1
2
B. Data Proyek
1. Nama Proyek : Proyek Gedung Pringgading No. 24
2. Lokasi Proyek : Jalan Pringgading No.24
C. Data Teknis
1. Luas Tanah / Lahan : ± 3.113 m2
2. Luas Bangunan : ± 17.131 m2
3. Jenis Pondasi : Bored Pile
4. Struktur Bangunan : Struktur Beton
5. Jumlah Lantai : 8,5 Lantai + 1 Basement
3
Proyek
pembangunan
gedung
pringgading 24
b. Site Manager
Site Manager mempunyai tugas serta tanggung jawab
dalam perencanaan, pelaksanaan dalam proyek. Tugas dan
tanggung jawab Site Manager, antara lain :
1. Memberikan petunjuk dan pengawasan pada tiap pekerjaan
menyesuaikan metode kerja yang ditentukan oleh Project
Manager.
2. Melaksanakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
schedule dan kualitas yang sudah di tentukan.
3. Menghentikan pekerjaan ketika tidak sesuai dengan
ketentuan.
4. Mengesahkan tagihan sub kontraktor dan mandor mengenai
harga satuan dan volume.
5. Pembukuan semua berkas transaksi dalam pekerjaan.
19
c. Pelaksana
Pelaksana mempunyai tugas serta tanggung jawab dalam
perencanaan, pelaksanaan dalam proyek. Tugas dan tanggung
jawab Pelaksana, antara lain :
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana dan mutu
proyek.
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai mutu dan durasi yang sudah
direncanakan.
c. Membuat opname prestasi pekerjaan yang bersangkutan.
d. Membuat laporan harian atau mingguan pekerjaan yang
telah di laksanakan.
d. Drafter
Tugas dan tanggung jawab drafter :
1. Membuat shop drawing.
2. Melakukan pengarsipan serta penyimpanan gambar desain
dan perencanaan.
3. Melaksanakan penyediaan gambar pelaksana lapangan.
Pada proyek pembangunan gedung pringgading no.24
seorang drafter bertanggung jawab kepada Project Manager
dan melaksanakan tugas yang diberikan Project Manager
dengan diketahui Site Manager.
e. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah sebagai
berikut :
f. Logistik
Tugas dan wewenang logistik adalah :
2.5.1 Tugas MK
MK memiliki tugas – tugas yang wajib
dilaksanakan. Berikut adalah tugas-tugas dari MK :
a. Pada fase pelelangan kontraktor mengundang
kontraktor untuk lelang, menyiapkan dokumen
lelang, membantu pada saat prosesi kontrak oleh
owner dengan kontraktor
b. Membuat laporan dokumen administrasi mengenai
pelaksanaan proyek
c. Melakukan pengawasan secara rutin selama proyek
berlangsung
d. Megadakan rapat rutin dengan pemilik proyek,
konsultan perencana, dan kontraktor guna
mengevaluasi proyek yang sedang berlangsung
e. Melaporkan progres pekerjaan dan masalah yang
terjadi di lapangan kepada pemilik proyek
f. Memberikan saran kepada kontraktor dan pemilik
proyek perihal pengerjaan proyek
g. Memberi surat teguran kepada kontraktor apabila
ada pekerjaan yang menyimpang dari desain yang
telah direncanakan
23
b. Administrasi
Tugas administrasi adalah melaksanakan administrasi
proyek dari awal hingga akhir agar setiap dokumen yang
terkait dengan proyek tersebut dapat terdokumentasi secara
rapi dan mudah untuk di cari.
Selain itu membantu manajer proyek dalam membuat
dokumen manajemen proyek yang berhubungan dengan
proyek maupun secara umum sehingga dapat memudahkan
kerja dari manajer. Pada proyek pembangunan gedung
pringgading no.24 seorang administrasi bertanggung jawab
kepada Site Manager dalam menjalankan tugas dan
wewenang di lapangan.
25
c. Supervisor
Tugas dan tanggung jawab supervisor :
1. Mengikuti petunjuk Site Manager dalam melakukan
tugasnya.
2. Mengadakan pengawasan terus menerus di lokasi
pekerjaan yang sedang dikerjakan dan memberikan
laporan kepada Site Manager atas pekerjaan yang tidak
sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil
pengamatan harus dilaporkan secara tertulis.
3. Terus menerus mengawasi dan mencatat serta mengecek
hasil pengukuran.
4. Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja
dan bahan yang digunakan oleh kontraktor untuk
menyelesaikan pekerjaan harian.
5. Mengirim laporan harian pekerjaan kepada site engineer
dan chief inspector.
6. Membantu direksi lapangan untuk melakukan “opname”
hasil pekerjaan atas pekerjaan yang telah selesai
Seorang supervisor pada proyek pembangunan
gedung pringgading no.24 bertanggung jawab kepada
Site Manager dalam menjalankan tugas dan wewenang
di lapangan.
26
1 4
2 5
1. Melakukan pengukuran,
2. Menentukan elevasi rencana,
3. Penggalian mengacu pada elevasi recana yang telah
direncanakan.
4. Setelah proses penggalian kemudian tanah akan
dipadatkan,
5. Tanah hasil timbunan di alokasikan ketempat yang
membutuhkan
32
2. Fabrikasi Besi
2. Fabrikasi Besi
Proses fabrikasi adalah awal dari tahap pekerjaan
pembesian dan proses perakitan tulangan yang meliputi proses
44
3. Pemasangan tulangan
Dalam pelaksaan pekerjaan pembesian pada proyek
gedung pringgadinng, besi besi tulangan yang datang dilokasi,
lokasi penyimpanan material diletakkan di lokasi fabrikasi besi.
Transportasi besi ke tempat penempatan lokasi dengan secara
diangkut secara manual.
Tahap tahap pelaksaan pekerjaan pembesian harus tetap
dalam pengawasan kontaktor, dalam pembuatan dan pelaksaan
pekerjaan pembesian harus sesuai dengan daftar pemotongan
dan pembengkokan besi tulangan pada gambar kerja bar
banding schedule.
45
4. Pekerjaan pembersihan
Setelah semua pekerjaan telah dilakukan dan dilakukan
pengecekan oleh pengawas proyek segera dilakukan
pembersihan dengan alat bantu kompesor udara.
Hal tersebut dilakukan saat lokasi pengecoran dalam kondisi
tidak terdapat material atau bahan bahan yang dapat
mengurangi kekuatan beton.
3.2 Alat
Alat merupakan salah satu faktor penting dalam berlangsungnya
proyek. Dengan adanya alat berat akan membuat pekerjaan lebih mudah
dan cepat seingga dapat menghemat waktu dan biaya.
Peralatan dan alat berat yang ada dalam Proyek pembangunan
Gedung Pringgading 24 sebagai berikut :
1. Towing
Tipe : Mitsubishi
50
2. Dump Truck
Tipe : Hyno
Tahun pembuatan : 2010
Semen : Tiga Roda PT. Indocement Tunggal
Prakasa
Mutu beton : K-300
Kapasitas produksi : 20m3/ jam
Pekerjaan : Membawa adukan cor
5. Concrete Pump
7. Bar Bender
Jumlah : 1 unit
Status : Milik Kontraktor
Pekerjaan : Membengkokkan besi
8. Concrete Vibrator
9. Pompa Air
Tipe : Bosco
Jumlah :2
Status : Milik Kontraktor
Pekerjaan : Membuang air yang ada dalam galian
basement ke saluran kota
58
Total Station merupakan alat ukur sudut dan jarak. Untuk total
dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar,
koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perhitungan. .
Tipe : Topcon GTS 102N
Tahun pembuatan : 2011
Jumlah : 2 unit
Status : Milik kontraktor
Pekerjaan : a. Penentuan BM pada depan proyek
sebagai acuan lalu menggunakan alat total
station untuk menentukan titik as bangunan
b. Mengecek kolom miring atau tidak
c. mengecek elevasi plat lantai pada
basement apakah sudah rata atau belum
60
2. Air
Air merupakan bahan yang di gunakan selama pekerjaan
proyek berlangsung dari mulai tahap persiapan hingga tahap
pelaksanaan selesai, oleh karna itu air merupakan bahan bangunan
yang sangat penting dalam pekerjaan suatu proyek. Selain sebagai
bahan campuran untuk membuat beton dan plesteran air digunakan
untuk mencuci bahan bangunan serta peralatan selain itu air
digunakan untuk perawatan beton setelah pengecoran.Air yang
digunakan dalam campuran beton harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971 antara lain, air tidak
menggandung unsur minyak, asam alkali, garam-garaman dan
bahan yang dapat merusak atau menurunkan mutu pekerjaan
(merusak beton atau baja tulangan). Proyek Prnggading
menggunakan sumber air PDAM, karena di wilayah proyek air
tidak keluar dari sumur bor.
5. Semen
Semen merupakan bahan material pelengkap pada
pembuatan beton, semen di gunakan sebagai material perekat pada
campuran agregat halus (pasir), agregat kasar (Batu Pecah) dan air.
Pada pelaksanaan kerja praktek proyek pembangunan Gedung
Pringgading 24 Semarang menggunakan Semen Portland. Semen
Portland yang digunakan yaitu Indocement. Semen ini digunakan
sebagai salah satu material pembuatan beton decking.
Penggunaan semen pada proyek ini cukup sedikit
dikarenakan pembuatan beton pada proyek ini menggunakan beton
readymix sehingga pendatangan material semen hanya ketika
dibutuhkan.
68
6. Ready Mix
Beton merupakan campuran pasir, semen, batu pecah dan air,
tetapi untuk meningkatkan kemudahan pekerjaan dan membatasi
jumlah volume rongga digunakan bahan aditif dalam campuran
beton. Fungsi ready mix pada pekerjaan proyek Pringgading 24
adalah sebagai Pekerjaan pengecoran pile cap, pengecoran kolom,
pengecoran balok, precast plat lantai, ramp, Sherwall, Tie Beam
dll. Dengan menggunakan Mutu beton K300 (f’c = 25 MPa) yang
diproduksi oleh PT. Pionirbeton Industri, Aris Putra Beton, PT
Varia Usaha Beton dan Jati Kencana Beton.
Tabel 3.1 Mutu Beton Stuktur
Mutu Beton
Stuktur
karakteristik F’c (Mpa)
Plat Lantai K-300 25 MPa
Tangga K-300 25 MPa
Pile Cap K-300 25 MPa
Tie Beam K-300 25 MPa
Kolom K-300 25 MPa
Shear Wall K-300 25 MPa
69
7. Besi Tulangan
Besi tulangan merupakan material yang di gunakan untuk
memberikan kekuatan tarik pada beton bertulang.Tulangan yang di
gunakan di pabrikasi sesuai dengan desain yang telah di
rencanakan. Pada pelaksanaan pekerjaan, setelah besi tersebut
mengalami proses pabrikasi langsung di cor dengan beton ready
mix dengan pertimbangan besi tulangan yang digunakan besi
ulir.Dasar penggunaan tulangan ulir adalah memiliki kekuatan 400
Mpa dan memiliki spesifikasi yang baik untuk tulangan
longitudinal (tulangan memanjang).Besi yang digunakan dalam
proyek Pringgading 24 diproduksi oleh master steal dan lautan steal
dengan diameter yang digunakan yaitu Ø8, D13, D10, D16, D19,
D22, D25, D28,dan D32.
Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat
digunakan pada elemen beton bertulang di batasi hanya pada Baja
Tulangan dan Kawat Baja saja. Belum ada peraturan yang
mengatur penggunaan tulangan lain, selain dari baja tulangan atau
kawat baja tersebut.
Baja Tulangan yang tersedia di pasaran ada 2 jenis, yaitu
a. Baja Tulangan Polos (BJTP)
b. Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD)
71
P8 D8 8 50,3 0,395
P9 D9 9 63,6 0,499
9. Sika Chapdur
Sika Chapdur digunakan sebagai bahan pelapis kedap air
(anti bocor atau waterproofing) dengan bahan dasar semen yang
telah dimodifikasi. Pada proyek Pringgading 24 Sika Chapdur
digunakan untuk bahan tambahan pada pengecoran plat lantai
kerja.
13. Batako
Batako merupakan campuran dari bahan semen, air, kricak,
dan pasir. Batako yang digunakan adalah batako berlubang dengan
ukuran 40 cm x 20 cm x 10 cm dinding pemisah lubang 15 mm dan
luar 20 mm. Batako ini digunakan untuk bekisting pada pile cap.
Batako pada proyek Pringgading 24 diproduksi dari Cv. Lima Jari
dengan harga Rp. 2.450 per Buah. Untuk lokasi penyimpanan dari
batako ditempatkan di sekitar Plat lantai.
a. Pekerjaan Galian
Setelah pekerjaan galian untuk ruang basement
selesai, galian selanjutnya adalah galian untuk pile cap.
Galian untuk pile cap dibagi menjadi 3 bentuk karena pile
cap direncanakan menjadi 3 bentuk yaitu pile cap
trapesium (mengikat 3 bored pile), pile cap persegi
panjang (mengikat 2 bored pile), pile cap persegi
(mengikat satu bored pile).
c. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting ini dikerjakan setelah pekerjaan
galian selesai. Pekerjaan ini memang tidak terurut seperti
pekerjaan pembuatan pile cap, ini dikarenakan kondisi
lapangan yang tidak seperti yang diharapkan. Muka air
tanah lebih tinggi dari yang direncanakan, ini
menyebabkan genangan air di dalam lokasi pembuatan
pile cap. Selain itu karena cuaca pada musim hujan
sehingga menyebabkan genangan air semakin tinggi.
Oleh karena itu, dibuat bekisting supaya air di sekitar
lokasi galian pile cap tidak mengalir ke dalam. Setengah
bekisting ini terbuat dari pasangan batako dan dibuat
permanen sehingga tidak perlu dibongkar.
88
d. Pekerjaan Pembesian
1. Pekerjaan pembesian pile cap trapesium dan persegi
panjang
Pekerjaan pembesian pada proyek
pembangunan Gedung Pringgading 24 Semarang
pada dimensi pile cap trapesium dan persegi
panjang yang meliputi pekerjaan pemotongan besi
tulangan adalah besi utuh yang dipotong sesuai
dengan ukuran tulangan pile cap.
e. Pekerjaan Pengecoran
Pelaksanaan pekerjaan pile cap pada proyek
pembangunan Gedung Pringgading 24 Semarang
dilakukan secara manual dan dikerjakan beriringan
dengan pekerjaan tie beam yang artinya pengecoran
dilakukan dilapangan, suppliers yang dipilih yaitu PT
Varia Usaha Beton dan PT. Pionirbeton Industri. Jenis
92
c. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian adalah pekerjaan yang
dilaksanakan setelah lantai kerja dan tinggi soldier pile
sudah sesuai rencana. Pekerjaan pembesian meliputi
pekerjaan pemotongan besi tulangan dengan
menggunakan bar cutter. Setelah dipotong sesuai dengan
panjang rencana, besi tulangan dibengkokkan dengan
menggunakan bar tender. Setelah dibengkokkan sesuai
dengan sudut dan panjang yang sudah direncanakan,
setelah itu adalah proses perakitan, dimana besi tulangan
yang sudah siap dirakit dan dijadikan satu sehingga
membentuk tulangan capping beam.
97
d. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting adalah pekerjaan yang
dikerjakan setelah pekerjaan pembesian selesai. Bekisting
terbuat dari papan multiplek dan balok kayu sebagai
penopang, agar papan multiplek lebih kuat menahan beton
saat pengecoran. Pekerjaan bekisting capping beam
dibuat setelah pembuatan lantai kerja selesai.
e. Pekerjaan Pengecoran
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, yang
perlu diperhatikan adalah penyiraman cairan calbond.
Cairan ini berfungsi sebagai perekat antara beton lama
(soldier pile) dengan beton baru.
a. Pekerjaan galian.
Pekerjaan galian untuk tie beam dikerjakan beriringan
dengan galian pile cap, akan tetapi untuk galian tie beam
tidak sedalam galian pile cap. Galian tie beam dibuat
memanjang untuk menghubungkan antara pile cap yang
satu dengan pile cap lainnya.
103
d. Pekerjaan bekisting.
Bekisting yang digunakan dari bahan multiplek
sama dengan bahan bekisting capping beam, akan tetapi
ukuranya yang berbeda. Bekisting dipasang dikedua sisi
kanan dan kiri tulangan dengan jarak selimut yang
dibatasi dengan beton decking.
e. Pekerjaan pengecoran.
Pekerjaan pengecoran tie beam dilakukan
bersamaan dengan pengecoran pile cap. Pada proyek ini
dilakukan karena akses jalan.
5. K5 40 cm x 40 cm 4x8D32 D13-100
6. K6 25 cm x 25 cm 4x7D19 D10-100
7. S K7 25 cm x 25 cm 4x4D19 D10-100
8. u K8 20 cm x 20 cm 4x4D16 D10-100
9. m
K8A 25 cm x 25 cm 4x4D16 D10-100
10. b K9 40 cm x 40 cm 4x7D25 D13-100
11. eK10 40 cm x 50 cm 4x6D22 D13-100
12. rK11 4x9D28 +
40 cm x 50 cm D13-100
: 4x1D16
13. K12 40 cm x 40 cm 4x5D25 D10-100
14. PK13 40 cm x 40 cm 4x5D25 D10-100
15. TK14 40 cm x 65 cm 4x5D25 + D10-130
. 4x1D16
16. K15 20 cm x 40 cm 4x5D16 D10-100
P
17. K16 20 cm x 40 cm 4x5D22 D10-100
u
18. r K17 40 cm x 40 cm 4x9D32 D13-100
Sumber: PT. Puri Kencana Mulyapersada, 2017
110
Gambar 3.105 Pertemuan Kolom dengan Pile Cap dan Tie Beam
121
secara garis besar terdiri dari pile cap, tie beam, kolom,
dinding basement, shearwall, balok, dan plat lantai.
Pembuatan dinding basement harus dirancang kokoh
dan kuat karena menahan tekanan tanah dan air tanah.
Pekerjaan dinding basement yang dilakukan yaitu
pemasangan pembesian dinding basement. Langkah-
langkah pembesian pada dinding basement yaitu :
a. Memahami gambar rencana mengenai tulangan untuk
dinding basement.
b. Mempersiapkan tulangan-tulangan yang dibutuhkan
untuk pekerjaan dinding basement. Tulangan yang
digunakan untuk dinding basement yaitu D16-200.
c. Pemasangan tulangan dilakukan di tempat.
3.5 Lingkungan
1. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yaitu
suatu kajian yang berisikan mengenai dampak besar dan penting
suatu kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
menjadi pertimbangan pengambilan suatu keputusan tentang
penyelenggaraan kegiatan di indonesia. AMDAL dibuat pada saat
perencanaan suatu proyek yang diperkirakan apabila memberikan
pengaruh terhadapat lingkungan di sekitarnya. Tetapi pada proyek
kami berkas AMDAL yang sudah dibuat dibawa oleh owner dan
menjadi berkas yang tidak boleh diminta oleh pihak luar maupun
kami mahasiswa kerja praktik.
Dalam proyek pembangunan gedung Pringgading 24
bersebelahan dengan rumah warga sekitar, demikian batas area
lokasi proyek :
a. Batas bagian Barat : Jalan kampung
b. Batas bagian Utara : Rumah warga
c. Batas bagian Timur : Rumah warga
d. Batas bagian Selatan : Jalan raya Pringgading
Untuk bagian Utara bagaian belakang area proyek di beri
spelling 50 cm dan ditanam soldier pile, sebagai meminimalisir
terjfadinya penurunan rumah warga yang bersebelahan dengan
lokasi proyek pada saat penggalian basement. Sedangkan di bagian
Barat, Utara bagian depan, dan juga Timur hanya diberi spelling 1
meter dari rumah warga maupun jalan kampung. Sedangkan
pondasi gedung dikerjakan oleh lain pihak sebelum PT . Puri
Kencana Mulyapersada, pondasi menggunakan bored pile yang
dikarenakan proses pembuatan pondasi tidak terlalu mengganggu
warga sekitar proyek, jika dibandingkan dengan menggunakan
132
A. Lingkungan
Dalam SOP Lingkungan di proyek pembangunan gedung
Pringgading 24 ini memuat pemasangan ramabu – rambu di sekitar
proyek. Rambu – rambu yang dipasang bertujuan sebagai tanda
untuk pengingat agar masyarakat maupun pekerja lebih berhati –
hati. Lingkungan meliputi eksternal dan internal.
a. Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal meliputi lingkungan yang
berada di luar lokasi.
b. Lingkungan internal
B. Sampah
Sampah menjadi salah satu faktor yang terpenting dalam
menjaga lingkungan di lokasi proyek, karena bila tidak tangani
sampah di proyek dapat menghambat dan mengganggu jalannya
pelaksanaan pekerjaan, pada proyek pembangunan gedung
Pringgading 24 setiap hari setelah jam kerja untuk sampah yang
sudah terkumpul akan dibakar.
c. Mock Up (Acuan)
Mock up yaitu suatu contoh nyata sebuah proyek yang
dilaksanakan meskipun proyek tersebut belum jadi. Standar bentuk
dan hasil kualitas suatu hasil pekerjaan yang akan dijadikan acuan
hasil pelaksanaan suatu pekerjaan. Pada proyek pembangunan
gedung pringgading 24, pembuatan mock up dikerjakan oleh
perencana yaitu PT. Cipta Prima Sejahtera.
d. Bahan
Kualiatas mutu bahan penting sekali untuk dijaga, apabila kualitas
mutu bahan menurun itu juga berefek kepada bangunan yang
dibangun. Pada proyek pembangunan gedung pringgading 24
bahan untuk proyek ada yang disimpan dalam gudang dan ada
yang hanya disusun di dekat gudang. Bahan yang disusun dekat
gudang yaitu besi tulangan dan kayu, karena jumlah dan ukurannya
yang ditidak memungkinkan untuk dimasukkan ke dalam gudang.
149
e. Slump Test
Slump test merupakan uii untuk memeriksa kualitas beton,
menentukan tingkat workability, dan bertujuan untuk mengetahui
nilai slump tes. Ketentuan dari nilai slump berkisar antara 8-12 cm.
Beton dikatakan terlalu cair apabila hasil tes menunjukan
penurunan lebih dari 12 cm dan dikatakan padat apabila hasil tes
kurang dari 8 cm. Pada proyek pembangunan gedung Pringgading
24, setiap truck readymix yang datang diambil beberapa beton
untuk dilakukan slump test dan nilai slump test pada proyek ini
yaitu 10.
150
Hasil dari tes uji kuat tekan beton, akan dilihat pola retakan
dan hasil kuat tekannya. Pada proyek pembangunan gedung
Pringgading 24, sampel untuk uji beton diambil 2 sampel dari
setiap truck readymix. Beton yang digunakan pada proyek ini
menggunakan mutu K300 dan menggunakan Pionir beton sebagai
supplier untuk beton. Pengujian kuat tekan beton dilakukan di
laboratorium Politeknik Negeri Semarang.
152
h. Pengawasan Pekerjaan
Pengawasan dilakukan dengan melihat setiap pekeraan yang
sedang dikerjakan di lapangan. Pengawasan bertujuan untuk
mengontrol setiap pekerjaan yang sedang dilaksanakan agar sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat dan agar tidak terjadi
kesalahan maupun kecurangan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Pada proyek gedung Pringgading pengawasan dilakukan pada
setiap pekeraan yang dilakukan mulai pada galian, penulangan,
155
j. Pengadaan Rapat
Pengadaan rapat mingguan bertujuan guna mendiskusikan
apabila terjadi masalah, perubahan – perubahan dilapangan, dan
semua yang berhubungan dengan proyek yang dilaksanakan.
Laporan pelaksanaan proyek juga akan didiskusikan didalam rapat
mingguan. Pada proyek pembangunan gedung Pringgading 24,
rapat mingguan selalu diadakan secara rutin bersama Owner dan
Manajemen konstruksi.
2. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya merupakan salah satu aspek yang penting dan
sangat perlu untuk dikendalikan. Pengendalian biaya pada proyek
bertujuan mengatur anggaran biaya yang diperlukan suatu proyek, agar
pengeluaran tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan dan
menghasilkan keutungan proyek yang maksimal. Untuk mengontrol
biaya pada proyek dilakukan pengawasan terhadap:
a. Bahan
Bahan menjadi salah satu aspek yang vital dalam sebuah proyek.
Bahan juga dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya pekerjaan
sebuah proyek. Pada setiap proyek perlu adanya pengamanan atau
perlindungan terhadap bahan yang akan digunakan, baik terhadap
cuaca maupun orang – orang yang tidak bertanggung jawab.
Dengan adanya perlakuan khusus tersebut bahan akan dapat
digunakan secara optimal dan tidak menghambat pekerjaan. Pada
proyek pembangunan gedung Pringgading 24 bahan – bahan yang
diperlukan disimpan pada gudang yang telah dibuat. Pemanfaatan
bahan yang mungkin masih dapat digunakan kembali, untuk dapat
digunakan secara optimal. Pengoptimalan bahan ini bertujuan
supaya tidak ada bahan yang terbuang secara cuma - cuma.
157
b. Alat
Penggunaan alat dalam pelaksanaan proyek harus disesuaikan
dengan kapasitas alat dan metode kerja yang digunakan, supaya
alat tersebut dapat bekerja dengan maksimal. Penyesuaian alat ini
dapat menghemat biaya dan menjadikan perkerjaan menjadi
efisien. Perawatan alat juga harus dilakukan supaya tidak terjadi
kerusakan, apabila alat rusak itu akan menabah biaya pengeluaran.
Pada proyek gedung Pringgading 24 ini tidak menyewa alat – alat
berat dari pihak lain, melainkan milik PT. Purikencana
Mulyapersada sendiri selaku kontraktor dalam proyek ini.
Penggunaan alat berat milik sendiri ini sangat menghemat biaya
karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk menyewa alat-alat
berat. Perawatan juga dilakukan dengan cara menyimpan alat – alat
158
c. Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja harus dipertimbangakan sesuai
dengan volume pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk
mengerjakan sebuah pekerjaan. Tenaga kerja juga diberlakukan
lembur apabila waktu sudah mepet atau mengalami keterlamabatan
dalam pelaksanaan suatu proyek. Dalam proyek juga harus
diberlakukan K3 untuk keamanan para tenaga kerja. Pada Proyek
pembangunan gedung Pringgading 24 tenaga kerja diambil dari
Juwangi Purwodadi, karena disana terkenal terdapat pekerja yang
terampil. Pekerja yang terampil juga mempermudah pekerjaan
yang dilakukan, sehingga dapat mengurangi resiko kesalahan kerja
yang dapat menambah biaya pengeluaran. Penambahan dan
159
3. Pengendalian waktu
a. Supplier
Pada proyek pembangunan gedung Pringgading 24 tidak hanya
memiliki satu supplier saja melainkan beberapa supplier. Supplier
untuk besi tulangan ada 2 yaitu Lautan steel dan Master steel.
Untuk beton cor ada 4 supplier yaitu Pionir, Varia, Jaya Kencana
Beton (JKB), dan Adhi Persada Beton (APB). Memiliki beberapa
supplier ini bertujuan agar ada pengganti apabila bahan yang
dibutuhkan seperti besi tulangan kosong di salah satu supplier,
sehingga tidak menghambat waktu pengerjaan suatu pekerjaan.
160
b. Time Schedule
Dalam pengendalian waktu dibutuhkan penjadwalan
pelaksanaan pekerjaan atau yang biasa disebut time schedule,
supaya proyek selesai tepat waktu. Time schedule digunakan
sebagai alat untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan yang dapat
diketahui waktu untuk memulai, durasi lama pekerjaan, pekerjaan
mana saja yang bisa dilakukan pada waktu yang bersamaan, dan
kapan pelaksanaan pekerjaan selesai.
Dengan dibuatnya time schedule maka kurva s dapat dibuat.
Kurva s berisikan biaya dan setiap volume pekerjaan yang ada
selama proyek berlangsung. Dengan membuat kurva s dapat
diketahui bahwa progres proyek berjalan sesuai rencana atau
mengalami keterlamabatan. Progres ini dapat dilihat dari garis
realisasi dilapangan, apabila garis realisasi berada di atas atau
sejajar dengan garis rencana maka proyek berjalan sesuai rencana
atau mungkin lebih cepat dan apabila garis realisasi berada di
bawah garis rencana berarti proyek mengalami keterlambatan.
Pada proyek pembangunan gedung pringgading kurva s progres
tidak ditampilkan di direksi keet, hanya kurvas s rencana saja yang
ditempel di direksi keet. Selama saya melakukan kerja praktik
yang dimulai pada tanggal 10 September 2017, bahwa proyek ini
sempat mengalami keterlambatan dari rencana awal.
Laporan yang digunakan untuk kegiatan pengendalian kualitas
pekerjaan dan waktu antara lain;
a. Laporan Harian,
161
b. Laporan Mingguan,
c. Laporan bulanan.
3. Alat
Faktor peralatan yang dihadapi yaitu kurangnya alat-alat
yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan. Pada pekerjaan awal,
pembesian dilakukan dengan manual yang membuat pekerjaan
menjadi lama. Lalu, kurangnya vibrator yang digunakan pada
waktu pengecoran.
Mogoknya alat berat di area proyek Gedung
Pringgading no.24 menyebabkan mobilitas pekerja serta alat
berat lain terhambat.
4. Pengadaan
Permasalahan pada bagian pengadaan yaitu keterlambatan
material dan tidak tersedianya pada pabrikan material yang ada
di gambar. Keterlambatan material sangat menghambat
pekerjaan dan juga berdampak pada keuangan proyek. Akibat
163
5. Pelaksanaan
Permasalahan pada waktu pelakasanaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti keterbatasan pengawas, kelalaian
pekerja, urutan pekerjaan yang kurang tepat, dan kesulitan
pada saat pengaplikasian gambar perencanaan. Berikut
pemasalahan yang ada di lapangan pada saat pelaksanaan :
164
6. Non Teknis
Permasalahan non teknis dapat menjadi kendala untuk
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan dapat menjadi kendala
saat pelaksaan berlangsung. Pada proyek pembangunan
Gedung Pringgading 24 Semarang, keterlambatan yang terjadi
secara non teknis yaitu ijin buang tanah galian. Sesuai
peraturan terbaru di Semarang, apabila ingin membuang tanah
bekas galian harus mendapatkan ijin yang disebut Ijin Galian
C. Karena proses birokrasi yang susah dan harus mengunggu
dengan rentang waktu sekian, sehingga ijin buang tanah bekas
galian menjadi mundur.
3. Alat
Solusi kurangnya alat kerja adalah peminjaman alat
otomatis untuk pembesian bar bender, bar cutter dan cutten
wheel sejak pekerjaan awal sehingga dapat menghemat waktu.
Penambahan vibrator minimal 2 vibrator sehingga proses
pengecoran dapat berjalan dengan cepat.
Langkah yang dilakukan dan diarahkan untuk menangani
mogoknya alat berat oleh Project Manager dengan mengganti
167
dengan alat berat yang baru dan memperbaiki alat yang rusak di
tempat, serta melakukan pemindahan zona yang dikerjakan.
4. Pengadaan
Solusi untuk menangani ketidaktersediaan besi tulangan
yaitu sementara mengganti supplier besi tulangan.
Solusi untuk menangani keterlambatan yaitu pengecekan
barang material dan alat sebelum pekerjaan dilakukan.
Maksimal kurang dari 3 hari waktu pelaksanaan pekerjaan yang
akan dilakukan, lakukan pengecekan material dan alat yang
dibutuhkan terlebih dahulu. Selain itu menggunakan alat yang
tersedia yaitu dengan alat bor stamper untuk memecah kepala
bore piled.
168
5. Pelaksanaan
Solusi pada permasalahan pelaksanaan antara lain :
Solusinya yaitu :
a. Pemasangan bekisting kolom dengan melakukan
penembakan as kolom serta selimut kolom dengan total
station oleh surveyor sebelum pemasangan agar
menghindari terjadinya kemiringan kolom.
b. Pemasangan kawat bendrat pada keempat sisi bagian
tulangan yang diperlukan untuk diikat.
6. Non Teknis
Solusi dari Project Manager melimpahkan tanggung jawab
izin buang galian kepada sub kontraktor pengambil tanah galian.
Permasalahan izin lokasi dan tanah galian yang dibuang sudah
bukan menjadi tanggung jawab PT Purikencana Mulyapersada
karena sub kontraktor mau menanggung permasalahan izin dan
bebas memanfaatkan tanah galian yang telah diangkut dari
proyek.
169
4.1 Kesimpulan
Hasil Praktik Kerja Proyek Pembangunan Gedung Pringgading no. 24
Semarang adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil kurva S, selama pengamatan di lapangan pada bulan
September sampai dengan Desember, memiliki progres yang bagus yaitu
diatas kurva S rencana meski di lapangan masih tedapat masalah alat,
pengadaan, dan kurangnya kedisiplinan K3,
2. Pengaruh cuaca dalam pekerjaan proyek sudah dapat diatasi dengan
metode kerja yang diarahkan Project Manajer,
3. Permasalahan K3 di proyek pembangunan gedung pringgading no.24
selama kami mengamati kurang diperhatikan,
4. Pada proyek pembangunan gedung pringgading 24 memiliki hambatan
kerja dikarenakan masalah alat yaitu selama waktu yang cukup lama
terdapat alat berat yang mogok dan diperbaiki ditempat sehingga mobilitas
pekerja terganggu,
5. Pemasalahan pengadaan menjadi hambatan pekerjaan pada proyek yaitu
ketidaktersediaan tulangan dan kenaikan harga tulangan,
6. Urutan perkerjaan dibagi kedalam 5 zona kerja untuk memudahkan
mobilitas pekerja serta alat berat, pembagian zona kerja ditunjukan pada
gambar 3.1,
7. Setiap minggu dilakukan rapat mingguan untuk membahas setiap ada
pekerjaan baru, kendala dalam suatu pekerjaan dan evaluasi setiap
pekerjaan yang dikerjakan supaya pekerjaan tetap berjalan dengan lancar.
170
4.2 Saran
Beberapa kekurangan pada proyek perlu untuk ditingkatan supaya lebih
baik lagi, saran yang dapat disampaikan penulis adalah:
1. Masalah yang masih ada tidak berpengaruh pada progres pekerjaan, tetapi
menurut kelompok kami pekerjaan lebih maksimal jika penanganan
masalah dilakukan lebih cepat dan kedisiplinan K3 diperhatikan,
2. Metode yang diarahkan Project Manager sudah efisien, yaitu dengan
menggunakan terpal penutup saat pengecoran saat cuaca hujan dan
dewatering muka air tanah,
3. Kurangnya kesadaran dan disiplin K3, diperlukan staff K3 untuk
mengawasi dan memperhatikan penggunaan kelengkapan alat pelindung
diri (APD) pekerja, Pembuatan rambu – rambu harus lebih diutamakan
karena menyangkut keamanan pekerja dan warga,
4. Permasalahan alat sudah diatasi dengan baik dengan mendatangkan alat
berat baru milik PT,
5. Permasalahan pengadaan tidak akan terjadi jika rutin mengecek kenaikan
harga dan mengorder bahan material jauh hari sebelum suatu pekerjaan
dimulai,
6. Pembagian zona kerja terbukti efisien dan membuat hambatan yang ada
dalam pekerjaan tidak mempengaruhi progres kurva S,
7. Rapat yang diadakan tiap hari kamis sangat baik, koordinasi antara MK
dan Kontraktor serta keputusan owner menghasilkan progres pekerjaan
yang baik pula.