DINAS KESEHATAN
Dinkes Kab.Sukabumi
HJ.HODIJAH,SIP
Nip : 1966303061983022001
No Dok :
No Rev :
Halaman :
Tanggal Terbit
Ditetapkan
Dinkes Kab.Sukabumi
HJ.HODJAH,SIP
Nip : 1966303061983022001
Pengertian : Kegiatan memantau status gizi secara periodik untuk menilai perkembangan status
gizi balita yang berkaitan dengan masalah kurang energi protein dan zat gizi mikro
Kebijakan : Pedoman kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat
Pelaksana GIZI
Puskesmas Surade
CONTOH SOP PELAYANAN GIZI DI POSYANDU
HJ.HODIJAH,SIP
Nip : 1966303061983022001
Pengertian : Serangkaian kegiatan yang terdiri dari penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui
penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan
berdasarkan hasil penimbangan berat badan dan menindaklanjuti setiap setiap kasus gangguan
pertumbuhan
Tujuan : Mencegah memburuknya keadaan gizi, sebagai upaya meningkatkan keadaan gizi dan
mempertahankan keadaan gizi yang baik
Kebijakan : Pedomam kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi ( TPG ) Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2010
Pelaksana GIZI
Puskesmas Surade
CONTOH SOP PEMBERIAN SUPLEMENTASI GIZI
(KAPSUL VITAMIN A)
HJ.HODIJAH,SIP
Nip : 1966303061983022001
Pengertian : 1. Pemberian kapsul vitamin A biru (100.000 IU) pada bayi (6-11 bulan)
setiap bulan februari dan agustus
2. Pemberian kapsul vitamin A merah (200.000 IU) pada anak balita
(12-59 bulan) setiap bulan februari dan agustus
3. Pemberian dua kapsul vitamin A merah (200.000 IU) pada ibu nifas,
Satu kapsul diminum setelah melahirkan dan satu kapsul lagi diminum
Pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke 42 hari setelah
melahirkan
4. Pemberian Tablet Tambah Darah pada ibu hamil 90 tablet selama masa
kehamilan
Kebijakan : Pedoman kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
HJ.HODIJAH,SIP
Nip : 1966303061983022001
Pengertian : Proses kegiatan pemantauan garam beryodium yang dikonsumsi masyarakat dengan menggunakan
iodine test dilakukan secara berkala
Tujuan : Memperoleh gambaran secara berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi
syarat di masyarakat
Kebijakan : Pedoman kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Prosedur : Pemeriksaan sampel garam yang di bawa siswa dari rumah dengan iodine
Test
Pelaksana GIZI
Puskesmas Surade
HJ.HODIJAH,SIP
Nip : 1966303061983022001
Pengertian : 1. Pemberian makanan bergizi disamping Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi
usia 6-11 bulan dalam bentuk MP-ASI bubuk atau tepung
2. Pemberian makanan bergizi disamping Air Susu Ibu (ASI) kepada anak
usia 12-24 bulan dalam bentuk MP-ASI padat
Tujuan : Untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi buruk dan gizi sekaligus mempertahankan status
gizi baik pada bayi (6-11 bulan) dan anak (12-24 bulan)
Kebijakan : Pedoman kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
asaran : Bayi umur 6-11 bulan dan anak 12-24 bulan dari keluarga miskin
HJ.HODIJAH,SIP
Nip : 1966303061983022001
Pelaksana GIZI
Puskesmas Surade
HJ.HODIJAH,SIP
Nip : 1966303061983022001
Pengertian : Rangkaian kegiatan penyelidikan atau investigasi terhadap faktor resiko terjadinya gizi buruk dan
penemuan kasus balita gizi buruk lainnya di suatu wilayah tertentu
Tujuan : 1. Ditemukannya kasus baru balita gizi buruk untuk dapat ditangani secara
Cepat, tepat dan komprehensif
2. Teridentifikasinya factor resiko gizi buruk di suatu wilayah sebagai
Bahan informasi bagi sektor terkait dalam penentuan intervensi
3. Ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi buruk
Secara komprehensif
Sasaran : Balita gizi buruk yang di laporkan dan balita yang ada di wilayah tempat
kasus
Kebijakan : Pedoman kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
etugas : Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Pelaksana
Gizi
Puskesmas Surade
Program Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas
DESEMBER 19, 2011 2 KOMENTAR
Penggunaan Garam Beryodium Untuk Semua, 15 Januari 2004 di hadiri Mr. Willem Standaert Senior Progamme
Coord. Unicef – Indonesia
Polewali Mandar Sulawesi Barat. @arali2008.–– Ditulis program perbaikan gizi masyarakat di puskesmas,
ditulis dengan tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatannya, tenaga pelaksananya, jenis-jenis
pelatihan untuk pelaksana, pedoman pelaksanaan program gizi yang harus ada setiap saat termasuk standar
operasional prosedur. Dan pengawasan, evaluasi dan bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota
serta output dari pelaksanaan kegiatan program gizi Puskesmas. Di tulis dari hasil pengamatan penulis pada
saat melakukan RIFASKES (Riset Fasilitas Kesehatan Oktober 2011) di 20 Puskesmas Kabupaten Polewali
Mandar. Salah satu fungsi utama program perbaikan gizi masyarakata di Puskesmas adalah mempersiapkan,
memelihara dan mempertahakan agar setiap orang mempunyai status gizi baik, dapat hidup sehat dan produktif.
Fungsi ini dapat terwujud kalau setiap petugas dalam melaksanakan program gizi dilakukan dengan cara yang
baik dan benar sesuai komponen-kompoen yang harus ada dalam program perbaikan gizi masyarakat di
Puskesmas.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas yaitu program kegiatan
yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi,
dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, smesteran ( 6 bulan sekali) dan tahun (
setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan
masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat
dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.
Kegiatan Program Gizi Harian
Kegiatan program gizi yang dilakukan harian adalah
1. Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tampa makanan dan minuman lain pada
bayi berumur nol sampai dengan 6 bulan
2. Pemberian MP-ASI anak umur 6- 24 bulan adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-
24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
3. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi (90 tablet) selama masa
kehamilan.
4. Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskin yang ditangani di sarana
pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah puskesmas
5. Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setai saat jika ditemukan masalah gizi misalnya
ditemukan adanya kasus gizi buruk.
Kegiatan Program Gizi Bulanan
Kegiatan yang dilakukan bulanan adalah
1. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita ( Penimbangan Balita) adalah pengukuran berat badan balita
untuk mengetahui pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan balita.
2. Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan setiap smester ( 6 bulan sekali) adalah Pemberian Kapsul Vitamin A (Dosis 200.000
SI) pada balita adalah pemberian kaspusl vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak balita secara periodik
yaitu untuk bayi diberikan setahun sekali pada bulan Februari dan Agustus dan untuk anak balita enam bulan
sekali dan secara serentak dalam bulan Februari dan Agustus
Kegiatan Program Gizi Tahunan
Kegiatan yang dilakukan setiap tahun ( setahun sekali adalah)
1. Pemantauan Status Gizi balita
2. Pemantaun konsumsi gizi
3. Pemantauan penggunaan garam beryodium
Pelaksana program Gizi di Puskesmas dilakukan oleh tenaga gizi berpendidikan D1 (Asisten Ahli Gizi) dan DIII
(Ahli Madya Gizi) serta S1/D4 Gizi (Sarjana Gizi) yang khusus dipersiapkan atau mahir dalam Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat atau sebagai tenaga profesinal di bidang gizi. Pelaksana Program Gizi
dapat juga dilakukan oleh tenaga kesehatan lain yang telah dilatih dalam pelaksanaan program gizi puskesmas.
Jenis Pelatihan dan Buku pedoman Petugas Gizi
Beberapa jenis pelatihan bagi petugas gizi puskesmas adalah
1. Pelatihan konseling ASI
2. Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan Balita
3. Pelatihan Konseling MP-ASI
4. Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk
5. Pelatihan pengelolaan Program Gizi Puskesmas
6. Dan beberapa pelatihan gizi lainnya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petugas dalam
melaksanakan program gizi di masyarakat.
Pedoman-pedoman yang harus dimiliki oleh seorang petugas gizi Puskesmas adalah
1. Buku Surveilans Gizi
2. Buku Pegangan Kader Posyandu
3. Buku Manajemen pemberian Vitamin A
4. Buku Manajemen Pemberian Tablet Fe
5. Buku Pedoman Pemberian ASI
6. Buku Pedoman MP-ASI
7. Buku Pedoman Pemberian Garam Beryodium
8. Buku Standar Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita
9. Buku Pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI untuk usia 6-24 bulan.
Buku-buku pedoman ini telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI, juga telah dikembangkan oleh Dinas
Kesehatan Propinsi bahkan agar lebih operasional buku-buku tersebut telah juga dikembangkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Bintek Dinkes
Pengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota biasanya dilakukan dalam
bentuk sebagai berikut :
1. Kunjungan Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk melakukan supervisi atau bimbingan tehnis
program gizi pada setiap tahunnya.
2. Umpan balik Laporan (feedbeck) laporan cakupan selama setahun dari Dinas Kesehatan kabupaten /kota
dari laporan rekapitulasi puskesmas yang dikirm setiap bulan di Dinas Kabupaten/kota.
3. Pertemuan monitoring dan evaluasi program gzi ditingkat Kabupaten /kota.
Output Program Gizi
Beberapa Output dari program Gizi masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas diperoleh dari buku
register (pencatatan) setiap kegiatan yang kemudian dibuatkan laporan per posyandu atau setiap unit
pelayanan gizi, direkapitulasi menjadi perdesa dan selanjutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
dalam bentuk laporan bulanan, smester dan tahunan. Setiap laporan dapat memberikan gambaran tempat,
waktu, person (sasaran).
Jumlah sasaran (person) biasanya dibuat atau telah disepakati/ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
kabupaten/kota atau sumber yang telah ada di Puskesmas sebagai hasil dari pendataan sasaran program.
Beberapa Output dari Program Gizi adalah
1. Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat MP-ASI
2. Jumlah Balita yang memiliki KMS, jumlah balita yang ditimbang, Naik Berat Badannya termasuk juga Balita
dengen Berat Badan dibawah Garis Merah (BGM) pada KMS
3. Jumlah Balita mendapatkan Kapsul Vitamin A
4. Jumlah Balita mendapatkan tablet F3 dengan 90 tablet selama kehamilan.
5. Gambaran Status Gizi Balita
6. Gambaran Konsumsi Gizi
7. Gambaran penggunaan Garam Beryodium
8. Laporan hasil Investigas dan Intervensi Gizi buruk. Dan beberapa laporan lainnya.
Demikian Program Gizi Masyarakat di Puskesmas yang fungsi utama pelaksanannya adalah mempersiapkan,
memelihara dan mempertahakan agar setiap orang —- terutama kelompok rawan ibu hamil, bayi, ibu menyusui,
anak balita ——– mempunyai status gizi baik, dapat hidup sehat dan produktif. Fungsi ini dapat terwujud kalau
setiap petugas dalam melaksanakan program gizi dilakukan dengan baik dan benar sesuai komponen-komponen
yang harus ada dalam program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas.
Baca juga tulisan terkait
1. Keadaan Ibu-Anak Hanya Sebuah Mimpi dari Skenario Masa Depan
2. Pelayanan Posyandu di Kelompok PAUD, Tantangan dan Peluang
3. Investigasi dan Intervensi Gizi Buruk
4. Masalah Gizi Buruk dan Tanda-Tanda Klinisnya
5. Pengertian Ilmu Kesehatan Keluarga dan Penerapan Pendidikan Gizi
6. Pendidikan-Penyuluhan Gizi dan Kesehatan
7. Laporan Status Gizi dan Pemantauan Pertumbuhan Balita.
8. Pedoman Pengelolaan Program Gizi Puskesmas
————————————————————-
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
Beri peringkat:
6 orang penilai
Perhatian ! Pertama: Komentar spam akan dihapus, Kedua : ditulis untuk
saling berbagi
Cetak
Surat elektronik
Reddit
Twitter
Facebook12
LinkedIn
Google
Terkait
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2010dalam "Status Kelangsungan Hidup"
FILED UNDER STATUS PELAYANAN KESEHATAN TAGGED WITH KEGIATAN KESEHATAN
1. fatma mengatakan:
arali2008 menjawab
Kemenkes RI, 2012, ” Pedoman Pelaksanaan Riset Kesehatan Dasar Tentang Sasrana-Prasaraana Kesehatan,
Jakarta.
Rate This
2. Marsya mengatakan:
Terima kasih, sangat membantu. Terus berbagi informasi dengan masyarakat ya Pak.
0
Rate This
Tinggalkan Balasan
Tag
Blogroll
Blognya ahli gizi NTB
bootingskoBlog
Dapatkan Widgetbox
Epidemiology For The Uninitiated
Indonesia Nutrition Network
Lintas Berita
MANUAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
MGDs Polewali Mandar
PELITA
Polewali Mandar
STIKES BIGES POLEWALI
Sulawesi Barat
Thumbshots
Wolio, Sejarah Yang terlupakan
Ping list
Pengertian SP2TP
SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum,
sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang bertujuan agar didapatnya semua data hasil kegiatan
Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan tempat tidur,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, bidan di Desa dan
Posyandu) dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data
tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan
secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan
upaya kesehatan masyarakat (Ahmad, 2005).
Pengorganisasian Puskesmas
Twitter
Facebook24