Pembuatan Peta Situasi Dan Garis Contour
Pembuatan Peta Situasi Dan Garis Contour
1. TUJUAN
Pengukuran ini dimaksudkan untuk membuat peta atau gambar dan menentukan
garis kontur suatu daerah, dengan data-data yang diukur adalah jarak, bede tinggi, sudut
horizontal dan sudut vertikal terhadap satu titik acuan. Titik-titik yang dibidik harus
dalam jumlah yang cukup dan dapat mewakili daerah sekitar yang diukur.
Kontur adalah garis abstrak dilapangan yang menunjukkan ketinggian yang sama,
penggambarannya diatas peta merupakan hasil interpolasi dari ketinggian-ketinggian
yang didapat diri pengukuran. Dalam pelaksanaanya digabungkan dengan pengukuran
detail, sehingga hasilnya disebut gambaran peta situasi.
2. TEORI
a. Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dapat dilakukan dua cara, yaitu:
1. Pengukuran cara koordinat polar
Pengukuran ini menguntungkan dan lebih cermat, karena pada cara ini titik-
titik yang ditentukan lebih banyak sehingga lebih mewakili dari kondisi sebenarnya
dilapangan. Pada pengukuran ini didapat sudut titik yang dibidik dan jarak yang
dibidik terhadap titik acuannya, sehingga dapat dengan mudah menentukan koordinat
dari titik tersebut. Pada sistem koordinat polar ini, sudut horizontal yang terbentuk
tetap mengacu pada koordinat polar ini, sudut horizontal yang terbentuk tetap
mengacu pada arah utara dan berputar searah jarum jam dengan sudut horizontal
maksimal yang terbentuk adalah 3600.
2. Pengukuran cara Thacheometri
Suatu cara pengukuran jarak tanpa memakai meteran. Jarak horizontal dan
vertikal diukur dengan memanfaatkan sifat optis teleskop. Ketelitian yang dicapai
dengan cara ini berkisar antara 1 : 500 sampai 1 : 10.000 . Keuntungan dengan cara
ini adalah pada kondisi permukaan tanah yang jelek, pengukuran tidak begitu
terpengaruh dan hasilnya lebih teliti dari hasil pengukuran dengan meteran.
b. Penentuan garis sama tinggi ( countour )
Garis sama tinggi adalah garis-garis di peta yang menunjukkan samua tinggi
antara tempat-tempat yang dilalui garis tersebut dan mempunyai ketinggian tertentu. Pada
umumnya di peta antara garis kontur satu dengan lainnya yang berdekatan berbeda
1/2000 kali perbandingan skala, misalnya peta berskala 1 : 1000 , maka beda tinggi antara
satu kontur dengan yang lainnya yang berdekatan adalah 1/2000 X 1000m = 0,5m.
Dengan demikian maka untuk garis kontur mempunyai nomor berdasarkan harga
tingginya.
Pada gambar terdapat garis kontur suatu pulau. Garis pantai merupakan garis
kontur no. 0, di atasnya adalah no. 1 yang untuk skala 1:1000 tingginya adalah 0.5 m.
sedangkan titik P dan Q akan lebih tinggi dari garis kontur no.4 = 2m. Untuk
mendapatkan nomor garis kontur dan tingginya berdasarkan angka ketinggian yang telah
diketahui pada peta adalah sebagai berikut :
Misalkan terdapat peta yang berskala 1: 50.000, nomor garis kontur yang
mengelilingi IP mempunyai harga tinggi 475m. Dengan perhitungan 485 : (1/2000
x 50.000) = 19.4 yang merupakan garis kontur.
3. Peralatan
a. Alat penyipat datar
b. Theodolite
c. Statif
d. Baak ukur
e. Kompas
f. Unting-unting
g. Meteran gulung
h. Alat tulis
i. Payung
j. Topi
4. PROSEDUR PERCOBAAN
Pelaksanaan pengukuran garis kontur dapat ditempuh dengan dua cara :
1. Dengan membuat kotak lapangan bujur sangkar dengan ukuran-ukuran tertentu yang
diberi tanda patok yang disebut roaster. Setiap patok diukur ketinggiannya, sehingga
dapat diinterpolasi garis-garis contour. Dengan memakai pesawat theodolite dan pita
ukur lapangan dibuat bujur sangkar dengan lebar 5 meter dan patok diberi tanda A1,
A2, B1, B2, ………, dan seterusnya, hingga semua titik diberi tanda. Selanjutnya
tinggi patok-patok diukur dan diikat pada patok yang telah diketahui tingginya
dengan pesawat ukur sipat datar dengan sistem tinggi garis bidik (cara waterpassing).
2. Pengukuran dilaksanakan tanpa membuat bujur sangkar, sedang yang diukur adalah
tempat-tempat yang dipandang perlu juga detail-detail yang diukur. Dengan
demikian akan diperoleh dua pengukuran sekaligus. Pesawat ukur yang dipergunakan
adalah pesawat yang dilengkapi dengan magnit. Pengukuran menggunakan sistem
meloncat (spring station) :
a. pada titik 2 didirikan pesawat ukur dan dibidikkan ke arah titik 1 yang telah
dipasang bak ukur. Dicatat jarak optik, azimuth, zenith.
b. rambu dipindahkan ketitik A dan dikerjakan seperti titik 1.
c. rambu dipasang pada titik 3, data dicatat pada titik 2
d. selanjutnya membuat gambar kasar hasil pengukuran dengan bujur derajat kecil
(15 cm ).
CONTOH
A-E 123 85 48 2770 08’ 20” 75 880 10’ 00” 2.398 625.443
A-B 174 140.5 108 188 18’ 20”
0
66 91 52’ 40”
0
-2.161 620.884
B-A 137 105 73 150 34’ 40” 64 880 19’ 40” 1.867 624.912
B-C 141 125 109 2400 48’ 00” 32 880 40’ 40” 0.738 623.783
C-1 134 129 124 2520 00’ 40’’ 10 900 03’ 40” -0.011 623.772
C-2 154 148 142 2810 16’ 00” 12 900 04’ 00” -0.014 623.769
C-3 123 117 111 3320 59’ 00” 12 900 04’ 40” -0.016 623.767
C-4 66 57 48 62 32’ 30”
0
18 90 03’ 40”
0
-0.019 623.764
C-5 122 117 112 82 04’ 20”
0
10 90 03’ 40”
0
-0.011 623.772
C-6 132 126 120 170 35’ 00”
0
12 90 03’ 40”
0
-0.013 623.770
C-B 208 192 176 680 32’ 40” 32 900 18’ 00” -0.168 622.877
C-D 170 153 136 343 20’ 20”
0
34 88 26’ 40”
0
0.923 623.968
D-1 110 97,5 85 3120 44’ 40” 25 910 32’ 40” -0.674 623.294
D-2 143 133 123 345 24’ 20”
0
20 89 54’ 20”
0
0.033 624.001
D-3 130 124 118 32 24’ 20”
0
12 90 11’ 00”
0
-0.038 623.930
D-4 186 179 173 150 32’ 40”
0
13 90 11’ 00”
0
-0.042 623.926
D-5 159 150 141 185 24’ 20”
0
18 91 55’ 20”
0
-0.603 623.365
D-6 209 200 191 244 49’ 20”
0
18 91 55’ 20”
0
-0.603 623.365
D-C 229 212 196 1570 30’ 00” 33 890 49’ 20” 0.102 623.147
D-E 162 126 92 350 47’ 20”
0
70 87° 25’ 00” 3.152 626.197
E-1 170 163,5 157 1140 28’ 40” 13 1000 43’ 00” -2.375 623.822
E-2 132 125 118 146 19’ 20”
0
14 99 26’ 20”
0
-2.265 623.932
E-3 153 146 139 181 13’ 00”
0
14 95 52’ 20”
0
-1.425 624.772
E-4 138 134 130 242 30’ 40”
0
8 88 19’ 40”
0
0.233 626.430
E-5 140 134 128 338 47’ 00”
0
12 88 52’ 20”
0
0.236 626.433
E-6 160 152 144 62 32’ 20”
0
16 98 19’ 40”
0
-2.293 623.904
E-D 178 141 104 1130 18’ 00” 74 920 20’ 40” -3.025 620.020
E-A 250 216 182 1770 42’ 40” 68 920 01’ 40” -2.404 620.641
+624.000
+623.167
+623.045
14 m
X1
Gambar
Penyelesaian
X1 624.000 623.167 X2 625.000 623.045
JarakA 1 BedaTinggi JarakA 1 BedaTinggi
X1 624.000 623.167 X2 625.000 623.045
14 623.167 623.045 14 323.167 623.045
X1 1
X2 1.955
14 0.122 2.98 0.122
14
X1 = 109.59 m 14 x 2
0.122 X2 = 224.340 m
0.1.22
A= 623.045
Jarak (m)
Tempat Jarak Beda
/Titik Optis Tinggi Tinggi
Tinjau (m) 620.00 621.00 622.00 623.00 624.00 625.00 626.00 627.00
B= 620.884
620.00 621.00 622.00 623.00 624.00 625.00 626.00 627.00
B-1 12 0.149 621.033 9.34 89.88 170.42
C= 623.783
620.00 621.00 622.00 623.00 624.00 625.00 626.00 627.00
C-1 10 -0.011 623.772 711.82
D= 623.968
620.00 621.00 622.00 623.00 624.00 625.00 626.00 627.00
D-1 25 -0.674 623.294 110.09 73.00 35.91
6. KESIMPULAN :
1. Praktikum yang dikerjakan adalah pembuatan peta atau kontur pada suatu dataran
yang telah mengalami pengolahan sehingga kesulitan untuk menentukan peta
situasi dan garis kontur.
2. Hasil Perhitungan beda tinggi menentukan letak garis kontur.
3. Azymuth untuk mengetahui arah utara kompas sehingga dapat diketahui letak
daerah tersebut.