%

350 60.00%
50.00%
250 40.00%
150 30.00%
20.00%
50
10.00%
-50 Kerusakan Error pada Kesalahan Error pada Error pada Error pada Error kode Error pada 0.00%
link pengejaan script thumbnail gambar video warna audio

Series1 Series2

Terlihat bahwa 80% dari keseluruhan penyebab kesalahan pada situs adalah
berasal dari kerusakan link dan error pada pengejaan (posisi sebelah kiri garis
merupakan unsur dengan kontribusi terbesar). Oleh sebab itu, perusahaan lebih baik
memfokuskan untuk memperbaiki dua unsur tersebut daripada memperbaiki secara
total karena unsur yang lain tidak memiliki kontribusi yang banyak terhadap kesalahan
pada situs. Hal ini dapat mengefisiensikan biaya, tenaga, dan waktu agar permasalahan
dapat diatasi dengan baik.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 SWOT adalah singkatan dari kekuatan (strength), kelemahan (weakness),


kesempatan atau peluang (opportunity), dan ancaman (threat), SWOT biasa
digunakan untuk menganalisis suatu kondisi yang akan dibuat sebuah rencana
untuk melakukan sesuatu atau memutuskan sebuah strategi.
 Fungsi dari analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis
situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan
kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).
 Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang
digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek
keseluruhan yang signifikan.
 Adapun cara-cara menganalisis menggunakan prinsip pareto adalah analisis
sebab dan akibat, menilai permasalahan dan membuat diagram pareto.

3.2 Pendapat Kelompok

 Analisis SWOT sangat diperlukan oleh perusahaan untuk memberikan suatu


pandangan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga perusahaan tahu
diaman kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin
bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.
 Analisis pareto juga berperan besar untuk memperjelas faktor yang paling
penting (atau yang paling dominan) dari beberapa faktor yang ada dalam
sebuah perusahaan.
 Analisis SWOT nantinya juga akan mempengaruhi life cycle product sehingga
perusahaan tahu kapan haru mengambil keputusan mengenai produknya.

17
DAFTAR PUSTAKA

DavidFred R. dan Forest R. David. 2016. Manajemen Strategik: Konsep Suatu


Pendekatan Keunggulan Bersaing. Edisi ke-15. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management. Edisi Revisi.
Andi Offset: Yogyakarta.

Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas. PT. Gramedia Pustaka


Utama: Jakarta

Hunger, David J., dan Thomas L., Wheelen. 2003. Strategic Management. 5th Edition.
Addison Wesley: Boston.

Suwondo, Fadli M. Nur, Niczen Henry Lolowang, Renosa Tosca, & Triesna Eka Putri.
2013. Marketing Strategies Toyota Motor Coorporation. Artikel. Program Diploma IV
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan.

18

Anda mungkin juga menyukai