Anda di halaman 1dari 5

UJI VALIDITAS

Uji validitas sampling data menggunakan SPSS dengan metode Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Measure of
Sampling statistical test dimana hasil Measure of Sampling Adequacy (MSA) jika lebih dari 0.5 maka
sampling data dinyatakan valid.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .924


Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 3218.300

df 136

Sig. .000

KMO = 0.924 > 0.5  Sampling dinyatakan VALID

UJI RELIABILITAS
Adapun untuk pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPPS dengan metode Alpha
(Cronbach’s) karena rumus yang digunakan tidak terpengaruh jika varian dank ovarian dari komponen-
komponennya tidak sama.

 0,80 - 1,00 = reliabilitas sangat tinggi


 0,60 - 0,80 = reliabilitas tinggi
 0,40 - 0,60 = reliabilitas sedang
 0,20 - 0,40 = reliabilitas rendah
 -1.00 - 0,20 = tidak reliabel.

Dari hasil analysis sample data tersebut didapatkan nilai Cronbach’s Alpha = 0.943
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.910 17

Nilai Alpha sebesar 0.943 pada signifikansi 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 17, diperoleh
nilai r-tabel 0.482, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai item baik secara partial mupun secara
komposit/simultan dinyatakan reliabel (mempunyai reliabilitas sangat tinggi).

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 391 100.0

Excludeda 0 .0

Total 391 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
UJI NORMALITAS

Uji normalitas dilakukan dengan kriteria yang digunakan dalam uji normalitas adalah apabila nilai
Critical Ratio lebih dari 2. Data dapat disimpulkan memiliki distribusi normal jika nilai absolute
Critical Ratio Skewness lebih besar dari 2. Berdasarkan hasil analisis yang terdapat pada ouput AMOS
pada tabel Regression Weights: (Group number 1 - Default model) dapat diketahui bahwa nilai C.R.
pada tiap variabel memiliki nilai lebih dari 2. Sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data
tiap variabel dalam penelitian ini memiliki distribusi normal.

UJI MULTIKOLINIERITAS

Multikolinieritas dapat dilihat melalui determinan matriks kovarians. Nilai determinan yang sangat
kecil atau mendekati nol menunjukkan indikasi terdapatnya masalah multikolinieritas atau
singularitas. Hasil pengujian multikolinieritas pada ouput AMOS memberikan nilai determinat of
sample covariance matrix sebesar 0. Nilai sama dengan nol dapat disimpulkan bahwa terdapat
multikolinieritas dan singularitas pada data yang dianalisis. Multikolinearitas adalah sebuah situasi
yang menunjukkan adanya korelasi atau hubungan kuat antara dua variabel bebas atau lebih dalam
sebuah model regresi. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika terjadi
multikolinearitas; maka sebuah variabel yang berkorelasi kuat dengan variabel lainnya di dalam
model, kekuatan prediksinya tidak handal dan tidak stabil, dan pengertian multikolinearitas adalah
sesungguhnya terletak pada ada atau tidak adanya korelasi antar variabel bebas tersebut.

UJI KESESUAIAN MODEL (GOODNESS-OF-FIT TEST)

Pengujian model pada SEM bertujuan untuk melihat kesesuaian model. Adapun hasil pengujian
kesesuaian model dalam penelitian ini adalah seperti disajikan Tabel dibawah ini.

Hasil Model
Kriteria Nilai rekomendasi Keterangan
ini
Diharapkan kecil 2
Chi-square (2) dengan df = 101 adalah 275.625 CUKUP
125.45*1
2- significance probability ≥ 0.05 .000 TIDAK

Relative 2 (CMIN/DF) ≤ 2.00 atau 3 2.729 BAIK

GFI (Goodness of Fit Index) ≥ 0.90 0.918 BAIK

AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) ≥ 0.80 0.889 BAIK

Tucker-Lewis Index (TLI) ≥ 0.90 0.930 BAIK

Normed Fit Index (NFI) ≥ 0.90 0.910 BAIK

Comparative Fit Index (CFI) ≥ 0.90 0.941 BAIK

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) ≤ 0.08 0.067 BAIK

Berdasarkan Tabel diatas, diketahui bahwa dari delapan kriteria yang digunakan untuk menilai
layak/tidaknya suatu model dalam analisis ini ternyata hampir seluruh kriteria terpenuhi hanya saja
untuk Nilai chi-square yang signifikan (kurang dari 0.05) menunjukkan data empirik yang diperoleh
memiliki perbedaan dengan teori yang telah dibangun berdasarkan Structural Equation Modelling.
Dengan demikian dapat dikatakan model diterima, yang berarti ada kesesuaian antara model
dengan data namun ada perbedaan dengan teori yang telah dibangun dalam SEM tersebut.

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Setelah diketahui bahwa model dalam analisis ini telah fit maka analisis selanjutnya adalah
mengetahui tingkat hubungan dan signifikansi atau kebermaknaan hubungan antar variabel yang ada
dalam penelitian ini.

1
487.79 diperoleh dari program excel yaitu dari menu insert-function-CHIINV, kemudian memasukkan
probabilitas 0.05 dan degree of freedom (df) sebesar 348 (diperoleh dari hasil output AMOS) kemudian ENTER
Hasil pengujian dengan program AMOS memberikan hasil model persamaan struktural yang
menunjukkan adanya hubungan antar variabel Social Media Marketing (X1) dengan Brand Awareness
(X2), Sosial Media Marketing (X1) dengan Repurchase Intention (Y) dan Brand Awareness (X2) dengan
Repurchase Intention (Y). Selengkapnya hasil analisis hubungan antara variabel- varaibel tersebut
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

VARIABEL KOEFISIEN JALUR C.R. KETERANGAN


X1 → X2 0.154 7.088 Signifikan
X1 → Y -0.413 -2.341 Signifikan
X2 → Y 1.669 7.548 Signifikan

Setelah diketahui gambaran hubungan antara variabel-variabel penelitian ini maka selanjutnya akan
dipaparkan hasil pengujian hipotesis. Dalam hal ini akan disajikan nilai koefisien jalur antar
variabel berikut signifikansi hasil uji hipotesis pada Tabel diatas, sebagai berikut:

 Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa Sosial Media Marketing
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Repurchase Intention. Berdasarkan Tabel diatas
diketahui bahwa nilai koefisien jalur antara Sosial Media Marketing terhadap Repurchase
Intention adalah sebesar -0,413 dengan nilai C.R. 2.341 lebih besar dari nilai kritis yang
disyaratkan sebesar 2. Hasil ini tentu saja mendukung (menerima) hipotesis pertama (H1) pada
penelitian ini yang menyatakan Social Media Marketing berpengaruh signifikan terhadap
Repurchase Intention di kedai Kopi KULO meskipun pengaruhnya negatif.

 Variabel Brand Awareness terhadap Repurchase Intention nilai koefisien jalur sebesar 1.669
dengan nilai C.R. sebesar 7.548 lebih besar dari nilai kritis sebesar 2 sebagaimana yang
disyaratkan. Hasil ini mendukung (menerima) hipotesis kedua (H2) pada penelitian ini yang
menyatakan Brand Awareness berpangaruh signifikan terhadap Repurchase Intention di kedai
Kopi KULO.

 Berdasarkan hasil analisis yang ada ternyata Sosial Media Marketing terhadap Brand Awareness
adalah sebesar 0.154 dengan niai C.R. 7.088. Nilai C.R. ini lebih besar dari nilai kritis yang
disyaratkan sebesar 2, sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Sosial Media
Marketing berpengaruh signifikan dan positif terhadap Brand Awareness di Kedai Kopi KULO dan
hasil ini mendukung (menerima) hipotesis ketiga (H3).

PENGARUH ANTAR VARIABEL PENELITIAN

Dalam persamaan struktural yang melibatkan banyak variabel dan jalur antar variabel terdapat
pengaruh antar variabel yang meliputi pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total. Untuk
itu secara rinci masing-masing pengaruh tersebut diterangkan sebagai berikut:

Pengaruh Langsung Antar Variabel Penelitian

Hubungan langsung terjadi antara variabel laten eksogen Sosial Media Marketing dengan variabel
endogen Repurchase Intention dan variabel endogen dengan Brand Awareness. Tabel dibawah
menyajikan hasil direct mengenai hubungan langsung yang terjadi diantara variabel-variabel laten
eksogen dan endogen.

PENGARUH LANGSUNG
VARIABEL EKSOGEN
Brand Awareness (X2) Repurchase Intention (Y)
Social Media Marketing (X1) 0.769 -0.413
Brand Awareness (X2) 0.000 1.669

Berdasarkan pada Tabel diatas, dapat dijelaskan besar pengaruh langsung dari variabel laten
eksogen terhadap variabel laten endogen. Terdapat dua efek langsung pada Repurchase Intention,
yakni Social Media Marketing (X1) sebesar -0.413 dan Brand Awareness (X2) sebesar 1.669. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel-variabel laten tersebut memberikan kontribusi yang besar dalam
mempengaruhi Repurchase Intension (Y). Dengan dimikian kedua variabel seperti Sosial Media
Marketing dan Brand Awareness memang berpengaruh signifikan terhadap Repurchase Intention
seperti dalam hipotesis keempat (H4).

Pengaruh Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian.

Hubungan tidak langsung terjadi antara variabel laten eksogen Media Sosial Marketing (X1) dan Brand
Awareness (X2) dengan variabel laten Repurchase Intension (Y). Tabel dibawah ini menyajikan hasil
indirect mengenai hubungan tidak langsung yang terjadi diantara variabel-variabel laten eksogen
dan endogen:

VARIABLE EKSOGEN
ENDOGEN
Brand Awareness (X2) Social Media Marketing (X1)
Repurchase Intention (Y) 0.000 0.000

Peran tidak langsung tidak terjadi antara variabel laten eksogen Social Media Marketing (X1) dan
Brand Awareness (X2) dengan variabel laten Repurchase Intention (Y). Tabel diatas tidak menyajikan
hasil indirect effect mengenai peran tidak langsung yang terjadi diantara variabel-variabel laten
eksogen dan endogen.

Pengaruh Total Antar Variabel Penelitian

Hubungan total terjadi antara variabel Sosial Media Marketing dengan variabel Brand Awarenes dan
variabel endogen Repurchase Intention. Tabel dibawahmenyajikan hasil total effect mengenai
hubungan yang terjadi diantara variabel-variabel laten eksogen dan endogen.

VARIABLE EKSOGEN
ENDOGEN
Brand Awareness (X2) Social Media Marketing (X1)
Repurchase Intention (Y) 1.669 -0.413

Berdasarkan Tabel diatas, dapat dijelaskan besar pengaruh total dari variabel laten eksogen
terhadap variabel laten endogen. Terdapat dua efek total pada Repurchase Intension yakni Social
Media Marketing (X1) sebesar -0.413 dan Brand Awareness (X2) sebesar 1.669.

Anda mungkin juga menyukai