Dr.SUPRIYANTO, Sp. B.
Pembina
NIP. 19640131 199602 1 001
ICU adalah suatu unit perawatan intensif yang memberikan
Pengertian pelayanan antara lain pemantauan yang canggih dan teraphi
yang intensif.
Tujuan Menyusun petunjuk tentang indikasi perawatan penderita di ICU.
SK Direktur Nomor : 188.4/68/206/2010 Tahun 2010 Tentang
Kebijakan
Pemberlakuan Kebijakan RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
a. Indikasi masuk ICU meliputi 3 Prioritas :
1. Pasien Prioritas 1
Penyakit / gangguan akut pada sistem organ vital yang
memerlukan tindakan terapi yang intensif dan agresif untuk
mengatasinya, yaitu:
a. Gangguan / gagal nafas akut
b. Gangguan / gagal sirkulasi
c. Gangguan / gagal susunan syaraf pusat
d. Gangguan / gagal ginjal
Indikasi masuk Contoh : edema paru, status konvulsivus, septik syock
dan keluar ICU 2. Pasien Prioritas 2
Pemantauan / observasi intensif secara infasif atau non
infasif atas keadaan yang dapat menimbulkan ancaman /
gangguan terhadap sistem organ vital, misalnya:
1. Observasi intensif pasca bedah ekstensif
2. Observasi intensif pasca henti jantung
3. Observasi intensif pasien pasca bedah jantung
3. Pasien Prioritas 3
Pasien yang dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil
yang mempunyai harapan kecil untuk disembuhkan atau
INDIKASI PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP/454/XV.35/2010 00 2/3
SOP/455/XV.36/2010 00 1/2
Dr.SUPRIYANTO, Sp. B.
Pembina
NIP. 19640131 199602 1 001
ICCU adalah suatu unit perawatan intensif di bidang kardiologi
Pengertian yang mempunyai tugas merawat kelainan kardiologis yang
memerlukan perawatan yang ketat.
Tujuan Menyusun petunjuk tentang indikasi perawatan di ICCU.
SK Direktur Nomor 188.4/68/206/2009 Tahun : 2010 Tentang
Kebijakan
Pemberlakuan Kebijakan RSUD Dr. Iskak Tulungagung
Penderita yang dirawat di ICCU adalah penderita yang :
1. Dikirim dari IRD oleh perawat yang bertugas di IRD.
2. Dikirim dari Unit Rawat Jalan Kardiologi waktu pagi dengan
indikasi masuk rumah sakit.
Ruang lingkup 3. Pindahan dari bagian lain yang mempunyai indikasi
perawatan di ICCU berdasarkan jawaban konsul oleh dokter
konsul Kardiologi.
4. Memenuhi kriteria indikasi dibawah ini dan bersedia dirawat
di ICCU.
a. Indikasi Masuk ICCU
1. Infark Miokard Akut.
2. Angina tidak stabil.
3. Aritmia yang gawat, yang mengancam jiwa, misalnya
Blok AV total dengan TAVB
Indikasi Sinus bradikardi < 40 x/mnt.
Sick sinus syndroma dengan serangan Adam-Stokes
Takikardi atrial paroksismal.
Takikardi ventrikuler
Fibrilasi ventrikuler.
AF Rapid
INDIKASI MASUK DAN KELUAR PASIEN ICCU
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP/455/XV.36/2010 00 2/2
SOP/456/XV.37/2010 00 1/4
Dr.SUPRIYANTO, Sp. B.
Pembina
NIP. 19640131 199602 1 001
PICU adalah suatu unit perawatan intensif di bidang kegawatan
Pengertian
anak.
Tujuan Menyusun petunjuk tentang indikasi perawatan di PICU.
SK Direktur Nomor : 188.4/ 68 /206/2010 tentang Pemberlakuan
Kebijakan
Kebijakan RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
a. Indikasi pasien masuk perawatan PICU
1. Sistem respirasi
Kebutuhan penggunaan ETT dan Ventilator
Gangguan sistem pernapasan (atas dan bawah)
progresif dengan
Resiko tinggi gagal napas dan atau obstruksi total
Kebutuhan terapi oksigen dengan FiO2 > 50%, dengan
hasil AGD : PO2 < 50 mmH2O, PCO2 > 50 mm H2O
2. Sistem Kardiovaskuler
Indikasi Syok
Paska resusitasi jantung paru
Aritmia yang mengancam nyawa
Gagal jantung congestif (dengan atau tanpa kebutuhan
ventilator
Kelainan jantung bawaan dengan gangguan sirkulasi
dan atau respirasi.
3. Sistem Neurologis
Kejang yang tidak responsif dengan terapi standar atau
membutuhkan antikonvulsan kontinu secara intra vena.
SOP/456/XV.37/2010 00 2/4
SOP/456/XV.37/2010 00 3/4
2. Gangguan Lain
Keracunan atau overdosis obat dengan potensi
kegagalan organ
Gagal organ multiple
Hypertermi maligna
Trauma elektrik dan atau trauma lingkungan lain
3. Gangguan Lain
Keracunan atau overdosis obat dengan potensi
kegagalan organ
Gagal organ multiple
Hypertermi maligna
Trauma elektrik dan atau trauma lingkungan lain
b. Indikasi pasien keluar perawatan PICU
1. Parameter hemodinamik stabil.
Indikasi 2. Status respirasi stabil.
3. Stabil cairan.
4. Status neurologis stabil.
5. Metabolisme stabil.
6. Tidak lagi membutuhkan tunjangan inotropik, vasodilator,
antiaritmia, atau bila masih di butuhkan,di gunakan dalam
dosis yang rendah dan dapat di berikan dengan aman di
luar ruangan intensif.
7. Disretmi jantung terkontrol.
8. Tidak membutuhkan alat pemantauan tekanan intrakranial
lagi.
9. Kateter pemantau hemodinamik telah di lepas.
Pasien dengan hemodialisis kronis atau peritonial dialisis telah
teratasi keadaan akutnya hingga tidak di butuhkan tindakan
khusus lain di luar ruang intensif.
Dr.SUPRIYANTO, Sp. B.
Pembina
NIP. 19640131 199602 1 001
NICU adalah suatu unit perawatan intensif di bidang kegawatan
Pengertian
perinatal.
Tujuan Menyusun petunjuk tentang indikasi perawatan di NICU.
SK Direktur Nomor : 188.4/68/206/2010 Tahun 2010 tentang
Kebijakan
Pemberlakuan Kebijakan RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
a) Indikasi masuk perawatan NICU
1. Bayi dengan gangguan hemodinamik (syock) Apnoe.
2. Gawat napas sedang atau parah, memerlukan CPAP atau
ventilasi jangka pendek selama < 7 hari.
3. Bayi Berat Lahiir Sangat rendah (BBLSR) < 1,5 kg.
4. Bayi dengan hasil pemeriksaan neurologis abnormal.
5. Bayi dengan kejang.
6. Bayi yang perlu tranfusi tukar untuk hyperbilirubinemia atau
polisitemia.
7. Nutrisi panentral total untuk < 7 hari.
Indikasi 8. Bayi yang lahir dari kehamilan resiko tinggi atau persalinan
dengan komplikasi.
9. Bayi Berat Lahir rendah (BBLR) > 1,5 kg.
10. Hyperbilirubinemia yang perlu terapi sinar.
11. Sepsis neonatorum.
12. Hypotermi.
b) Indikasi pasien keluar perawatan NICU
1. Parameter hemodinamik stabil
2. Status respirasi stabil
3. Stabil cairan
4. Status neurologis stabil
INDIKASI MASUK DAN KELUAR PERAWATAN NICU
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP/457/XV.38/2010 00 2/2
SOP/380/XV.17/2010 00 1/2
Dr.SUPRIYANTO, Sp. B.
Pembina
NIP. 19640131 199602 1 001
Adalah ruang untuk merawat pasien sakit kritis yang memerlukan
Pengertian
pemantauan ketat.
Tujuan Menyusun petunjuk indikasi masuk dan keluar perawatan HCU.
SK Direktur Nomor : 118.4/68/206/2010 tentang Pemberlakuan
Kebijakan
Kebijakan RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
a. Indikasi masuk
1. Pasien dalam keadaan kritis dengan harapan kecil
untuk Penyembuhan.
2. Pasien kelompok ini memerlukan terapi intensif terbatas
untuk mengatasi krisis penyakit, tetapi tidak dilakukan
terapi infasif seperti intubasi dan resusitasi.
3. Apabila Ruang ICU dalam keadaan penuh dan
memerlukan pemantauan secara intensif.
b. Indikasi keluar
1. Parameter hemodinamik stabil.
Indikasi 2. Status respirasi stabil.
3. Stabil cairan.
4. Status neurologis stabil.
5. Metabolisme stabil.
6. Tidak lagi membutuhkan tunjangan inotropik, vasodilator,
antiaritmia, atau bila masih dibutuhkan, digunakan dalam
dosis yang rendah dan dapat diberikan dengan aman di
luar ruangan intensif.
7. Disretmi jantung terkontrol
8. Tidak membutuhkan alat pemantauan tekanan intrakranial
lagi.
INDIKASI MASUK DAN KELUAR PASIEN HCU
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP/380/XV.17/2010 00 2/2
SOP/373/XV.16/2010 00 1/2
Dr.SUPRIYANTO, Sp. B.
Pembina
NIP. 19640131 199602 1 001
Adalah suatu tindakan merawat luka pada pemasangan wsd /
Pengertian
bullau draien
- Mencegah infeksi.
Tujuan - Menjaga pergerakan cairan pada slang dan thorak drin tetap
lancar.
SK Direktur Nomor : 118.4/68/206/2010 Tahun 2010 tentang
Kebijakan
Pemberlakuan Kebijakan RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
1. Persiapan alat
- Gunting
- Pinset
- Bengkok
- Alkohol 70 %
- Betadin
- Kasa secukupnya
- NaCl 0,9%
- Alas
Prosedur - Sarung tangan steril
2. Pelaksanaan
a. Alat alat di siapkan di dekat penderita
b. Beri tahu penderita bahwa tindakan akan dimulai
c. Petugas cuci tangan dan memakai sarung tangan
d. Lepas kasa yang menempel di luka
e. Observasi apakah luka ada perdarahan, keluar udara
atau cairan
f. Bersihkan luka dengan NaCl 0,95
g. Olesi dengan betadin
PERAWATAN LUKA WSD / BULLAU DRAIN
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP/373/XV.16/2010 00 2/2
SOP/433/XV.28/2010 00 1/3
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
Ditetapkan,
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
TETAP Dr. Iskak Tulungagung
5 Mei 2010
SOP/433/XV.28/2010 00 2/3
SOP/433/XV.28/2010 00 3/3
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
- Penghisapan dilakukan berulang sampai suara napas
bersih
- Setelah selesai sambung kembali ETT dengan
ventilator atau dengan bag and mask
Prosedur
- Dengarkan suara napas dengan stetoskope
Pelaksanaan
- Kalau perlu lakukan foto thorak dan bloodgas analisa
- Bila perlu lakukan bronchial whazing dengan NaCl
0,9%
- Alat-alat di bereskan
Unit Terkait Unit Intensif
SOP/381/XV.18/2010 00 1/2
SOP/381/XV.18/2010 00 2/2
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
- Stetoskope
- Bag and mask
Pelaksanaan
1. Siapkan alat di dekat penderita
2. Beritahu penderita bahwa tindakan akan dimulai
3. Petugas memakai sarung tangan
4. Buka penutup luka yang menempel di tracheostomi
5. Sekitar luka bersihkan dengan NaCl 0,95
6. Bersihkan dengan betadin
7. Buka masker
Prosedur 8. Anak canul dilepas dan dibersihkan dengan NaCl 0,9% dan
disteril
9. Hisap skret yang ada di dalam tracheostomi
10. Bila perlu lakukan bronchial whazing, dengan memasukkan
cairan NaCl 0,9% 5-10 cc ke dalam trachea dan segera
dihisap
11. Ulangi penghisapan sampai bersih
12. Masukkan kembali anak kanul bila sudah steril
13. Apa bila sudah bersih sambung kembali dengan O2 masker
14. Tutup luka kembali dengan kasa steril
15. Fiksasi dengan plester
Unit Terkait Unit Intensif
SOP/869/XV.44/2010 00 1/3
Dr.SUPRIYANTO, Sp. B.
Pembina
NIP. 19640131 199602 1 001
Menjalankan alat bantu napas / ventilator untuk siap diberikan
Pengertian
kepada pasien yang membutuhkan.
1. Membantu pernapasan baik sebagian atau seluruhnya
Tujuan 2. Mengurangi kerja napas
3. Mengurangi kerja jantung
SK Direktur Nomor : 188.4/68/206/2010 Tahun 2010 tentang
Kebijakan
Pemberlakuan Kebijakan RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
A. Persiapan alat
1. Ventilator
2. Sumber listrik
B. Persiapan Pasien
- Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan.
- Posisi tidur diatur sesuai dengan kondisi pasien.
C. Pelaksanaan
Ventilator DRAGER SAVINA
1. Sebelumnya rakit/set cubing ventilator secara aseptik.
Prosedur
2. Hubungkan ventilator dengan sumber listrik, sumber
oksigen dan sumber udara tekan (Air Sentral).
3. Hidupkan mesin ventilator dengan menekan tombol
power ON dibagian belakang mesin ventilator bagian
kiri.
4. Tekan tombol mode IPPV sampai lampu kuning berkedip
berhenti berhenti atau dengan menekan knop
5. Tekan parameter FiO2 (O2 Vol %) sampai lampu
menyala.
MEMASANG VENTILATOR DRAGER SAVINA
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP/869/XV.44/2010 00 2/3
SOP/869/XV.44/2010 00 3/3
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
b. Frekwensi total (F.Total) putar knop sampai angka
35 bpm.
Prosedur
c. Volume Tidal Inspirasi (VT,i)
Batas atas VT putar knop sampai angka 0,75 liter
Unit Terkait Unit Intensif, OK, IGD
SOP/429/XV.24/2010 00 1/1
MEMBERIKAN TERAPI O2
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP/451/XV.32/2010 00 1/5
SOP/451/XV.32/2010 00 2/5
SOP/451/XV.32/2010 00 3/5
SOP/451/XV.32/2010 00 4/5
SOP/451/XV.32/2010 00 5/5
SOP/868/IV.70/2010 00 1/3
SOP/778/XIV/25/2010 00 2/3
SOP/778/XIV/25/2010 00 3/3
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
4. Pasang T piece intermiten dengan ventilator dan
tingkatkan lamanya pemasangan T Piece secara bertahap
Prosedur
sesuai kondisi pasien.
Unit Intensif
Unit terkait
OK
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG DAN PARU
SOP/431/XV.26/2010 00 1/2
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
Tanggal Terbit Ditetapkan,
PROSEDUR Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
TETAP 5 Mei 2010 Dr. Iskak Tulungagung
Pelaksanaan:
1. Pastikan bahwa penderita mengalami gagal jantung dengan
melihat/meraba.
Tanda-tanda gagal jantung :
Terlihat hipoxia pada ujung ekstermitas .
Tak teraba denyut jantung pada arteri coronalis atau arteri
inguinalis.
SOP/431/XV.26/2010 00 2/2
SOP//XIV//2010 00 1/3
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
Ditetapkan,
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
TETAP Dr. Iskak Tulungagung
24 Mei 2010
SOP//XIV//2010 00 2/3
SOP//XIV//2010 00 3/3
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
10. ETT diolesi jelly / silcospray.
11. Dokter melakukan intubasi.
12. Cek posisi ETT dengan mendengarkan suara paru dengan
stethoscope (apakah masuk paru atau lambung, apakah
suara paru kanan dan kiri sama).
13. Setelah yakin posisi ETT benar, isi balon dengan udara
Prosedur
menggunakan spuit 20 cc.
14. Plester ETT pada hidung atau sekitar mulut.
15. ETT dihubungkan pada ventilator.
16. Pasien dirapihkan.
17. Alat-alat dibereskan kemudian dilakukan dekontaminasi.
18. Petugas mencuci tangan.
Unit Terkait Instalasi intensif, OK, IGD
SOP//XIV//2010 00 1/2
Pelaksanaan
1. Terangkan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
2. Alat-alat didekatkan.
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
4. Menghisap skresi sebelum dilakukan tindakan extubasi.
5. Mengempiskan cuff ETT.
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK DI LAKUKAN EXTUBASI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
SOP//XIV//2010 00 2/2
SOP/435/XV.30/2010 00 1/4
SOP/435/XV.30/2010 00 2/4
SOP/435/XV.30/2010 00 3/4
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
12. Ketika kateter sampai di v. subclavia, ada yang
menganjurkan pasien menoleh kearah pemasang, supaya
masuk ke vena cava superior tidak ke vena jugularis.
13. Masukkan kateter CVP sampai kira-kira, ujungnya berada di
atrium kanan, sbb :
- v. basilika: 50 cm
- v. subclavia: 25 - 30 cm.
- v. femolaris: 50 cm.
- v. jugularis: 25 cm.
14. Kemudian konektor kuning dan merah dilepas, kanula teflon
ditarik dan dihubungkan dengan ujung distal kateter dan
dikunci.
15. Pelan-pelan tarik keluar mandrin (stylet), tunggu keluar
darah, spoel dengan infus agar tidak buntu.
Prosedur 16. Mandrin yang dilepas dapat dipergunakan untuk mengukur
dan memperkirakan dimana letak ujung kateter.
17. Hubungkan dengan manometer CVP, dan tiang infus yang
berisi cairan NaCI 0,9% + heparin 1000 ui untuk flash.
18. Kateter difiksasi pada kulit dengan baik agar tidak keluar
masuk yang dapat mengundang infeksi. Luka bekas jarum
dioles, dengan bethadin kemudian ditutup dengan kasa
steril, diplester dengan baik dan diberi tanggal dan nama
pemasang.
Catatan :
Untuk mengetahui tepat tidaknya pemasangan letak ujung kateter
vena sentral yaitu :
1. Fluktuasi cairan sesuai irama nafas.
2. Foto thoraks.
SOP/435/XV.30/2010 00 4/4
ICU
HCU
Unit Terkait NICU
PICU
ICCU
BRONKHIAL TOILET
BRONKHIAL TOILET
SOP/382/XV.19/2010 0 1/1
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
Ditetapkan,
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
TETAP Dr. Iskak Tulungagung
4 Mei 2010
SOP/432/XV.27/2010 0 1/5
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
Ditetapkan,
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
TETAP Dr. Iskak Tulungagung
5 Mei 2010
Pelaksanaan :
1. Alat-alat dibawa kedekat pasien.
2. Cuci tangan sebelum melaksanakan tindakan.
3. Memakai sarung tangan.
4. Lepas kantong stoma yang telah penuh, dan buang ke
tempat sampah.
5. Ganti sarung tangan.
6. Bersihkan stoma dan sekitarnya dengan kasa yang telah
diberi larutan NaCL 0,9 % sampai bersih.
7. Keringkan dengan kasa steril.
8. Bila terdapat iritasi disekitar stoma, beri salep silver
sulfadiazine, atau serbuk antasida (tablet antasida yang
dihaluskan).
9. Pasang kantong stoma yang telah digunting sesuai ukuran
stoma.
10. Pasien dirapihkan.
11. Alat-alat dibereskan.
12. Mencuci tangan.
Unit Terkait
MELAKUKAN NEBULASI
MELAKUKAN NEBULASI
Unit Terkait