SUMATERA UTARA
Tugas Akhir
FAKULTAS TEKNIK
2019
iv
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus,
Sang Juruselamat, yang selalu menyertai dan mencurahkan kasihNya yang begitu
besar kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya, sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelulusan sarjana teknik
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
vi
vii
viii
ix
Tabel 2.1. Sistem Penilaian Green Building di Beberapa Negara Standar ...........9
Tabel 2.2. Nilai Albedo pada Beberapa Jenis Material .......................................14
Tabel 2.3. Nilai Koefisien Limpasan ..................................................................15
Tabel 2.4. Penelitian Terdahulu ..........................................................................17
Tabel 4.1. Fungsi Setiap Lantai Gedung Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara ....................................................................................................28
Tabel 4.2. Luas Gedung Perkuliahan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
.............................................................................................................29
Tabel 4.3. Prinsip Penerapan Fasilitas Bangunan Bagi Kaum Dipenyandang cacat
.............................................................................................................31
Tabel 4.4. Prinsip Penerapan dalam Pembangunan Tapak Gedung Perkuliahan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara ..........................................32
Tabel 4.5. Prasyarat Perangkat Penilaian Greenship Untuk Gedung Baru .........33
Tabel 4.6. Ringkasan Tepat Guna Lahan (ASD) .................................................34
Tabel 4.7. Prasarana Sarana Kota .......................................................................37
Tabel 4.8. Daftar fasilitas Umum disekitar Gedung Perkuliahan Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara ........................................................................38
Tabel 4.9. Perhitungan Total Albedo pada Area Atap .......................................42
Tabel 4.10. Perhitungan Total Albedo pada Non Area Atap ................................43
Tabel 4.11. Perhitungan Volume Limpasan Hujan ...............................................44
Tabel 4.12. Ringkasan Efisiensi dan Konversi Energi (EEC) ...............................45
Tabel 4.13. Ringkasan Efisiensi dan Konversi Air (WAC) ...................................49
Tabel 4.14. Ringkasan Siklus dan Sumber Daya Matrial (MRC) .........................53
Tabel 4.15. Ringkasan Kenyamanan dan Kesehatan Dalam Ruang (HIC)............58
Tabel 4.16. Ringkasan Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM) ......................62
xi
xii
PENDAHULUAN
BAB I. Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat yang di
peroleh dari penelitian, batasan masalah penelitian.
Pada bab ini memberikan penjelasan tentang teori – teori mendasar yang
berhubungan dengan penelitian agar dapat memberikan gambaran umum
penelitian yaitu konsep green building, penjelasan mengenai Greenship, konsep
Greenship, sistem rating Greenship.
2.2. Konsep dan Dasar Teori serta Pengertian Green Building atau
Bangunan Hijau
2.5. Greenship
Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council
Indonesia adalah lembaga mandiri (non government) dan nirlaba (non-for profit)
yang sudah mendapatkan izin dari Kementarian Negara Lingkungan Hidup untuk
melakukan sertifikasi di Indonesia dengan sistem penilaian bangunan hijau yang
diberi nama Greenship.
Greenship merupakan sistem rating perangkat tolak ukur bangunan hijau di
Indonesia untuk bangunan baru versi 1.2 yang dibuat oleh Green Buiding Council
Indonesia (GBCI) didirikan pada tahun 2009 oleh para profesional di sektor
perancangan dan konstruksi bangunan gedung yang memiliki kepedulian kepada
penerapan konsep bangunan hijau. GBCI bertujuan untuk menilai pencapaian
konsep bangunan ramah lingkungan dari suatu bangunan dan melakukan
transformasi pasar serta diseminasi kepada masyarakat dan pelaku bangunan
9
10
11
12
𝛴𝐴𝑛 𝑋𝐿𝑛
𝐴𝑙𝑏𝑒𝑑𝑜 = 𝛴𝐿𝑛
Keterangan:
An = Nilai Albedo dari luasan
Ln = Luas area (m2)
Greenship menetapkan nilai albedo yang baik adalah > 0,3.
13
Keterangan:
Vab = Volume andil banjir yang akan ditampung sumur resapan (m3)
Ctadah = Koefisien limpasan dari bidang tadah (tanpa satuan)
Atadah = Luas bidang tanah (m2)
R = Tinggi hujan harian rata-rata (L/m2/hari)
Berikut adalah nilai koefisien aliran (C) dari masing-masing tata guna
lahan:
Tabel 2.3. Nilai Koefisien Limpasan
No Tata Guna Lahan Nilai Albedo
1 Aspal, beton 0,70 - 0,95
2 Batu bata, paving 0,50 - 0,70
3 Atap Metal 0,75 - 0,95
4 Tanah berpasir 0,05 - 0,10
5 Padang rumput 0,21
Sumber: McGuen (1989); Hassing (1995) dalam Suci (2017)
14
𝑓
P =𝑁 x R
Keterangan
P = Persentase
F = Frekuensi data
N = Jumlah sampel yang di olah
R = Sub total persentase atau Sub total persentase masing-masing
kategori pada greenship
15
16
17
18
19
METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode yang akan dipakai dalam penelitian
dan teknik penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan meliputi waktu dan objek penelitian, pemilihan strategi penelitian,
instrumen penelitian, variabel penelitian, survei pendahuluan, metode
pengumpulan data.
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu 6 bulan, dimulai dari
Januari 2019-Juni 2019. Pada penelitian ini akan dilakukan pada gedung
perkuliahan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara yang belokasi di jalan
Williem Iskandar Pasar V Kenangan Baru, Medan Estate, Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
20
21
Instrumen adalah semua alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis dan
objektif sehingga data-data tersebut dapat membantu dalam menguji hipotesa atau
menjawab rumusan masalah. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri
dari:
B. Kuesioner
22
Dalam penelitian ini, variabel yang diamati pada pengukuran kinerja kriteria
bangunan hijau Gedung Universitas Islam Negeri Sumatera Utara mengacu pada
Greenship untuk Gedung Baru. variabel-variabel tersebut terdiri dari 6 (enam)
matriks kelayakan bangunan, 8 kriteria prasyarat, dan 37 kriteria kredit, 1 kriteria
bonus.
23
24
PROJECT MANAGER
ISWANDI IDRIS
PEKERJA
26
Studi literatur
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Sekunder
-Pengamatan langsung
- Kuesioner - Greenshipgedung baru versi 1.2
- Wawancara - Gambar bangunan gedung UINSU
- Rencana kerja dan syarat –syarat
pembangunan gedung UINSU
Hasil Penelitian
27
Tabel 4.1 Fungsi Setiap Lantai Gedung Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Lantai Digunakan
Basement Parkir kendaraan bermotor
I Kantor
II-V Ruang perkuliahan
VI Kantin
Sumber : Pengamatan diUniversitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2019
28
Tabel 4.2. Luas Gedung Perkuliahan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Lantai Luas (m2)
Basement 976
I 1168
II 1168
III 936
IV 936
V 936
VI 936
Sumber : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2019
30
Tabel 4.3 Prinsip penerapan fasilitas bangunan bagi kaum penyandang cacat
Penerapan di gedung kuliahan
No Pedoman teknis dan aksebilitas
terpadu UINSU
1 Ukuran dasar ruang Sudah memenuhi standar
2 Pintu Sudah memenuhi standar
3 Ram Tidak memenuhi standar
5 Lift Sudah memenuhi standar
6 Toilet Sudah memenuhi standar
7 Pancuran Sudah memenuhi standar
8 Westafel Sudah memenuhi standar
9 Perlengkapan dan peralatan kontrol Sudah memenuhi standar
10 Perabot Sudah memenuhi standar
11 Telepon Sudah memenuhi standar
12 Rambu dan marka Sudah memenuhi standar
Sumber : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2019
31
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan pihak bagian terkait yaitu
Project Manager, Petugas K3, Drafter, Pengawas Lapangan, Administrasi
Teknik, Staf Teknik. Prasyarat Perangkat Penilaian Greenship untuk Gedung baru
terhadap Gedung Perkuliahan Universitas Islam Negeri.
32
33
Dalam kategori tepat guna lahan, terdapat 7 (tujuh) kriteria yang memiliki
total nilai maksimum sebesar 17 poin. Tujuan dari kategori tepat guna lahan yaitu
memelihara atau memperluas kehijauan kota untuk meningkatkan kualitas iklim
mikro, menguranggi CO2, dan zat polutan, mencegah erosi tanah, menguranggi
beban sistem drainase, menjaga keseimbangan neraca air bersih dan sistem air
tanah.
34
36
Tolak ukur kedua bernilai 1 poin dengan kriteria yaitu membuka akses
pejalan kaki selain ke jalan utama di luar tapak yang menghubungkannya dengan
jalan sekunder dan atau lahan orang lain sehingga tersedia akses ke minimal tiga
fasilitas umum sejauh 300 m jarak pencapaian pejalan kaki. Tolak ukur ini
memenuhi karena memiliki trotoar untuk pendestrian yang menghubungkan antar
tapak menuju jalan umum. Oleh karena itu tolak ukur kedua memperoleh 1 poin.
39
40
Tolak ukur kedua bernilai 1 poin dengan kriteria yaitu apabila tolak ukur
pertama terpenuhi, perlu tersedianya shower sebanyak satu umit untuk setiap 10
parkir sepeda maka tolak ukur pertama dan kedua tidak memenuhi karena tidak
memiliki parkir sepeda serta shower, pihak gedung tidak menyediakan tempat
parkir sepeda ataupun shower, mahasiswa yang berada di Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara biasanya menggunakan sepeda motor sehingga tolak ukur
pertama dan kedua tidak mendapatkan poin.
Dalam kriteria lanskep pada lahan terdapat 3 (tiga) tolok ukur dengan
tolak ukur pertama bagian A bernilai 1 poin, tolak ukur pertama bagian B bernilai
1 poin, tolak ukur kedua bernilai 1 poin. Jika tolok ukur tersebut terpenuhi semua
akan bernilai 3 poin. Tujuan dari pada kriteria lansekap pada lahan yaitu
memelihara atau memperluas kehijauan kota untuk meningkatkan kualitas ikim
mikro, mengurangi CO2 dan zat polutan, mencegah erosi tanah, menguranggi,
beban sistem drainase, menjaga keseimbangan neraca air bersih dan sistem air
tanah.
Tolok ukur pertama bagian A dengan bernilai 1 poin dan tolak ukur
pertama bagian B bernilai 1 poin dengan kriteria yaitu adanya daerah lanskep
berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari struktur bangunan dan struktur
sederhana bangunan tanaman (hardscape) yang terletak diatas permukaan tanah
seluas minimal 40% luas total lahan dan bila tolak ukur pertama dipenuhi maka
setiap penambahan 5% area lanskep dari luas total lahan. Tolak ukur ini tidak
memenuhi karena perkarangan menanam tanaman hanya seluas 21 m2, tidak
seluas 40% atau 45% dari luas total lahan maka tidak mendapatkan poin.
Dalam kriteria iklim mikro terdapat 3 (tiga) tolok ukur dengan tolak
ukur pertama bernilai 1 poin, tolak ukur kedua bernilai 1 poin, tolak ukur ketiga
bernilai 1 poin, jika tolok ukur tersebut terpenuhi semua akan bernilai 3 poin.
Tujuan dari iklim mikro yaitu meningkatkan kualitas iklim mikro disekitar gedung
yang mencangkup kenyamanan manusia dan habitat di sekitar gedung.
Dengan demikian albedo total untuk area perkerasan atap adalah 0,35. Nilai
tersebut sudah memenuhi standar, yaitu > 0,3. Dengan demikian untuk tolok ukur
iklim mikro memperoleh poin maksimal yaitu 1 poin.
42
Dengan demikian albedo total untuk untuk area non atap adalah 0,3. Nilai tersebut
sudah memenuhi standar, yaitu >0,3. Dengan demikian untuk tolok ukur iklim
panas memperoleh poin maksimal yaitu 1 poin.
Tolak ukur ketiga bernilai 1 poin dengan kriteria yaitu desain lanskep
berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama pejalan kaki menunjukkan
adanya pelindung dari panas akibat radiasi matahari dan terpaan angin kencang.
Sehingga tidak mendapatkan poin karena belum adanya penanaman pohon.
𝑅
Vab = 0,855 x Ctadah x Atadah x 1000
43
Saat ini air hujan yang turun di area gedung perkuliahan Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara masih mengalir secara alami dengan adanya talang air dan
langsung mengalir kejaringan drainase sehingga tidak mendapatkan poin.
44
Dalam kriteria efisiensi dan konversi energi terdapat 2 (dua) tolok ukur
dengan tolak ukur pertama bernilai 20 poin, tolak ukur pertama bagian A
mendapatkan 20 poin, bagian B mendapatkan 10 poin, bagian C mendapatkan 10
45
Tolak ukur pertama dan kedua bernilai 20 poin dengan kriteria yaitu
menggunakan energy modeling softwaare untuk menghitung komsumsi energi di
gedung baseline dan gedung designed, mengunakan perhitungan worksheet yang
di sediakan GBC Indonesia untuk menghitung penghematan dari penurunan
energi. Tolak ukur ini tidak memenuhi karena dari hasil wawancara dengan
narasumber menghitung energi tidak menggunakan energy modeling softwaare
dan worksheet yang disediakan GBC Indonesia dan pihak perencana tidak
menghitung komsumsi energi gedung tersebut maka tolak ukur ini tidak
mendapatkan poin.
Tolak ukur kedua bernilai 2 poin dengan kriteria yaitu jika butir diatas
terpenuhi maka dilakukan tambahan dengan adanya lux sensor untuk otomatis
pencahayaan buatan apabila intensitas cahaya kurang dari 300 lux. Tolak ukur ini
46
4.4.2.3. Ventilasi
Dalam kriteria ventilasi terdapat 1(satu) tolok ukur dengan tolak ukur
pertama bernilai 1 poin. Tujuan dari ventilasi yaitu mendorong penggunaan
ventilasi yang efisien di area publik untuk menguranggi komsumsi energi.
47
48
49
Tolak ukur pertama bernilai 1 poin dengan kriteria yaitu komsumsi air
bersih dengan jumlah tertinggi 80% dari sumber primer tanpa mengurangi jumlah
kebutuhan per orang. Tolak ukur ini memenuhi syarat karena gedung tersebut
mengkomsumsi 80% air bersih dari sumber primer tanpa mengurangi kebutuhan
per orang maka tolak ukur ini mendapatkan 1 poin.
Tolak ukur kedua bernilai 7 poin dengan kriteria yaitu komsumsi Air
bersih dengan jumlah tertinggi kurang dari 80% dari sumber primer tanpa
mengurangi jumlah kebutuhan per orang.
Mencari komsumsi dalam pemakaian air di gedung perkuliahan Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara
Jumlah kapasitas pemakaian air = 80 liter/siswa/hari x jumlah mahasiswa
= 80 x 500
= 40000 liter/hari
= 40 m3/hari
Kapasitas Gwt yaitu = 150 m3 . Sehingga mendapatkan 7 poin.
Dalam kriteria fitur air terdapat 2(dua) tolok ukur dengan tolak ukur
pertama bernilai bagian A mendapatkan 1 poin, bagian B mendapatkan 2 poin,
bagian C mendapatkan 3 poin. Tujuan mendorong upaya penghematan dengan
pemasangan fitur air efisiensi tinggi.
Tolak ukur pertama yaitu penggunaan fitur air yang sesuai dengan
kapasitas buangan dibawah standar maksimum kemampuan air keluaran air, tolak
50
Dalam kriteria daur ulang air terdapat 2 (dua) tolok ukur dengan tolak
ukur pertama bernilai 2 poin dan tolak ukur kedua bernilai 3 poin. Tujuan daur
ulang air yaitu menyediakan air dari sumber daur ulang yang bersumber dari air
limbah gedung untuk mengguranggi kebutuhan air dari sumber utama.
Tolak ukur pertama dan kedua bernilai 1 dan 2 poin dengan kriteria
yaitu penggunaan seluruh air bekas pakai (grey water) yang telah di daur ulang
untuk kebutuhan sistem flushing atau cooling tower. Tidak memenuhi karena
gedung tersebut menggunakan air bersih dari pembangkit listrik Negara dan tidak
ada sistem flushing dan cooling tower maka tidak mendapatkan poin.
Dalam kriteria sumber air alternatif air terdapat 2 (dua) tolok ukur
dengan tolak ukur pertama bagian A bernilai 1 poin dan tolak ukur pertama
bagian B bernilai 2 poin. Tujuan sumber air alternatif menggunakan sumber air
alternatif yang di proses sehinga menghasilkan air bersih untuk menguranggi
kebutuhan air dari sumber utama.
Tolok ukur dengan tolak ukur pertama bagian A bernilai 1 poin dan
tolak ukur pertama bagian B bernilai 2 poin yaitu menggunakan salah satu atau
lebih dari tiga alternatif sebagai berikut : air kondensasi AC, air bekas wudhu,
atau air hujan dan menggunakan teknologi yang memanfaatkan air laut atau air
danau atau air sungai untuk keperluaan air bersih sebagai sanitasi, atau kebutuhan
lainnya dan menggunakan teknologi yang memanfaatkan air laut atau air danau
atau air sungai untuk keperluaan. Tolak ukur ini tidak mendapatkan poin karena
semua air yang digunakan berasal dari Perusahan Daerah Air Minum (PDAM).
51
Tolok ukur pertama bagian A bernilai 1 poin dan tolak ukur pertama
bagian B bernilai 2, tolak ukur pertama bagian C bernilai 3 poin yaitu
mengunakan Tangki penampungan air hujan. Tolak ukur ini tidak memenuhi
karena air hujan akan mengalir secara alami ketalang air dan langsung mengalir
kejaringan drainase maka tidak mendapatkan poin.
Tolak ukur pertama bernilai 1 poin dengan kriteria yaitu seluruh air
yang di gunakan untuk irigasi gedung tidak berasal air tanah atau PDAM. Tolak
ukur ini tidak memenuhi karena semua air bersih berasal dari PDAM sehinga
tidak mendapatkan poin.
52
Tolak ukur pertama bagian A bernilai 1 poin dan tolak ukur pertama
bagian B bernilai 2 poin dengan kriteria yaitu menggunakan material bekas
bangunan lama dan atau dari tempat lain seperti plafon, kusen, lantai dan dinding.
untuk mengurangi penggunaan bahan mentah yang baru, sehingga dapat
mengurangi limbah minimal 10% atau dan 20 %. Tolak ukur ini tidak memenuhi
karena gedung tersebut dibangun dengan material yang baru semua maka tidak
mendapatkan poin.
54
1. Cat dari PT. ICI merupakan cat yang digunakan pada gedung
perkuliahan terpadu Universitas Islam Negeri Sumatara Utara. PT ICI
telah mendapatkan sertifikat ISO 9001, ISO 14001 dan juga green label
Singapore,serta Green Building Council Indonesia.
2. Keramik yang setara merek Roman yang merupakan keramik yang
mendapatkan sertifikat ISO 9001 sebagai stadnar pelayanan dan ISO
13006 sebagai standar kualitas produk.
55
Tolak ukur kedua bernilai 1 poin dengan kriteria yaitu jika butir 1
diatas 30% menggunakan kayu bersertifikat dari pihak Lembaga Ekolabel
Indonesia atau Forest Stewardship Council. Tolak ukur ini tidak mendapatka poin
karena kayu tersebut tidak memiliki serifikat dari pihak Lembaga Ekolabel
Indonesia atau Forest Stewardship Council .
Tolak ukur pertama bernilai 3 poin dengan kriteria yaitu desain yang
menggunakan material modular atau prafabrikasi. Tolak ukur ini memenuhi
karena material kaca, baja, keramik dibuat di pabrik tinggal memasangkan
kegedung tersebut sehingga mendapatkan 3 poin .
56
57
58
Dalam kriteria polutan terdapat 3 (tiga) tolok ukur dengan tolak ukur
pertama bernilai 1 poin, tolak ukur kedua bernilai 1 poin dan tolak ukur ketiga
bernilai 1 poin. Tujuan polutan kimia yaitu mengguranggi polusi udara ruang dari
emisi material bangunan yang dapat menganggu kenyamanan dan kesehatan
pekerja konstruksi dan pengguna gedung.
60
61
62
63
𝐹
𝑃= 𝑥𝑅
𝑁
9
= 17 x 16,8%
= 8,89%
B. Efisiensi dan Konversi Energi
𝐹
𝑃= 𝑥𝑅
𝑁
1
= x 25,7%
26
= 0,98%
C. Efisiensi dan Konversi Air
𝐹
𝑃= 𝑥𝑅
𝑁
9
= 21 x 20,8%
= 8,91%
D. Sumber dan Siklus Material
𝐹
𝑃= 𝑥𝑅
𝑁
7
= 14 x 13,9%
= 6,95 %
64
𝐹
𝑃= 𝑥𝑅
𝑁
7
= 10 x 9,9%
= 6,93 %
F. Manajemen Lingkungan Bangunan
𝐹
𝑃= 𝑥𝑅
𝑁
0
= 13 x 12,9%
=0%
𝐹
𝑃= 𝑥𝑅
𝑁
33
=101 x 100%
= 32,67 %
65
5.1. Kesimpulan
66
67
5.2. Saran
68
Febrina, Fitra (2018) 'Penerapan Konsep Green Building Pada Gedung Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri AR-RANIRY Banda
Aceh'.
69
Kaloush, Kamil E., Carlson, Joby D., Golden, Jay S., and Phelan, Patrick E. 2008.
The Thermal and Radiative Characteristics of Concrete Pavements in
Mitigating Urban Heat Island Effects. Tersedia:
http://www.greenconcrete.info/downloads/7_ConcreteHIRISN2969.pdf.
Diakses pada tanggal 10 September 2015.
Peraturan Menteri Pekerja Umum No. 30/ PRT/ M/ 2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Putri, A. A. et al. (2012) ‘Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Teknik
Sipil ITS’, 1(1), pp. 1–7.
Sari, Suci Anugrah (2016) 'Penilaian Kriteria Green Building Pada Bangunan
Gedung Studi Kasus Gedung Biro Pusat Administrasi Sumatera Utara'.
70
Taha, Haider., Sailor, David., Akbari, Hashem. 1992. High-Albedo Materials for
Reducing Building Cooling Energy Use. Berkeley: University of California.
Tersedia: http://www.osti.gov/scitech/servlets/purl/7000986/. Diakses pada
tanggal 15 Juni 2015.
Worldgbc.org. (2019). How can we make our buildings green? | World Green
Building Council. [online] Available at: https://www.worldgbc.org/how-can-
we-make-our-buildings-green [Accessed 26 Jan. 2019].
71
72