Anda di halaman 1dari 46

MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

MATEMATIKA TEKNIK 2

OLEH: MEIDY P.Y KAWULUR, SSi.,MSi

i
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan penyertaan

dan tuntunannya maka penulis dapat menyelesaikan modul ini. Matematika merupakan dasar

teori yang sangat diperlukan dalam menunjang perkuliahan di bidang teknik. Modul

“Matematika Teknik 2” di perlukan sebagai alat bantu mahasiswa dalam memahami Pengertian

Fungsi, Limit Fungsi, Turunan (derivative), Integral, Persamaan Diferensial dan Transformasi

Laplace. Dengan selesainya modul ini, maka pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih

kepada Bapak Direktur Politeknik Negeri Manado, Bapak Ir. Evert M. Slat, M.T beserta Wakil

Direktur khususnya Wakil Direktur Bidang Akademik Ibu Dra.Mareyke Alelo, MBA, Pimpinan

Jurusan Teknik Mesin, yang memberi kesempatan bagi saya untuk menyusun modul ini.

Manado, Maret 2019

Meidy P.Y. Kawulur, SSi.,MSi

ii
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

PETA KEDUDUKAN MODUL

MATEMATIKA TEKNIK 2

Pengertian Fungsi Fungsi Limit Turunana Integral

Transformasi Persamaan Deferensial


Laplace

iii
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Peta Kedudukan Modul iv

Bab I Limit Fungsi 1

1.1 Pengertian Fungsi 1

1.2 Fungsi Limit 2

1.3 Teorema Limit Fungsi 5

Bab II Turunan (Derivative) 8

2.1 Turunan Fungsi Aljabar 8

2.2 Turunan Fungsi Rational 10

2.3 Turunan Pada Trigonometri 12

2.4 Aplikasi Turunanan Dalam Bidang Teknik 14

Bab III Integral 18

3.1 Pengertian Integral 18

3.2 Integral Tak Tentu 18

3.3 Integral Tertentu 20

3.4 Aplikasi Integral Dalam Bidang Teknik 21

Bab IV Persamaan Diferensial 28

4.1 Pengertian Persamaan Integral 28

4.2 Proses Pembentukan Persamaan Diferensial 29

4.3 Penyelesaian Persamaan Diferensial 30

Bab V Transformasi Laplace 33

iv
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

5.1 Pengertian Transformasi Laplace 33

5.2 Transformasi Laplace Invers 34

5.3 Tabel Transformasi Laplace 35

5.4. Aplikasi Transformasi Laplace 36

DAFTAR PUSTAKA

v
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

BAB I. LIMIT FUNGSI

1.1 Pengertian Fungsi


Pengertian Fungsi dapat dikaitkan dengan pengertian pemetaan yang dalam
analisis matematika dikenal dengan nama fungsi, dengan demikian fungsi merupakan
kejadian khusus dari suatu relasi. Dengan kata lain bahwa fungsi adalah suatu relasi
yang menghubungkan setiap anggota x dalam suatu himpunan yang disebut daerah asal
(domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua yang disebut daerah
kawan (kodomain). Himpunan nilai yang diperoleh disebut daerah hasil (Range).

Definisi : Suatu Fungsi f dari X ke Y ialah suatu aturan yang pada setiap anggota
dari X menentukan dengan tunggal satu anggota dari Y.

Satu fungsi f dari X ke Y disajikan dengan simbol f : X Y, artinya apabila x  X


menentukan kawan (tunggal) di dalam Y dan disajikan dengan simbol f(x).
Definisi suatu fungsi f dari X ke Y diformulasikan kembali sebagai berikut:
Untuk setiap x  X terdapat dengan tunggal y  Y, sedemikian hingga f(x) = y
Secara simbolok disajikan sebagai berikut :
Untk x  X f(x) = y Y, dan sebagai domain dari f ialah X, sedangkan himpunan
elemen-elemen y yang berkawan dengan x sedemikian hingga f(x) = y adalah range dari
f yang terletak dalam Y, seperti gambar di bawah ini.

X Y
x y
y

Pada pengertian fungsi di atas f : X Y, yang memperlihatkan x dibawa ke


f(x), maka y = f(x) di dalam Y dinamakamn peta (imege) dari x atau dinamakan harga
fungsi f di x, dengan kata lain fungsi f didefinisikan pada X dengan anggota-anggota
Y diambil sebagai harga-harga.

1
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

1.2 Limit Fungsi

Definisi :
Jika nilai suatu fungsi f mendekati L untuk x mendekati c kita

katakan bahwa f mempunyai limit L untuk x mendekati c

lim f (x) = (dibaca limit f untuk x mendekati c sama dengan

Pengertian x mendekati c mencakup dua hal, yaitu :

a. Nilai-nilai x yang dekat dengan c tetapi lebih kecil dari c, disebut x

mendekati c dari kiri. Apabila x mendekati c dari kiri maka limit fungsi f-nya disebut
limit kiri dan ditulis:

lim f (x) = L (dibaca limit f untuk x mendekati c dari kiri)


x→c-

b. Nilai-nilai x yang dekat dengan c tetapi lebih besar dari c, disebut x mendekati
c dari kanan. Apabila x mendekati c dari kanan maka limit

lim f (x) = L (dibaca limit f untuk x mendekati c dari kanan )


x→c+

c. Suatu fungsi f mempunyai limit untuk x mendekati c jika dan hanya jika limit kiri
dan limit kanannya ada dan sama.

2
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Untuk setiap 𝜖 > 0, terdapat 𝜕 > 0 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑚𝑖𝑘𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎

0 < | x – c | < δ  | f(x) – L | < ↋

Limit Kiri Dan Limit Kanan

jika x menuju c dari arah kiri (dari arah bilangan yang


kecil dari c, lmit disebut limit kiri,notasi : lim− 𝑓(𝑥)
𝑥→𝑐

jika x menuju c dari arah kanan (dari arah bilangan


yang lebih besar dari c, limit di sebut limit kanan,
notasi: lim+ 𝑓(𝑥)
𝑥→𝑐

Hubungan antara limit denga limit sepihak:

lim 𝑓(𝑥) = 𝐿 lim− 𝑓(𝑥) = 𝐿 𝑑𝑎𝑛 lim+ 𝑓(𝑥) = 𝐿


𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

Jika lim− 𝑓(𝑥) ≠ lim+ 𝑓(𝑥) 𝑚𝑎𝑘𝑎 lim 𝑓(𝑥) tidak ada
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

3
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Contoh soal:

1. Carilah nilai limit dari fungsi


f(x) = 3x - 3, -1 ≤ x ≥ 4, dengan selang 0.5
Penyelesaian:Dengan bantuan tabel maka dapat dicari hasil limit dari masing
masing nilai x
x -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
f(x) -9 -7.5 -6 -4.5 -3 -1.5 0 1.5 3

Maka dapat ditampilkan dalam grafik:


Y
3 f(x)

-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 X

-9

2. Carilah lim √𝑥 2 + 𝑥 + 3 + 𝑥
𝑥→∞

Penyelesaian:
Jika x→∞, limit diatas adalah bentuk (∞, -∞)
√𝑥 2 + 𝑥 + 3 − 𝑥
= lim √𝑥 2 + 𝑥 + 3 + 𝑥 ( )
𝑥→∞ √𝑥 2 + 𝑥 + 3 − 𝑥
𝑥2 + 𝑥 + 3 − 𝑥2 𝑥+3
= lim = lim
𝑥→∞ √𝑥 2 +𝑥+3−𝑥 𝑥→∞ √𝑥 2 +𝑥+3−𝑥

4
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

3
𝑥(1 + 𝑥 )
= lim
𝑥→∞
√𝑥 2 (1 + 1 + 32 ) − 𝑥
𝑥 𝑥

3
𝑥(1 + 𝑥)
= lim
𝑥→∞ 1 3
−𝑥√1 + + −𝑥
𝑥 𝑥2
3
(1 + )
= lim 𝑥
𝑥→∞ 1 3
−√(1 + 𝑥 + 2 ) + 1
𝑥
1
= 2

1.3. Teorema Limit Fungsi


Jika Lim f(x) = A dan fungsi Lim g(x) =B maka berlaku:
x→c x→c

a. Lim f(x) ± Lim g(x) = Lim (f(x) ± g(x)) = A ± B


x→c x→c x→c

b. Lim f(x) X Lim g(x) = Lim (f(x) X g(x)) = A X B


x→c x→c x→c

c. Lim f(x) : Lim g(x) = Lim (f(x) : g(x)) = A : B


x→c x→c x→c

d. k Lim f(x) = k A
x→c

Contoh soal:

1. Carilah nilai limit fungsi dari:


Lim (2x2 + 3x -5) = 2(2)2 + 3(2) – 5 = 9
x→2
2. Carilah nilai limit fungsi dari :

5
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Lim (3x2 + 5) ( 5x – 3) = ( 3(1)2 + 5) (5(1) – 3)) = 8


x→1

3. Carilah nilai limit fungsi dari


𝑥2 − 25 (𝑥−5) (𝑥+5)
Lim = = x + 5 = 10
𝑥 −5 𝑥−5
x→5

4. Carilah nilai limit dari

6 Lim (4x2 + 5) = 6 ( 4(1)2 + 5) = 6 (9) = 54


x→1

Latihan Soal :

Hitunglah harga-harga limit di bawah ini:

1. Lim (x + 3)
x→-1

2. Lim (x3 + 3x2 -2x -17)


x→1

3. Lim (x + 4)
x→-1 x2 – 16

4. Lim (x2+ 6x + 9)
x→2

5. Lim (x2 - 64)


x→8 x – 8

6. Lim (x + 3)
x→-1 ( x + 2)

7. Lim (x2 + 6x)


x→-1 2x + 3

8. Lim (x3 + 3x2 - 9x +5)


x→1 (x4 + 2x2 - 6x +3

9. Lim (3 + x)

6
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

x→∞ (3 – x)

√𝑥 2 + 1
10. lim
𝑥 →∞ 𝑥 −1

7
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

BAB II. TURUNAN (DERIVATIVE)

2.1 Turunan Fungsi Aljabar


Turunan fungsi ( diferensial ) atau derivative adalah fungsi lain dari suatu fungsi
sebelumnya, misalnya fungsi 𝑓 menjadi 𝑓′ yang mempunyai nilai tidak beraturan.
Laju perubahan nilai fungsi 𝑓 ∶ 𝑥 → 𝑓(𝑥) pada 𝑥 = 𝑎 dapat ditulis:

Limit ini disebut turunan atau diferensial dari f(x) pada x = a. Jika f(x) adalah suatu
𝑓(𝑥+ℎ)− 𝑓(𝑥)
fungsi yang kontinu pada selang - ∞ < 𝑥 < ∞, berlaku lim = 𝑓 ′ (𝑥)
ℎ →0 ℎ

(turunan pertama dari 𝑓(𝑥)). Sehingga diperoleh rumus sebagai berikut:

𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = lim
ℎ →0 ℎ

Jika nilai limitnya ada, fungsi 𝑓 dikatakan diferensiabel di 𝑥, dan 𝑓′(𝑥) disebut fungsi
turunan dari 𝑓 . Turunan dari 𝑦 = 𝑓(𝑥) sering kali ditulis dengan 𝑦′ = 𝑓′(𝑥). Notasi
𝑑𝑦 𝑑𝑓(𝑥)
dari 𝑦′ = 𝑓′(𝑥) juga dapat ditulis: = .
𝑑𝑥 𝑑𝑥

8
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan satu (atau beberapa)
fungsi yang tak diketahui. Meskipun persamaan seperti itu seharusnya disebut
“Persamaan Turunan”, namun istilah “persamaan diferensial” (aequatio differentialis)
yang diperkenalkan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) pada tahun 1676 sudah
umum digunakan. Sebagai contoh, persamaan diferensial

3𝑥 2
𝑦’ = (𝑦 + 1)
𝑥 3 +1

dapat ditulis dalam bentuk

3𝑥 2 ′
3𝑥 2 3𝑥 2
𝑑𝑦 = [ 3 (𝑦 + 1)] 𝑑𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦 − 3 𝑦= 3
𝑥 +1 𝑥 +1 𝑥 +1

Definisi:
Bila y = f(x) adalah suatu fungsi variabel x, dan bila:
𝑑𝑦 ∆𝑦
= lim , atau berarti
𝑑𝑥 ∆𝑥

𝑓 (𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
f’(x) = Lim , ada dan terbatas maka limit tersebut dinamakan

Contoh :
Diketahui f(x) = 3x + 5, carilah turunannya.
Penyelesaian:
3(𝑥 + ℎ) + 5 − (3𝑥 + 5)
𝑓 ′ (𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ

9
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

3𝑥 + 3ℎ + 5 − 3𝑥 − 5
= lim
ℎ→0 ℎ

3ℎ
= lim
ℎ→0 ℎ

ℎ (3)
= lim
ℎ→0 ℎ

=3
2. Carilah turunan fungsi Aljabar dari fungsi f(x) = 2x2 +3x – 6
Penyelesaian:
Lim 2(x + h)2 + 3(x + h) – 6 – (2x)2 +3x – 6
h→0 h

Lim (2(x2 +2xh + h2 ) + 3(x + h) – 6) – (2x2 +3x – 6)


h→0 h

Lim 2x 2+ 4xh + h2 + 3x + 3h – 6 – 2x2 - 3x + 6


h→0 h

Lim 4xh + h2 + 3h
h→0 h

Lim 4xh + h2 + 3h = h (4x + h + 3) = 4x + 3


h→0 h h

2.2 Turunan Fungsi Rational

Rumus Umum Integral:


dy/dx = nX n -1

Jika diketahui dua fungsi ganda U dan V yang dapat diturunkan maka berlaku :

10
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

a. Penjumlahan dan pengurangan fungsi y = U ± V , didapat turunan dari fungsi


𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑣
tersebut adalah = ± = U’ ± V’
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥

b. Perkalian fungsi y = U ± V , didapat turunan dari fungsi tersebut adalah y =


𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑣
U x V , maka 𝑑𝑥 = 𝑉+ U = U’ V + V’ U
𝑑𝑥 𝑑𝑥

c. Pembagian fungsi y = U ± V , didapat turunan dari fungsi tersebut adalah y


𝑑𝑢 𝑑𝑣
𝑈 𝑑𝑦 𝑉− 𝑈 𝑈′ 𝑉 − 𝑉′ 𝑈
𝑑𝑥 𝑑𝑥
= , maka = =
𝑉 𝑑𝑥 𝑉2 𝑉2

contoh:
1. Carilah nilai turunan dy/dx dari:
y = 4x3 + 6x – 7
Penyelesaian :
dy/dx = 12x + 6
2. Carilah nilai dy/dx dari
y = (5x2 + 4) (3x – 4)
Penyelesaian :
Misalkan U = 5x2 + 4 V = 3x - 4
du/dx = 10x dv/dx = 3
dy/dx =du/dx . V + dv/dx . U
= 10x (3x – 4) + 3 ( 5x2 + 4)
= 30x2 - 40x + 15x2 + 12
= 45x2 – 40x + 12
3. Carilah nilai dy/dx dari

y = 3x + 6
4x2 – 2

Penyelesaian:
Dengan memisalkan U = 3x + 6 dan V = 4x2 – 2
𝑑𝑢 𝑑𝑣
=3 = 8𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥

11
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

dy = 3 (4x2 – 2) – 8x (3x + 6)
dx (4x – 2)2

= 12x2 - 6 -24x2 - 48x


16x2 -16x +4

4. Carilah nilai turunan pertama (dy /dx)


y = √4𝑥 2 + 5 , maka dapat ditulis y = (4x2 + 5)1/2
Penyelesaian:
Dimisalkan U = 4x2 + 5 y = U 1/2
du/dx = 8x dy/du = ½ U-1/2
𝑑𝑦
= du/dx . dy/dx
𝑑𝑥

= 8x ( ½ (4x2 + 5) -1/2

= 4x (4x2 + 5) -1/2

=
4x
(4x2 + 5) ½

2.3 Turunan Pada Trigonometri

Pada trigonometri akan ada tiga bentuk penurunan, ketiga bentuk penurunan
tersebut adalah:
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sin 𝑥 → = cos 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = cos 𝑥 → = − sin 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = tan 𝑥 → = 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
𝑑𝑥
Contoh:
Tentukan turunan dari fungsi berikut:
1. 𝑓 ′ (𝑥) = sin 𝑥 + cos 𝑥

12
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Penyelesaian:
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sin 𝑥 + cos 𝑥 → = cos 𝑥 − sin 𝑥
𝑑𝑥
2. 𝑓 ′ (𝑥) = sin 𝑥 − 2 tan 𝑥
Penyelsaian:
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sin 𝑥 + cos 𝑥 → = cos 𝑥 − 2𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
𝑑𝑥
Adapun bentuk lain selain tiga bentuk penurunan di atas adalah:

𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sin Ax → = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝐴𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = cos Ax → = −𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝐴𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = tan Ax → = 𝐴 𝑠𝑒𝑐 2 𝐴𝑥
𝑑𝑥
Contoh:
Tentukan turunan dari fungsi berikut ini:
f(x) = sin 4x + cos 6x
penyelesaian :
𝑑𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sin 4x + cos 6x → = 4 cos 4𝑥 − 6 𝑠𝑖𝑛 6𝑥
𝑑𝑥

Latihan Soal
1. Carilan turunan fungsi Aljabar dari fungsi :
y = 3x3 – 5x + 6
2. Carilah turunan pertama (dy/dx) dari fungsi:
y = (x2 – 7) (5x + 2)

3. Hitunglah dy/dx dari fungsi


y = x2 – 3x + 7
x - 6
4. Hitunglah dy/dx dari fungsi
3
y = √𝑥 2 + 3

13
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

5. Hitunglah dy/dx dari fungsi


y = x √𝑥 2 + 1
6. Hitunglah dy/dx dari fungsi
y = x3 + 5x
x - 4
7. Hitunglah dy/dx dari fungsi
y = (4x3 + 4)1/2
8. Hitunglah dy/dx dari fungsi
y = (5x3 + 3)2
9. Tentukan turunan dari fungsi
y= sin 3x - 2 tan 5x
10. Tentukan turunan dari fungsi
y = sin 2x – cos 3x
2.4 Aplikasi Turunan Dalam Bidang Keteknikan
a. Kecepatan (velosity) dan Kelajuan (rates)
Perhatikan gambar dibawah ini:
Pandang titi P(x,y) dan
Q(x + x, y + y)
Q maka PR = x
QR = y
. y
x = tg , dinamakan laju
 y
perubahan rata-rata
0 (average rate of change)

dari fungsi y dalam interval (x. x + x), sedangkan harga limit untuk x  0,
dinamakan laju perubahan (rate of change) dari y terhadap x, pada suatu titik x
(misalkan x =x0), dengan simbol matematik:
laju perubahan (rate of change) pada x =x0 adalah :
lim y = dy
x0 x dx x=x0

14
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Atau sama dengan turunan pertama dari y terhadap x pada suatu titik x = x0 .
Pemakakain dalam bidang teknik:
1. Lintasan s dipandang sebagai suatu fungsi dari t, maka s = f(t)
Kecepatan rata-rata (averege velocity) =s ( harga rata-rata kecepatan dalam suatu
dx
jangka waktu persatuan waktu).
Kecepatan (velocity) pada waktu t = lim y = ds = v
x0 t dt

Percepatan (acceleration) a = ds (percepatan pada suatu waktu t)


t

2. Banyak air dalam tangki air pada waktu t ialah Q, dengan Q sebagai fungsi dari t.
Bila air mengalir masuk/keluar dari tangki air dari ke t + t, maka perubahan dari Q
adalah Q. Maka laju perubahan rata-rata dari Q = ds
t
Dan laju perubahan dari Q pada waktu t = lim Q = dQ
x0 t dt

Contoh :
1. Persamaan lintasan dari suatu partikel adalah s = 2t2 + 3t +5, s dalam centimeter, t
dalam seconds. Berapakah kecepatan rata-rata dari partikel dalam interval t =1
sampai t =5
Penyelesaian:
t = 5 – 1 = 4
s = (2(5)2 + 3(3) + 5) – (2(1)2 + 3(1) + 5)
= 70 – 10 60
Maka kecepatan rata-rata = s = 60 = 15 cm/sec
t 4

2. Bila diketahui lintasan suatu pertikel s = 256 + 96t – 16t2. . hitunglah kecepatan v
dan percepatan a. Berapakah harg s bila v= 0
Penyelesaian:

15
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

v = ds/dt = 96 – 32t
a = dv/dt = -32
bila v = 0,
96 - 32t = 0
t = 96/32 = 3
maka harga s = 256 + 96(3)– 16(3)2
= 256 + 288 – 144
= 400
3. Air dalam kolam renang dialirkan keluar, karena kolam akan dibersihkan. Q
menyatakan banyak air dalam kolamsaat t menit setekah air mulai dialirkan pada
kolam, dan Q = 200(30 – t)2. Q dalam gallon. Berapakah kecepatan air mengalir pada
saat setelah 10 menit? Berapakh laju perubahan dari air yang mengalir selama 10
menit pertama?
Penyelasaian:
Q = 200 (30 – t)2
(dQ/dt) = 200 (2) (-1) (30 – t) t= 10
= -400(30 – 10)
= - 8000
Jadi kecepatan air yang mengalir keluar pada akhir menit kesepuluh adalah =
8000 gallon/menit.
Q = 200 (30 – t)2
Selama 10 menit pertama  t = 10 dan t0 =0, maka
Q = { 200(30 – 10)2 – 200(30)2}
= 200 ( 400 – 900 ) = -100.000
Q/t = -100.000 = -10.000 gallon/menit
10

Latihan soal :

16
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

1. Diketahui suatu persamaan partkel s= 5t2 - 20t + 2, s dalam meter dan t


dalam detik. Hitunglah kecepatan dan percepatan serta berapa nilai s bila v
= 0?
2. Air dalam kolam renang dialirkan keluar, karena kolam akan dibersihkan. Q
menyatakan banyak air dalam kolamsaat t menit setekah air mulai dialirkan
pada kolam, dan Q = 100(20 – t)2. Q dalam gallon. Berapakah kecepatan air
mengalir pada saat setelah 5 menit? Berapakah laju perubahan dari air yang
mengalir selama 5 menit pertama?
3. Persamaan lintasan dari suatu partikel adalah s = 5t2 + 2t +3, s dalam
centimeter, t dalam seconds. Berapakah kecepatan rata-rata dari partikel
dalam interval t =2 sampai t =6

17
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

BAB III. INTEGRAL

3.1 Pengertian Integral


Integral merupakan invers atau kebalikan dari differensial. Integral terdiri dari dua
macam yakni integral tentu dan integral tak tentu. Integral tentu merupakan suatu
integral yang dibatasi oleh suatu nilai tertentu yang sering disebut batas atas dan batas
bawah. Sedangkan integral tak tentu digunakan untuk mencari fungsi asal dari turunan
suatu fungsi.

Definisi : yang dimaksud dengan mengintegralkan suatu fungsi (fx) ialah


menentukan suatu fungsi F(x), sehingga turunannya

d F(x)/dx = f(x)

Integral di bagi dua macam: integral tak tentu dan integral tertentu.
3.2 Integral tak tentu (indefinite integral)
Bila diberikan suatu fungsi f(x) dari suatu fungsi lain y = F(x) sedemikian hingga
dalam domain a < x > b , berlaku:
d F(x)/dx = f(x)
maka F(x) dinamakan hasil integraldari f(x) terhadap x. jadi inetgral dapat dipandang
sebagai kebalikan dari turunan (diferensiasi).
𝑑 𝑑
(a) (𝑥 𝑛 ) = 𝑛𝑥 𝑛−1 . Dengan mengganti n dengan (n+1), (𝑥 𝑛+1 ) = (𝑛 + 1)𝑥 𝑛 , 
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 𝑥 𝑛+1 𝑥 𝑛+1
( ) =𝑥 𝑛 maka: ∫ 𝑥 𝑛 dx = +𝐶
𝑑𝑥 𝑛+1 𝑛+1

Ini berlaku kecuali bila n=-1, yang untuk itu kita harus membagi dengan 0.
𝑑
(b) 𝑑𝑥
(sin 𝑥) = cos x

 ∫ cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝐶
𝑑
(c) 𝑑𝑥
(cos 𝑥) = - sin x

 ∫ sin 𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝐶

18
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

𝑑
(d) 𝑑𝑥
(tan 𝑥) = 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥

 ∫ 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥 𝑑𝑥 = tan 𝑥 + 𝐶
𝑑
(e) (𝑒 𝑥 ) = 𝑒𝑥
𝑑𝑥

 ∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝐶
𝑑 1
(f) 𝑑𝑥
(ln 𝑥) =𝑥
1
∫ 𝑑𝑥 = ln 𝑥 + 𝐶
𝑥
𝑑
(g) 𝑑𝑥
(𝑎 𝑥 ) = 𝑎 𝑥 . ln 𝑎
𝑎 𝑥
 ∫ 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑙𝑛𝑎
+𝐶

Contoh 1:
y = F (x) = x3
maka dy/dx = 3x2  f(x) = 3x2
jadi x3 = ∫ 3x2 dx F (x) = ∫ f(x) dx
Maka ∫ 3x2 dx = 1 (3) x 2+ 1 = x3
2+1
Contoh 2.
1 1
∫(𝑥 2 + 2𝑥) 𝑑𝑥 = 2+1
𝑥 2+1 +
1+1
𝑥 1+1 +𝑐

1 1
= 3 𝑥3 + 2 𝑥2 + c

Contoh 3.
1⁄ 1 1
∫ √4𝑥 + 3 𝑑𝑥 = ∫(4𝑥 + 3) 2 dx  ∫ 𝑢1/2 du = ∫ 𝑢1/2 du
4 4

1 2
Dimisalkan u = 4x + 3 = ( 4 ) 3 𝑢3/2 + c

𝑑𝑢 2
= 4 = 12 (4𝑥 + 3)3/2 + 𝑐
𝑑𝑥

1
du = 4 dx = 6 (4𝑥 + 3)3/2 + c

dx = ¼ du

19
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Tips memilih maa yang menjadi u


1. Yang memiliki pangkat terbesar
2. Yang menjadi pembagi
3. Yang berada dalam fungsi sinusoida (trigonometri)
4. Yang berada di dalam bentuk akar

3.3 Integral Tertentu (definite integral)


Misalkan fungsi f(x) kontinu pada [a, b] dan fungsi F(x) adalah anti turunan dari
fungsi f(x), maka berlaku

dari bentuk integral tentu

maka fungsi f(x) dinamakan Integran, bilangan a dinamakan batas bawah integral
dan b dinamakan batas atas integral
Pandang y = f(x) suatu fungsi dari x yang kontinyu dalam interval tertutup [a, b], dan
juga f(x) diambil non-negatif yang berarti f(x) terletak di atas sumbu x dalam [a, b]
tersebut.

Sifat sifat integral tertentu :


𝑏 𝑎
a. ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = − ∫𝑏 𝑓(𝑥)𝑑𝑥

𝑎
b. ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 0

c. Bila f1(x)dan f2(x) adalah fungsi-fungsi yang dapat diintegralkan, maka :

20
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

𝑏 𝑏 𝑏
∫ [𝑓1 (𝑥) + 𝑓2 (𝑥)]𝑑𝑥 = ∫ 𝑓1 (𝑥)𝑑𝑥 + ∫ 𝑓2 (𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑎

d. Bila c suatu konstanta, maka :


𝑏 𝑏
∫ 𝑐𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑐 ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎

𝑏 𝑏
e. | ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 | ≤ ∫𝑎 |𝑓(𝑥)|𝑑𝑥

Contoh:
2
2 2
1. ∫1 (2𝑥 + 5)𝑑𝑥 = 𝑥 + 5𝑥 = (4 +10) – (1 + 5) = 8
1

2
2 2 2 1 2
∫0 √4𝑥 + 1 𝑑𝑥 = ∫0 (4𝑥 + 1)1/2 dx  ∫0 𝑢1/2 (1/4) du = 4 . (4𝑥 + 1)3/2
3
0

2
1 3/2
Misalkan u = 4x + 1 = 6 (4𝑥 + 1)
𝑑𝑢
= 4 0
𝑑𝑥

1 1
dx = 4 𝑑𝑢 = [(4.2 + 1)3/2 − (4.0 + 1)3/2 ]
6

3 1
1 1 26 13
= ( 92 − 12 ) (27 − 1) = =
6 6 6 3

3.4 Aplikasi Integral Dalam Bidang Teknik


a. Luas daerah di bawah kurva
Untuk mencari luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu-x dan ordinat
di x =a dan x = b.

21
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Perhatikan luas A pada daerah yang dibatasi oleh kurva y f(x), sumbu-x dan
kedua grafik tegak yang melalui x = a dan x = b seperti dilihat pada gambar di
bawah ini,

Untuk menentukan luas A, perlu memperhatikan luas total diantara kurva yang
sama dan sumbu-x dari kiri hinggi titik sembarang P pada kurva tersebut dengan
koordinat (x,y) yang akan kita tandai dengan Ax.
Luas A, merupakan luasan yang dibatasi oleh lajur antara busur PQ dimana Q
memiliki koordinat (x + x, y + y).
𝑑𝐴𝑥
Maka =y
𝑑𝑥

22
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Kesalahan pada penghampiran ini diberikan oleh luas PQR dalam bangun
tersebut di kanan, dimana lajurnya telah diperbesar.
Contoh:
hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = 3𝑥 2 + 6𝑥 + 8, sumbu-x dan
ordinat x=1 dan x=3

y = 3𝑥 2 + 6𝑥 + 8

A
0 1 2 3 x

3
3 3
A= ∫1 𝑦 𝑑𝑥 = ∫1 3𝑥 2 + 6𝑥 + 8 dx =[𝑥 3 2
+ 3𝑥 + 8𝑥]
1
= [27 + 27 + 24] − [1 + 3 + 8]

= 78 – 12 = 66 satuan2

b. Volume Benda Putar

23
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Jika bentuk bidang yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu-x, dan ordinat-
ordinat di x=a dan x=b, diputar satu putaran penuh mengelilingi sumbu-x, maka
putaran ini akan membentuk sebuah benda yang simetris terhadap OX.

Misalkan V adalah volume dari benda yang terbentuk.


Untuk mencari V, pertama-tama marilah kita tinjau sebuah potongan tipis pada
bentuk bidang semula.

Volume yang dibentuk oleh potongan tersebut kira-kira sama dengan volume
yang terbentuk oleh empat persegi panjang.
Dengan kata lain,
V = y2 dx,
karena benda yang terbentuk adalah sebuah silender pipih.
Jika kita membagi seluruh bentuk bidang menjadi sejumlah potongan seperti itu,
maka masing-masing akan menghasilkan cakram tipis dengan volume y2 dx

24
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

 Volume total V =∑𝑥=𝑏 2


𝑥=𝑎 𝜋𝑦 dx

Kesalahan (error) dalam aproksimasi ini disebabkan oleh luas daerah di atas
masing-masing empat persegi panjang, yang menyebabkan terjadinya bentuk
tangga pada permukaan benda. Akan tetapi, jika x0, maka kesalahan ini akan
hilang, sehingga pada akhirnya,
𝑏
V = ∫𝑎 𝜋𝑦 2 𝑑𝑥

Contoh:
Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh y = 5 cos 2x,
𝜋
sumbu-x dan ordinat-ordinat di x = 0 dan x = 4 , diputar satu putaran penuh mengelilingi

sumbu-x.
Penyelesaian:
𝜋/4 𝜋/4
V= ∫0 𝜋𝑦 2 𝑑𝑥 = 25𝜋 ∫0 𝑐𝑜𝑠 2 2𝑥 𝑑𝑥
Nyatakan ini dalam bentuk ganda (yaitu 4x).
𝜋/4 𝜋/4
V = ∫0 𝑦 2 𝑑𝑥 = 25𝜋 ∫0 𝑐𝑜𝑠 2 2𝑥. 𝑑𝑥 cos 2 = 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1
25𝜋 𝜋/4 1
= ∫0 (1 + 𝑐0𝑠 4𝑥)𝑑𝑥 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 = 2 (1 + cos 2𝜃)
2

/4
25𝜋 𝑠𝑖𝑛4𝑥
= [𝑥 + ]
2 4

25
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

0
25𝜋 𝜋 25𝜋 2
= ({ 4 + 0} − {0 + 0}) = 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛3
2 8

Latihan Soal:
1. Carilah integral tak tentu dari
a. ∫(4𝑥 2 − 2𝑥 + 5)𝑑𝑥
b. ∫(8𝑥 − 4)3 𝑑𝑥
𝑑𝑥
c. ∫ 1
(2𝑥−5) ⁄2

d. ∫(5 − 7𝑥)−5 𝑑𝑥
e. ∫ √1 + 3𝑥 dx
2. Carilah nilai integral dari
2
a. ∫1 (5𝑥 2 − 2) 𝑑𝑥
1
2
b. ∫0 (4𝑥 − 2)2 dx
3 𝑑𝑥
c. ∫0 ( 3𝑥+4)3

33
d. ∫0 √9𝑥 − 1 𝑑𝑥
3. Diketahui persamaan parametrik suatu kurva adalah x = 3𝑡 2 , 𝑦 = 3𝑡 − 𝑡 2 .
Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh kurva, sumbu-
x, dan ordinat-ordinat di t=0 dan t=2, diputar mengelilingi sumbu-x.
4. Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh kurva y = 𝑥 2 +
5, dan ordinat-ordinat di x =1 dan x = 3, diputar mengelilingi sumbu-y sampai satu
putaran penuh.
5. Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh y = 2 sin 2x,
𝜋
sumbu-x dan ordinat-ordinat di x= 0 dan x= , diputar satu putaran penuh
2

mengelilingi sumbu-x.

26
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

6. Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh y = 4x2 + 3x
– 6, sumbu-x dan ordinat-ordinat di x = 0 dan x= 3, diputar mengelilingi sumbu y
sampai satu putaran penuh.

27
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

BAB IV. PERSAMAAN DIFERENSIAL

4.1 Pengertian Persamaan Diferensial


Persamaan diferensial adalah persamaan yang mengandung turunan didalamnya.
Persamaan diferensial dibagi dua, yaitu yang pertama persamaan diferensial yang
mengandung hanya satu variabel bebas, disebut persamaan diferensial biasa (PDB).
Sedangkan yang kedua, persamaan diferensial yang engandung lebih dari sati variabel
bebas, disebut persamaan difeensial parsial (PDP). Persamaan diferensial merupakan
suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel independen x, suatu variabel
dependen y dan satu atau lebih turunan dari y terhadap x.
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari tentang integral. Pada
umumnya, semua bentuk pengontegralan yang dilakkan merupakan upaya untuk
menyelesaikan persamaan diferensial. Dsedangkan sparale variabel adalah metode
penyelesaian persamaan diferensial dengan cara mengelompokkan fungsi-fungsi
berdasarkan variabel yang sama, kemudian diintegralkan.
𝑑𝑦
Contoh: 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝑦 sin 𝑥 = 0

𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
𝑥𝑦 𝑑𝑥 2 + 𝑦 𝑑𝑥 + 𝑒 3𝑥 = 0

Persamaan diferensial merupakan suatu hubungan yang dinamis, dengan kata lain
kuantitas-kuantitas yang berubah, sehingga seringkali muncul dalam permasalahan
dalam bidang sain maupun rekayasa.
Orde dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalam
persamaan tersebut.
𝑑𝑦
𝑥 𝑑𝑥 − 𝑦 2 = 0 adalah persamaan orde-pertama
𝑑2 𝑦
𝑥 𝑑𝑥 2 − 𝑦 = 0 adalah persamaan orde-kedua
𝑑3 𝑥
𝑥 𝑑𝑥 3 − 𝑦 2 = 0 adalah persamaan orde-ketiga

28
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

dan setereusnya.
4.2 Proses Pembentukan Persamaan Diferesial
Secara matematis, persamaaan diferensial dapat muncul apabila konstanta-konstanta
sembarangnya dieliminasi dari fungsi yang diberikan.

Contoh 1 :
Tinjau y = A sin x + B cos x, dimana A dan B adalah konstanta sembarang.
Jika kita diferensiasikan, dipereoleh:
𝑑𝑦
= 𝐴 cos 𝑥 − 𝐵 sin 𝑥
𝑑𝑥

𝑑2𝑦
= −𝐴 sin 𝑥 − 𝐵 cos 𝑥
𝑑𝑥 2
Yang identik dengan persamaan semula, tapi tandanya berlawanan.
𝑑2 𝑦 𝑑2 𝑦
Artinya = −𝑦 ∴ +𝑦 =0
𝑑𝑥 𝑑𝑥

Ini adalah sebuar persamaan diferensial orde kedua.

Contoh 2.
𝐴
Bentuklah sebuah persamaan diferensial dari fungsi y = x + 𝑥
𝐴
Kita dapatkan = x + 𝑥 = 𝑥 + 𝐴𝑋 −1
𝐴
Dari persamaan di atas, 𝑥 = 𝑦 − 𝑥 ∴ A = x(y - x)
𝑑𝑦 𝑥(𝑦−𝑥)
∴ 𝑑𝑥 = 1 - 𝑥2
𝑦 −𝑥 𝑥−𝑦+𝑥 2𝑥−𝑦
= 1- = =
𝑥 𝑥 𝑥
𝑑𝑦
= 𝑥 = 2𝑥 − 𝑦..............................persamaan ini adalah persamaan
𝑑𝑥

diferensial orde pertama.

29
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

4.3 Penyelesaian Persamaan Diferensial


Untuk menyelesaikan suatu persamaan diferensial, kita harus mencari suatu fungsi
yang membuat persamaan tersebut benar. Ini berarti bahwa kita harus memanipulasi
persamaan tersebut sedemikian rupa sehingga seluruh turunannya hilang dan hanya
menyisakan hubungan antara y dan x.
Penyelesaian persamaan diferensial dapat diselesaikan dengan beberapa cara:
1. Metode Integrasi Secara Langsung
𝑑𝑦
Jika persamaan dapat disusun dalam bentuk 𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥), maka persamaan tersebut

dapat diselesaikan dengan integrasi sederhana.


Contoh 1.
𝑑𝑦
= 3𝑥 2 − 6𝑥 + 5
𝑑𝑥

Maka y = ∫(3𝑥 2 − 6𝑥 + 5)𝑑𝑥


= 𝑥 3 − 3𝑥 2 + 5𝑥 + 𝑐

Contoh 2.
𝑑𝑦
Selesaikan 𝑥 𝑑𝑥 = 5𝑥 3 + 4
𝑑𝑦 4
Dalam kasus ini, 𝑑𝑥 = 5𝑥 2 + 𝑥
5𝑥 3
𝑦= + 4 ln 𝑥 + 𝐶
3

2. Dengan Pemisahan Variabel


𝑑𝑦
Jika persamaan yang diberikan berbentuk = 𝑓(𝑥, 𝑦), variabel y di sisi kanan
𝑑𝑥

menyebabkan persamaan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan integrasi


langsung. Sehingga kita harus menggunakan metode pemisahan variabel untuk
menyelesaikannya.
Contoh 1.

30
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

𝑑𝑦 2𝑥
Selesaikanlah 𝑑𝑥 = 𝑦+1
𝑑𝑦
Kita dapat menulisnya kembali sebagai (y + 1) = 2x
𝑑𝑥

Kemudian kita integrasikan kedua sisi terhadap x:


𝑑𝑦
∫(𝑦 + 1) 𝑑𝑥 = ∫ 2𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑥

∫(𝑦 + 1)𝑑𝑦 = ∫ 2𝑥 𝑑𝑥

1
Didapat : 2 𝑦 2 + 𝑦 = 𝑐 2 + 𝑐

Contoh 2:
𝑑𝑦
Selesaikanlah 𝑑𝑥 = (1 + 𝑥)(1 + 𝑦)
1 𝑑𝑦
=1+𝑥
1 + 𝑦 𝑑𝑥

Integrasikan kedua sisi terhadap x


1 𝑑𝑦
∫ 𝑑𝑥 = ∫(1 + 𝑥)𝑑𝑥
1 + 𝑦 𝑑𝑥

1
∫ 𝑑𝑦 = ∫( 1 + 𝑥)𝑑𝑥
1+𝑦
𝑥2
= Ln (1 + y) = 𝑥 + +𝐶
2

Metode ini bergantung pada kemampuan kita menyatakan persamaan yang


𝑑𝑦
diberikan dalam bentuk F(y)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥). Jika ini dapat dilakukan, maka proses

selanjutnya mudah, karena kita dapatkan:

𝑑𝑦
∫ 𝐹(𝑦) 𝑑𝑥 = ∫ 𝐹(𝑦)𝑑𝑦 ∴ 𝐹
𝑑𝑥
31
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Latihan Soal:
𝑑𝑦 1+𝑦
1. Selesaikan persamaan diferensial =
𝑑𝑥 2+𝑥
𝑑𝑦 𝑦 2 +𝑥𝑦 2
2. Selesaikan persamaan diferensial 𝑑𝑥 = 𝑥 2 𝑦−𝑥 2

𝑑𝑦 𝑦 2 −1
3. Selesaikan persamaan diferensial 𝑑𝑥 = 𝑥
𝑑𝑦 𝑥 2 +1
4. Selesaikan persamaan diferensial xy𝑑𝑥 = 𝑦+1
𝑑𝑦
5. Selesaikan persamaan diferensial 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑦 + 𝑥𝑦

32
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

BAB V. TRANSFORMASI LAPLACE

5.1 Pengertian Transformasi Laplace


Pada suatu persamaan diferensial pada umumnya selalu memiliki variabel bebas
dalam bentuk x atau t (domain wakyu). Ide dasar dari tranformasi Laplace adalah
merubah variabel bebas (domain) dari fungsi penyelesaian persamaan
diferensial menjadi bentuk variabel bebas (domain frekuensi) s. Secara
sederhana berdasarkan persamaan berikut ini :

y(x) T. Laplace Ɫ {𝑦(𝑥)}= Y(s)

transformasi Laplace adalah transformasi integral tertentu dengan batas 0


sampai dengan .

L {𝑓(𝑥)}= Y(s) = ∫0 𝑒 −𝑠𝑥 𝑓(𝑥)𝑑𝑥

Dimana s adalah suat variabel yang nilai-nilainya dipilih sedemikian rupa agar
integral semi-infinitifnya selalu konvergen.

Contoh: 1
Bentuk transformasi Laplace dari persamaan f(x) = 2


L {𝑓(𝑥)}= ∫0 𝑒 −𝑠𝑥 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
Maka


L {2}= ∫0 𝑒 −𝑠𝑥 2 𝑑𝑥

𝑒 −𝑠𝑥
= 2[ ]
−𝑠
x=0

33
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

= 2 (0-(-1/s))

2
=
𝑠

Perhaikan bahwa s > 0 diisyaratkan karea jika s < 0 maka 𝑒 −𝑠𝑥 → ∞ ketika x → ∞ dan
jika s = 0 maka L{2} tidak terdefinisi (integralnya divergen), sehingga

2
L{2} = 𝑠 asalkan s > 0

Dengan alasan yang sama, jika k adalah sembarang konstanta maka:


𝑘
L{k} = asalkan s > 0
𝑠

Contoh 2.
Diketahui f(x) = 𝑒 −𝑘𝑥 , x ≥ 0 dimana k adalah konstanta.
Penyelesaian:

L {𝑒 −𝑘𝑥 } = ∫0 𝑒 −𝑠𝑥 𝑒 −𝑘𝑥 𝑑𝑥


= ∫0 𝑒 −(𝑠+𝑘)𝑥 𝑑𝑥


𝑒 −(𝑠+𝑘)𝑥
= [ −(𝑠+𝑘) ]
s=0

1
= [0 − [− (𝑠+𝑘)]] s+k> 0 harus dipenuhi untuk menjamin ingtegralnya
konvergen di kedua limit
1
= (𝑠+𝑘) asalkan s + k > 0, yaitu asalkan s > -k

5.2 Transformasi Laplace Invers

34
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Transformasi Laplace adalah suatu pernyataan dalam variabel s yang dinotasikan


dengan F(s). Dikatakan bahwa f(x) dan F(s) = L {f(x)} membentuk suatu pasangan
transformasi. Ini berarti bahwa jika F(s) adalah transformasi Laplace dari f(x) maka f(x)
adalah transformasi laplace invers dari F(s). dapat ditulis:
f(x) = 𝐿−1 {𝐹(𝑠)}
Tidak ada deinisi integral yang sederhana dari transformasi invers, jadi harus mencari
dengan cara bekerja dari belakang.
4
Contoh. Jika f(x) = 4 maka transformasi Laplace-nya L {f(x)} = F(s) = jadi jika
𝑠
4
F(s) =𝑠 maka transformasi Laplace inversnya 𝐿−1 . = 𝑓(𝑥) = 4

5.3 Tabel Transformasi Laplace

𝑓(𝑥) = 𝐿−1 {F(s)} F(s) = L{f(x)}


K 𝑘
𝑠>0
𝑠
𝑒 −𝑘𝑥 1
𝑠 > −𝑘
𝑠+𝑘
𝑥𝑒 −𝑘𝑥 1
𝑠 > −𝑘
(𝑠 + 𝑘)2
X 1
𝑠>0
𝑠2
𝑥2 2
𝑠>0
𝑠3
Sin kx 𝑘
𝑠2 + 𝑘2 > 0
𝑠 + 𝑘2
2

Cos kx 𝑠
𝑠2 + 𝑘2 > 0
𝑠 + 𝑘2
2

35
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

5.4. Aplikasi Transormasi Laplace


Dengan transformasi laplace kita dapat menyelesaikan persamaan diferensialdengan
sangat mudah. Bentuk fungsi pada transformasi Laplace memenuhi operasialjabar
biasa., sehingga mudah untuk disederhanakan. Sebuah persamaan diferensial di
transformasikan, kemudian kita sederhanakan dengan menggunakan aljabar biasa,
setelah it invers fungsi sedrehana yang telah kita selesaikan tadi.
L{PD} → Aljabar → 𝐿−1 {𝑌{𝑠)} = 𝑦(𝑥)

Contoh:
Tentukan fungsi transformasi Laplace persamaan diferensial berikut ini:

𝑑2𝑦
− 3𝑦 = sin 𝑥 𝑦(0) = 1, 𝑦 ′ (0) = 0
𝑑𝑥 2
Penyelesaian:
𝑑2𝑦 1
− 3𝑦 = sin 𝑥 → [𝑠 2 𝑌(𝑠) − 𝑠 − 0] − 3[𝑌(𝑠)] =
𝑑𝑥 2 𝑠2 +1

1
𝑠 2+1+𝑠
→ 𝑌(𝑠) =
𝑠2 − 3

𝑠2 +𝑠+1
= (𝑠2 +1)(𝑠2 −3)

Kemudian kita invers menjadi y(x), sebelumnya lita uraikan menjadi fraksi parsial.

1 4√3 − 1 4√3 + 1
𝑠2 + 𝑠 + 1 −4
2 2
= 2 + 8√3 + 8√3
(𝑠 + 1)(𝑠 − 3) (𝑠 + 1) 𝑠 − √3 (𝑠 + √3)

Setelah mendapatkan fraksi parsial, baru kita inverskan:

36
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

𝑠2 + 𝑠 + 1
𝐿−1 [ 2 ]
(𝑠 + 1)(𝑠 2 − 3)
1 1 4√3 − 1 −1 1
= − 𝐿−1 [ 2 ]+[ ]𝐿 [ ]
4 𝑠 +1 8√3 (𝑠 − √3
4√3 ∓ 1 −1 1
+[ ]𝐿 [ ]
8√3 𝑠 + √3

1 4√3 − 1 √3𝑥 4√3 + 1 −√3𝑥


= − sin 𝑥 + 𝑒 + 𝑒
4 8√3 8√3

Latihan soal:
1. Tentukan transformasi Laplace dari soal di bawah ini. Dalam setiap soal f(x)
terdefinisi untuk x ≥ 0 ∶
a. f(x) = -3
b. f(x) = -5𝑒 −3𝑥
c. f(x) = e
d. f(x) = 2𝑒 7𝑥−2
e. f(x) = 𝑒 2𝑥
2. tentukan transformasi Laplace invers dari setiap soal di awah ini:
1
a. F(s) =− 𝑠
1
b. F(s) = 𝑠−5
3
c. F(s) = 𝑠+2
3
d. F(s) = − 4𝑠
1
e. F(s) = 2𝑠−3

3. Tentukan fungsi transformasi Laplace persamaan diferensial berikut:


𝑑2 𝑦
a. − 2𝑦 = 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑦(0) = 1, 𝑦 ′ = 0
𝑑𝑥 2

37
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

𝑑3 𝑦
b. + 3𝑦 = 𝑥 𝑦(0) = 1, 𝑦 ′ = 0, 𝑦" = 0
𝑑𝑥 3

𝑑2 𝑦
c. − 4𝑦 = 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑦(0) = 1, 𝑦 ′ = 0
𝑑𝑥 2

38
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

Latihan Soal Untuk Ujian Akhir Semester


1. Selesaikan integral dibawah ini:

a. ∫ √6𝑥 + 3 dx

2⁄
b. ∫(8 𝑥 + 2) 5 𝑑𝑥

c. ∫ cos(2𝑥 + 5)𝑑𝑥

d. ∫(4𝑥 2 − 2𝑥 + 5)𝑑𝑥

e. ∫(8𝑥 − 4)3 𝑑𝑥

f. ∫(5 − 7𝑥)−5 𝑑𝑥

g. ∫ √1 + 3𝑥 dx

2. Carilah nilai integral dari


2
𝑎. ∫ (5𝑥 2 − 2) 𝑑𝑥
1
1
2
𝑏. ∫0 (4𝑥 − 2)2 dx
3
𝑑𝑥
𝑐. ∫ 3
0 ( 3𝑥 + 4)
3
3
𝑑. ∫ √9𝑥 − 1 𝑑𝑥
0

3. Hitunglah luas bidang datar yang kurvanya dibatasi oleh grafik y= 4x 2 + 5x -2


dengan ordinat – ordinat di x = 0, -1, 2
4. Carilah volume yang terbentuk jika bidang di batasi oleh y = 4 cos 3x , sumbu-x
di ordinat ordinat x= 0 dan x= π/4, diputar satu putaran penuh mengelilingi
sumbu x.

39
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

5. Diketahui persamaan parametric suatu kurva x= 4t2, dengan grafik y = 5t2 – 2t +


3, sumbu-x di ordinat t =1 dan t= 2, diputar mengelilingi sumbu –x
6. Hitunglah volume yang terbentuk jika bidang yang dibatasi oleh kurva y = 4x 2 + 5,
sumbu-x , dan ordinat- ordinat di x= 1 dan x= 3, di putar mengelilingi sumbu y.
7. Selesaikan persamaan diferensial dari:
𝑑𝑦
a. − 5𝑥 2 + 7𝑥 − 2
𝑑𝑥
𝑑𝑦 3𝑥 2 +2
b. 𝑥𝑦 𝑑𝑥 = 2𝑦−1

𝑑𝑦
c. = (𝑦 − 2)(𝑥 + 3)
𝑑𝑥

𝑑𝑦 2+𝑦
d. =
𝑑𝑥 5−𝑥

40
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2

DAFTAR PUSTAKA

Didit Budi Nugroho. Kalkulus Integral dan Aplikasinya.Graha Ilmu.Cetakan Pertama.


Yogyakarta 2012.

K.A. Stroud.,Dexter J. Booth. Matematika Teknik Jilid 1 Edisi Kelima. Penerbit


Erlangga. Jakarta 2001.

K.A. Stroud.,Dexter J. Booth. Matematika Teknik Jilid 2 Edisi Kelima. Penerbit


Erlangga. Jakarta 2001

Nazrul Effendi,. Vani Sugiyono. Matematika Teknik 1. PT. Buku Seru. Cetakan
Pertama. Jakarta 2013

Purcell J. Edwin and Dale Verberg. Kalkulus Dan Geometri Analitik. Jilid 1 Penerbit
Erlangga. Jakarta 1995

41

Anda mungkin juga menyukai