Anda di halaman 1dari 5

Cara Mengatasi Penyakit Ayam Ngorok tak Kunjung Sembuh

Cara Mengatasi Penyakit Ayam Ngorok tak Kunjung Sembuh – Penyakit ayam ngorok
merupakan salah satu penyakit yang umum dijumpai oleh peternak ayam boiler. Dalam dunia
kedokteran, penyakit ini sering disebut dengan CRD. Pada tahun 2013 lalu penyakit ayam
ngorok ini telah menempati peringkat pertama sebagai penyakit yang sering menyerang ayam
boiler menurut data Technical Support. Ngorok sendiri termasuk dalam kategori penyakit
yang kronis yang menyerang sistem pernafasan. Apabila gejala penyakit pernafasan ini tidak
segera diatasi maka akan menyebabkan penyakit ayam ngorok tak kunjung sembuh.

Banyak peternak yang menganggap penyakit ayam ngorok sebagai penyakit yang ringan dan
biasa, namun karena durasinya yang lama dan sifatnya yang menghambat pertumbuhan ayam
tentunya penyakit ini harus segera ditangani. Apabila penyakit tidak segera ditangani maka
tidak hanya ayam ngorok tak kunjung sembuh, namun juga bisa menyebabkan penurunan
kualitas ayam hingga kemungkinan terburuk yakni kematian.

Cara Mengatasi Penyakit Ayam Ngorok tak Kunjung Sembuh

Untuk mengatasi ayam ngorok tak kunjung sembuh sebenarnya tidak terlalu sulit. Terdapat
beberapa metode yang bisa kita lakukan ketika ayam ternak kita terjangkit penyakit ini. Yang
pertama adalah mengenali penyebab dan gejala penyakit ayam ngorok ini. Selanjutnya
setelah kita mengetahui penyebabnya kita bisa mencari jalan keluar untuk mengatasinya.
Selain memberikan penanganan, kita juga bisa melakukan pencegahan terhadap penyakit ini.
Lalu bagaimana caranya?

Dalam artikel kali ini kita tidak hanya akan membahas penyebab ayam ngorok tak kunjung
sembuh saja, melainkan kita juga akan membahas cara mengatasi dan mencegah penyakit
ayam ngorok dengan mempelajari setiap gejala dan faktor yang mungkin menjadi penyebab
munculnya penyakit ini.

A. Pemicu penyakit CRD

Penyakit CRD disebut sebagai penyakit ayam ngorok diambil dari gejala awal
penyakit ini, yakni suara mendengkur yang ditimbulkan ayam ketika bernafas. CRD
merupakan penyakit kronis yang menyerang pernafasan. Disebut penyakit kronis
dikarenakan ayam yang sudah terjangkit akan tetap ngorok dengan jangka waktu yang
terus menerus dan berkelanjutan serta sulit untuk disembuhkan. Penyakit ngorok
disebabkan oleh adanya serangan dari bakteri Mycoplasma. Umumnya Mycoplasma
terbagi menjadi 2 macam yang memiliki fungsinya masing masing, pertama
Mycoplasma gallisepticum menyerang sistem pernafasan bagian atas dan
menimbulkan suara dengkuran atau ngorok. Kasus dengan jenis bakteri ini sangat
sering dijumpai hingga berakibat ayam ngorok tak kunjung sembuh. Yang kedua
yakni Mycoplasma sinoviae yang menyerang dan menyebabkan peradangan pada
sendi (sinovitis), namun jarang dialami oleh ayam boiler.
Sistem pernafasan pada ayam merupakan tujuan utama serangan dari CRD, dalam
organ tersebut dilengkapi dengan perahanan mekanik. Pada bagian permukaan
terlapisi oleh mukosa dan terdapat silia (bulu bulu getar) serta mukus (lendir kental)
yang berfungsi sebagai penyaring udara. M.gallisepticum masuk ke dalam saluran
pernafasan melalui udara yang dihirup oleh ayam. Setelah masuk bakteri akan
menempel pada mukosa saluran pernafasan yang kemudian merusak sel sel
didalamnya. Hal itu akan mengakibatkan peradangan serta aliran darah pada daerah
tersebut meningkat. Kemudian bakteri akan masuk kealiran darah dan mengalir
menuju kantung udara. Kantung udara merupakan tempat yang baik untuk bakteri
berkembang biak. Hingga ayam akan terserang penyakit ngorok, jika tidak segera
ditangani maka akan menyebabkan ayam ngorok tak kunjung sembuh.

Mikroorganisme M.gallisepticum tidak memiliki dinding sel, sehingga bakteri ini


mudah mati atau pecah. Umumnya penyebab matinya M.gallisepticum adalah
semprotan desinfektan, sinar matahari, dan lain lain. CRD merupakan tipe bakteri
dengan serangan yang sangat lambat, apabila ayam terjangkit bakteri M.gallisepticup
akan berjalan dengan jangka waktu yang cukup lama. Dalam jangka waktu beberapa
minggu M.gallisepticup akan menetap pada saluran pernafasan, dan bakteri ini akan
menginfeksi secara akut jika ayam mengalami stres hingga akhirnya mengakibatkan
ayam ngorok tak kunjung sembuh.

B. Faktor yang menyebabkan ayam ngorok

Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab penyakit ayam ngorok antara lain
seperti kandang dengan kepadatan tingg. Penataan kandang yang kurang baik juga
dapat menjadi faktor penyebab penyakit ayam ngorok. Karena lokasi yang berdekatan
dengan kandang kandang milik peternak lain, umumnya dengan jarak kurang dari 1
km akan membuat kemungkinan penularan penyakit ayam ngorok menjadi tinggi.
Sejatinya, dalam penataan lokasi harus ada jarak lebih dari 1 km untuk menghindari
kemungkinan penularan penyakit dari kandang lainnya.

Kemudian litter atau alas kandang dari skam juga dapat memicu terjadinya CRD
(ayam ngorok). Apabila litter terlalu banyak mengandung debu atau terlalu lembab
pada saat musim hujan, hal tersebut dapat menjadi penyebab utama penyakit ayam
ngorok. Umumnya pada usia 3 minggu keatas ayam sangat rawan terhadap serangan
CRD. Karena pada usia itu penumpukan fases dan amonia mulai terjadi penumpukan.
Dengan kadar amonia yang tinggi merupakan pemicu munculnya serangan CRD. Hal
itu disebabkan karena membran saluran pernafasan pada ayam merupakan gerbang
pertahanan dari infeksi bibit penyakit telah rusak akibat aroma amonia yang tinggi.
Jika tidak segera diatasi maka akan berakibat ayam ngorok tak kunjung sembuh.

C. Penanganan ayam ngorok tak kunjung sembuh

Dalam penangananya baiknya memperhatikan sejarah penyakitnya. Selain itu


perhatikan juga kemungkinan penyebab penyakit tersebut, misalkan kesalahan saat
penurunan skam dan lain sebagainya. Melakukan observasi di berbagai periode
krusial juga perlu dilakukan, misalkan berapa persen penurunan produksi pada saat
puncak produktivitas. Umumnya hasil analisis antar peternak berbeda beda, dan
sejarah penyakit dapat didapatkan melalui kumpulan data recording yang baik. Dari
pengalaman dan kumpulan data itulah yang nantinya menjadi acuan dalam
penanganan penyakit ayam ngorok.

D. Cara mengobati ayam ngorok tak kunjung sembuh

Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya bahwa ayam ngorok merupakan penyakit
yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma, sehingga untuk mengatasinya harus
menggunakan antibiotik. Terdapat 3 syarat dan metode yang harus kita perhatikan
dalam mengobati penyakit ayam ngorok tak kunjung sembuh :

a) Penggunaan antibiotik yang tepat

Karena CRD disebabkan oleh bakteri Mycoplasma maka penangananya harus


tepat. Bakteri Mycoplasma tidak memiliki dinding sel sehingga tidak dapat
dimusnahkan menggunakan antibiotik yang hanya bekerja merusak atau
menghambat pembentukan dinding sel. Sehingga kita bisa menggunakan
antibiotik yang bekerja pada membran sel dan inti sel, khususnya yang bekerja
aktif dalam menghambat pembentukan asam folat dan protein bakteri
mycoplasma. Antibiotik yang cocok untuk mengobati ayam ngorok yang tak
kunjung sembuh adalah fluoroquinolon, tetracycline, dan makrolida. Dalam dunia
farmasi produk yang mengandung antibiotik diatas adalah Neo Meditril Proxan-S,
Erysuprim, Vita Tetra, Chlor, Therapy, Dexytin.

b) Mengaplikasikan metode pengobatan yang sesuai

Untuk mendapatkan hasil pengobatan yang efektif dalam pemberian antibiotik


harus tepat. Ketepatan waktu pengobatan bertujuan dalam lamanya kadar obat
dapat bekerja dalam tubuh ayam. Untuk pembasmian bakteri dibutuhkan waktu 24
jam, sehingga selama itu antibiotik harus tetap berada pada tubuh ayam agar
pemusnahan baktri dapat berjalan baik. Jadi pemberian antibiotik harus diatur
waktunya yakni 2 kali sehari setiap 12 jam sekali. Sehingga untuk dosisnya
baiknya untuk dibagi menjadi 2. Umumnya jam pemberian obat dilakukan pada
pagi-siang (06.00-12.00) dan siang-sore (12.00-18.00) atau obat yang sudah
dilarutkan erminum delama 4-6 jam. Berikut contoh perhitungan dosis antibiotik
yang akan diberikan :

Sebagai contoh seekor ayam boiler umur 20 hari dengn populasi 1.000 ekor. Berat
badan (BB) ayam 820 g/ekor atau 0,82 kg/ekor. Dosis pemakaian Neo Meditril =
0,1 ml/kg . Berat badan

Perhitungan dosis :

Total Neo Meditril yang dibutuhkan per hari :


=0,82 kg x 1.000 ekor x 0,1 ml/1 kg BB = 82 ml/hari

Pemberian dibagi menjadi 2 kali yakni pagi dan sore masing masing 41 ml.
Kemudian obat dilarutkan kedalam minuman ayam. Jumlah air disesuaikan
sengan konsumsi air minum ayam per hari.

c) Resistensi antibiotik

Resistensi merupakan sebuah kondisi dimana meningkatnya ketahanan bekteri


terhadap daya kerja antibiotik tertentu. Yang akan berakibat pada bakteri tidak lagi
sensitif dan dibutuhkan dosis yang lebih besar untuk pemusnahannya. Hal itu
terjadi karena pemberian antibiotik yang tidak tepat oleh para peternak. CRD yang
sulit disembuhkan karena kebiasaan para peternak yang menggunakan antibiotik
dengan jenis yang sama berulang ulang sehingga mengakibatkan resitensi.

Cara mengatasi masalah tersebut yakni dengan memadukan obat secara sinergis
serta melakukan rolling antibiotik. Rolling antibiotik adalah memberikan jenis
antibiotik yang berbeda pada setiap interval 3-4 kali priode pengobatan. Untuk
cara mengetahui terjadi atau tidaknya resistensi, bisa diketahui dengan cara uji
laboratorium. Umumnya uji laboratorium yang digunakan yakni melalui uji
sensitivitas antibiotik.

Umumnya penyakit ngorok / CRD pada ayam merupakan kesalahan dari tata laksana
atau salahnya manajemen pemeliharaan. Penyerangan utamanya yakni pada sistem
pernafasan yang memiliki ciri khas sebagai pembuka dari penyakit lainya. Sehingga
ayam yang menderitanya sering dibarengi dengan penyakit komplikasi. Cara
mengatasinya peternak dibantu dengan dokter hewan harus tepat dalam diagnosa serta
pemberian antibiotiknya. Namun juga harus didukung dengan manajemen
pemeliharaan yang tepat serta menerapkan program biosecurity secara ketat.

Sebagai tambahan pengetahuan tentang fase, penyebab, dan penanggulangan penyakit


ayam ngorok yang tak kunjung sembuh saya akan memberikan sedikit ilustrasi dan
contoh penyakit ini. Contoh kasus CRD yang dapat terjadi di peternak di awal
pemeliharaan yakni sebagai berikut:

a) Kasus CRD di minggu pertama dan kedua pemeliharaan :

Gejala awal seperti ayam bersin atau batuk, dan tampak kurus. Penyebab
berkembangnya CRD yakni titter lembab, sirkulasi udara kurang baik, udara
pengap dan suhu pemanas brooding tidak merata. Namun mitos yang berkembang
pada para peternak bahwa selama minggu pertama brooding harus rapat, tanpa
sirkulasi sama sekali. Namun hal itu sangat salah, dan tidak tepat untuk dilakukan.
Pemicu lain serangan CRD lain seperti penggunaan kayu bakar dan batu bara
dalam pemanas sebetulnya tidak tepat. Karena akan menimbulkan asap, dan jika
tidak dikeluarkan lewat sirkulasi udara maka dapat melukai saluran pernafasan
pada ayam. Penyebab lain seperti penaburan skam tambahan jika tidak hati hati
debu yang ditimbulkan dapat mengganggu sistem pernafasan pada ayam.
b) Pemeliharaan pada minggu ketiga :

Gejala awal batuk, bersin, ngorok basah, dan peningkatan kematian ayam.
Produksi fases menumpuk dan kadar amonia meningkat. Umumnya pada kandang
panggung jika sudah mencapai masa ini litter akan mulai diturunkan.

c) Pemeliharaan diatas minggu ketiga :

Gejala awal batuk, bersin, ngorok basah, megap megap dan kematian meningkat.
Kondisi kandang padat panas, pengap, kelembaban tinggi, dan kadar amonia
tinggi. Berikut penanganan yang dapat dilakukan :

 Pengontrolan terhadap suhu pemanas, usahakan jangan terlalu panas atau


dingin.

 Memberikan antibiotik pada waktu pagi dan sore.

 Pada masa brooding kurang lebih beri celah kurang lebih 20 cm dibagian
atas kandang untuk sirkulasi udara. Hal itu berfungdi untuk mengeluarkan
asap yang dihasilkan dari pemanas.

 Penggantian skam harus dilakukan secara bertahap agar ayam tidak stres.

 Melakukan pelebaran skat pada masa boording sesuai dengan


perkembangan ayam, agar ayam tidak merasa sesak.

 Memberikan multivitamin dengan dosis tinggi seperti fortevit pada malam


hari agar ayam tidak stres dan dapat meningkatkan staminanya.

 Melakukan penyemprotan pada kandang dengan desinfektan antisep dan


neo antisep untuk membunuh bakteri penyebab CRD.

 Jika diperlukan pasang kipas atau blower untuk membantu perputarab


udara dan mengurangi panas dalam kandang.

 Apabila litter sudah menumpuk lakukan pengerukan atau tambahkan liter


yang baru untuk mengurangi kadar amonia. Untuk menyerap kelembaban
dan membunuh ookista dalam fases/litter tambahkan juga bubuk kapur.

 Atur kepadatan ayam dalam kandang dengan cara membuka tutup tirai
dengan baik.

Sebenarnya jika kita rutin dalam melakukan perawatan kandang serta


memperhatikan kebutuhan ayam ternak, secara tidak langsung kita telah
mencegah penularan penyakit ayam ngorok. Namun jika ayam ternak kita sudah
terjangkit penyakit ini maka harus segera dilakukan penanganan agar penyakit
tidak berlarut larut dan tak kunjung sembuh. tulah sedikit analisa penyebab dan
penanggulangan ayam ngorok tak kunjung sembuh yang dapat saya sampaikan
dalam artikel kali ini, semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai