Anda di halaman 1dari 6

Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari

dan ganti pembalut 5-6 kali perhari. Haid normal (Eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal),
jumlah darah rata2 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal), kira2 2-3 kali ganti pembalut perhari.

Penyebab hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri (tumor jinak dari otot
rahim, infeksi pada rahim atau hiperplasia endometrium (penebalan lapisan dalam rahim). Dapat juga
disebabkan oleh kelainan diluar rahim seperti kelainan darah: anemia, gangguan pembekuan darah dll,
juga bisa disebabkan kelainan hormon (gangguan endokrin).

Tanda dan Gejala :

1. Masa menstruasi lebih dari 7 hari


2. Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam
3. Membutuhkan pembalut wanita secara berlapis
4. Membutuhkan penggantian pembalut pada tengah malam
5. Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit
6. Pendarahan berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari
7. Nyeri terus menerus pada perut bagian bawah selama masa menstruasi
8. Waktu menstruasi tidak teratur
9. Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala anemia).

Penyebab

Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi akibat
beberapa hal, diantaranya:

1. Adanya kelainan organik, seperti: infeksi saluran reporduksi, kelainan koagulasi (pembekuan darah),
misal : kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll. Disfungsi organ yang
menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat
menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon
estrogen.

2. Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor pituitari,
siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll

3. Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia endometrium,
kanker dinding rahim dan lain sebagainya.

4. Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan anti-
inflamasi dan obat-obatan antikoagulan.

TERAPI ”hipermenorhoe” MELIPUTI:


a) Suplemen Zat Besi

Jika kondisi ini disertai dengan anemia, dokter mungkin merekomendasikan Anda untuk mengkonsumsi
suplemen zat besi secara teratur. Jika level zat besi didalam tubuh rendah tapi anda belum mengalami
anemia, Anda juga mungkin disarankan untuk mengkonsumsi untuk mencegah terkena anemia.

b) Kontrasepsi Oral

Kontrasepsi oral (seperti pil KB) dapat dipilih untuk membantu keteraturan ovulasi dan mengurangi
pendarahan hebat dan jangka waktu lama menstruasi

c) Obat-obatan

Obat-obat yang termasuk dalam NSAID (Nonsteroidal anti-imflammatory drugs) seperti ibuprofen (advil
dan motrin) membantu mengurangi derasnya aliran darah

d) Progesteron

Hormon progesterone dapat membantu mengoreksi ketidaknormalan hormon dan mengurangi


menorrhagia

Penatalaksanaan hipermenorhoe :

a) Istirahat Cukup

Dokter akan merekomendasikan cukup istirahat jika mengalami pendarahan hebat dan ketidakteraturan
menstruasi.

b) Catat Pembalut yang Digunakan


Catat jumlah pelindung wanita yang telah digunakan agar dokter dapat menarik kesimpulan kurang lebih
jumlah darah yang keluar. Gantilah secara teratur pelindung yang digunakan paling tidak setiap 4 jam.

Penyebeb hipermenore juga dapat dikelompokan menjadi empat katagori :

1. Gangguan pembekuan

Walaupun keadaan perdarahan tertentu seperti ITP dan penyakit von willebrands berhubungan dengan
peningkatan menorrhagia, namun efek kelainan pembekuan terhadap individu bervariasi. Pada wanita
dengan tromboitopenia kehilangan darah berhubungan dengan jumlah trombosit selama haid.
Splenektomi terbukti menurunkan kehilangan darah

2. disfunctional uterine bleeding (DUB)

Pada dasarnya peluruhan saat haid bersifat self limited karena haid berlangsung secara simultan di
seluruh endometrium serta jaringan endometrium yang terbentuk oleh estrogen dan progesterone
normal bersifat stabil. Pada DUB, keadaan ini sering terganggu.

DUB dapat terjadi disertai ovulasi maupun anovulasi. Pada keadaan terjadinya ovulasi, perdarahan
bersifat lebih banyak dan siklik hampir sesuai dengan siklus haid. Pada keadaan anovulasi, perdarahan
bersifatlebih sedikit namun dengan siklus yang tidak teratur sehingga sering disebut menometrorrhagia.
DUB dapat disebabkan estrogen withdrawl bleeding, progesteron withdrawl bleeding, estrogen
breakthrough bleeding, progesterone breakthrough bleeding.

Estrogen withdrawl bleeding terjadi pada keadaan setelah ooparektomi bilateral, radiasi folikel yang
matur atau penghentian tiba-tiba obat-obatan yang mengandung estrogen.

Estrogen breakthrough bleeding menyebabkan lapisan endometrium menjadi semakin menebal namun
akhirnya runtuh karena kurang sempurnanya struktur endometrium karena tidak sebandingnya jumlah
progesterone yang ada disbanding jumlah estrogen. Perdarahan biasanya bersifat spotting. Estrogen
breakthrough bleeding yang berkelanjutan mengacu pada keadaan amenorrhea namun secara tiba-tiba
dapat mengakibatkan perdarahan yang banyak.

Progesteron withdrawl bleeding terjadi bila korpus luteum dihilangkan. Progesteron withdrawl bleeding
hanya akan terjadi bila diawali proliferasi endometrium yang diatur oleh estrogen. Namun bila kadar
estrogen meningkat 10-20 kali lipat, progesteron withdrawl bleeding tidak akan terjadi.

Progesterone breakthrough bleeding terjadi bila kadar progesterone melebihi keseimbangan dengan
estrogen. Dinding endometrium yang menebal akan meluruh sedikit demi sedikit akibat struktur yang
tidak kuat. Hal ini terjadi saat menggunakan pil kontrasepsi dalam jangka waktu lama.

Pada keadaan progesteron withdrawl bleeding dan estrogen breakthrough bleeding diberikan terapi
progesteron sehingga tercapai keseimbangan jumlah progesterone-estrogen. Progesterone bersifat
antiestrogen dimana menstimulasi perubahan estradiol menjadi estron sulfat yaitu bentuk tidak aktif
estrogen. Progesterone juga menghambat pembentukan reseptor estrogen. Estrogen juga mencegah
transkripsi onkogen yang dimediasi oleh estrogen.

Pada oligomenorrhea (estrogen breakthrough bleeding) preparat progesterone yang digunakan adalah
medroxypogesteronaseta, 5-10 mg/hari selama 10 hari. Pada menorrhagia (estrogen breakthrough
bleeding yang berlangsung lama dan progesteron withdrawl bleeding) progestin digunakan selama 10
hari hingga 2 minggu untuk menstabilkan dinding endometrium lalu dihentikan secara tiba-tiba dengan
maksud mengikis semua dinding endometrium dan bersifat kuretase alami.

Terapi estrogen diberikan pada Estrogen withdrawl bleeding dan progesterone breakthrough bleeding
untuk memperkuat stroma tempat kelenjar yang hiperplasia karena dirangsang progesterone. Pada
keadaan ini diberikan 25 mg estrogen terkonjugasi secara intra vena tiap 4 jam hingga perdarahan
berhenti atau selama 24 jam untuk menghindari terbentuknya trombus pada kapiler uterus. Semua
terapi estrogen harus diikuti terapi progesteron dan withdrawl bleeding.

Dapat juga diberikan anti prostaglandin untuk vasokontriksi darah sehingga perdarahan dapat berhenti.

Desmopresin asetat (analog sintetik dari arginin vasopresin) digunakan untuk mengobati DUB pada
pasien gangguan pembekuan terutama pada penyakit von willebrand’s dan dapat diberikan intranasal
maupun intravena. Pengobatan dapat meningkatkan kadar faktor VIII dan faktor von willebrands yang
berlangsung sekitar 8 jam.

3. Gangguan pada organ dalam pelvis

Menorrrhagia biasanya berhubungan dengan fibroid pada uterus, adenommiosis, infeksi pelvis, polips
endometrial, dan adanya benda asing seperti IUD. Wanita dengan perdarahan haid melebihi 200 cc 50%
mengalami fibroid. 40% pasien dengan adenomiosis mengalami perdarahan haid melebihi 80cc.
Menorrhagia pada retrofleksi disebabkan karena bendungan pada vena uterus sedangkan pada mioma
uteri, menorrhagia disebabkan oleh kontraksi otot yang kurang kuat, permukaan endometrium yang
luas dan bendungan vena uterus.

4. Gangguan medis lainnya

Gangguan medis lainnya yang dapat menyebabkan menorrhea diantaranya hipotiroid dan
sindrom cushing, patifisiologi terjadinya belum diketahui dengan pasti.

Dapat juga terjadi pada hipertensi, dekompsatio cordis dan infeksi dimana dapat menurunkan kualitas
pembuluh darah. Menorrhagia dapat terjadi pada orang asthenia dan yang baru sembuh dari penyakit
berat karena menyebabkan kualitas miometrium yang jelek.

Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang
menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya
menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing
hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang
berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH
rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus
luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk
berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari
dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat
involusi korpus luteum.

Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan
berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan
tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak
terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi
berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang
berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.

Manifestasi Klinis

Gejala menoragia antara lain :

Ø Perdarahan fase menstruasi yang berlebihan.

Ø Perdarahan diantara dua siklus haid.

Ø Nyeri mengejang pada abdomen bagian bawah.

Ø Lesu

Gejala lain yang dapat menyertainya antara lain :

Ø Sakit kepala

Ø Kelemahan

Ø Kelelahan

Ø Kesemutan pada kaki dan tangan

5. Terapi

Terapi spesifik untuk menorhagia diberikan berdasarkan :


Ø Umur dan riwayat kesehatan

Ø Kondisi sebelumnya

Ø Toleransi pada terapi pengobatan spesifik

Terapi untuk menorrhagia, yaitu :

1. Suplemen zat besi (jika kondisi menorhagia disertai anemia, kelainan darah yang disebabkan oleh
defisiensi sel darah merah atau hemoglobin).

2. Prostaglandin inhibitor seperti medications (NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen.

3. Kontrasepsi oral (ovulation inhibitor)

4. Progesteron (terapi hormon)

5. Hysteroctomy (operasi untuk menghilangkan uterus)

Anda mungkin juga menyukai