Anda di halaman 1dari 46

MODUL

RANCANG BANGUN JARINGAN


XII TKJ

BAB 01-Skema pengalamatan jaringan IP hirarkikal

1. Jaringan Horizontal
Jaringan datar ( Horizontal ) Merupakan jaringan yang mana setiap perangkat device memiliki
kedudukan yang sama, artinya berada pada level yang sama, sebagai contoh adalah
jaringan peer to peer, jaringan LAN merupakan sebuah penerapan dari jaringan Datar (
horizontal ) yang mana setiap perangkat keras jaringan ( device ) memiliki hak yang sama
didalam jaringan tersebut. (Febriyeni, 2014)
Jaringan datar adalah jaringan sama level antar device yang terhubung sebuah jaringan
komputer. artinya semua device dalam jaringan tersebut hanya berinteraksi dalam satu
level. misalkan jaringan peer2peer. (syafaad, 2015) Sistem pengkabelan horizontal terdiri
dari kabel-kabel yang tersusun secara horizontal, terminasi mekanikal, dan patch cords
(jumper).

2. Jaringan Hirarkial

0
Jaringan Hirarkikal adalah sebuah jaringan yang terdiri dari beberapa level ( tingkat ) dengan
fungsi dan hak akses yang berbeda-beda. dimana terdapat beberapa perangkat device yang
memiliki hak untuk mengatur perangkat / device yang lain yang berada dilevel bawahnya.
contoh penerapanyang mudah kita lihat adalah jaringan internet, dimana terdapat beberapa
perangkat yang mampu menentukan ( memperbolehkan dan melarang sebuah akses ).
(Febriyeni, 2014)

jaringan hirarkikal adalah jaringan bertingkat yang merupakan jaringan terkoneksi dengan
level-level lain yang memiliki fungsi dan layanan berbeda. contoh jaringan hirarkikal
adalah internet, dimana antara user di level akses berinteraksi juga dengan level distribusi
diatasnya (ISP) dan level core (inti) diatasnya juga. (syafaad, 2015)

A. Pengelamatan Jaringan hirarkial


Skema pengalamatan IP dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengalamatan 32-bit
(terstruktur/hierarki) dan pengalamatan flat (datar/non-hierarki). Walaupun kedua jenis skema
pengalamatan bisa digunakan, namun pengalamatan hierarki dipilih dengan alasan yang baik.
Keuntungan dari skema pengalamatan hierarki yaitu kemampuannya yang bisa menangani
pengalamatan yang besar. Sedangkan kekurangan dari skema pengalamatan flat dan alasan
kenapa pengalamatan IP tidak menggunakannya yaitu masalah routing yang tidak efisien dan
hanya sebagian kecil alamat yang digunakan dalam pengalamatan IP. (Andri, 2014)

ada 3 kelompok hierarki dalam pengalamatan IP (ada 5 sebenernya)


1. Class A : 0.0.0.0 s/d 127.255.255.255
2. Class B : 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255
3. Class C : 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255
4. Class D : 224.0.0.0 s/d 239.255.255.255
5. Class E : 240.0.0.0 s/d 255.255.255.255

Istilahnya class A, biasanya untuk golongan2 Elit , class B untuk kelas Eksekutif, class C
untuk kelas Ekonomi
Elit maksudnya adalah yg “punya” ini kelas IP adalah organisasi2 penyedia Backbone kelas
kakap (biasanya pemerintah yang punya, secara mereka ngeluarin dana buat gali lobang tutup
lobang buat nanem itu “taneman” kabel2 fiber optic)

1
Eksekutif Maksudnya adalah yg memiliki IP golongan kelas ini adalah perusahaan yg bekerja
di Internet Service Provider (168) (damayanti, 2012)

B. Pengelamatan Network
Pengelamatan Class A
jaringan class A menggunakan 1 byte,jumlah maximum dari jaringan class A yang
bisa buat adalah 128. Setiap alamat class A mempunyai 3 byte (tempat untuk 24 bit) sebagai
alamat node dari sebuah mesin.alamat node dengan dua pola yaitu semua 0 dan semua 1
dicadangkan,
Dengan Host ID
Semua bit host off, menunjukkan alamat Network: 10.0.0.0
Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast: 10.255.255.255
Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast: 10.0.0.1
sampai 10.255.255.254

Pengelamatan class B
Dengan alamat network 2 byte (masing-masing 8 bit), terdapat 2 pangkat 16
kombinasi unik, namun harus dimulai dengan digit 1 kemudian 0,pengalamatan Class B
menggunakan 2 byte untuk pengalamatan node.
Dengan Host ID
Semua bit host off, menunjukkan alamat Network: 172.16.0.0
Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast:172.16.255.255
Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast:
172.16.0.1 sampai 172.16.255.254

Pengalamatan class C
Pengalamatan class C, 3 bit pertama selalu bernilai Biner 110, perhitungannya adalah
3 byte atau 24 bit dikurang 3 tempat yang dicadangkan menyisakan 21 tempat, yaitu terdapat
2 pangkat 21 atau 2.097.152 pada jaringan class C.
Dengan Host ID
Semua bit host off, menunjukkan alamat Network: 192.168.100.0
Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast: 192.168.100.255
Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast:
192.168.100.1 sampai 192.168.100.254. (putra, 2015)

2
1. Subnetting class A 10.85.30.2 /12 tentukan Netmasknya
Jawab:

Karena ini adalah ip kelas A maka Hostnya yang nanti jadi acuan buat perhitungan adalah 85,
jadi cara menghitungnya adalah /12 + 16 sehingga 12 + 16 = /28 *angka 16 ini didapat dari
penjumlahan oktet 3 dan oktet 4 yang masing-masing oktet berjumlah 8 biner jadi 8 + 8 = 16

Sehingga menjadi /28 yang mempunyai total ip 16 yaitu (0-15) maksudnya ip address 10.0.0.0
– 10.15.255.255 karena di kasus tersebut ip hostnya adalah 85 yaitu 10.85.30.2 sehingga tidak
termasuk dalam range ip (0-15) untuk mengetahui 85 termasuk dalam range ip yang mana,
kita gunakan cara yang sama persis waktu perhitungan subnetting kelas C dan B yaitu 85
dibagi total ip nya yaitu 16 dan hasilnya dikali 16 juga sehingga 85 : 16 = 5,13 di genapin jadi
5 x 16 = 80 dan 80 + 15 = 95 (80 – 95 ) sehingga host 85 terdapat di range ip (80 – 95).
Maksudnya terdapat dalam range ip 10.80.0.0 – 10.95.255.255.

Ingat jangan lupa karena ini kelas A bukan berati total ip nya 16 juga ya, yang benar adalah
16 x 256 x 256 = 1.048.576 jadi /12 mempunyai jumlah total ip 1.048.576 wow banyak ya J
namanya juga kelas A bro, nah disini bedanya klo kelas B cuman sekali doang dikali 256 tapi
klo di kelas A harus dikali 256 sebanyak 2x kenapa ? karena menggunakan oktet 2, oktet3,
dan oktet 4 (perdana, 2013).

TOTAL IP 1.048.576

Network 10.80.0.0

IP Awal 10.80.0.1

IP Akhir 10.95.255.254

Broadcast 10.95.255.255

Netmask 256-16 = 255.240.0.0

2. Subnetting class B network address 172.16.0.0/18.


Jawab:

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti

11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan: Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir.

3
Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir (Kurniawan, 2012).

Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host Blok Subnet = 256 - 192 = 64.
Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192.

Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. Alamat host dan broadcast yang valid?

3. Subnetting class C sebutkan


CIDR kelas C (cicilia, 2013)
255.255.255.128/25

255.255.255.192/26

255.255.255.224/27

255.255.255.240/28

255.255.255.248/29

255.255.255.252/30

255.255.255.254/31

255.255.255.255/32

4. Super subnetting
Peroses supersubnetting

Jawab:

proses menggabungkan dua atau lebih blok IP address menjadi satu kesatuan (Blogspot,
2011).

4
5. Supersubnetting
Dimanakah penerapan supersubnetting

Jawab:

Supernetting diterapkan pada network yang cukup besar untuk memudahkan proses routing
(sived, 2012).

1. Pengertian IP V4 dan Pembagian Class


IP versi 4(IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protocol
jaringan TCP/IP dengan protokol IP versi 4 .Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis
dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer di seluruh dunia.Contoh alamat IP versi 4
adalah 192.168.0.3.Namun IPv4 ini sudah mulai habis pemakaiannya sehingga tercipta IP
versi 6 namun belum begitu dipakai karena IPv4 sendiri belum habis di pakai. (EZIEKIM'S,
2011)

IP address dibagi kedalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E.
Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya.
Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :

KelasA :digunakan untuk jaringan WAN, Ip addressnya pada bagian pertama antara 0-
127, dan yang merupakan Net IDnya yaitu 1 bagian yang pertama. Subnet mask nya
255.0.0.0 Contoh: 8.254.129.11

KelasB : biasanya digunakan untuk jaringan MAN, Ip addressnya pada bagian pertama
antara 128-191, dan yang merupakan network ID nya yaitu 2 bagian pertama. Subnet
masknya 255.255.0.0 Contoh: 128.255.129.7

KelasC : biasanya digunakan untuk jaringan LAN, Ip addressnya pada bagian pertama
antara 192-223, dan yang merupakan network ID nya yaitu 3 bagian pertama. Subnet
masknya 255.255.255.0 Contoh: 192.168.1.10

KelasD : biasanya digunakan untuk keperluan multicasting. IP addressnya pada bagian


pertama antara 224-247. Dalam multicasting tidak dikenal network ID dan host ID.

KelasE : biasanya digunakan untuk keperluan umum. IP addressnya pada bagian


pertama antara 248-255 (wiguna, 2013).

5
Format Class

Kelas A Alamat

Bit pertama dari octet pertama selalu diatur ke 0 (nol).Jadi octet pertama berkisar 1-127, yaitu
alamat kelasA hanya mencakup IP mulai dari 1.x.x.x ke 126.x.x.x saja. Rentang IP 127.x.x.x
dicadangkan untuk alamat loopback IP.Subnet mask default untuk alamat Kelas A IP adalah
255.0.0.0 yang menyiratkan bahwa Kelas A menangani dapat memiliki 126 jaringan (27-2)
dan 16.777.214 host (224-2).

Format alamat kelas A IP adalah demikian:

0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH

Kelas B Alamat

Alamat IP yang termasuk kelas B memiliki dua bit pertama dalam octet pertama di atur ke 10,
yaitu: Kelas B Alamat IP berkisar dari 128.0.x.x ke 191.255.x.x. Subnet mask default untuk
Kelas B adalah 255.255.x.x. Kelas B memiliki 16384 (214) alamat Jaringan dan 65.534 (216-
2) alamat Host.

Format alamat kelas B IP adalah: 10NNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH

Kelas C Alamat

Oktet pertama alamat Kelas C IP telah 3 bit pertama yang ditetapkan untuk 110, yaitu: alamat
IP kelas C berkisar dari 192.0.0.x ke 223.255.255.x. Subnet mask default untuk Kelas C
adalah 255.255.255.x. Kelas C memberikan 2097152 (221) alamat Jaringan dan 254 (28-2)
alamat Host.

Format alamat kelas C IP adalah: 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH

Kelas D Alamat

Pertama empat bit dari oktet pertama dalam alamat IP Kelas D ditetapkan untuk 1110,
memberikan berbagai:.Kelas D memiliki IP kemana alamat dari 224.0.0.0 ke
239.255.255.255. Kelas D dicadangkan untuk Multicasting. Dalam data multicasting tidak
ditakdirkan untuk host tertentu, itu sebabnya tidak perlu untuk mengekstrak alamat host dari
alamat IP, dan Kelas D tidak memiliki subnet mask.

6
Kelas E Alamat

Kelas IP ini disediakan untuk tujuan eksperimental hanya untuk R & D atau Study.alamat IP
di kelas ini berkisar dari 240.0.0.0 ke 255.255.255.254. Seperti Kelas D, kelas ini juga tidak
dilengkapi dengan subnet mask (IPv4 - Address Classes).

2. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari
Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791.IPv6 yang memiliki
kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan
routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.IPv6 memiliki tipe alamatanya cast yang dapat
digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara
Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan
terhadap aliran data secara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, endto-end security,
maupun konfigurasi otomatis

Keunggulan IPv6

Otomatis berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play). Alamat pada IPv4


pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat
ini hal di atas bias dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host
Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja,
sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan secara standar dan
merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara tergantung dari
penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull(ekoari, 2009).

Setting Otomatis Stateless

Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya men-setting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang
ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian
host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu
membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host
tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari network
interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet

7
atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu
jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat yang buruk.

3. MAC Address (Media Access Control address)


MAC Address (Media Access Control address) adalah alamat fisik suatu interface jaringan
(seperti ethernet card pada komputer, interface/port pada router, dan node jaringan lain) yang
bersifat unik dan berfungsi sebagai identitas perangkat tersebut . Secara umum MAC Address
dibuat dan diberikan oleh pabrik pembuat NIC (Network Interface Card) dan disimpan secara
permanen pada ROM (Read Only Memory) perangkat tersebut. MAC address juga biasa
disebut Ethernet Hardware Address (EHA), Hardware Addres, atau Physical Address.

MAC Address memiliki panjang 48-bit (6 byte). Format standard MAC Address secara umum
terdiri dari 6 kelompok digit yang masing-masing kelompok berjumlah 2 digit heksadesimal.
masing-masing kelompok digit dipisahkan tanda (-) atau (:), misalnya 01-23-45-67-89-ab atau
01:23:45:67:89:ab. (Setiawan, 2012)

1. . NAT
NAT (Network Address Translation) atau Penafsiran alamat jaringan adalah suatu metode
untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan
satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP
yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam
administrasi jaringan.

TIPE-TIPE NAT

NAT atau Network Address Translation memiliki dua tipe, yaitu :

● NAT Tipe Statis


● NAT Tipe Dinamis
Pengertian NAT Tipe Statis

Static NAT atau NAT statis menggunakan table routing yang tetap, atau alokasi translasi
alamat ip ditetapkan sesuai dengan alamat asal atau source ke alamat tujuan atau destination,
sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran data dalam suatu alamat ip bila translasi
alamat ipnya belum didaftarkan dalam table nat. Translasi Static terjadi ketika sebuah alamat
lokal (inside) di petakan ke sebuah alamat global/internet (outside). Alamat local dan global
dipetakan satu lawan satu secara statik. NAT secara statis akan melakukan request atau

8
pengambilan dan pengiriman paket data sesuai dengan aturan yang telah ditabelkan dalam
sebuah NAT (Admin, 2016).

Pengertian NAT Tipe Dinamis

NAT dengan tipe dinamis menggunakan logika balancing atau menggunakan logika
pengaturan beban, di mana dalam tabelnya sendiri telah ditanamkan logika kemungkinan dan
pemecahannya, NAT dengan tipe dinamis pada umumnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu NAT
sistem pool dan NAT sistem overload (wafa, 2013).

Fungsi dari NAT (Network Address Translation) pada jaringan komputer

NAT (Network Address Translation) pada jaringan komputer berfungsi sebagai translasi
alamat IP public ke alamat IP private atau sebaliknya sehingga dengan adanya NAT ini setiap
komputer pada jaringan LAN dapat mengakses internet dengan mudah.

Jenis - jenis dari NAT (Network Address Translation)

Pada jaringan komputer terdapat 2 jenis NAT, diantaranya:

1. Dnat atau Destiantion Network Address Translation adalah sebuah NAT yang
berfungsi untuk meneruskan paket dari IP public melalui firewall ke suatu host dalam
jaringan. Dnat hanya bekerja pada tabel nat dan didalam tabel NAT berisi 3 bagian
yang disebut dengan CHAIN, ketiga CHAIN tersebut meliputi prerouting, postrouting
dan output.

2. SNAT atau Source Network Address Translation yaitu sebuah NAT yang bertugas
untuk merubah source address dari suatu paket data. SNAT hanya berlaku pada
postrouting.

Kelebihan dan Kelemahan NAT (Network Address Translation)

Kelebihan dari NAT (Network Address Translation)

a. Dengan adanya NAT dapat mengurangi adanya duplikasi IP address pada jaringan
atau biasanya dikenal dengan conflict IP Address
b. Dengan adanya NAT akan menghindari pengalamatan ulang pada saat jaringan
tersebut berubah.
c. Dapat menghemat IP Legal yang diberikan oleh ISP (Internet Service Provider)

9
d. Dapat meningkatkan fleksibelitas untuk koneksi jaringan internet.
Kelemahan dari NAT (Network Address Translation)

a. NAT dapat menyebabkan keterlambatan proses, ini disebabkan karena data yang
dikirim harus melalui perangkat NAT terlebih dahulu.
b. NAT dapat menyebabkan beberapa aplikasi yang tidak bisa berjalan dengan normal
c. Dengan adanya NAT dapat menghilangkan kemampuan untuk melacak data karena
data tersebut akan melewati firewall.

Cara Kerja NAT (Network Address Translation) pada Jaringan Komputer

1. NAT mempunyai fungsi yaitu sebagai translasi sebuah IP address, sehingga dengan
adanya NAT ini IP address private dapat dengan mudah mengakses alamat IP public.
Berikut adalah cara kerja dari NAT:
2. Didalam IP address terdapat sebuah bagian yang mana di dalam IP tersebut terdapat
informasi-informasi berupa alamat asal, alamat tujuan, TTL, dll. Bagian ini disebut
dengan header.
3. Sebagai contoh adalah sebuah komputer client dengan IP 192.168.1.2 akan mengakses
atau melakukan request ke alamat www.google.co.id dengan IP 216.239.61.104, maka
proses yang akan terjadi adalah sebagai berikut :
4. Pada header, informasi yang tersimpan antara lain alamat asal > 192.168.1.2
5. Sehingga ketika paket telah sampai pada router (gateway dari client), maka isi dari
header akan dirubah menjadi : alamat asal > 192.168.1.1
6. Sebelum paket keluar (menuju internet), maka header tersebut akan kembali berubah
menjadi, alamat asal > 200.100.50.2, demikian seterusnya.
7. Proses di atas merupakan mekanisme dari SNAT (source NAT), dimana IP asal
(komputer client) akan dirubah disesuaikan dengan IP ketika paket telah berpindah.
Ketika server google melakukan response / balasan, maka akan terjadi DNAT
(destination NAT), dimana IP tujuan akan berubah disesuaikan dengan tujuan paket
(komputer client). Prosesnya adalah sebagai berikut :
8. Pada header, ketika paket telah sampai pada Router, informasi IP tujuan
>200.100.50.20
9. Ketika paket berada pada gateway, IP tujuan >192.168.1.1
10. Di sini header akan kembali mengalami perubahan, IP tujuan > 192.168.1.2
11. Sehingga Paket dapat dikirim dan bisa sampai pada komputer client (MUJIONO,
2016).
10
Keamanan

Ketika suatu komputer terkoneksi ke internet, komputer tersebut tidak saja dapat mengakses,
misalnya ke server suatu situs tertentu, tetapi komputer tersebut juga sangat mungkin untuk
diakses oleh komputer lain yang juga terkoneksi ke internet. Jika disalahgunakan, hal tersebut
bisa sangat berbahaya. Data-data penting bisa saja dilihat atau bahkan dicuri oleh orang yang
tak bertanggungjawab. NAT secara otomatis akan memberikan proteksi seperti halnya
firewall dengan hanya mengizinkan koneksi yang berasal dari dalam jaringan. Hal ini berarti
tingkat keamanan suatu jaringan akan meningkat, karena kemungkinan koneksi dari luar ke
dalam jaringan menjadi relatif sangat kecil (wikipedia).

2. PAT
Port Address Translation (PAT) adalah suatu fitur dari sebuah jaringan perangkat yang
menerjemahkan TCP atau UDP komunikasi yang dibuat antara host di jaringan pribadi dan
host pada jaringan publik.. Hal ini memungkinkan sebuah masyarakat tunggal alamat IP untuk
digunakan oleh banyak host pada jaringan pribadi, yang biasanya Local Area Network atau
LAN. Perangkat PAT transparan memodifikasi IP paket saat mereka melewatinya. Modifikasi
membuat semua paket yang mengirim ke jaringan publik dari beberapa host di jaringan
pribadi tampaknya berasal dari satu host , (perangkat PAT) pada jaringan publik.

Software firewall dan broadband perangkat akses jaringan (misalnya ADSL router ) adalah
contoh-contoh teknologi jaringan yang mungkin mengandung implementasi PAT. Ketika
mengkonfigurasi perangkat tersebut, jaringan eksternal adalah internet dan jaringan internal
adalah LAN .

Contoh PAT

Sebuah host pada alamat IP 192.168.0.2 pada jaringan pribadi dapat meminta untuk koneksi
ke host remote pada jaringan publik. Paket awal diberikan alamat 192.168.0.2:15345.
Perangkat PAT (yang kita asumsikan memiliki IP publik 1.2.3.4) sewenang-wenang dapat
menerjemahkan alamat sumber: sepasang port untuk 1.2.3.4:16529, membuat sebuah entri
dalam tabel internal port 16529 yang digunakan untuk koneksi dengan 192,168. 0,2 pada
jaringan pribadi. Ketika sebuah paket diterima dari jaringan publik dengan perangkat PAT
untuk alamat 1.2.3.4:16529 paket diteruskan ke 192.168.0.2:15345.

Keuntungan dari PAT

11
In keuntungan yang disediakan oleh NAT:

PAT memungkinkan host beberapa internal untuk berbagi alamat IP eksternal tunggal.

Kekurangan dari PAT

Skalabilitas - Banyak host di jaringan swasta membuat banyak koneksi ke jaringan publik.
Karena hanya ada sejumlah port yang tersedia, perangkat PAT akhirnya mungkin tidak cukup
ruang dalam tabel penerjemahan. Walaupun ada ribuan port yang tersedia, dan mereka daur
ulang dengan cepat, beberapa jaringan komunikasi mengkonsumsi beberapa port hampir
bersamaan dalam transaksi logis tunggal (sebuah HTTP permintaan untuk halaman web
dengan obyek tertanam banyak; beberapa VoIP aplikasi).

kompleksitas Firewall - Karena alamat di dalam semua disamarkan di belakang satu alamat
yang dapat diakses publik, adalah mustahil untuk mesin di luar untuk memulai sambungan ke
dalam mesin tertentu tanpa konfigurasi khusus pada firewall untuk koneksi ke depan ke port
tertentu (tarihoran, 2010).

BAB 02-Pengaturan jaringan perusahaan


1. . Pengertian Routing dan Router
Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi
lain. Beberapa contoh item yang dapat di-routing : mail, telepon call, dan data. Di dalam
jaringan, Router adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik
(LITTLEUNYEGG, 2013).

Router adalah suatu alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet
menuju tujuannya. Router sendiri berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan
untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya (bangbiw, 2013).

2. Komponen-komponen router dan fungsi

a. CPU
Central Processing Unit bertugas menjalankan perintah-perintah dalam operating system.
Beberapa fungsi yang dilaukan oleh CPU seperti: inisialisasi sistem, routing, dan kontrol
interface jaringan. CPU router merupakan sebuah microprocessor.

b. RAM
RAM digunakan untuk informasi table routing, cache fast switching, konfigurasi yang sedang
jalan, dan mengatur antrian paket. Pada kebanyakan router RAM meyediakan space memory

12
untuk menjalankan fungsi router. Secara logik RAM dibagi menjadi memory prosesor utama
dan memory share input/output (I/O). Memory share I/O merupakan share diantara interface-
interface router untuk penyimpanan paket sementara.

c. Flash
lash memori digunakan untuk menyimpan image dari IOS. Router normalnya membutuhkan
IOS default dari flash. Image dapat di-upgrade dengan cara men-download image baru ke
dalam flash. IOS bisa jadi ter-kompresi maupun tidak. Pada kebanyakan router untuk meng-
copy IOS ditansfer ke RAM selama proses booting. Pada router yang lain IOS mungkin dapat
dijalankan langsing dari flash.

d. NVRAM
NVRAM digunakan untuk menyimpan startup configuration. Pada device yang sama
EEPROM dapat digunakan sebagai fungsi NVRAM. Pada device yang lain dipakai untuk
sebagai flash untuk melaukan booting. Isi dari NVRAM tidak akan hilang meskipung router
dimatikan atau di-restart.

e. Bus
Sebagian besar router terdiri atas bus sistem dan bus CPU. Bus sistem digunakan untuk
komunikasi antar CPU dan interface atau slot tambahan. Bus ini mentransfer paket dari dan ke
interface. Bus CPU digunakan untuk akses komponen dari media penyimpan di router. Bus ini
mentransfer perintah dan data ke atau dari alamat memory yang digunakan.

f. ROM
ROM digunakan secara permanen untuk menyimpan kode-kode startup diagnostic, yang
dikenal dengan nama ROM monitor. Tugas utama ROM adalah untuk dignosa hardware
selama router booting dan loading IOS dari flash ke RAM. Beberapa router, ROM juga bisa
digunakan sebagai sumber booting alternatif. Dan dapat di-upgrade dengan cara melepas chip
pada socketnya.

g. Interface
Interface dari router digunakan untuk menyambungkan koneksi ke luar. Ada 3 tipe interface:
LAN, Wan dan console atau auxiliary (AUX). Interface LAN biasanya satu atau beberapa tipe
ethernet atau token ring yang berbeda-beda. Tiap-tiap intreface memiliki chip controller yang
berfungsi untuk menyambungkan sistem ke media. Interface LAN biasanya berupa fixed
configuration atau modular.

h. power Supply

13
power supply digunakan sebagai sumber daya untuk mengoperasikan komponen di dalam
router. Beberapa router kemungkinan mempunyai lebih dari sati power supply (kzhie, 2012).

3. Macam-macam routing
Routing Statis (Static Routing)

Routing statis terjadi jika kita secara manual menambahkan route-route di routing table dari
setiap router.

Routing Dinamis (Dinamic Rouiing)

Routing dinamis adalah ketika routing protocol digunakan untuk menemukan network dan
melakukan update routing table pada router karena secara otomatis akan mengupdate routing
yang terdapat pada routing table (S.KOM, 2010).

4. Konfigurasi Routing
1. Siapkan Aplikasi Cisco Packet Tracer terlebih dahulu

2. Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-through :

a. Router – Switch

b. Router – Hub

c. PC – Switch

d. PC – Hub

Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over :

a. Router - Router

b. Router – PC

c. Switch - Switch

d. Switch – Hub

Ketentuan pemasangannya adalah :

Router ke router : Serial

14
Router ke switch : FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih cepat FastEthernet)

Switch ke PC : FastEthernet

Konektor yang warna merah menggunakan Serial DTE (Kurniawan, 2014)

Network diisi dengan IP TUJUAN dengan Host Terkecil yaitu diisi dengan 0

Contohnya Menuju Router Saputra, Router Saputra memiliki IP Fastethernet : 194.1.1.1, Jadi
Penulisannya : 194.1.1.0

Netmask diisi mengikuti Network Apabila Kelas C diisi dengan 255.255.255.0

Next Hop diisi dengan serial terdekat dari Router itu sendiri ( Serial yang Pertama dilewati
setelah keluar dari router itu sendiri)

Setelah itu kini kita setting IP Route Statis :

Setting IP Route A :

Router(config)#ip route 193.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.2

Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.2

Setting IP Route B :

Router(config)#ip route 192.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.1

Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.2

Setting IP Route C :

Router(config)#ip route 192.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.1

15
Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.1

1. RIP Routing Information Protocol


Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan
dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu
protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini
menggunakan algoritma Distance-Vector Routing (FIRDAUS, 2012).

2. Versi routing information protokol: RIP1 RIP2 RIP3


1. RIP versi 1

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update
routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length
Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet
berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam
kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router
otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.

2. RIP versi 2

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993
dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi
subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga
kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya
beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1
benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas
halus penyesuaian.

3. RIPng

RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080,
adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.

3. Konfigurasi RIP
Router BHM

16
Router>

Router> enable {Masuk ke modus privillege }

Router# conf t {Masuk ke modus konfigurasi global }

Router(config)#hostname BHM {Memberi nama router }

BHM(config)#enable password cisco {Mengaktifkan password pada perintah


enable}

BHM(config)#enable secret class {Mengaktifkan kata secret pada perintah


enable}

BHM(config)#service password-encryption {Mengaktifkan enkripsi


password}

BHM(config)#banner motd #For Authrorized access ONLY!!! # {Mengaktifkan


Pesan/Banner}

BHM(config)#line console 0 {Mengkonfigurasi line console}

BHM(config-line)#password cisco

BHM(config-line)#login

BHM(config-line)#exit

BHM(config)#line vty 0 4 {Mengkonfigurasi virtual line/ line


telnet}

BHM(config-line)#password cisco

BHM(config-line)#login

BHM(config-line)#exit

BHM(config)#line aux 0 {Mengkonfigurasi line auxiliary}

BHM(config-line)#password cisco

BHM(config-line)#login

BHM(config-line)#exit

17
BHM(config)#int fa0/0 {Mengkonfigurasi interface
Fastethernet0/0}

BHM(config-if)#ip add 192.168.4.1 255.255.255.0

BHM(config-if)#no shut

BHM(config-if)#exit

BHM(config)#int s0/0 {Mengkonfigurasi interface


Fastethernet0/0}

BHM(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0

BHM(config-if)#no shut

BHM(config-if)#exit

BHM(config)#router rip {Mengkonfigurasi Protocol


Routing RIP}

BHM(config-router)#net 192.168.4.0

BHM(config-router)#net 192.168.3.0

BHM(config-router)#exit

BHM(config)#exit

BHM#copy run start {Menyimpan konfigurasi ke NVRAM}


(kbudiz, 2013)

4. Penggunaan routing protokol EIGRP


EIGRP adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut
sebagai proprietary protocol pada CISCO. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama
router CISCO saja dan routing ini tidak didukung dalam jenis router yang lain.

5. Terminology dan Table


Successor : istilah yang digunakan untuk jalur yang digunakan untuk meneruskan
paket data.

18
Feasible Successor : istilah yang digunakan untuk jalur yang akan digunakan untuk
meneruskan data apabila successor mengalami kerusakan
Neighbor table : istilah yang digunakan untuk tabel yang berisi alamat dan interface
untuk mengakses ke router sebelah.
Topology table : istilah yang digunakan untuk tabel yang berisi semua tujuan dari
router sekitarnya.
Reliable transport protocol : EIGRP dapat menjamin urutan pengiriman data (TI,
2014).

6. Tetangga dan batasan dekat EIGRP


Ketika router menemukan dan menjalin hubungan adjacency (ketetanggaan) dengan
neighbor baru, maka router akan menyimpan address router neighbor beserta interface
yang dapat menghubungkan dengan neighbor tersebut sebagai satu entri dalam tabel
neighbor (kun, 2009).

Taget Packet Tracer yaitu menyediakan simulasi jaringan yang real, namun terdapat
beberapa batasan berupa penghilangan beberapa perintah yang digunakan pada alat
aslinya yaitu pengurangan command pada Cisco IOS. Dan juga Packet Tracer tidak
bisa digunakan untuk memodelkan jaringan produktif/aktif (ramayana, 2010).

7. Ukuran/metric dan konvergensi EIGRP


Metric adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan nilai cost dari suatu
route menuju network tertentu (Rahman, 2010).

19
Konvergensi adalah bagian dari proses update tabel routing. Ketika link gagal atau ada
perubahan rute, informasi terbaru dikirim ke seluruh jaringan yang menggambarkan
perubahan dalam topologi jaringan. Setiap router kemudian menjalankan algorithma
routing, melakukan perhitungan ulang, dan membangun tabel routing baru, setelah
semua router memperbaharui tabel routing-nya maka konvergensi selesai.

Konvergensi merupakan proses routing dinamis, dimana update tabel routing terjadi
secara otomatis. Bandingkanlah dengan routing statis, dimana operator harus meng-
update tabel routing secara manual (nulun, 2014).

8. Konfigurasi EIGRP

Topologi Jaringan

Router(config)#router eigrp [AS Number]

Router(config-router)#network [network number] (Muhandis, 2011)

9. implementasi EIGRP

20
implementasi protokol routing EIGRP dapat bekerja pada router Cisco 2621XM yaitu
tiga router cisco yang berada di area yang berbeda dapat saling terhubung (connection)
termasuk juga tiga komputer client yang berada di area berbeda dapat saling terhubung
(gunadarma, 2010)

BAB 03-Protocol routing OSPF

1. Operasi protocol rute link-state


link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar
dari link state routing adalah setiap router menerima peta (map) dari router tetangga. Link
state bekerja dengan cara yang berbeda dari distance vector. Walaupun proses pengumpulan
informasi routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link state lebih
realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga lebih
menghemat bandwith.

Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada
dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan kecepatan
dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi (Danasoft, 2010).

21
2. Ukuran dan konvergensi OSPF
Untuk membentuk hubungan ini router OSPF akan mengirimkan paket berukuran kecil secara
berkala ke jaringan. OSPF dikembangkan karena kebutuhan pada network yang besar dan
heterogen. Beberapa keuntungan dari OSPF adalah konvergensi yang cepat, yang pada
gilirannya mencegah routing loop dan menghasilkan network yang stabil (routinginternet,
2011).

3. Tetangga dan batasan OSPF


Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan
dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Stub
area yang lebih diperketat lagi perbatasannya. di sebut dengan nama Totally stub area tidak
akan pernah menerima informasi routing apapun dari jaringan di luar jaringan mereka (Fauzi,
2015).

4. Wilayah/area OSPF
Dengan menggunakan konsep hirarki routing sistem penyebaran informasinya menjadi lebih
teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana kemari dengan sembarangan. Efek dari
keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih
efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute
terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu
berusaha untuk bekerja demikian.

5. OSPF wilayah tuggal


OSPF adalah protokkol gateway interior yang rute IP paketnya hanya dalam suatu domain
routing tunggal. Hal ini mengupulkan informasi link negara dari negara lain dari router yang
tersedia dan membangun peta tropologi jaringan. Tropologi ini menentukan routing table
disampaikan kepada layer internet yang membuat routing hanya berdasar tujuan alamat IP di
temukan dalam paket IP (metode-algoritma, 2013).

6. Dasar tuggal

22
Sebuah antar muka hanya memiliki daerah tunggal. (Sebuah simulasi negara tetangga
menunjukan bagaimana peubahan negara tetangga dari down to adjacent kendali progresif
dengan pertukaran Halo, DD, Permintaan, Update, dan packet Ack).

7. Konfigurasi autentikasi OSPF


Routing protokol dapat di proteksi dengan menggunakan password, tidak di kecuali OSPF.
Jika OSPF di konfigurasi menggunakan autentication, OSPF akan mengecek setiap paket
OSPF yang di terima. Jika EIGRP, aunteticaton dilakukan dengan menggunakan keychain,
pada OSPF autentication lebih mudah untuk di konfigurasi (cisco, 2014).

1. Protocol routing
Routing protocol adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing yang akan
membentuk sebuah tabel routing sehingga pengalamatan pada paket data yang akan dikirim
menjadi lebih jelas dan routing protocol mencari rute tersingkat untuk mengirimkan paket
data menuju alamat yang dituju.

routing ini memakan banyak resource komputer dibanding Routing Information Protocol
(RIP), akan tetapi pada routing ini rute dapat dibagi menjadi beberapa jalan sehinggga data
dapat melewati dua atau lebih rute secara pararel (Admin, 2012).

2. Cara konfugurasi default route


Karena pada kasus ini yang kita konfigurasi default route adalah router border1 dan border2
maka router ISP harus sudah kita konfigurasi terlebih dahulu dengan routing static.

Sebelum konfigurasi default route lihat routing tabel pada Border 1 dan Border 2 dengan
mengetikan perintah show ip route (sijarangpulang, 2012).

Border1#show ip route

Border2#show ip route

23
Saat ini routing tabel hanya berisi informasi routing untuk dua network lokal yang terkoneksi
dan the gateway of last resort is not set.

Konfigurasi default route pada router Border1 :

Konfigurasi default route pada router Border2 :

Check tabel routing pada router Border1

Border1#show ip route

check tabel routing pada router Border2

Border2#show ip route

24
Routing tabel sekarang berisi informasi routing untuk dua network lokal yang terkoneksi
langsung, dan “a default route setting the Gateway of last resort”

ping DNS server dari PC1 menggunakan Command Prompt

ping PC2 dari PC1 menggunakan Command Prompt

3. A
Konfigurasi OSPF - Backbone Area

OSPF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hirarki routing, dengan kata
lain OSPF mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberpa tingkatan. Tingakatan-tingkatan
ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area (Mikrotik, 2004).

OSPF memiliki beberapa tipe area diantaranya:

a) Bakcbone - Area 0 (Area ID 0.0.0.0) -> Bertanggung jawab mendistribusikan


informasi routing antara non-backbone area. Semua sub-Area HARUS terhubung
dengan backbone secara logikal.

25
b) Standart/Default Area -> Merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima
LSA intra-area dan inter-area dar ABR yang terhubung dengan area 0 (Backbone
area).
c) Stub Area -> Area yang paling "ujung". Area ini tidak menerima advertise external
route (digantikan default area).
d) Not So Stubby Area -> Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan
default route) dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan external route dari
router yang masih dalam 1 area.

4. Permasalahan dan keterbatasan dari OSPF


Permasalahan akan muncul ketika perangkat jaringan yang terhubung sangat banyak
(biasanya di atas 20 perangkat), seorang administrator akan dipaksa berkeliling untuk
mensetting IP Address tiap host, Oleh karenanya kita dapat menggunakan Router
(RAMADHAN, 2015). Membutuhkan basis data yang besar lebih rumit.

5. Penggunaan banyak protocol routing dalam jaringan perusahaan


Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing yang aktif yang
digunakan dalam protokol internet. Terutama itu adalah link state routing protokol dan
termasuk ke dalam kelompok protokol gateway interior. Buka Shortest Path First
(OSPF) yang beroperasi di dalam sistem otonomi yang berbeda. Versi 2 dari Jalur
terpendek Pertama Terbuka (OSPF) didefinisikan pada tahun 1998 untuk IPv4 maka
versi OSPF 3 dalam RFC 5340 pada tahun 2008. Pertama Buka Jalur terpendek
(OSPF) paling banyak digunakan dalam jaringan perusahaan bisnis besar (Roy, 2012).

BAB 04-Penyambungan WAN perusahaan

26
1. Peralatan WAN
Seperti LAN (Local Area Network), terdapat sejumlah perangkat yang melewatkan
aliran informasi data dalam sebuah WAN (komputerlamongan, 2015). Penggabungan
perangkat tersebut akan menciptakan infrastruktur WAN. Perangkat-perangkat
tersebut adalah :
Router
ATM Switch
Modem and CSU/DSU
Communication Server
Multiplexer
25/Frame Relay Switches

2. Teknologi WAN
Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan
yang secara fisik tidak saling berdekatana terpisah antar kota, propinsi, atau bahkan
terpisahkan benua melewati batas wilayah negara satu sama lain. Koneksi antar
remote jaringan ini umumnya dengan kecepatan yang sangat jauh lebih lambat dari
koneksi jaringan local lewat kabel jaringan. Saat ini banyak tersedia Teknologi WAN
yang disediakan oleh banyak operator penyedia layanan (ISP) (BERBAGAI MACAM
TEKNOLOGI WAN, 2013).

3. Standar WAN

27
WAN juga mendefinisikan standard WAN yang umumnya menjelaskan metoda-
metoda pengiriman layer physical dan juga kebutuhan-kebutuhan layer Data Link
meliputi addressing dan encapsulation flow control (dtcnet, 2012).

4. Akses WAN
Protocol WAN pada layer Data Link menjelaskan bagaimana frame dibawah antar
system melalui jalur tunggal. Protocol-protocol ini didesign untuk beroperasi melalui
koneksi dedicated Point-to-Point, multi-point, dan juga layanan akses multi-Switched
seperti Frame relay.

5. Perilaku paket dan sirkit switching


X.25 dispesifikasikan oleh ITU-T suatu teknologi paket Switching melalui PSTN.X.25
dibangun berdasarkan pada layer Physical dan Data Link pada model OSI.
Awalnya X.25 menggunakan line analog untuk membentuk jaringan paket switching,
walaupun X.25 bisa saja dibangun melalui jaringan digital.

6. Last mile dan teknologi WAN jarak jauh


The last mile atau kilometer terakhir adalah ungkapan sehari-hari banyak digunakan
dalam industri telekomunikasi, televisi kabel dan internet untuk merujuk pada kaki
akhir dari jaringan telekomunikasi yang memberikan layanan telekomunikasi untuk
ritel pengguna akhir (pelanggan). Lebih khusus, mil terakhir mengacu pada bagian
dari rantai jaringan telekomunikasi yang secara fisik mencapai tempat akhir-pengguna
(Wikipedia, 2013).
jaringan WAN meggunakan teknologi jaringan yang memanfaatkan perpaduan antara
sinyal analog dengan sinyal digital dalam melakukan peroses transmisi dalam jarak
yang jauh (anneahira, 2014).
7. Enkapsulasi WAN umum
PPP (point to point) protocol yang merupakan salah satu jenis koneksi WAN dalam suatu
jaringan komputer internetwork, adalah protocol point-to-point yang pada awalnya di
kembangkan sebagai method encapsulation pada komunikasi point-to-point antara piranti
yang menggunakan protocol suite (Lakson, 2014).

Enkapsulasi merupakan suatu proses yang membuat satu jenis paket data jaringan menjadi
enis data lainnya. Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protocol yang berada pada lapisan yang

28
lebih rendah menerima data dari protocol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dan
meletakkan data yang di pahami oleh prorocol tersebut.

8. Enkapsulasi WAN dan Ethernet


Sebelum menyeberangi link WAN, data dienkapsulasi. Enkapsulasi tergantung pada protokol
yang digunakan. Standar Enkapsulasi PPP adalah High-Level Data Link Protocol (HDLC)

Ethernet yang melakukan enkapsulasi terhadap datagram yang dibentuk oleh Internet Protocol
(IP), yang dalam datagram tersebut juga melakukan enkapsulasi terhadap paket data yang
dibuat oleh protokol TCP atau UDP. Data yang dienkapsulasi oleh protokol TCP atau UDP
tersebut sendiri merupakan data aktual yang ditransmisikan melalui jaringan. Frame Ethernet
yang dienkapsulasi ke dalam bentuk frame Asynchronous Transfer Mode (ATM) agar dapat
ditransmisikan melalui backbone ATM (syahruman, 2010).

9. HDLC dan PPP


The High Level Data Link Control protocol (HDLC) Adalah enkapsulasi default yang
digunakan pada antarmuka serial sinkron dari router Cisco.HDLC merupakan superset dari
Synchronous Data Link Control (SDLC) protokol yang awalnya dikembangkan oleh IBM
untuk digunakan dalam lingkungan SNA. SNA SDLC. HDLC adalah protokol lapisan Data
Link digunakan untuk membungkus dan mengirimkan paket-paket di atas link point-to-point.
Karena enkapsulasi HDLC adalah metode standar untuk antarmuka serial sinkron pada router
Cisco, tidak memerlukan konfigurasi eksplisit.

Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) Adalah sebuah protokol


enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Point-to-
Point Protocol (PPP) awalnya muncul sebagai sebuah protokol enkapsulasi untuk mengangkut
lalu lintas IP over-to-point link titik. PPP juga mendirikan sebuah standar untuk tugas dan
pengelolaan alamat IP, asinkron (start / stop) dan enkapsulasi sinkron bit-oriented, protokol
jaringan multiplexing, konfigurasi link, link pengujian kualitas, deteksi kesalahan, dan pilihan
negosiasi untuk kemampuan seperti layer jaringan alamat negosiasi dan negosiasi data-
kompresi. PPP mendukung fungsi tersebut dengan menyediakan extensible Link Control
Protocol (LCP) dan keluarga Jaringan Control Protokol (NCPs) untuk menegosiasikan
parameter konfigurasi opsional dan fasilitas. Selain IP, PPP mendukung protokol lainnya,
termasuk Novell's IPX (IPX) dan DECnet (Alghifary, 2014).

10. Konfigurasi PPP

29
1. Pertama konfigurasi PPP pada kedua router terlebih dahulu,kita akan menggunakan mode
authentikasi yang di enkripsi (menggunakan chap). Sedangkan username dan password
merupakan konfigurasi sebagai metode authentikasi ke router lawan

Router1>en
Router1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router1(config)#hostname R1
Router1(config)#username danu password danuzard
danu(config)#int s2/0
danu(config-if)#encapsulation ppp
danu(config-if)#ppp authentication chap

Eouter2>en
Router2#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router2(config)#hostname R2
Router2(config)#username ryata password kiseryota
kiseryota(config)#int s2/0
kiseryota(config-if)#encapsulation ppp
kiseryota(config-if)#ppp authentication chap

Okey kalo udh dikonfig maka link antara R1 dan R2 telah di enkapsulasi menggunakan ppp.
Untuk mengeceknya kita harus menggunakan mode debug terlebih dahulu.

danu#debug ppp authentication


PPP authentication debugging is on

2. Kemudian hidupkan setiap interface

danu>en
danu#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
danu(config)#int s2/0
danu(config-if)#no sh

30
kiseryota#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
kiseryota(config)#int s2/0
kiseryota(config-if)#no sh

Setelah interface serial diaktifkan biasanya status dan port pada pengecekkan “ip interface”,
akan up up. Yang berarti telah koneksi sudah terhubung dan encapsulasi ppp sudah berjalan.
Cek saja pada R1 (router yang mode debugnya aktif) (saputro, 2015).

11. Konfigurasi PAP dan CHAP

R1

Hostname saya ubah menjadi "R1" dan Interface Serial 2/0 saya berikan alamat IP 10.10.10.1
255.255.255.252, karena interface ini termasuk DCE maka clock rate saya atur sebesar
4.000.000 . dan jangan lupa hidupkan interface-nya

R2

Hostname saya ubah menjadi "R2" pada Router ini ada dua interface yang aktif yaitu Serial
2/0 saya berikan alamat IP 10.10.10.2 255.255.255.252, dan Serial 3/0 saya berikan alamat IP

31
20.20.20.1 255.255.255.252 karena Interface ini termasuk DCE maka clock rate saya atur
menjadi 4.000.000 . dan jangan lupa hidupkan interface-nya (Fathin, 2016).

R3

Hostname saya ubah menjadi "R3" Interface Serial 2/0 saya berikan alamat IP 20.20.20.2
255.255.255.252

12. Frame Relay


Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model
OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah
teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di
seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice.

Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang
membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang
digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam
jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan (alfredo, 2013).

32
BAB 05-ACL
ACL(Akses list)

Penggunaan access list yang paling umum dan paling mudah untuk dimengerti adalah
penyaringan paket yang tidak diinginkan ketika mengimplementasikan kebijakan
keamanan.Access list juga bisa digunakan pada situasi lain yang tidak harus meliputi
penolakan paket. Sebagai contoh access list digunakan untuk mengontrol network mana yang
akan atau tidak dinyatakan oleh protocol dynamic routing (Zakiyuddin, Penyaringan trafik
menggunakan access control list (ACL), 2016).

Peraturan ACL

Paket selalu dibandingkan dengan setiap baris dari ACL secara berurutan, sebagai contoh
paket dibandingkan dengan baris pertama dari ACL, kemudian baris kedua, ketiga, dan
seterusnya.

Paket hanya dibandingkan baris-baris ACL sampai terjadi kecocokan. Ketika paket cocok
dengan kondisi pada baris ACL, paket akan ditindaklanjuti dan tidak ada lagi kelanjutan
perbandingan.

Terdapat statement “tolak” yang tersembunyi (impilicit deny) pada setiap akhir baris ACL, ini
artinya bila suatu paket tidak cocok dengan semua baris kondisi pada ACL, paket tersebut
akan ditolak (50webs, 2016).

Jenis ACL

Standard ACL

Standard ACL hanya menggunakan alamat sumber IP di dalam paket IP sebagai kondisi yang
ditest. Semua keputusan dibuat berdasarkan alamat IP sumber. Ini artinya, standard ACL pada
dasarnya melewatkan atau menolak seluruh paket protocol. ACL ini tidak membedakan tipe
dari lalu lintas IP seperti WWW, telnet, UDP, DSP.

Extended ACL

Extended ACL bisa mengevalusai banyak field lain pada header layer 3 dan layer 4 pada
paket IP. ACL ini bisa mengevaluasi alamat IP sumber dan tujuan, field protocol pada header
network layer dan nomor port pada header transport layer. Ini memberikan extended ACL
kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan lebih spesifik ketika mengontrol lalu lintas
(sudiemampir, 2011).
33
Peroses ACL

Penggunaan sebuah
Wildcard mask

Wildcard Mask juga dikenal


sebagai Subnet Mask terbalik
sebagian besar digunakan ketika
mengkonfigurasi Subnet Mask
untuk IP ACL ( Access Control
List ), Enhanced Interior Gateway
Protocol ( EIGRP ) dan OSPF . Dan cukup sederhana, Wilcard Mask berarti di mana pun ada
1 (bit/ binner) di netmask normal, Anda akan menggunakan 0 (bit/ binner) dalam wildcard
Mask (rida', 2015) (Zakiyuddin, Proses ACL (Access Control List), 2016)

Analisa penggunaan wildcard mask

Fungsi dari wildcard mask: Wildcard mask panjangnya 32-bit yang dibagi menjadi empat
octet (miftah, 2013).

cara mendapatkan nilai wildcard mask:

misal IP address = 192.168.1.0/25 Subnet Mask = 255.255.255.128 maka Wildcard =


0.0.0.127

cara menghitungnya :

Subnet Mask = 255.255.255.128—-> 11111111. 11111111. 11111111. 10000000


Kebalikanya adalah wildcard yaitu

Wildcard = 00000000. 00000000. 00000000. 01111111 —> wildcard dari 255.255.255.128

34
.

Standard ACL

Standard ACL hanya menggunakan alamat sumber IP di dalam paket IP sebagai kondisi yang
ditest. Semua keputusan dibuat berdasarkan alamat IP sumber. Ini artinya, standard ACL pada
dasarnya melewatkan atau menolak seluruh paket protocol. ACL ini tidak membedakan tipe
dari lalu lintas IP seperti WWW, telnet, UDP, DSP.

Extended ACL

Extended ACL bisa mengevalusai banyak field lain pada header layer 3 dan layer 4 pada
paket IP. ACL ini bisa mengevaluasi alamat IP sumber dan tujuan, field protocol pada header
network layer dan nomor port pada header transport layer. Ini memberikan extended ACL
kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan lebih spesifik ketika mengontrol lalu lintas
(Zakiyyudin, 2016).

Cara Kerja Sederhana Access List (ACL)

Berdasarkan beberapa referensi yang saya pelajari, setidaknya ada tiga aturan yang berlaku
bagi sebuah paket, jika access list di terapkan pada router, yaitu:

1. Setiap paket akan dibandingkan dengan setiap baris aturan Access List secara urut.

2. Jika menemukan kondisi yang sesuai maka paket terebut akan mengikuti aturan yang
ada dalam Access List.

3. Apabila paket tersebut tidak menemukan aturan yang sesuai maka paket tersebut tidak
diperbolehkan lewat atau mengakses jaringan (Abeherm, 2013).

35
ACL Standart

a) Nomor ACL : 1- 99
b) Digunakan untuk filter source IP address
c) Permit / Deny semua protocol suite TCP/IP
d) Tips : assign pada router yang terdekat dengan destination (close to the destination
Router)
Untuk melakukan setting ACL di router, pertama setting rule ACL terlebih dahulu di mode
global router, kemudian langkah kedua assign rule ACL tersebut di interface (chandra, 2016).

ACL Extended

a) Nomor ACL : 100- 199


b) Digunakan untuk filter source dan destination IP address
c) Permit / Deny semua protocol IP dan Port number
d) Tips : assign pada router yang terdekat dengan source (close to the source Router) -->
kebalikan ACL Standard (Nurohman, 2016).
Untuk Network ke Network

router(config)#access-list 100 deny/permit [protocol] [source ip] [source wildcard]


[destination ip] [destination wildcard] [operator] [port]

Untuk Host ke Network

router(config)#access-list 100 deny/permit [protocol] host [source ip] [source ip destination]


[source wildcard] [operator] [port]

Untuk Host ke Host

router(config)#access-list 100 deny/permit [protocol] host [source ip] host[source ip


destination] [operator] [port]

36
Mengijinkan dan melarang trafik spesifik lewat

➢ Access list menerangkan jenis traffic yang akan dikendalikan


➢ Entry access list menjelaskan karakteristic traffic
➢ Entry access list menunjukkan apakah mengijinkan atau menolak traffic
➢ Entry access list dapat menjelaskan suatu jenis traffic khusus, mengijinkan atau
menolak semua traffic
Saat dibuat, suatu access list mengandung entry secara implicit “deny all” (H, 2009)

konfigurasi ACL untuk Jaringan VLAN yang sudah saya posting sebelumnya. ACL ini
bekerja pada Router, lalu di-attachkan pada subinterface yang sudah terkonfigurasi.

GPL (GaPakeLama) . ayo kita mulai pada Skema tersebut ada 4 VLAN

VLAN 2 - IP Network 192.168.2.0

VLAN 3 - IP Network 192.168.3.0

VLAN 4 - IP Network 192.168.4.0

VLAN 5 - IP Network 192.168.5.0

Router>en

Router#conf t

1. Router(config)#access-list 100 deny ip 192.168.2.0 0.0.0.255 192.168.5.0 0.0.0.255

2. Router(config)#access-list 100 permit ip 192.168.2.0 0.0.0.255 any

access-list 100 adalah access list extended, karena membutuhkan filterisasi yang lebih detail

deny ip adalah peraturan untuk menolak paket ip dari network

192.168.2.0 0.0.0.255 adalah ip network si pengirim, dan kita menggunakan wildcard bits

192.168.5.0 0.0.0.255 adalah ip network tujuan,

37
Nah ! setelah membuat access list nomor 1, kita juga harus memasukan access list nomor 2,
jika tidak maka jaringan 192.168.2.0 tidak dapat berkomunikasi dengan jaringan lain .

lalu kita pasangkan access-list ini ke interface VLAN 2, karena VLAN 2 ini yang kita filter

Router(config)#interface fastEthernet 0/0.2

Router(config-subif)#ip access-group 100 in

Router(config-subif)#

( maksud dari in ini adalah, paket tersebut difilter pada saat masuk ke interface fa0/0.2 )
(Dimaz, 2010)

Tujuan & Manfaat Pelatihan :


1. Menguasai penggunaan ACL dalam proses pendeteksian dan pencegahan kecurangan.
2. Memahami hubungan antara ACL dan CAATS (Computer-Assisted Audit Techniques)
3. Mempelajari teknik dan aplikasi ACL
4. Mempraktekan aplikasi ACL pada live data
5. Simulasi (Prananto, 2010)

Trafik menggunakan ACL

ACL sederhananya digunakan untuk mengijinkan atau tidak paket dari host menuju ke tujuan
tertentu. ACL terdiri atas aturan-aturan dan kondisi yang menentukan trafik jaringan dan
menentukan proses di router apakah nantinya paket akan dilewatkan atau tidak. Modul ini
akan menerangkan standard an extended ACL, penempatan ACL dan beberapa aplikasi dari
penggunaan ACL (sudiemampir, Access Control Lists (ACLs), 2011).

- Menggambarkan perbedaan anatar standard an extended ACL

- Menjelaskan aturan-aturan untuk penempatan ACL

- Membuat dan mengaplikasikan ACL

- Menggambarkan fungsi dari firewall

- Menggunakan ACL untuk mem-blok akses virtual terminal

38
memverifikasi fungsi ACL

Software Cisco IOS dapat memprovide pesan logging tentang paket – paket. Yang diijinkan
atau ditolak oleh standard IP access list. Itulah sebabnya beberapa paket dapat cocok dengan
access list.yang disebabkan oleh informasi pesan logging.tentang paket yang telah dikirimkan
ke console. Level dari pesan logging ke console yang dikendalikan oleh perintah logging
console.Kemampuan ini hanya terdapet pada extended IP access lists.

Triggers paket pertama access list menyebabkan logging message yang benar, dan paket –
paket berikutnya yang dikunpulkan lebih dari interval 5-menit sebelum ditampilkan. Pesan
logging meliputi nomor access list, apakah paket tersebut diterima atau ditolak, alamat IP
sumber dari paket dan nomor asal paket yang diterima sumber atau ditolak dalam interval 5
menit (alifahnuha, 2008).

Analisa log router

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepedulian user
terhadap keamanan komputer, baik dalam bentuk update Operating System maupun update
antivirus, dapat dikatakan sangat lemah. Hal ini terbukti dengan adanya hasil perhitungan
jumlah user (dalam hal ini

perhitungan melalui IP) yang mengupdate Operating System sebanyak 53% dari jumlah IP
yang aktif yang menggunakan Operating System Windows yaitu 762 IP aktif. Selain itu juga
terlihat dari hasil perhitungan jumlah user yang malakukan update antivirus secara automatic
(yaitu pada keadaan dimana komputer baru diaktifkan) sebesar 41,6% dari jumlah IP yang
aktif yang menggunakan Operating System Windows. Hasil perhitungan yang didapatkan
nilainya jauh di bawah 90% dimana kami mengasumsikan bahwa 90% merupakan prosentase
yang menjadi batasan suatu jaringan dapat dikatakan secure. Namun dari hasil yang didapat,
maka dapat diketahui bahwa keamanan jaringan yang terdiri dari user-user tersebut kurang
secure, bahkan rentan terhadap serangan dari luar. Untuk itu, dengan adanya analisis ini
keamanan jaringan dapat ditingkatkan dengan memberikan peringatan kepada user yang
terhubung dalam satu jaringan tersebut bahwa komputer yang digunakan beresiko terhadap
masalah kemanan komputer dan jaringan (Hadiyono, 2008).

Cara menggunakan ACL

39
ACL memperoleh ini informasi secara otomatis. Jika informasi tidak menyajikan, maka harus
mengacu pada suatu dokumen seperti layout record atau suatu kamus data dan mendefinisikan
menggunakan ACL dengan manual. Paling tidak ada 2 jenis yang utama dalam pengkodean
dalam komputer, yaitu:

EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchang Code) – format ini

seringkali ditemukan pada komputer jenis IBM Mainframe.

2. ASCII (American Standard Code for Information Interchange) – format ini hampir
digunakan dibanyak komputer. ACL dapat membaca langsung baik jenis EBCDIC atau
ASCII, sehingga tidak perlu untuk menngkonversi kedalam bentuk lain. Teknik Auditting
menggunakan ACL (Auditting Current Language)

40
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Retrieved 8 7, 2016, from
https://bf295db3f3201aa56a03371e857c706a618d9de1.googledrive.com/host/0Byd4R3Lw-
1nycDAzdm56SEhEdHM/Modul%20Rancang%20Bangun/RANCANG%20BANGUN%20JARING
AN%20XII%20TKJ.pdf

BERBAGAI MACAM TEKNOLOGI WAN. (2013). Retrieved November 16, 2016, from
http://www.dtcnetconnect.com/AMP/index.php/blogs/302-berbagai-macam-teknologi-wan

50webs. (2016). ACCESS LIST (ACL). Retrieved 01 09, 2017, from


http://sinauonline.50webs.com/Cisco/Access%20List%20Materi%20Kuliah.html

Abeherm. (2013, 05 31). Access Control List (ACL) - Standard & Extended. Retrieved 01 10, 2017, from
http://abeherm.blogspot.co.id/2013/05/access-control-list-acl-standard.html

Admin. (2012, 12 12). Pengertian Routing Protocol. Retrieved 11 1, 2016, from


http://www.teorikomputer.com/2012/12/pengertian-routing-protocol.html

Admin. (2016, 3 12). Pengertian NAT. Retrieved 09 13, 2016, from http://gaptex.com/pengertian-nat-
network-address-translation/

alfredo. (2013, 01 04). PENGERTIAN FRAME RELAY. Retrieved 01 09, 2017, from
https://alfredoeblog.wordpress.com/2013/01/04/pengertian-frame-relay/

Alghifary, F. G. (2014, 09). Enkapsulasi WAN. Retrieved 01 09, 2017, from


https://fraizageraldi97.blogspot.co.id/2014/09/enkapsulasi-wan.html

alifahnuha. (2008). ACCESS LIST (ACL). Retrieved 01 11, 2015, from


http://sinauonline.50webs.com/Cisco/Access%20List%20Materi%20Kuliah.html

Andri. (2014, 4 30). Andri Prayedno. Retrieved 8 7, 2016, from SKEMA HIERARKI PENGALAMATAN IP:
http://andriprayedno.blogspot.co.id/2012/04/pengalamatan-ip.html

anneahira. (2014). jaringan WAN - Penghubung Internet Jarak Jauh . Retrieved November 10, 2016,
from http://www.anneahira.com/jaringan-wan.htm

bangbiw. (2013). Fungsi dari Komponen-Komponen Router. Retrieved 09 20, 2016, from
http://bangbiw.com/fungsi-dari-komponen-komponen-router/

41
Blogspot, B. S. (2011, 12 5). Pengertian Super subnetting. Retrieved from
http://ikutposting.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-supernetting.html

chandra, t. (2016, 08). Simulasi ACL Standard di Cisco Packet Tracer. Retrieved 01 10, 2017, from
http://tiochandra-blc.blogspot.co.id/2016/08/konfigurasi-acl-standard-pada-cisco.html

cicilia, a. y. (2013, 10 23). Menghitung Subnetting (CIDR dan VLSM). Retrieved from
https://agustinayosicicilia.wordpress.com/2013/10/23/menghitung-subnetting-cidr-dan-
vlsm/

cisco. (2014, 01 11). Konfigurasi OSPF Auntentication. Retrieved November 10, 2016, from
http://cisco-journey.blogspot.co.id/2014/01/konfigurasi-ospf-authentication.html

damayanti, d. s. (2012, 5 8). PENGERTIAN PENGALAMATAN IP. Retrieved 8 7, 2016, from


PENGALAMATAN IP: http://tika-aselole.blogspot.co.id/2012/05/v-
behaviorurldefaultvmlo.html

Danasoft. (2010, 10 08). PROTOKOL ROUTING LINK STATE. Retrieved November 1, 2016, from
http://hunter-hyperactive.blogspot.co.id/2010/10/protokol-routing-link-state.html

Dimaz. (2010, 04 10). Konfigurasi VLAN - ACL menggunakan Cisco Packet Tracer. Retrieved 01 11,
2017, from http://linux-avenger.blogspot.co.id/2010/04/konfigurasi-vlan-acl-menggunakan-
cisco.html

dtcnet. (2012). BERBAGAI MACAM TEKNOLOGI WAN. Retrieved November 10, 2016, from
http://www.dtcnetconnect.com/AMP/index.php/blogs/302-berbagai-macam-teknologi-wan

ekoari. (2009, 4 5). Penggunaan IPv6 Sebagai Solusi Pengganti IPv4. Retrieved 8 14, 2016, from
http://ekoari.blog.uns.ac.id/files/2009/04/ipv6.pdf

EZIEKIM'S. (2011, 6 1). Mengenal ip kelas 4. Retrieved 8 14, 2016, from


https://eziekim.wordpress.com/2011/06/01/mengenal-ip-address-versi-4-ipv4/

Fathin, D. (2016, 08). Cara konfigurasi PPP PAP dan CHAP pada Router Cisco. Retrieved 01 09, 2017,
from https://dzikrafathintech.blogspot.co.id/2016/08/konfigurasi-ppp-pap-dan-chap-
pada.html

Fauzi, H. (2015, 12 12). MATERI OSPF. Retrieved 11 01, 2016, from


http://explorerofit.blogspot.co.id/2015/12/materi-ospf.html

Febriyeni, S. (2014, mei 7). Sri Febriyeni. Retrieved 7 2, 2016, from Struktur Pengkabelan Jaringan
Komputer : http://cicifebriyeni.blogspot.co.id/2014/05/struktur-pengkabelan-jaringan-
komputer.html

FIRDAUS, F. (2012, 10 10). RIP (Routing Information Protocol). Retrieved 10 27, 2016, from
http://fadlyfstik2010.blogspot.co.id/2012/10/rip-routing-information-protocol.html

gunadarma. (2010). IMPLEMENTASI ROUTING PROTOCOL EIGRP PADA NETWORK ROUTER CISCO
2621XM. Retrieved 10 27, 2016, from
http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/372760/implementasi-routing-protocol-
eigrp-pada-network-router-cisco-2621xm.html/

42
H, A. (2009, 09 30). Cisco Router Access List. Retrieved 01 10, 2017, from http://www.jaringan-
komputer.cv-sysneta.com/router-access-list

Hadiyono, A. (2008, 08 21). Analisa Log Router Untuk Meningkatkan Keamanan Jaringan . Retrieved
01 11, 2017, from http://repository.gunadarma.ac.id/76/1/75.pdf

IPv4 - Address Classes. (n.d.). Retrieved 8 14, 2016, from


http://www.tutorialspoint.com/ipv4/ipv4_address_classes.htm

kbudiz. (2013, 1 8). Step by Step Konfigurasi Router dengan Routing RIP. Retrieved 10 27, 2016, from
https://kbudiz.wordpress.com/kuliah/step-by-step-konfigurasi-router-dengan-routing-rip/

komputerlamongan. (2015, 2 25). Infrastruktur WAN (Wide Area Network). Retrieved November 16,
2016, from http://komputerlamongan.com/perangkat-jaringan-wan/

kun, A. (2009, 4 21). Keunggulan dan atribut-atribut EIGRP. Retrieved 10 27, 2016, from
https://pekoktenan.wordpress.com/2009/04/21/berkenalan-dengan-eigrp/comment-page-
1/

Kurniawan, A. (2012, 11 19). SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B AND A . Retrieved from
http://dolorkodok.blogspot.co.id/2012/11/subnetting-pada-ip-address-class-b-and-a.html

Kurniawan, F. (2014, 09). CARA SETTING STATIC ROUTING DI CISCO PACKET TRACER. Retrieved 09 20,
2016, from http://siiferysaputra.blogspot.co.id/2014/09/cara-setting-static-routing-di-
cisco.html

kzhie. (2012, 06 18). KOMPONEN-KOMPONEN ROUTER. Retrieved 06 18, 2016, from


https://kzhie.wordpress.com/2012/06/18/komponen-komponen-router/

Lakson, A. (2014, 08 18). Enkapsulasi WAN. Retrieved 01 09, 2017, from


http://agunglaksono13.blogspot.co.id/2014/08/ppp.html

LITTLEUNYEGG. (2013, 03 05). Pengertian routing, Fungsi & Jenisnya. Retrieved 09 20, 2016, from
https://blognyaunyegg.wordpress.com/2013/03/05/pengertian-routing-fungsi-jenisnya/

metode-algoritma. (2013, 06 12). OSPF. Retrieved November 1, 2016, from http://www.metode-


algoritma.com/2013/06/ospf-open-shortest-path-first.html

miftah. (2013, 06 27). Wildcard Mask. Retrieved 01 09, 2017, from http://blog-
miftah.blogspot.co.id/2013/06/wildcard-mask.html

Mikrotik. (2004). Konfigurasi Dasar OSPF. Retrieved November 1, 2016, from


http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=154

Muhandis. (2011, 05 09). Implementasi EIGRP Pada Router Cisco. Retrieved 10 27, 2016, from
https://guehand.wordpress.com/2011/05/09/implementasi-eigrp-pada-router-cisco/

MUJIONO, M. (2016, 01). Pengertian dan Fungsi NAT (Network Address Translation) pada jaringan
komputer. Retrieved 09 13, 2016, from
http://www.teorikomputer.com/2016/01/pengertian-dan-fungsi-nat-network.html

43
nulun. (2014, 01 06). EIGRP (Enchanced Interior Gateway Routing Protocol). Retrieved 10 27, 2016,
from http://catatanulun.blogspot.co.id/2014/01/eigrp-enchanced-interior-gateway.html

Nurohman, M. (2016, 04 27). Konfigurasi Access-List Extended Cisco Paket Tracer. Retrieved 01 10,
2017, from http://mikonpersonal.blogspot.co.id/2016/04/konfigurasi-access-list-extended-
cisco.html

perdana, F. (2013, 9 17). Cara Cepat dan Mudah Menghitung Subnetting Kelas A. Retrieved from
https://farrasperdana.wordpress.com/2013/09/17/cara-cepat-dan-mudah-menghitung-
subnetting-kelas-a/

Prananto. (2010). Deteksi Kecurangan Data Menggunakan ACL. Retrieved 01 12, 2017, from
https://prananto.wordpress.com/deteksi-kecurangan-data-menggunakan-acl/

putra, l. (2015, 12 10). TKJ. Retrieved 8 7, 2016, from MATERI 1 SKEMA PENGALAMATAN JARINGAN
IP HIRARKIAL: http://koransmkn26.blogspot.co.id/2015/12/materi-1-skema-pengalamatan-
jaringan-ip.html

Rahman, M. (2010, 06 27). Routing Protocol : EIGRP. Retrieved 10 27, 2016, from
https://belajarcomputernetwork.com/2010/06/27/routing-protocol-eigrp/

RAMADHAN, G. A. (2015, 10 05). MEROUTING ROUTER OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST).
Retrieved November 1, 2016, from
https://gilangaditya1997.wordpress.com/2015/10/15/tugas2-pengantar-statistika-routing-
ospf/

ramayana. (2010). Packet Tracer. Retrieved 10 27, 2016, from http://ramayana.unija.ac.id/id1/2757-


2649/Packet-Tracer_137051_ramayana-unija.html

rida', m. (2015, 04). WILCARD MASK. Retrieved 01 09, 2017, from http://m-
shohiburridak.blogspot.co.id/2015/04/wilcard-mask.html

routinginternet. (2011, 05 22). RIP dan OSPF. Retrieved November 1, 2016, from http://belajar-
routing.blogspot.co.id/2011/05/rip-dan-ospf.html

Roy, M. (2012, 03 5). Jenis Routing Protokol (RIP, OSPF, IGRP, BGP, IS-IS). Retrieved November 1,
2016, from http://infoneroy.blogspot.co.id/2012/03/jenis-routing-protokol-rip-igrp-
ospf.html

S.KOM, S. A. (2010). DASAR-DASAR ROUTING IP PADA. Retrieved 09 20, 2016, from


http://weru.sukoharjokab.go.id/files/routing.pdf

saputro, D. (2015, 09). Konfigurasi PPP (Point-to-Point Protocol). Retrieved 01 09, 2017, from
http://danu-zard.blogspot.com/2015/09/konfigurasi-ppp-point-to-point-protocol.html

Setiawan, A. (2012, 10 23). Pengertian MAC Address. Retrieved 8 16, 2016, from
http://www.transiskom.com/2012/10/pengertian-mac-address.html

sijarangpulang. (2012, 03 25). Konfigurasi Default Route. Retrieved November 1, 2016, from
https://sijarangpulang.wordpress.com/2012/03/25/konfigurasi-default-route/

44
sived. (2012, 5 12). Supernetting Pada Jaringan komputer. Retrieved from
https://sived.wordpress.com/2012/05/12/supernetting-pada-jaringan-komputer/

sudiemampir. (2011, 08). Access Control Lists (ACLs). Retrieved 01 11, 2017, from
http://sudiemampir.blogspot.co.id/2011/08/access-control-lists-acls.html

sudiemampir. (2011, 08). ACL. Retrieved 01 09, 2017, from


http://sudiemampir.blogspot.co.id/2011/08/access-control-lists-acls.html

syafaad. (2015, 11 30). LeniYS. Retrieved 7 2, 2016, from Apa yang dimaksud jaringan datar
(horizontal) dan jaringan hirarkikal? : http://brainly.co.id/tugas/4500476

syahruman, f. (2010, 07 26). Enkapsulasi. Retrieved 01 09, 2017, from


http://firmansyahruman.blogspot.co.id/2010/07/enkapsulasi.html

tarihoran, r. (2010, 06). Port Address Translation (PAT). Retrieved 09 13, 2016, from http://rikky-
myinspiration.blogspot.co.id/2010/06/port-address-translation-pat.html

TI, A. (2014, 12 05). EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). Retrieved 10 27, 2016,
from http://yusinuraisyah22.blogspot.co.id/2014/12/eigrp-enhanced-interior-gateway-
routing.html

wafa, r. (2013, 3 19). Pengertian NAT dan Tipe-tipe NAT. Retrieved 09 13, 2016, from
http://www.jejaring.web.id/pengertian-nat-dan-tipe-tipe-nat/

wiguna, d. (2013, 11). Pengertian IP Address dan Pembagian IP Address Berdasarkan Kelasnya
(A,B,C). Retrieved 8 14, 2016, from http://serilmu.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-ip-
address-dan-pembagian-ip.html

Wikipedia. (2013). Last mile. Retrieved November 10, 2016, from


https://en.wikipedia.org/wiki/Last_mile

wikipedia. (n.d.). Penafsiran alamat jaringan. Retrieved 09 13, 2016, from


https://id.wikipedia.org/wiki/Penafsiran_alamat_jaringan

Zakiyuddin, M. (2016, 02). Proses ACL (Access Control List). Retrieved 01 09, 2017, from
http://mahirkomputer47.blogspot.co.id/2016/02/proses-acl-access-control-list.html

Zakiyuddin, M. (2016, 02). Penyaringan trafik menggunakan access control list (ACL). Retrieved 01 09,
2017, from http://mahirkomputer47.blogspot.co.id/2016/02/penyaringan-trafik-
menggunakan-access.html

Zakiyyudin, M. (2016, 02). Penyaringan trafik menggunakan access control list (ACL). Retrieved 01 10,
2017, from http://mahirkomputer47.blogspot.co.id/2016/02/penyaringan-trafik-
menggunakan-access.html

45

Anda mungkin juga menyukai