Peyakit Pada Tanaman Jagung
Peyakit Pada Tanaman Jagung
a. Gejala
Awal terinfeksinya hawar daun, menunjukkan gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval
kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik
(disebut hawar), warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5-15 cm, bercak
muncul di mulai dari daun terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat
akibat serangan penyakit hawar daun dapat mengakibatkan tanaman jagung cepat mati atau
mengering. Cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot jagung, cendawan dapat
bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman pada daun atau sisa-sisa tanaman di lahan.
b. Penyebab
c. Pengendalian
Menanam varietas tahan hawar daun, seperti : Bisma, Pioner-2, pioner-14, Semar-2 dan
semar-5.
Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman
terinfeksi bercak daun.
Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mankozeb atau dithiocarbamate. Dosis
sesuai petunjuk di kemasan.
2. Busuk Pelepah (Rhizoctonia solani)
a. Gejala
Penyakit busuk pelepah pada budidaya jagung umumnya terjadi di pelepah daun,
gejalanya terdapat bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu,
selanjutnya bercak meluas, seringkali diikuti pembentukan sklerotium berbentuk tidak beraturan,
berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.
Gejala serangan penyakit ini dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan
permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Penanaman varietas tidak tahan penyakit ini
(rentan), serangan cendawan penyebab busuk pelepah dapat mencapai pucuk atau tongkol
jagung. Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada biji jagung, di
dalam tanah serta pada sisa-sisa tanaman di lahan. Keadaan tanah basah, lembab, serta drainase
kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga kondisi semacam
ini merupakan sumber inokulum utama.
b. Penyebab
c. Pengendalian
- Menggunakan varietas/galur tahan sampai agak tahan terhadap penyakit hawar pelepah seperti:
Semar-2, Rama, Galur GM 27
- Diusahakan agar penanaman jagung tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi
- Pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama
Penyakit bulai merupakan penyakit utama budidaya jagung. Penyakit ini menyerang
tanaman jagung khususnya varietas rentan hama penyakit serta saat umur tanaman jagung masih
muda (antara 1-2 minggu setelah tanam). Kehilangan hasil produksi akibat penularan penyakit
bulai dapat mencapai 100%, terutama varietas rentan.
a. Gejala
Gejala khas penyakit bulai adalah adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun
dengan batas terlihat jelas antara daun sehat. Bagian daun permukaan atas maupun bawah
terdapat warna putih seperti tepung, sangat jelas di pagi hari. Selanjutnya pertumbuhan tanaman
jagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol buah, bahkan tongkol tidak terbentuk,
daun-daun menggulung serta terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa daun yang
berlebihan.
Penyakit bulai tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik dimana gejalanya meluas ke
seluruh bagian tanaman jagung serta menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik
terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun akan terinfeksi.
Tanaman terinfeksi penyakit bulai saat umur tanaman masih muda umumnya tidak menghasilkan
buah, tetapi bila terinfeksi saat tanaman sudah tua masih dapat terbentuk buah, sekalipun
buahnya kecil-kecil karena umumnya pertumbuhan tanaman mengerdil.
b. Penyebab
c. Pengendalian
- Menanam varietas tahan penyakit bulai seperti varietas Bima 1, Bima 3, Bima 9, Bima 14,
Bima 15, Lagaligo, atau Gumarang
- Melakukan periode waktu bebas tanaman jagung minimal dua minggu sampai satu bulan
- Penanaman jagung secara serempak
- Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman) pada
tanaman terserang penyakit bulai
- Penggunaan fungisida metalaksil saat perlakuan benih dengan dosis 2 gram (0,7 g bahan
aktif) /kg benih
Gejala penyakit ini ditandai permukaan biji tongkol jagung berwarna merah jambu
sampai coklat, kadang-kadang diikuti oleh pertumbuhan miselium seperti kapas berwarna merah
jambu. Cendawan berkembang baik pada sisa tanaman maupun di dalam tanah, cendawan ini
dapat terbawa benih, penyebarannya dapat melalui angin atau tanah. Penyakit busuk tongkol
Fusarium disebabkan oleh infeksi cendawan Fusarium moniliforme.
Serangan busuk tongkol diplodia ditandai adanya warna coklat pada klobot. Jika infeksi
terjadi setelah 2 minggu keluarnya rambut jagung menyebabkan biji berubah menjadi coklat,
kisut akhirnya busuk. Miselium cendawan diplodia berwarna putih, piknidia berwarna hitam
tersebar pada kelobot. Infeksi dimulai dari dasar tongkol berkembang ke bongkol kemudian
merambat ke permukaan biji serta menutupi kelobot. Cendawan dapat bertahan hidup dalam
bentuk spora dan piknidia berdinding tebal pada sisa tanaman di lahan. Gejala busuk tongkol
Diplodia disebabkan oleh infeksi cendawan Diplodia maydis.
a. Gejala
Serangan dini pada tongkol jagung dapat menyebabkan tongkol jagung menjadi busuk,
kelobotnya saling menempel erat pada tongkol, serta buahnya berwarna biru hitam di
permukaan kelobot maupun bongkol.
b. Pengendalian :
- Tidak membiarkan tongkol terlalu lama mengering di lahan, jika musim hujan bagian batang
di bawah tongkol dipotong agar ujung tongkol tidak mengarah ke atas.
- Pergiliran tanaman mengunakan tanaman bukan termasuk padi-padian, karena patogen ini
mempunyai banyak tanaman inang.
7. Busuk Batang
a. Gejala
Penyakit busuk batang jagung dapat menyebabkan kerusakan pada varietas rentan hingga
65%. Tanaman jagung terserang penyakit ini tampak layu atau kering seluruh daunnya.
Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase pembungaan. Pangkal
batang terserang berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam batang busuk,
sehingga mudah rebah, serta bagian kulit luarnya tipis. Pangkal batang teriserang akan
memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang
jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum,
Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium
apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium. Di Sulawesi
Selatan, penyebab penyakit busuk batang yang telah berhasil diisolasi adalah Diplodia sp.,
Fusarium sp. dan Macrophomina sp.
b. Penularan
c. Pengendalian
- Menanam varietas tahan serangan penyakit busuk batang seperti BISI-1, BISI-4, BISI-5, Surya,
Exp.9572, Exp. 9702, Exp. 9703, CPI-2, FPC 9923, Pioneer-8, Pioneer-10, Pioneer-12, Pioneer-
13, Pioneer-14, Semar-9, Palakka, atau J1-C3.
- Drainase baik.
- Pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati dapat dilakukan dengan
cendawan antagonis Trichodermasp.
a. Gejala
Bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat di permukaan daun
jagung bagian atas maupun bawah, uredinia menghasilkan uredospora berbentuk bulat atau oval
serta berperan penting sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi Tanaman jagung lainnya,
sebarannya melalui angin. Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi,
infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim kemarau.
a. Penyebab
b. Pengendalian
- Menanam varietas tahankarat daun, seperti Lamuru, Sukmaraga, Palakka, Bima-1 atau Semar-
10
- Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman
terinfeksi karat daun maupun gulma
a. Gejala
Penyakit bercak daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe menurut ras patogennya
yaitu ras O dan T. Ras O bercak berwarna coklat kemerahan berukuran 0,6 x (1,2-1,9) cm,
sedangkan Ras T bercak berukuran lebih besar yaitu (0,6-1,2)x(0,6-2,7) cm. Ras T berbentuk
kumparan, bercak berwarna hijau kuning atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan.
Kedua ras ini, ras T lebih berbahaya (virulen) dibanding ras O. Serangan pada bibit tanaman
menyebabkan tanaman menjadi layu atau mati dalam waktu 3-4 minggu setelah tanam.
Tongkol terserang/terinfeksi dini menyebabkan bijinya akan rusak lalu busuk, bahkan tongkol
jagung dapat gugur. Bercak pada ras T terdapat di seluruh bagian tanaman (baik daun, pelepah,
batang, tangkai kelobot, biji, maupun tongkol jagung). Permukaan biji terinfeksi tertutup
miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat menurunkan hasil produksi secara
signifikan. Cendawan ini dalam bentuk miselium dan spora dapat bertahan hidup dalam sisa
tanaman di lahan atau pada biji jagung di penyimpanan. Konidia yang terbawa angin atau
percikan air hujan dapat menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung.
b. Penyebab
Penyakit bercak daun penyebabnya adalah Bipolaris maydis Syn. Pada B. maydis ada dua
ras yaitu ras O dan ras T.
c. Pengendalian
- Menanam varietas tahan serangan bercak daun, seperti Bima-1, Srikandi Kuning-1, Sukmaraga
atau Palakka
- Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman
terinfeksi bercak daun
9. Virus Mosaik
a. Gejala
Gejala penyakit virus mozaik pada budidaya jagung ditandai tanaman jagung menjadi
kerdil, daun berwarna mosaik atau hijau dengan diselingi garis-garis kuning, jika dilihat secara
keseluruhan tanaman tampak berwarna agak kekuningan mirip gejala bulai namun permukaan
daun bagian bawah maupun atas apabila dipegang tidak terasa adanya serbuk spora. Penularan
virus dapat terjadi secara mekanis atau melalui serangga Myzus percicae dan Rhopalopsiphum
maydis secara nonpersisten. Tanaman jagung terinfeksi virus ini umumnya menjadikan
penurunan hasil secara signifikan.
b. Pengendalian
- Mencabut tanaman jagung terinfeksi virus seawal mungkin agar tidak menjadi sumber infeksi
bagi tanaman sekitarnya ataupun pertanaman musim mendatang.
- Melakukan pergiliran tanaman, tidak menanam tanaman jagung secara terus menerus di lahan
yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Karat Daun
2. Antraknosa
3. Penyakit Belang
Penyakit belang disebabkan oleh virus melalui vektor Aphis craccivora dan Aphis
glycines atau melalui daun secara mekanis. Gejalanya seluruh bagian daun terdapat
belang-belang tapi belum nyata pada daun muda.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan penanaman dengan benih yang
baik, lakukan pergiliran tanaman, serta memberantas serangga vektor.