Contoh Soal
1. Bacalah paragraf berikut!
Bank Indonesia akam menetapkan batas maksimum dan standardisasi biaya
isi ulang uang elektronik. Aturan ini bertujuan melindungi konsumen dan
mendorong peningkatan volume penggunaan uang elektronik. Selama ini
pengenaan biaya isi ulang uang elektronik tidak memiliki standardisasi tertentu.
Oleh karena itu, Bank Indonesia akan mengatur agar biaya isi ulang uang
elektronik tidak melebihi batas maksimum yang ditetapkan.
Disadur dari : “BI Tetapkan Standardisasi isi ulang E-Money” dalam Suara Pembaruan, 20 September 2017
Jawaban : C
Makna atau arti kata standardisasi dalam KBBI adalah penyesuaian bentuk (ukuran,
kualitas, dan sebagainya) dengan pedoman (standar) yang ditetapkan ; pembakuan.
Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban C.
2
Contoh Soal
Objek atau masalah tersebut diungkapkan penulis dengan tujuan tertentu. Tujuan
tersebut ditujukan kepada pembaca.
Jawaban : D
Pernyataan yang sesuai dengan isi paragraftersebut terdapat pada pilihan jawaban
D. Pernyataan tersebut sesuai dengan kalimat Walikota Bogor menyebutkan bahwa
tumbuhnya minat anak-anak untuk gemar mengonsumsi ikan berawal dari peran
ibu rumah tangga. Pernyataan pada pilihan jawaban A dan B tidak sesuai dengan
kalimat pertama paragraf. Pernyataan pada pilihan jawaban C tidak sesuai dengan
kalimat kedua paragraf. Pernyataan pada pilihan jawabna E tidak sesuai dengan
kalimat keempat paragraf.
3
Contoh Soal
Jawaban : E
Paragraf tersebut membahas kebakaran hutan yang terjadi di Kabupaten Mojokerto.
Kebakaran hutan tersebut terjadi di lahan hutan lindung, hutan produksi, taman hutan
raya (tahura), dan hutan rakyat. Kebakaran tersebut terjadi di 19 kawasan wilayah
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Selain menghanguskan 80,5 ha hutan di
Mojokerto, kebakaran terjadi di lahan tebu seluas 2,8, ha. Jadi, ide pokok paragraf
tersebut adalah kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Mojokerto.
Contoh Soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
1)Dengan kecanggihan teknologi, kita memang bisa menggenggam dunia.
2)Namun, akibat teknologi pula petaka demi petaka bisa datang kapan saja jika kita
serampangan menggunakannya. 3)Fakta menunjukkan kemajuan teknologi
komnikasi yang pesat telah menimbulkan banyak kerugian. 4)Media sosial yang
semestinya menjadi sumber informasi dan arena bersosialisasi tidak jarang justru
menjadi sumber perpecahan. 5)Kecanggihan teknologi benar-benar menjadi
tantangan serius bagi negeri ini.
Disadur dari : “Bencana Bukan untuk Bercanda” dalam Media Indonesia, 28 September 2017
Jawaban : E
Kalimat utama paragraf yang berisi gagasan atau ide pokok paragraf. Ide pokok
paragraf tersebut adalah tantangan kecanggihan teknologi. Ide poko tersebut
terdapat dalam kalimat yang berangka 5). Jadi, jawaban tepat terdapat pada pilihan
jawaban E.
5
Contoh soal
1. Perhatikan kalimat berikut!
Pemerintah terus bersiap diri dalam menghadapi kemungkinan terjadinya erupsi
Gunung Agung (3.031 mdpl) di Bali.
Jawaban: B
Struktur kalimat tersebut sebagai berikut.
Pemerintah terus bersiap diri dalam menghadapi
Subjek predikat Objek
kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Agung (3.031 mdpl) di Bali.
Pelengkap Keterangan
Jawaban: D
Struktur kalimat tersebut sebagai berikut:
Akibat sering tercemar, air sungai di Bekasi tidak layak diolah menjadi air
minum.
Pelengkap Subjek Predikat Objek
Contoh soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
Jika dicermati, obat PCC yang tergolong obat keras seharusnya sangat sulit didapat
masyarakat umum. Namun, fakta yang terjadi di lapangan, obat PCC dapat dengan
mudah diperoleh masayarakat. Harga obat PCC murah hanya seharga Rp20.000,00-
25.000.00,00 per 20 biji. Harga yang dipatok murah tersebut menjadikan obat PCC
dapat dibeli anak di bawah umur. Tindakan ini ditengarai sengaja dilakukan oleh
sindikat pengedar obat terlarang untuk menggaet pasar anak di bawah umur.
Makna kata rujukan ini yang bercetak miring pada paragraftersebut adalah...
A. Peredaran obat PCC
B. Mematok harga murah
C. Kemudahan membeli PCC
D. Sindikat pengedar obat terlarang
E. Harga Rp20.000,00-25.000,00
Jawaban: B
Kata rujukan yang bercetak miring pada paragraf tersebut adalah ini. Kata ini pada
paragraf tersebut merujuk pada kalimat sebelumnya, yakni Harga yang dipatok murah
tersebut menjadikan obat PCC dapat dibeli anak di bawah umur. Jadi, kata rujukan ini
pada paragraf tersebut merujuk tindakan yang mematok harga murah.
Makna kata rujukan tersebut yang bercetak miring pada paragraftersebut adalah...
A. Badan Kesehatan Dunia
B. Kematian di Indonesia
C. Penyakit kadiovaskular
D. Penyebab kematian
E. Penyakit jantung koroner
Jawaban: B
7
Kata rujukan yang bercetak miring dalam paragraf adalah tersebut. kata rujukan
tersebut merujuk kalimat sebelumnya, yakni seluruh kematian di Indonesia. Jadi,
jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban B.
Contoh Soal
Paragraf berikut untuk soal nomor 1 dan 2.
Pengungkapan kasus paracetamol, caffeine, dan carisoprodol oleh Bareskrim Polri
baru-baru ini telah mengejutkan masyarakat. Korban yang terpapar berskala luas, tidak
terbatas hanya di Kendari, Sulawesi Tenggara, dan Medan, Suamtera Utara, teteapi
menyebar ke bebrapa kota di Indonesia. Kasus paracetamol, caffeine, dan carisoprodol
(PCC) ini tidak terlepas dari lemahnya pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM). Badan POM harus dapat memonitor dan mengawasi pedagang besar farmasi dan
apotek bahkan sampai di toko obat di seluruh pelosok negeri. Jika peredaran obat tidak
segera dimonitor dan diawasi, korban yang merupakan generasi muda bangsa akan
bertambah banyak.
Disadur dari : Sampurno, “PCC dan Keselamatan Publik” dalam Kompas, 27 September 2017
Jawaban : E
Tujuan penulis pada paragraf tersebut terdapat pada kalimat Badan POM harus dapat
memonitor dan mengawasi pedagang besar farmasi dan apotek bahkan sampai di
toko obat di seluruh pelosok negeri. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan
jawaban E.
Jawaban : D
Keberpihakan penulis pada paragraf tersebut tampak pada kalimat Jika peredaran
obat tidak segera dimonitor dan diawasi, korban yang merupakan generasi muda
bangsa akan bertambah banyak. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan
jawaban D.
Contoh Soal
Teks berikut untuk soal nomor 1-3
Teks I
Warna-warni Indonesia dirayakan di Pasar Jibama, Wamena, Papua. Ikan-ikan sungai dan
danau, mulai lele hingga ikan yang berukuran sepaha orang dewasa dan wujudnya sulit
ditemui di kawasan lain Nusantara, dijajakan penduduk lokal. Mereka umumnya kaum
pria, menggelar begitu saja dagangannya di sudut-sudut pasar, di antara noken dan peranti
menyihir mereka. Sementara itu, para mama menyajikan pinang dan ubi, baik yang berupa
umbi maupun daun hingga daun bunga yang mereka sebut kembang kertas, Helichrysum
bracteatum yang mekarnya terbilang awet.
Disadur dari : “Warna-warni Indonesia Dirajut di Pasar” dalam Media Indonesia. 1 Oktober 2017
9
Teks II
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, melalui Distrik Wamena Kota dan Dinas
Perindustrian, Perdagangaan, dan Koperasi, terus menata dan melakukan pembersihan di
Kota Wamena serta pasar-pasar tradisional. Kegiatan penataan dan pembersihan tersebut
juga dilakukan di Pasar Jibama. Jajaran Distrik Wamena Kota dan Dinas Perindagkop
Kabupaten Jayawijaya melakukan pembersihan termasuk menata ulang para pedagang
karena lahan parkir pun digunakan untuk berjualan. Kepala Distrik Wamena Kota
mengatakan bahwa kegiatan pembersihan di Pasar Jibama merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan oleh jajarannya. Kegiatan ini bertujuan untuk memperindah kondisi pasar
sehingga tidak terkesan kumuh.
Disadur dari : http://majahlani.com/suplemen-daerah/jayawijaya-membangun/216-hindari-kesan-kumuh, diunduh 3 Oktober 2017
Teks II
Kemunculan informasi atau berita hoax di media sosial cukup memprihatinkan dan
mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan. Masyarakat atau warganet diharapkan
dapat mencermati berita hoax sehingga informasi palsu itu tidak menyebar. Ada
langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyebaran berita hoax. Pengguna
bisa mengakses situs turnbackhoax. Di dalamnya terdapat database informasi hoax.
Dalam laman situs tersebut, terdapat laporan yang dikategorikan berdasarkan berita
palsu yang terbaru, terpopuler, dan teraktif.
Contoh Soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
Saat ini dikhawatirkan muncul gerakan yang mengusung isu ideologi dengan
target menanamkan semangat antikebangsaan di kalangan generasi muda. Gerakan itu
memanfaatkan kelemahan pendidikan ideologi di kalangan generasi yang lahir pada
pasca-reformasi. Generasi muda dapat kehilangan dasar dan kecintaan pada ideologi
negara. Ada gerakan-gerakan yang memang bertujuan menghilangankan rasa
kebangsaan dalam diri generasi muda. Momentum Hari Kesaktian Pancasila harus
menjadi titik balik penyadaran pentingnya pendidikan ideologi di kalangan generasi
muda.
Jawaban: B
Paragraf tersebut membahas pentingnya pendidikan ideologi pada generasi muda
agar tidak menjadi sasaran gerakan-gerakan antikebangsaan. Simpulan paragraf
tersebut terdapat pada pilihan jawaban B. Simpulan pada pilihan jawaban B sesuai
dengan isi paragraf.
Contoh Soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
Arus pengungsian besar-besaran oleh ratusan ribu warga untuk menghindari
bahaya letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, memang di
luar dugaan. Total pengungsi bahaya letusan Gunung Agung telah mencapai 144.489
jiwa, membengkak dua kali lipat dari perkiraan awal. Berbondong-bondongnya arus
pengungsi tersebut disebabkan beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut yaitu,
pemahaman pengungsi yang kurang tentang gunung berapi dan pengaruh gencarnya
berita hoax tentang letusan Gunung Agung di media sosial.
Jawaban: B
Paragraf tersebut menjelaskan arus pengungsi Gunung Agung yang membludak karena
kurangnya pengetahuan pengungsi dan tersebarnya berita hoax tentang Gunung Agung.
Jadi, tanggapan yang sesuai dengan isi paragraf tersebut terdapat pada pilihan jawaban B.
Tanggapan pada pilihan jawaban A, C, D, dan E tidak sesuai dengan isi paragraf.
Tanggapan atau komentar yang sesuai dengan isi paragraf tersebut adalah . . .
A. Sebaiknya peserta BPJS mencari informasi dengan bertanya secara langsung
kepada petugas di kantor cabang BPJS.
B. Sebaiknya peserta BPJS melaporkan oknum pembuat berita hoax tentang BPJS
kepada petugas.
C. Sebaiknya Pemerintah menerapkan sistem Virtual Account yang lebih canggih agar
tidak membingungkan peserta.
D. Sebaiknya BPJS menyediakan fasilitas yang canggih agar masyarakat dan peserta
BPJS lebih mudah bertanya.
E. Sebaiknya BPJS mempercanggih sistem informasinya agar semua peserta BPJS
mendapatkan virtual account.
Jawaban: A
Paragraf tersebut membahas maraknya berita hoax mengenai program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat. Tanggapan yang sesuai dengan isi paragraf tersebut
terdapat pilihan jawaban A. Sebaiknya peserta BPJS mencari tahu informasi secara
langsung kepada petugas di kantor cabang BPJS agar tidak termakan berita hoax.
14
1. Majas Perbandingan
a. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-
sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti
manusia atau benda hidup.
Contoh:
Baru tiga kilometer berjalan, mobilnya sudah batuk-batuk.
b. Metafora
Metafora adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan
langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh:
Raja siang telah kembali ke peraduannya.
c. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau
tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk
menyangatkan arti.
Contoh :
Kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya.
2. Majas Sindiran
a. Ironi
Ironi adalah majas sindiran yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya
dengan maksud untuk menyindir.
Contoh :
Pandai sekali kamu, Bahasa Indonesiamu mendapt nilai 4.
b. Sinisme
Sinisme adalh majas sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya seperti Ironi,
tetapi kasar.
Contoh :
Itukah yanng dinamakan bekerja?
c. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang terkasar atau langsung menusuk perasaan.
Contoh :
15
Kata bermakna kias sering digunakan dalam karya sastra. Karya sastra yang sering
menggunakan kata kias salah satunya adalah puisi. Kata kias digunakan untuk
mendapatkan unsur kepuitisan. Menurut Rachmat Djoko Prapodo, kritikus satra,
adanya kata menyebabkan sajak menjadi menbarik perhatian, menimbulkan kesegaran,
hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Menurut Harimurti
Kridalaksana, ahli bahasa, kata kiasan disebut figure of rhetoric atau rhetorical figure.
Kata kias adlah alat untuk memeperluas makna kata atau kelompok kata. Kata kias
digunakan untuk memperoleh efek tertentu dengan membandingkan atau
mengasosiasikan dua benda, orang, atau peristiwa. Menurut Abrams,ahli bahasa, kata
figuratif atau kata kias adalah penyimpangan penggunaan bahasa oleh penutur,
Penyimpangan tersebut yaitu pemahamana bahasa yang dipakai sehari-hari,
penyimpangan bahasa standar, atau penyimpangan makna suatu kata atau serangkaian
kata. Pemakaian kata figuratif tersebut bertujuan agar memperoleh beberapa arti
khusus atau efek khusus.
Contoh Soal
1. Perhatikan puisi berikut!
Walau kita saling bertemu
Di anatara orang-orang melawat ke kubur itu
Di sela-sela biru
Bencah-bencah kelabu dan ungu
Dikutip dari : Sapardi Djoko Darmono “Sonet Y”, dalam Duka-Mu Abadi, Jakarta, Garamedia Pustaka Utama, 2017
16
Jawaban : C
Puisi tersebut berisis pertemuan anatara dua orang di pemakaman. Di sela pertemuan
tersebut sering terdengar suara biru. Makna suara biru yang berhubunan dengan latar
tempat pemakaman adalah tangisan. Suara tangisan orang-orang yang berdukacita biasanya
terdengar di pemakaman.
Jawaban : A
Konflik yang terjadi dalam kutipan novel tersebut disebabkan oleh penolakan tokoh
Pangeran Diponegoro untuk menjadi seorang Adipati. Jadi, jawaban yang tepat terdapat
pada pilihan jawaban A.
Jawaban : B
Konflik dalam kutipan novel tersebut berakibat tokoh Pangeran Diponegoro diusir dari
istana oleh ayahandanya karena tidak bersedia menjadi seorang Adipati. Jadi, jawaban
yang tepat terdapat pada pilihan B.
Makna simbol kabut pada kalimat kabut yang sama terus menggantung di dalam mata
Markonah adalah...
A. Ketakutan
B. Kesedihan
C. Kecemasan
D. Kegelapan
E. Kesunyian
Jawaban : B
Kutipan cerpen tersebut menceritakan seorang istri yang baru saja kehilangan
suami. Suami tokoh Markonah meninggal hari Selasa Wage. Makna simbol kabut
dalam kabut yang sama terus menggantung di kedalaman mata Markonah adalah
kesedihan.
Contoh Soal
1. Perhatikan gurindam berikut!
Hati itu kerajaan di dala tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh
Dikutip dari: http//www.rajaalihaji.com/id/works.php?a=SeovUnMvVw%3D=, Diunduh 27 September 2017
Amanat atau nasihat dalam gurindam tersebut terdapat pada pilihan D. Penulis
gurindam menasihati agar jangan berperilaku zalim karena dapat merusak diri
kita.
Contoh Soal
Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 1 dan 2.
Sebenarnya pekerjaan memetik daun tembakau muda itu dilakukan Ki Pradopo setiap
tiga hari sekali. Namun, jumlah batang tembakau ge’njah sogoti miliknya mencapai
3.000 batang. Ia tak sanggup menyelesaikannya. Mak Entek, istrinya, menolak untuk
membantu. Ia pun tak cukup uang untuk mengupah orang.
“Tembakau yang kau tanam dan kelak kau isap asapnya itu akan semakin menggerogoti
tubuh rentamu perlahan-lahan, Pak!” alasan keberatan Mak Entek.
“Bukan urusanmu! Bahkan, aku sudah siap dengan seribu resikonya!” jawab Ki
Pradopo suatu ketika.
19
“Pasti ludes dirampok tikus-tikus ganas serakah itu! Tetapi, hama-hama keparat itu
mustahil menyentuh batang tembakauku!” kali ini Ki Pradopo membantah mentah-
mentah usulan Mak Entek agar mengganti ladang tembakaunya dengan palawija saja.
Mak Entek pun memilih hanya mengurusi ladang palawija mereka yang lainnya di
pinggir kali Cikawung.
Maka Ki Pradopo wajib mandiri memtik daun tembakau muda setiap pagi. Seribu
batang per hari. Dua bulan runut sejak munggel pertama tepat di hari keempat puluh.
Disadur dari: Setta S. S., “Ki Pradopo” dalam AngsoDuo.Net, diunduh 3 Oktober 2017
Jawaban: D
Kutipan cerpen tersebut menceritakan tokoh Ki Pradopo yang harus memetik daun
muda tembakau di ladangnya setiap hari. Konflik dalam kutipan cerpen tersebut
terjadi karena tokoh Mak Entek ingin agar ladang tembakaunya diganti dengan
palawija. Akan tetapi, tokoh Ki Pradopo masih ingin menanami ladangnya dengan
tembakau. Jadi, penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut terdapat pada
pilihan jawaban D.
Contoh Soal
“Sudahlah, Mak! Jangan berkepanjangan. Kita cari solusi untuk menolong Marni!”
Bu RT yang sejak awal mendampingi Mak Wiji berusaha mendinginkan.
“Bagaimana Marni bisa..., OTT ya?” bisik Mak Surip.
“Kamu tahu, Marni jadi pembantu wong mblegedhu, orang kaya raya,: dengan
terbata Mak Wiji bercerita. “Lumayan, aku sering dapet kiriman uang. Tapi kok ...,
huaaa...!!!” Mak Wiji meluapkan tangis, katanya, “Marni akan bebas jika dalam
dua hari dapat mengembalikan uang lima puluh juta. Mustahil aku dapatkan yang
segitu dari hasil buruh cuci!” Mak Wiji kembali terisak.
“Mak ...,” dengan lembut Bu RT membelai Mak Wiji. “Warga Manggisan itu satu
tubuh! Satu sakit, lainnya ikut merasakan. Para pemuda dan pengurus dusun siap
mencari donatur untuk meringankan beban Marni. Mak, berdoa ya?”
“Aku ikut!” Mendengar kata mencari sumbangan, Mak Surip bangkit. “Akan
kudatangi para juragan dan pedagang di pasar!” Tanpa menunggu jawaban, Mak
Surip segera beranjak. Langkah Mak Surip diikuti para pemuda. Mereka segera
mengatur strategi agar target tidak sekedar mimpi.
Dikutip dari: Rita Nuryanti, “OTT” dalam Kedaulatan Rakyat, 1 Oktober
2017
1. Watak tokoh Mak Surip dalam kutipan cerpen tersebut adalah . . .
A. pemarah
B. bijaksana
C. penyabar
D. peduli teman
E. mudah terharu
Jawaban : D
Tokoh Mak Surip dalam kutipan cerpen tersebut digambarkan sebagai seorang yang
peduli terhadap temannya, tokoh Mak Wiji. Tokoh Mak Surip bersedia mencari
sumbangan unuk tokoh anak Mak Wiji. Jadi, jawaban tepat terdapat pada pilihan D.
Jawaban : B
Di dalam kutipan cerpen tersebut, unsur intrinsik yang menonjol adalah latar sosial.
Latar sosial dalam kutipan cerpen tersebut membentuk konflik yang terjadi dalam
kutipan cerpen yaitu antara tokoh Marni, Mak Wiji, Mak Surip, Bu RT, dan warga
Padukuhan Manggisan.
22
Contoh Soal
1. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
1) Di dalam hati Senja berdoa agar mala mini turun hujan, tetapi doanya muspra
karena hingga pagi menyapa, taka da sebutir pun air jatuh dari langit.
2) Senja terjaga. Baru saja tubunya digoyang-goyang.
3) “Mengapa kamu tidur diluar, Nak?” seorang perempuan berumur lima puluh
tahunan berkata penuh kelembutan. Begitu keibuan.
4) “Hujan! Hujan! Hujan!”
5) “Sana masuk ke dalam. Mandi.”
10) Yanik tak menjawab, tetapi aku menangkap rasa tenang di balik pikirannya
setelah menjawab jawabanku tadi.
Dkutip dari : Erwin Arnada, rumah di seribu Ombak, Jakarta, Gagas Media, 2011
2. Bukti latar tempat dalam kutipan novel tersebut terdapat pada kalimat yang
berangka. . .
A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
E. 5)
Jawaban : A
Latar tempat dalam kutipan cerpen tersebut adalah warung. Latar tempat warung
terletak pada kalimat yang berangka 1).
3. Bukti nilai religi dalam kutipan novel tersebut terdapat pada kalimat yang
berangka. . .
A. 6)
B. 7)
C. 8)
D. 9)
E. 10)
Jawaban :B
Nilai religi dalam kutipan novel tersebut ditunjukkan oleh kalimat yang berangka
7). Nilai religi tersebut adalah penyebutan nama Tuhan oleh Samini.
Contoh Soal
1. Perhatikan puisi berikut!
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
caya-Mu panas suci
tinggal kerdip llilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintu-mu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Dikutip dari : Chairil Anwar “Do’a” dalam Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak, Jakarta, Pusat Bahasa, 2002
“Karena itu, kutunda minta tagihan barang minggu lalu,” tambah Minareli.
Dan Zen kemudian mengusap matanya. “Aku ingat ibuku . . . Beliau dulu pernah
begitu.”
Dikutip dari: Raudal Tanjung Banua, “Kami Antar Barang sampai Kampung Terujung” dalam Jawa Pos, 27 Agustus 2017
Jawaban: D
Kutipan cerpen tersebut menceritakan tokoh Miraneli dan Zen yang akan menagih barang
kepada tokoh Bu Surti. Akan tetapi, tokoh Minareli menunda tagihan tersebut karena
merasa kasihan kepada tokoh Bu Surti yang sedang kesulitan. Barang-barang di toko tokoh
Bu Surti hanya pajangan. Jadi, nilai moral dalam kutipan cerpen tersebut terdapat pada
pilihan jawaban D.
CONTOH SOAL
Perhatikan kedua kutipan cerpen berikut!
Kutipan Cerpen I
Tepercik pertanyaan besar di matamu karena setiap ada orang meninggal,
keluarganya biasa menghanturkan berbagai macam perabot pada seorang kiai atau
guru ‘ngaji sebagai sortana. Apalagi, perabotan pesanan yang sering embu’ lap itu
katanya untuk dijadikan sortana juga.
“Selain bernilai sedekah jariyah, juga agar yang meninggal mudah diingat,”
jawab embu’ setelah berhasil menyisihkan kegugupannya.
“ Berarti, walaupun kita sudah meninggal, dengan melihat sortana-nya
orang akan teringat pada kita?”
“Kalau soal sortana itu dipakai untuk kebaikan, tentu mendapat nilai pahala
bagi yang meninggal. Itu sebab, mengapa dinamai sortana, mengambil dari kata
kassora tana, atau kasur tanah.”
Dikutip dari: Muna Masyari, “Kasur Tanah” dalam Kompas, 17 September 2017
Kutipan Cerpen II
Tapi ia lalu melihat jam. Waktu sebentar lagi menunjukkan pukul 08.00
WIB. Ia teringat bahwa ia harus datang ke kantor tepat waktu atau atasannya akan
marah; lebih marah dari kemarin ia terlambat menyerahkan tugasnya.
Menolong orang kecopetan? Ah, tiba-tiba Ramdhan merasa itu adalah ide
yang sia-sia. Mungkin uang yang berada di dompet itu hanya 20 ribu, sungguh
tidak sepadan dengan uang yang akan melayang jika ia terlambat masuk kantor,
atau bahkan dipecat dari pekerjaannya.
Mungkin, orang itu benar-benar kelaparan atau mungkin dia punya anak
yang sedang sakit panas dengan suhu di atas rata-rata demam yang pernah terjadi di
dunia ini; atau mungkin ayahnya baru saja mengalami kecelakaan parah dan harus
segera dioperasi.
Dikutip dari: Taufiq Affandi, “Ramdhan” dalam Republika, 17 September 2017
Jawaban : C
Kedua kutipan cerpen tersebut diceritakan melalui sudut pandang orang ketiga.
Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban C. kutipan Cerpen I
bertema agama, sedangkan Kutipan Cerpen II bertema sosial. Kutipan Cerpen I
berlatar desa, sedangkan Kutipan Cerpen II berlatar kehidupan kota. Kutipan
Cerpen I mengangkat nilai agama, sedangkan Kutipan Cerpen II mengangkat nilai
moral atau sosial. Kutipan Cerpen I dan Kutipan Cerpen II memakai alur maju.
Contoh Soal
1. Perhatikan kutipan hikayat berikut!
Konon salah seorang raja India bernama Baridun memiliki seekor burung
bernama Fanjah yang telah menetaskan piyik. Burung Fanjah dan anaknya bisa
berbicara dengan fasih sehingga membuat kagum sang raja. Sang raja
memerintahkan supaya kedua ekor burung tersebut dipelihara di dekat istananya
dan memerintahnya supaya dia bisa menjaga mereka dengan baik. Secara kebetulan
istri raja melahirkan seorang putra. Kelahiran putra raja ini juga sangat
menyenangkan anak burung Fanjah sehingga anak burung Fanjah sangat
menyayanginya. Mereka sama-sama dalam usia kanak-kanak sehingga bisa main
bersama-sama. Setiap hari burung Fanjah pergi ke gunung dan pulang dengan
membawa buah-buahan segar yang tidak dikenal. Separo dia berikan kepada putra
sang raja dan separo sisanya dia berikan kepada anaknya. Dengan demikian,
perkembangan kedua makhluk kecil ini begitu cepat sehingga kelihatan lebih
matang. (Dikutip dari: baidaba, hikayat kalilah dan dimah, bandung, pustaka hidayah, 2004)
Isi dalam hikayat terebut yang sesuai dengan kehidupan saat ini adalah...
A. Seorang istri raja melahirkan seorang putra
B. Saling berbicara antara sesama makhluk tuhan.
29
Jawaban : D
Hikayat tersebut mengisahkan seorang raja yang memiliki seekor burung Fanjah.
Raja menyayangi burung tersebut. Begitupula burung Fanjah dan anaknya
menyayangi anak raja. Burung tersebut mencari buah-buahan di gunung, lalu
diberikan separuh untuk anak raja, dan separuh untuk anaknya sendiri. Oleh karena
itu, isi hikayat yang sesuai dengan kehidupan saat ini terdapat pada pilihan D.
Maksud isi gurindam yang sesuai dengan kehidupan saat ini adalah....
A. Jika saudara mendapat susah, kita ikut berperkara
B. Janganlah berperkara dengan saudara agar tidak susah
C. Saudara yang mendapat musibah akan merasakan kesedihan
D. Saudara kita mendapat musibah karena merasakan kesedihan
E. Jika kita mengalami masalah hidup, saudara kita ikut membantu
Jawaban : E
Maksud gurindam tersebut yang sesuai dengan kehidupan kita saat ini terdapat
pada pilihan jawaban E. Pilihan jawaban A, B, C, dan D tidak sesuai dengan isi
gurindam.
Menentukan resensi
Resensi adalah berisi ulasan, pertimbangan, atau suatu karya (sastra,
nonsastra, dan drama) dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kepada
pembaca terhadap sebuah karya, patut mendapat sambutan atau tidak. simpulan
resesi buku biasanya berusaha meyakinkan pembaca agar membaca buku yang
diulas.
Resensi buku atau karya sastra bersi informasi informasi berikut.
1. Identitas buku (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal halaman)
2. Sinopsis, unsur ekstrinsik, intrinsik (untuk buku fiski), dan gambaran isi
buku (untuk nonfiksi)
3. Nilai buku (kelebihan dan kekurangan buku)
4. Keterbacaan atau kecocokan pembacanya
masalah sesuai dengan pendapat penulis. Jadi, satu masalah dapat ditulis
menjadi beberapa esai berbeda. Perbedaan ini sesuai dengan pendapat penulis.
Esai berusaha meyakinkan pembaca untuk dapat menerima pendapat penulis.
Esai membahas masalah mulai dari masalah penting sampai masalah biasa,
misalnya novel baru terbit atau suara bayi baru lahir pun bisa dijadikan esai.
Esai dapat ditulsi dengan panjang berbeda-beda. Tidak ada yang
menentukan pajang sebuah esai. Esai cenderung sederhana, padat, dan fokus
pada masalah. Kalimat-kalimat esai menggunakan kalimat bersifat pribadi.
Kaimat dalam esai bergantung kepada kekhasan penulis bersangkutan. Setiap
penulis memiliki ciri berbeda. Perbedaan tersebut terlihat pada gaya kalimat
dalam esai yang ditulis.
Meringkas karya sastra
Karya sastra dapat disingkat ke dalam bentuk sinopsis. Semua jenis karya
sastra dapat dibuat sinopsis, kecuali puisi. Keterbatasan ini karena puisi
merupakan karya sastra dengan bahasa singkat, terdiri atas larik-larik dan bait-
bait yang berirama dan bersajak, serta merupakan ekspresi perasaan dan
pikiran yang tidak mengandung cerita. Ada juga puisi yang mengandung
cerita, berisi kisah-kisah perjalanan, pengembaraan, dan petualangan. Puisi
jenis itu disebut balada, akan tetapi, karena kesingkatan dan penataannya
dalam pembarisan dan pembatasan, balada bukan disinopsiskan, melainkan
diparafrasakan.
Karya sastra yang dapat dibuat sinopsisnya adalah bentuk prosa dan
naskah drama karena keduanya mengandung untaian cerita konvensional
(umum) memiliki tema, penokohan, setting/latar, plot/alur, dan amanat.
Sinopsis seharusnya dimulai dengan identitas buku yang terdiri atas judul
buku, nama pengarang, tahun terbit, kota penerbitan, dan tahun terbit.
Contoh Soal
1. Perhatikan puisi berikut!
Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api
Itulah sebabnya
Kami tidak ikhlas menyerahkan Bandung kepada tentara Inggris
Dan akhirnya kami bumi hanguskan kota tercinta itu
Sehingga menjadi lautan api
Kini batinku kembali mengenang
Udara panas yang bergetar dan menggelombang
Bau asap, bau keringat
Suara ledakan dipantulkan mega yang jingga,
Dan kaki langit berwarna kesumba
...
Dikutip dari: W.S Rendra “Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api” dalam lenterahati.web.id/sajak- seorang-tua-
tentang-bandung-lautan-api, diunduh 5 Oktober 2017
31
Jawaban: D
Puisi tersebut menggunakan diksi atau pilihan kata lugas. Selain itu, puisi tersebut
menggunakan sedikit majas. Majas yang digunakan dalam puisi tersebut adalah
majas repetisi dan majas personifikasi. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada
pilihan jawaban D.
Jawaban : C
Kelebihan buku Buku Dikejar Duit dari Facebook berdasarkan kutipan resensi
tersebut yaitu disajikan dalam bahasa sederhana dan ilustrasi menarik. Jadi, kalimat
berisi kelebihan buku yang sesuai dnegan kutipan resendsi tersebut terdapat pada
pilihan jawaban C.
Bosan sebagai buruh aduk, Fasal belajar menjadi tukang batu pada Kasmin.
Karena bakatnya, ia menjadi tukang batu. Sesudah tiga tahun menjadi tukang batu,
ia menekuni pekerjaan baru sebagai mandor bangunan. Dengan modal yang
dikumpulkan , ia menjadi pemborong. Sejak itu, keadaan ekonomi keluarganya
semakin membaik.
Seratus delapan puluh derajat, kehidupan Fadal berubah. Oleh tetangga kiri-
kanan, Fadal tak lagi diremehkan sebagai penyair kere, namun sebagai raja uang.
Setiap barang yang diinginkan dapat dibelinya. Setiap tujuannya dapat diwujudkan.
Dikutip dari: “ Sri Wintata Achmad, “Sang Penyair” dalam Kedaulatan Rakyat, 23 Juli 2017
Jawaban: C
Kutipan cerpen tersebut menceritakan tokoh Fadal yang menjadi seorang
pemborong yang setelah sebelumnyamenjadi seorang penyair. Perlahan pekerjaan
pemborng mampu mengubah kehidupan tokoh Fadal menjadi orang kaya. Sinopsis
yang sesuai dengan kutipan cerpen tersebut terdapat pada pilihan jawaban A, B, C,
D, dan E tidak sesuai dengan kutipan cerpen.
Contoh Soal
1. Perhatikan kutoapan cerpen berikut!
Begitu bus berhenti, puluhan pedagang asongan menyerbu masuk. Bahkan,
beberapa di antara mereka sudah membajing loncat […] Celakanya, mesin bus
tidak dimatikan dan sopir melompat turun begitu saja. Dan para pedagang asongan
itu menawarkan dagangan dengan suara melengking agar bisa mengatasi derum
mesin. Mereka menyodor-nyodorkan dagangan, bila perlu sampai dekat sekali ke
mata penumpang.
Dikutip dari : Ahmad Tohari, “Pengemis dan Shalawat Badar” dalam Senyum Karyamin, Jakarta, Gramedia,2015
Jawaban: D
Kutipan cerpen tersebut harus dilengkapi dengan kalimat yang berkaitan dengan
kalimat sebelum dan sesudahnya. Kalimat yang tepat untuk mengis kutipan cerpen
tersebut terdapat pada pilihan jawaban D. Kalimat pada pilihan jawaban A,B,C,
dan E tidak padu jika digunakan dalam teks cerpen tersebut.
Jawaban: C
Kata kunci pada kutipan novel tersebut adalah takut. Pilihan jawaban yang berkaitan
dengan takut terdapat pada pilihan jawaban C. kalimat pada pilihan jawaban A,B,D,
dan E tidak berkaitan dengan isi cerita.
34
Contoh Soal
1. Perhatikan pantun rumpang berikut!
Sungguh indah Pulau Bali,
[...]
Kalau pandangan tak lagi jeli,
Sudah saatnya berkaca mata
Larik yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah...
A. Indah pemandangan tiada tara.
B. Banyak wisatawan mancanegara.
C. Disebut orang pualu Dewata.
D. Biawak hidup di dalam rawa.
E. Bu tani datang membawa semangka.
Jawaban : C
Pantun memiliki rima a-b-a-b dan memiliki suku kata berjumlah 8-12 kata. Suku
kata akhir larik kedua harus sama dengan larik keempat. Oleh karena itu, larik yang
tepat untuk mengisi pantun rumpang adalah pilihan jawaban C. Larik pada pilihan
jawaban A, B, D, dan E tidak tepat karena suku kata akhir larik tidak sama dengan
suku kata akhir larik keempat.
larik bermajas perbandingan yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah
A. Seperti kain terjuntai di atas lantai
B. Bak permata dalam ganggamanku
C. Bagai bunga bermekaran di taman
D. Bagaikan burung yang terbang tinggi
E. Bagaikan gunung yang menjulang tinggi
35
JAWABAN :Dd
Puisi tersebut membahas keindahan alam Indonesia yaitu berbagia jenis Bungan
tumbuh di alam Indonesia dan berhawa sejuk. Larik bermajas perbandingan yang
tepat untuk melengkapi pusis tersebut terdapat pada pilihan jawaban D hatiku
bahagia ingin menari ibaratkan dengan burung terbang tinggi.
[. . . ]
Berharta bukan, berhak pun bukan
Inilah nasib negeri nanda
Memerah madu menguruskan badan
Karya : roestarn effendi
Dikutip dari : suyono suyatno, joko adi sasmito, dan erli yeti, antologi puisi
Indonesia modern anak-anak, Jakarta yayasan obor Indonesia, 2008.
kata berima yang tepat untuk melengkapi baik puisi tersebut adalah…
A. Sedih hati melihat engkau
B. Rakyat meratap sedih
C. Menangisi negeri tercinta
D. Hati teriris melihat penderitaan
E. Menangis mata melihat makhluk
JAWABAN : E
Larik yang mengandung rima untuk melengkapi puisi tersebut teradapat pada
pilihan jawaban E rima dalam baris tersebut berupa aliterasi. Aliterasi atau
persamaan bunyi konsonan pada satu baris dalam larik puisi adalh menangis mata
melihat makhluk.
Contoh Soal
Perhatikan kutipan teks ulasan berikut!
“Athirah” adalah film drama yang mengisahkan keluarga Indonesia. Film ini
dilatarbelakangi oleh budaya bugis Makassar yang memikat tokoh utama dalam
film “athirah” adalah athirah, sosok wanita yang selalu berpikir positif. Film ini
akan memperlihatkan bahwa athirah selalu tegar dalam menghadapi berbgaia
permasalahan yang ada [. . .]
Disadur dari :https://posfilm.com/synopsis-film-sthirah-2016-pahit-manis-kisah-hdup-ibunda-jusuf-kalla/3 oktober 2016
36
JAWABAN : A
teks ulasan tersebut mengulas film “athirah”. Kata kunci dalam teks ulasan
rumpang tersebut adalah tegar. Kalimat pada pilihan jawaban yang berkaitan dengan
kata kunci teks ulasan tersebut adalah A . kalimat pilihan jawabn C berkaitan dengan
kalimat sebelumnya. Sementara itu kalimat pada pilihan jawaban B, C, D, dan E tidak
logis jika digunakan untuk melengkapi teks ulasan.
3. Ungkapan
Ungkapan atau idiom adalah gabungan kata yang memiliki makna khusus dan
tidak dapat diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa dan situasi lain.
Contoh:
Muka manisnya sering mengecoh orang-orang yang berusaha mendekatinya.
Kata ‘muka manis’ merupakan ungkapan yang berarti ‘menarik’.
Kalimat adalah deretan kata yang mengandung satu pengertian lengkap. Setiap
kata memiliki jabatan yang berbeda. Ada yang jabatannya subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan. Jabatan-jabatan kata dalam kalimat tersebut
membentuk pola kalimat. Berikut pola kalimat utama dalam bahasa Indonesia.
37
Contoh:
Bahasa menunjukkan bangsa, artinya budi bahasa (tutur kata dan kelakuan)
seseorang menunjukkan sifat dan asal-usul keturunan seseorang.
Contoh Soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
Mulolo adalah tarian pergaulan suku bangsa Tolaki. Tarian ini dibawakan secara
massal sambil bergandengan tangan membentuk lingkaran. Tarian ini untuk
mengungkapan rasa syukur masyarakat atas keberhasilan yang telah dicapai. Tarian
ini juga sering menjadi ajang pertemuan muda-mudi untuk mencari jodoh.
Disadur dari: M. Purwati, Pesona Wisata Sulawesi Tenggara, Klaten, Intan Pariwara, 2010
Jawaban: B
Sinonim disebut juga persamaan kata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
persamaan kata ajang adalah tempat. Kata dalam pilihan jawaban a, c, d, dan e
bukan persamaan kata ajang.
Jawaban: C
Ungkapan yang sesuai dengan isi cerita tersebut adalah mulut manis. Ungkapan
mulut manis menggambarkan keadaan tokoh gadis yang terjebak dan terbuai oleh
perkataan kekasihnya. Ungkapan membuka hati berarti menerima saran. Ungkapan
mulut berbisa berarti perkataan yang mencelakakan. Ungkapan kelembutan hati
berarti perasaan damai. Ungkapan kebahagiaan semu berarti kebahagiaan sesaat.
39
Jawaban: A
Peribahasa tak ada gading yang tak retak berarti tidak ada sesuatu yang sempurna.
Peribahasa baru mendapatkan gading bertuah berarti mendapatkan sesuatu yang
berharga. Peribahasa panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari berarti kebaikan
yang banyak dihapuskan oleh keburukan yang hanya dilakukan sekali. Peribahasa
air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga berarti keadaan seorang anak tidak
jauh dari orang tuanya. Peribahasa enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan
berarti mengerjakan pekerjaan yang melibatkan banyak orang harus berunding
terlebih dahulu. Jadi, peribahasa yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut
adalah pilihan jawaban A.
Kata berkonotasi negatif yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah….
A. Buruh
B. Pekerja
C. Pegawai
D. Karyawan
E. Tenaga kerja
Jawaban: A
Paragraf tersebut menggambarkan bahwa setiap buruh pabrik akan mendapat gaji
setiap bulan. Gaji yang diterimanya akan dikelola dengan baik sehingga semua
kebutuhan keluarga akan tercukupi. Kata pekerja, pegawai, karyawan, dan tenaga
kerja termasuk konotasi positif. Jadi, konotasi negatif terdapat pada pilihan jawaban
A.
40
Jawaban A
Kalimat pada soal berpola :
Para siswa membaca pengumuman ujian dengan tegang.
S P O K
Contoh Soal
1. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1) Satai Tambulins merupakan salah satu kekayaan kuliner di Provinsi Sulawesi
Tenggara.
2) Cara memasaknya hampir sama dengan satai biasa, yaitu daging dipotong kecil-
kecil.
3) Setelah itu daging ditusukkan satu per satu pada tusuk satai, lalu dibakar di atas
bara api.
4) Daging tersebut dicampur dengan bumbu, minyak goreng, dan air jeruk nipis.
5) Makanan ini terbuat dari daging has dengan bumbu, seperti bawang merah, bawang
putih, cabai merah, cabai rawit, jahe, garam, dan sedikit gula pasir.
Disadur dari : M. Purwati, Pesona Wisata Sulawesi Tenggara, Klaten, Intan Pariwara,2010
Urutan kalimat tersebut agar menjadi paragraf eksposisi yang padu adalah . . . .
A. 1)-2)-4)-3)-5)
B. 1)-2)-5)-4)-3)
C. 1)-3)-5)-2)-4)
D. 1)-4)-3)-2)-5)
E. 1)-5)-2)-4)-3)
Jawaban : E
Untuk menyusun kalimat acak menjadi paragraf padu harus ditentukan kalimat utama.
Kalimat utama dalam kalimat-kalimat tersebut ditunjukkan oleh kalimat berangka 1).
Oleh karena itu, kalimat 2), 3), 4), dan 5) merupakan kalimat penjelas. Susunan kalimat
tersebut agar menjadi paragraf padu adalah 1)-5)-2)-4)-3).
42
Urutan kalimat tersebut agar menjadi paragraf eksposisi yang padu adalah . . . .
A. 1)-2)-4)-5)-3)
B. 1)-3)-2)-4)-5)
C. 1)-3)-4)-2)-5)
D. 1)-4)-2)-3)-5)
E. 1)-5)-3)-2)-4)
Jawaban : C
Kalimat utama dalam kalimat-kalimat tersebut ditunjukkan oleh kalimat yang
berangka 1). Oleh karena itu, kalimat yang berangka 2), 3), 4), dan 5) merupakan
kalimat penjelas. Susunan kalimat tersebut agar menjadi paragraf padu adalah 1)-3)-
4)-2)-5).
Jawaban : C
Kalimat utama dalam kalimat-kalimat tersebut ditunjukkan oleh kalimat yang
berangka 1). Oleh karena itu, kalimat yang berangka 2), 3), 4), 5), dan 6) merupakan
kalimat penjelas. Susunan kalimat tersebut agar menjadi paragraf padu adalah 1)-3)-
2)-5)-4)-6).
43
1. Konjungsi Koordinatif
Contoh:
Dan, serta, tetapi, sedangkan, melainkan, atau
2. Konjungsi Korelatif
Contoh:
a. baik . . . maupun . . .
b. tidak . . .tetapi . . .
c. bukan . . . melainkan . . .
d. sedemikian . . . sehingga . . .
e. entah . . . entah . . .
f. jangankan . . . , . . . pun
3. Konjungsi subordinatif
a. Subordinatif penanda ‘waktu’
Contoh:
ketika sejak, sambil, selagi, sesudah, sebelum
b. Subordinatif penana ‘syarat’
Contoh:
jika, kalau, jikalau, asal, bila, manakala
c. Subordinatif penanda ‘tujuan’
Contoh:
agar, supaya, biar
d. Subordinatif penanda ‘pengandaian’
Contoh:
andaikata, seandainya, umpamanya
e. Subordinatif penanda ‘konsensif’
Contoh:
biarpun, walaupun, meskipun
f. Subordinatif penanda ‘pembandingan’
Contoh:
seperti, bagai, seolah-olah, seakan-akang
g. Subordinatif penanda ‘sebab’
Contoh:
oleh karena itu, oleh sebab itu, sebab, karena
h. Subordinatif penanda ‘hasil/akibat’
Contoh:
Sehingga, sampai, maka
i. Subordinatif penanda ‘atributif’
Contoh:
Yang
j. Subordinatif penanda ‘perbandingan’
Contoh:
Sama . . . dengan . . . , lebih . . . daripada . . .
k. Subordinatif penanda ‘komplementatif’
Contoh:
Bahwa
44
4. Konjungsi Antarkalimat
Contoh:
Oleh karena itu, walaupun demikian, akan tetapi, bahwasanya, sebaliknya, selain itu,
kecualil itu, lagi pula
Contoh Soal
1. Perhatikan kutipan berikut!
Saat berwisata ke Propinsi Banten cobalah rabeg. Rabeg adalah makanan
khas Banten seperti gulai kambing [. . .] rawon. [. . .], rabeg lebih kaya bahan
rempah-rempah. Makanan tersebut terbuat dari daging [. . .] jeroan kambing yang
dipotong
Disadur dari: Giyarto, Pesona Wisata Banten, Klaten, Intan Pariwara, 2010
Jawaban: A
Penggunaan kata penghubung harus sesuai dengan isi dan maksud dalam paragraf.
Kalimat kedua dapat dilegkapi kata penghubung atau. Kata penghubung atau
menerangkan pemilihan antara gulai kambing dan rawon. Kedua kata tersebut
dapat digunakan slah satu dalam kalimat. Kalimat ketiga dapat dilengkapi kata
penghubung namun yang memiliki makna ‘pertentangan’. Kalimat keempat dapat
dilengkapi kata penghubung dan yang memiliki makna ‘penggabungan’ antara
daging dan jeroan kambing.
Jawaban: B
45
Penggunaan kata penghubung harus sesuai dengan isi dan maksud dalam paragraf.
Kalimat keempat dapat dilengkapi kata penghubung bahwa yang memiliki makna
‘penjelas’. Kalimat kelima dapat dilengkapi kata penghubung oleh karena itu yang
memiliki makna ‘akibat’. Kalimat keenam dapat dilengkapi kata penghubung jika
yang memiliki makna ‘syarat’.
keduanya menunjukan makna jamak. Kata ibu tidak perlu diulang. Suntingan
kalimat tersebut adalah Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan
bersih atau Ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
Contoh soal
1. Perhatikan paragraf berikut!
1) Bergadang adalah keadaan seseorang berjaga tidak tidur sampai larut malam.
2) secara normal, kita harus tidur minimal delapan jam sehari. 3) seseorang yang suka
bergadang pasti waktu tidurnya kurang dari enam jam. 4) kita harus cukup tidur karena
dapat mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari aktivitas sehari-hari. 5) kita membiarkan
tubuh memperbaiki metabolisme dengan cara tidur.
Kalimat yang menggunakan kata tidak tepat ditunjukan oleh kalimat yang berangka….
A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
E. 5)
Jawaban : D
Dalam kalimat yang berangka 4) pada paragraf tersebut terdapat penggunaan kata tidak
baku. Kata tidak baku dalam kalimat tersebut adalah kata aktivitas. Kata aktivitas
seharusnya diperbaiki menjadi aktivistas.
4. Kata Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari
bahasa laim, seperti bahasa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosakata dari
basaha asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu
kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik
aspek pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata seperti itulah yang dinamakan
kata-kata serapan.
Masuknya kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia ditempuh dengan
berbagai cara sebagai berikut.
a. Cara adopsi, terjadi jika pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata
asing itu secara keseluruhan. Kata supermarket, plaza, mal, dan hotdog
merupakan contoh kata hasil penyerapan adopsi.
b. Cara adaptasi, terjadi jika pemakai bahasa hanya mengambil makna asing itu,
ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Kata-
kata reformasi, pluralisasi, akseptabilitas, dan maksimal merupakan contoh kata
serpan adaptasi.
c. Cara penerjemahaan, terjadi jika pemakai bahasa mengambil konsep uang
terkandung dalam bahasa asinf tersebut. Kemudian , kata tersebut dicari
padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata tumpang-tindih, percepatan, proyeksi
rintisan, dan uji coba merupakan kata-kata yang lahir karena proses
penerjemahan dari bahasa Inggris overlap, acceleration, pilot project, dan tryout.
d. Cara kreasi, terjadi jika pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada
pada sumbernya. Kemudian, ia mencari padanannya dalam bahasa Indonesia.
Meskipun sekilas mirip penerjemahan, cara terakhir ini memiliki perbedaan.
Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Kata
47
dalam bahasa asli dapat terdiri atas satu katam sedangkan dalam bahasa
Indonesia menjdai dua kata atau lebih. Contohnya effective menjadi berhasil
guna, shuttle menjadi ulak alik, dan sparepart menjadi suku cadang.
5. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan merupakan kata yang dibentuk dengan melekatkan
imbuhan. Imbuhan dibedakan menjadi empat jenis, yaitu awalan, akhiran, awalan dan
akhiran, serta sisipan.
a. Awalan disebut juga prefiks. Ada beberapa jenis awalan, yaitu men-, ber-,
di, ter, peN-, pe- , se-, per, dan ke-.
1) Awalan men- memiliki makna ‘menyatakan perbuatan’, ‘menjadi’,
‘mengguankan apa yang ada bentuk dasarnya’,’menuju ke’,dan ‘dalam
keadaan’.
2) Awalan ber- memiliki makna ‘menyatakan perbuatan’ , ‘dalam keadaan’ ,
‘kumpulan’, ‘menggunakan’, dan ‘memiliki’.
3) Awalan di- memiliki makna ‘melakukan perbuatan pasif’.
4) Awalan ter- memiliki makna ‘melakukan perbuatan pasif’, ‘tidak sengaja’, ‘
paling’ , dan ‘kemungkinan’.
5) Awlan peN- memiliki makna ‘melakukan perbuatan’, ‘alat’, ‘memiliki sifat’,
‘yang menyebabkan sifat’, dan ‘melakukan perbuatan yang tertera dalam
bentuk dasar’.
6) Awalan pe- memiliki makna ‘orang yang melakukan kegiatan atau pekerjaan’
dan ‘orang yang di-‘.
7) Awalan per- memiliki makna ‘membuat jadi’ dan ‘menganggap sebagai apa’.
8) Awalan se- memiliki makna ‘satu’, ‘seluruh’, ‘sama seperi’, dan ‘setelah’.
9) Awalan ke- memiliki makna ‘kumpulan’ dan ‘urutan’
b. Sisipan disebut pula infiks
Sispan dapat dibedakan menjadi –in-, -el-, -em-, -er-, dan –ah-. Sisipan –in-
digunakan dalam kata kinerja, sinambung, dab tinambah. Sisipan –el- digunakan
dalam kata gelembung, geletar, dan leluhur. sisipan –em- digunakan dalam kata
gemerlap, gemetar, dan gemilang. Sisipan –er- digunakan dalam kata gerigi,
serabut, dan seruling. Sementara itu, sisiapn –ah- digunakan dalam kata dahulu
dan sahaja.
c. Akhiran disbut juga sufiks. Ada beberapa jenis akhiran, yaitu –kan, -i, dan –
an.
1) Akhiran –kan memiliki makna ‘melakukan perbuatan untuk orang lain’,
‘membuat jadi’, ‘menyebabkan jadi’, ‘menganggap’ dan ‘membawa/
memasukkan’.
2) Akhiran –i memiliki makna ‘perbuatan berulang-ulang’, ‘memberi apa yang
ada dalam bentuk dasarnya’, ‘tempat’, dan ‘menyebabkan jadi’.
3) Akhiran –an memiliki makna ‘sesuatu yang berhubungan dengan bentuk
dasarnya’, ‘tiap-tiap’, ‘satuan’, ‘beberapa’, dan ‘sekitar’.
d. Akhiran asing
1) Akhiran –man, -wan, dan –wati
Ketiga akhiran tersebut berasal dari bahasa sansekerta. Akhiran –man muncul bila
kat dasar yang diikutinya berakhir dengan vokal i. Imbuhan –wati muncul apabil
kata dasar yang diikutinya berakhir dengan semua vokal. Imbuhan -man dan -
wan menunjukkan jenis kelamin laki-laki, sedangkan -wati menunjukkan jenis
kelamin perempuan. Imbuhan -man termasuk imbuhan yang improduktif, artinya
48
6. Kata Ulang
Kata ualng merupakan kata yang dihasilkan dari proses reduplikasi atau
pengulangan. Proses pengulangan merupakan proses pembentukan kata dengan
mengulang kata dasarnya, baik secara utuh maupun sebagian, dengan variasi fonem
ataupun tidak. Bentuk dasar tersebut dapat berupa kata dasar, kata berimbuhan, atau
kata majemuk. Proses pembentukan kata melalui proses reduplikasi pada dasarnya
tidak mengubah jenis kata.
Dalam bahasa Indonesia terdapat empat macam pengulangan. Macam-macam
pengulangan sebagai berikut.
a. Pengulangan Utuh (seluruhnya)
Pengulangan utuh merupakan proses pengulangan seluruh bentuk
dasar.Pengulangan utuh disebut pula dwilingga, contohnya rumah-rumah.
b. Pengulangan Sebagian
(1) Pengulangan sebagian merupakan proses mengulang sebagian bentuk
dasar baik di depan atau di belakang. Pengulangan sebagian dibagi
menjadi dua, yaitu dwipurwa dan dwiwasana.
(2) Dwipurwa adalah proses pengulangan bentuk dasar dengan mengulang
suku kata pertama bentuk dasarnya saja, contohnya pepohonan dan
tetangga.
49
CONTOH SOAL
1. Perhatikan paragraf berikut!
Ketersediaan gas alam yang jauh lebih tinggi dibandingkan cadangan minyak
bumi dunia menyebabkan energi fosil ini menjadi salah satu […] utama pengganti
minyak bumi dalam waktu dekat. Emisi yang dikeluarkan dalam pembakaran gas
alam juga […] lebih ramah lingkungan. Tidak heran jika program […] minyak
tanah ke gas mendapat apresiasi dari banyak penggiat kelestarian lingkungan dunia.
50
Jawaban: D
Agar menjadi padu, bagian-bagian rumpang tersebut harus diisi dengan kata
berimbuhan. Kata-kata berimbuhan diperbarui, bermanfaat, dan dikaitkan merupakan
kata yang tepat untuk mengisi bagian-bagian rumpang tersebut. Jadi, jawaban yang
tepat terdapat pada pilihan jawaban D. Kata berimbuhan pada pilihan jawaban A, B, C,
dan E tidak sesuai konteks kalimat dalam paragraf tersebut.
51
Kata ulang berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah...
A. Sehari-hari, kebata-bataan, main-mainan
B. Berhari-hari, terbata-bata, bermain-main
C. Berhari-hari, kebata-bataan, bermain-main
D. Sehari-harian, terbata-bata, bermain-main
E. Sehari-hari, terbata-bata, main-mainan
Jawaban: B
Bagian rumpang tersebut harus diisi dengan kata ulang yang sesuai agar menjadi paragraf
padu. Kata ulang untuk mengisi bagian rumpang tersebut adalah berhari-hari, terbat-bata,
dan bermain-main. Jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban B.
Jawaban: E
Paragraf tersebut harus diisi dengan frasa tepat agar menjadi paragraf padu. Frasa yang
tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah frasa sungguh indah, sangat
mengasyikkan, dan sangat bening. Sementara itu, frasa dalam pilihan jawaban A, B, C,
dan D tidak tepat jika digunakan untuk mengisi paragraf rumpang karena paragraf
menjadi tidak padu dan tidak logis.
1). Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
diikuti rngkaian atau pemerian.
Contoh:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
52
lemari.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kertas, pensil, penghapus, dan penggaris.
2). Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungakapan yang
memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Fajar Santosa
Sekretaris : Arina Pratiwi
Bendahara : Wina Anggraini
3). Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ayah : Bawa tas ini, Nak!
Ibnu : Iya, yah.
Ayah : Letakkan dengan benar, ya?
4). Tanda titik dua dipakai antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b)
baba dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu
karangan, serta (d) nama kota penerbit bbuku acuan dalam karangan
Contoh:
Intisari, XLIII: No. 9/2014
Surah Ar-Rum: 21
Kumpulan Cerita Pendek: Hujan Kepagian
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga, Jakarta: Jakarta Pusat
c. Tanda Petik (“ “)
1) Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
Ibu berkata, “Paman akan datang nanti sore.”
2) Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Sajak “Hujan di Bulan Juni” terdapat pada halaman 8 buku itu.
3) Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Kakak suka memakai celana panjang yang dikenal dengan nama
“cutbrai”.
Contoh Soal
1. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1). Celana “cutbray” pada zaman dahulu disukai para pemuda.
2). Kami akan menonton film “Danur” yang disutradai Awi Suryadi.
3). Ibu bertanya, “Apakah buku PR-mu sudah dimasukkan di tas, Ima?”
4). “Bang Udin sering disebut sang pelopor”, ia sendiri tak tahu sebabnya.