Anda di halaman 1dari 7

- Luas Lantai Bangunan tanpa dinding

pembatas tidak diperhitungkan


sebagai Koefisien Dasar Bangunan
(KDB).

0 (tidak
dihitung KDB)

- Luas Lantai Bangunan yang


membentuk ruang dengan dinding
tidak lebih dari 1,20 m (satu koma
dua nol meter) dan tidak beratap,
tidak diperhitungkan sebagai
Koefisien Dasar Bangunan (KDB).
0 (tidak
dihitung KDB)

- Luas Lantai Bangunan yang


100% KDB mempunyai dinding lebih dari 1,2 m
(satu koma dua nol meter) dan
beratap penuh dihitung 100%
sebagai Koefisien Dasar Bangunan.
50% KDB,
dengan syarat
luas lantai - Luas Lantai Bangunan yang beratap
bangunannya
< 10% dari penuh dan tidak berdinding, maka
batasan lantai luas lantai bangunanya dihitung
dasar yang
diizinkan. 50%, dengan syarat luas lantai
bangunannya kurang dari 10% dari
batasan lantai dasar yang diizinkan
(batasan KDB).
- Luas Lantai Bangunan yang
mempunyai dinding kurang dari 1,2
m (satu koma dua nol meter), dan
beratap penuh, maka luas lantainya
dihitung 50% dengan syarat luas
lantai bangunannya kurang dari 10%
dari batasan lantai dasar yang
50% KDB,
dengan syarat diizinkan.
luas lantai
bangunannya
< 10% dari
batasan lantai
dasar yang
diizinkan.

- Luas Lantai Bangunan yang


mempunyai dinding lebih dari 1,2 m
(satu koma dua nol meter) dan tidak
beratap maka tidak diperhitungkan
sebagai KDB (Koefisien Dasar
Bangunan), atau Luas Lantai
0 KDB atau Bangunannya dimanfaatkan sebagai
dihitung 50% area komersial maka
KDB apabila
dimanfaatkan diperhitungkan sebagai KDB
sebagai area (Koefisien Dasar Bangunan) sebesar
komersial.
50%.

- Luas Lantai Bangunan yang berada


diatas lantai bangunan dibawahnya
yang berdinding kurang dari 1,2 m
(satu koma dua nol meter) tidak
beratap dan dapat diakses tidak
dihitung sebagai KLB (Koefisien
Lantai Bangunan).

0 KLB
- Luas Lantai Bangunan yang
menjorok keluar tidak beratap,
tidak berdinding dan tidak dapat
diakses, tidak disertakan dalam
perhitungan koefisien Lantai
Bangunan (KLB).

0 KLB

- Luas Lantai Bangunan yang


menjorok keluar tidak beratap dan
mempunyai dinding 1,2m (satu
koma dua nol meter) diatas lantai
bangunan tersebut, baik disalah
satu ataupun di ketiga sisinya, tidak
disertakan dalam perhitungan
Koefisien Lantai Bangunan (KLB).

0 KLB
1,2m

≤ 1,2m
- Luas Lantai Bangunan yang
menjorok keluar atau berada diluar
luas lantai bangunan yang
mempunyai dinding lebih dari 1,2m
(satu koma dua nol meter), luas
lantai bangunan tersebut beratap
yang bersifat terbuka dihitung 50 %
dari luas lantai bangunan dengan
ketentuan dinding terluar memiliki
tinggi tidak lebih dari 1,2m (satu
koma dua nol meter), lebar lantai
bangunan maksimum 1,5 m yang
dihitung dari dinding terluar
Dihitung 50%,
bangunan hingga dinding terluar
dengan syarat lantai bangunan dan yang terhitung
luas lantai
bangunannya <
50% adalah 10% (sepuluh persen)
10% dari batasan dari KLB yang ditetapkan; Jika total
KLB yang
diizinkan, luas
luas lantai bangunan lebih dari 10%
selebihnya KLB, maka luas selebihnya dihitung
1,2m

dihitung 100%
100%.

max 1,5 m

- Luas Lantai Bangunan yang


menjorok keluar atau berada diluar
luas lantai bangunan yang
mempunyai dinding lebih dari 1,2m
(satu koma dua nol meter), luas
lantai bangunan tersebut beratap
yang bersifat terbuka dengan lebar
1,5 m dan dilengkapi dengan bak
tanaman maka perhitungan total
luas lantai bangunanya adalah
hingga ke dinding terluar bak
tanaman tersebut dan yang
terhitung 50% adalah 10% (sepuluh
Dihitung 50%, persen) dari KLB yang ditetapkan;
dengan syarat
luas lantai Jika total luas lantai bangunan lebih
bangunannya < dari 10% KLB, maka luas selebihnya
10% dari batasan
KLB yang dihitung 100% ; Ornamen atau yang
diizinkan, luas hiasan arsitektural yang tidak
selebihnya
1,2m

dihitung 100% bersifat struktural dikecualikan


dalam perhitungan ini.

max 1,5 m
Apabila bukan
struktural maka tidak
diperhitungkan dalam
perhitungan KLB.

max 1,5
m - Luas Lantai Bangunan yang
menjorok keluar atau berada diluar
luas lantai bangunan yang
mempunyai dinding lebih dari 1,2m
(satu koma dua nol meter), luas
Dihitung 100 %
lantai bangunan tersebut beratap
yang bersifat terbuka dengan lebar
lebih dari 1,5 meter dan berdinding
1,2 m (satu koma dua nol meter)
1,2m

maka luas lantai bangunan tersebut


seluruhnya dihitung 100%.
> 1,5 m
- Luas Lantai Bangunan yang
menjorok keluar atau berada diluar
luas lantai bangunan yang
mempunyai dinding lebih dari 1,2m
(satu koma dua nol meter), luas
Dihitung 100 % lantai bangunan tersebut beratap
yang bersifat terbuka dengan
> 1,2m

dinding lebih dari 1,2 m (satu koma


dua nol meter) maka luas lantai
bangunan tersebut seluruhnya
dihitung 100%.
1

1. Luas ruang terbuka untuk


perhitungan nilai KDH diukur dari batas
struktur atau dinding terluar bangunan
hingga batas kepemilikian lahan (atau
property line). Jika batas kepemilikan
lahan berupa pagar, maka pagar
dengan ketebalan maksimum 30 cm
dapat disertakan sebagai bagian dari
KDH. Ketebalan pagar lebih dari 30 cm
harus diperhitungkan sebagai struktur
dan tidak dapat disertakan dalam
Proyeksi garis basement
perhitungan KDH.
Area yang tidak terhitung Hijau

Area Hijau

2 2. Proyeksi basement 1 (satu) terhadap lahan


perencanaan akan menjadi acuan awal pada saat
penentuan daerah hijau. Dikarenakan, ruang
terbuka yang dimanfaatkan sebagai ruang hijau,
jogging track, tata lansekap, atau kegiatan
penghijauan lainnya, dapat diperhitungkan 100%
sebagai bagian dari KDH jika dibawah ruang terbuka
tersebut memiliki ruang bebas minimum kedalaman
≥3,00 meter, dihitung dari permukaan tanah rata-
rata dan berisi tanah untuk resapan air.
3. Area hijau (memiliki tanaman) yang termasuk dalam
area proyeksi garis basement terhadap lantai dasar tidak

3 dapat dihitung sebagai KDH.

Ruang terbuka dengan perkerasan atau permukaanya


. ditutupi material penutup tanah (baik bersifat massif
ataupun porous: aspal, beton, keramik, grass block,
paving, dan lain-lain) yang dipergunakan sebagai jalan
kendaraan, prasarana, parkir dan plaza yang tidak dapat
disertakan dalam perhitungan KDH
Proyeksi garis basement
Area yang tidak terhitung Hijau

Area Hijau
4. Material penutup tanah untuk perkerasan diupayakan semaksimal
mungkin memanfaatkan material yang bersifat porous atau masih
4 memungkinkan untuk menyerap air (contoh: stepping stone, kerikil, pasir,
dll). Stepping stone dan ornamen lansekap yang sifatnya dapat di pindah,

. dapat di perhitungkan sebagai KDH.

5. Ruang terbuka dimanfaatkan untuk kolam air, kolam ikan, kolam


air mancur atau kolam hias lainnya yang merupakan bagian dari
lansekap atau taman, kolam resapan air atau kolam retensi untuk
pengendalian air banjir lingkungan dapat disertakan dalam perhitungan
KDH, dengan luas tapak kolam maksimum 10% dari luas minimum KDH
8 yang diwajibkan.

. 6. Ruang terbuka dimanfaatkan untuk kolam renang atau whirlpool atau


kolam untuk aktivitas olah raga lainnya tidak dapat disertakan sebagai bagian
dari KDH.

7. Ruang terbuka dimanfaatkan untuk jalur olahraga atau jogging track atau
jalur pejalan kaki dapat diperhitungkan sebagai bagian dari KDH dengan luas
maksimum perkeraasan 20% dari total KDH minimum yang diwajibkan dan
lebar perkerasan jalur sirkulasi maksimum 2 meter

8. Ruang terbuka dibawah proyeksi bangunan dan memiliki ruang bebas


dibawahnya minimum kedalaman ≥3,00 meter dapat diperhitungkan sebagai
KDH jika ruang terbuka tersebut berada di dalam ruang proyeksi 45 derajat
selubung bangunan, dihitung dari struktur terluar bangunan, baik berupa
dinding, kanopi, atau elemen fasade structural lainnya.

Anda mungkin juga menyukai