Anda di halaman 1dari 6

INSTRUMEN TEST KRAEPELIN

1. Pengertian Tes Kraepelin

Tes kraepelin merupakan tes yang sering digunakan dalam rekruitment karyawan. Dimana

nantinya disuguhi lembaran kertas yang penuh berisi angka-angka dan diminta menjumlahkan

angka diatas yang berdekatan dalam satu kolom dan menulis hasilnya di antara angka tersebut,

kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tester atau penguji akan meminta anda

melanjutkan ke kolom selanjutnya sampai waktu tes berakhir. kertas tes yang berisi berbagai

tahap penyelesaian kombinasi angka yang pada intinya akan menilai aspek kepribadian, daya

tahan kompetensi, dan yang lainnya, kemudian hasil dalam bentuk grafis dan skor tes akan

disesuaikan dengan kebutuhan tes makhluk / perekrut.

2. Tujuan Tes Kreplin

Tes kraepelin dimaksudkan untuk mengukur maximum performance seseorang.

Oleh karenanya tekanan skoring dan interpretasi lebih didasarkan pada hasil test secara obyektif

bukan pada arti proyektifnya.

Dari hasil perhitungan obyektif, dapat diinterpretasikan 4 hal :

1. Faktor kecepatan (speed factor)

2. Faktor ketelitian (accuracy factor)

3. Faktor keajekan (rithme factor)

4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)

Tes kraepelin dapat digunakan untuk menentukan tipe performance seseorang, misalnya :

 Hasil penjumlahan angka yang sangat rendah, dapat mengindikasikan gejala depresi mental

 Terlalu banyak salah hitung, dapat mengindikasikan adanya distraksi mental


 Penurunan grafik secara tajam, dapat mengindikasikan epilepsi atau hilang ingatan sesaat waktu

tes.

 Rentang ritme/grafik yang terlalu besar (antara puncak tertinggi & terendah) dapat

mengindikasikan adanya gangguan emosional.

3. Arah Karir

 Kecepatan Kerja (Pan-ker)

Ditunjukkan pada berapa prestasi yang dicapai dalam mengerjakan tes. Jika hasil yang diperoleh

testee tinggi maka arah karir yang cocok yaitu bekerja pada bidang pekerjaan kantoran,

pekerjaan membuat jadwal, grafik, dan chart, tetapi jika hasil yang diperoleh rendah maka testee

tersebut memiliki kecepatan yang rendah ketika bekerja.

 Ketelitian Kerja (Tin-ker)

Ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan

tes. Jika testee mendapatkan jumlah kesalahan sedikit maka testee tersebut dapat dikategorikan

mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi, arah karir yang cocok yaitu bekerja pada bidang

manajemen, akutansi, perpajakan, statistika, dan matematika.

 Keajegan Kerja (Jan-ker)

Ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes. Untuk mengetahui keajegan

atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka dengan cara menskor deret tertinggi

dikerjakan dikurangi deret terendah yang dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh testee tinggi,

maka arah karir yang cocok yaitu sebagai direktur atau pimpinan perusahaan.

 Ketahanan Kerja (Han-ker)

Ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang

dikerjakan oleh testee.


B. SKORING, ANALISA DAN INTERPRETASI TES KREPLIN
a. Aspek kecepatan ( Panker )

 Cara menskor adalah menjumlahkan deret-deret yang telah dikerjakan oleh testee ( dari deret ke

1-50 ) lalu di bagi sehingga ditemukan rata-ratanya.

∑x

Rumus yang digunakan adalah : M=-------

M = Rata-rata

N = Jumlah deret

∑x = Jumlah kerja jawaban

 Cara menganalisa adalah skor transfer ke pp ( persentil Point )

 Interpretasi dari aspek ini, tester dapat mengetahui berapa prestasi yang dicapai dalam

mengerjakan tes.

b. Aspek ketelitian kerja ( Tinker )

 Cara menskor adalah menjumlahkan kesalahan menghitung dan loncatan.

 Cara menganalisa adalah skor ditransfer ke PP ( Persentil Poin )

 Interpretasi dari aspek ini, tester dapat mengetahui berapa kesalahan (salah dan loncatan) yang

diperbuat dalam mengerjakan bagaimana kualitas dan konsentrasi kerja testee. Jika testee

memperoleh Raw score < 8, maka skor ini menunjukkan bahwa testee memiliki tingkat ketelitian

yang tinggi, konsentrasi yang baik, dan kualitas kerja yang baik. Jika testee memperoleh Raw

score >, maka skor ini menunjukan testee bersikap tidak teliti, ceroboh, atau kurang

berkonsentrasi dalam bekerja.

c. Aspek keajegan / kestabilan kerja ( Janker )


 Cara menskor adalah deret yang tertinggi yand dikerjakan dikurangi deret terendah yang di

kerjakan.

Rumusnya adalah : X = Dt – Dr

 Cara menganalisa adalah skor transfer ke PP ( Persentil Poin)

 Interpretasi dari aspek ini adalah, tester dapat melihat yang ditunjukkan dengan irama kerja

seseorang di dalam mengerjakan tes. Stabilitas emosi adalah orang yang bisa beradaptasi dengan

lingkungan sekitar. Ketika dihadapkan pada suatu permasalahan, tidak mengekspresikan

emosinya dengan berlebih-lebihan seperti berteriak sekencang-kencangnya, memukul, dan

marah-marah. Orang stabil emosinya bisa menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis..

Jika testee memperoleh Raw ≥ 8, maka skor ini menunjukkan bahwa testee cenderung memilik

emosi yang tidak stabil. Jika testee memperoleh Raw < 8, maka skor ini menunjukkan bahwa

testee cenderung memiliki emosi yang stabil.

d. Aspek ketahanan kerja ( Hanker )

 Cara menskor adalah membuat titik setiap pekerjan yang diselesaikan kemudian digaris

penghubung antara titikderet 1-50 sehingga terbentuk grafik.

 Cara analisa lihat bentuk grafik

 Interpretasi dari aspek ini adalah, tester dapat melihat bagaimana daya tahan testee terhadap

situasi menekan ( stres ). Dari grafik, tester juga dapat melihat bagaimana ketahanan kerja testee.

Jika grafik tinggi dan cenderung stabil, maka ketahanan kerja testee cenderung tinggi. Jika grafik

rendah, maka ketahan kerja testee cenderung rendah. Jika grafik menanjak, maka motivasi testee

dalam mengahadapi situasi menekan dan motivasi berprestasi semakin besar. Jika grafik

menurun, maka motivasi testee dalam menghadapi situasi menekan dan motivasi berprestasi

semakin rendah
Individu dikatakan memiliki performance kerja yang baik jika dalam rentang waktu yang

lama, dalam situasi menekan ( stresfull ) mampu menampilkan unjuk kerja yang cepat, teliti, dan

stabil.

C. SKOR DAN PERSENTIL POIN

a. Ketelitian Kerja

∑ Salah PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

0 99 Tinggi

1-2 95 Tinggi

3-5 90 Tinggi

6-11 75 Sedang

12-22 50 Sedang

23-30 25 Rendah

31 10 Rendah

b. Kestabilan

Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

4 99 Tinggi

5-6 95 Tinggi

7-8 90 Tinggi

9-10 75 Sedang
11-12 50 Sedang

13-14 25 Rendah

15 10 Rendah

c. Kecepatan

Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

8 10 Rendah

9-10 25 Rendah

11-12 50 Sedang

13-14 75 Sedang

15 90 Tinggi

16 95 Tinggi

17 99 Tinggi

D. TIPS MENGERJAKAN TEST KRAEPELIN


1. Yang paling penting dalam mengerjakan test ini adalah konsentrasi. Test ini sangat
menguras energi, usahakan untuk tidak blank dalam mengerjakan test ini.
2. Usahakan jumlah angka yang terjawab di masing-masing kolom stabil. Jangan
memaksakan diri untuk menjawab di kolom-kolom awal sehingga kewalahan di
pertengahan hingga akhir kolom sehingga terbentuk kurva yang zig-zag atau menurun.
Kendalikan diri dengan patokan penjumlahan sesuai dengan kemampuan anda. Anda
tidak perlu menyelesaikan semua penjumlahan sampai ujung atas untuk masing-masing
kolom. Usahakan mematok lebih dari 12 perhitungan dan tetap stabil untuk setiap
kolomnya.
3. Usahakan jangan terus mengerjakan kolom yang sudah habis waktunya karena akan
menghabiskan waktu yang disediakan untuk kolom berikutnya dan pasti akan
memberikan hasil yang jelek di kolom berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai