Standar Prosedur Operasional Icu - Ccu-Hcu: Rsup Dr. Kariadi
Standar Prosedur Operasional Icu - Ccu-Hcu: Rsup Dr. Kariadi
OPERASIONAL ICU –
CCU- HCU
Kepada Yth :
Di tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan penderita kritis, kami telah menyusun
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medik untuk bagian ICU-CCU-HCU
sebagai standar baku pelayanan penderita di ruang intensif.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon legitimasi dari Rumah Sakit
atas Standar Operasional Prosedur yang terlampir.
Demikian untuk dijadikan periksa dan atas izin Bapak, kami mengucapkan
terimakasih.
Hormat kami,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
RS. DR. KARIADI PEMENERIMAAN PASIEN BARU
Jl. Dr. Soetomo 16 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Semarang
Telp. 024-84134998
Fax : 8318617
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
(hanya gasping)
Cari defibrilator
Aktifkan respon darurat
(cari pertolongan)
2. Beritahu pasien
3. Pastikan pasien dalam posisi tidur terlentang
Prosedur 1. Emergency trolly didorong mendekat kesisi tempat tidur pasien
2. Pasang monitor EKG untuk memonitor gambaran EKG
selama pemasangan ETT agar segera dapat mengatasi bila
terjadi gangguan irama jantung ( misal bradicardi )
3. Cek alat – alat yang diperlukan dan pilih ukuran ETT
sesuai kebutuhan
4. Beri pelumas pada ujung ETT sampai daerah “ cuff “
5. Lakukan hiperventilasi minimal 30 detik
6. Letak bantal di oksiput setinggi ± 10 cm dan kepaal
tetap ekstensi
7. Bila perlu lakukan penghisapan lendir pada mulut dan pharing
8. Buka mulut dengan cara “ cross finger “ dan tangan
kiri memegang laringoskop
9. Masukkan bilah laringoskop menelusuri mulut sebelah kanan,
sisihkan lidah ke kiri. Masukkan bilah laringoskop menelusuri
mulut sebelah kanan, sisihkan lidah ke kiri. Masukkan bilah
sampai mencapai dasar lidah, perhatikan agar lidah atau
bibir tidak terjepit antara bilah dan gigi pasien
10. Angkat laringoskop ke atas dan kedepan dengan kemiringan
30-40 derajat, jangan menggunakan gigi sebagai titik tumpuan.
11. Bila pita suara sudah terlihat, lakukan sellick maneuver,
masukkan ETT sambil memperhatikan bagian prosimal dari
“ cuff “ ETT melewati pita suara ± 1-2 cm atau pada orang
dewasa kedalaman ETT ± 19-23 cm.
12. Waktu untuk intubasi tidak boleh > dari 30 detik
13. Lakukan ventilasi dengan menggunakan “ bagging “ dan lakukan
auskultasi, pertama pada lambung kemudian pada paru kanan dan
kiri sambil memperhatikan perkembangan dada.
14. Bila terdengar suara “ gargling” pada lambung dan dada tidak
mengembangkan, lepaskan ETT lakukan hiperventilasi
kembali selama 30 detik dengan O2 100% selanjutnya
lakukan intubasi kembali
15. Kembangkan balon “ Cuff “ dengan menggunakan spuit 20 cc
atau 10 cc dengan volume secukupnya sampai tidak terdengar
suara kebocoran udara dimulut saat dilakukan ventilasi ( “
bagging “ )
16. Lakukan fiksasi ETT dengan plester agar tidak terdorong
atau tercabut.
17. Lakukan ventilasi terus dengan oksigen 100%, kemudian
sambungkan ke respirasi mekanik ( ventilator )
Unit Terkait ICU/ CCU – PICU/ NICU
RS. DR. KARIADI PROSEDUR PEMASANGAN VENTILATOR MEKANIK
Jl. Dr. Soetomo 16 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Semarang
Telp. 024-84134998
Fax : 8318617
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
Pengertian -
Tujuan -
Kebijakan -
Kriteria Minor :
Prosedur 1. RR ≥ 30x/menit
2. PaO2 / FiO2 ratio ≤ 250
3. Infiltrate multilobar
4. Bingung / confusion (disorientasi
5. Uremia (BUN ≥ 20 mg/dl)
6. Leukopenia (WBC count < 4000 sel/mm3)
7. Trombositopenia (< 100.000 sel/ mm3)
8. Hipotermia (<36ºC)
9. Hipotensi membutuhkan resusitasi cairan yang
agresif
Kriteria Mayor :
1. Ventilasi mekanik invasive
indikasi
2. Syok septic dengan vasopresor
Unit terkait -
RSUP Dr. PROTOKOL PENGATURAN PEEP DAN FiO2
Kariadi
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SEMARANG
Pengertian -
Tujuan -
Kebijakan -
RASIO PEEP & FiO2 PADA VENTILASI MEKANIK
Prosedur
PEE 5 5 8 8 10 10 10 12 1 14 14 16 16 20-
P 24
FiO2 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5 0.6 0.7 0.7 0.7 0.8 0.9 0.9 0.9 1.0
Pengertian -
Tujuan -
Kebijakan -
RASIO I : E
Prosedur Insp. Pause time I : E Ratio
Time % %
20 0 1:4
20 5 1:3
25 0 1:3
20 10 1 : 2.3
25 5 1 : 2.3
33 0 1:2
25 10 1 : 1.9
33 5 1 : 1.6
20 20 1 : 1.5
33 10 1 : 1.3
25 20 1 : 1.2
20 30 1:1
50 0 1:1
33 20 1.1 : 1
25 30 1.2 : 1
50 5 1.2 : 1
50 10 1.5 : 1
33 30 1.9 : 1
67 0 2:1
50 20 2.3 : 1
67 5 2.6 : 1
67 10 3.4 : 1
67 20 4:1
80 0 4:1
Unit terkait 1. Ruang rawat ICU
2. Dokter konsultan intensive care / residen intensive care sebagai
asisten
RSUP Dr. Kariadi PROSEDUR CHALLENGE TEST
SEMARANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Pengertian -
Tujuan -
Kebijakan -
CHALLENGE TEST
Prosedur Nilai CVP :
<2 hypovolemik
2-5 normovolemik
>5 hypervolemik
Trombo Profilaksis
1. Trauma mayir : enoxaparin 2 x 30 mg sc / kompres kaki
2. Injury spinal chord : enoxaparin 2 x 30 mg sc + kompres
kaki
3. Operasi intracranial : kompres kaki
4. Operasi ginekologi:
Jinak : unfractioned heparin 2x5000 IU sc
Ganas : unfractioned heparin 3x5000 IU sc atau
enoxaparin 2x30 mg sc
5. Operasi urologi
Tertutup : mobilisasi dini
Terbuka : unfroctioned heparin 2x5000 IU sc
6. Penderita risiko tinggi : unfractioned heparin 2x5000 IU
sc / enoxaparin 1x40 mg sc
Unit terkait 1. Ruang rawat ICU
2. Dokter konsultan intensive care / residen intensive care sebagai
asisten
RSUP Dr. Kariadi TERAPI PENCEGAHAN TROMBOSIS
SEMARANG No. Dokumen No. Revisi Halaman
-
Pengertian
-.
Tujuan
-
Kebijakan
KRITERIA AKIN
Prosedur Derajat Kriteria kreatinin kriteria urine output
1 Peningkatan serum < 0.5 ml/kgBB/jam
kreatinin ≥0.3 mg/dl atau selama lebih dari 6
peningkatan ≥150%- jam
200% (1.5-2x)
2 Peningkatan serum < .5 ml/kgBB/jam
kreatinin 200%-300% (>2- selama > 12 jam
3x)
3 Peningkatan serum < 0.3 ml/kgBB/jam
kreatinin >300% (>3x) selama 2 jam atau
atau kreatinin serum ≥ anuria 12 jam
mg/dl dengan peningkatan
akut sedikitnya 0.5 mg/dl
1-2 jam
crystalloid
CV colloid
P
< 65 mmHg
MA Vasoactive agent
P
≤70
Tranfusion of RC until
ScvO2 hematokrit ≥ 30% ≥70
≥70
Inotropic agents :
no Dobutamin was started at 2.5
Goal mcg/kg/mnt increased by 2.5
mcg/kg/mnt avery 3 mnt
Dobutamin was decreased /
discontinue if MAP < 65 mmHg
or HR > 120 x/mnt
ye
Hospital
Prosedur
PASIEN SETUJU DIRAWAT
STABILISASI PASIEN
A. Airway
C. Sirkulasi
D. Obat
OPERASIONAL
Jenis cairan resisutasi awal NaCl 0,9% / RL. Bila kadar gula darah sudah
turun mencapai < 250 cc mg/dl cairan diganti dengan D5% in 0,45%
saline.
c. Pemberian Insulin
Diberikan setelah syok teratasi dan resusitasi cairan dimulai.
Mulai bolus 0,1 U/kgBB Rl, dilanjutkan dengan drip 0,1 U/kgBB/jam (50
U
Rl + 500 cc NaCl, ambil 50cc untuk BB 30kg-30cc/jam)
Bila GDS turun menjadi 300 mg/dl dosis insulin diturunkan 0,05 U/kg/jam
dan tambahkan infus glukosa 5% atau 10% pada infus sampai asidosis
penurunan GDS tak boleh > 100 mg dalam 1 jam
Intake peroral dimulai bila secara metabolik sudah stabil (BicNat >
15, GDS
<200, pH>7,3. Sebelum insulin dihentikan intake peroral diberikan dengan
menambah dosis insulin sbb :
- Untuk makan dengan dosis insulin digandakan 2 kali selama
makan sampai 30 menit setelah selesai.
- Untuk makan besar dosis insulin digandakan 3 kali selama
makan sampai 60 menit setelah selesai.
f. Penanganan infeksi
Gunakan antibiotik yang adekuat
g. Diit:
Puasa sampai metabolik stabil : GDS<200;HCO3>15;pH>7,3
o Umum ( 5B sda)
o Medikamentosa
PIS : Asam traneksamat 6 x 1 gr
PSA : calcium Channel Blockers; Dosis 60-90 mg oral tiap
4jam selama 21 hari
7.B2. Operatif: Konsul Bedah syaraf
Terapi Rehabilitasi ( untuk semua jenis stroke );
Stroke Infark : segara dilakukan Ft aktif stroke
Hemografik : segera FT pasif : dilanjutkan aktif setelah 2 –
3 minggu.
8. Standar Runah Sakit
Rumah Sakit Type B Pendidikan
9. Penyulit
o Perdarahan, Infkrk semakin luas
o Iniark yang diikuti perdarahan
o Ada Komplikasi penyakit lain ( Jantung, ginjal, DM dll)
o Karena lama terbaring; dekubitus, pneumonia, UTI
10. Inform Consent
Periu ( untuk CT scan, operasi)
RS. DR. KARIADI STROKE
Jl. Dr. Soetomo 16 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Semarang
Telp. 024-84134998
Fax : 8318617
STANDART Tanggal Terbit Ditetapkan
PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL
KRITERIA DIAGNOSIS
Pre-eklampsia ringan :
Ditemukan gejala-gejala sebagai berikut:
- Tensi sistolik 140 mmHg atau lebih, atau
- Tensi diastolic 90 mmHg atau lebih, atau
- Kenaikan tensi sistolik 30 mmHg atau lebih, atau
- Kenaikan tensi diastolic 15 mmHg atau lebih
Pre-eklampsia berat :
Bila didapatkan satu lebih gejala dibawah ini, pre-eklampsia
digolongkan berat.
1. Tekanan darah sistolik160 mmHg atau lebih tekanan darah diastolic
110 mmHg atau lebih. Tekanan darah ini tidak menurun, meskipun
ibu hamil dirumah sakit dan sudah menjalani rawat berbaring.
2. Proteinuria lebih dari 3 gr/24 jam atau 2+ dalam pemeriksaan kualitatif
3. Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24 jam yang
disertai kenaikan kadar kjcatmui plasma
4. Kenaikan kadar asam urat (uric acid)
RS. DR. KARIADI GESTOSIS
Jl. Dr. Soetomo 16
Semarang
Telp. 024-84134998 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Fax : 8318617
STANDART Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
PROSEDUR
OPERASIONAL
DIAGNOSIS BANDING
- Hipertensi menahun
- Kelainan ginjal
- Epilepsi
PEMERIKSAAN PENUJANG
1. Pre-eklampsia riugan : - Urine lengkap
2. Pre-eklamsia berat/ekiampsia:
- Pemeriksaan Hematologi:
Hemoglobin, hematrokit, trombosit, CT, BT, PTT, PTTK, Fibrinogen
- Pemeriksaan fungsi hepar :
DGOT, SGPT, LDH, Bilirubin, Glukosa dan Anomia
- Pemeriksaan fungsi ginjal:
Proteinuri, Urin rutin, Kreatinin, asam urat, akumulasi urin 24 jam.
KONSULTASI
- Bagian Saraf
- Bagian Mata
- Bagian Penyakit Dalam (sub bagian ginjal dan hipertensi)
RS. DR. KARIADI GESTOSIS
Jl. Dr. Soetomo 16
Semarang
Telp. 024-84134998 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Fax : 8318617
STANDART Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengurangan Stress
Komponen TD ibu adalah adrenergic
Minimalkan rasa tidak nyaman ibu
Beberapa komponen
- Ruangan tenang, tidak terlalu terang, terisolasi
- Protocol tatalaksana terencan dengan baik
- Penjelasan rencana dengan jelas pada pasien / keluarga
- Minimlakan rangsangan
- Pendekatan tim yang konsisten dan meyakinkan
- Bidan / perawat, obstetric, anestesi, hematology dari
anak Penilaian keadaan ibu secara klinis
Tekanan darah
o Penilaian derajat keparahan
o Konsistensi dalam pengukuran
o Hubungan TD tinggi dengan CVA bukan kejang
Sistem saraf pusat
o Keberadaan dan keparahan sakit kepala
o Gangguan pengelihatan – buta krotikal, kabur
o Tremor, iribilitas, hiper refleksi, somnolen
o Mual dan muntah
Hematologi Edema,
Pendarahan, pretekiae
Hepatik
Nyeri kuadran kanan atas dan epigastrik
Mual dan muntah
RS. DR. KARIADI GESTOSIS
Jl. Dr. Soetomo 16
Semarang
Telp. 024-84134998 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Fax : 8318617
STANDART Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
PROSEDUR
OPERASIONAL
Hematlogi
Hemoglobin, Platelet, asupan darah : burr
cell PTT, INRfibrinogen, FDP
LDH, asam urat, bilirubin
Hepatik
SGPT, SGOT, LDH
(glukosa, ammonia terhadap R/O AFLP)
Ginjal
Proteinuria
Kreatinin, urea, asam urat
Penilaian Keadaan Janin :
- Gerakan janin
- Penilaian denyut jantung janin
- Ultrasonografi untuk perkembangan
- Profil biofisik
- Pemeriksaan Doppier arus darah : tali pusat, a. cerbri
media Terapi mual dan muntah :
- Antiereatik pilihan
Hidralazin
Onset intravena yang cepat berguna untuk krisis hipertensi
Dosis – dosis tes 5 mg IV -* 5- 10 mg q 20-40 menit
Perhatian – hipotensi dengan fetal compromise dapat terjadi pada
pasien asetilator lambat dan hipovelemik
Efek samping- dapat menyebabkan Flushing, sakit kepala, takikardia
Krisis Hipertensi
Stabilikan hipertensi berat
- Gunakan hidraiazin, penyekat “, dan / atau Adalat- PA
- Tujuan -> mempertahankan TD diastolic pada 90-100 mmHG
- Monitor status janin sementara menterapi TD
o Profilaksis kejang
o Status volume intra vascular
- Kateter Foley jarang mengalami ARF
- Jangan kelebihan cairan -> jarang membutuhkan CVP
o Lahirkan
Profilaksis Kejang :
Sulit diprediksi siapa yang akan mengalami kejang
Tidak berhubungan dengan derajat hipertensi atau protenuria
MgSO4 merupakan agen pilihan bila profilaksis kejang
diindikasikan
RS. DR. KARIADI GESTOSIS
Jl. Dr. Soetomo 16
Semarang
Telp. 024-84134998 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Fax : 8318617
STANDART Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
PROSEDUR
OPERASIONAL
Semarang
Telp. 024-84134998
Fax : 8318617
Ditetapkan
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit
Direktur Utama
NIP.196108201988121001
Pengertian Pemasangan kateter vena pada pembuluh darah vena besar yang
digunakan atas indikasi tertentu
Tujuan 3. Memantau kebutuhan cairan
4. Jalur memasukkan cairan
5. Jalur memasukkan obat
Kebijakan Sebagai salah satu jalur vena yang digunakan sesuai indikasi pada
pasien yang membutuhkan
Kassa steril
Skalpel
Dilator
Jarum
Guide wire
Saline pembilas
Benang jahit
Standar Pasien Indikasi:
Monitor hemodinamik
Hipovolemia
Kontraindikasi:
Fraktur atau curiga fraktur klavikula atau proksimal costa sisi vena
yang dituju.
Gangguan koagulasi.
Prosedur tindakan: