Anda di halaman 1dari 5

Skoring dan Analisis Tes Kraepelin

Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan proses skoring tes Kraepelin


yakni :
a)      Memeriksa seluruh hasil penjumlahan yang telah dikerjakan testee, caranya
hitung jumlah yang benar dari penjumlahan se tiap dua angka yang berurutan pada
setiap lajur, tuliskan jumlahnya di bagian bawah tiap lajur. Memberikan tanda
pada setiap hasil penjumlahan yang salah, kemudian hitung jumlah kesalahannya.
Memberikan tanda pada setiap deret yang terlampaui, kemudian dijumlahkan
untuk mengetahui berapa banyak testee melompati deret angka yang sebenarnya
harus dihitung.
b)      Menuliskan jumlah kesalahan yang telah dibuat testee dan menulis jumlah
lompatan yang dibuat testee.
c)      Menjumlahkan jumlah kesalahan dan jumlah lompatan. Kemu dian hasilnya
dikonsultasikan dengan norma sehingga diperoleh skor ketelitian kerja (tianker).
d)     Mencari skor kecepatan kerja (panker) dengan cara mencari rerata atau mean dari
distribusi skor yang diperoleh testee pada ke 45 lajur (versi UI) atau ke 50 lajur
(versi UGM). Rumus untuk kecepatan kerja ialah :
Mean = Σ fy/45 atau 50
e)      Mencari skor keajegan kerja (janker) bisa dilakukan dengan cara : a) berdasar
range yaitu dengan mengetahui jarak atau se lisih antara penjumlahan yang
tertinggi dengan hasil penjum lahan yang terendah  Yt – Yr, b). Berdasarkan
average deviation, keajegan kerja dapat dicari setelah kita membuat table
distribusi frekuensi dan telah menghitung reratanya. Setelah itu skor keajegan
kerja dapat dicari dengan rumus Av.
Dev. = Σ fd/N, di mana d = deviasi nilai dari mean dalam harga mutlak.
f)       Mencari skor ketahanan kerja (hanker) dapat digunakan rumus persamaan linier.
y = a + bx
a = y – bx
b = N. Σ xy – (Σ x) (Σ y) : N. Σx2 – (Σx)2
Dari rumus tersebut lalu dicari selisih antara y 45 atau 50 – y 0 yang merupakan
nilai ketahanan kerja. Apabila selisih itu bertanda negatif (-) berarti ketahanan
kerja menurun, tetapi apabila selisih ini bilangan yang bertanda (+) berarti
ketahanan kerjanya meningkat.
g)      Konsultasikan pada norma menurut kategorinya.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam scoring atau memberi skor pada
pengerjaan tes Kraepelin.
1.      Menyambung/membuat garis dari puncak-puncak tertinggi sehingga membentuk
grafik.
2.      Garis timbang :
Puncak tertinggi + puncak terendah : 2
3.      Kecepatan siswa mengerjakan lajur tiap menit :
2 × (jumlah angka di atas garis timbang – di bawah garis timbang) : 40
4.      Ketelitian :
Jumlah kesalahan 15 lajur (5 lajur bagian depan, 5 lajur bagian tengah, dan 5 lajur
bagian akhir)
Selain skoring, terdapat beberapa analisis yang perlu dipertimbangkan dari
segi analisis aspek-aspek yang berpengaruh pada tes Kraepelin, antara lain sebagai
berikut.
1.      Aspek kecepatan (Panker)
a.       Cara menskor adalah menjumlahkan deret-deret yang telah dikerjakan oleh testee
(dari deret ke 1-50) lalu di bagi sehingga ditemukan rata-ratanya.

Rumus yang digunakan adalah :         M =


                                                             
M   =  Rata-rata
N   =  Jumlah deret, ∑x =  Jumlah kerja jawaban
b.      Cara menganalisa adalah skor transfer ke PP (persentil Point)
2.       Aspek ketelitian kerja (Tinker)
a.       Cara menskor adalah menjumlahkan kesalahan menghitung dan loncatan.
b.      Cara menganalisa adalah skor ditransfer ke PP (Persentil Poin)
3.      Aspek keajegan / kestabilan kerja (Janker)
a.       Cara menskor adalah deret yang tertinggi yand dikerjakan dikurangi deret terendah
yang di kerjakan.
Rumusnya adalah : X = Dt – Dr
b.      Cara menganalisa adalah skor transfer ke PP (Persentil Poin)
4.      Aspek ketahanan kerja (Hanker)
a.       Cara menskor adalah membuat titik setiap pekerjan yang diselesaikan kemudian
digaris penghubung antara titikderet 1-50 sehingga terbentuk grafik.
b.      Cara analisa dengan melihat bentuk grafik
Namun, dalam kegiatan scoring, lama tidaknya penghitungan skor dapat
dipercepat dengan software yang dibuat khusus untuk tahapan skoring. Software
tersebut berfungsi melakukan proses skoring dengan cepat dan otomatis dengan
menghasilkan data analisis berupa grafik. Ada beberapa langkah di bawah ini yang
perlu dilakukan dalam penggunaan software otomatis penghitung skor tes Kraepelin.
1.      Menginputkan jawaban testee ke dalam software koreksi Krapelin.
2.      Untuk selanjutnya hasil akan keluar secara otomatis dengan hanya mengklik satu
tombol yang bernama “Tekan untuk menampilkan hasil analisis”.
3.      Hasil skoring Tes Kraepelin akan muncul secara otomatis beserta grafiknya.
H.    Skor dan Persentil Poin (PP)
Menurut Firdausia (2013), berikut adalah angka pengklasifikasian skor dan
Persentil Poin (PP) dari hasil tes Kraepelin.
a)      Ketelitian Kerja

∑ Salah PERSENTIL POIN KLASIFIKASI


0 99 Tinggi
1-2 95 Tinggi
3-5 90 Tinggi
6-11 75 Sedang
12-22 50 Sedang
23-30 25 Rendah
31 10 Rendah

b)      Kestabilan

Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI


4 99 Tinggi
5-6 95 Tinggi
7-8 90 Tinggi
9-10 75 Sedang
11-12 50 Sedang
13-14 25 Rendah
15 10 Rendah

c)      Kecepatan

Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI


8 10 Rendah
9-10 25 Rendah
11-12 50 Sedang
13-14 75 Sedang
15 90 Tinggi
16 95 Tinggi
17 99 Tinggi

I.       Interpretasi Tes Kraepelin


Interpretasi hasil dapat mencangkup :
1.      Kecepatan, bisa mengindikasikan tempo kerja
2.      Ketelitian, bisa mengindikasikan konsentrasi kerja
3.      Keajekan/keajegan, bisa mengindikasikan stabilitas emosi
4.      Ketahanan, bisa mengindikasikan daya tahan terhadap situasi menekan
Individu dikatakan memiliki performance kerja yang baik jika dalam rentang
waktu yang lama, dalam situasi menekan (stressful) mampu menampilan unjuk kerja
yang ce[at, teliti, dan stabil. Berikut ini beberapa intepretasi yang dapat digambarkan
bila dikaitkan dengan arah pekerjaan.
1.      Kecepatan bisa mengindikasikan tempo kerja.
Seberapa aktif testee melakukan kegiatan apakah lambat, sedang atau
keras.  Dalam melakukan kegiatan ini harus penuh pertimbangan, hati-hati, teliti
dan akurat, serius, tenang, stabil namun sensitif, ramah, perhatian pada perasaan
dan kebutuhan orang lain, setia, kooperatif, serta pendengar yang baik. Sangat
baik dalam keadaan yang membutuhkan common sense, tindakan cepat  dan
ketrampilan praktis. Gesit, kreatif, inovatif, cerdik, logis, baik dalam banyak
hal, punya kemampuan mengorganisasi, detail, teliti, sangat bertanggung jawab
dan bisa diandalkan.
Contoh Profesi : Architect, Interior Designer, Perawat, Administratif,
Designer, Child Care, Konselor, Back Office Manager, Penjaga Toko/
Perpustakaan, Dunia Perhotelan.
2.      Ketelitian bisa mengindikasikan konsentrasi kerja.
Seberapa besar kita bisa fokus terhadap pekerjaan yang sedang
dihadapi.  Tenang, hati-hati, penuh pertimbangan, logis, rasional, kritis, obyektif,
mampu mengesampingkan perasaan.. Mampu menganalisa, mengorganisir, dan
mendelegasikan.
Contoh Profesi : Bidang Manajemen, Intelijen, Hakim, Pengacara, Dokter,
Akuntan (Staf Keuangan), Programmer atau yang berhubungan dengan IT,
System Analys/Analyst, Teknisi, Insinyur, Mekanik.

3.      Kestabilan/ Keajegan, bisa mengindikasikan kestabilan atau kemampuan


mengolah emosi pada saat bekerja. 
Kemampuan mempertahankan emosi dan tidak mudah terpengaruh oleh
hal disekitar yang mengganggu. Mampu menghadapi perubahan mendadak
dengan cepat dan tenang, percaya diri, tegas serta mampu menghadapi perbedaan
maupun kritik.
Contoh Profesi : Polisi, Ahli Forensik, Programmer, Ahli Komputer,
System Analyst, Teknisi, Insinyur, Mekanik, Pilot, Atlit, Entrepreneur.

4.      Ketahanan bisa mengindikasikan daya tahan terhadap situasi keadaan menekan. 
Ketahanan menggambarkan seseorang dapat diandalkan dan bertanggung
jawab, memegang aturan, standar dan prosedur dengan teguh.
Contoh  Profesi:  Polisi, Intelijen, Hakim, Pengacara,  Pemimpin Militer, Atlit

Anda mungkin juga menyukai