MATEMATIKA TEKNIK 2
i
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan penyertaan
dan tuntunannya maka penulis dapat menyelesaikan modul ini. Matematika merupakan dasar
teori yang sangat diperlukan dalam menunjang perkuliahan di bidang teknik. Modul
“Matematika Teknik 2” di perlukan sebagai alat bantu mahasiswa dalam memahami Pengertian
Fungsi, Limit Fungsi, Turunan (derivative), Integral, Persamaan Diferensial dan Transformasi
Laplace. Dengan selesainya modul ini, maka pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih
kepada Bapak Direktur Politeknik Negeri Manado, Bapak Ir. Evert M. Slat, M.T beserta Wakil
Direktur khususnya Wakil Direktur Bidang Akademik Ibu Dra.Mareyke Alelo, MBA, Pimpinan
Jurusan Teknik Mesin, yang memberi kesempatan bagi saya untuk menyusun modul ini.
ii
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
MATEMATIKA TEKNIK 2
iii
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
iv
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
DAFTAR PUSTAKA
v
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Definisi : Suatu Fungsi f dari X ke Y ialah suatu aturan yang pada setiap anggota
dari X menentukan dengan tunggal satu anggota dari Y.
X Y
x y
y
1
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Definisi :
Jika nilai suatu fungsi f mendekati L untuk x mendekati c kita
mendekati c dari kiri. Apabila x mendekati c dari kiri maka limit fungsi f-nya disebut
limit kiri dan ditulis:
b. Nilai-nilai x yang dekat dengan c tetapi lebih besar dari c, disebut x mendekati
c dari kanan. Apabila x mendekati c dari kanan maka limit
c. Suatu fungsi f mempunyai limit untuk x mendekati c jika dan hanya jika limit kiri
dan limit kanannya ada dan sama.
2
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Jika lim− 𝑓(𝑥) ≠ lim+ 𝑓(𝑥) 𝑚𝑎𝑘𝑎 lim 𝑓(𝑥) tidak ada
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
3
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Contoh soal:
-9
2. Carilah lim √𝑥 2 + 𝑥 + 3 + 𝑥
𝑥→∞
Penyelesaian:
Jika x→∞, limit diatas adalah bentuk (∞, -∞)
√𝑥 2 + 𝑥 + 3 − 𝑥
= lim √𝑥 2 + 𝑥 + 3 + 𝑥 ( )
𝑥→∞ √𝑥 2 + 𝑥 + 3 − 𝑥
𝑥2 + 𝑥 + 3 − 𝑥2 𝑥+3
= lim = lim
𝑥→∞ √𝑥 2 +𝑥+3−𝑥 𝑥→∞ √𝑥 2 +𝑥+3−𝑥
4
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
3
𝑥(1 + 𝑥 )
= lim
𝑥→∞
√𝑥 2 (1 + 1 + 32 ) − 𝑥
𝑥 𝑥
3
𝑥(1 + 𝑥)
= lim
𝑥→∞ 1 3
−𝑥√1 + + −𝑥
𝑥 𝑥2
3
(1 + )
= lim 𝑥
𝑥→∞ 1 3
−√(1 + 𝑥 + 2 ) + 1
𝑥
1
= 2
d. k Lim f(x) = k A
x→c
Contoh soal:
5
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Latihan Soal :
1. Lim (x + 3)
x→-1
3. Lim (x + 4)
x→-1 x2 – 16
4. Lim (x2+ 6x + 9)
x→2
6. Lim (x + 3)
x→-1 ( x + 2)
9. Lim (3 + x)
6
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
x→∞ (3 – x)
√𝑥 2 + 1
10. lim
𝑥 →∞ 𝑥 −1
7
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Limit ini disebut turunan atau diferensial dari f(x) pada x = a. Jika f(x) adalah suatu
𝑓(𝑥+ℎ)− 𝑓(𝑥)
fungsi yang kontinu pada selang - ∞ < 𝑥 < ∞, berlaku lim = 𝑓 ′ (𝑥)
ℎ →0 ℎ
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = lim
ℎ →0 ℎ
Jika nilai limitnya ada, fungsi 𝑓 dikatakan diferensiabel di 𝑥, dan 𝑓′(𝑥) disebut fungsi
turunan dari 𝑓 . Turunan dari 𝑦 = 𝑓(𝑥) sering kali ditulis dengan 𝑦′ = 𝑓′(𝑥). Notasi
𝑑𝑦 𝑑𝑓(𝑥)
dari 𝑦′ = 𝑓′(𝑥) juga dapat ditulis: = .
𝑑𝑥 𝑑𝑥
8
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan satu (atau beberapa)
fungsi yang tak diketahui. Meskipun persamaan seperti itu seharusnya disebut
“Persamaan Turunan”, namun istilah “persamaan diferensial” (aequatio differentialis)
yang diperkenalkan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) pada tahun 1676 sudah
umum digunakan. Sebagai contoh, persamaan diferensial
3𝑥 2
𝑦’ = (𝑦 + 1)
𝑥 3 +1
3𝑥 2 ′
3𝑥 2 3𝑥 2
𝑑𝑦 = [ 3 (𝑦 + 1)] 𝑑𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦 − 3 𝑦= 3
𝑥 +1 𝑥 +1 𝑥 +1
Definisi:
Bila y = f(x) adalah suatu fungsi variabel x, dan bila:
𝑑𝑦 ∆𝑦
= lim , atau berarti
𝑑𝑥 ∆𝑥
𝑓 (𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
f’(x) = Lim , ada dan terbatas maka limit tersebut dinamakan
ℎ
Contoh :
Diketahui f(x) = 3x + 5, carilah turunannya.
Penyelesaian:
3(𝑥 + ℎ) + 5 − (3𝑥 + 5)
𝑓 ′ (𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
9
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
3𝑥 + 3ℎ + 5 − 3𝑥 − 5
= lim
ℎ→0 ℎ
3ℎ
= lim
ℎ→0 ℎ
ℎ (3)
= lim
ℎ→0 ℎ
=3
2. Carilah turunan fungsi Aljabar dari fungsi f(x) = 2x2 +3x – 6
Penyelesaian:
Lim 2(x + h)2 + 3(x + h) – 6 – (2x)2 +3x – 6
h→0 h
Lim 4xh + h2 + 3h
h→0 h
Jika diketahui dua fungsi ganda U dan V yang dapat diturunkan maka berlaku :
10
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
contoh:
1. Carilah nilai turunan dy/dx dari:
y = 4x3 + 6x – 7
Penyelesaian :
dy/dx = 12x + 6
2. Carilah nilai dy/dx dari
y = (5x2 + 4) (3x – 4)
Penyelesaian :
Misalkan U = 5x2 + 4 V = 3x - 4
du/dx = 10x dv/dx = 3
dy/dx =du/dx . V + dv/dx . U
= 10x (3x – 4) + 3 ( 5x2 + 4)
= 30x2 - 40x + 15x2 + 12
= 45x2 – 40x + 12
3. Carilah nilai dy/dx dari
y = 3x + 6
4x2 – 2
Penyelesaian:
Dengan memisalkan U = 3x + 6 dan V = 4x2 – 2
𝑑𝑢 𝑑𝑣
=3 = 8𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
11
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
dy = 3 (4x2 – 2) – 8x (3x + 6)
dx (4x – 2)2
= 8x ( ½ (4x2 + 5) -1/2
= 4x (4x2 + 5) -1/2
=
4x
(4x2 + 5) ½
Pada trigonometri akan ada tiga bentuk penurunan, ketiga bentuk penurunan
tersebut adalah:
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sin 𝑥 → = cos 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = cos 𝑥 → = − sin 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = tan 𝑥 → = 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
𝑑𝑥
Contoh:
Tentukan turunan dari fungsi berikut:
1. 𝑓 ′ (𝑥) = sin 𝑥 + cos 𝑥
12
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Penyelesaian:
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sin 𝑥 + cos 𝑥 → = cos 𝑥 − sin 𝑥
𝑑𝑥
2. 𝑓 ′ (𝑥) = sin 𝑥 − 2 tan 𝑥
Penyelsaian:
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sin 𝑥 + cos 𝑥 → = cos 𝑥 − 2𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
𝑑𝑥
Adapun bentuk lain selain tiga bentuk penurunan di atas adalah:
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sin Ax → = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝐴𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = cos Ax → = −𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝐴𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = tan Ax → = 𝐴 𝑠𝑒𝑐 2 𝐴𝑥
𝑑𝑥
Contoh:
Tentukan turunan dari fungsi berikut ini:
f(x) = sin 4x + cos 6x
penyelesaian :
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sin 4x + cos 6x → = 4 cos 4𝑥 − 6 𝑠𝑖𝑛 6𝑥
𝑑𝑥
Latihan Soal
1. Carilan turunan fungsi Aljabar dari fungsi :
y = 3x3 – 5x + 6
2. Carilah turunan pertama (dy/dx) dari fungsi:
y = (x2 – 7) (5x + 2)
13
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
dari fungsi y dalam interval (x. x + x), sedangkan harga limit untuk x 0,
dinamakan laju perubahan (rate of change) dari y terhadap x, pada suatu titik x
(misalkan x =x0), dengan simbol matematik:
laju perubahan (rate of change) pada x =x0 adalah :
lim y = dy
x0 x dx x=x0
14
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Atau sama dengan turunan pertama dari y terhadap x pada suatu titik x = x0 .
Pemakakain dalam bidang teknik:
1. Lintasan s dipandang sebagai suatu fungsi dari t, maka s = f(t)
Kecepatan rata-rata (averege velocity) =s ( harga rata-rata kecepatan dalam suatu
dx
jangka waktu persatuan waktu).
Kecepatan (velocity) pada waktu t = lim y = ds = v
x0 t dt
2. Banyak air dalam tangki air pada waktu t ialah Q, dengan Q sebagai fungsi dari t.
Bila air mengalir masuk/keluar dari tangki air dari ke t + t, maka perubahan dari Q
adalah Q. Maka laju perubahan rata-rata dari Q = ds
t
Dan laju perubahan dari Q pada waktu t = lim Q = dQ
x0 t dt
Contoh :
1. Persamaan lintasan dari suatu partikel adalah s = 2t2 + 3t +5, s dalam centimeter, t
dalam seconds. Berapakah kecepatan rata-rata dari partikel dalam interval t =1
sampai t =5
Penyelesaian:
t = 5 – 1 = 4
s = (2(5)2 + 3(3) + 5) – (2(1)2 + 3(1) + 5)
= 70 – 10 60
Maka kecepatan rata-rata = s = 60 = 15 cm/sec
t 4
2. Bila diketahui lintasan suatu pertikel s = 256 + 96t – 16t2. . hitunglah kecepatan v
dan percepatan a. Berapakah harg s bila v= 0
Penyelesaian:
15
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
v = ds/dt = 96 – 32t
a = dv/dt = -32
bila v = 0,
96 - 32t = 0
t = 96/32 = 3
maka harga s = 256 + 96(3)– 16(3)2
= 256 + 288 – 144
= 400
3. Air dalam kolam renang dialirkan keluar, karena kolam akan dibersihkan. Q
menyatakan banyak air dalam kolamsaat t menit setekah air mulai dialirkan pada
kolam, dan Q = 200(30 – t)2. Q dalam gallon. Berapakah kecepatan air mengalir pada
saat setelah 10 menit? Berapakh laju perubahan dari air yang mengalir selama 10
menit pertama?
Penyelasaian:
Q = 200 (30 – t)2
(dQ/dt) = 200 (2) (-1) (30 – t) t= 10
= -400(30 – 10)
= - 8000
Jadi kecepatan air yang mengalir keluar pada akhir menit kesepuluh adalah =
8000 gallon/menit.
Q = 200 (30 – t)2
Selama 10 menit pertama t = 10 dan t0 =0, maka
Q = { 200(30 – 10)2 – 200(30)2}
= 200 ( 400 – 900 ) = -100.000
Q/t = -100.000 = -10.000 gallon/menit
10
Latihan soal :
16
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
17
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
d F(x)/dx = f(x)
Integral di bagi dua macam: integral tak tentu dan integral tertentu.
3.2 Integral tak tentu (indefinite integral)
Bila diberikan suatu fungsi f(x) dari suatu fungsi lain y = F(x) sedemikian hingga
dalam domain a < x > b , berlaku:
d F(x)/dx = f(x)
maka F(x) dinamakan hasil integraldari f(x) terhadap x. jadi inetgral dapat dipandang
sebagai kebalikan dari turunan (diferensiasi).
𝑑 𝑑
(a) (𝑥 𝑛 ) = 𝑛𝑥 𝑛−1 . Dengan mengganti n dengan (n+1), (𝑥 𝑛+1 ) = (𝑛 + 1)𝑥 𝑛 ,
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 𝑥 𝑛+1 𝑥 𝑛+1
( ) =𝑥 𝑛 maka: ∫ 𝑥 𝑛 dx = +𝐶
𝑑𝑥 𝑛+1 𝑛+1
Ini berlaku kecuali bila n=-1, yang untuk itu kita harus membagi dengan 0.
𝑑
(b) 𝑑𝑥
(sin 𝑥) = cos x
∫ cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝐶
𝑑
(c) 𝑑𝑥
(cos 𝑥) = - sin x
∫ sin 𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝐶
18
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
𝑑
(d) 𝑑𝑥
(tan 𝑥) = 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
∫ 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥 𝑑𝑥 = tan 𝑥 + 𝐶
𝑑
(e) (𝑒 𝑥 ) = 𝑒𝑥
𝑑𝑥
∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝐶
𝑑 1
(f) 𝑑𝑥
(ln 𝑥) =𝑥
1
∫ 𝑑𝑥 = ln 𝑥 + 𝐶
𝑥
𝑑
(g) 𝑑𝑥
(𝑎 𝑥 ) = 𝑎 𝑥 . ln 𝑎
𝑎 𝑥
∫ 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑙𝑛𝑎
+𝐶
Contoh 1:
y = F (x) = x3
maka dy/dx = 3x2 f(x) = 3x2
jadi x3 = ∫ 3x2 dx F (x) = ∫ f(x) dx
Maka ∫ 3x2 dx = 1 (3) x 2+ 1 = x3
2+1
Contoh 2.
1 1
∫(𝑥 2 + 2𝑥) 𝑑𝑥 = 2+1
𝑥 2+1 +
1+1
𝑥 1+1 +𝑐
1 1
= 3 𝑥3 + 2 𝑥2 + c
Contoh 3.
1⁄ 1 1
∫ √4𝑥 + 3 𝑑𝑥 = ∫(4𝑥 + 3) 2 dx ∫ 𝑢1/2 du = ∫ 𝑢1/2 du
4 4
1 2
Dimisalkan u = 4x + 3 = ( 4 ) 3 𝑢3/2 + c
𝑑𝑢 2
= 4 = 12 (4𝑥 + 3)3/2 + 𝑐
𝑑𝑥
1
du = 4 dx = 6 (4𝑥 + 3)3/2 + c
dx = ¼ du
19
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
maka fungsi f(x) dinamakan Integran, bilangan a dinamakan batas bawah integral
dan b dinamakan batas atas integral
Pandang y = f(x) suatu fungsi dari x yang kontinyu dalam interval tertutup [a, b], dan
juga f(x) diambil non-negatif yang berarti f(x) terletak di atas sumbu x dalam [a, b]
tersebut.
𝑎
b. ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 0
20
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
𝑏 𝑏 𝑏
∫ [𝑓1 (𝑥) + 𝑓2 (𝑥)]𝑑𝑥 = ∫ 𝑓1 (𝑥)𝑑𝑥 + ∫ 𝑓2 (𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑎
𝑏 𝑏
e. | ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 | ≤ ∫𝑎 |𝑓(𝑥)|𝑑𝑥
Contoh:
2
2 2
1. ∫1 (2𝑥 + 5)𝑑𝑥 = 𝑥 + 5𝑥 = (4 +10) – (1 + 5) = 8
1
2
2 2 2 1 2
∫0 √4𝑥 + 1 𝑑𝑥 = ∫0 (4𝑥 + 1)1/2 dx ∫0 𝑢1/2 (1/4) du = 4 . (4𝑥 + 1)3/2
3
0
2
1 3/2
Misalkan u = 4x + 1 = 6 (4𝑥 + 1)
𝑑𝑢
= 4 0
𝑑𝑥
1 1
dx = 4 𝑑𝑢 = [(4.2 + 1)3/2 − (4.0 + 1)3/2 ]
6
3 1
1 1 26 13
= ( 92 − 12 ) (27 − 1) = =
6 6 6 3
21
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Perhatikan luas A pada daerah yang dibatasi oleh kurva y f(x), sumbu-x dan
kedua grafik tegak yang melalui x = a dan x = b seperti dilihat pada gambar di
bawah ini,
Untuk menentukan luas A, perlu memperhatikan luas total diantara kurva yang
sama dan sumbu-x dari kiri hinggi titik sembarang P pada kurva tersebut dengan
koordinat (x,y) yang akan kita tandai dengan Ax.
Luas A, merupakan luasan yang dibatasi oleh lajur antara busur PQ dimana Q
memiliki koordinat (x + x, y + y).
𝑑𝐴𝑥
Maka =y
𝑑𝑥
22
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Kesalahan pada penghampiran ini diberikan oleh luas PQR dalam bangun
tersebut di kanan, dimana lajurnya telah diperbesar.
Contoh:
hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = 3𝑥 2 + 6𝑥 + 8, sumbu-x dan
ordinat x=1 dan x=3
y = 3𝑥 2 + 6𝑥 + 8
A
0 1 2 3 x
3
3 3
A= ∫1 𝑦 𝑑𝑥 = ∫1 3𝑥 2 + 6𝑥 + 8 dx =[𝑥 3 2
+ 3𝑥 + 8𝑥]
1
= [27 + 27 + 24] − [1 + 3 + 8]
= 78 – 12 = 66 satuan2
23
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Jika bentuk bidang yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu-x, dan ordinat-
ordinat di x=a dan x=b, diputar satu putaran penuh mengelilingi sumbu-x, maka
putaran ini akan membentuk sebuah benda yang simetris terhadap OX.
Volume yang dibentuk oleh potongan tersebut kira-kira sama dengan volume
yang terbentuk oleh empat persegi panjang.
Dengan kata lain,
V = y2 dx,
karena benda yang terbentuk adalah sebuah silender pipih.
Jika kita membagi seluruh bentuk bidang menjadi sejumlah potongan seperti itu,
maka masing-masing akan menghasilkan cakram tipis dengan volume y2 dx
24
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Kesalahan (error) dalam aproksimasi ini disebabkan oleh luas daerah di atas
masing-masing empat persegi panjang, yang menyebabkan terjadinya bentuk
tangga pada permukaan benda. Akan tetapi, jika x0, maka kesalahan ini akan
hilang, sehingga pada akhirnya,
𝑏
V = ∫𝑎 𝜋𝑦 2 𝑑𝑥
Contoh:
Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh y = 5 cos 2x,
𝜋
sumbu-x dan ordinat-ordinat di x = 0 dan x = 4 , diputar satu putaran penuh mengelilingi
sumbu-x.
Penyelesaian:
𝜋/4 𝜋/4
V= ∫0 𝜋𝑦 2 𝑑𝑥 = 25𝜋 ∫0 𝑐𝑜𝑠 2 2𝑥 𝑑𝑥
Nyatakan ini dalam bentuk ganda (yaitu 4x).
𝜋/4 𝜋/4
V = ∫0 𝑦 2 𝑑𝑥 = 25𝜋 ∫0 𝑐𝑜𝑠 2 2𝑥. 𝑑𝑥 cos 2 = 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1
25𝜋 𝜋/4 1
= ∫0 (1 + 𝑐0𝑠 4𝑥)𝑑𝑥 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 = 2 (1 + cos 2𝜃)
2
/4
25𝜋 𝑠𝑖𝑛4𝑥
= [𝑥 + ]
2 4
25
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
0
25𝜋 𝜋 25𝜋 2
= ({ 4 + 0} − {0 + 0}) = 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛3
2 8
Latihan Soal:
1. Carilah integral tak tentu dari
a. ∫(4𝑥 2 − 2𝑥 + 5)𝑑𝑥
b. ∫(8𝑥 − 4)3 𝑑𝑥
𝑑𝑥
c. ∫ 1
(2𝑥−5) ⁄2
d. ∫(5 − 7𝑥)−5 𝑑𝑥
e. ∫ √1 + 3𝑥 dx
2. Carilah nilai integral dari
2
a. ∫1 (5𝑥 2 − 2) 𝑑𝑥
1
2
b. ∫0 (4𝑥 − 2)2 dx
3 𝑑𝑥
c. ∫0 ( 3𝑥+4)3
33
d. ∫0 √9𝑥 − 1 𝑑𝑥
3. Diketahui persamaan parametrik suatu kurva adalah x = 3𝑡 2 , 𝑦 = 3𝑡 − 𝑡 2 .
Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh kurva, sumbu-
x, dan ordinat-ordinat di t=0 dan t=2, diputar mengelilingi sumbu-x.
4. Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh kurva y = 𝑥 2 +
5, dan ordinat-ordinat di x =1 dan x = 3, diputar mengelilingi sumbu-y sampai satu
putaran penuh.
5. Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh y = 2 sin 2x,
𝜋
sumbu-x dan ordinat-ordinat di x= 0 dan x= , diputar satu putaran penuh
2
mengelilingi sumbu-x.
26
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
6. Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh y = 4x2 + 3x
– 6, sumbu-x dan ordinat-ordinat di x = 0 dan x= 3, diputar mengelilingi sumbu y
sampai satu putaran penuh.
27
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
𝑥𝑦 𝑑𝑥 2 + 𝑦 𝑑𝑥 + 𝑒 3𝑥 = 0
Persamaan diferensial merupakan suatu hubungan yang dinamis, dengan kata lain
kuantitas-kuantitas yang berubah, sehingga seringkali muncul dalam permasalahan
dalam bidang sain maupun rekayasa.
Orde dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalam
persamaan tersebut.
𝑑𝑦
𝑥 𝑑𝑥 − 𝑦 2 = 0 adalah persamaan orde-pertama
𝑑2 𝑦
𝑥 𝑑𝑥 2 − 𝑦 = 0 adalah persamaan orde-kedua
𝑑3 𝑥
𝑥 𝑑𝑥 3 − 𝑦 2 = 0 adalah persamaan orde-ketiga
28
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
dan setereusnya.
4.2 Proses Pembentukan Persamaan Diferesial
Secara matematis, persamaaan diferensial dapat muncul apabila konstanta-konstanta
sembarangnya dieliminasi dari fungsi yang diberikan.
Contoh 1 :
Tinjau y = A sin x + B cos x, dimana A dan B adalah konstanta sembarang.
Jika kita diferensiasikan, dipereoleh:
𝑑𝑦
= 𝐴 cos 𝑥 − 𝐵 sin 𝑥
𝑑𝑥
𝑑2𝑦
= −𝐴 sin 𝑥 − 𝐵 cos 𝑥
𝑑𝑥 2
Yang identik dengan persamaan semula, tapi tandanya berlawanan.
𝑑2 𝑦 𝑑2 𝑦
Artinya = −𝑦 ∴ +𝑦 =0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Contoh 2.
𝐴
Bentuklah sebuah persamaan diferensial dari fungsi y = x + 𝑥
𝐴
Kita dapatkan = x + 𝑥 = 𝑥 + 𝐴𝑋 −1
𝐴
Dari persamaan di atas, 𝑥 = 𝑦 − 𝑥 ∴ A = x(y - x)
𝑑𝑦 𝑥(𝑦−𝑥)
∴ 𝑑𝑥 = 1 - 𝑥2
𝑦 −𝑥 𝑥−𝑦+𝑥 2𝑥−𝑦
= 1- = =
𝑥 𝑥 𝑥
𝑑𝑦
= 𝑥 = 2𝑥 − 𝑦..............................persamaan ini adalah persamaan
𝑑𝑥
29
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Contoh 2.
𝑑𝑦
Selesaikan 𝑥 𝑑𝑥 = 5𝑥 3 + 4
𝑑𝑦 4
Dalam kasus ini, 𝑑𝑥 = 5𝑥 2 + 𝑥
5𝑥 3
𝑦= + 4 ln 𝑥 + 𝐶
3
30
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
𝑑𝑦 2𝑥
Selesaikanlah 𝑑𝑥 = 𝑦+1
𝑑𝑦
Kita dapat menulisnya kembali sebagai (y + 1) = 2x
𝑑𝑥
∫(𝑦 + 1)𝑑𝑦 = ∫ 2𝑥 𝑑𝑥
1
Didapat : 2 𝑦 2 + 𝑦 = 𝑐 2 + 𝑐
Contoh 2:
𝑑𝑦
Selesaikanlah 𝑑𝑥 = (1 + 𝑥)(1 + 𝑦)
1 𝑑𝑦
=1+𝑥
1 + 𝑦 𝑑𝑥
1
∫ 𝑑𝑦 = ∫( 1 + 𝑥)𝑑𝑥
1+𝑦
𝑥2
= Ln (1 + y) = 𝑥 + +𝐶
2
𝑑𝑦
∫ 𝐹(𝑦) 𝑑𝑥 = ∫ 𝐹(𝑦)𝑑𝑦 ∴ 𝐹
𝑑𝑥
31
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Latihan Soal:
𝑑𝑦 1+𝑦
1. Selesaikan persamaan diferensial =
𝑑𝑥 2+𝑥
𝑑𝑦 𝑦 2 +𝑥𝑦 2
2. Selesaikan persamaan diferensial 𝑑𝑥 = 𝑥 2 𝑦−𝑥 2
𝑑𝑦 𝑦 2 −1
3. Selesaikan persamaan diferensial 𝑑𝑥 = 𝑥
𝑑𝑦 𝑥 2 +1
4. Selesaikan persamaan diferensial xy𝑑𝑥 = 𝑦+1
𝑑𝑦
5. Selesaikan persamaan diferensial 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑦 + 𝑥𝑦
32
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Dimana s adalah suat variabel yang nilai-nilainya dipilih sedemikian rupa agar
integral semi-infinitifnya selalu konvergen.
Contoh: 1
Bentuk transformasi Laplace dari persamaan f(x) = 2
∞
L {𝑓(𝑥)}= ∫0 𝑒 −𝑠𝑥 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
Maka
∞
L {2}= ∫0 𝑒 −𝑠𝑥 2 𝑑𝑥
∞
𝑒 −𝑠𝑥
= 2[ ]
−𝑠
x=0
33
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
= 2 (0-(-1/s))
2
=
𝑠
Perhaikan bahwa s > 0 diisyaratkan karea jika s < 0 maka 𝑒 −𝑠𝑥 → ∞ ketika x → ∞ dan
jika s = 0 maka L{2} tidak terdefinisi (integralnya divergen), sehingga
2
L{2} = 𝑠 asalkan s > 0
Contoh 2.
Diketahui f(x) = 𝑒 −𝑘𝑥 , x ≥ 0 dimana k adalah konstanta.
Penyelesaian:
∞
L {𝑒 −𝑘𝑥 } = ∫0 𝑒 −𝑠𝑥 𝑒 −𝑘𝑥 𝑑𝑥
∞
= ∫0 𝑒 −(𝑠+𝑘)𝑥 𝑑𝑥
∞
𝑒 −(𝑠+𝑘)𝑥
= [ −(𝑠+𝑘) ]
s=0
1
= [0 − [− (𝑠+𝑘)]] s+k> 0 harus dipenuhi untuk menjamin ingtegralnya
konvergen di kedua limit
1
= (𝑠+𝑘) asalkan s + k > 0, yaitu asalkan s > -k
34
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Cos kx 𝑠
𝑠2 + 𝑘2 > 0
𝑠 + 𝑘2
2
35
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Contoh:
Tentukan fungsi transformasi Laplace persamaan diferensial berikut ini:
𝑑2𝑦
− 3𝑦 = sin 𝑥 𝑦(0) = 1, 𝑦 ′ (0) = 0
𝑑𝑥 2
Penyelesaian:
𝑑2𝑦 1
− 3𝑦 = sin 𝑥 → [𝑠 2 𝑌(𝑠) − 𝑠 − 0] − 3[𝑌(𝑠)] =
𝑑𝑥 2 𝑠2 +1
1
𝑠 2+1+𝑠
→ 𝑌(𝑠) =
𝑠2 − 3
𝑠2 +𝑠+1
= (𝑠2 +1)(𝑠2 −3)
Kemudian kita invers menjadi y(x), sebelumnya lita uraikan menjadi fraksi parsial.
1 4√3 − 1 4√3 + 1
𝑠2 + 𝑠 + 1 −4
2 2
= 2 + 8√3 + 8√3
(𝑠 + 1)(𝑠 − 3) (𝑠 + 1) 𝑠 − √3 (𝑠 + √3)
36
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
𝑠2 + 𝑠 + 1
𝐿−1 [ 2 ]
(𝑠 + 1)(𝑠 2 − 3)
1 1 4√3 − 1 −1 1
= − 𝐿−1 [ 2 ]+[ ]𝐿 [ ]
4 𝑠 +1 8√3 (𝑠 − √3
4√3 ∓ 1 −1 1
+[ ]𝐿 [ ]
8√3 𝑠 + √3
Latihan soal:
1. Tentukan transformasi Laplace dari soal di bawah ini. Dalam setiap soal f(x)
terdefinisi untuk x ≥ 0 ∶
a. f(x) = -3
b. f(x) = -5𝑒 −3𝑥
c. f(x) = e
d. f(x) = 2𝑒 7𝑥−2
e. f(x) = 𝑒 2𝑥
2. tentukan transformasi Laplace invers dari setiap soal di awah ini:
1
a. F(s) =− 𝑠
1
b. F(s) = 𝑠−5
3
c. F(s) = 𝑠+2
3
d. F(s) = − 4𝑠
1
e. F(s) = 2𝑠−3
37
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
𝑑3 𝑦
b. + 3𝑦 = 𝑥 𝑦(0) = 1, 𝑦 ′ = 0, 𝑦" = 0
𝑑𝑥 3
𝑑2 𝑦
c. − 4𝑦 = 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑦(0) = 1, 𝑦 ′ = 0
𝑑𝑥 2
38
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
a. ∫ √6𝑥 + 3 dx
2⁄
b. ∫(8 𝑥 + 2) 5 𝑑𝑥
c. ∫ cos(2𝑥 + 5)𝑑𝑥
d. ∫(4𝑥 2 − 2𝑥 + 5)𝑑𝑥
e. ∫(8𝑥 − 4)3 𝑑𝑥
f. ∫(5 − 7𝑥)−5 𝑑𝑥
g. ∫ √1 + 3𝑥 dx
39
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
𝑑𝑦
c. = (𝑦 − 2)(𝑥 + 3)
𝑑𝑥
𝑑𝑦 2+𝑦
d. =
𝑑𝑥 5−𝑥
40
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
DAFTAR PUSTAKA
Nazrul Effendi,. Vani Sugiyono. Matematika Teknik 1. PT. Buku Seru. Cetakan
Pertama. Jakarta 2013
Purcell J. Edwin and Dale Verberg. Kalkulus Dan Geometri Analitik. Jilid 1 Penerbit
Erlangga. Jakarta 1995
41