Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

BAHASA
PROBLEM INDONESIA
SET SUPERINTENSIF 2019
SBMPTN 2017 2016
1. Jawaban B
Gagasan utama adalah hal pokok yang diungkapkan dalam suatu paragraf. Pada umumnya, ide
pokok berada pada kalimat topik. Namun, pada jenis paragraf deskriptif atau naratif, ide pokok berada
pada seluruh kalimat dalam paragraf tersebut. Ide pokok dapat berwujud frasa atau klausa dan diambil
dari unsur inti kalimat topik jika paragrafnya berjenis deduktif, induktif, atau campuran.
Gagasan utama paragraf pada soal Gagasan ini menyebar pada kalimat-kalimat paragraf soal.
Kalimat pertama pada paragraf tersebut adalah kalimat topik karena dijelaskan oleh kalimat lainnya.
Pada kalimat pertama dinyatakan bahwa formalin atau boraks dapat menimbulkan gangguan kesehatan
(gangguan hati, jantung, pencernaan, kanker, dinjal, dan lain-lain). Lalu, pada kalimat kedua, misalnya,
pernyataan tersebut dijabarkan dengan pernyataan bahwa pada dosis yang cukup tinggi, pengawet
tersebut bisa mengakibatkan gejala-gejala yang tidak nyaman, seperti pusing, mual, muntah, mencret,
kram perut, kejang, depresi susunan saraf, serta gangguan peredaran darah. Selanjutnya, kalimat ketiga
menjelaskan bahwa formalin dan boraks yang masuk ke tubuh dalam dosis kecil baru akan terasa
efeknya setelah terakumulasi.

2. Jawaban B
Maksud kalimat soal "paragraf di atas menjelaskan" adalah tentang gagasan apa yang dijelaskan
dalam paragraf, yakni gagasan utama paragraf. Gagasan utama paragraf pada soal dinyatakan pada
kalimat kedua. Kalimat kedua paragraf tersebut merupakan kalimat topik karena dijelaskan oleh
kalimat-kalimat berikutnya. Pada kalimat kedua diungkapkan bahwa seluruh rakyat Indonesia penting
untuk bersikap positif terhadap bahasa Indonesia. Lalu, pernyataan pada kalimat kedua tersebut
diperkuat dengan dua kalimat berikutnya, yakni dengan menyampaikan alasan bahwa sikap positif
rakyat Indonesia terhadap bahasa Indonesia akan menyebabkan bahasa Indonesia terhormat dan
membawa bangsa Indonesia lebih bermartabat.

3. Jawaban B
Inti paragraf adalah topik utama pada paragraf. Dalam paragraf deduktif, induktif, dan
campuran, inti paragraf dapat diambil dari kalimat topik. Akan tetapi, jika paragrafnya deskriptif atau
naratif, inti paragraf diperoleh dengan menyimpulkan seluruh isi paragraf.
Paragraf pada soal mengungkapkan beberapa hal yang terkait dengan pemimpin, yakni
(1) pemimpin itu penting;
(2) pemimpin harus mempunyai integritas;
(3) pemimpin harus baik;
(4) pemimpin bertugas menegakkan hukum;
(5) pemimpin harus siap berkorban.
Hal-hal yang terkait dengan pemimpin tersebut merupakan keberadaan dan sifat seorang pemimpin.
Istilah yang tepat untuk merangkum hal tersebut adalah karakter pemimpin.

4. Jawaban C
Ide pokok paragraf adalah gagasan utama atau gagasan pokok suatu paragraf. Berdasarkan
sifatnya, ide pokok paragraf ada dua jenis, yakni eksplisit dan implisit. Secara eksplisit, ide pokok
diwujudkan secara nyata pada kalimat topik. Namun, tidak setiap gagasan pokok eksplisit dinyatakan
dengan redaksi yang sama sebagaimana kalimat topiknya. Sementara itu, secara implisit, ide pokok
tersebar secara tersirat pada semua kalimat yang ada pada paragraf.

PEMBAHASAN PROBLEM SET 3, BAHASA INDONESIA, PROGRAM SUPERINTENSIF 2019, BKB NURUL FIKRI 1
Ide pokok paragraf pada soal secara tersurat terdapat pada kalimat pertama. Kalimat pertama
merupakan kalimat topik karena dijelaskan oleh kalimat yang lainnya. Pada kalimat pertama
dinyatakan bahwa konsep efektivitas bersifat multidimensial, yakni melibatkan berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, pendefinisian efektivitas berbeda-beda bergantung pada bidang ilmu
yang dipakai.

5. Jawaban B
Gagasan pokok paragraf pada soal didapatkan secara tersirat dari semua kalimat yang ada pada
paragraf tersebut. Paragraf pada soal terdiri atas enam kalimat. Kalimat (1) sampai dengan kalimat (4)
mengungkapkan bahwa kehadiran koleksi busana perancang Paris dinanti-nantikan oleh pecinta mode
dari seluruh dunia. Akan tetapi, pada kalimat (5) dan (6) pernyataan itu dipertentangkan dengan tanda
kohesif berupa konjungsi namun. Pada kalimat (5), dinyatakan bahwa koleksi busana perancang Paris
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Lalu, kalimat (6) memperkuat keadaan yang dinyatakan
pada kalimat (5), yakni dengan adanya pernyataan pusat mode yang seharusnya kaya ide dan selalu
glamor itu kali ini dinilai kurang greget.

6. Jawaban D
Ide pokok paragraf pada soal terungkap pada kalimat terakhir. Kalimat terakhir merupakan
pernyataan simpulan dari delapan kalimat sebelumnya. Kalimat (1) sampai dengan kalimat (7)
mengungkapkan adanya penghargaan yang lebih dari masyarakat tradisional kepada orang yang
memiliki keturunan berdarah biru. Namun, pada kalimat (8) dinyatakaan penghargaan masyarakat
terhadap gelar kebangsawanan mulai menurun dan bergeser ke gelar sarjana. Lalu, pada kalimat (9)
semua pernyataan pada kalimat (1) sampai dengan dengan (8) tersebut disimpulkan.

7. Jawaban B
Gagasan utama paragraf soal terdapat pada kalimat kedua. Kalimat kedua merupakan kalimat
sentral bagi kalimat pertama dan ketiga. Kalimat pertama merupakan kalimat pengantar, sedangkan
kalimat ketiga adalah kalimat penjelas. Pada kalimat pertama dinyatakan bahwa pembaca (Anda) tidak
boleh meyakini opini sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Pelarangan tersebut secara
tersirat terkait dengan tidak pentingnya pendidikan. Padahal, setiap orang membutuhkan pendidikan
untuk meraih apa yang dicita-citakan. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting bagi manusia.

8. Jawaban C
Maksud pertanyaan pada soal terkait dengan gagasan pokok paragraf. Gagasan pokok yang
terkandung dalam paragraf soal adalah upaya menghindari obat ilegal. Gagasan pokok tersebut
diperoleh dengan merangkum semua pernyataan pada semua kalimat dalam paragraf. Pada paragraf
tersebut diungkapkan bahwa konsumen obat harus jeli dalam membedakan obat yang legal dan ilegal
dengan cara melakukan pemeriksaan di laboratorium, membeli obat sesuai dengan resep dokter di
apotek tepercaya, dan memeriksa kemasan obat. Cara-cara tersebut dapat dikatakan sebagai upaya
untuk menghindari obat ilegal.

9. Jawaban B
Teks bacaan pada soal hanya satu paragraf sehingga penentuan ide pokoknya berdasarkan
kaidah-kaidah paragraf. Ide pokok bacaan pada soal diambil secara tersirat dari semua kalimat yang
ada pada bacaan tersebut. Pada teks bacaan tersebut diungkapkan tiga hal pokok tentang program bina
massal (bimas), yakni konsep bimas, tujuan bimas, dan komponen gerakan bimas. Oleh karena itu, ide
pokok bacaan pada soal adalah perihal dan tujuan program bimas.

10. Jawaban D
Paragraf pada soal terdiri atas lima kalimat. Semua kalimat tersebut mendukung satu ide utama,
yakni tentang potensi pariwisata di Indonesia. Kalimat-kalimat itu menjelaskan ide utama dengan
mengungkapkan kekayaan alam Indonesia, kepulauan terbesar di dunia, penduduk terbanyak, tempat-
tempat dan objek wisata, tujuh lokasi yang ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia, serta

PEMBAHASAN PROBLEM SET 3, BAHASA INDONESIA, PROGRAM SUPERINTENSIF 2019, BKB NURUL FIKRI 2
empat benda yang masuk dalam daftar representatif budaya takbenda warisan manusia. Semua itu
merupakan potensi pariwisata.

11. Jawaban B
Yang dimaksud dengan pernyataan yang tidak sesuai dengan teks adalah pernyataan pada opsi
jawaban yang secara tersurat ataupun tersirat tidak ada dalam teks atau berbeda dengan apa yang
diungkapkan dalam teks. Pernyataan yang tidak sesuai dengan isi teks pada soal terdapat dalam kalimat
opsi (B). Pada kalimat tersebut dinyatakan bahwa suatu daerah akan tumbuh perekonomiannya hanya
dengan infrastruktur. Padahal, dalam teks, kalimat pertama berbunyi infrastruktur menjadi salah satu
poin penting di suatu daerah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

12. Jawaban B
Di antara pernyataan pada opsi jawaban, yang tidak sesuai dengan isi teks adalah kalimat pada
opsi (B). Pada kalimat tersebut dinyatakan bahwa gaya hidup yang penuh dengan kecemasan dapat
menjadi faktor munculnya penyakit jantung. Pada teks, pada kalimat (2), yang penuh dengan
kecemasan bukan gaya hidup, melainkan tipe kepribadian yang mencakup kecemasan ….

13. Jawaban B
Salah satu penyebab sebuah kalimat tidak efektif adalah ketidaksejajaran dalam menggunakan
kata, frasa, atau klausa dalam satu fungsi yang sama. Kalimat (2) pada teks bacaan soal tergolong
kalimat tidak efektif karena adanya ketidaksejajaran dalam penggunaan satuan bahasa. Kalimat (2)
merupakan kalimat luas yang berpola keterangan-subjek-predikat-pelengkap (K-S-P-PEL). Kalimat
tersebut mengalami perluasan pada S dan Pel-nya. Pada bagian S, terdapat penggunaan satuan bahasa
yang tidak sejajar, yakni
a. kecemasan yang tinggi: frasa nominal
b. sering depresi: frasa verbal
c. kemarahan tidak terkontrol: klausa verbal
d. pesimistis: adjektiva

Fungsi satuan-satuan bahasa tersebut menempati fungsi yang sama, yakni sebagai pelengkap
(Pel.) pada fungsi S yang diperluas. Perhatikan pola kalimat tersebut!

Sebagai contoh, tipe kepribadian yang mencakup kecemasan yang tinggi, sering depresi, kemarahan
K S
tidak terkontrol, dan pesimistis umumnya menjadi faktor risiko yang sering dihubungkan dengan
K P Pel.
penyakit jantung.

Pada bagian S, seharusnya perinciannya disejajarkan dengan cara mengubahnya menjadi


nomina atau frasa nominal.
… tipe kepribadian yang mencakup kecemasan yang tinggi, seringnya depresi, kemarahan yang tidak
terkontrol, dan pesimis ….

14. Jawaban C
Kalimat pada soal tidak efektif karena penggunaan kata yang tidak sejajar. Pada kalimat tersebut
terdapat kata menjaring dan kata pelepasan yang bentuk dan jenisnya berbeda. Kata menjaring berjenis
kata kerja, sedangkan kata pelepasan berjenis kata benda. Karena berada pada fungsi yang sama, yakni
bagian dari keterangan, kedua kata tersebut harus disamakan, baik dari segi bentuk maupun jenisnya,
misalnya menjaring dan melepaskan atau penjaringan dan pelepasan.

15. Jawaban E
Penyebab ketidakefektifan yang sama di antara kalimat pada soal terdapat pada kalimat (3) dan
kalimat (5). Pada kedua kalimat tersebut terdapat penggunaan bentuk dan jenis kata yang berbeda
dalam satu fungsi yang sama. Pada kalimat (3) terdapat kata menentukan (verba) dan pemadaman

PEMBAHASAN PROBLEM SET 3, BAHASA INDONESIA, PROGRAM SUPERINTENSIF 2019, BKB NURUL FIKRI 3
(nomina) yang berfungsi sebagai subjek. Sementara itu, pada kalimat (5) terdapat kata dilakukan
(verba) dan pemantauan (nomina) yang sama-sama berfungsi sebagai predikat. Pasangan kata pada
kedua kalimat tersebut dapat disejajarkan menjadi penentuan dan pemadaman serta dilakukan dan
dipantau.

16. Jawaban A
Penulisan tanda baca yang tidak tepat terdapat pada kalimat (1) dan kalimat (2). Pada kedua
kalimat tersebut, tanda hubung (-) tidak perlu digunakan. Kata non-organik pada kalimat (1) dan kata
anti-oksidan pada kalimat (2) seharusnya ditulis tanpa tanda hubung, yaitu nonorganik dan antioksidan.

17. Jawaban A
Pada aturan ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia, tanda hubung (-) tidak digunakan untuk
menyatakan sampai dengan. Pada kalimat opsi (A), tanda hubung (-) seharusnya diganti dengan tanda
pisah (—).
Berdasarkan aturan ejaan bahasa Indonesia, tanda pisah digunakan dalam tiga keadaan, yakni
(1) untuk memisahkan keterangan di luar bangun kalimat, misalnya pada kalimat
Pembangunan infrasturktur transportasi—yang telah menghabiskan dana yang sangat besar—
akan berlangsung sampai tahun 2022.
(2) untuk memisahkan keterangan tambahan, misalnya pada kalimat
Dalam metode ekletik—penggabungan teori linguistik—analis bahasa ditinjau dari berbagai aspek
dengan berbagai teori linguistik.
(3) untuk menyatakan sampai dengan atau sampai ke, misalnya pada kalimat
Acara akan berlangsung dari pukul 20.00—21.00 WIB.

18. Jawaban B
Tanda pisah (—) dalam kalimat, antara lain, digunakan untuk memisahkan keterangan di luar
bangun kalimat. Pada soal, fungsi tanda baca tersebut terdapat pada kalimat opsi (B).

19. Jawaban E
Berdasarkan aturan ejaan bahasa Indonesia, tanda koma, antara lain, digunakan
a) di antara unsur pemerian yang lebih dari dua unsur;
b) di antara anak kalimat yang mendahului induk kalimat;
c) setelah ungkapan kata hubung antarkalimat seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, namun,
akan tetapi, dll.; dan
d) di antara petikan langsung dan bagian lainnya.

Dengan melihat aturan di atas, pada poin 2 tertulis bahwa tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat. Jika induk kalimat mendahului anak
kalimat, tanda koma tidak perlu dipakai. Oleh sebab itu, tanda koma pada kalimat (5) digunakan secara
tidak tepat.

Perhatikan kalimat tersebut!


(5) Akibatnya, sampah menyangkut dan menghambat laju air, sehingga bisa mengakibatkan banjir.
induk kalimat anak kalimat

20. Jawaban A
Pada paragraf soal terdapat empat kesalahan dalam penerapan ejaan, yakni
(1) penulisan tanda petik tunggal ('…') pada kalimat (1);
(2) penulisan tanda hubung (-) pada kalimat (2);
(3) penulisan kata PERSIB pada kalimat (2);
(4) penulisan ungkapan dari bahasa asing pada kalimat (3).
Tanda petik tunggal ('...') tidak digunakan untuk menulis nama. Tanda baca ini digunakan untuk
(1) menulis petikan dalam petikan. Misalnya dalam kalimat Ibu berkata, "Semalam saya mendengar
bunyi 'kring, kring' dari kamar kamu, Andi."

PEMBAHASAN PROBLEM SET 3, BAHASA INDONESIA, PROGRAM SUPERINTENSIF 2019, BKB NURUL FIKRI 4
(2) menulis arti atau makna kata. Misalnya pada kata background 'latar belakang'.
Tanda hubung pada kalimat (2) tidak perlu dipakai karena pernyataan walaupun memiliki basis
tersebut merupakan keterangan tambahan. Untuk menandai keterangan tambahan, tanda baca yang
dipakai adalah tanda pisah (—), bukan tanda hubung (-).
Akronim yang termasuk nama diri ditulis dengan huruf awal kapital jika tidak terbentuk dari huruf
pertama setiap kata. Persib merupakan akronim nama diri yang dibentuk dari nama Persatuan Sepak
Bola Indonesia Bandung. Artinya, akronim nama Persib tidak terbentuk dari huruf pertama tiap kata.
Oleh karena itu, akronim tersebut seharusnya ditulis dengan hanya huruf pertama yang kapital, yakni
Persib.
Kata body dan first row adalah ungkapan asing dari bahasa Inggris. Berdasarkan aturan ejaan
bahasa Indonesia, ungkapan tersebut ditulis dengan huruf cetak miring jika dikutip dalam kalimat.

PEMBAHASAN PROBLEM SET 3, BAHASA INDONESIA, PROGRAM SUPERINTENSIF 2019, BKB NURUL FIKRI 5

Anda mungkin juga menyukai