Drainase Gambar PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

BAHAN AJAR

DISEMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN


BIDANG PLP SEKTOR DRAINASE

MODUL 10
GAMBAR TEKNIK PERENCANAAN
halaman kosong
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i


DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ ii
GAMBAR TEKNIS PERENCANAAN ....................................................................... 487
1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 487
2. KETENTUAN-KETENTUAN ............................................................................. 487
3. GAMBAR HASIL PENGUKURAN .................................................................... 489
4. GAMBAR DESAIN / PERENCANAAN ............................................................. 490
4.1 Jenis gambar hasil perencanaan ..................................................................... 490
4.2 Skala gambar hasil perencanaan .................................................................... 491
5. STANDARISASI GAMBAR ............................................................................... 501
5.1 Tujuan Standarisasi ........................................................................................ 501
5.2 Aspek-Aspek yang akan Dipertimbangkan ................................................... 505
5.3 Ukuran Kertas ................................................................................................ 506
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 508

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2-1. Jenis garis dan tebal garis ..................................................................................... 488


Tabel 2-2. Gambar penampang dan simbol bahan ................................................................. 488
Tabel 5-1. Ukuran Kertas Seri A............................................................................................ 507
Tabel 5-2. Ukuran Kertas Seri B ............................................................................................ 507
Tabel 5-3. Ukuran Kertas Seri C ............................................................................................ 508

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Potongan pipa beton untuk gorong-gorong ..................................................... 492


Gambar 4.2. Potongan melintang bangunan terjun tegak..................................................... 492
Gambar 4.3. Potongan melintang bangunan terjun miring................................................... 493
Gambar 4.4. Peta situasi saluran drainase ............................................................................ 494
Gambar 4.5. Detail potongan melintang saluran drainase .................................................... 495
Gambar 4.6. Detail potongan memanjang saluran drainase ................................................. 496
Gambar 4.7. Tipikal Pintu Air .............................................................................................. 497
Gambar 4.8. Tipikal Pintu Air .............................................................................................. 497
Gambar 4.9. Tipikal Pelindung Pintu Air............................................................................. 498
Gambar 4.10. Tipikal Rumah Pompa dan Jaringan Pipa Pompa............................................ 499
Gambar 4.11. Contoh Peletakan Rumah Pompa .................................................................... 500
Gambar 4.12. Tipikal Kolam Intake ....................................................................................... 501

ii
GAMBAR TEKNIS PERENCANAAN

1. PENDAHULUAN
Menggambar merupakan salah satu cara komunikasi antara seseorang dengan yang lainnya,
sehingga dengan melihat suatu gambar maka seseorang akan dapat mengerti arti gambar itu.
Karena gambar teknis merupakan suatu alat komunikasi, maka gambar teknis tidak boleh
menimbulkan tafsiran yang berbeda bagi orang yang melihatnya. Oleh karena itu perlu ada
tanda-tanda atau patokan tertentu atau standar sebagai suatu perjanjian bersama.
Dengan demikian, gambar teknis harus:
1) Memakai tanda-tanda gambar standar dan seragam
2) Selengkap mungkin agar dapat memberikan pengertian yang lengkap
3) Mudah dimengerti oleh orang lain.

Gambar teknis bisa digambarkan dalam bentuk:


1) Gambar proyeksi ortogonal atau gambar dua dimensi
2) Gambar perspektif atau gambar tiga dimensi
3) Gambar proyeksi dua dimensi atau disebut juga gambar proyeksi tegak lurus inilah yang
dipakai untuk gambar teknis, terutama gambar-gambar detail.

2. KETENTUAN-KETENTUAN
1) Huruf teknis
Di dalam gambar teknis juga harus ada keseragaman bentuk huruf, yaitu huruf teknis yang
berupa huruf cetak besar.

2) Ukuran kertas
Untuk membuat gambar yang membutuhkan beberapa kertas sekaligus, dianjurkan
memakai kertas dengan ukuran yang sama. Untuk menentukan ukuran-ukuran kertas
tersebut dipakai patokan atau ukuran standar yaitu: A0, A1,A2, A3 atau A4.

3) Jenis garis dan tebal garis


Macam-macam garis yang biasa dipakai dalam gambar teknis adalah sebagai berikut:

487
1) Garis kontinu: untuk melukiskan bagian-bagian benda yang terlihat, dan untuk tepi garis
kertas.
2) Garis strip-strip: untuk melukiskan bagian-bagian yang tidak terlihat/ dibelakang irisan
3) Garis strip titik: untuk garis-garis sumbu, dan tempat irisan
4) Garis-titik-titik: menyatakan bangunan yang akan dibongkar

Tabel 2-1. Jenis garis dan tebal garis

Garis Kontinu

Garis Strip-Strip

Garis Strip Titik


Garis Tipis
Garis Titik-Titik

4) Skala gambar
Pakailah skala dengan angka-angka yang bulat dan mudah yaitu sebagai berikut:
1) Gambar situasi skala 1:5.000 sampai 1:10.000
2) Gambar potongan dan denah skala 1:50 sampai 1:100
3) Gambar detail skala 1:1 sampai 1:10

5) Gambar penampang atau simbol bahan


Normalisasi gambar bahan-bahan bangunan untuk memperjelas gambar teknis harus
memakai tanda standar/ seragam.

Tabel 2-2. Gambar penampang dan simbol bahan

Besi Kayu

488
Permukaan tanah Permukaan air

Pasangan batu kali Pasangan batu bata

Beton Urugan tanah dan pasangan batu

3. GAMBAR HASIL PENGUKURAN


Ada beberapa macam gambar yang akan dibuat dalam pekerjaan perencanaan drainase yaitu
meliputi :
1) Gambar hasil pengukuran atau gambar eksisting
2) Gambar hasil perencanaan

Gambar hasil pengukuran merupakan tahap penyajian data dan merupakan tahap terakhir dari
proses pengukuran. Gambar-gambar hasil pengukuran akan ditampilkan sebagai eksisting dari
kondisi lapangan yang sebenarnya.

Gambar-gambar hasil pengukuran tersebut yaitu :


1) Gambar situasi
2) Gambar potongan profil melintang saluran
3) Gambar potongan profil memanjang saluran

489
Pekerjaan penggambaran dilakukan di atas kertas milimeter dan obyek penggambaran sebagai
berikut:
1) Penentuan koordinat X dan Y
2) Plotting semua titik poligon
3) Plotting tempat pengamatan situasi dan profil
4) Penggambaran potongan melintang dan memanjang dengan komputer dan plotter yang
meliputi pengisian nama patok jarak dan tinggi.
5) Skala gambar, untuk penampang memanjang dengan skala 1:1.000 ke arah horizontal dan
skala 1:100 ke arah vertikal yang dilengkapi gambar situasi trase saluran
6) Untuk penampang melintang digambar dengan skala 1:100 baik ke arah vertikal maupun
horizontal
7) Gambar detail menggunakan skala 1:10

Aturan khusus penggambaran ukuran tanah:


1) Seluruh penampang melintang harus digambar dengan melihat ke arah hilir (sesuai arah
aliran).
2) Istilah tebing kiri dan tebing kanan juga dibuat sesuai dengan arah ke hilir tersebut (sesuai
dengan aturan yang lazim).
3) Penampang memanjang digambar dengan arah aliran dari kiri ke kanan.

4. GAMBAR DESAIN / PERENCANAAN


4.1 Jenis gambar hasil perencanaan
Penggambaran hasil perencanaan akan disajikan antara lain meliputi :
1) Gambar peta lay-out atau situasi sistem drainase rencana.
2) Gambar potongan memanjang saluran, yang penggambarannya akan diplot langsung pada
gambar eksisting yang sudah dilengkapi gambar situasi atau trase.
3) Gambar potongan melintang saluran, dibuat seperti pada gambar potongan memanjang yaitu
penggambaran potongan melintang ini juga akan diplot diatas gambar eksisting.

490
4) Gambar bangunan pelengkap (gorong-gorong, bangunan terjun, dll) dilengkapi dengan
beberapa gambar potongan.
5) Gambar-gambar detail seperti detail konstruksi dan lain-lain.

4.2 Skala gambar hasil perencanaan


Skala gambar hasil perencaan akan disajikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Peta lay-out atau situasi sistem drainase rencana, dibuat dengan skala 1:5.000 sampai
dengan 1:10.000
2) Gambar potongan memanjang saluran, dibuat dengan skala 1:1.000 untuk arah horizontal
dan skala 1:100 untuk arah vertikal
3) Gambar potongan melintang saluran, dibuat dengan skala 1:100 untuk arah vertikal dan
horizontal
4) Gambar bangunan pelengkap (gorong-gorong, bangunan terjun, dll) dibuat dengan skala
1:100 yang dilengkapi dengan beberapa gambar potongan
5) Gambar-gambar detail seperti detail konstruksi dan lain-lain dibuat dengan skala minimal
1:10

491
Gambar 4.1. Potongan pipa beton untuk gorong-gorong

Gambar 4.2. Potongan melintang bangunan terjun tegak

492
Gambar 4.3. Potongan melintang bangunan terjun miring

493
Gambar 4.4. Peta situasi saluran drainase
39
+1.0

+0.8 59
+0.8

56
TOL
AN

+0.5 03
JAL

+1.0
31
U
AY

-0.4 47
ET

-0.5 91
+0.2
NG

-0.3 2839
BA

09
-0.8
KE
7447

+1.1 2
+1.5 07
+1.1

0.06
+0.9

-0.0 15

39
+0.8
08
+1.1 71
+0.0
90
83
+0.6

-0.7 3381
+0.2
-0.2
47
+0.9 52
KA

+0.8 44
-0.0
84
+0.2
+0.00

77
L.
RE
TP.1

76
+0.9 85
+1.0
+1

KA
+0.9
.58

+0.3 50
9

+1.3 96

L.
+0.969

+0.8 20

RE
71
0 000
+0

-1.0 5186
+0.888 .78

+0.2
+1.113 9

-0.5
-0.4 94
+0

+0.2 1431
.00
+1 -1.051 -0. .87 00

47
-0.889 -1. 527 0

+0.2
+1.
-0.149 +0-0. 019

54

1079
+1.314 .81413

+1.1

+0.9
+0.7
1

-0.8 5494
+1

-0.0 0436
+1.0
.01

+0.1
-0.5 67
-0.4

+0.7 9418
7

+0.1
0019
+0 +1

+1.3
.92

+1.4

92
.33
LAUT

2 1

5
+1.617

1.53
+0

-0.9 09
.87 +1

-0.2 7082
+0

+0.4
-1. .66 2
TG.52+30

-0.4
.44

23
-1. 05 1 4

= 39

81
-1.12

+0-1.2028 2
m
-0.711

+0.6
.0039 .77 2 0 +1

R
03
5

+1=
5 .02

+0.8 26
+0.4
R
TG.53

+0.8 37
+1.1
7

-1.5 31

+0.2 25
-1.11

-0.9 8218
+0.4

+1.5 2951
KOMPLEK LIK

-0.9

7595
2

.52

41
+0

+0.1
39 TG .62 +1

+0.8
-0.3 TG .06
.548 +1

0 000
-0.578 +0 .33 5
-0.53 9

JAYAMIC
4
+1 .40 2 +1
-0.51

-0.8 56
02
-0.7

-0.0 2335
-1.08 1

-0. .51 3 -0. .38

+0.5
+0.8
3
-0.57

-0.3
-0. 53 -1. 3239

76
3
46

28
-0. 78 0
-0.52 9 9

.5164
6

15
-0.11

+0.8
-1.

TG+0.8
-0. 71 6
-0.43

+0.7 63
59 7 20
+1-0.38 9
7
LAUT

+0.5
-0. 2

90
22
-0.7

-0.2 .37 2 60
-0. 4

-0.7 1889
2
74

98

+0.8
-0.427 -1. 3
-0.48

-0.6 88
-0.5
00 32
+0.652 +1-0. 7

66
+0.

08
.36382
2

+0.9
-0.6 35

09
7
-0.1

-1.0 0

+0.5
+0
44

+0.080
-0.7 42

TG.96
-0.49

-1.0 00

90
-1.35

87
-0.3 81

-1.062

KA
+0.2 03

-0.0 05 +0. .556

+0.7
46

-0.086
0

-0.2

+0.9 54 +3
8
2

+0.208

L.
-0.43

59
-0.3 68 +0.589

RE
+0.6
-0.396
-0.51

.50 31
-0.9 09
-1.45 4

TG +0.9
-1.48 3
2

-0.5 35
9

-0.43

-1.53 46
-0.4

6
-0.58 41

+0.2 51
-0.00 15
+0.2

-0.9 4424
+0.7 59
+0.6

1
52

+0.7
-0.30

.56

m
-0.1

+0.5 45
-0.7
+0

91

85
+0.1
-0.38

+0.6 8

4
-0.25
-0.24 16

R=
7
3
-0.7

20
29

.64
4

-0.438

0 000

+0.3
+0
+0.1

-0.44

Stasiun Pompa dan Polder


16

+0.2 00
-0.30 7

2
+0.0 37
+0.7
-0.90

-0.60 83
780

0
6
-0.3591 2
+0.5

15 .45
+0.5 3
-0.48

-0.3
-0.48

+0
91

-0.924
84
4

-0.4

2
-0.50

41
36

+0.1

.49
-0.5 .53
19

-0.3

-0.35195

+0
-0.18

TG
4

7
+0.3

-0.8

3 660
-0.60

-0.542 .62 -0. 599


23 +0 -0. 525
-0.2 20 34
-0.3 7887

-1. 0322 8
3

+0.1

04
-0.3

15 8 -1. .25
-0.3
95

75

-0.4 +0.4 +0 .37


+0.5

.41
-0.52

-0.7

+0 +0
TP.9

-0.748
-0.59

27 -1.038
CTG.10 -0.4 41 65
+0.435
CTG.11
0

-0.3 -0.8
-1.205
6

97

+0.00
9
-0.52

+0.535
-0.4 7413

71 -1.329

m
.71
+0.6

-0.7 47
G.12 +0.4 38 +0 358

+0.00
+0.0
-0.2

-1.574

146
+0.7
34

-0. 347
-1.4 0453

-2.5 26 9
02 45
-0.1 8636
+0.5

-1.350 -1. 271


CT
-0.3

+0.0

-1.9 72 .58
CT +1.478 64 +0-1.014 0
-1.4 41
-0.5 4732

-0.4

-1.4
+0.2

R = 146 m

R=
61 -1.9 10 -1.135 -0. .10
93

+0.4
+0.1

-0.6 84
G. 520
+0.5

-0.023
30

-0.4

m
37 -0.6 45 +0.47 -1. 8972 +0
-0.3

57

m
6572
-0.5

8 -0.2 89
-0.1 8713

09 -0.978 -0.629 1 -0. .43

R = 49
16 +0.559 +0.072 -0.31

R = 74
-0.0 64
-0.5

-0.3 48 +0.449
64

-0.0 11 10 -1.0 +0.6 +0


+0.5

+0.6 16 -1.0 +0.6 97 -0.78 1 52


.48
-0.760 24
-0.2 05 +0.207 -0.5 -1.1 -0.95 3
-0.4 3237

66 13
-1.4 -0.74 5
+0.1
CT

-1.391
G.13
-1.336
66 -0.867 +0.9 78 TG
-0.4

-0.2 9455

-0.566
+0.37 3
+0.4

79
79

-1.295
-0.3

-0.9 -0.2 84

TP.4
+0.458
-0.2
G.7

+0.5
CT 83 +0.105
-0.669 -0.4 48 +0.36 7 +0.7
57

+1.404 +1.32 +0.786 2 45


21 -0.001 +0.457 2 -0.6 57 +0.380 34

69 m
36 -0.4 -0.212 -0.5 28 +0.8 +0.8 0
-0.3 59 -0.229 -0.962 -1.4080
-0.5 36 -2.11 8 .03

69 m
-0.9 +0.642
-0.5 6363

+0.6 09

m
-2.01 3
+0.6

+0. 91 -0.3 06 97 +0.351 -2.20 0


BM

108 m
+0.1 88 -1.97 9
-0.2

-1.1
-0.4

+0. 483 +0.6 67

R=
108
-0.4

-0.3 8615

-0.8
83

+0.354 -1.9736

E
-0.8
CT

79

-1.4003 -0.9 -1.69 8


-0.2

JALAN LINGKAR ARTERI

R=
35
-0.2 4251

27 +0.8
83

IGAW
-0.4

59 +0.447 665 +0.7 0


+0.5

91
m

23

+0.2

G.14
-1.3 -0.259 -1.1 73 +0.284 -1.206

R=
60 m
75
-0.6 4278

-0.3 42 +0.460 +0. 329


G.6

-0.822 -0.380
36
166

+0.2

+0. 15 -1.430

m
+0.651 -0.384

R=
-0.3 -0.447 -0.7 15 -2.009

TP.5
-0.3

CT 15 -0.4 49
- 0.60

-0.344 +0.420 -1.360

R = 60
+0. 24 -2.165

TP.3
+0.2 45 +1.25
R=

+0.991 .47
56

R=
-0.2551 -0.834 +0.797 -1.3 52 -1.880 -0.342

TP.8
5
-0.5

+0.5 69 +0.209 TG

A KAL
55 -1.0 -0.97 -1.087 +0.932
0

TP.7
+0.0 1267

-0.2 369

TP.2
7
-0.55

+0. 08 49 +0.764
TP.10

-1.736
-0.3

m +0. -0.249 +0.454 5 75


TG.41 -1.137 82
+0.6

-1.1
-1.1 69

-0.4730 -0.7 +0.271 +0.30 4 -0.5


-1.1
-1.7 89

+0.4
= 166
-0.4

-1.797
3

78 02 +0.1 58 -1.124 +0.29 -1.070


-0.6 32

R +0.153 -0.626
G.15
19

-0.2 09 +0.1 14 -1.048 +0.7


25

25 -1.526 -0.548 -1.234

JL. RAY
+0.6 17 68
-0.4 6942

+0.145

1
-0.4 -0.571 -1.0 19 -0.724 +0.285
-0.50 372

CT +0.098 -1.582 -0.827 -0.9682


+0.3

+0.1

-0.2 09
58

+0.738 -1.028 -0.973


TG.21 -0.655
+0.4
-0.72

-1.4 -0.891 +0.662 +0.98 -1.411 -0.753 +0.37


CT

-0.934
2

18 -0.500 3 +0.722 -1.277 +0.379. 74


-0.4

-0.9 -1.014 -0.360 -0.57 -0.677 -0.727 -1.06 -0.989 66

Stasiun Pompa
0 000

2
TG.25 66 +0.368 -0.7995 -0.8 TG.423 +0.5
-0.70430
+0.4
G.5

+0.307 7 -0.948
4

40
60

-0.78

-1.126 -0.439 +0.18


-0.12

-0.5 -0.1

4
-0.98 +0.456 -0.765 -1.3.39
-0.50 9

70 +0.5 16 +0.530 4 +0.238 -0.394


3

TG -0.967 -0.53 -0.229 TG


-0.25

-0.735 -0.7 92 -0.401


.26 +0.40 8

TP.6
19
G.16
+0.151
-0.08 5

20 -0.3 -0.545 -0.343


-0.01833

-0.45 7
TG.19
-0.3 -0.708
5
+0.0

-0.789 +0.6 12 +0.847 -1.104


-0.83

+0.254
-0.2 2531

CT 9
-0.37

TG.30+0
1

-0.507

+0.00
-0.2 69

+0.00
-0.781 -0.637
-0.3
-0.32

57

81 +0.948 50
+0.6

605 +0.484
-0. -0.803 -0.425 -0.9
.18 BM.02 .38
7

44
TG.45+20
+0.50 1

-0.7 -0.387
-0.76
-1.19 8

-0.8 TG 27 +0.632 -0.977 TG


-1.19 85

TG
-0.52

TG.37
6

-0.514
-1.87

.27
-0.32775

+0.16 5
+0.5

+0.07

-0.45 29
-0.41

TG.45
4

-0.98 -0.482
8
+0.54
7

-0.5 8 +0.388 -0.790


22
CT

605
-0.4245

-0.843
.17
+0.7 30
+0.7 16

-0.
-0.52

7
+0.2 42
G.4

-0.64
+0.0 17

35 -0.738
TG -0.711
7
8

TG.31
+0.2 17

-0.56

-0.8 +.0556
+0.1 851
+0.3

.16
-0.06

-0.645
TG -0.6

3
TG

R = 154 +0.00
5319 -1.11
.28 85

R = 153 m
R = 154 m
-0. .54 1 TG 3 -0.825
-0.41

TG.30

m
+0 .18 8
.32 TG.35
-0.14

83 9 +0 .06 +0.423 -1.009


TG.36
8

-0.5996 +0 203
-0.7527 -1. 735

m
-0.848
8

+0. 24 +0.4 -1. 4997


-0.37 79
+0.63

-0.0 26 -0.645 TG.33

153
-0. .29 3
-0.43

166
-0.1642 +0.1 +0 .62
TG.29

+0.00
-0.12

+0.00
0

-1.05 0 +0 361
CT

+0. 6034

R=
-0.9 -1.68 5 -0.
-0.61 .11
-0.40 70
1

-1.6 26
+0.68
G.3

+0.03

-0.3 377 37
97 TP
.15
+0.2
+0.5 2
3

m +0.
+0.14

-0.41

R = 194 m
-0.18 5

166 TG
R=
-0.44 2

62
-0.15 57
+0.36

-0.462
4
6

-0.0 29
-0.18

500

9
m
2 -0.
-0.45 -0.059073

194
+0.
-0.3
-0.38

R=
4

23
.14
8
m

-0.3 583
-0.892

-0.24563
-0.37

-0.994 +0. 37
+0.12
-0.31 7

+0.5
= 166

-0.26 TG
-0.49
CT

-0.3
-0.937

-0.489
8

1
01

-0.41 0
G.2

1
R

-0.803
+0.530

4
+0.66 0
-0.083

02
-0.143
+0.666
-0.28 4

-0.902
+0.30 1

-1.650

-0.27
-0.333

-1.
-0.10
-0.27 6

.13
-0.15 7
+0.48 9

+0.009
+0.570

m
-0.436
-0.23 4

-1.089

351
8

TG
-0.23 4
-0.19

4
-0.463

04 +0.218 -0.32
-0.511

R=
7
-0.134

-0.2 -0.45 96 5
-0.381 +0.5 8
54 +0.266 -0.4075 -0. .34 4
-0.2 8 6 +0 24
-0.
-0.35

-0.52 3 1

m
+0.09 1 +0.171
31 4

= 351
-0.52 1 -1.071
5

-0. .50 3
CT

-0.97 4 +0 09 9
+0.177 -1. 49 5

R
56 -0.31
G.1

-0.0 34 +0.661 -0. 29

8
6 -0.252 -0.
+0.56 4
+0.15 5

+0.6 33 +0.60 9
+0.06 5

32 -0.3 +0.42 -0.099


-0.2 +0.388
-0.21

4 -0.54 -0.489
.12
-0.062
-0.00 1

-0.23 +0.4 9 +0.556


+0.68

89 3 +0.1 03
-0.1 33 7 TG
3

-1.076
+0.42 1 -1.5414 -1.625 15 9
+0.4 10 -0.27
+0.0 3 -0. .44595
+0.2 05 +0.152 +0-0.
+0.4 27
-1.0 96 -0.088 32
-0.26

-0.47
88

13 -0.4 03 +0.718
-0.2

-0.1 -0.094 5
9

77 +0.6 88 +0.313
+0.2
91
-0.8
7 -0.43 2
.11
+0.0 72
-0.5 45
-0.32 2
+0.65 0
+0.2 9
-0.5623
52 TG
-0.
-0.18
27440

-1.2 75 8 +0.382 7
+0.-0.2

TP.12

-0.4 84 62
81 -0.733 -0.
-0.2 33
.10
TP.13

+0.5 25
-0.3 +0.5 30
-0.1 218

-0.3 -0.227
TG
+0.-0.1 71
+0.

+0. 72242

TG 7
.5
-0.3 303

56 -0.24 -0.61
78

-0.4 43 9
+0.-0.4 96

+0.7 05
-0.2 79023
-08

-0.4 .9
TG.6
22

-0.4
17 TG
TG.7
TG.8
17

37
-0.1

-0.4
13
-0.0
+0.162

785
+0.
+0.123
+0.309
+0.311
-0.074

-0.173
+0.496
-0.549
-1.905
-0.523
+0.037
+0.879
-0.144

-0.126

-0.123
+0.802
-0.202
-0.473

-0.426
+0.037

+0.044
-0.347
+0.630
+0.610
-0.568
+0.878
-0.309

-0.379

-0.215
+0.449
-0.147
+0.858

+0.342
-0.193
-1.074
-0.955
-0.526
-0.213
+0.745

+0.503

+0.664

494
Muka Tanggul Rencana

2 1:
1: 0.50 2

3.50

Dasar Rencana Sungai

5.00 7.00 20.00 7.00 5.00

DETAIL SALURAN CTG.14 - TG.29

Gambar 4.5. Detail potongan melintang saluran drainase

495
+1.039

496
+0.841
+1.00

+1.147 3 86
+0.974 97 +0.859 0 9 +0.836 +0.952 0.978 +1.081
0 +1.011 1.106 +1.135 +1.185 +0.753
KE BANGETAYU +1.076 +1.095 +0.782 +1.007 +1.143 +1.024 +1.039
+0.815 +0.856 +1.070 +0.831 +0.849 +0.847 +0.728 +0.717 +0.728 +0.968
+1.039 +1.016 +1.080 +1.048 +0.940 +0.830
0 979 +1.084 +0.864 +1.062
-0.008 +0.956 +0.929 -0.032 -0.015 +0.956 +1.071 +0.762 0 851 +0.770 +0.791 +0.672
7 +0.936 +0.883 +0.735 +0.946 0 691 +0.750
-0.086 -0.241 +0.015 -0.189
KE. BANGETAYU +0.828 0 826 +1.015
+1.00 +0.071 1
39 +0.327 +0.631 -0.100 -0.100 +0.103 +0.194 +0.209
+1.003 9 1 +1.201 +1.210 +1.196 +1.369 +0.717 +0.233 -0.139 -0.121 -0.189
+1.190 41 26 +1.146 +1.338
REL. KA +1.461 +0.002 +0.090 +0.875 +0.209
+0.683 +0.531 1 1 +1.209 +0.733 +0.747 +1.228 +1.293 +1.240 +1.086 +0.987 REL. KA
REL. KA +0.873 +0.528 +0.708 +0.861 +1.225 +1.098 +1.150
+0.068 +0.131 +0.657 +0.125 +1.382 1
21 +1.308 +0.884 +0.796 +1.104 +1.494
+0.677 +0.734
+0.370 +0.343 +0.224 +0.681 +0.752 +0.831 +1.076
+0.281 +0.231 +0.945 +1.162
-0.233 TLS
+0.247 4

JAL
-0.747 -0.491 +0.227 1 +0.431 +0.287 1 458 +0.050 +1.179 97
0.53
-0.052 +0.428 +0.443 23 +0.341 +0.527 0 2.52 1.90 +0.245 0.20
+0.126 0.52
-0.057
+0.00 +0.244 1 +1.383 +0.443 1.75 +0.677

AN
-0.539 -1.110 -0.677 +0.597 +0.478 2 115 +0.909
-0.731 -0.603 -0.677 6 -0.712 PDAM +0.531 0 391 +0.344
+0.984 -0.631

T
-0.828 -0.731 TLS +0.816 TLP02 1 9 -0.777 -0.796 +0.747 -0.586
+1.245 1 509 +0.717 +1.307 14 -0.928
-0.663 KALI
+0.877 -0.309
KALI TENGGANG +0.547 TLP17 +1.034 +1.187 1 28 TENGGANG TENGGANG +0.727
+0.516 1 +0.508 +0.717 +1.172 1 1 +0.683 +0.750 +0.631 -0.732 KALI 2 091 +0.899

OL
+1.034 +0.868 +0.616 +1.175
TG.59 WRG +1.172
WRG +0.791 +1.172
0.062 TG.64 TG.65
+1.107 TG.73
95 +0.508 TG.74
1 457
+1.5391 1
+0.525 +0.442 +0.497 +0.865 +0.669 +0.493 TG.72
TG.60 BM.04 0 687 +1.028 +0.612 +0.537
TG.61 TG.62+27.5 TG.63
TG.62 TG.66 TG.68 TG.70 TG.71
50 TG.69
+1.00

.7 TG.66+48 DESA. CANDIREJO


-0

1
0
3 TP.9
60
0 0 315
0.53

TP.8 0 582 0 81 0 46 0 468


TP.14
55
.8 50
-0 55 .8
.7 -0
-0

7
0 563 .88 0m 3
-0 0m 9
8.3.035 1.17 5.2 1.38
0m 6 p = -0 z. + p = z. + 0m 6
0 m 17 7.5 1.44 n n 5.0 1.54
7.5 1.2 p = z. + ata ata p = z. +
p= z. + n mb mb n
n ata Je .66+7 Je .67 ata
ata mb 8 P P mb 8
mb 7.5 Je .71+3
Je 3+2 Je .64+2
P P
P .6

+0.000m

0 1 2 3 4 5

SCALE V 1 : 100

0 200 400 600 800 1000

SCALE H 1 : 10000

BIDANG PERSAMAAN + -6.000 m


PATOK HEKTOMETER

NOMOR PROFIL TG.60 TG.61 TG.62 TG.63 TG.64 TG.65 TG.66 TG.67 TG.68 TG.69 TG.70 TG.71 TG.72 TG.73
JARAK PROFILE
50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00
JARAK LANGSUNG

3000.00
3050.00
3100.00
3150.00
3200.00
3250.00
3300.00
3350.00
3400.00
3450.00
3500.00
3550.00
3600.00
3650.00

ELEVASI TANGGUL KIRI

+0.247
+0.428
+0.443
+0.431
+0.527
+0.682
+1.179
+1.383
+0.443
+0.597
+0.478
+0.681
+0.747
+0.677

ELEVASI TANGGUL KANAN

+1.107
+0.516
+0.442
+1.245
+1.034
+0.717
+1.187
+1.307
+0.683
+0.750
+0.811
+0.868
+1.546
+0.727

ELEVASI TANAH ASLI

YANG ADA
-0.828
-0.731
-0.731
-1.110
-0.603
-0.677
-0.677
-0.712
-0.663
-0.777
-0.796
-0.928
-0.732
-0.631

ELEVASI TANGGUL

+1.987
+2.010
+2.032
+2.055
+2.077
+2.100
+2.122
+2.145
+2.167
+2.190
+2.212
+2.235
+2.257

ELEVASI MUKA AIR RENCANA

+1.61
+1.64
+1.66
+1.69
+1.72
+1.75
+1.78
+1.81
+1.83
+1.86
+1.89
+1.91
+1.94

ELEVASI DASAR SUNGAI

-1.013
-0.990
-0.968
-0.945
-0.923
-0.900
-0.878
-0.855
-0.833
-0.810
-0.788
-0.765
-0.743

TRACE SUNGAI

ELEVASI DASAR SUNGAI SISI KANAN

RENCANA
ELEVASI DASAR SUNGAI SISI KIRI

TIPE BANGUNAN

DIMENSI SUNGAI DAN DATA TAMBAHAN

Gambar 4.6. Detail potongan memanjang saluran drainase


Gambar 4.7. Tipikal Pintu Air

Gambar 4.8. Tipikal Pintu Air

497
Gambar 4.9. Tipikal Pelindung Pintu Air

498
Gambar 4.10. Tipikal Rumah Pompa dan Jaringan Pipa Pompa

499
Gambar 4.11. Contoh Peletakan Rumah Pompa

500
Gambar 4.12. Tipikal Kolam Intake

5. STANDARISASI GAMBAR
5.1 Tujuan Standarisasi
Karena sistem drainase sudah mulai banyak dikenal oleh penduduk dengan bentuk yang sudah
mulai seragam, maka diperlukan standarisasi bangunan tipikal sistem drainase, mengingat
alasan yang sudah jelas menguntungkan, baik pada biaya konstruksi sistem drainase ini, maupun
penghematan biaya dan waktu perencanaan secara berulang-ulang oleh pihak yang silih berganti
untuk barang yang sama.
Selain itu, standarisasi dimaksudkan agar penduduk yang boleh dikatakan awam dalam bidang
teknik, akan dapat membangun sendiri sistem drainase di dalam dan di depan rumahnya tanpa
memerlukan keikutsertakan ahli teknik profesional, hanya dengan membaca dan melaksanakan
gambar tipikal yang diberikan standarisasinya.

501
Tanpa standarisasi, dapat saja penduduk membangun sistem drainasenya sendiri, seperti yang
telah banyak dilihat pada sistem drainase perkotaan yang ada. Tetapi kesalahan bentuk teknis
yang ada saat ini, akan diulangi dimana-mana, karena menyebar dengan cepat dari satu tempat
ke tempat yang lain.
Standarisasi ini, selain bermaksud untuk memasyarakatkan gambar-gambar tipikal drainase,
berguna pula untuk :
1) Mengatasi Bottle Neck pada Gorong-Gorong
Menentukan suatu batasan mimimum dan maksimum suatu besaran seperti misalnya, batas
ukuran gorong-gorong yang akan memiliki ukuran minimum tertentu, agar orang masih
dapat masuk untuk membersihkan saluran tersebut.
Ukuran gorong-gorong maksimum diperlukan bilamana pelaksanaannya terlalu sukar dan
lebih baik diganti saja dengan jembatan.

2) Standarisasi Ukuran Bahan Bangunan


Menentukan standarisasi ukuran bahan sistem drainase, seperti misalnya ukuran buis beton,
pelat tutup, pelat man-hole, pagar pengamanan gorong-gorong, dan lain-lain, agar pabrik
dan suplier bahan bangunan ini dapat mendapatkan keseragaman barang yang dijualnya,
sehingga memudahkan pasangan dan pelaksanaan.

3) Mencegah Kurangnya Salah Satu Elemen Bangunan.


Standarisasi juga dimaksudkan agar kesalahan hidraulik yang banyak dijumpai pada
bangunan drainase yang dibuat oleh penduduk bisa diperbaiki, seperti misalnya pembuatan
bangunan gorong-gorong di depan rumah, yang terlalu kecil (lebih kecil daripada
penampang salurannya sendiri), bangunan saluran dalam yang tidak diperlengkapi dengan
pagar, sehingga membahayakan penduduk, bangunan gorong-gorong yang melayani
saluran tanah, tetapi tidak ada bangunan transisi inlet maupun outletnya.

4) Membenahi Bangunan
Bangunan drain- inlet di sepanjang jalan raya memerlukan konstruksi yang benar-benar
dapat menjamin agar air hujan yang melimpah di jalan raya akan segera melimpah ke
saluran. Dan tidak menggenangi jalan dan badan jalan. Oleh karena itu, standarisasi
bangunan drain-inlet ini akan mengajarkan pentingnya untuk memiliki kemiringan lahan di
sekitar saluran, sehingga setelah hujan berhenti jalanan tidak tergenang air hujan.

502
5) Standarisasi Penampang Saluran
Bentuk penampang melintang berbagai saluran dengan berbagai debit dan keadaan
(kemiringan lahan yang curam atau landai) sangat menentukan sekali, karena saluran ini
dibuat dalam jumlah banyak, sehingga kesalahan yang berulang harus dihindari. Dalam
aspek hidraulik, dikenal istilah yang paling menguntungkan dalam segi kapasitas
hidrauliknya, sedangkan pada segi biaya dikenal saluran yang paling ekonomis. Keduanya
akan dipadukan, sehingga diperoleh standar penampang saluran untuk dipakai secara luas,
yang dengan sendirinya harus terbagi atas saluran tanah, saluran berdinding pasangan batu
kali, dan dasarnya dari tanah, atau saluran beton maupun saluran dari buis beton.

6) Standarisasi untuk memudahkan operasi dan pemeliharaan.


Ada dua hal yang dikehendaki oleh pihak yang menyelenggarakan Operasi dan
Pemeliharaan saluran yaitu sistem drainase tidak mudah mengalami erosi, dan sebaliknya
juga jangan menimbulkan endapan, atau sedapat mungkin endapan ini dilokalisir.
Untuk mencapai hal ini, peran standarisasi tipikal bangunan sistim drainase sangatlah
besar, karena dapat menanggulangi erosi dan mengelola pengendapan secara meluas,
seperti misalnya memperkenalkan dalam standarisasi adanya pemasangan dinding
pasangan pada belokan luar suatu sungai atau saluran tanah, menyarankan adanya
bangunan outlet yang menurut standar pada gorong-gorong, atau menyarankan dipakainya
saluran berdinding pasangan batu kali pada saluran yang curam didaerah perbukitan.
Sebaliknya, endapan dilokalisir, dengan memperkenalkan suatu bangunan penangkap pasir
yang letaknya pada persimpangan saluran, agar endapan dapat dilokalisir, atau
mensyaratkan adanya bangunan penangkap endapan, bilamana air yang melimpas berasal
dari kawasan yang tanahnya labil, serta mudah mengalami erosi. Dengan demikian
sebelum memasuki sistim drainase lebih jauh, maka endapan dapat di-intersepsi dan
dilokalisir serta dikeruk dengan rutin.

7) Standarisasi Tipikal Struktural Bangunan Saluran Drainase


Tipikal bangunan saluran memiliki resiko yang tinggi bilamana mengalami kesalahan
dalam bidang struktur, karena keruntuhan saluran yang tipikal strukturil bangunan
salurannya salah, menyebabkan hampir seluruh saluran drainase kota mengalami
keruntuhan, dengan kerugian finansial yang besar.

503
Tetapi sebaliknya, tipikal struktur bangunan saluran yang terlalu kuat dan berlebihan
ukurannya dapat menyebabkan pemborosan biaya pelaksanaan saluran drainase kota,
meskipun saluran ini sangat aman terhadap kemungkinan keruntuhan, tetapi bilamana
dipandang dari segi finansial kurang menguntungkan. Oleh karena itu dengan standarisasi
diharapkan diperoleh tipikal struktur bangunan saluran drainase yang tepat konstruksinya
dan dengan sendirinya layak ekonomis.
Perlu dicatat, bahwa standarisasi tipikal struktur bangunan saluran drainase juga memiliki
parameter yang cukup luas, seperti misalnya beban kendaraan yang bervariasi menurut
kelas jalan raya, jenis tanah dan kekuatan dari tanah tersebut.

8) Untuk Menampung Air Limbah Buangan Rumah Tangga


Seperti kita ketahui, bahwa saluran drainase di negara kita tidak saja dipergunakan untuk
menampung air hujan saja, tetapi juga untuk menampung air limbah rumah tangga, maka
sifat-sifat dari air limbah ini juga harus sedikit banyak dipahami dan diterapkan pada
bentuk tipikal bangunan drainase yang hendak dipakai.
Air limbah rumah tangga jumlahnya tidak sebanyak air hujan lebat, tetapi air hujan lebat
hanya terjadi beberapa kali dalam setahun, sehingga dalam prakteknya Tipikal Bangunan
Saluran Drainase harus memiliki “lekukan” pada bagian dasarnya, yang biasanya dibuat
dari pipa setengah lingkaran, yang khusus disediakan untuk menampung air limbah rumah
tangga ini, sehingga kecepatan air limbah dapat dipertahankan cukup besar untuk
mencegah sedimentasi.
Bilamana “lekukan” ini tidak diberikan pada bagian dasar saluran ini, maka air limbah akan
menyebar keseluruh dasar saluran dan menyebabkan kecepatannya menurun, sehingga
menimbulkan pengendapan. Pemahaman ini kurang banyak diketahui oleh perencana dan
pihak yang membuat saluran drainase, sehingga perlu disebar luaskan pengertian
penampungan air limbah rumah tangga ini dalam bentuk standar tipikal bangunan sistem
drainase, sehingga disamping mencegah pengendapan air limbah ini, juga dapat mencegah
agar air limbah yang berpotensi menyebabkan pencemaran yang dapat mematikan manusia
ini bisa dicegah, yaitu dengan memberikan dasar pasangan batu kali, atau pipa beton
setengah lingkaran didasar saluran. Meskipun berupa saluran tanah.

9) Peralatan Penahan Sampah


Saluran yang direncanakan dengan baik dan lengkap akan memiliki peralatan penahan
sampah baik pada bangunan drain inlet, atau menutupnya dengan pelat beton, atau
memasang jeruji besi penahan aliran sampah.

504
Hal ini hendak diingatkan pemakaiannya pada Standarisasi Tipikal Bangunan Sistem
Drainase, sehingga dengan demikian kekurangan yang ada dapat disempurnakan dalam
skala yang luas, diseluruh penanganan drainase perkotaan.

10) Standarisasi Pekerjaan Kontraktor Sistem Saluran Drainase


Dengan adanya standarisasinya tipikal bangunan sistem drainase, maka kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan ini, juga akan mengalami kemudahan karena melaksanakan
pekerjaan sama secara berulang-ulang sehingga organisasi kontraktor dan methodologi
kerja telah menyesuaikan terhadap standar kerja. Begitu juga dengan stock persediaan
bahan (misalnya pipa setengah lingkaran) dari kontraktor juga disesuaikan dengan standar
yang berlaku.
Dengan sendirinya biaya konstruksi dapat ditekan menjadi lebih murah, karena standarisasi
ini. Sehingga dapat dicapai penghematan yang bersifat skala besar, didalam melaksanakan
sistem drainase ini.

5.2 Aspek-Aspek yang akan Dipertimbangkan


Menetapkan suatu tipikal bangunan sistem drainase yang dapat langsung diterima oleh
masyarakat, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Banyak aspek-aspek yang harus
diperhatikan, agar tipikal ini mudah dilaksanakan, kelihatan manfaat nyata yang dapat diperoleh
oleh masyarakat, seperti misalnya :

1) Pemakaian Bahan Lokal dan Harga Bahan yang Murah


Bahan saluran drainase dengan pasangan batu kali, misalnya merupakan bahan lokal yang
harganya termasuk murah, sehingga banyak dipergunakan dimana-mana dan standarisasi
tipikal dengan bahan ini banyak mendapat sambutan masyarakat.

2) Kemampuan Teknis Masyarakat Yang Ada


Salah satu tujuan dari Standarisasi Tipikal Bangunan Drainase adalah untuk memberikan
panduan pembangunannya tetapi tidak perlu lagi tenaga ahli untuk membantu mengadakan
monitoring dan supervisi pelaksanaannya. Oleh karena itu, Tipikal Bangunan harus dibuat
sedemikian sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat.

3) Standar Tipikal Bangunan harus dipersiapkan dengan matang dan siap pakai karena sistem
drainase harus dilaksanakan secara besar-besaran, maka kesalahan teknis pada tipikal

505
bangunan ini akan mengakibatkan kerugian yang ada dalam skala besar. Oleh karena itu
Tipikal bangunan harus dipersiapkan dengan matang dan siap pakai dalam arti kata telah
diadakan pengujian dan post monitoring yang intensif.
4) Secara berangsur-angsur dipersiapkan agar tipikal bangunan drainase dapat dilaksanakan
oleh masyarakat sendiri. Dalam kebijakan pembangunan terdahulu banyak perencanaan
teknis drainase perkotaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Tetapi mengingat
kuantitas perkotaan yang memerlukan sistem drainase yang memadai, maka secara
berangsur-angsur pelaksanaan sistem drainase akan didelegasikan kepada masyarakat
dalam bentuk swadaya, sehingga dengan sendirinya Tipikal Bangunan Sistem Drainase
harus dipersiapkan juga untuk dapat dilaksanakan oleh masyarakat dengan cara
swasembada, swadaya dan swakelola.

5.3 Ukuran Kertas


Ada tiga seri ukuran kertas yang dikenal sevcara internasional yaitu Seri A, Seri B, dan Seri C.
Seri A biasa digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran serta penerbitan. Dasar ukuran
adalah A0 yang luasnya setara dengan satu meter persegi. Setiap angka setelah huruf A
menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya. Jadi A1 adalah setengah dari A0 dan
demikian seterusnya. Ukuran yang paling banyak digunakan untuk gambar adalah A0,
sedangkan untuk cetakan umum adalah A4. Seri B besarnya kira-kira di tengah antara 2 ukuran
seri A, biasa digunakan untuk poster dan lukisan dinding. Seri C biasa digunakan untuk map,
kartu pos dan amplop. Ukuran kertas untuk masing-masing seri diperlihatkan pada Tabel 5-1,
5-2, dan 5-3 berturut-turut untuk Seri A, Seri B, dan Seri C.

506
Tabel 5-1. Ukuran Kertas Seri A

Ukuran mm × mm in × in
4A0 1682 x 2378 66,22 x 93,62
2A0 1189 x 1682 46,81 x 66,22
A0 841 x 1189 33,11 × 46,81
A1 594 x 841 23,39 × 33,11
A2 420 x 594 16,54 × 23,39
A3 297 x 420 11,69 × 16,54
A4 210 x 297 8,27 × 11,69
A4s 215 x 297 8,46 × 11,69
A5 148 x 210 5,83 × 8,27
A6 105 x 148 4,13 × 5,83
A7 74 x 105 2,91 × 4,13
A8 52 x 74 2,05 × 2,91
A9 37 x 52 1,46 × 2,05
A10 26 x 37 1,02 × 1,46

Tabel 5-2. Ukuran Kertas Seri B

Ukuran mm × mm in × in
B0 1000 X 1414 39,37 × 55,67
B1 707 X 1000 27,83 × 39,37
B2 500 X 707 19,69 × 27,83
B3 353 X 500 13,90 × 19,69
B4 250 X 353 9,84 × 13,90
B5 176 X 250 6,93 × 9,84
B6 125 X 176 4,92 × 6,93
B7 88 X 125 3,46 × 4,92
B8 62 X 88 2,44 × 3,46
B9 44 X 62 1,73 × 2,44
B10 31 X 44 1,22 × 1,73

507
Tabel 5-3. Ukuran Kertas Seri C

Ukuran mm × mm in × in
C0 917 X 1297 36,10 × 51,06
C1 648 X 917 25,51 × 36,10
C2 458 X 648 18,03 × 25,51
C3 324 X 458 12,76 × 18,03
C4 229 X 324 9,02 × 12,76
C5 162 X 229 6,38 × 9,02
C6 114 X 162 4,49 × 6,38
C7 81 X 114 3,19 × 4,49
C8 57 X 81 2,24 × 3,19
C9 40 × 57 1,57 × 2,24
C10 28 × 40 1,10 × 1,57

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat PPLP Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, Tata Cara Pelaksanaan Konstruksi
Sistem Drainase Perkotaan, 2012.
Direktorat PPLP Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, Tata Cara Perencanaan Kolan Detensi,
Kolam Retensi & Sistem Polder, 2012.

508

Anda mungkin juga menyukai