LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun oleh:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI SARJANA KIMIA
JATINANGOR
2019
PEMBAHASAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL PERAK OKSIDA
Pertama karakterisasi kristal nanopartikel menggunakan PSA untuk
menentukan ukuran dan distribusi partikel. Dilakukuan dengan difraksi sinar laser
untuk partikel dari ukuran submikron sampai dengan milimeter, counter principle
untuk mengukur dan menghitung partikel yang berukuran mikron sampai dengan
milimeter, dan light scattering untuk mengukur partikel yang berukuran mikrometer
sampai dengan nanometer. Hasil analisis dengan PSA nanopartikel perak dan
biosintesis nanopartikel perak yang didapat yaitu:
Ag O (NaOH)
2
20 40 60 80
2/(o)
Berdasarkan hasil XRD diatas, dapat dilihat bahwa setiap nanopartikel Ag2O
yang terbentuk memiliki kristalinitas yang rendah, hal ini ditunjukan dengan puncak
yang terbentuk tidak tajam dan lebar hal ini bisa diakibatkan oleh adanya pengotor
yang ditunjukan dengan adanya puncak-puncak kecil yang terbentuk pada
difraktogram. Beberapa pengotor yang mungkin terbentuk yaitu AgO2, Ag2O2, dan
AgSO4. Berdasarkan hasil karakterisasi XRD, kristal yang terbentuk memiliki strutur
FCC (Face Centered Cubic).
Tetapi jika dibandingkan kristal Ag2O dengan bantuan penambahan basa yang
terbentuk paling baik dihasilkan dengan penambahan KOH daripada dengan NaOH.
KOH lebih baik daripada NaOH karena lebih mudah melepas OH- sehingga lebih baik
dalam pembentukan kristal.
Berdasarkan hasil karakterisasi, disimpulkan bahwa nanopartikel Ag2O tidak
dapat disintesis dikarenakan ukuran kristal yang didapatkan tidak bisa digolongkan
sebagai nanopartikel, namun kristal Ag2O yang paling baik dihasilkan dengan
penggunaan basa kuat.
Berikut dilakukan karakterisasi dengan SEM, hasil SEM yaitu:
Dari hasil ini menunjukkan struktur nanopartikel Ag2O tidak terlalu baik
karena aglomerat yang terbentuk sangat banyak namun persebaran partikel kurang
merata karena masih terdapat ruang antar partikel atau pori dan tidak homogennya
bentuk pada setiap partikel. Jika analisis SEM menunjukkan ukuran lebih besar dari
nano dan tidak seragam, hal ini dipengaruhi karena terbentuknya agregat dari
nanopartikel perak dan masih terdapat ion Ag+ yang tidak tereduksi sempurna. Ukuran
dari nanopartikel perak dipengaruhi oleh jumlah elektron besar yang dimiliki Ag,
semakin stabil nanopartikel perak yang dihasilkan, maka nanopartikel tersebut
homogen dan tidak membentuk agregat. Banyaknya aglomerat yang terbentuk dapat
membuat ukuran semakin besar karena kurang tersolvasi. Proses sintesis nanopartikel
perak ini adalah bottom up yaitu dari ion menjadi partikel.