Secara umum, anda boleh berasumsi misalnya KDB 60%. Kenapa 60%? karena
berdasarkan pengalaman saya kebanyakan KDB di lokasi tertentu adalah 60%
ada juga yang 70% dan ada juga yang bahkan hanya 30%. Kenapa demikian?
ini di sebebkan oleh lokasi tanah anda berada. Misalnya lokasi tanah anda
berada di jalan utama, mungkin saja KDBnya kecil karena beberapa faktor,
misalnya kepadatan lalu lintas, kepadatan penduduk, zona wilayah dan lain
lain.
Jika anda ingin membangun rumah atau mendirikan bangunan dari lahan yang
tersedia sebutlah misalnya tanah yang berada di pinggir jalan raya, anda
harus menghitung berapa jarak yang di izinkan untuk di bangun dari batas
luar tanah anda. Batas luar ini bisa berupa batas kiri kanan dan depan
belakang. Bagaimana dengan batas atas dan batas bawah? apakah juga di atur?
Ya, pemerintah juga mengatur batas ketinggian bangunan dan batas
kedalaman bangunan atau basement. Untuk lebih detail tentang batas.
Pemerintah memiliki aturan tersendiri tentang KDB dan KLB atau TENTANG
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG. Hal ini tertuang dalam
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 29/PRT/M/2006 TENTANG PEDOMAN
PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG.
Jika anda datang ke dinas tata kota atau Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
maka anda akan menemukan gambar seperti di bawah ini:
Jika anda ingin tau bagaimana cara menghitung KDB dan KLB berikut ini
adalah contoh sederhananya:
1000m x 60% maka sisa tanah yang boleh anda bangun adalah 600m (KDB) Jadi
perhitungan KLBnya: 1000m x 1.20 = 1200m.
Jawab : Luas Lahan x KDB = Luas Lantai Dasar yang boleh terbangun 4.000
m2 x 20% = 800 m2 KLB x Luas Lahan = Luas Total lantai yang boleh terbangun
3 x 4.000 m2 = 12.000 m2 KLB / KDB = Jumlah lantai/ Ketinggian Bangunan
12.000 m2 / 800 m2 = 15 Lantai
ARTIKEL TERKAIT: