OLEH :
MOHAMMAD ZAKARIANTO
1615071033
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Kadek Rihendra Dantes, S.T.,M.T, Dr. I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T,
NIP 19792012006041001 NIP 197707212006041001
1
Proposal oleh MOHAMMAD ZAKARIANTO dengan judul “ANALISIS
AERODINAMIKA AIRFOIL TERBALIK PADA HELIKOPTER BELL 412EP
MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC” telah
dipertahankan di depan dewan penguji,
Pada tanggal,
Dewan Penguji
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
ini tepat waktu. Proposal adalah salah satu syarat kelulusan yang wajib di tempuh
ini baik dari materi atau Teknik penyajianya, mengingat kekurangan pengetahuan
dan pengalaman penulis. Oleh karena itu ,kritik dan saran yang membangun
Singaraja,
3
Penulis
Mohammad Zakarianto
Nim. 1615071033
Daftar Isi
Lembar Persetujuan Pembimbing.............................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Daftar Gambar........................................................................................................vi
Daftar Tabel...........................................................................................................vii
Daftar Simbol........................................................................................................viii
ABSTRAK..............................................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................4
LANDASAN TEORI...............................................................................................4
2.1 Aerodinamika............................................................................................4
2.3 Elevator.....................................................................................................6
2.4 Airfoil........................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................12
METODE PENELITIAN.......................................................................................12
3.3 Diskritisasi...............................................................................................13
Daftar Pustaka........................................................................................................22
5
Daftar Gambar
Halaman
6
Daftar Tabel
Halaman
7
Daftar Simbol
m Massa helikopter Kg
ρ Kerapatan udara kg/m3
V Kecepatan alir fluida m/s
g Percepatan gravitasi m/s2
h Ketinggian M
P Tekanan kPa
∅ Kemiringan helikopter Derajat
(sideslip)
CG Center of gravity
S wing Platform Area of Wing m2
F Gaya N
Α Luas penampang m2
8
W Gaya berat (Weight) N
L Gaya angkat (Lift) N
T Gaya dorong (Thrust) N
D Gaya hambat (Drag) N
CL Koefisien Gaya angkat
(Coefficient Lift)
CD Koefisien Gaya hambat
(Coefficient Drag)
π Pi
ABSTRAK
ANALISIS AERODINAMIKA AIRFOIL TERBALIK PADA
HELIKOPTER BELL 412EP MENGGUNAKAN
COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC
Oleh:
Mohammad Zakarianto
(1615071033)
Airfoil adalah salah satu alasan kenapa pesawat dapat terbang karena
adanya perbedaan tekanan pada bawah sayap dan di atas sayap dimana
tekanan dibawah lebih besar dari pada dibawah sayap. Namun helikopter
Bell 412EP membuat airfoil yang seharusnya memberikan gaya angkat
9
malah menjadi gaya kebawah dengan cara membalik airfoil tersebut pada
bagian elevator yang berfungsi sebagai penyeimbang pada saat helikopter
pitch down saat bergerak maju agar tetap dapat terbang setimbang.
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa koefesienan gaya
angkat (CL), koefesienan gaya hambat (CD), dengan variasi sudut serang
-6°, 0°, 6°, 12°. Pemodelan elevator dan analisa perhitungan dilakukan
menggunakan bantuan perangkat lunaksolidworks 2016. Dengan
menggunakan menu flow simulation dan simulation pada solidworks,
dapat diketahui distribusi kecepatan dan tekanan yang menghasilkan
koefisien gaya angkat(CL) dan koefisien gaya hambat(CD) pada masing-
masing variasi sudut serang.
10
BAB I
PENDAHULUAN
1
perangkat lunak mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi dalam menganalisa
suatu sistem namun validasi data eksperimen masih diperlukan.
Pada penulisan tugas akhir ini pemodelan elevator adalah helikopter Bell
412EP yang dibuat dalam bentuk variasi sudut serang -6°, 0°, 6°, 12°. Setelah itu
menghitung kecepatan, tekanan aliran udara dan mengetahui pengaruh elevator
pada controllabilityhelikopter Bell 412EP menggunakan bantuan perangkat lunak
solidworks. Solidworks juga digunakan untuk mendukung perhitungan analisis,
karena merupakan perangkat lunak yang berbasis Computational fluid dynamic
(CFD).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah:
A. Berapa kecepatan dan tekanan aliran udara pada variasi sudut serang
pada elevatorhelikopter Bell 412EP ?
B. Pengaruh setiap variasi sudut serang pada elevator helikopter Bell
412EP?
1.3 Batasan Masalah
A. Perhitungan aliran udara pada elevator, dengan variasi empat sudut
serang -6°, 0°, 6°, 12°.
B. Pemodelan elevator mengacu pada geometri helikopter Bell 412EP
dengan pemodelan solid.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
A. Mengetahui besarnya kecepatan dan tekanan aliran yang diterima
elevator helikopter Bell 412EP terhadap variasi sudut serang -6°, 0°, 6°,
12°menggunakan perangkat solidworks 2015.
B. Mengetahui pengaruh variasi sudut serang pada elevator helikopter Bell
412EP terhadap contollability pesawat terbang.
2
Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang penulisan, tujuan, batasan
masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
3
2. Kontribusi bagi pengembangan pendidikan khususnya pendidikan
teknik mesin
berupa:
sumber belajar.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Aerodinamika
Aerodinamika mempelajari mengenai akibat - akibat yang ditimbulkan
fluida udara atau gas - gas lain yang bergerak. Hal ini berkaitan dengan sifat aliran
udaranya, jika sifat aliran udara dikaitkan kekentalannya (viskositas), maka aliran
udara tersebut dapat dibedakan atas dua jenis aliran, yaitu aliran viskos (viscid
flow) dan aliran tak viskos (invicid flow), sedangkan jika sifat aliran udara
dikaitkan dengan kerapatan (densitas), maka aliran udara tersebut dapat dibedakan
juga atas dua jenis aliran, yaitu aliran termampatkan (compressible flow) dan
aliran tak termampatkan (incompressible flow). [1]
Pada aliran udara viskos memiliki atau dipengaruhi nilai kekentalan, sehingga
aliran udara ini akan mengalami gesekan atau gaya geser. Gesekan yang terjadi
adalah antara partikel - partikel udara dengan permukaan benda yang dilaluinya.
Lapisan udara (boundary layer) yang mengalir melalui suatu benda dengan adanya
gesekan tersebut diatas, maka kecepatan udara tiap - tiap lapisan menjadi
berkurang karena dipengaruhi oleh gaya hambat. Semakin jauh jarak lapisan
aliran udara dari permukaan benda, akan memiliki nilai kecepatan yang
maksimum (sama dengan aliran udara bebas). Aliran udara tak viskos adalah suatu
aliran udara yang tidak mengalami gesekan karena aliran ini bersifat tidak
dipengaruhi atau tidak memiliki nilai kekentalan. Dengan memperhatikan keadaan
aliran ini, maka dapat dikatakan bahwa aliran tak viskos (invicid flow) memiliki
nilai viskositas sangat kecil atau viskositas fluidanya nol, sehingga gaya hambat
viskos yang terjadi dapat diabaikan. [1]
5
termampatkan adalah suatu aliran udara yang tidak mengalami perubahan nilai
kerapatannya (densitas konstan). Pada kenyataannya keadaan seperti ini sangat
sulit dijumpai, namun ada kesamaan dalam pembahasan aliran invicid, yaitu
penyederhanaan dalam perhitungan aerodinamika sehingga aliran udara yang
terjadi dianggap tak termampatkan (incompressible). Dalam pembahasan analisa
aliran udara pada wingtip sayap pesawat, aliran invicid incompressible yang
cocok digunakan dalam analisa aliran ini. [1]
6
gaya drag, aliran udara di bawah kap mesin dan lingkungan dalam mobil dengan
CFD. CFD makin menjadi komponen vital dalam desain produk industri. Tujuan
akhir dari pengembangan di bidang CFD adalah untuk menyediakan kemampuan
yang sebanding dengan alat CAE (teknik berbantuan komputer) lainnya seperti
kode analisis stres. Alasan utama mengapa CFD tertinggal adalah kompleksitas
luar biasa dari perilaku yang mendasarinya, yang menghalangi deskripsi aliran
fluida yang sekaligus ekonomis dan memadai secara lengkap. Ketersediaan
perangkat keras komputasi berkinerja tinggi yang terjangkau dan pengenalan
antarmuka yang ramah pengguna telah mengarah pada yang terbaru dengan
meningkatnya minat, dan CFD telah memasuki komunitas industri yang lebih luas
sejak 1990-an.[2]
2.3 Elevator
Elevator dengan model airfoil terbalik memanfaatkan fungsi dari airfoil yang
memberikan gaya angkat tetapi karena terbalik airfoil tadi akan memberikan gaya
sebaliknya menjadi kebawah karena perbedaan tekanan yang terjadi pada airfoil.
2.4 Airfoil
Airfoil adalah bentuk dari suatu sayap pesawat yang dapat menghasilkan
gaya angkat (lift) atau efek aerodinamika ketika melewati suatu aliran udara.
Airfoil merupakan bentuk dari potongan melintang sayap yang dihasilkan oleh
perpotongan tegak lurus sayap terhadap pesawat, dengan kata lain airfoil
merupakan bentuk sayap secara dua dimensi seperti pada gambar 2.2.
7
Gambar 2. 1bagian-bagian airfoil
Dari gambar terminologi suatu airfoil diatas, dapat dijelaskan lebih rinci
sebagai berikut :
8
Sudut serang ditentukan oleh arah angin relatif terhadap garis chord,
sementara sudut pitch ditentukan antara garis chord dengan bidang putar
rotor.Karena ada satu parameter acuan yang sama (garis chord) maka perubahan
sudut pitch menyebabkan perubahan sudut serang.Jika sudut pitch bilah naik
maka sudut serang juga naik, sebaliknya jika sudut pitch bilah turun maka sudut
serang juga turun.Karena itu, sudut serang juga dapat diatur melalui perubahan
pitch dengan kendali terbang.
9
2.7 koefisien lift
Koefisien Lift (gaya angkat) adalah gaya resultan yang tegaklurus terhadap
arah kecepatan hulu. Radius belok lebih layak di gunakan untuk perubahan derajat
pesawat kearah satu detik yaitu: [4]
F Lift
C L=
1 …………………..……………………………….(2.1)
ρV2 A
2
F Drag
CD=
1 ………………………………………………..…(2.2)
ρV2 A
2
Dimana:
D =Drag (N)
10
2.9 Persamaan Gerak Aliran
Aliran fluida tak viskos disebut juga persamaan Euler, dimana fenomena
viskositas, difusi massa, dan konduktifitas thermal, diabaikan. Persamaan Euler
menyederhanakan persamaan Navier - Stokes (Persamaan 2.3), yaitu persamaan
yang menyatakan bahwa perubahan dalam momentum (percepatan) partikel -
partikel fluida hanya bergantung kepada gaya viskos internal (mirip dengan gaya
friksi) dan gaya viskos tekanan eksternal yang bekerja pada fluida, persamaan
Euler mengabaikan viskositas yang terdapat di persamaan Navier - Stokes,
sehingga persamaannya menjadi lebih sederhana (persamaan 2.4). Contoh
penerapan persamaan Euler adalah gaya angkat pada sayap dan perkembangan
lapisan batas. [4]
Du ∂ p ∂ τ x ∂ τ y ∂ τ z
ρ = + + + + ρf ……………………….. (2.3)
Dt ∂ x ∂ x ∂ y ∂ z
Du −∂ p
ρ = + ρ f x ……………………………………..…….. (2.4)
Dt ∂x
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Apabila suatu konstruksi dikenai gaya seperti beban, tekanan, temperatur, dan
kecepatan fluida dan panas maka akan timbul akibat–akibat seperti perubahan
bentuk tegangan, temperatur, tekanan, dan kecepatan fluida. Sifat distribusi dari
akibat-akibat yang ditimbulkan dalam suatu benda tergantung pada karakteristik
sistem gaya dan beban itu sendiri.
a. Preprocessing
b. Solving
c. Postprocessing
12
Postprocessing adalah angkah terakhir dalam analisis Computational Fluid
Dynamic. Hal yang dilakukan pada langkah ini adalah mengorganisasi dan
menginterprestasi data hasil simulasi Computational Fluid Dynamic yang
bisa berupa gambar, kurva, dan animasi.
3.3 Diskritisasi
13
Airfoil NACA Clark y merupakan airfoil di pakai oleh Bell 412EP dengan
max thickness 11.7%, camber 3.4%.[6]
x y x y x y x y
1 0.000599 00.46 0.088643 0.001 0.003727 00.38 -0.02336
0,0688 0.002969 00.44 0.089718 0.0005 0.002339 00.04 -0.02263
0,0681 0.005333 00.42 0.090566 0 0 00.42 -0.02190
0,0674 0.007687 00.04 0.091171 0.0005 -0.00467 00.44 -0.02117
0,0667 0.010023 00.38 0.091521 0.001 -0.00594 00.46 -0.02043
0,0653 0.014624 00.36 0.091627 0.002 -0.00781 00.48 -0.01969
0,0639 0.019116 00.34 0.091508 0.004 -0.01051 00.05 -0.01896
00.09 0.023502 00.32 0.091186 0.008 -0.01428 00.52 -0.01822
0,0611 0.027789 00.03 0.09068 0.012 -0.01697 00.54 -0.01749
0,0597 0.031974 00.28 0.090002 00.02 -0.02027 00.56 -0.01675
0,0583 0.036054 00.26 0.089084 00.03 -0.02260 00.58 -0.01602
0,0569 0.040024 00.24 0.087831 00.04 -0.02452 00.06 -0.01528
00.08 0.043884 00.22 0.086143 00.05 -0.02604 0,0431 -0.01455
0,0542 0.047628 00.02 0.08392 00.06 -0.02712 0,0444 -0.01382
0,0528 0.051257 00.18 0.081069 00.08 -0.02845 0,0458 -0.01308
0,0514 0.054767 00.16 0.077571 00.01 -0.02937 0,0472 -0.01235
0,05 0.05816 00.14 0.073436 00.12 -0.02996 00.07 -0.01161
00.07 0.061433 00.12 0.06862 00.14 -0.03024 0,05 -0.01088
0,0472 0.064584 00.01 0.062998 00.16 -0.03025 0,0514 -0.01014
0,0458 0.067605 00.08 0.056431 00.18 -0.03004 0,0528 -0.00941
0,0444 0.070482 00.06 0.048757 00.02 -0.02966 0,0542 -0.00867
0,0431 0.073206 00.05 0.044275 00.22 -0.02914 00.08 -0.00794
00.06 0.075763 00.04 0.039128 00.24 -0.02851 0,0569 -0.00721
00.58 0.078145 00.03 0.033022 00.26 -0.02781 0,0583 -0.00647
00.56 0.080348 00.02 0.025374 00.28 -0.02707 0,0597 -0.00574
00.54 0.082371 0.012 0.017858 00.03 -0.02630 0,0611 -0.00500
00.52 0.084214 0.008 0.013735 00.32 -0.02555 00.09 -0.00427
00.05 0.085877 0.004 0.008924 00.34 -0.02481 0,0639 -0.00353
00.48 0.087357 0.002 0.005803 00.36 -0.02408 0,0653 -0.00280
14
Crew 1/2
Passengers 13 - 14
Propulsion 1 Turboshaft Engine
Engine Model Pratt & Whitney Canada PT6T-3D Twin-Pac
Engine Power 1342 kW 1800 shp
Speed 246 km/h 133 kts153 mph
Service Ceiling 6.096 m 20.000 ft
Range 709 km 383 NM 441 mi.
Empty Weight 3.112 kg 6.861 lbs
max. Takeoff Weight 5.398 kg 11.901 lbs
Rotor Blades (main/tail) 4/2
Main Rotor Diameter 14,02 m 45 ft 12 in
Tail Rotor Diameter 2,60 m 8 ft 6 in
Rotor Disc Area 154,4 m² 1662 ft²
Length (Fuselage) 12,91 m 42 ft 4 in
Length 17,10 m 56 ft 1 in
Height 3,48 m 11 ft 5 in
First Flight August 1979
Production Status in production
Developed from Bell 212
ICAO Code B412
FAA TCDS H4SW
Data for (Version) Bell 412EP
Variants Bell 412, 412EP, 412HP, 412SP, CH-146, Griffin
HT1, Griffin HAR2, Agusta-Bell AB412, AB412EP,
AB412 Grifone, AB412 Cresco, IPTN NBell 412
15
pemodelan Elevator helikopteryang menggunakan 1 airfoil
yaituAirfoil NACA Clark Y.
3.6 Pre-procesing
A. Menu Geometry
16
Menu ini digunakan untuk
menentukan pada bagian mana
sebuah benda akan dibuat atau
digambar.
B. Geometry
17
2. Menggunkan menu Exruded Boss/Base untuk membuat bentuk solid.
(i)
(ii)
18
(iii)
(iv)
C. Proses Meshing
Gambar 3. 6 Meshing
19
D. Boundary Condition
Data yang diperlukan pada batas tergantung dari tipe kondisi batas dan model
fisik yang dipakai (turbulensi, persamaan energy, dan lainnya). Data yang
diperlukan (input) pada kondisi batas merupakan data yang sudah diketahui
atau data yang dapat diasumsikan. Tetapi asumsi data tersebut harus
diperkirakan mendekati yang sebenarnya. Input data yang salah pada kondisi
batas akan sangat berpengaruh terhadap simulasi.
Pada penelitian ini kondisi batas yang kita masukkan dalam solidworks
adalah real wall pada menu boundary condition. Simulasi aliran udara pada
Elevator akan di kondisikan terbangnya pada kecepatan 72.02 m/s dengan
ketinggian 20.000 ft .Aliran udara pada Elevator adalah invicid. Tabel 3.4
menjelaskan tentang kondisi batas pada objek.
lGeneral Setting
Analysis type External
Gravity Y component -9.81 m/s2
Material
Project fluids Air(Gasses)
Viscous Invicid
Initial and Ambient Condition
20
Pressure 46600Pa
Temperature 297.750K
Velocity in X direction 250m/s
Velocity in Y direction 0 m/s
Velocity in Z direction 0 m/s
Reverence value
Area 0.832 m2
Density 0.5328kg/m3
Automatical initial meshing On
Result resolution level 4
Type boundary condition Real wall
Roughness 297micrometer
Goals Global goals
3.7 Solving
A. Melakukan perhitungan
21
Gambar 3. 8Rumus persamaan Koefisien Lift
22
3.8 Post Processing
Setelah melakukan iterasi selanjutnya memvisualisasikan analisa dengan
melihat distribusi kecepatan, distribusi tekanan, lintasan aliran fluida, hasil nilai
CL dan CD. Kemudian melakukan analisa dan kesimpulan.
Mulai
Studi literatur
Pembuatan geometri
sayap dengan
solidworks
Menentukan variasi
sudut serang
Running YA
Solidworks
Simulation
Iterasi error?
End simulation dan
diketahui disitribusi
kecepatan, tekanan, aliran
udara dan CL CD
TIDAK
Selesai
Pada gambar 3.11 menjelaskan tentang flowchart atau diagram alir dari
proses penelitian. Pada penelitian ini diawali dengan studi literatur tujuannya
23
untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber–sumber tulisan yang
pernah dibuat sebelumnya. Selanjutnya membuat desain sayap berdasarkan
geometri Bell 412EP dan menentukan 4 macam variasi sudut serang pada elevator
menggunakan Solidworks. Tujuannya agar mudah melihat aliran aerodinamik
yang berada disekitar elevator. Hal ini bertujuan agar mendapatkan hasil
kecepatan, tekanan, koefisien Lift dan Drag. Setelah itu lakukan Running
solidworks Simulation, maka data pada solidworks akan dikalkulasikan dan
membutuhkan waktu beberapa menit. Proses ini disebut juga dengan iterasi data
pada solidworks.
Setelah proses Running selesai maka pada End Simulation diperoleh hasil
kecepatan, tekanan, aliran udara, koefisien Lift dan Drag. Selanjutnya jika sudah
memperoleh hasil yang diinginkan analisa kembali lalu disimpulkan sesuai
dengan data–data yang sudah ditentukan. Namun apabila proses iritasi error maka
kembali lagi ke tahap menentukan variasi sudut serang. Karena kemungkinan ada
kesalahan pada proses input atau gangguan pada perangkat lunak.
Daftar Pustaka
24
Covert, Eugene E., 1985, Thrust and Drag : Its Prediction and Verification,
American Institute of Aeronautics and Astronautics, New York.
25