Anda di halaman 1dari 54

1

Materi UM dan Contoh Soal


I. Membaca Nonsastra
A. Memaknai Kata/Istilah
Paragraf disusun dari kalimat-kalimat saling berkaitan. Kalimat dalam paragrap
disusun dari beberapa kata. Setiap kata tersebut memiliki makna atau arti. Saat
menyusun paragrap, pemilihan kata atau istilah sangat penting. Oleh karena itu,
dalam membentuk kalimat atau paragrap sebuah kata harus benar-benar dipilih agar
mamu menyampaikan maksud penulis.
Kata-kata atau istilah yang digunakan dapat berupa kata baku, kata bersinonim, kata
berantonim, kata bermakna konotasi atau denotasi, dan kata yang mengalami
perubahan makna. Istilah berhubungan dengan pengungkapan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat di bidang tertentu.
Makna kata atau istilah yang sering muncul dalam soal UN adalah makna leksikal.
Makna lesikal merupakan makna yang terdapat pada kata dasarnya tanpa bergabung
dengan bentuk lain. Makna lesikal dapat dilihat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI).

Contoh Soal
1. Bacalah paragraf berikut!
Bank Indonesia akam menetapkan batas maksimum dan standardisasi biaya
isi ulang uang elektronik. Aturan ini bertujuan melindungi konsumen dan
mendorong peningkatan volume penggunaan uang elektronik. Selama ini
pengenaan biaya isi ulang uang elektronik tidak memiliki standardisasi tertentu.
Oleh karena itu, Bank Indonesia akan mengatur agar biaya isi ulang uang
elektronik tidak melebihi batas maksimum yang ditetapkan.
Disadur dari : “BI Tetapkan Standardisasi isi ulang E-Money” dalam Suara Pembaruan, 20 September 2017

Makna kata Standardisasi pada paragraf tersebut adalah . . . .


A. Penetapan
B. Persamaan
C. Pembakuan
D. Pengukuran
E. Penyeragaman

Jawaban : C
Makna atau arti kata standardisasi dalam KBBI adalah penyesuaian bentuk (ukuran,
kualitas, dan sebagainya) dengan pedoman (standar) yang ditetapkan ; pembakuan.
Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban C.
2

B. Mengidentifikasi Informasi Tersurat dalam Teks Nonsastra


Sebuah paragraf atau bacaan mengungkapkan suatu informasi tersurat berupa
peristiwa, gagasan, atau masalah. Masalah dalam paragraf atau bacaan dapat beupa
fakta dan opini. Fakta merupakan peristiwa atau kejadian benar-benar terjadi. Semua
orang akan menyatakan pernyataan sama terhadap sebuah fakta. Lawan dari fakta
adalah pendapat (opini). Pendapat (opini) merupakan gagasan, ide, atau pemikiran
seseorang terhadap suatu peristiwa, objek, atau masalah. Pendapat seseorang terhadap
suatu masalah atau peristiwa dapat berbeda dengan pendapat orang lain.
Masalah atau peristiwa yang terdapat dalam teks dapat dibuat sebuah
pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam teks. Pertanyaan tentang sisi teks atau
bacaan menggunakan kata tanya sebagai berikut :
1. Apa untuk menanyakan masalah, peristiwa, atau kejadian yang dibahas dalam teks.
2. Siapa untuk menanyakan orang yang dibahas dalam teks.
3. Dimana untuk menanyakan tempat peristiwa yang dibahas dalam teks.
4. Kapan untuk menanyakan waktu peristiwa yang dibahas dalam teks.
5. Mengapa untuk menanyakan sebab atau alasan, masalah, peristiwa, atau kejadian
dalam teks.
6. Bagaimana untuk menanyakan proses terjadinya masalah, peristiwa, atau kejadian
dalam teks.

Contoh Soal
Objek atau masalah tersebut diungkapkan penulis dengan tujuan tertentu. Tujuan
tersebut ditujukan kepada pembaca.

Pernyataan sesuai dengan isi paragraf tersebut adalah . . .


A. Tingkat konsumsi ikan di Kota Bogor berada di atas Provinsi Jawa Barat.
B. Tingkat konsumsi ikan di Kota Bogor per tahun mencapai 35 kg per kapita.
C. Pemerintah Kota Bogor menggandeng seluruh lapisan masyarakat untuk
mengampanyekan konsumsi ikan.
D. Menurut Wali Kota Bogor, ibu rumah tangga berpetran dalam menumbuhkan
minat anak-anak untuk mengonsumsi ikan.
E. Tim penggerak PKK mengampanyekan beragam sajian yang menarik ank-anak
untuk mengonsumsi ikan.

Jawaban : D
Pernyataan yang sesuai dengan isi paragraftersebut terdapat pada pilihan jawaban
D. Pernyataan tersebut sesuai dengan kalimat Walikota Bogor menyebutkan bahwa
tumbuhnya minat anak-anak untuk gemar mengonsumsi ikan berawal dari peran
ibu rumah tangga. Pernyataan pada pilihan jawaban A dan B tidak sesuai dengan
kalimat pertama paragraf. Pernyataan pada pilihan jawaban C tidak sesuai dengan
kalimat kedua paragraf. Pernyataan pada pilihan jawabna E tidak sesuai dengan
kalimat keempat paragraf.
3

C. Menemukan Ide Pokok/ Gagasan Utama


Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan. Paragraf mengandung beberapa unsur.
Unsur-unsur yang terdapat dalam paragraf berupa masalah, ide pokok, kalimat utama,
kalimat penjelas, fakta, ataupun pendapat. Masalah merupakan sesuatu yang harus
diselesaikan atau dicari jalan keluarnya.
Ide pokok merupakan gagasan yang mendasari terbentuknya sebuah paragraf.
Ide pokok disebut juga gagasan utama atau gagasan pokok. Ide pokok terletak di awal,
akhir, awal dan akhir, atau di seluruh paragraf. Ide pokok dalam suatu paragraf
didudkung oleh beberapa kalimat penjelas. Fakta merupakan keadaan, peristiwa yang
sesuai dengan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada tau terjadi. Pendapat adalah
pikiran, anggapan, perkiraan, atau kesimpulan oleh seseorang.
Paragraf yang memiliki ide pokok di awal paragraf disebut paragraf deduktif.
Paragraf yang memiliki ide pokok di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Pargraf
yang memiliki ide pokok di awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran.
Paragraf yang memiliki ide pokok di seluruh paragraf disebut paragraf narasi.

Contoh Soal

1. Perhatikan paragraf berikut!


Sedikitnya 80,5 hektare lahan hutan lindung, hutan produksi, taman hutan raya
(tahura), dan hutan rakyat di 19 kawasan wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur,
hangus terbakar selama bencana musim kemarau dalam waktu 2,5 bulan terakhir.
Kawasan hutan yang terbakar menjadi arang yaitu kawasan tahura 49 hektare dan
perhutani 31,5 hektare. Area yang terbakar tersebut tersebar di Kecamatan Pacet,
Trawas, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, Jetis, dan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto, M.
Zaini, mengatakan selain mengahanguskan 80,5 ha hutan di Mojokerto, kebakaran
terjadi di lahan tebu seluas 2,8 ha.
Disadur dari : “80 Ha Hutan Terbakar, Diduga Ulah Pendaki” dalam Suara Pembaruan, 25 september 2017.

Ide pokok paragraf tersebut adalah . . .


A. Kebakaran lahan hutan lindung
B. Kebakaran pada musim kemarau
C. Kebakaran hutan pada lahan tebu
D. Kebakaran hutan di beberapa kecamatn
E. Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Mojokerto

Jawaban : E
Paragraf tersebut membahas kebakaran hutan yang terjadi di Kabupaten Mojokerto.
Kebakaran hutan tersebut terjadi di lahan hutan lindung, hutan produksi, taman hutan
raya (tahura), dan hutan rakyat. Kebakaran tersebut terjadi di 19 kawasan wilayah
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Selain menghanguskan 80,5 ha hutan di
Mojokerto, kebakaran terjadi di lahan tebu seluas 2,8, ha. Jadi, ide pokok paragraf
tersebut adalah kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Mojokerto.

Paragraf tersebut membahas upaya atau usaha Pemerintah dalam memeratakan


pendidikan. Upaya-upaya tersebut yaitu menggenjot kualitas pendidikan dan pelatihan
melalui Program Indonesia Pintar (PIP) dan menyalurkan lebih dari 17 juta Kartu
Indonesia Pintar (KIP). Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban A.
4

D. Menentukan Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas dalam Paragraf


Kalimat Utama
Kalimat utama merupakan kalimat berisi ide pokok. Kalimat utama dpat
ditemukan di awal, akhir, awal dan akhir, atau di seluruh paragraf.
Ciri kalimat utama diantaranya :
a. Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut;
b. Biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
c. Mempunyai arti jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain;
d. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi; dan
e. Dalam paragraf induktif, kalimat utama sering ditandai kata-kata kunci, seperti jadi
atau dengan demikian.
Kalimat Penjelas
Kaliamt penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kelimat utama. Kalimat penjelas
berisi informasi yang mendukung kalimat utama. Kalimat penjelas harus berkaitan
dengan pokok ide yang termuat dalam kalimat utama. Kalimat penjelas disebut juga
kalimat pendukung.

Contoh Soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
1)Dengan kecanggihan teknologi, kita memang bisa menggenggam dunia.
2)Namun, akibat teknologi pula petaka demi petaka bisa datang kapan saja jika kita
serampangan menggunakannya. 3)Fakta menunjukkan kemajuan teknologi
komnikasi yang pesat telah menimbulkan banyak kerugian. 4)Media sosial yang
semestinya menjadi sumber informasi dan arena bersosialisasi tidak jarang justru
menjadi sumber perpecahan. 5)Kecanggihan teknologi benar-benar menjadi
tantangan serius bagi negeri ini.
Disadur dari : “Bencana Bukan untuk Bercanda” dalam Media Indonesia, 28 September 2017

Kalimat utama paragraf tersebut ditunjukkan angka . . .


A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
E. 5)

Jawaban : E
Kalimat utama paragraf yang berisi gagasan atau ide pokok paragraf. Ide pokok
paragraf tersebut adalah tantangan kecanggihan teknologi. Ide poko tersebut
terdapat dalam kalimat yang berangka 5). Jadi, jawaban tepat terdapat pada pilihan
jawaban E.
5

E. Menemukan Inti Kalimat


Kalimat dapat diartikan berdasarkan struktur dan makna. Berdasarkan struktur, kalimat
adalah kesatuan bahasa yang didahului dan diakhiri dengan kesenyapan. Susunan kata
dan intonasi yang digunakan menunjukkan bahwa pikiran yang diungkapkan sudah
lengkap. Berdasarkan makna, kalimat adalah kesatuan bahasa terkecil yang
mengandung pikiran lengkap.
Inti kalimat adalah fungsi-fungsi inti di dalam sebuah kalimat. Fungsi-fungsi tersebut
wajib ada di dalam struktur kalimat. Fungsi-fungsi tersebut adalah Subjek dan Predikat.
Selain kedua fungsi tersebut, inti kalimat dapat mengandung fungsi objek. Akan tetapi,
dengan syarat kalimat tersebut adalah kalimat aktif transitif. Fungsi yang bukan inti
adalah keterangan dan atau pelengkap.

Contoh soal
1. Perhatikan kalimat berikut!
Pemerintah terus bersiap diri dalam menghadapi kemungkinan terjadinya erupsi
Gunung Agung (3.031 mdpl) di Bali.

Inti kalimat tersebut adalah....


A. Pemerintah bersiap
B. Pemerintah terus bersiap diri
C. Pemerintah bersiap diri menghadapi
D. Terjadinya erupsi Gunug Agung di Bali
E. Kemungkinan terjadi erupsi Gunung Agung

Jawaban: B
Struktur kalimat tersebut sebagai berikut.
Pemerintah terus bersiap diri dalam menghadapi
Subjek predikat Objek
kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Agung (3.031 mdpl) di Bali.
Pelengkap Keterangan

Jadi inti kalimat tersebut terdapat pada pilihan jawaban B.

2. Perhatikan kalimat berikut!


Akibat sering tercemar, air sungai di Bekasi tidak layak diolah menjadi air minum.

Inti kalimat tersebut adalah....


A. Air sungai tercemar
B. Air sungai tidak layak
C. Air sungai tidak diolah
D. Airsungai tidak layak diolah
E. Air sungai menjadi air minum

Jawaban: D
Struktur kalimat tersebut sebagai berikut:
Akibat sering tercemar, air sungai di Bekasi tidak layak diolah menjadi air
minum.
Pelengkap Subjek Predikat Objek

Jadi inti kalimat tersebut terdapat pada pilihan jawaban D.


6

F. Menentukan Makna Rujukan


Rujukan kata adalah suatu kata merujuk kata lain yang memperlihatkan keterikatannya.
Beberapa kata yang sering digunakan dalam merujuk kata, di antaranya ini, itu, tersebut,
dan tadi. Unsur atau kata ini, itu, tersebut, dan tadi disebut kata ganti penunjuk
(pronomina). Pronomina penunjuk berfungsi untuk menunjuk sesuatu yang ada sebelum
atau sesudah nomina. Pronomina ini mengacu pada acuan yang dekat dengan pembicara,
ke masa yang akan datang atau ke informasi yang disampaikan. Prnomina itu mengacu
pada acuan yang agak jauh dengan pembicara, ke masa lampau, atau ke informasi yang
jauh dari pembicaraan penulis. Kata tersebut berarti sudah disebutkan, sudah diceritakan
atau sudah dikatakan. Kata tersebut mengacu kata, frasa, atau kalimat yang telah
disebutkan. Kata tersebut dapat diganti kata tadi. Kata rujukuan dapat ditemukan pada
kalimat sebelumnya.

Contoh soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
Jika dicermati, obat PCC yang tergolong obat keras seharusnya sangat sulit didapat
masyarakat umum. Namun, fakta yang terjadi di lapangan, obat PCC dapat dengan
mudah diperoleh masayarakat. Harga obat PCC murah hanya seharga Rp20.000,00-
25.000.00,00 per 20 biji. Harga yang dipatok murah tersebut menjadikan obat PCC
dapat dibeli anak di bawah umur. Tindakan ini ditengarai sengaja dilakukan oleh
sindikat pengedar obat terlarang untuk menggaet pasar anak di bawah umur.

Makna kata rujukan ini yang bercetak miring pada paragraftersebut adalah...
A. Peredaran obat PCC
B. Mematok harga murah
C. Kemudahan membeli PCC
D. Sindikat pengedar obat terlarang
E. Harga Rp20.000,00-25.000,00

Jawaban: B
Kata rujukan yang bercetak miring pada paragraf tersebut adalah ini. Kata ini pada
paragraf tersebut merujuk pada kalimat sebelumnya, yakni Harga yang dipatok murah
tersebut menjadikan obat PCC dapat dibeli anak di bawah umur. Jadi, kata rujukan ini
pada paragraf tersebut merujuk tindakan yang mematok harga murah.

2. Perhatikan paragraf berikut!


Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kematian akibat penyakit tidak menular
(PTM) di Indonesia menyumbang 72% dari seluruh kematian di Indonesia. Dari
jumlah tersebut, sebanyak 37% diantaranya akiat penyakit yang menyangkut
kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Kardiologs dari Rumah Sakit Siloam
Tangerang mengungkapkan bahwa hingga saat ini penyebab utama seseorang
mengidap penyakit jantung koroner belum ditemukan.

Makna kata rujukan tersebut yang bercetak miring pada paragraftersebut adalah...
A. Badan Kesehatan Dunia
B. Kematian di Indonesia
C. Penyakit kadiovaskular
D. Penyebab kematian
E. Penyakit jantung koroner

Jawaban: B
7

Kata rujukan yang bercetak miring dalam paragraf adalah tersebut. kata rujukan
tersebut merujuk kalimat sebelumnya, yakni seluruh kematian di Indonesia. Jadi,
jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban B.

G. Menyimpulkan Isi Tersirat Teks Nonsastra


Simpulan adalah sesuatu yang disimpulkan atau pendapat terakhir berdasarkan uraian
sebelumnya. Simpulan harus sesuai dengan isi paragraf. Simpulan inforamsi tersirat
dalam paragraf daat berupa maksud penulis, pandangan penulis, keberpihakan penulis,
dan sebab akibat. Simpulan dapat diketahui berdasarkan letak gagasan pokok.
Paragraf baik harus memenuhi kriteria berikut.
1. Memiliki satu ide pokok atau satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
2. Antarkalimat dalam paragaraf saling bertautan (berkoherensi) sehingga membentuk
satu kesatuan.
Menurut pola pengembangannya, paragraf dibedakan menjadi paragraf analogi,
generalisasi, dan sebab akibat.
1. Paragraf analogi
Salah satu pola pengembangan paragraf adalah paragraf analogi. Paragaraf
analogi merupakan pargraf yang dikembangkan dengan membandingkan dua atau
lebih benda yang dianggap memiliki kesamaan. Jadi, paragraf tersebut berisi
perbandingan antara dua atau lebih benda.simpulan paragraf analogi berisi
perbandingan. Simpilan tersebut terletak di awal atau di akhir paragraf.
2. Paragraf generalisasi
Pola generalisasi merupakan pola penegmbangan denagnpola hubungan umum
khusus. Simpulan paragraf generalisasi merupakan pernyataan bersifat umum.
3. Paragraf sebab akibat
Pola pengembangan sebab akibat adalah pola pengembangan berdasarkan
hubungan sebab akibat. Simpulan paragraf sebab akibat dapat berupa sebab atau
akibat dari suatu peristiwa.
Koherensi perlu penataan urutan sistematis kalimat. Tanpa urutan baik, koherensi tidak
akan kita peroleh. Penanda koherensi antara lain pengulangan kata/frasa kunci, kata
ganti, konjungsi antarkalimat, dan situasi. Konjungsi antarparagraf pada dasarnya sama
fungsinya dengan konjungsi antarkalimat.

Contoh Soal
Paragraf berikut untuk soal nomor 1 dan 2.
Pengungkapan kasus paracetamol, caffeine, dan carisoprodol oleh Bareskrim Polri
baru-baru ini telah mengejutkan masyarakat. Korban yang terpapar berskala luas, tidak
terbatas hanya di Kendari, Sulawesi Tenggara, dan Medan, Suamtera Utara, teteapi
menyebar ke bebrapa kota di Indonesia. Kasus paracetamol, caffeine, dan carisoprodol
(PCC) ini tidak terlepas dari lemahnya pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM). Badan POM harus dapat memonitor dan mengawasi pedagang besar farmasi dan
apotek bahkan sampai di toko obat di seluruh pelosok negeri. Jika peredaran obat tidak
segera dimonitor dan diawasi, korban yang merupakan generasi muda bangsa akan
bertambah banyak.
Disadur dari : Sampurno, “PCC dan Keselamatan Publik” dalam Kompas, 27 September 2017

1. Tujuan penulis dalam paragraf tersebut adalah . . .


A. Mengungkap kasus peredaran obat PCC
B. Memberi tahu jumlah korban obat PCC
C. Memonitor dan mengawasi peredaran obat PCC
D. Mengawsi apotek dan toko obat seluruh Indonesia
E. Menyarankan BPOM mengawasi peredaran obat PCC
8

Jawaban : E
Tujuan penulis pada paragraf tersebut terdapat pada kalimat Badan POM harus dapat
memonitor dan mengawasi pedagang besar farmasi dan apotek bahkan sampai di
toko obat di seluruh pelosok negeri. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan
jawaban E.

2. Keberpihakan penulis pada paragraf tersebut adalah . . .


A. Apotek
B. BPOM
C. Toko obat
D. Generasi muda
E. Bareskrim Polri

Jawaban : D
Keberpihakan penulis pada paragraf tersebut tampak pada kalimat Jika peredaran
obat tidak segera dimonitor dan diawasi, korban yang merupakan generasi muda
bangsa akan bertambah banyak. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan
jawaban D.

H. Membandingkan Isi, Pola Penyajian, serta Bahasa Teks Nonsastra


Dua buah teks dapat memiliki kesamaan tema atau informasi. Membandingkan dan
mencari kesamaan teks dapat dilakukan dengan cara membaca kedua teks tersebut
secara keseluruhan. Membaca teks tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi juga
dilakukan berulang-ulang agar lebih mudah menentukan kesamaannya. Teks dapat
dibandingkan melalui isi, pola penyajian, dan bahasanya.

Cara Mencari Perbedaan Penyajian Teks


Sebuah teks memuat informasi atau masalah. Penyajian informasi atau masalah
dalam teks dapat berbeda. Perbedaan tersebut dapat diketahui dengan mengajukan
pertanyaan berikut.
1. Apa untuk menanyakan masalah, peristiwa, atau kejadian yang dibahas dalam
teks.
2. Siapa untuk menanyakan orang yang dibahas dalam teks.
3. Di mana untuk menanyakan tempat peristiwa yang dibahas dalam teks.
4. Kapan untuk menanyakan waktu peristiwa yang dibahas dalam teks.
5. Mengapa untuk menanyakan sebab atau alasan, masalah, peristiwa, atau kejadian
dalam teks.
6. Bagaimana untuk menanyakan proses terjadinya masalah, peristiwa, atau kejadian
dalam teks.

Contoh Soal
Teks berikut untuk soal nomor 1-3
Teks I
Warna-warni Indonesia dirayakan di Pasar Jibama, Wamena, Papua. Ikan-ikan sungai dan
danau, mulai lele hingga ikan yang berukuran sepaha orang dewasa dan wujudnya sulit
ditemui di kawasan lain Nusantara, dijajakan penduduk lokal. Mereka umumnya kaum
pria, menggelar begitu saja dagangannya di sudut-sudut pasar, di antara noken dan peranti
menyihir mereka. Sementara itu, para mama menyajikan pinang dan ubi, baik yang berupa
umbi maupun daun hingga daun bunga yang mereka sebut kembang kertas, Helichrysum
bracteatum yang mekarnya terbilang awet.
Disadur dari : “Warna-warni Indonesia Dirajut di Pasar” dalam Media Indonesia. 1 Oktober 2017
9

Teks II
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, melalui Distrik Wamena Kota dan Dinas
Perindustrian, Perdagangaan, dan Koperasi, terus menata dan melakukan pembersihan di
Kota Wamena serta pasar-pasar tradisional. Kegiatan penataan dan pembersihan tersebut
juga dilakukan di Pasar Jibama. Jajaran Distrik Wamena Kota dan Dinas Perindagkop
Kabupaten Jayawijaya melakukan pembersihan termasuk menata ulang para pedagang
karena lahan parkir pun digunakan untuk berjualan. Kepala Distrik Wamena Kota
mengatakan bahwa kegiatan pembersihan di Pasar Jibama merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan oleh jajarannya. Kegiatan ini bertujuan untuk memperindah kondisi pasar
sehingga tidak terkesan kumuh.
Disadur dari : http://majahlani.com/suplemen-daerah/jayawijaya-membangun/216-hindari-kesan-kumuh, diunduh 3 Oktober 2017

1. Perbedaan isi kedua teks tersebut adalah ...


Teks I Teks II
A. Membahas kegiatan di Pasar Jibama, Membahas kebersihan di Pasar Jibama,
Wamena, Papua Wamena, Papua
B. Membahas pengunjung di Pasar Membahasa penataan ulang Pasar
Jibama, Wamena, Papua Jibama, Wamena, Papua
C. Membahas situasi di Pasar Jibama, Membahas kegiatan penataan dan
Wamena, Papua pembersihan di Pasar Jibama, Wamena,
Papua
D. Membahas proses transaksi di Pasar Membahas peresmian Pasar Jibama,
Jibama, Wamena, Papua Wamena, Papua
E. Membahas kegiatan jual beli di Membahas tujuan penataan dan
Pasar Jibama, Wamena, Papua pembersihan di Pasar Jibama, Wamena,
Papua
Jawaban : C
Teks I membahas situasi di Pasar Jibana, Wamena, Papua. Dalam Teks I digambarkan
situasi di Pasar Jibama. Di Pasar Jibama dijual bnayak jenis ikan segar yang dijajakan
oleh penduduk lokal. Selain itu, di Pasar Jibama dijual pinang dan ubi yang dijajakan
oleh para mama. Teks II membahas kegitan penataan dan pembersihan di Pasar
Jibama, Wamena, Papua. Kegitan ini diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Jayawijaya
melalui Distrik Wamena Kota dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi.
Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban C.

2. Perbedaan pola penyajian dalam kedua teks tersebut adalah ...


Teks I Teks II
A. Diawali dengan unsur apa Diawali dengan unsur siapa
B. Diawlai dengan unsur bagaimana Diawali dengan unsur di mana
C. Diawali dengan unsur di mana Diawali dengan unsur di mana
D. Diawali dengan unsur kapan Diawali dengan unsur bagaimna
E. Diawali dengan unsur mengapa Diawali dengan unsur kapan
Jawaban : A
Teks I diawali dengan unsur apa (warna-warni Indonesia). Sementara itu, Teks II
diawali unsur siapa (pemerintah Kabupaten Jayawijaya, melalui Distrik Wamena Kota
dan Dinas Perindustrian, Perdaganagan, dan Koperasi.) Jadi, jawaban yang tepat
terdapat pada pilihan jawaban A.
10

3. Perbedaan pemakaian bahasa dalam kedua teks tersebut adalah ...


Teks I Teks II
A. Menggunakan kosakata asli Menggunakn kosakata bahasa asing
bahasa Indonesia
B. Menggunakna bahasa resmi Menggunakan bahasa santai
C. Menggunakan kosakata bidang Menggunakan kosakata umum
ilmu
D. Menggunakan perumpamaan Menggunakan bahasa lugas
E. Menggunakan bahasa lugas Menggunakan majas
Jawaban : C
Teks I menggunakn kosakata bidang ilmu. Kosakata bidang ilmu yang dipakai dalam
Teks I adalah Helichysum bracteatum. Sementara itu, Teks II menggunkaan kosakata
umum. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban C.

4. Perhatikan kedua teks berikut!


Teks I
Kabar bohong atau hoax tidak hanya bisa menghinggapi orang-orang dewasa, tetapi
juga anak-anak dan remaja. Fenomena ini didukung oleh perkembangan informasi dan
media sosial yang bergerak semakin pesat. Media sosial yang dekat dengan generasi
muda dan anak-anak tidak bisa dipisahkan sebagai sumber informasi. Oleh karena itu,
anak-anak memerlukan penegsan lagi perkara pihak pembuat berita yang mereka baca,
target pembacanya, pihak yang dibayar, dan pihak yang diuntungkan atas berita
tersebut. Anak-anak perlu dibimbing untuk menyaring berita hoax.

Teks II
Kemunculan informasi atau berita hoax di media sosial cukup memprihatinkan dan
mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan. Masyarakat atau warganet diharapkan
dapat mencermati berita hoax sehingga informasi palsu itu tidak menyebar. Ada
langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyebaran berita hoax. Pengguna
bisa mengakses situs turnbackhoax. Di dalamnya terdapat database informasi hoax.
Dalam laman situs tersebut, terdapat laporan yang dikategorikan berdasarkan berita
palsu yang terbaru, terpopuler, dan teraktif.

Persamaan kedua isi teks tersebut adalah . . .


A. Membahas cara pembuatan berita hoax di media sosial.
B. Membahas cara pelaporan berita hoax di media sosial.
C. Membahas cara pencegahan berita hoax di kalangan anak-anak.
D. Membahas cara pencegahan penyebaran berita hoax di media sosial.
E. Membahas cara pencegahan dampak buruk media sosial bagi anak-anak.
Jawaban: D
Kedua teks tersebut sama-sama membahas cara pencegahan penyebaran berita hoax di
media sosial. Teks I membahas pencegahan penyebaran berita hoax di media sosial
dengan cara memberi pengertian kepada anak dalam menyaring berita. Teks II
membahas pencegahan berita hoax di media sosial dengan cara melaporkan ke situs
turnbackhoax. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban D.
11

I. Memunjukkan Bukti Simpulan


Setelah membaca sebuah teks, Anda dapat menyimpulkan bacaan. Simpulan adalah
sesuatu yang disimpulkan atau pendapat terakhir berdasarkan uraian sebelumnya.
Simpulan dapat diketahui berdasarkan letak gagasan pokok. Simpulan harus sesuai
dengan isi paragraf.

Contoh Soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
Saat ini dikhawatirkan muncul gerakan yang mengusung isu ideologi dengan
target menanamkan semangat antikebangsaan di kalangan generasi muda. Gerakan itu
memanfaatkan kelemahan pendidikan ideologi di kalangan generasi yang lahir pada
pasca-reformasi. Generasi muda dapat kehilangan dasar dan kecintaan pada ideologi
negara. Ada gerakan-gerakan yang memang bertujuan menghilangankan rasa
kebangsaan dalam diri generasi muda. Momentum Hari Kesaktian Pancasila harus
menjadi titik balik penyadaran pentingnya pendidikan ideologi di kalangan generasi
muda.

Bukti simpulan paragraf tersebut terdapat pada kalimat . . .


A. Pendidikan ideologi di dalam diri generasi muda perlu ditanamkan pada
momentum Hari Kesaktian Pancasila.
B. Pendidikan ideologi di kalangan generasi muda penting untuk mencegah gerakan
antikebangsaan.
C. Saat ini muncul gerakan yang mengusung ideologi dengan target memanamkan
semangan antikebangsaan.
D. Semangat antikebangsaan di kalangan generasi muda tumbuh [ada saat
momentum Hari Kesaktian Pancasila.
E. Ada gerakan-gerakan yang memang bertujuan menghilangkan rasa kebangsaan
dalam diri generasi muda.

Jawaban: B
Paragraf tersebut membahas pentingnya pendidikan ideologi pada generasi muda
agar tidak menjadi sasaran gerakan-gerakan antikebangsaan. Simpulan paragraf
tersebut terdapat pada pilihan jawaban B. Simpulan pada pilihan jawaban B sesuai
dengan isi paragraf.

2. Perhatikan paragraf berikut!


Empat bank badan usaha milik negara (BUMN) mencatat kinerja positif hingga
akhir Agustus 2017. Kinerja positif ini tercermin dari total laba yang mencapain
Rp40,57 triliriun. Laba tersebut tumbuh 22,90% dibandingkan periode sama tahun
lalu sebesar Rp33,01 triliun. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero Tbk) membukukan
laba sebesar Rp17,35 triliun; PT. Bank Mandiri (Persero) sebesar Rp13,13 triliun;
PT. Bank Negara Indonesia sebesar Rp1,71 triliun. Sementara itu, untuk penyaluran
kredit, berdasarkan laporan keuangan, PT. Bank Rakyat Indonesia menyalurkan
kredit sebesar Rp664,39 triliun; PT. Bank Mandiri sebesar Rp594,60 triliun, PT.
Bank Negara Indonesia sebesar Rp1,35 triliun; dan PT. Bank Tabungan Negara
sebesar Rp181,25 triliun.
12

Simpulan paragraf tersebut adalah . . .


A. Bank-bank BUMN mencapai laba tinggi dan kinerja positif meskipun mempunyai
kredit yang besar.
B. Bank –bank BUMN mencapai laba tertinggi meskipun mempunyai kredit yang
rendah.
C. PT. Bank Mandiri dan PT. Bank BNI membekukan laba yang seimbang
dengan nilai kreditnya.
D. PT. Bank Tabungan Negara berhasil menyalurkan kredit tertinggi pada akhir
Agustus 2017.
E. PT. BRI membekukan laba tertinggi, sedangkan PT. BTN menyalurkan kredit
terbesar pada akhir Agustus 2017.
Jawaban: A
Paragraf tersebut membahas perolehan laba dan penyaluran kredit bank-bank BUMN
pada akhir Agustus 2017. Simpulan yang sesuai dengan isi paragraf terdapat pada
pilihan jawaban A. Simpulan pada pilihan jawaban B, C, D, dan E tidak sesuai
dengan isi paragraf.

J. Mengomentari/Menanggapi Isi Teks


Komentar atau tanggapan adalah sambutan kepada peristiwa, masalah, ucapan,
pendapat, atau gagasan yang berupa kritik atau komentar. Komentar dapat berupa
pernyataan setuju, tidak setuju, suka, tidak suka, atau menambahkan pendapat.
Tanggapan yang dikeluarkan harus bersifat objektif dan disertai alasan
logis. Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan ketika kita mengemukakan
tanggapan. Cara mengemukakan tanggapan sebagai berikut.
1. Tanggapan berhubungan atau sesuai dengan peristiwa, masalah, ucapan,
pendapat, atau gagasan yang sedang dibicarakan.
2. Tanggapan dapat mempercepat pemahaman masalah, penemuan sebab, dan
pemecahan masalah.
3. Tanggapan tidak mengulangi pendapat yang pernah disampaikan peserta lain.
4. Tanggapan disampiakna dengan kata dan kalimat tepat.
5. Tanggapan disampaikan dengan sikap terbuka dan sopan.

Contoh Soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
Arus pengungsian besar-besaran oleh ratusan ribu warga untuk menghindari
bahaya letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, memang di
luar dugaan. Total pengungsi bahaya letusan Gunung Agung telah mencapai 144.489
jiwa, membengkak dua kali lipat dari perkiraan awal. Berbondong-bondongnya arus
pengungsi tersebut disebabkan beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut yaitu,
pemahaman pengungsi yang kurang tentang gunung berapi dan pengaruh gencarnya
berita hoax tentang letusan Gunung Agung di media sosial.

Tanggapan yang sesuai dengan isi paragraf tersebut adalah . . .


A. Sebenarnya pengungsi bahaya letusan Gunung Agung mempersiapkan diri dan
keluarganya sebelum mengungsi.
B. Sebaiknya pengungsi diberikan pemahaman tentang bahaya gunung berapi dan
bahayaberita hoax.
C. Sebaiknya pengungsi Gunung Agung menyebarkan berita benar mengenai letusan
gunung berapi.
13

D. Sebaiknya Pemerintah menyiapkan tempat penampungan sementara untuk


pengungsi Gunung Agung.
E. Sebaiknya Pemerintah mulai membuat penampungan pengungsi yang lebih luas
agar pengungsi Gunung Agung dapat tertampung.

Jawaban: B
Paragraf tersebut menjelaskan arus pengungsi Gunung Agung yang membludak karena
kurangnya pengetahuan pengungsi dan tersebarnya berita hoax tentang Gunung Agung.
Jadi, tanggapan yang sesuai dengan isi paragraf tersebut terdapat pada pilihan jawaban B.
Tanggapan pada pilihan jawaban A, C, D, dan E tidak sesuai dengan isi paragraf.

2. Bacalah paragraf berikut!


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyayangkan maraknya
hoax tentang program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Isu-isu yang disebarluaskan oknum tidak bertanggung jawab dinilai menyesatkan dan
justru merugikan masyarakat, terutama para peserta BPJS. Isu-isu yang disebarkan oleh
penyebar berita hoax misalnya soal sistem pembayaran satu Virtual Account untuk satu
keluarga. Staf Ahli Direksi Bidang Komunikasi Publik dan Partisipasi Masyarakat
BPJS, Irfan Humaidi, mengimbau masyarakat tidak cepat termakan isi hoax.
Disadur dari:”BPJS Kesehatan: Hoax Merugikan Peserta” dalam Suara Pembaruan, 2 Oktober 2017

Tanggapan atau komentar yang sesuai dengan isi paragraf tersebut adalah . . .
A. Sebaiknya peserta BPJS mencari informasi dengan bertanya secara langsung
kepada petugas di kantor cabang BPJS.
B. Sebaiknya peserta BPJS melaporkan oknum pembuat berita hoax tentang BPJS
kepada petugas.
C. Sebaiknya Pemerintah menerapkan sistem Virtual Account yang lebih canggih agar
tidak membingungkan peserta.
D. Sebaiknya BPJS menyediakan fasilitas yang canggih agar masyarakat dan peserta
BPJS lebih mudah bertanya.
E. Sebaiknya BPJS mempercanggih sistem informasinya agar semua peserta BPJS
mendapatkan virtual account.
Jawaban: A
Paragraf tersebut membahas maraknya berita hoax mengenai program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat. Tanggapan yang sesuai dengan isi paragraf tersebut
terdapat pilihan jawaban A. Sebaiknya peserta BPJS mencari tahu informasi secara
langsung kepada petugas di kantor cabang BPJS agar tidak termakan berita hoax.
14

II. Membaca Sastra


A. Mengidentifikasi Kata Bermakna Simbolik/Majas/Kias dalam Karya Sastra
Karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang lewat
bahasa. Setiap karya sastra menggunakan simbol yang memiliki makna tersendiri.
Simbol-simbol dalam karya sastra diungkapkan dalam bentuk bahasa yang khas. Puisi,
prosa fiksi, dan drama memiliki simbol-simbol tersendiri yang biasanya diungkapkan
dalam bahasa yang digunakan penulis. Penulis mengungkapkan perasaan, pikiran, dan
idenya dengan bahasa yang khas. Simbol-simbol yang digunakan penulis untuk
mengungkapkan ide dan perasaannya tersebut memiliki makna tersendiri. Simbol-
simbol itulah yang akan ditafsirkan atau dimaknai oleh pembaca. Simbol yang dipakai
adalah simbol yang memang telah dikenal untuk menggambarkan sesuatu baik oleh
penutur maupun lawan bicara. Untuk menentukan simbol dalam karya sastra, Anda
harus membaca dan mengartikan makna karya sastra tersebut.
Selain menggunakan simbol, penulis karya sastra menggunakan majas dalam
karyanya. Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang dalam
mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang
terpendam di dalam jiwanya. Menurut Henry Guntur Tarigan, ahli bahasa, majas dapat
dibagi empat sebagai berikut.

1. Majas Perbandingan
a. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-
sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti
manusia atau benda hidup.
Contoh:
Baru tiga kilometer berjalan, mobilnya sudah batuk-batuk.
b. Metafora
Metafora adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan
langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh:
Raja siang telah kembali ke peraduannya.
c. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau
tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk
menyangatkan arti.
Contoh :
Kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya.
2. Majas Sindiran
a. Ironi
Ironi adalah majas sindiran yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya
dengan maksud untuk menyindir.
Contoh :
Pandai sekali kamu, Bahasa Indonesiamu mendapt nilai 4.
b. Sinisme
Sinisme adalh majas sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya seperti Ironi,
tetapi kasar.
Contoh :
Itukah yanng dinamakan bekerja?
c. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang terkasar atau langsung menusuk perasaan.
Contoh :
15

Otakmu memeang otak udang!


2. Majas Penegasan
a. Pleonasme
Pleonasme adalh majas penegasan yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya
tidakperlu dikatakan lagi karena arti kata terseut sudah terkandung dalam kata yang
diterangkan.
Contoh:
Salju putih sudah mulai turun ke bawah.
b. Repetisi
Repetisi adalah majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata
atau beberapa kata berkali-kali yang buasanya dipergunakan dalam pidato.
Contoh :
Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung diasebagai pelindung, kita jungjung
dia sebagi pembebas kita.
3. Majas Pertentangan
a. Antitesis
Antitesis adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan
kepaduan kata yang berlawanan arti.
Contoh :
Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bukanlah suatu ukiran nilai seorang wanita.
b. Paradoks
Paradoks adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seolah-olah
bertentangan. Padahal, maksud sesungguhnya tidak bertentrangna karena obyeknya
berlainan.
Contoh :
Hatinya sunyi tinggal di Kota Jakarta yang ramai.

Kata bermakna kias sering digunakan dalam karya sastra. Karya sastra yang sering
menggunakan kata kias salah satunya adalah puisi. Kata kias digunakan untuk
mendapatkan unsur kepuitisan. Menurut Rachmat Djoko Prapodo, kritikus satra,
adanya kata menyebabkan sajak menjadi menbarik perhatian, menimbulkan kesegaran,
hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Menurut Harimurti
Kridalaksana, ahli bahasa, kata kiasan disebut figure of rhetoric atau rhetorical figure.
Kata kias adlah alat untuk memeperluas makna kata atau kelompok kata. Kata kias
digunakan untuk memperoleh efek tertentu dengan membandingkan atau
mengasosiasikan dua benda, orang, atau peristiwa. Menurut Abrams,ahli bahasa, kata
figuratif atau kata kias adalah penyimpangan penggunaan bahasa oleh penutur,
Penyimpangan tersebut yaitu pemahamana bahasa yang dipakai sehari-hari,
penyimpangan bahasa standar, atau penyimpangan makna suatu kata atau serangkaian
kata. Pemakaian kata figuratif tersebut bertujuan agar memperoleh beberapa arti
khusus atau efek khusus.

Contoh Soal
1. Perhatikan puisi berikut!
Walau kita saling bertemu
Di anatara orang-orang melawat ke kubur itu
Di sela-sela biru
Bencah-bencah kelabu dan ungu
Dikutip dari : Sapardi Djoko Darmono “Sonet Y”, dalam Duka-Mu Abadi, Jakarta, Garamedia Pustaka Utama, 2017
16

Makna suara biru dalm puisi tersebut adalah ....


A. Penderitaan
B. Jeritan
C. Tangisan
D. Nyanyian
E. Teriakan

Jawaban : C
Puisi tersebut berisis pertemuan anatara dua orang di pemakaman. Di sela pertemuan
tersebut sering terdengar suara biru. Makna suara biru yang berhubunan dengan latar
tempat pemakaman adalah tangisan. Suara tangisan orang-orang yang berdukacita biasanya
terdengar di pemakaman.

Kutipan novel berikut untuk soal nomor 2 dan 3


“Pangeran Diponegoro ?” katanya berdiri sejenak, tetapi kemudian duduk kembali.
“Ya, ya, Pangeran Diponegoro. Itu nama pilihanmu yang bagus.”
“Jadi, kamu ingin memakai nama Pangeran Diponegoro ?”
“Kalau Ayah membolehkan.”
“Kenapa tidak ? Itu hakmu. Putraku, aku sedang melaksanakan kewajibanku itu.
Aku bermaksud memberimu kedudukan sebagai Adipati.”
“Terima kasih, Ayah.”
“Aku akan umumkan besok. Sekarang juga dipersiapkan semuanya.”
“Maaf, Ayah. Aku rasa harkat yang Ayahanda berikan untukku itu terlalu tinggi.
Bukan aku yang layak menjadi Adipati, melainkan adikku, Ibnu Jarot.”
“Aku berkuasa mengubah garis takdir itu, Ontowiryo, eh Diponegoro. Aku adalah
sabda.”
“Aku takut tidak dapat menjalankan amanat itu, Ayahanda. Aku terpanggil menjadi
pengabdi agama dan rakyat.”
“Baiklah jika itu maumu. Tapi, aku minta kau tinggalkan lingkungan istana.”
“Tanpa Ayahanda pinta pun aku akan menjauh dari hiruk-pikuk duniawi ini,” ujar
Diponegoro sambil berlalu meninggalkan Ayahandanya.
(Disadur dari : Remy Silado, Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil, Solo, Tiga Serangkai, 2007)

2. Penyebab konflik dalam kutipan novel tersebut adalah ...


A. Tokoh Pangeran Diponegoro tidak ingin menjadi seorang Adipati.
B. Tokoh Pangeran Diponegoro tidak ingin adiknya menjadi seorang Adipati.
C. Tokoh Pangeran Diponegoro tidak ingin tinggal di dalam istana.
D. Tokoh Pangeran Diponegoro tidak menghargai tokoh Ayahandanya.
E. Tokoh Pangeran Diponegoro tidak ingin memakai nama Ontowiryo.

Jawaban : A
Konflik yang terjadi dalam kutipan novel tersebut disebabkan oleh penolakan tokoh
Pangeran Diponegoro untuk menjadi seorang Adipati. Jadi, jawaban yang tepat terdapat
pada pilihan jawaban A.

3. Akibat konflik dalam kutipan novel tersebut adalah ...


A. Tokoh Pangeran Diponegoro menjadi Adipati.
B. Tokoh Pangeran Diponegoro diusir dari istana.
C. Tokoh Pangeran Diponegoro menjadi pemuka agama.
D. Tokoh Pangeran Diponegoro tidak diakui anak oleh tokoh Ayahandanya.
E. Tokoh Pangeran Diponegoro berebut takhta Adipati dengan adiknya.
17

Jawaban : B
Konflik dalam kutipan novel tersebut berakibat tokoh Pangeran Diponegoro diusir dari
istana oleh ayahandanya karena tidak bersedia menjadi seorang Adipati. Jadi, jawaban
yang tepat terdapat pada pilihan B.

2 Perhatikan kutipan cerpen berikut!


Kabut masih mengambang di Pegunungan Muria. Mengembang dan melayang
memenuhi bukit-bukit, menyelimuti pepohonan. Ia membungkus lembah, menjadi
hamparan kapas tipis terbang ringan seperti impian. Kabut yang sama juga terus
menggantung di kedalaman mata Markonah.
Setelah ditinggal lelakinya, Sukri, menuju negeri di atas langit, kehidupan
Markonah sunyi. Sunyi seperti gunung. Mungkin sunyi untuk seumur hidup. Ia masih
ingat, Sukri meninggal pada hari Selasa Wage. Pada hitungan neptu3, pasaran4, yang
jika dijumlah akan jatuh hitungan 7. Markonah orang Jawa. Ia tahu bahwa Selasa
Wege, hitungan 7, akhirnya harus dianggap sebagai hari celaka. Hari taliwangke-hari
kematian anggota keluarga, yang tulahnya berlaku bagi dirinya dan anak-anak.
Dikutip dari: Jayadi K. Kastari “Selasa Wage” dalam http://basabasi.co/selasa-wage/, diunduh 27 September 2017

Makna simbol kabut pada kalimat kabut yang sama terus menggantung di dalam mata
Markonah adalah...
A. Ketakutan
B. Kesedihan
C. Kecemasan
D. Kegelapan
E. Kesunyian
Jawaban : B
Kutipan cerpen tersebut menceritakan seorang istri yang baru saja kehilangan
suami. Suami tokoh Markonah meninggal hari Selasa Wage. Makna simbol kabut
dalam kabut yang sama terus menggantung di kedalaman mata Markonah adalah
kesedihan.

B. Memaknai Isi Tersurat Dalam Karya Sastra


Karya sastra dapat berisi cerita, pesan, dan nilai. Isi karya sastra dapat diketahui
dengan membaca keseluruhan karya sastra dengan saksama. Setiap karya sastra
mempunyai isi yang berbeda. Karya sastra berupa prosa berisi kisah atau peristiwa
yang melibatkan tokoh-tokoh dalam cerita. Karya sastra pantun, misalnya berisi
ungkapan perasaan. Karya sastra berupa gurindam biasanya berisi nasihat, ajaran,
atau semacam kata-kata mutiara.

Contoh Soal
1. Perhatikan gurindam berikut!
Hati itu kerajaan di dala tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh
Dikutip dari: http//www.rajaalihaji.com/id/works.php?a=SeovUnMvVw%3D=, Diunduh 27 September 2017

Amanat yang terkandung dalam gurindam tersebut adalah . . .


A. Peliharalah hati agar tubuh kita sehat selalu
B. Jagalah hati seperti kerajaan yang selalu dijaga
C. Jadikanlah tubuh seperti kerajaan yang selalu dijaga
D. Janganlah berperilaku zalim agar tidak metusak diri kita
E. Jadikanlah hati sebagai kerajaan tubuh agar tidak mudah jatuh.
Jawaban : D
18

Amanat atau nasihat dalam gurindam tersebut terdapat pada pilihan D. Penulis
gurindam menasihati agar jangan berperilaku zalim karena dapat merusak diri
kita.

2. Perhatikan kutipan novel berikut!


Dalam ziarahku ke makam ibu dan abangku, selain doa, kuhaturkan permintaan
maaf karena telah melakukan hal yang dilarang ibuku. Setelah mengutarakan
semua maaf dan alasan, kelegaan hati akhirnya kudapatkan. Seolah-olah restu
untuk menjadi anak laut, telah kudapat. Dan, ini makin memotivasiku untuk lebih
mengenal laut dengan kehidupan dan misteri didalamnya.
Dikutip dari: Erwin Arnada, Rumah di Sebuah Ombak, Jakarta, Gagas Media, 2011

Kutipan novel tersebut menceritakan


A. Seorang yang memita restu ibu dan kakaknya
B. Seorang yang meminta restu untuk menjadi anak laut
C. Seorang yang meminta maaf kepada ibu dan abangnya
D. Seorang yang memanjatkan doa dan maaf dimakam ibu dan kakaknya
E. Seorang yang termotivasi untuk mengenal laut dan kehidupan didalamnya.
Jawaban : D
Kutipan novel tersebut menceritakn seseorang yang berdoa dan memohon maaf
dimakam ibu dan kakaknya kerena telah melakukan perbuatan yang dilarang
ibunya. Jadi jawaban yang tepat terdapt pada pilihan jawaban D.

C. Menyimpulkan Sebab dan Akibat Konflik dalam Karya Sastra


Masalah dalam cerita memunculkan konflik. Konflik merupakan pertemuan atau
benturan antara dua kekuatan yang berlawanan. Masalah di bedakan menjadi dua
macam, yaitu masalah dari luar (fisik) dan dari dalam (batin).
Masalah dari luar terjadi antara tokoh dan sesuatu di luar dirinya. Masalah ini bisa
terjadi dengan lingkungan ataupun manusia. Masalah dari luar dibagi menjadi dua.
1. Masalah fisik merupakan masalah yang disebabkan benturan antara tokoh dan
lingkungan. Sebagai contoh konflik yang dialami tokoh akibat bencana alam.
2. Masalah sosial merupakan masalah yang muncul karena hubungan antarmanusia,
misalnya, masalah pertikaian, perebutan, atau perceraian.
Masalah batin timbul dari dalam diri tokoh. Masalah ini terjadi antara tokoh dan
dirinya sendiri. Masalah merupakan salah satu unsur intrinsik. Unsur intrinsik
merupakan unsur yang membangun cerita dari dalam. Konflik dalam cerita
disebabkan oleh suatu peristiwa sebagai pemicunya. Konflik dalam cerita juga
menyebabkan terjadinya sebuah peristiwa. Sebab-akibat dalam karya sastra dapat
dilihat dalam novel dan cerpen.

Contoh Soal
Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 1 dan 2.
Sebenarnya pekerjaan memetik daun tembakau muda itu dilakukan Ki Pradopo setiap
tiga hari sekali. Namun, jumlah batang tembakau ge’njah sogoti miliknya mencapai
3.000 batang. Ia tak sanggup menyelesaikannya. Mak Entek, istrinya, menolak untuk
membantu. Ia pun tak cukup uang untuk mengupah orang.
“Tembakau yang kau tanam dan kelak kau isap asapnya itu akan semakin menggerogoti
tubuh rentamu perlahan-lahan, Pak!” alasan keberatan Mak Entek.
“Bukan urusanmu! Bahkan, aku sudah siap dengan seribu resikonya!” jawab Ki
Pradopo suatu ketika.
19

“Pasti ludes dirampok tikus-tikus ganas serakah itu! Tetapi, hama-hama keparat itu
mustahil menyentuh batang tembakauku!” kali ini Ki Pradopo membantah mentah-
mentah usulan Mak Entek agar mengganti ladang tembakaunya dengan palawija saja.
Mak Entek pun memilih hanya mengurusi ladang palawija mereka yang lainnya di
pinggir kali Cikawung.
Maka Ki Pradopo wajib mandiri memtik daun tembakau muda setiap pagi. Seribu
batang per hari. Dua bulan runut sejak munggel pertama tepat di hari keempat puluh.
Disadur dari: Setta S. S., “Ki Pradopo” dalam AngsoDuo.Net, diunduh 3 Oktober 2017

1. Penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah . . .


A. Tokoh Mak Entek memilih mengurusi ladang palawija.
B. Tokoh Mak Entek harus memetik daun muda setiap hari.
C. Tokoh Mak Entek ingin Ki Pradopo berhenti mengisap tembakau.
D. Tokoh Mak Entek ingin ladang tembakaunya diganti dengan palawija.
E. Tokoh Mak Entek tidak ingin tokoh Ki Pradopo memetik daun tiap hari.

Jawaban: D
Kutipan cerpen tersebut menceritakan tokoh Ki Pradopo yang harus memetik daun
muda tembakau di ladangnya setiap hari. Konflik dalam kutipan cerpen tersebut
terjadi karena tokoh Mak Entek ingin agar ladang tembakaunya diganti dengan
palawija. Akan tetapi, tokoh Ki Pradopo masih ingin menanami ladangnya dengan
tembakau. Jadi, penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut terdapat pada
pilihan jawaban D.

2. Akibat konflik dalan kutipan cerpen tersebut adalah . . .


A. Tokoh Ki Pradopo memetik daun muda tembakau di ladangnya setiap hari.
B. Tokoh Ki Pradopo menghentikan kebiasaan buruknya mengisap tembakau.
C. Tokoh Ki Pradopo harus memetik daun muda tembakau seorang diri di ladang.
D. Tokoh Ki Pradopo mengganti ladang tembakaunya dengan tanaman palawija.
E. Tokoh Ki Pradopo ingin tokoh Mak Entek membantunya di ladang setiap
seminggu sekali.
Jawaban: C
Konflik dalam kutipan cerpen tersebut terjadi antara tokoh Ki Pradopo dan tokoh
Mak Entek. Akibat konflik yang terjadi tersebut, tokoh Ki Pradopo terpaksa harus
memetik daun muda tembakau di ladangnya seorang diri setiap hari. Akibat konflik
ini tampak dalam kalimat Maka Ki Pradopo wajib mandiri memetik daun tembakau
muda setiap pagi.
20

D. Menyimpulkan dan Menganalisis Hubungan Antarbagian dalam Karya


Sastra.
Unsur intrinsik karya sastra merupakan unsur pembangun atau pembentuk karya
sastra. Unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra ini saling berhubungan. Karya
sastra terdiri atas prosa, drama, dan puisi. Karya sastra yang berbentuk prosa
meliputi cerpen, roman, novelet, dan novel.
Unsur intrinsik cerpen yang lain sebagai berikut.
1. Tema : Pokok pikiran cerita.
2. Amanat : Pesan yang ingin disampaikan penulis.
3. Alur : Rangkaian peristiwa sebab akibat yang membentuk cerita. Alur
dibedakan menjadi beberapa tahap meliputi tahap penyituasian atau
permulaan, pemunculan konflik, klimaks, dan peleraian atau penyelesaian.
4. Perwatakan : Cara pengarang menggambarkan watak tokoh.
5. Latar : Merupakan keterangan tempat, waktu, dan suasana terjadinya
peristiwa dalam cerita.
6. Gaya bahasa : Corak pemakaian bahasa.
7. Sudut pandang : Cara pandang pengarang dalam menyikapi tokoh.

Novel merupakan cerita yang mengisahkan konflik pelaku sehingga terjadi


perubahan nasib tokoh. Unsur intrinsik dan ekstrinsik novel sama dengan unsur
cerpen. Perbedaannya terletak pada alur. Alur dalam novel lebih kompleks.
Drama merupakan jenis atau genre karya sastra yang berbentuk
percakapan. Drama mengandung konflik atau masalah. Masalah atau konflik
dalam drama tersebut terjadi karena benturan tokoh dengan tokoh lain atau
benturan tokoh dengan dirinya sendiri.
Selain mengandung masalah, drama mengandung beberapa unsur. Unsur-unsur
drama sebagai berikut.
1. Tema adalah inti cerita
2. Amanat adalah pesan yang ada dalam drama.
3. Alur adalah rangkaian peristiwa dalam drama.
4. Perwatakan adalah watak tiap-tiap tokoh.
5. Konflik adalah benturan dua masalah pokok dalam drama.
6. Percakapan adalah dialog para pemain.
7. Tata artistic adalah setting panggung.
8. Casting adalah pemilihan tepat pemeran.
9. Akting adalah perilaku para pemain di panggung.

Contoh Soal

Perhatikan kutipan cerpen berikut!


Gempar. Warga Padukuhan Manggisan mendadak hebih dengan berita, Marni, anak
Mak Wiji, terjaring OTT ketika mencoba menyuap pejabat penting di kabupaten.
“Sudah baca Sorot Kota belm?” Bu Sri membuka kran pembicaraan ketika belanja
di warung Mak Surip.
Mendengar berita itu, Mak Surip segera menutup warung. Dengan langkah terburu
kakinya menuju rumah Mak Wiji. Jantung Mak Surip berdetak semakin kencang
tatkala melihat kerumunan pemuda seakan membentengi rumah Mak Wiji.
“Ada apa ini? Ayo minggir! Semoga kamu tidak apa-apa Wiji!” Mak Surip
berteriak sekuat tenaga menyibak jalan dan menyeruak ke dalam. “Wji...!!!” Mak
Wiji yang tengah terurai air mata didekap erat. Keduanya berpelukan, suara tangis
keras mengguncang.
21

“Sudahlah, Mak! Jangan berkepanjangan. Kita cari solusi untuk menolong Marni!”
Bu RT yang sejak awal mendampingi Mak Wiji berusaha mendinginkan.
“Bagaimana Marni bisa..., OTT ya?” bisik Mak Surip.
“Kamu tahu, Marni jadi pembantu wong mblegedhu, orang kaya raya,: dengan
terbata Mak Wiji bercerita. “Lumayan, aku sering dapet kiriman uang. Tapi kok ...,
huaaa...!!!” Mak Wiji meluapkan tangis, katanya, “Marni akan bebas jika dalam
dua hari dapat mengembalikan uang lima puluh juta. Mustahil aku dapatkan yang
segitu dari hasil buruh cuci!” Mak Wiji kembali terisak.
“Mak ...,” dengan lembut Bu RT membelai Mak Wiji. “Warga Manggisan itu satu
tubuh! Satu sakit, lainnya ikut merasakan. Para pemuda dan pengurus dusun siap
mencari donatur untuk meringankan beban Marni. Mak, berdoa ya?”
“Aku ikut!” Mendengar kata mencari sumbangan, Mak Surip bangkit. “Akan
kudatangi para juragan dan pedagang di pasar!” Tanpa menunggu jawaban, Mak
Surip segera beranjak. Langkah Mak Surip diikuti para pemuda. Mereka segera
mengatur strategi agar target tidak sekedar mimpi.
Dikutip dari: Rita Nuryanti, “OTT” dalam Kedaulatan Rakyat, 1 Oktober
2017
1. Watak tokoh Mak Surip dalam kutipan cerpen tersebut adalah . . .
A. pemarah
B. bijaksana
C. penyabar
D. peduli teman
E. mudah terharu

Jawaban : D
Tokoh Mak Surip dalam kutipan cerpen tersebut digambarkan sebagai seorang yang
peduli terhadap temannya, tokoh Mak Wiji. Tokoh Mak Surip bersedia mencari
sumbangan unuk tokoh anak Mak Wiji. Jadi, jawaban tepat terdapat pada pilihan D.

2. Hubungan antar unsur intrinsic dalam kutipan cerpen tersebut adalah…..


A. Latar suasana membentuk alur dalam kutipan cerpen.
B. Latar sosial membentuk konflik di dalam kutipan cerpen.
C. Latar tempat membentuk konflik di dalam kutipan cerpen.
D. Latar waktu membentuk watak tokoh dalam kutipan cerpen.
E. Latar suasana membentuk watak tokoh dalam kutipan cerpen.

Jawaban : B
Di dalam kutipan cerpen tersebut, unsur intrinsik yang menonjol adalah latar sosial.
Latar sosial dalam kutipan cerpen tersebut membentuk konflik yang terjadi dalam
kutipan cerpen yaitu antara tokoh Marni, Mak Wiji, Mak Surip, Bu RT, dan warga
Padukuhan Manggisan.
22

E. Menunjukan Bukti Watak, Latar (Setting), dan Nilai


Bukti watak, latar (setting), dan nilai dalam karya sastra dapat ditemukan dengan
mencermati isi karya sastra tersebut. Temukan kata kunci dan rujukan yang
menjelaskan bukti watak, latar, atau nilai dalam karya sastra tersebut. Kata kunci dan
rujukan tesbut mempermudah Anda dalam menentukan bukti watak, latar, atau nilai.
1. Bukti watak dapat diketahui dengan penggambaran watak tokoh. Cermati karakter
tokoh dalam cerita dengan saksama. Temukan perbuatan, dialog, atau pemikiran
tokoh yang menunjukan bukti watak tokoh tersebut.
2. Bukti latar (setting) dapat diketahui melalui pertanda waktu, tempat, atau suasana.
Temukan kata kunci yang mendukung penggambaran latar dalam cerita tersebut,
seperti posisi matahari atau bulan, di sekolah, atau saat suasana gembira.
3. Bukti nilai dapat diketahui melalui perbuatan tokoh dalam cerita, kebiasaan tokoh
dalam cerita, atau hubungan tokoh dengan tokoh lain dalam cerita. Bukti nilai dapat
ditemukan melalui penggambaran pengarang terhadap nilai-nilai kehidupan yang
ingin disampaikan kepada pembaca.

Contoh Soal
1. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
1) Di dalam hati Senja berdoa agar mala mini turun hujan, tetapi doanya muspra
karena hingga pagi menyapa, taka da sebutir pun air jatuh dari langit.
2) Senja terjaga. Baru saja tubunya digoyang-goyang.
3) “Mengapa kamu tidur diluar, Nak?” seorang perempuan berumur lima puluh
tahunan berkata penuh kelembutan. Begitu keibuan.
4) “Hujan! Hujan! Hujan!”
5) “Sana masuk ke dalam. Mandi.”

Bukti watak penyanyang tokoh ibu terdapat pada kalimat berangka ….


A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
E. 5)
Jawaban : C
Tokoh ibu dalam kutipan cerpen tersebut berwatak penyayang. Bukti watak tersebut
terdapat pada kalimat berangka 3). Tokoh ibu berbicara dengan lembut dan penuh
keibuan kepada tokoh Senja. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban
C.
Kutipan novel berikut untuk soal nomor 2 dan 3.
1) Yanok kembali kusuruh rebahan di bangku warung.
2) Kutunggu sampai ia siap bicara denganku. Sejenak, mulut kami bungkam, hanya
pikiran kami yang mengelana tanpa arah.
3) “Samihi, kau bisa memegang rahasia?” tanya Yanik memecah keheningan.
4) Matanya tajam memandangku, tangannya memegang lenganku.
5) Kujawab Yanik dengan anggukan pasti.
6) “Janji?” sergahnya lagi.
7) Kuanggukan kembali sambil menghadap ke atas, “Demi Allah, aku janji,” kataku
meyakinkan.
8) “Demi persahabatan kita?” tambahnya. Sekali lagi, kuanggukkan kepala.
9) “Kau kan juga punya rahasia aku, Nik. Kau lupa ya?” tanyaku mengingatkan soal
rahasiaku.
23

10) Yanik tak menjawab, tetapi aku menangkap rasa tenang di balik pikirannya
setelah menjawab jawabanku tadi.
Dkutip dari : Erwin Arnada, rumah di seribu Ombak, Jakarta, Gagas Media, 2011

2. Bukti latar tempat dalam kutipan novel tersebut terdapat pada kalimat yang
berangka. . .
A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
E. 5)
Jawaban : A
Latar tempat dalam kutipan cerpen tersebut adalah warung. Latar tempat warung
terletak pada kalimat yang berangka 1).

3. Bukti nilai religi dalam kutipan novel tersebut terdapat pada kalimat yang
berangka. . .
A. 6)
B. 7)
C. 8)
D. 9)
E. 10)

Jawaban :B
Nilai religi dalam kutipan novel tersebut ditunjukkan oleh kalimat yang berangka
7). Nilai religi tersebut adalah penyebutan nama Tuhan oleh Samini.

F. Menyimpulkan Nilai-Nilai Kehidupan dalam Karya Sastra


Karya sastra seperti novel, cerpen, dan drama memiliki nilai-nilai kehidupan
yang dapat diambil sebagai pelajaran. Nilai-nilai kehidupan karya sastra tersebut
tampak dalam unsur ekstrinsik. Unsur ektrinsik karya sastra tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Nilai Kehidupan Masyarakat
a. Nilai moral adalah pesan moral dari perilaku tokoh, baik atau buruk dari
tingkah laku. Nilai moral berkaitan dengan nilai religi.
b. Nilai estetika adalah keindahan yang melekat pada karya sastra,
misalnya diksi, pengkalimatan, dan penggunaan alur variatif.
c. Nilai sosial budaya adalah cerminan aspek sosial budaya suatu daerah
dalam suatu karya sastra
2. Riwayat, Sikap, dan Pandangan Pengarang
Karya sastra dibuat berdasarkan ide, gagasan, dan kretivitas pengarang.
Riwayat pendidikan, riwayat keluarga, serta sikap dan pandangan pengarang
akan memengaruhi terbentuknya sebuah karya sastra
3. Latar Belakang Sosial Budaya Masyarakat
Sebuah karya sastra mencerminkan aspek sosial budaya suatu daerah tertentu.
Sebuah novel atau cerpen dapat diibaratkan sebagai potret keadaan atau
gambaran aktivitas masyarakat tersebut
Perbedaan nilai-nilai dengan amanat adalah:
Nilai mengandung kalimat luagas berupa pernyataan. Misalnya, sholat
merupakan penyelamat di ari akhir.
Amanat mengandung kalimat perinta atau ajakan. Misalnya, jangan perna
meninggalkan solat lima waktu sekalipun.
24

Contoh Soal
1. Perhatikan puisi berikut!
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
caya-Mu panas suci
tinggal kerdip llilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintu-mu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Dikutip dari : Chairil Anwar “Do’a” dalam Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak, Jakarta, Pusat Bahasa, 2002

Nilai-nilai religi yang terdapat dalam puisi tersebut adalah . . .


A. Seseorang yang berdoa kepada Tuhan hanya pada saat susah
B. Seseorang yang memohon kepada Tuhan karena merasa berdosa
C. Seseorang yang memohon dibukakan pintu oleh Tuhan karena mengembara
D. Seseorang yang kembali kepada tuhan setelah melupakan Tuhan dalam hidupnya
E. Seseorang yang berusaha untuk mengingat-ingat Tuhan setelah melupakan tuhan
Jawaban: D
Puisi tersebut mengandung nilai religi. Nilai religi yang sesuai dengan isi puisi
tersebut terdapat pada pilihan jawaban D. Penyair ingin kembali kepada tuhan
setelah selama hidupnya penyair melupakan tuhan.

2. Perhatikan cerpen berikut


“Tahukah kamu, Mang,” jelas Zen, “Pak-pak dus susu yang berjejer di etalase
toko Bu Surti tadi, sbetulnya tinggal bungkusnya saja. Tak sengaja tersenggol
tanganku, dan bungkus yang ringan itu berjatuhan. Ternyata itu kamuflase supaya
orang menganggap usahanya tetap jalan. Bu surtu terperangah. Untung luput dari
perhatian orang yang belanja.”

“Karena itu, kutunda minta tagihan barang minggu lalu,” tambah Minareli.
Dan Zen kemudian mengusap matanya. “Aku ingat ibuku . . . Beliau dulu pernah
begitu.”
Dikutip dari: Raudal Tanjung Banua, “Kami Antar Barang sampai Kampung Terujung” dalam Jawa Pos, 27 Agustus 2017

Nilai moral yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah . . . .


A. selalu mengingat orang tua
B. menghormati orang yang lebih tua
C. tidak tega kepada orang yang lebih tua
D. peduli kepada orang yang sedang kesulitan
E. berpura-pura sedang tidak mengalami kesulitan
25

Jawaban: D
Kutipan cerpen tersebut menceritakan tokoh Miraneli dan Zen yang akan menagih barang
kepada tokoh Bu Surti. Akan tetapi, tokoh Minareli menunda tagihan tersebut karena
merasa kasihan kepada tokoh Bu Surti yang sedang kesulitan. Barang-barang di toko tokoh
Bu Surti hanya pajangan. Jadi, nilai moral dalam kutipan cerpen tersebut terdapat pada
pilihan jawaban D.

G. Membandingkan Isi, Pola Penyajian, dan Bahasa Karya Sastra


berdasarkan Gaya, Tema, dan Unsur
Karya sastra dapat dibandingkan dari segi isi, pola penyajian, dan bahasanya
berdasarkan gaya, tema, dan unsur. Karya sastra yang dapat dibandingkan di
antaranya novel dibandingkan dengan cerpen.
Novel merupakan cerita yang mengisahkan konflik pelaku sehingga terjadi
perubahan nasib tokoh. Cerita novel juga dibangun dari unsur intrinsik seperti cerpen.
Pembeda antara novel dan cerpen terletak pada alur. Alur novel lebih kompleks
daripada alur cerpen.
Setiap novel memiliki karakteristik atau ciri tersendiri. Karakteristik novel dapat
diketahui dari gaya kepenulisan pengarang dan “suara zaman”. Karakteristik gaya
kepenulisan pengarang dapat diketahui dari gaya bahasa yang digunakan novel
Angkatan 20-an (Balai Pustaka), Angkatan 30-an (Pujangga Baru), dan novel-novel
modern. Novel Angkatan 20-an, seperti Sitti Nurbaya masih menyisipkan
perumpamaan klise dan pepatah. Novel Angkatan 30-an, seperti Layar Terkembang
tidak menggunakan perumpamaan klise dan pepatah. Sementara itu, gaya
kepenulisan pengarang novel modern lebih bebas dan menggunakan bahasa
Indonesia, bukan bahasa Melayu.
Karakteristik “suara zaman” dapat diketahui dari periode angkatan novel tersebut
ditulis. Novel-novel yang diterbitkan dalam periode Angkatan 20-an, di antaranya
Azab dan Sengsara, Sitti Nurbaya, La Hami, dan Di Bawah Lindungan Kaabah.
Novel Angkatan 20-an memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Isi novel menggambarkan pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda.
2. Isi novel menampilkan persoalan kawin paksa.
3. Isi novel menggambarkan jiwa kebangsaan belum maju.
4. Gaya bahasa dalam novel sering menggunakan syair, pantun, dan pepatah.
Novel Angkatan 30-an memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Pengarang lebih bebas menentukan nasib karya sastranya sendiri.
2. Isi novel menampilkan persoalan yang dihadapi masyarakat kota.
3. Novel Angkatan 30-an menggambarkan cara menggunakan kebebasan dan
fungsi kebebasan dalam masyarakat.
4. Novel Angkatan 30-an tidak menggunakan pepatah. Bahasa dalam novel
menggunakan ungkapan.
Novel-novel modern memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Gaya bahasa lebih lugas.
2. Alur yang digunakan umumnya alur campuran.
3. Amanat tidak secara langsung disampaikan oleh pengarang.
4. Tema yang digunakan lebih luas.
Adapun cerpen mempunyai karakteristik berikut.
1. Struktur ceritanya pendek sehingga dapat dibaca dalam sekali duduk (setengah
sampai dua jam).
2. Alur dalam cerpen pada umumnya tunggal, hanya satu urutan peristiwa yang
diikuti sampai peristiwa berakhir.
3. Tema dalam cerpen hanya satu.
26

4. Tokoh-tokoh dalam cerpen diceritakan terbatas (singkat, tidak detail).


5. Latar dalam cerpen tidak memerlukan detail-detail khusus, misalnya menyangkut
keadaan tempat dan sosial. Cerpen hanya memerlukan pelukisan latar secara
garis besar atau secara implisit.

CONTOH SOAL
Perhatikan kedua kutipan cerpen berikut!
Kutipan Cerpen I
Tepercik pertanyaan besar di matamu karena setiap ada orang meninggal,
keluarganya biasa menghanturkan berbagai macam perabot pada seorang kiai atau
guru ‘ngaji sebagai sortana. Apalagi, perabotan pesanan yang sering embu’ lap itu
katanya untuk dijadikan sortana juga.
“Selain bernilai sedekah jariyah, juga agar yang meninggal mudah diingat,”
jawab embu’ setelah berhasil menyisihkan kegugupannya.
“ Berarti, walaupun kita sudah meninggal, dengan melihat sortana-nya
orang akan teringat pada kita?”
“Kalau soal sortana itu dipakai untuk kebaikan, tentu mendapat nilai pahala
bagi yang meninggal. Itu sebab, mengapa dinamai sortana, mengambil dari kata
kassora tana, atau kasur tanah.”
Dikutip dari: Muna Masyari, “Kasur Tanah” dalam Kompas, 17 September 2017

Kutipan Cerpen II
Tapi ia lalu melihat jam. Waktu sebentar lagi menunjukkan pukul 08.00
WIB. Ia teringat bahwa ia harus datang ke kantor tepat waktu atau atasannya akan
marah; lebih marah dari kemarin ia terlambat menyerahkan tugasnya.
Menolong orang kecopetan? Ah, tiba-tiba Ramdhan merasa itu adalah ide
yang sia-sia. Mungkin uang yang berada di dompet itu hanya 20 ribu, sungguh
tidak sepadan dengan uang yang akan melayang jika ia terlambat masuk kantor,
atau bahkan dipecat dari pekerjaannya.
Mungkin, orang itu benar-benar kelaparan atau mungkin dia punya anak
yang sedang sakit panas dengan suhu di atas rata-rata demam yang pernah terjadi di
dunia ini; atau mungkin ayahnya baru saja mengalami kecelakaan parah dan harus
segera dioperasi.
Dikutip dari: Taufiq Affandi, “Ramdhan” dalam Republika, 17 September 2017

1. Perbedaan pemakaian bahasa dalam kedua kutipan cerpen tersebut adalah...


Kutipan Cerpen 1 Kutipan Cerpen 2
A. Menggunakan kosakata bahasa Menggunakan kosakata bahasa Indonesia
daerah
B. Menggunakan ungkapan Menggunakan majas
C. Menggunakan pepatah Menggunakan ungkapan
D. Menggunakan ragam bahasa Menggunakan ragam bahasa formal
informal
E. Menggunakan perumamaan Menggunakan kosakata lugas
Jawaban: A
Kutipan Cerpen I tersebut menggunakan kosakata bahasa daerah. Kosakata bahasa
daerah yang digunakan dalam kutipan cerpen tersebut di antaranya yaitu ‘ngaji,
embu’, sortana, dan kassur tana. Sementara itu, Kutipan cerpen II menggunakan
kosakata bahasa Indonesia. Jadi, jawaban yang tepat berada pada pilihan jawaban
A.
27

2. Perbedaan isi kutipan cerpen tersebut adalah...


Kutipan Cerpen I Kutipan Cerpen II
A Mencerritakan konflik anak dan Menceritakan konflik sosial pelaku
. orang tua utama
B. Menceritakan seorang yang Menceritakan seseorang yang berjuang
mencintai harta benda di ibu kota
C. Menceritakan persembahan kepada Menceritakan seseorang yang ingin
guru mengaji menolong korban pencopetan
D Menceritakan seorang ibu yang Menceritakan seorang karyawan yang
. ingin memberi sortana tidak ingin dipecat
E. Menceritakan seorang ibu yang Menceritakan seorang karyawan yang
menasehati anaknya terlambat masuk ke kantor
Jawaban: C
Kutipan Cerpen I tersebut menceritakan kebiasaan memberikan sesuatu kepada
guru mengaji berupa sortana. Sementara itu, Kutipan Cerpen II menceritakan
konflik batin seorang tokoh bernama Ramdhan yang ingin menolong korban
pencopetan, tetapi tokoh Ramdhan takut terlambat datang di kantor. Jadi, jawaban
yang tepat terdapat pada pilihan jawaban C.

3. Persamaan unsur intrinsik dalam kedua kutipan tersebut adalah …


A. bertema agama
B. berlatar kehidupan kota
C. mengangkat nilai agama
D. sudut pandang orang ketiga
E. alur yang digunakan campuran

Jawaban : C

Kedua kutipan cerpen tersebut diceritakan melalui sudut pandang orang ketiga.
Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban C. kutipan Cerpen I
bertema agama, sedangkan Kutipan Cerpen II bertema sosial. Kutipan Cerpen I
berlatar desa, sedangkan Kutipan Cerpen II berlatar kehidupan kota. Kutipan
Cerpen I mengangkat nilai agama, sedangkan Kutipan Cerpen II mengangkat nilai
moral atau sosial. Kutipan Cerpen I dan Kutipan Cerpen II memakai alur maju.

H. Mengaitkan Isi Karya Sastra dengan Kehidupan Saat Ini


Karya sastra lama adalah karta-karya yang dihasilkan oleh sastrawwan pada zaman
dahulu. Karya sastra lama berupan prosa lama dan puisi lama. Karya sastra lama
memiliki keindahan bahasa (estetik). Karya sastra lama memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
1. Istana sentris (cerita mengenai keluarga istana).
2. Statis (perubahannya sangat lamban).
3. Bentuk karangan terikat pada bentuk yang sudah ada, seperti pantun dan syair.
4. Anonim (nama pengarang tidak disebutkan).
5. Ciptaannya bersifat menghibur dan mendidik.
Walaupun karya lama, isi karya sastra masih relevan dengan kehidupan saat ini.
nilai-nilai dalam karya sastra masih dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Karya sastra lama terdiri atas prosa dan puisi lama. Prosa lama atau cerita rakyat
terdiri atas cerita-cerita berikut.
1. Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi
28

cerita, undang-undang, dan silsilah. Cerita hikayat bersifat rekaan, keagamaan,


historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, dan
pembangkit semangat juang atau sekadar untuk meramaikan pesta. Contoh:
“Hikayat Hang Tuah”, “Hikayat Patani”, dan “Hikayat Si Miskin”.
2. Legenda merupakan dongeng tentang kejadian atau asal-usul suatu tempat.
Contoh: “Terjadinya Candi Prambanan”, “Terjadinya Gunung Tangkuban
Perahu”, dan “Asal-Usul Banyuwangi”.
3. Mite merupakan cerita yang tentang dewa-dewi, roh, atau makhluk halus yang
berhubungan dngan animisme. Contoh: “Nyai Roro Kidul” dan “Dewi Sri”.
4. Saga merupakan cerita yang mengandung sejarah. Contoh: “Joko Bereg”,
“Cerita Si Badang”, dan “Ciung Wanara”.
5. Fabel adalah cerita binatang yang tokohnya dapat berlaku seperi manusia dan
bersifat mendidik. Fabel digunakan untuk menyindir masyarakat menusia agar
orang bisa memetik pelajaran yang tersembunyi di dalam fabel. Contoh:
“Dongeng Anoa dan Tikus”, “Kancil dan Buaya”, “Siput dengan Burung
Centawi”, dan “ Harimau dan Kancil”.
Selanjutnya, puisi lama terdiri atas pantun dan gurindam.
1. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama asli Indonesia. Pantun bersifat
anonym. Maksudnya, penulis pantun tidak diketahui. Pantun terdiri atas empat
larik yang merupakan sampiran dan isi.
2. Gurindam merupakan salah satu jenis puisi lama Indonesia berasal dari Tamil
(India). Kata gurindam berasal dari bahasa Tamil “Kirandam”. Gurindam
umumnya berisi nasihat, ajaran, atau semacam kata-kata mutiara. Pesan dalam
gurindam biasanya berhubungan dengan nilai-nilai saat ini. Gurindam terdiri
atas dua larik dan bersajak a-a. Larik pertama dan kedua saling berhubungan.
Larik pertama gurindam berupa sebab atau perjanjian. Sebaliknya, larik kedua
berupa jawaban atau akobat dari perjanjian larik pertama.
Nilai-nilai dalam legenda, mite, saga, hikayat, dan fabel dapat ditentukan melalui
unsur ekstrinsiknya. Unsur ekstrinsik legenda, mite, saga, hikayat, dan fabel sama
dengan unsur ekstrinsik novel dan cerpen. Sementara itu, nilai-nilai dalam pantun
dan gurindam dapat diketahui dari isinya.

Contoh Soal
1. Perhatikan kutipan hikayat berikut!
Konon salah seorang raja India bernama Baridun memiliki seekor burung
bernama Fanjah yang telah menetaskan piyik. Burung Fanjah dan anaknya bisa
berbicara dengan fasih sehingga membuat kagum sang raja. Sang raja
memerintahkan supaya kedua ekor burung tersebut dipelihara di dekat istananya
dan memerintahnya supaya dia bisa menjaga mereka dengan baik. Secara kebetulan
istri raja melahirkan seorang putra. Kelahiran putra raja ini juga sangat
menyenangkan anak burung Fanjah sehingga anak burung Fanjah sangat
menyayanginya. Mereka sama-sama dalam usia kanak-kanak sehingga bisa main
bersama-sama. Setiap hari burung Fanjah pergi ke gunung dan pulang dengan
membawa buah-buahan segar yang tidak dikenal. Separo dia berikan kepada putra
sang raja dan separo sisanya dia berikan kepada anaknya. Dengan demikian,
perkembangan kedua makhluk kecil ini begitu cepat sehingga kelihatan lebih
matang. (Dikutip dari: baidaba, hikayat kalilah dan dimah, bandung, pustaka hidayah, 2004)

Isi dalam hikayat terebut yang sesuai dengan kehidupan saat ini adalah...
A. Seorang istri raja melahirkan seorang putra
B. Saling berbicara antara sesama makhluk tuhan.
29

C. Seekor burung dapat berbicara dengan manusia


D. Saling menyayangi sesama makhluk tuhan
E. Seekor burung yang mengharapkan kepedulian manusia

Jawaban : D
Hikayat tersebut mengisahkan seorang raja yang memiliki seekor burung Fanjah.
Raja menyayangi burung tersebut. Begitupula burung Fanjah dan anaknya
menyayangi anak raja. Burung tersebut mencari buah-buahan di gunung, lalu
diberikan separuh untuk anak raja, dan separuh untuk anaknya sendiri. Oleh karena
itu, isi hikayat yang sesuai dengan kehidupan saat ini terdapat pada pilihan D.

2. Perhatikan gurindam berikut!


Kalau diri kena perkara
Turut susah sana saudara
(Dikutip dari: eko sugiarto, mengenal pantun dan puisi lama, pustka widyatama, yogyakarta, 2007)

Maksud isi gurindam yang sesuai dengan kehidupan saat ini adalah....
A. Jika saudara mendapat susah, kita ikut berperkara
B. Janganlah berperkara dengan saudara agar tidak susah
C. Saudara yang mendapat musibah akan merasakan kesedihan
D. Saudara kita mendapat musibah karena merasakan kesedihan
E. Jika kita mengalami masalah hidup, saudara kita ikut membantu
Jawaban : E
Maksud gurindam tersebut yang sesuai dengan kehidupan kita saat ini terdapat
pada pilihan jawaban E. Pilihan jawaban A, B, C, dan D tidak sesuai dengan isi
gurindam.

I. Menilai keunggulan/kelemahan dan meringkas karya sastra


Penilaian terhadap suatu karya dapat disampaikan melalui resensi, kritik dan esai.

Menentukan resensi
Resensi adalah berisi ulasan, pertimbangan, atau suatu karya (sastra,
nonsastra, dan drama) dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kepada
pembaca terhadap sebuah karya, patut mendapat sambutan atau tidak. simpulan
resesi buku biasanya berusaha meyakinkan pembaca agar membaca buku yang
diulas.
Resensi buku atau karya sastra bersi informasi informasi berikut.
1. Identitas buku (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal halaman)
2. Sinopsis, unsur ekstrinsik, intrinsik (untuk buku fiski), dan gambaran isi
buku (untuk nonfiksi)
3. Nilai buku (kelebihan dan kekurangan buku)
4. Keterbacaan atau kecocokan pembacanya

Menentukan kalimat kritik


Kritik sastra merupakan penilaian baik buruk terhadap karya sastra. Kritik
sastra mirip resensi. Akan tetapi, kritik sastra lebih ilmiah daripada resensi.
Kritik sastra dapat menilai isi, atau peristiwa yang terdapat dalam sastra. Kritik
sastra dapat mengkritik cerpen, novel, roman, drama, atau puisi. Kritik sastra
dibagi menjadi kritik karya sastra ilmiah dan kritik sastra nonilmiah.
Menentuka kalimat esai
Jika dilihat dari bentuknya, esai mirip dengan opini. Esai membahas
30

masalah sesuai dengan pendapat penulis. Jadi, satu masalah dapat ditulis
menjadi beberapa esai berbeda. Perbedaan ini sesuai dengan pendapat penulis.
Esai berusaha meyakinkan pembaca untuk dapat menerima pendapat penulis.
Esai membahas masalah mulai dari masalah penting sampai masalah biasa,
misalnya novel baru terbit atau suara bayi baru lahir pun bisa dijadikan esai.
Esai dapat ditulsi dengan panjang berbeda-beda. Tidak ada yang
menentukan pajang sebuah esai. Esai cenderung sederhana, padat, dan fokus
pada masalah. Kalimat-kalimat esai menggunakan kalimat bersifat pribadi.
Kaimat dalam esai bergantung kepada kekhasan penulis bersangkutan. Setiap
penulis memiliki ciri berbeda. Perbedaan tersebut terlihat pada gaya kalimat
dalam esai yang ditulis.
Meringkas karya sastra
Karya sastra dapat disingkat ke dalam bentuk sinopsis. Semua jenis karya
sastra dapat dibuat sinopsis, kecuali puisi. Keterbatasan ini karena puisi
merupakan karya sastra dengan bahasa singkat, terdiri atas larik-larik dan bait-
bait yang berirama dan bersajak, serta merupakan ekspresi perasaan dan
pikiran yang tidak mengandung cerita. Ada juga puisi yang mengandung
cerita, berisi kisah-kisah perjalanan, pengembaraan, dan petualangan. Puisi
jenis itu disebut balada, akan tetapi, karena kesingkatan dan penataannya
dalam pembarisan dan pembatasan, balada bukan disinopsiskan, melainkan
diparafrasakan.
Karya sastra yang dapat dibuat sinopsisnya adalah bentuk prosa dan
naskah drama karena keduanya mengandung untaian cerita konvensional
(umum) memiliki tema, penokohan, setting/latar, plot/alur, dan amanat.
Sinopsis seharusnya dimulai dengan identitas buku yang terdiri atas judul
buku, nama pengarang, tahun terbit, kota penerbitan, dan tahun terbit.

Contoh Soal
1. Perhatikan puisi berikut!
Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api

Bagaimana mungkin kita bernegara


Bila tidak mampu mempertahankan wilayahnya
Bagaimana mungkin kita berbangsa
Bila tidak mampu mempertahankan kepastian hidup bersama?

Itulah sebabnya
Kami tidak ikhlas menyerahkan Bandung kepada tentara Inggris
Dan akhirnya kami bumi hanguskan kota tercinta itu
Sehingga menjadi lautan api
Kini batinku kembali mengenang
Udara panas yang bergetar dan menggelombang
Bau asap, bau keringat
Suara ledakan dipantulkan mega yang jingga,
Dan kaki langit berwarna kesumba
...
Dikutip dari: W.S Rendra “Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api” dalam lenterahati.web.id/sajak- seorang-tua-
tentang-bandung-lautan-api, diunduh 5 Oktober 2017
31

Kalimat kritik yang sesuai dengan puisi tersebut adalah . . .


A. Diksi yang digunakan dalam puisi tersebut sangat berbelit-belit dan kasar.
B. Diksi yang digunakan dalam puisi tersebut sederhana dan mudah diartikan.
C. Diksi yang digunakan oleh penyair mampu membangkitkan semangat pembaca.
D. Diksi yang digunakan dalam puisi tersebut lugadan majas yang digunakan
kurang.
E. Diksi puisi tersebut mengandung arti yang dalam dan menyentuh hati nurani.

Jawaban: D
Puisi tersebut menggunakan diksi atau pilihan kata lugas. Selain itu, puisi tersebut
menggunakan sedikit majas. Majas yang digunakan dalam puisi tersebut adalah
majas repetisi dan majas personifikasi. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada
pilihan jawaban D.

2. Perhatikan kutipan resensi buku berikut!


Buku Dikejar Duit dari Facebook berisi langkah dan strategi menjual
produk di Facebook. Buku ini ditulis Zain Fikri dan Kusuma Hadi. Melalui buku
ini, pembaca dapat mendongkrak pemasukan dari berjualan di Facebook. Buku ini
disajikan dengan bahasa sederhana meskipun disisipi kosakata infornal. Ilustrasi di
dalam buku pun disajikan dengan menarik. Buku ini diperlukan oleh pembaca yang
berkecimpung dalam pemasaran di media sosial.
Dikutip dari: http://www.bukukita.com/Ekonomi-dan-Manajemen/Bisnis-Inverstasi/150634-Dikejar-Duit-Dari-
Facebook.html, diunduh 4 Oktober 2017

Kalimat yang berisi kelebihan buku adalah . . .


A. Buku Dikejar Duit dari Facebook disajikan dengan bahasa informal sehinggal
sulit dipahami.
B. Buku Dikejar Duit dari Facebook yang ditulis Zain Fikri dan Kusuma Hadi
disertai ilustrasi lengkap.
C. Buku Dikejar Duit dari Facebook disajikan dengan bahasa sederhana dan
ilustrasi yang menarik.
D. Buku Dikejar Duit dari Facebook ditujukan untuk pembaca yang
berkecimpung dalam pemasaran di media sosial.
E. Buku Dikejar Duit dari Facebook disisipi kosakata dan ilustrasi yang kurang
menarik.

Jawaban : C
Kelebihan buku Buku Dikejar Duit dari Facebook berdasarkan kutipan resensi
tersebut yaitu disajikan dalam bahasa sederhana dan ilustrasi menarik. Jadi, kalimat
berisi kelebihan buku yang sesuai dnegan kutipan resendsi tersebut terdapat pada
pilihan jawaban C.

3. Perhatikan Kutipan Cerpen Berikut!


Berhari-hari Fadal berhelat dengan pikiran-nya yang berkecamuk. Tak tega
melihat Liztya yang bekerja siang-malam sebagai buruh pabrik tekstil untuk
memenuhi kebutuhan dapur, Fadal memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan
sebagai buruh aduk di bangunan. Melepas profesinya sebagai penyair dengan
membakar seluruh puisinya.
32

Bosan sebagai buruh aduk, Fasal belajar menjadi tukang batu pada Kasmin.
Karena bakatnya, ia menjadi tukang batu. Sesudah tiga tahun menjadi tukang batu,
ia menekuni pekerjaan baru sebagai mandor bangunan. Dengan modal yang
dikumpulkan , ia menjadi pemborong. Sejak itu, keadaan ekonomi keluarganya
semakin membaik.
Seratus delapan puluh derajat, kehidupan Fadal berubah. Oleh tetangga kiri-
kanan, Fadal tak lagi diremehkan sebagai penyair kere, namun sebagai raja uang.
Setiap barang yang diinginkan dapat dibelinya. Setiap tujuannya dapat diwujudkan.
Dikutip dari: “ Sri Wintata Achmad, “Sang Penyair” dalam Kedaulatan Rakyat, 23 Juli 2017

Sinopsis yang sesuai dengan isi cerpen tersebut adalah…


A. Tokoh Fadal dalam kutipan cerpen tersebut semula adalah seorang penyair. Akan
tetapi, karena desakan istrinya, tokoh Liztya, akhirnya tokoh Fadal menjadi seorang
pemborong. Perlahan kehidupan tokoh Fadal berubah menjadi orang kaya raya
yang angkuh.
B. Tokoh Fadal dalam kutipan cerpen tersebut adalah orang yang senang berganti
pekerjaan. Tokoh Liztya, istrinya, berusaha membantu perekonomian keluarga
dengan bekerja sebagai buruh tekstil. Perlahan-lahan kehidupan mereka membaik
menjadi orang kaya.
C. Tokoh Utama dalam kutipan cerpen tersebut, Fadal, berprofesi menjadi pemborng
setelah sebelumnya menjadi penyair. Pekerjaan pemborong mampu mengubah
perekonomian tokoh Fadal dan keluarganya. Mereka pun hidup makmur dan tidak
lagi diremehkan oleh tetangganya.
D. Tokoh utama dalam kutipan tersebut, Fadal, berwatak pemalas. Tokoh Fadal
mengandalkan istrinya, untuk menghidupi keluarga mereka. Tokoh LIztya, istri
tokoh Fadal, menjadi seorang buruh tekstil untuk menghidupi keluarga mereka.
E. Tokoh utama dalam kutipan cerpen tersebut berprofesi sebagai buruh aduk. Karena
tidak tahan dengan kemiskinan, tokoh Fadal menjadi tukang batu dan penyair.
Perlahan-lahan kehidupan keluarga tokoh Fadal membaik meskipun tokoh Liztya,
istrinya, masih menjadi buruh tekstil.

Jawaban: C
Kutipan cerpen tersebut menceritakan tokoh Fadal yang menjadi seorang
pemborong yang setelah sebelumnyamenjadi seorang penyair. Perlahan pekerjaan
pemborng mampu mengubah kehidupan tokoh Fadal menjadi orang kaya. Sinopsis
yang sesuai dengan kutipan cerpen tersebut terdapat pada pilihan jawaban A, B, C,
D, dan E tidak sesuai dengan kutipan cerpen.

A. Melengkapi Unsur Teks Cerpen dan Teks Novel


Teks cerpen dan novel nerupakan karya sastra yang berbentuk prosa. Pembeda
teks cerpen dan novel adalah tema, penokohan, panjang cerita, perubahan hidup
tokoh utama, dan jumlah halaman. Teks cerpen dan teks novel terkadang disajikan
tidak lengkap atau rumpang. Untuk melengkapi teks cerpen dan teks novel
tersebut, Anda harus memahami isi teks cerpen dan teks novel yang disajikan.
Kalimat tepat untuk melengkapi teks cerpen dan teks novel adalah kalimat yang
berkaitan dengan kalimat sebelum dan sesudahnya. Cara melengkapi teks cerpen
dan novel tersebut, Anda harus menemukan kata kunci yang bisa dijadikan
jembatan untuk menghubungkan maksud cerita.
33

Contoh Soal
1. Perhatikan kutoapan cerpen berikut!
Begitu bus berhenti, puluhan pedagang asongan menyerbu masuk. Bahkan,
beberapa di antara mereka sudah membajing loncat […] Celakanya, mesin bus
tidak dimatikan dan sopir melompat turun begitu saja. Dan para pedagang asongan
itu menawarkan dagangan dengan suara melengking agar bisa mengatasi derum
mesin. Mereka menyodor-nyodorkan dagangan, bila perlu sampai dekat sekali ke
mata penumpang.
Dikutip dari : Ahmad Tohari, “Pengemis dan Shalawat Badar” dalam Senyum Karyamin, Jakarta, Gramedia,2015

Kalimat yang tepat untuk melengkapi kutipan cerpen rersebut adalah…


A. Tadi pagi Tarsa sengaja membimbing Mirta di jalan yang becek.
B. Tarsa menolak permintaan Mirta agar ia berjalan agak lambat.
C. Mirta jengkel dan tidak ingin diperas terus-terusan oleh Tirta.
D. Mirta merekam lintang-pukang lalu lintas dengan kedua tangannya.
E. Tarsa mengancam akan mendorong Mirta ke dalam got yang mampat.

Jawaban: D
Kutipan cerpen tersebut harus dilengkapi dengan kalimat yang berkaitan dengan
kalimat sebelum dan sesudahnya. Kalimat yang tepat untuk mengis kutipan cerpen
tersebut terdapat pada pilihan jawaban D. Kalimat pada pilihan jawaban A,B,C,
dan E tidak padu jika digunakan dalam teks cerpen tersebut.

2. Perhatikan kutipan novel berikut!


Pada suatu hari, seorang penumpang ketinggalan dompet di jok becak,
Kromo tertegun. Dijamahnya dompet itu dengan tangan gemetar. Ketika dibuka
ternyata isinya hanya uang kecil dan beberapa buah surat. Kromo berpikir-piir.
Akhrinya ia memutuskan untuk mengembalikan.
Pemilik dompet itu heran. Ia memandangi Kromo dengan mata menyelidik
curiga.
“Kenapa kamu kembalikan?”
Kromo bingung. Pemilik dompet itu tersenyum.
“Karena uangnya kecil? Kamu minta hadiah?”
Kromo menggeleng.
“Kenapa?”
[…]
“Takut apa?”
“Takut memungut barang.”
Dikutip dari: Putu Wijaya, Kroco, Jakarta, Pustaka Firdaus, 2004

Kalimat yang tepat untuk melengkapi kutipan novel tersebut adalah…


A. “Saya deg-degan.”
B. “Karena saya malu.”
C. “Karena saya takut.”
D. “Saya bukan pencuri.”
E. “Bapak jangan marah.”

Jawaban: C
Kata kunci pada kutipan novel tersebut adalah takut. Pilihan jawaban yang berkaitan
dengan takut terdapat pada pilihan jawaban C. kalimat pada pilihan jawaban A,B,D,
dan E tidak berkaitan dengan isi cerita.
34

B. Melengkapi Teks Pantun dan Puisi


Pantun termasuk karya sastra lama. Ada pula yang menyebut pantun sebagai puisi
lama. Anda telah mempelajari pantun dalam kompetensi Membaca Sastra secara
mendalam. Pantun terkadang disajikan dalam bentuk rumpang baik bagian
sampiran yang dirumpangkan maupun bagian isinya. Untuk melengkapi pantun
rumpang, Anda harus memahami makna tersurat dalam pantun. Bagian sampiran
dan bagian isi harus berkaitan satu sama lain. Anda juga harus memahami tujuan
pantun tersebut untuk menyindir, bersenda gurau, memberi nasihat, atau
bersenang-senang. Ingat, untuk melengkapi larik pantun yang dirumpangkan Anda
harus memperhatikan rima a-b-a-b dan jumlah suku katanya (8-12 suku kata).
Puisi adalah karya sastra yang tidak terikat rima dan jumlah suku kata. Puisi
disusun sesuai ekspresi penyair. Penyair sering menggunakan kata-kata simbolik,
kias, dan berlambang. Anda juga dapat melengkapi puisi rumpang dengan cara
memahami isi puisi, menentukan kata kunci, dan memilih diksi yang tepat.

Contoh Soal
1. Perhatikan pantun rumpang berikut!
Sungguh indah Pulau Bali,
[...]
Kalau pandangan tak lagi jeli,
Sudah saatnya berkaca mata
Larik yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah...
A. Indah pemandangan tiada tara.
B. Banyak wisatawan mancanegara.
C. Disebut orang pualu Dewata.
D. Biawak hidup di dalam rawa.
E. Bu tani datang membawa semangka.
Jawaban : C
Pantun memiliki rima a-b-a-b dan memiliki suku kata berjumlah 8-12 kata. Suku
kata akhir larik kedua harus sama dengan larik keempat. Oleh karena itu, larik yang
tepat untuk mengisi pantun rumpang adalah pilihan jawaban C. Larik pada pilihan
jawaban A, B, D, dan E tidak tepat karena suku kata akhir larik tidak sama dengan
suku kata akhir larik keempat.

2. perhatikan Puisi rumpang berikut!


Alamku Indonesia
Bermacam-macam bunga bermekaran
Hawanya sejuk menyehatkan
Hatiku ingin menari
[. . .]
karya : Bambang lukito
dikutip dari : suyono suyatno, joko adi sasmito, dan erli yeti, antologi puisi
Indonesia modern anak-anak, Jakarta yayasan obor Indonesia, 2008

larik bermajas perbandingan yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah
A. Seperti kain terjuntai di atas lantai
B. Bak permata dalam ganggamanku
C. Bagai bunga bermekaran di taman
D. Bagaikan burung yang terbang tinggi
E. Bagaikan gunung yang menjulang tinggi
35

JAWABAN :Dd
Puisi tersebut membahas keindahan alam Indonesia yaitu berbagia jenis Bungan
tumbuh di alam Indonesia dan berhawa sejuk. Larik bermajas perbandingan yang
tepat untuk melengkapi pusis tersebut terdapat pada pilihan jawaban D hatiku
bahagia ingin menari ibaratkan dengan burung terbang tinggi.

3. perhatikan puisi rumpang berikut!


Mengeluh

[. . . ]
Berharta bukan, berhak pun bukan
Inilah nasib negeri nanda
Memerah madu menguruskan badan
Karya : roestarn effendi
Dikutip dari : suyono suyatno, joko adi sasmito, dan erli yeti, antologi puisi
Indonesia modern anak-anak, Jakarta yayasan obor Indonesia, 2008.
kata berima yang tepat untuk melengkapi baik puisi tersebut adalah…
A. Sedih hati melihat engkau
B. Rakyat meratap sedih
C. Menangisi negeri tercinta
D. Hati teriris melihat penderitaan
E. Menangis mata melihat makhluk

JAWABAN : E
Larik yang mengandung rima untuk melengkapi puisi tersebut teradapat pada
pilihan jawaban E rima dalam baris tersebut berupa aliterasi. Aliterasi atau
persamaan bunyi konsonan pada satu baris dalam larik puisi adalh menangis mata
melihat makhluk.

C. MELENGKAPI TAKS ULASAN/RESENSI


Anda telah mempelajari teks ulasan/resensi. Teks ulasan/resensi merupakan
karangan berisi ulasan, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya (sastra,
nonsastra, film, drama). Teks ulasan/resensi terkadang disajikan tidak lengkap atau
rumpang.utnuk melengkapi teks ulasan/resensi tersebut, anda harus memahami isi
teks ulasan/resensi.Kalimat tepat untuk melengkapi teks ulasan/resensi adalah
kalimat yag berkaitan dengan kalimat sebelum dan sesudahnya. Cara melengkapi
teks ulasan/resensi tersebut. Adna harus menemuka kata atau kalimat kunci yang
bisa dijadikan jembaran uruk menghubungan maksud cerita.

Contoh Soal
Perhatikan kutipan teks ulasan berikut!
“Athirah” adalah film drama yang mengisahkan keluarga Indonesia. Film ini
dilatarbelakangi oleh budaya bugis Makassar yang memikat tokoh utama dalam
film “athirah” adalah athirah, sosok wanita yang selalu berpikir positif. Film ini
akan memperlihatkan bahwa athirah selalu tegar dalam menghadapi berbgaia
permasalahan yang ada [. . .]
Disadur dari :https://posfilm.com/synopsis-film-sthirah-2016-pahit-manis-kisah-hdup-ibunda-jusuf-kalla/3 oktober 2016
36

Kalimat yang tepat untuk melengkapi resensi rumpang tersebut adalah ….


A. Ia pun dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik
B. Film ini dbiintangi cut Mini yang memerankan Athirah
C. Film “athirah” terinspirasi oleh keisah nyata ibunda Jusuf kalla.
D. Film ini diadaptasi dari novel athirah karya Alberhiene Endah.
E. Film “Athirah” disutradarai oleh Riri Reza dengan produser MiraLesmana.

JAWABAN : A
teks ulasan tersebut mengulas film “athirah”. Kata kunci dalam teks ulasan
rumpang tersebut adalah tegar. Kalimat pada pilihan jawaban yang berkaitan dengan
kata kunci teks ulasan tersebut adalah A . kalimat pilihan jawabn C berkaitan dengan
kalimat sebelumnya. Sementara itu kalimat pada pilihan jawaban B, C, D, dan E tidak
logis jika digunakan untuk melengkapi teks ulasan.

D. Memvariasikan Kata dan Kalimat Bermakna Sama


Kata adalah unsur yang membentuk kalimat. Pada bagian awal Anda telah
mempelajari kata leksikal. Makna leksikal adalah makna kata sesuai arti kamus atau
arti sebenarnya. Makna leksikal disebut juga makna denotasi.
Beberapa jenis kata tersebut memiliki variasi kata yang bermakna sama.
1. Sinonim
Sinonim adalah beberapa kata yang memiliki bentuk berbeda, tetapi memiliki
arti atau pengertian yang sama/mirip. Sinonim disebut juga persamaan
kata/padanan kata.
Contoh:Bohong = dusta
Haus = dahaga
Pakaian = baju
Bertemu = berjumpa
2. Konotasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konotasi adalah tautan pikiran yang
menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata;
makna yang ditambahkan pada makna denotasi. Jadi, makna konotasi adalah
makna/arti tambahan pada arti sebenarnya, bukan makna kias. Makna konotasi
bukan ungkapan karena ungkapan bermakna kias.
Contoh:
Makna Denotasi Makna Konotasi
Kelompok Gerombolan
Mati Meninggal
Bekas Mantan
Meriah Sambutan hangat

3. Ungkapan
Ungkapan atau idiom adalah gabungan kata yang memiliki makna khusus dan
tidak dapat diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa dan situasi lain.
Contoh:
Muka manisnya sering mengecoh orang-orang yang berusaha mendekatinya.
Kata ‘muka manis’ merupakan ungkapan yang berarti ‘menarik’.

Kalimat adalah deretan kata yang mengandung satu pengertian lengkap. Setiap
kata memiliki jabatan yang berbeda. Ada yang jabatannya subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan. Jabatan-jabatan kata dalam kalimat tersebut
membentuk pola kalimat. Berikut pola kalimat utama dalam bahasa Indonesia.
37

1. Pola Subjek-Predikat (S-P)


Contoh:
Tia rajin
S P
Bu Nina sangat ramah
S P
2. Subjek-Predikat-Objek (S-P-O)
Contoh:
Rudi membeli layang-layang
S P O
Kelinci makan kangkung
S P O
3. Subjek-Predikat-Keterangan (S-P-K)
Contoh:
Putri menangis tersedu-sedu
S P K
Musim hujan datang kira-kira bulan depan
S P K
4. Subjek-Predikat-Pelengkap (S-P-Pel.)
Contoh:
Baju berwarna merah
S P Pel.

Pak Bayu berwajah tampan


S P Pel.
5. Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap (S-P-O-Pel.)
Contoh:
Ibu menjahit baju kebaya
S P O Pel.

Kak Nisa memasak sup ayam


S P O Pel.
6. Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (S-P-O-K)
Contoh:
Pasukan tentara itu menyandang senapan di bahunya
S P O K (tempat)

Peserta mendirikan tenda untuk berkemah


S P O K (tujuan)
7. Keterangan-Subjek-Predikat
Contoh:
Kemarin Adik terjatuh
K S P

Di Pantai Baron mereka bertemu


K S P
Selain variasi pola, kalimat dalam bahasa Indonesia juga divariasikan dengan
pilihan katanya. Kalimat yang dimaksud adalah peribahasa. Peribahasa adalah
kelompok kata/kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan makna
tertentu.
38

Contoh:
Bahasa menunjukkan bangsa, artinya budi bahasa (tutur kata dan kelakuan)
seseorang menunjukkan sifat dan asal-usul keturunan seseorang.

Contoh Soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
Mulolo adalah tarian pergaulan suku bangsa Tolaki. Tarian ini dibawakan secara
massal sambil bergandengan tangan membentuk lingkaran. Tarian ini untuk
mengungkapan rasa syukur masyarakat atas keberhasilan yang telah dicapai. Tarian
ini juga sering menjadi ajang pertemuan muda-mudi untuk mencari jodoh.
Disadur dari: M. Purwati, Pesona Wisata Sulawesi Tenggara, Klaten, Intan Pariwara, 2010

Kata ajang dalam paragraf tersebut memiliki persamaan kata…


A. Acara
B. Tempat
C. agenda
D. rutinitas
E. kegiatan

Jawaban: B
Sinonim disebut juga persamaan kata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
persamaan kata ajang adalah tempat. Kata dalam pilihan jawaban a, c, d, dan e
bukan persamaan kata ajang.

2. Perhatikan paragraf berikut!


Ombak yang bergulung lembut sore itu benar-benar memukau. Dari kejauhan
tampak perahu dengan layar berwarna-warni menghias diorama nyata alam terbuka.
Sementara itu, wajah gadis itu tetap kecut. Pesona keindahan pantai tidak mau
berpihak pada kisah asmaranya. Ia telah dikhianati pemuda pujaan hatinya. Dia
merenung, ternyata keimanannya dikalahkan hanya dengan pujian dan […]. Rasa
sakit hatinya ingin ia lemparkan ke ufuk biar tenggelam.

Ungkapan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah…


A. Membuka hati
B. Mulut berbisa
C. Mulut manisnya
D. Kelembutan hati
E. Kebahagiaan semu

Jawaban: C
Ungkapan yang sesuai dengan isi cerita tersebut adalah mulut manis. Ungkapan
mulut manis menggambarkan keadaan tokoh gadis yang terjebak dan terbuai oleh
perkataan kekasihnya. Ungkapan membuka hati berarti menerima saran. Ungkapan
mulut berbisa berarti perkataan yang mencelakakan. Ungkapan kelembutan hati
berarti perasaan damai. Ungkapan kebahagiaan semu berarti kebahagiaan sesaat.
39

3. Perhatikan paragraf tersebut!


Ketika menutup pidatonya, Pak Kades ingin menyatakan permintaan maaf atas
segala kekurangannya. Ia merasa bukanlah seorang yang sempurna. Pak Kades pun
berucap, “Demikian, pidato yang dapat saya sampaikan. Saya mohon maaf apabila
ada tutur kata yang tidak berkenan di hati saudara-saudara. Saya adalah manusia
biasa yang tidak sempurna ibarat peribahasa […..].”

Peribahasa tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah….


A. Tak ada gading yang tak retak
B. Baru mendapatkan gading bertuah
C. Panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari
D. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga
E. Enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan

Jawaban: A
Peribahasa tak ada gading yang tak retak berarti tidak ada sesuatu yang sempurna.
Peribahasa baru mendapatkan gading bertuah berarti mendapatkan sesuatu yang
berharga. Peribahasa panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari berarti kebaikan
yang banyak dihapuskan oleh keburukan yang hanya dilakukan sekali. Peribahasa
air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga berarti keadaan seorang anak tidak
jauh dari orang tuanya. Peribahasa enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan
berarti mengerjakan pekerjaan yang melibatkan banyak orang harus berunding
terlebih dahulu. Jadi, peribahasa yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut
adalah pilihan jawaban A.

4. Perhatikan paragraf tersebut!


Andi seorang [……..] di pabrik kertas. Setiap bulan ia menerima gaji. Dengan
senang hati Andi menerimanya karena itulah rezeki hasil kerja setiap bulan. Andi
harus bisa mengelola gajinya dengan cara hidup hemat agar tercukupi semua
kebutuhan keluarganya.

Kata berkonotasi negatif yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah….
A. Buruh
B. Pekerja
C. Pegawai
D. Karyawan
E. Tenaga kerja

Jawaban: A
Paragraf tersebut menggambarkan bahwa setiap buruh pabrik akan mendapat gaji
setiap bulan. Gaji yang diterimanya akan dikelola dengan baik sehingga semua
kebutuhan keluarga akan tercukupi. Kata pekerja, pegawai, karyawan, dan tenaga
kerja termasuk konotasi positif. Jadi, konotasi negatif terdapat pada pilihan jawaban
A.
40

5. Perhatikan kalimat berikut!


Para siswa membaca pengumuman ujian dengan tegang.

Kalimat yang memiliki pola sama dengan kalimat tersebut adalah...


A. Bu Surti melepas anaknya dengan sedih.
B. Nelayan berhasil menangkap banyak ikan.
C. Hari ini para siswa mengikuti upacara bendera.
D. Para warga mendapat Kartu Indonesia Sehat.
E. Pengendara mobil wajib mengenakan sabuk pengaman.

Jawaban A
Kalimat pada soal berpola :
Para siswa membaca pengumuman ujian dengan tegang.
S P O K

Pola kalimat pada setiap pilihan jawaban sebagai berikut.

Bu Surti melepas anaknya dengan sedih.


S P O K

Nelayan berhasil menangkap banyak ikan.


S P O

Hari ini para siswa mengikuti upacara bendera.


K S P O

Para warga mendapat Kartu Indonesia Sehat.


S P O

Pengendara mobil wajib mengenakan sabuk pengaman.


S P O

E. Menyusun Paragraf Eksposisi, Deskripsi, Narasi, Ulasan, dan Prosedur


dan Beberapa Data
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan pokok pembahasan. Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih besar
daripada kalimat. Selain itu, paragraf merupakan bagian dari satuan bahasa yang
lebih besar yang disebut wacana. Suatu wacana umumnya dibentuk lebih dari satu
paragraf.
Materi yang berisi pengertian, ciri, dan struktur paragraf eksposisi,
deskripsi, narasi, ulasan, dan prosedur telah Anda pelajari pada level pemahamn
dan pengetahuan . Anda telah memahami pengetahuan tentang jenis-jenis
paragraf tersebut secara mendalam. Pada level penalaran berikut, Anada akan
belajar cara menyusun paragraf berdasarkan beberapa data yag disajikan .Perlu
diingat bahwa menyusun paragraf dulu, Anda harus memperhatikan kriteria
berikut.
1. Memiliki satu ide pokok atau satu pikiran utama dan beberapa pikiran
sejenis.
2. Antarkalimat saling bertautan (berkoherensi) sehingga membentuk satu
kesatuan.
41

Koherensi perlu penataan urutan kalimat sistematis. Tanpa urutan baik,


koherensi tidak akan kita peroleh. Penanda koherensi, anatara lain pengualangan
kata /frasa kunci, kata ganti, konjungsi antarkalimat, dan situasi. Konjungsi
antarparagraf pada dasarnya sama dengan konjungsi antarkalimat.
Anda dapat menggunakan kiat berikut saat menyusun paragraf dari data.
1. Cermati data yang disajikan. Data dapat berupa angka,fakta, gambaran
objek ruang dan waktu, langkah-langkah, serta berbagai peristiwa.
2. Berdasarkan data yang disajikan, temukan jenis paragraf yang akan
disusun. Data berupa fakta dan angka termasuk jenis paragraf eksposisi.
Data berupa gambaran objek ruang dan waktu termasuk jenis paragaraf
deskripsi. Data berupa langkah-langkah termasuk paragraf prosedur. Data
berupa urutan peristiwa termasuk paragraf narasi.
3. Berdasarkan data dan penentuan jenis paragraf, susunlah menjadi paragraf
padu.
4. Pilihlah data yang bersifat umum dan memuat gagasan utama. Guankan
data tersebut sebagai kalimat utama.
Susun data yang disajikan menjadi paragraf padu

Contoh Soal
1. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1) Satai Tambulins merupakan salah satu kekayaan kuliner di Provinsi Sulawesi
Tenggara.
2) Cara memasaknya hampir sama dengan satai biasa, yaitu daging dipotong kecil-
kecil.
3) Setelah itu daging ditusukkan satu per satu pada tusuk satai, lalu dibakar di atas
bara api.
4) Daging tersebut dicampur dengan bumbu, minyak goreng, dan air jeruk nipis.
5) Makanan ini terbuat dari daging has dengan bumbu, seperti bawang merah, bawang
putih, cabai merah, cabai rawit, jahe, garam, dan sedikit gula pasir.
Disadur dari : M. Purwati, Pesona Wisata Sulawesi Tenggara, Klaten, Intan Pariwara,2010

Urutan kalimat tersebut agar menjadi paragraf eksposisi yang padu adalah . . . .
A. 1)-2)-4)-3)-5)
B. 1)-2)-5)-4)-3)
C. 1)-3)-5)-2)-4)
D. 1)-4)-3)-2)-5)
E. 1)-5)-2)-4)-3)

Jawaban : E
Untuk menyusun kalimat acak menjadi paragraf padu harus ditentukan kalimat utama.
Kalimat utama dalam kalimat-kalimat tersebut ditunjukkan oleh kalimat berangka 1).
Oleh karena itu, kalimat 2), 3), 4), dan 5) merupakan kalimat penjelas. Susunan kalimat
tersebut agar menjadi paragraf padu adalah 1)-5)-2)-4)-3).
42

2. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!


1) Wisatawan yang berkunjung di Danau Napabale harus mengakui keagungan Tuhan.
2) Danau ini memiliki terowongan alami.
3) Di danau ini wisatawan akan menyaksikan air laut yang terjebak cincin karang dan
membentuk cawan.
4) Danau Napabale ini bagaikan air kubangan yang dikelilingi bukit-bukit karang
yang tinggi dan terjal.
5) Panjang terowongan tersebut lebih kurang 50 meter dan lebar 15 meter.
Disadur dari : M. Purwati, Pesona Wisata Sulawesi Tenggara, Klaten, Intan Pariwara,2010

Urutan kalimat tersebut agar menjadi paragraf eksposisi yang padu adalah . . . .
A. 1)-2)-4)-5)-3)
B. 1)-3)-2)-4)-5)
C. 1)-3)-4)-2)-5)
D. 1)-4)-2)-3)-5)
E. 1)-5)-3)-2)-4)

Jawaban : C
Kalimat utama dalam kalimat-kalimat tersebut ditunjukkan oleh kalimat yang
berangka 1). Oleh karena itu, kalimat yang berangka 2), 3), 4), dan 5) merupakan
kalimat penjelas. Susunan kalimat tersebut agar menjadi paragraf padu adalah 1)-3)-
4)-2)-5).

3. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!


Membuat Abon Ayam Kriuk
1) Cucilah daging ayam, lalu rebus hingga matang.
2) Campurkan daging ayam suwir dengan bumbu halus yaitu bawang putih, kencur,
garam, dan kaldu bubuk secukupnya.
3) Pukul-pukullah daging ayam yang sudah direbus menggunakan ulekan sampai
hancur, lalu suwir-suwir.
4) Gorenglah daging ayam tersebut hingga kering.
5) Diamkan ayam suwir selama 20 menit agar bumbu meresap sempurna.
6) Setelah daging cukup kering, angkat dan tiriskan.
Disadur dari : http://resepkoki.co/abon-ayam-kriuk/, 4 Oktober 2017

Urutan kalimat tersebut agar menjadi paragraf padu adalah . . . .


A. 1)-2)-4)-5)-3)-6)
B. 1)-3)-4)-5)-2)-6)
C. 1)-3)-2)-5)-4)-6)
D. 1)-4)-5)-3)-2)-6)
E. 1)-5)-2)-4)-3)-6)

Jawaban : C
Kalimat utama dalam kalimat-kalimat tersebut ditunjukkan oleh kalimat yang
berangka 1). Oleh karena itu, kalimat yang berangka 2), 3), 4), 5), dan 6) merupakan
kalimat penjelas. Susunan kalimat tersebut agar menjadi paragraf padu adalah 1)-3)-
2)-5)-4)-6).
43

F. Menggabungkan Beberapa kalimat dengan Konjungsi yang Sesuai


Konjungsi atau kata penghubung merupakan kata yang menghubungkan kata, frasa,
atau kalimat. Berikut ini merupakan jenis-jenis kata penghubung.

1. Konjungsi Koordinatif
Contoh:
Dan, serta, tetapi, sedangkan, melainkan, atau

2. Konjungsi Korelatif
Contoh:
a. baik . . . maupun . . .
b. tidak . . .tetapi . . .
c. bukan . . . melainkan . . .
d. sedemikian . . . sehingga . . .
e. entah . . . entah . . .
f. jangankan . . . , . . . pun

3. Konjungsi subordinatif
a. Subordinatif penanda ‘waktu’
Contoh:
ketika sejak, sambil, selagi, sesudah, sebelum
b. Subordinatif penana ‘syarat’
Contoh:
jika, kalau, jikalau, asal, bila, manakala
c. Subordinatif penanda ‘tujuan’
Contoh:
agar, supaya, biar
d. Subordinatif penanda ‘pengandaian’
Contoh:
andaikata, seandainya, umpamanya
e. Subordinatif penanda ‘konsensif’
Contoh:
biarpun, walaupun, meskipun
f. Subordinatif penanda ‘pembandingan’
Contoh:
seperti, bagai, seolah-olah, seakan-akang
g. Subordinatif penanda ‘sebab’
Contoh:
oleh karena itu, oleh sebab itu, sebab, karena
h. Subordinatif penanda ‘hasil/akibat’
Contoh:
Sehingga, sampai, maka
i. Subordinatif penanda ‘atributif’
Contoh:
Yang
j. Subordinatif penanda ‘perbandingan’
Contoh:
Sama . . . dengan . . . , lebih . . . daripada . . .
k. Subordinatif penanda ‘komplementatif’
Contoh:
Bahwa
44

4. Konjungsi Antarkalimat
Contoh:
Oleh karena itu, walaupun demikian, akan tetapi, bahwasanya, sebaliknya, selain itu,
kecualil itu, lagi pula

Contoh Soal
1. Perhatikan kutipan berikut!
Saat berwisata ke Propinsi Banten cobalah rabeg. Rabeg adalah makanan
khas Banten seperti gulai kambing [. . .] rawon. [. . .], rabeg lebih kaya bahan
rempah-rempah. Makanan tersebut terbuat dari daging [. . .] jeroan kambing yang
dipotong
Disadur dari: Giyarto, Pesona Wisata Banten, Klaten, Intan Pariwara, 2010

Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah . . .


A. Atau, namun, dan
B. Atau, bahwa, dan
C. Dan, apabila, atau
D. Dan, jikka, atau
E. Atau, hingga, dan

Jawaban: A
Penggunaan kata penghubung harus sesuai dengan isi dan maksud dalam paragraf.
Kalimat kedua dapat dilegkapi kata penghubung atau. Kata penghubung atau
menerangkan pemilihan antara gulai kambing dan rawon. Kedua kata tersebut
dapat digunakan slah satu dalam kalimat. Kalimat ketiga dapat dilengkapi kata
penghubung namun yang memiliki makna ‘pertentangan’. Kalimat keempat dapat
dilengkapi kata penghubung dan yang memiliki makna ‘penggabungan’ antara
daging dan jeroan kambing.

2. Perhatikan paragraf berikut!


Wihara Avalokitesvara terletak di Kampung Kasunyatan, Desa Banten,
Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Wihara ini masih berada di area Situs Banten
Lama. Wihara yang dibangun Sulan Syarief Hidayatullah pada tahun 1652 ini
diperuntukan bagi para pengikut istrinya yang berasal dari Tiongkok. Wihara
Avalokitesvara menjadi bukti [. . .] kerukunan umat beragama di Provinsi Banten
telah terjalin sejak zaman Kesultanan Banten [. . .], keberadaan wihara ini memiliki
arti yang sangat penting. Tidak heran [. . .] sampai sekarang Wihara Avalokitesvara
ramai dikunjungi para pemeluk agama Buddha dan wisatawan yang ingin melihat
keelokannya.
Disadur dari: Giyarto, Pesona Wisata Banten, Klaten, Intan Pariwara, 2010

Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah . . .


A. Jika, jadi, oleh karena itu
B. Bahwa, oleh karena itu, jika
C. Karena, sehingga, maka
D. Sehingga, oleh karena itu, bahwa
E. Jika, jad, sehingga

Jawaban: B
45

Penggunaan kata penghubung harus sesuai dengan isi dan maksud dalam paragraf.
Kalimat keempat dapat dilengkapi kata penghubung bahwa yang memiliki makna
‘penjelas’. Kalimat kelima dapat dilengkapi kata penghubung oleh karena itu yang
memiliki makna ‘akibat’. Kalimat keenam dapat dilengkapi kata penghubung jika
yang memiliki makna ‘syarat’.

Menyunting Kata, Kalimat, Dan Paragraf


A. Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kata, Konjungsi, dan Kalimat.
Dalam sebuah paragraf terdapat penggunaan kata, konjungsi, dan kalimat.
1. Menyunting Kata
Kata harus disunting atau diperbaiki karena kata tersebut dianggap tidak
baku jika tidak sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia
dan Tata Bahasa Indonesia. Dalam menyunting kata dalam paragraf, sebaiknya
anda berpedoman pada tiga kaidah tersebut. Kata yang disunting dalam paragraf
berupa kata tidak baku. Kata tidak baku penulisannya tidak sesuai pada pedoman
atau kaidah-kaidah tersebut.
2. Menyunting Konjungsi
Konjungsi yang dianggap tidak tepat dan harus disunting karena
penggunaan konjungsi tidak sesuai dengan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Menyunting konjungsi dalam paragraf sebaiknya berpedoman pada kaidah yang
berlaku. Penyuntingan konjungsi memperhatikan makna dan maksud kalimat.
3. Menyunting Kalimat
Kaliamat dianggap tidak tepat jika tidak efektif. Sebuah kaliamt dianggap tidak
efektif karena berbagai penyebab sebagai berikut.
a. Ketidak Lengkapan Unsur Kalimat
Dalam kalimat minimal terdapat dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Jika
unsur tersebut tidak ada dalam kalimat, kalimat menjadi tidak efektif.
Contoh:
Sebagai tempat membaca, harus dilengkapi dengan fasilitas memadai.
Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak menjelaskan sesuatu yang harus
dilengkapi. Kalimat tersebut tidak menyertakan subjek kalimat. Suntingan
kalimat tersebut adalah Sebagai tempat membaca perpustakaan harus
dilengkapi dengan fasilitas memadai.
b. Ketepatan Penempatan Unsur Dalam Kalimat
Unsur-unsur dalam kalimat juga harus diletakan ditempat yang tepat. Jika
unsur-unsur tersebut diletakan tidak pada tempatnya, kalimat akan menjadi
tidak efektif.
Contoh:
Petani sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, tidak pernah
mengalami kerugiaan hingga puluhan juta rupiah.
Kalimat tersebut tidak efektif karena salah meletakan kata petani. Kata
petani seharusnya diletakan dibelakang tanda koma. Suntingan kalimat tersebut
adalah Sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, petani tidak pernah
mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
c. Pengguanaan Unsur Kalimat Secara Berlebihan.
Ketidakefektifan kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur kalimat
secara berlebihan. Unsur-unsur berlebihan itu dapat berupa penggunaan kata
sama arti atau pemakaian kata tugas yang tidak perlu.
Contoh:
Para ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
Kalimat tersebut tidak efektif karena pemakaian kata para dan ibu-ibu yang
46

keduanya menunjukan makna jamak. Kata ibu tidak perlu diulang. Suntingan
kalimat tersebut adalah Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan
bersih atau Ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.

Contoh soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
1) Bergadang adalah keadaan seseorang berjaga tidak tidur sampai larut malam.
2) secara normal, kita harus tidur minimal delapan jam sehari. 3) seseorang yang suka
bergadang pasti waktu tidurnya kurang dari enam jam. 4) kita harus cukup tidur karena
dapat mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari aktivitas sehari-hari. 5) kita membiarkan
tubuh memperbaiki metabolisme dengan cara tidur.

Kalimat yang menggunakan kata tidak tepat ditunjukan oleh kalimat yang berangka….
A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
E. 5)
Jawaban : D
Dalam kalimat yang berangka 4) pada paragraf tersebut terdapat penggunaan kata tidak
baku. Kata tidak baku dalam kalimat tersebut adalah kata aktivitas. Kata aktivitas
seharusnya diperbaiki menjadi aktivistas.

4. Kata Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari
bahasa laim, seperti bahasa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosakata dari
basaha asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu
kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik
aspek pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata seperti itulah yang dinamakan
kata-kata serapan.
Masuknya kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia ditempuh dengan
berbagai cara sebagai berikut.
a. Cara adopsi, terjadi jika pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata
asing itu secara keseluruhan. Kata supermarket, plaza, mal, dan hotdog
merupakan contoh kata hasil penyerapan adopsi.
b. Cara adaptasi, terjadi jika pemakai bahasa hanya mengambil makna asing itu,
ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Kata-
kata reformasi, pluralisasi, akseptabilitas, dan maksimal merupakan contoh kata
serpan adaptasi.
c. Cara penerjemahaan, terjadi jika pemakai bahasa mengambil konsep uang
terkandung dalam bahasa asinf tersebut. Kemudian , kata tersebut dicari
padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata tumpang-tindih, percepatan, proyeksi
rintisan, dan uji coba merupakan kata-kata yang lahir karena proses
penerjemahan dari bahasa Inggris overlap, acceleration, pilot project, dan tryout.
d. Cara kreasi, terjadi jika pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada
pada sumbernya. Kemudian, ia mencari padanannya dalam bahasa Indonesia.
Meskipun sekilas mirip penerjemahan, cara terakhir ini memiliki perbedaan.
Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Kata
47

dalam bahasa asli dapat terdiri atas satu katam sedangkan dalam bahasa
Indonesia menjdai dua kata atau lebih. Contohnya effective menjadi berhasil
guna, shuttle menjadi ulak alik, dan sparepart menjadi suku cadang.
5. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan merupakan kata yang dibentuk dengan melekatkan
imbuhan. Imbuhan dibedakan menjadi empat jenis, yaitu awalan, akhiran, awalan dan
akhiran, serta sisipan.
a. Awalan disebut juga prefiks. Ada beberapa jenis awalan, yaitu men-, ber-,
di, ter, peN-, pe- , se-, per, dan ke-.
1) Awalan men- memiliki makna ‘menyatakan perbuatan’, ‘menjadi’,
‘mengguankan apa yang ada bentuk dasarnya’,’menuju ke’,dan ‘dalam
keadaan’.
2) Awalan ber- memiliki makna ‘menyatakan perbuatan’ , ‘dalam keadaan’ ,
‘kumpulan’, ‘menggunakan’, dan ‘memiliki’.
3) Awalan di- memiliki makna ‘melakukan perbuatan pasif’.
4) Awalan ter- memiliki makna ‘melakukan perbuatan pasif’, ‘tidak sengaja’, ‘
paling’ , dan ‘kemungkinan’.
5) Awlan peN- memiliki makna ‘melakukan perbuatan’, ‘alat’, ‘memiliki sifat’,
‘yang menyebabkan sifat’, dan ‘melakukan perbuatan yang tertera dalam
bentuk dasar’.
6) Awalan pe- memiliki makna ‘orang yang melakukan kegiatan atau pekerjaan’
dan ‘orang yang di-‘.
7) Awalan per- memiliki makna ‘membuat jadi’ dan ‘menganggap sebagai apa’.
8) Awalan se- memiliki makna ‘satu’, ‘seluruh’, ‘sama seperi’, dan ‘setelah’.
9) Awalan ke- memiliki makna ‘kumpulan’ dan ‘urutan’
b. Sisipan disebut pula infiks
Sispan dapat dibedakan menjadi –in-, -el-, -em-, -er-, dan –ah-. Sisipan –in-
digunakan dalam kata kinerja, sinambung, dab tinambah. Sisipan –el- digunakan
dalam kata gelembung, geletar, dan leluhur. sisipan –em- digunakan dalam kata
gemerlap, gemetar, dan gemilang. Sisipan –er- digunakan dalam kata gerigi,
serabut, dan seruling. Sementara itu, sisiapn –ah- digunakan dalam kata dahulu
dan sahaja.
c. Akhiran disbut juga sufiks. Ada beberapa jenis akhiran, yaitu –kan, -i, dan –
an.
1) Akhiran –kan memiliki makna ‘melakukan perbuatan untuk orang lain’,
‘membuat jadi’, ‘menyebabkan jadi’, ‘menganggap’ dan ‘membawa/
memasukkan’.
2) Akhiran –i memiliki makna ‘perbuatan berulang-ulang’, ‘memberi apa yang
ada dalam bentuk dasarnya’, ‘tempat’, dan ‘menyebabkan jadi’.
3) Akhiran –an memiliki makna ‘sesuatu yang berhubungan dengan bentuk
dasarnya’, ‘tiap-tiap’, ‘satuan’, ‘beberapa’, dan ‘sekitar’.
d. Akhiran asing
1) Akhiran –man, -wan, dan –wati
Ketiga akhiran tersebut berasal dari bahasa sansekerta. Akhiran –man muncul bila
kat dasar yang diikutinya berakhir dengan vokal i. Imbuhan –wati muncul apabil
kata dasar yang diikutinya berakhir dengan semua vokal. Imbuhan -man dan -
wan menunjukkan jenis kelamin laki-laki, sedangkan -wati menunjukkan jenis
kelamin perempuan. Imbuhan -man termasuk imbuhan yang improduktif, artinya
48

penggunaannya terbatas, hanya pada kata seniman dan budiman. Contoh:


karyawati, relawan, wartawan, olahragawan, hartawan, dan dermawan.
2) Imbuhan -is, -isme, dan -isasi
Imbuhan -is, -isme, dan -isme berasal dari bahasa Belanda
Makna imbuhan -is adalah orang yang memiliki keahlian. Contoh: gitaris, pianis,
komponis.
Makna imbuhan -isme berarti paham/ajaran/aliran. Contoh: nasionalisme,
komunisme, animisme.
Makna imbuhan -isasi menunjukkan makna proses. Contoh: komputerisasi,
kanalisasi, modernisasi
3) Imbuhan -i, -wi, dan -iah
Ketiga imbuhan tersebut berasal dari bahsaa Arab. Imbuhan -i melekat pada kata
dasar yang berakhir dengan huruf konsosnan. Akhiran -wi melekat pada kata dasar
yang berakhir dengan huruf a. Imbuhan -iah melekat pada kata dasar yang
berakhir dengan huruf konsosnan/vokal.
Ketiga imbuhan tersebut mengandung makna yang
bersifat/berhubungan/berkaitan.

e. Gabungan awalan dan akhiran disebut konfiks. Konfiks dibedakan menjad


ke-an, peN-an, per-an, ber-an, dan se-nya.
(1) konfiks ke-an memiliki makna’hal’, ‘berhubungan dengan bentuk dasarnya’,
‘dikenai perbuatan oada bentuk dasarnya, ‘dalam keadaan’, dan ‘tempat atau
daerah’
(2) Konfiks peN-an memiliki makna ‘hal atau perbuatan’, ‘hasil perbuatan’, ‘alat
yang digunaakan untuk melakukan perbuatan’, dan ‘tempat untuk melakukan
perbuatan’
(3) Konfiks per-an memiliki makna ‘hal’, ‘hasil’, ‘tempat’, ‘daerah’, dan
‘macam-macam’
(4) Konfiks ber-an memiliki makna ‘perbuatan yang diisebut kata dasarnya’,
‘perbuatan berulang-ulang’, dan ‘saling’.
(5) Konfiks se-nya memiliki makna ‘sampai’.

6. Kata Ulang
Kata ualng merupakan kata yang dihasilkan dari proses reduplikasi atau
pengulangan. Proses pengulangan merupakan proses pembentukan kata dengan
mengulang kata dasarnya, baik secara utuh maupun sebagian, dengan variasi fonem
ataupun tidak. Bentuk dasar tersebut dapat berupa kata dasar, kata berimbuhan, atau
kata majemuk. Proses pembentukan kata melalui proses reduplikasi pada dasarnya
tidak mengubah jenis kata.
Dalam bahasa Indonesia terdapat empat macam pengulangan. Macam-macam
pengulangan sebagai berikut.
a. Pengulangan Utuh (seluruhnya)
Pengulangan utuh merupakan proses pengulangan seluruh bentuk
dasar.Pengulangan utuh disebut pula dwilingga, contohnya rumah-rumah.
b. Pengulangan Sebagian
(1) Pengulangan sebagian merupakan proses mengulang sebagian bentuk
dasar baik di depan atau di belakang. Pengulangan sebagian dibagi
menjadi dua, yaitu dwipurwa dan dwiwasana.
(2) Dwipurwa adalah proses pengulangan bentuk dasar dengan mengulang
suku kata pertama bentuk dasarnya saja, contohnya pepohonan dan
tetangga.
49

(3) Dwiwasana adalah proses pengulangan bentuk dasar dengan mengulang


bagian belakang leksem, contohnya pertama-tama dan sekali-kali.
c. Pengulangan Berimbuhan
Pengulangan berimbuhan merupakan proses pengulangan bentuk dasar
sekaligus mnambahkan imbuhan. Contoh kata ulang berimbuhan adalah
bersalam-salaman dan tarik-menarik.
d. Pengulangan Berubah Bunyi
Pengulangan berubah bunyi adalah proses mengulang seluruh bentuk dasar
disertai dengan perubahan bunyi atau fonem. Perubahan bunyi tersebut dapat
berupa perubahan bunyi vokal ataupun konsonan. Proses pengulangan dengan
mengubah bunyi disebut pula dwilingga salin suara, contohnya gerak-gerik
dan kelap-kelip
7. Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
Nonpredikatif maksudnya gabungan tersebut menduduki fuungsi yang sama
dalam kalimat, misalnya subjek, predikat, atau objek. Frasa memiliki unsur
inti. Inti frasa merupakan unsur utama/pokok yang diterangkan (D) dan
atribut pewatas merupakan unsru yang menerangkan (M)
Berikut ini merpakan macam-macam frasa berdasarkan distribusi unsur
pebentuknya.
a. Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris merupakan frasa yang mempunyai ketidaksamaan
penyebaran dengan unsurnya atau tidak memiliki inti frasa. Cirinya diawali
kata depan dan kata sambung.
b. Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang memiliki kesamaan disribusi
(penyebaran) dengan unsurnya atau memiliki inti frasa.
Frasa endosentris dibagi dua.
1) Frasa endosentris koordinatif merupakan frasa endosentris yang terdiri
atas unsur setara, dapat disisipi kata dan atau atau
2) Frasa endosentris atribut merupakan rasa endosentris yang terdiri atas
ketidaksetaraan unsur. Frasa endosentris atribut dibagi tiga sebagai
berikut.
a) Atribut berimbuhan
Contoh:
Anak tertua, garis pembatas
b) Atribut tidak berimbuhan
Contoh:
Sedang makan, halaman luas
c) Endosentris apositif
Frasa endosentris apositif adalah frasa endosentris yang atributnya
beupa keterangan tambahan.

CONTOH SOAL
1. Perhatikan paragraf berikut!
Ketersediaan gas alam yang jauh lebih tinggi dibandingkan cadangan minyak
bumi dunia menyebabkan energi fosil ini menjadi salah satu […] utama pengganti
minyak bumi dalam waktu dekat. Emisi yang dikeluarkan dalam pembakaran gas
alam juga […] lebih ramah lingkungan. Tidak heran jika program […] minyak
tanah ke gas mendapat apresiasi dari banyak penggiat kelestarian lingkungan dunia.
50

Disadur dari: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/energi-alternatif-pengganti-minyak-bumi.html, 5 oktober


2017

Kata baku yang tepat untuk melengkapi paragraph tersebut adalah. . . .


A. Alternatif, relatif, konversi
B. Alternativ, relativ, konversi
C. Alternatip, relatip, konpersi
D. Alternatif, relative, konfersi
E. Alternatif, relative, konversie
Jawaban: A

2. Perhatikan paragraf berikut!


Biodiesel adalah […] alternatif pengganti minyak bumi yang berasal dari
minyak tumbuhan atau lemak binatang. Beberapa tanaman yang memiliki
kandungan minyak tinggi, seperti kelapa sawit, jarak pagar, dan kelapa merupakan
harapan terakhir pada saat minyak bumi kelak sudah tidak ada lagi. Mesin-mesin
kendaraan […] yang menggunakan bahan bakar solar dapat menggunakan bahan
bakar ini. Selain ramah lingkungan karena jumlah […] yang terlepas dari
pembakarannya, penggunaan bahan bakar ini tidak mengenal kata habis.
Maksudnya bahan bakar ini masih dapa terus diperbaharui selama tanaman atau
hewan penghasil minyak masih bisa dibudidayakan.
Disadur dari: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/energi-alternatif-pengganti-minyak-bumi.html, 5 Oktober
2017

Kata serapan yang tepat untuk melengkapi paragraph tersebut adalah. . . .


A. Energi, disel, carbon
B. Energi, diesel, karbon
C. Energi, disel, carbon
D. Energi, diesel, Karbon
E. Energi, disel, carbon
Jawaban: B

3. Perhatikan paragraf berikut!


Matahari pagi merupakan energi yang berasal dari sumber daya alam yang bisa […].
Habis hingga akhir zaman. Pasalnya, panas matahari merupakan sumber energi untuk
menunjang kehidupan makhluk yang ada di bumi ini. Perdebatan tentang sinar
matahari pagi […] atau tidak berlangsung sampai Saat ini. Kebanyakan orang takut
terpapar oleh sinar matahari karena [...] dengan kanker kulit dan penuaan dini.
Disadur dari: http://www.klikdokter.com/rubrik/read/2700591/matahari-pagi-baik -untuk-tulang-benarkah, 5 Oktober 2017

Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah...


A. Pembaruan, kemanfaatan, mengait
B. Pembaruan, pemanfaatan, keterkaitan
C. Membarui, memanfaatkan, berkaitan
D. Diperbarui, bermanfaat, dikaitkan
E. Diperbarui, dimanfaatkan terkait

Jawaban: D
Agar menjadi padu, bagian-bagian rumpang tersebut harus diisi dengan kata
berimbuhan. Kata-kata berimbuhan diperbarui, bermanfaat, dan dikaitkan merupakan
kata yang tepat untuk mengisi bagian-bagian rumpang tersebut. Jadi, jawaban yang
tepat terdapat pada pilihan jawaban D. Kata berimbuhan pada pilihan jawaban A, B, C,
dan E tidak sesuai konteks kalimat dalam paragraf tersebut.
51

4. Perhatikan paragraf berikut!


Suatu hari Bu Ina menemukan anak kecil di dekat pasar. Anak itu sedang
menangis. Rupanya anak kecil itu sudah [...] hilang. Ia tidak bisa menemukan jalan
pulang ke rumahnya. Kemudian, anak kecilitu dibawanya ke rumah. Dengan [...] , anak
kecil itu mengatakan bahwa ia haus dan lapar. Bu Ina segera memberinya makan dan
minum. Selanjutnya, Bu Ina memandikannya. Anak kecil itu kini merasa badannya
segar. Ia [...] dengan Bian, anak Bu Ina. Selanjutnya, Bu Ina melaporkan anak yang
telah ditemukannya itu kepada pihak yang berwajib.

Kata ulang berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah...
A. Sehari-hari, kebata-bataan, main-mainan
B. Berhari-hari, terbata-bata, bermain-main
C. Berhari-hari, kebata-bataan, bermain-main
D. Sehari-harian, terbata-bata, bermain-main
E. Sehari-hari, terbata-bata, main-mainan
Jawaban: B
Bagian rumpang tersebut harus diisi dengan kata ulang yang sesuai agar menjadi paragraf
padu. Kata ulang untuk mengisi bagian rumpang tersebut adalah berhari-hari, terbat-bata,
dan bermain-main. Jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban B.

5. Perhatikan paragraf berikut!


Tanjung Lesung adalah daerah penyangga Taman Nasional Ujung Kulon.
Di daratan yang menjorok ke laut ini terdapat bentangan pantai yang [...]. Nama
pantai ini Tanjung Lesung. Pantai ini sudah dikelola secara professional sehingga
wisatawan dapat menikmati beragam aktivitas wisata bahari yang [...]. Pantai pasir
putih dengan laut biru membentang menjadi sajian utamanya, Wisatawan bisa
berenang, memancing, berjemur, bermain-main di sepanjang pantai. Posisinya yang
tidak berhadapan secara langsung dengan Selat Sunda membuat airnya [...] dan
tenang. Ikan-ikan beraneka warna dapat dilihat dengan mata telanjang.
Disadur dari: Giyarto, Pesona Wisata Banten, Klaten, Intan Pariwara, 2010

Frasa yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah...


A. Sangat indah, agak mengasyikkan, agak bening
B. Indah sekali, cukup mengasyikkan, amat bening
C. Cukup indah, mengasyikkan sekali, bening sekali
D. Cukup indah, amat mengasyikkan, bening sekali
E. Sungguh indah, sangat mengasyikkan, sangat bening

Jawaban: E
Paragraf tersebut harus diisi dengan frasa tepat agar menjadi paragraf padu. Frasa yang
tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah frasa sungguh indah, sangat
mengasyikkan, dan sangat bening. Sementara itu, frasa dalam pilihan jawaban A, B, C,
dan D tidak tepat jika digunakan untuk mengisi paragraf rumpang karena paragraf
menjadi tidak padu dan tidak logis.

A. Menggunakan Ejaan dan Tanda Baca

1). Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
diikuti rngkaian atau pemerian.
Contoh:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
52

lemari.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kertas, pensil, penghapus, dan penggaris.

2). Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungakapan yang
memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Fajar Santosa
Sekretaris : Arina Pratiwi
Bendahara : Wina Anggraini

3). Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ayah : Bawa tas ini, Nak!
Ibnu : Iya, yah.
Ayah : Letakkan dengan benar, ya?

4). Tanda titik dua dipakai antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b)
baba dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu
karangan, serta (d) nama kota penerbit bbuku acuan dalam karangan

Contoh:
Intisari, XLIII: No. 9/2014
Surah Ar-Rum: 21
Kumpulan Cerita Pendek: Hujan Kepagian
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga, Jakarta: Jakarta Pusat

b. Tanda Hubung (-)


1). Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian
baris.
Contoh:
Sebagaimana peribahasa, taka da gading yang tak retak.
2). Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang
mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada
pergantian baris.
Contoh:
Kini ada cara baru untuk mengukur panas.
3). Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
Anak-anak
Kuda-kuda
Kekuning-kuningan
4). Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan
huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Contoh:
9-2-2008
a-n-o-m-a-l-i
5). Tanda hubung digunakan untuk merangkai :
53

a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,


b) ke- dengan angka,
c) angka dengan angka,
d) kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf kapital,
e) kata ganti yang berbentuk imbuhan, dan
f) gabungan kata yang merupakan kesatuan.
Contoh:
se-Kalimantan Barat
peringkat ke-3
tahun 1920-an
hari-H
mem-PHK-kan
ciptaan-Nya
atas rahmat-Mu
Bandara Soekarno-Hatta
Alat pandang-dengar
6). Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur Bahasa Indonesia dengan
unsur Bahasa asing.
Contoh:
di-mark up
di-blow up

c. Tanda Petik (“ “)
1) Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
Ibu berkata, “Paman akan datang nanti sore.”
2) Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Sajak “Hujan di Bulan Juni” terdapat pada halaman 8 buku itu.
3) Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Kakak suka memakai celana panjang yang dikenal dengan nama
“cutbrai”.

d. Tanda Aposisi atau Pisah (-)


1) Tanda aposisi atau pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
Contoh:
Keberhasilan itu-saya yakin-dapat dicapai kalau kita mau bekerja keras.
2) Tanda aposisi atai pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia-amanat Sumpah Pemuda-harus
ditingkatkan.
3) Tanda aposisi atau pisah di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat
dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Contoh:
Tanggal 22-26 Desember 2015
54

Dari Boyolali-Semarang ditempuhnya dengan sepeda motor

Contoh Soal
1. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1). Celana “cutbray” pada zaman dahulu disukai para pemuda.
2). Kami akan menonton film “Danur” yang disutradai Awi Suryadi.
3). Ibu bertanya, “Apakah buku PR-mu sudah dimasukkan di tas, Ima?”
4). “Bang Udin sering disebut sang pelopor”, ia sendiri tak tahu sebabnya.

Makalah “Peran Komputer Terhadap Kegiatan Manusia” sangat menraik.


Penulisan yang tidak tepat tanda baca petik dua ditunjukkan oleh kalimat
yang berangka…
A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
E. 5)
Jawaban : D
Penulisan tanda petik dua harus mengikuti aturan dasar atau standar yang
berlaku dalam bahas Indonesia. Penulisan tanda petik dua harus sesuai
dengan EBI. Penulisan tanda petik dua yang tidak tepat terdapat pada pilihan
jawaban D. Penulian tanda petik dua tersebut seharusnya Bang Udin sering
disebut “sang pelopor”, ia sendiri tidak tahu sebabn

Anda mungkin juga menyukai