Anda di halaman 1dari 15

PENANGANAN BAHAN DAN ANALISIS SWOT

(Mata Kuliah Praktikum Pengembangan Produk Pangan Lokal)

Kelompok 2

Alda Erlyca B1317007


Elly Fitriyanti Sapoetri B1317017
Setia Rahman B1317061
Siti Hainun B1317063
Summa Nur Hidayah B1317075

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2019
ISSN: 1410-0029
Agrin Vol. 16, No. 1, April 2012

PEMBUATAN TEPUNG KOMPOSIT PISANG LOKAL SUMATERA UTARA-JAGUNG


DAN PRODUK OLAHANNYA UNTUK SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU

North Sumatera Local Banana Flour Composite Processing for wheat flour substitution
Oleh:
Deliana P Agriawati, Besman Napitupulu, dan Dorkas Parhusip Balai Penelitian Teknologi
Pertanian Sumatera Utara Jl. Jend AH Nasution No 1 B, Medan 20143

Alamat korespondensi: Deliana P Agriawati (deliana_putri80@yahoo.com)

ABSTRAK
Pisang (Musa paradisiaca) merupakan salah satu komoditi yang menjadi prioritas untuk dikembangkan
sesuai dengan Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014. Banyak varietas atau jenis pisang yang terdapat di
lahan petani, tetapi tidak semuanya pisang tersebut memberikan nilai tambah bila dijual dalam bentuk segar.
Pisang layak digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung. Demikian pula jagung yang dalam bentuk
tepung memiliki serat yang tinggi. Kegiatan penelitian pembuatan tepung komposit untuk substitusi tepung
terigu di Sumatera Utara dilaksanakan sejak bulan Mei hingga Desember 2009 di Kabupaten Karo dan Medan.
Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan jenis pisang lokal khas yang dapat digunakan sebagai bahan baku
tepung komposit berbasis pisang serta komposisi proksimatnya, dan untuk mendapatkan formulasi tepung
komposit berbasis pisang yang sesuai untuk pembuatan kue lidah kucing dan mie kering. Penelitian terdiri dari
dua tahap yaitu pembuatan tepung pisang, tepung jagung beserta analisis proksimatnya kemudian pembuatan kue
lidah kucing dan mie kering menggunakan tepung komposit pisang jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jenis pisang lokal khas yang dapat dijadikan tepung komposit dengan tepung jagung yaitu pisang johor, pisang
lilin dan pisang siberas. Berdasarkan hasil uji organoleptik, tepung komposit (campuran tepung pisang dan
tepung jagung) sebanyak 25-50% dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kue lidah kucing
sedangkan tepung komposit khususnya dari pisang siberas dan jagung dapat mensubstitusi tepung terigu dalam
pembuatan mie kering sebanyak 20%. Pisang lokal Sumatera Utara khususnya pisang siberas dan johor dalam
bentuk tepung memiliki peluang dikembangkan sebagai bahan baku kue kering seperti kue lidah kucing dan mie
kering.

Kata kunci: pisang, tepung komposit, kue lidah kucing, mie kering

ABSTRACT
Banana (Musa paradisiaca) was one of the commodity included as a priority to be developed proposed in
the Strategic Planning of Agency for Agricultural Research and Development year period of 2010 thru 2014.
There were a lot of varieties found at the farmer field, but not all of that varietes resulted in profit if sold as a
fresh product. Some of the banana varieties would be acceptable to be processed as a flour product. Corn flour
has high dietary fiber. The research of Flour Composite Processing for wheat flour substitution in North
Sumatera carried out on Mei up to December 2009 at Karo district and Medan city. The objectives of this
assessment was to find out the existing of local specific of banana being acceptable as composite flour based on
the source from banana and the proximate composition, and also to find out the formulation of composite flour
based on banana for cookies and noodles processed. This assessment was done in two step. The first was to
process banana and corn flour. The next step was to make cookies and noodles used composite flour as raw
material. The result of the assessment showed that the suitable source as the raw material for flour composite
obtained from the combination of johor banana flour, lilin banana flour and siberas banana flour with corn
flour. Based on the organoleptic test that the composite flour (the mixture of banana with corn flour) was able to
substitute wheat flour 25-50% in processing of cookies product (“lidah kucing” cookies) while in processing of
dried noodles, 20% composite flours was able to use as raw material especially siberas banana flour.

Key words: banana, composite flour, cookies, dried noodle


ISSN: 1410-0029 dan 2. Proses pembuatan kue lidah
Agrin Vol. 16, No. 1, April 2012 kucing dan mie kering dari tepung
komposit pisang, jagung dan terigu
Tujuan penelitian adalah untuk disertai dengan uji organoleptik.
mendapatkan jenis pisang lokal khas A. Pembuatan Tepung Pisang dan
yang dapat digunakan sebagai bahan Tepung Jagung
baku tepung komposit berbasis pisang Proses pembuatan tepung pisang
serta komposisi proksimatnya, dan dilakukan dengan melakukan
untuk mendapatkan formulasi tepung modifikasi dari cara yang digunakan
komposit berbasis pisang yang sesuai Napitupulu et al., (2007): mula-mula
untuk pembuatan kue “lidah kucing” pisang dikupas dan diiris kemudian
dan mie kering. dilakukan perendaman dalam larutan
METODE PENELITIAN natrium metabisulfit 1000 ppm untuk
Penelitian dimulai dari bulan mencegah reaksi pencoklatan pada
Mei sampai bulan Desember 2009 di irisan buah sehingga dapat
laboratorium Pasca Panen BPTP memperbaiki warna tepung pisang
Sumatera Utara. Bahan baku yang yang dihasilkan. Setelah direndam
digunakan adalah pisang lokal kemudian ditiriskan dan diblansir
Sumatera Utara seperti Pisang Johor, dengan air panas dengan tujuan
Pisang Siberas, dan Pisang Lilin yang mengurangi reaksi enzimatis selama 1
berasal dari lahan petani dan pasar di menit kemudian dilakukan
Kabupaten Karo yang telah matang pengeringan pada suhu 60 ◦C selama
panen dengan warna kulit masih hijau. 12 jam lalu dilakukan penggilingan
Bahan tambahan kue kering maupun dan pengayakan 100 mesh sehingga
mie lainnya dibeli dari toko di sekitar dihasilkan tepung pisang. Tepung
Medan. Penelitian dilakukan dalam jagung diperoleh dengan cara
dua tahap yaitu: 1. Pembuatan tepung penggilingan biji jagung kering
pisang dan tepung jagung untuk bahan (penepungan cara kering) kemudian
baku kue lidah kucing dan mie kering dilakukan penyaringan menggunakan
beserta analisis sifat fisik dan kimianya saringan ukuran 80 mesh (Merdiyanti,
2008). Tepung komposit pisang dan
jagung dibuat dengan pencampuran
masing-masing tepung dengan
berbagai komposisi perbandingan
untuk digunakan sebagai bahan baku
pembuatan kue lidah kucing dan mie.
Berikut ini adalah Tahapan dalam Pembuatan Tepung Pisang:
1) Pengupasan dan Pemotongan serta Perendaman
Mula-mula pisang dikupas dan diiris kemudian dilakukan perendaman dalam larutan
natrium metabisulfit 1000 ppm untuk mencegah reaksi pencoklatan pada irisan buah sehingga
dapat memperbaiki warna tepung pisang yang dihasilkan.

2) Diblansir
Setelah direndam kemudian ditiriskan dan diblansir dengan air panas dengan tujuan
mengurangi reaksi enzimatis selama 1 menit.
Blansir atau blanching merupakan teknik merebus sayuran yang biasa dilakukan di
restoran dan hotel. Teknik ini dipakai untuk mencegah sayuran menjadi lonyot atau
overcooked. Tujuannya untuk menghentikan proses pemasakan sehingga sayuran teksturnya
tetap renyah dan warnanya tetap bagus.

3) Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran pada sinar matahari, menggunakan
alat pengering atau dapat juga dengan cara dioven. Pengeringan bisa dilakukan pada suhu 60
0
C selama kurang lebih 12 jam.

4) Penggilingan dan Pengayakan


dilakukan penggilingan dan hasil dari penggilingan diayak dengan ayakan 100 mesh
untuk mendapatkan tepung yang bersih dari kotoran yang mungkin ikut saat proses
penggilingan. Hasil akhir dari proses inilah disebut dengan tepung pisang.
Tabel 1. Komposisi Kimia Tepung dan Rendemen Gaplek Pisang

Komponen (%) Tepung pisang

Kadar air 5.85 – 11.6

Kadar pati 64.69 -67.31

Kadar total gula 18.24-20.04

Kadar Serat Kasar 1.96-2.51

Kadar protein 3.36-4.12


Kadar vitamin C 0.0325-0.0326

Kadar total asam 0.36-0.71

Rendemen gaplek pisang 15.4-18.8

Sumber : Antarlina et al..2004

Tabel 2. Sifat Fisik dan Kimia Tepung Pisang dari Berbagai Varietas Pisang.

Varietas Warna Kadar air Kadar asam Karbohidrat


(%) (%) (%)
Kepok Putih 6,08 1.85 76.47
Nangka Putih coklat 6,09 0.85 79.84
Ambon Putih 6,26 1.04 78.99
abu-abu
Raja bulu Putih coklat 6,24 0.84 76.47
Ketan Putih 6,24, 0.78 75.33
abu-abu
Lampung Putih 8,39 0.49 70.10
Siam Kuning 7,62 1.00 77.13
coklat
Sumber : Murtiningsih dan Imam Muhajir (1988)

Tabel 3. Perbandingan Komposisi Kimia Pisang Segar, Tepung Pisang, Beras dan
Kentang

Komposisi Pisang segar Tepung Beras Kentang


kimia pisang
Air (%) 70 3 12 78
Kabohidrat 27 88.6 80.2 19
(%)
Serat Kasar 0.5 2 0.3 0.4
(%)
Protein (%) 1.2 4.4 6.7 2
Lemak (%) 0.3 0.8 4 0.1
Abu (%) 0.9 3.2 0.5 1
Β-karoten 2.4 760 - 13
(ppm)
Kalori 104 340 363 82
(kkal/100g)
Sumber : Suyanti Sutuhu dan Ahmad Supriyadi (1995).
PEMANFAATAN TEPUNG PISANG DALAM PEMBUATAN PRODUK BANANA
ÉCLAIR DAN KUE SATU PISANG

PROYEK AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri


Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik

Oleh:
Sonia Syahnash Falestinia
13512134041

PROGRAM STUDI TEKNIK BOGA


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
PEMANFAATAN TEPUNG PISANG DALAM PEMBUATAN PRODUK BANANA
ÉCLAIR DAN KUE SATU PISANG

Oleh
Sonia Syahnash Falestinia
NIM. 13512134041

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan resep yang tepat dalam


pembuatan Banana Elair dan Kue Satu Pisang dengan substitusi tepung
pisang serta menhetahui bagaimana daya terima masyarakat terhadap
produk Banana Eclair dan Kue Satu Pisang.

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan produk ini yaitu R&D
(Research and Development) dengan model pengembangan 4D yang
meliputi: (1) Define adalah mencari resep acuan dari masing-masin produk
yang akan disubstitusi, (2) Design adalah tahap mencari jumlah substitusi
tepung pisang yang tepat untuk masing -masing resep acuan terpilih, (3)
Develop adalah tahap pengembangan resep yang telah dipilih nilai
substitusinya serta validasi I dan II, (4) Disseminate adalah tahap publikasi
produk hasil kembangan dan rekapitulasi penerimaan produk. Tempat dan
waktu penelitian yaitu Laboratorium Program Studi Boga Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta di mulai dari bulan Februari sampai April
2016.Bahan pengujian berupa sampel dari masing-masing produk, sedangkan
alat pengujian berupa borang.Data di analisis secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa resep yang tepat dalam pembuatan


Banana Eclair adalah dengan subsitusi bahan tepung pisang sebanyak 30%
dari total tepung terigu protein tinggi. Dengan jumlah bahan resep Banana
eclair seperti berikut: tepung pisang sebanyak 45 gr, tepung terigu protein
tinggi sebanyak 105 gr, 150 gr margarin, 300 gr air, 5 butir telur. Produk
yang dihasilkan dalam satu resep yaitu 14 buah. Resep dasar dalam
pembuatan Banana Eclair menggunakan resep Sopana Bakery dengan teknik
olah yaitu metode creaming dan teknik memasak perebusan(boiling), dan
pengadukan (mixing). Banana Eclair memiliki harga Rp.6.200,/buah.

Daya terima masyarakat yang diujiikan melalui uji panelis yang bernilai
(1) sangat tidak disukai, (2) tidak disukai, (3) disukai, (4) sangat disukai,
kedua produk menunjukan rata-rata pada angka tiga, yang berarti produk
disukai.

Kata kunci: Buah pisang, Tepung pisang, Banana Eclair, Kue Satu Pisang
C. Kajian Teknik Pengolahan

1. Banana Eclair

Teknik olah yang dilakukan dalam pembuatan Banan Eclair adalah creaming method
(teknik pencampuran lemak gula, bahan cair, dan bahan kering).Metode ini adalah metode
pembuatan kue standar untuk mencampur bahan yang tinggi lemak menjadi kue (Wayne
Gisslen, 1946). Sedang teknik memasak yang dilakukan yaitu perebusan (boiling) dan
pengadukan (mixing).Tahap awal pengolahan Eclair adalah mendidihkan air dan margarin
secara bersamaan, kemudian memasukkan tepung dan mengaduknya hingga rata dan kalis.
Adonan kemudian diangkat dari perapian dan dibiarkan hingga hangat karena tahap
selanjutnya adalah pencampuran telur kedalam adonan. Apabila telur dicampur saat adonan
masih panas maka telur akan matang dan tekstur Eclair menjadi tidak bagus. Setelah hangat,
telur dimasukkan satu persatu dan diaduk. Pengadukan ini dilakukan menggunakan spatula
kayu sampai semua bahan tercampur rata dan campuran bahan menjadi adonan halus dan
licin mengkilap. Setelah adonan halus dan licin mengkilap, adonan dimasukkan kedalam
plastik segitiga yang telah diberi spuit berbentuk bulat kemudian adonan disemprotkan diatas
loyang yang dioles margarin dengan panjang 10cm dan lebar 1 cm.

Tahap terakhir dalam pengolahan Eclair adalah membakaratau mengovendengan suhu


1900 C selama 20 menit. Untuk isian (vla), menggunakan teknik memasak merebus (boiling).
Vla terbuat dari susu cair yang direbus dengan gula pasir kemudian dikentalkan dengan
tepung maizena. Dalam penelitian ini, vla dikembangkan dengan menambahkan perisa buah
pisang. Sebagai dekorasi, pembuatan coklat untuk melapis permukaan Eclair adalah dengan
cara mengetim coating chocolate diatas air mendidih sampai coklat meleleh.
2. Kue Satu Pisang

Teknik memasak yang digunakan dalam pembuatan kue satu pisang adalah

pengadukan (mixing method). Pada pembuatan kue satu terdapat pencampuran tepung pisang

dan gula halus kemudian essens dan air.


Pencampuran cukup menggunakan tangan dan hanya memerlukan waktu yang singkat

hingga adonan dapat dikepal. Selanjutnya adonan dicetak menggunakan cetakan kue satu

berbahan kayu berpahat atau berbahan plastik dengan bentuk sesuai selera (daun, bunga

mawar, kotak persegi,dll). Tahap terakhir dalam pengolahan kue satu adalah pengeringan

adonan dibawah sinar matahari langsung hingga adonan mengeras. Kue satu kemudian

dikemas kedalam toples untuk menjaga kerenyahannya.

Kue Satu atau ada juga yang menyebutnya Kue Satru adalah kue kering tradisional

yang berasal dari Betawi, Jawa Barat. Kue Satu dapat terbuat dari dua bahan utama yaitu

tepung kacang hijau atau tepung beras ketan. Penamaan kue ini dikarenakan cara

membuatnya yang dicetak satu-persatu (Lukman Hakim Sidik, 2011). Di beberapa daerah

kue ini disebut dengan kue koyah (Jawa Tengah), kue putu kacang (Pontianak). Kue satu

biasanya menjadi sajian khusus pada saat Hari Raya Idul Fitri, acara khitanan, dan acara

tradisional kemasyarakatan Sunda lainnya.Tak hanya menjadi sajian khusus pada saat Hari

Raya Idul Fitri, kue ini menjadi oleh-oleh khas Madiun yang terus ada hingga saat ini. Kue

satu dibuat dengan cara dan bahan yang sederhana. Yaitu tepung kacang hijau, gula halus,

dan sedikit air. Tepung kacang hijau disangrai terlebih dahulu hingga matang, kemudian

dicampur dengan gula halus dan sedikit air hingga adonan dapat dikepal. Adonan lalu

dicetak. Jaman dahulu cetakan yang digunakan adalah cetakan yang masih tradisional yaitu

cetakan kayu berpahat. Adonan kemudian cukup dijemur dibawah sinar matahari langsung

tanpa melalui proses pengovenan. Hal dikarenakan bahan yang digunakan telah matang. Pada

penelitian ini tepung kacang hijau diganti dengan tepung pisang dan penambahan perisa

pisang ambon pada komposisi air. Karakterisitik dari Kue Satu adalah renyah, berpasir,dan

lembut dimulut. Memiliki warna putih keruh, aroma wangi dari tepung pisang dan perisa dan

memiliki rasa yang Dalam penyajiannya, Kue Satu Pisang dikemas menggunakan toples

untuk menjaga kerenyahannya.


Pemilihan produk ini dalam substitusi tepung pisang adalah karena masih

jarangnya produk Kue Satu menggunakan substitusi tepung pisang. Penggunaan tepung

pisang dalam pembuatannya dapat menambah nilai gizi Kue Satu dan rasa lebih bervariasi

dari produk Kue Satu yang telah ada

Analisis SWOT Pembuatan Kue Satu Pisang


Tabel 1. Analisis Kekuatan (Strengths)

KEKUATAN/STRENGHTS
No Kondisi Komentar
1. Bahan baku pisang untuk Umumnya bahan baku yakni
dijadikan tepung pisang pisang kepok atau pisang
dalam pembuatan kue lainnya dapat dijumpai dam
satu pisang. diproduksi.
2. Penggunaan tepung Dapat meningkatkan nilai
pisang sebagai bahan gizi dan rasa yang lebih
baku pembuatan kue satu bervariasi terhadap kue
pisang. pisang satu.
3. Bentuk serta kemasan Kemasan yang unik membuat
yang unik. konsumen tertarik untuk
membeli kue satu pisang.
JUMLAH 3

Tabel 2. Analisa Kelemahan (Weakness)

KELEMAHAN / WEAKNESS
No Kondisi Komentar
1. Kurangnya pengetahuan Masyarakat yang kurang
masyarakat mengenai mengetahui bahwa tepung
tepung pisang yang dapat pisang dapat diolah menjadi
diolah menjadi kue kue kering sehingga menjadi
kering. kelemahan pada pembuatan
kue satu pisang.
2. Kesadaran masyarakat Masyarakat yang kurang
yang kurang terhadap mengetahui khasiat dan
pentingnya kegunaan dan kandungan dari bahan baku
manfaat dari daun sirsak pembuatan pasta gigi.
sebagai bahan baku pasta
gigi
JUMLAH 2
Tabel 3. Peluang \ (Opportunities)
PELUANG /OPPORTUNITIES
No Condition Komentar
1. Dapat dikonsumsi oleh Aman digunakan oleh
berbagai kalangan usia. kalangan remaja, dewasa
hingga lanjut usia.
2. Produk serta makanan Pada umumnya kue kering
yang cukup diminati oleh masih sering digunakan
masyarakat. sebagai cemilan saja atau
digunakan pada acara-acara
tertentu.
3. Masih tingginya tingkat Masih tingginya kebutuhan
penjualan dan loyalitas konsumen terhadap kue
konsumen terhadap kue kering untuk berbagai acara
kering. sehingga menjadikan sebagai
peluang.
JUMLAH 3

Tabel 4. Analisa Tantangan (Threats)


TANTANGAN / THREATS
No Condition Komentar
1. Konsumen banyak yang Agar tantangan dapat
belum mengenal dan dikendalikan maka perlu
mengetahui kue satu dilakukan promosi untuk
pisang. menarik minat konsumen.
2. Munculnya pesaing yang Maka dari itu produk ini
juga mulai berinovasi. harus diberikan berbagai
inovasi baik dari segi bentuk,
rasa ataupun yang digunakan
kemasan.
JUMLAH 2
Analisis SWOT Tepung Pisang

Tabel 5. Analisis Kekuatan (Strengths)

KEKUATAN/STRENGHTS
No Kondisi Komentar
1. Bahan baku pisang untuk Bahan baku yakni pisang
dijadikan tepung pisang. kepok atau pisang lainnya
dapat dijumpai dipasaran dan
dapat diproduksi sehingga
menjadi kekuatan karena
ketersediaan bahan baku.
2. Penggunaan tepung Penggunaan tepung pisang
pisang sebagai bahan untuk bahan pembuatan kue
baku pembuatan kue yang menarik, selain itu juga
menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan nilai gizi
menarik. dan rasa yang lebih bervariasi
terhadap kue olahan
berbahan dasar tepung
pisang.
JUMLAH 2

Tabel 6. Analisa Kelemahan (Weakness)

KELEMAHAN / WEAKNESS
No Kondisi Komentar
1. Diperlukannya bahan Pisang yang digunakan untuk
baku pisang yang tepung pisang umumnya
berkualitas baik dan yang matang namun jangan
memiliki tingkat terlalu matang dan terlalu
kematangan yang pas. mentah karena pisang yang
muda akan memperoleh
tepung yang pahit.
JUMLAH 1
Tabel 7. Peluang \ (Opportunities)
PELUANG /OPPORTUNITIES
No Condition Komentar
1. Dapat dikonsumsi dan Aman digunakan oleh
diolah menjadi berbagai kalangan remaja, dewasa
macam produk olahan. hingga lanjut usia serta dapat
diolah menjadi produk
olahan yang lezat baik kue
kering ataupun kue basah.
2. Dapat meningkatkan Dengan dijadikannya tepung
daya jual dari pisang maka pisang memiliki nilai
serta memperpanjang daya jual tinggi serta dapat
umur simpan pisang. memperpanjang umur simpan
dari pisang.
JUMLAH 3

Tabel 8. Analisa Tantangan (Threats)


TANTANGAN / THREATS
No Condition Komentar
1. Konsumen banyak yang Memberi keyakinan pada
belum mengetahui bahwa konsumen dapat dilakukan
tepung pisang berpotensi promosi untuk menarik minat
untuk digunakan sebagai konsumen terhadap tepung
bahan baku pembuatan pisang.
kue.
2. Munculnya pesaing Memberikan berbagai inovasi
dengan kualitas tepung baik dari segi bentuk, rasa
pisang yang lebih baik . ataupun kemasan yang
digunakan serta
meningkatkan nilai gizi pada
tepung pisang.
JUMLAH 2
Adapun Kelebihan dan Kekurangan dari Tepung Pisang Kepok adalah:
a. Kelebihan Tepung Pisang Kepok
 Mengandung banyak Granula Pati
 Umur simpan awet tanpa mengurangi nilai gizi
 Menghasilkan produk makanan dengan glecemix Index rendah
 Kandungan karbohidrat tinggi
 Memiliki aroma yang khas
 Kadar air lebih rendah dibanding tepung Terigu
 Tepung pisang rendah lemak, dibandingkan tepung beras maupun terigu

b. Kekurangan Tepung Pisang Kepok


 Berwarna kuning gelap karena selama pengeringan mengalami proses
pencoklatan enzimatis dan non enzimatis
 Kandungan gula yang cukup tinggi
 Tepung lebih rendah proteinnya dari pada tepung beras maupun terigu.

Alasan memilih produk kue satu pisang :

1. Produk kue satu pisang belum terlalu dikenal masyarakat.


2. Cara pembuatan dan pengolahan cukup mudah.
3. Penggunaan tepung pisang dalam pembuatannya dapat menambah nilai
gizi kue satu dan rasa lebih bervariasi dari produk kue satu yang telah ada.
4. Terdapat penelitian orang tentang pembuatan produk ini.

Anda mungkin juga menyukai