Muhamad Najih Maimoen - Islam Nusantara Dan Konspirasi Kaum Liberal

72_______________________ ISLAM NUSANTARA
F
DAN KONSPIRASI KAUM LIBERAL _______________71
70_______________________ ISLAM NUSANTARA
merupakan wujud sebagai hamba Allah yang
berkewajiban untuk mengingatkan terhadap
perkara yang menyimpang. Semoga mereka
segera bertaubat akan segala kesalahannya serta
memberikan klarifikasi yang benar kepada ISLAM NUSANTARA
khalayak umum, sehingga gagasan atau ide
mereka tidak mendatangkan musibah di Negeri DAN
ini, baik musibah moral maupun alam.
Wallohu A'lam bis Showwab KONSPIRASI KAUM
LIBERAL
OLEH:
KH. MUHAMMAD NAJIH MAIMOEN
4_______________________ ISLAM NUSANTARA DAN KONSPIRASI KAUM LIBERAL _______________69
merayakan imlek, natalan dst. Selengkapnya

baca buku kami ''Islam Nusantara dan Konspirasi
Kaum Liberal''.
Dengan demikian, Islam yang
semestinya merupakan Agama untuk
meluruskan dan memperbaiki budaya yang
berkembang di masyarakat, terplokamirkan
dari mereka bahwa Islam di Indonesia adalah
Disampaikan Pada: agama pendatang yang harus patuh dan
Kuliah Jum’at Perdana tunduk terhadap budaya-budaya Nusantara.
Na'udzubillahi Min Dzalik, sehingga umat
Madrasah Ghozaliyyah Syafi’iyyah
Islam di Indonesia terkesan ramah, tidak lagi
Karangmangu Sarang Rembang
fanatik dengan keislamannya, luntur ghiroh
4 Dzul Hijjah 1436 H. / 18 September 2015 M .
Islamiyahnya, yang jelas kemunculannya ini
menimbulkan konflik, pendangkalan akidah
serta menambah perpecahan di tengah-tengah
umat. Di saat umat bertanya-tanya, konflik
disana-sini, mereka berkelit untuk tidak
mempermasalahkan gagasan atau ide sesat
mereka, karena asumsi mereka yang menjadi
biang keladi perpecahan umat ialah komentar-
komentar dari umat. Ini sungguh aneh,
bukannya gagasan dan ide sesat merekalah
yang memicu konflik. Karena sebelumnya
tidak ada hal-hal baru yang bersinggungan
dengan syar'i ditampilkan dalam negeri ini.
Sedangkan kami yang turut berkomentar
menjaga harkat martabat Al-Qur'an dari hal-hal
ْ
‫ﷲ ا ﺮ َ ِﻦ ا ﺮ ِﺣﻴْ ِﻢ‬
yang dapat melecehkannya.
ِ ‫ا‬
Demikian kami paparkan alasan-alasan
‫ور‬ ُ ُ ‫ﷲ ِﻣ ْﻦ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﺑ‬
ُ ََُ ُُ َ ََْ ُ ُ ََْ
‫ﻮذ‬ ‫ﻌ‬ ‫و‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻴﻨ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﺴ‬ ‫و‬ ‫ه‬‫ﺪ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﷲ‬ ُ ‫ا ْ َ ْﻤ‬
‫ﺪ‬
keharaman pembacaan Al-Qur'an dengan ِ َ ِ ِ ِ ِ ِ
langgam Jawa beserta sanggahan terhadap
‫اﷲ َوأن‬ ُ ‫ أَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إ َ إﻻ‬،‫أَ ْ ُﻔﺴ َﻨﺎ َو ِﻣ ْﻦ َﺳ َﺌﺎت أَ ْ َﻤﺎ ِ َﺎ‬
ِ ِ ِ ِ
pendapat yang memperbolehkannya. Namun, َ َ
َُ َ َ ََ ُ ُ
َ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ً َُ
ِ ِ ‫ﻮل اﷲ ِ َو آ‬ ِ ‫ ﺻ اﷲ وﺳﻠﻢ رﺳ‬، ‫ﻤﺪا ﺒﺪه ورﺳﻮ‬
ْ َ َ
sejatinya terdapat doktrin sesat dibalik
ْ
fenomena ini. Pertunjukan pembacaan Al-Qur'an :‫ أﻣﺎ َﻌ ُﺪ‬،‫َو َﺻﺤ ِﺒ ِﻪ َو َﻣ ْﻦ َواﻻه‬
dengan langgam jawa ini tak lain merupakan
Islam Nusantara hadir disaat kaum liberal
rentetan akan pengamalan dan syiar Islam
dan para pembajak akidah beranggapan bahwa
Nusantara yang di usung oleh para kaum
Islam yang sekarang dianggap gersang,
liberal sebagai salah satu senjata mereka terkekang, ke-Arab-araban, anti seni, anti
untuk melemahkan sedikit demi sedikit budaya, anti kemajuan sekaligus anti emansipasi
keotentikan syariat-syariat Islam yang wanita. Gejala puritanisme menjadi alasan
berlandaskan Ahlussunnah Wal Jamaah. Islam lahirnya wacana Islam Nusantara. Menurut
Nusantara hadir untuk mensinkronkan Islam mereka, toleransi antar umat beragama semakin
dengan budaya dan kultur Indonesia. Dengan memudar dan jauh dari matriks-matriks
Islam Nusantara mereka mengajak umat pertemuan peradaban dengan agama lainnya.
untuk mengakui dan menerima berbagai Bagi mereka, Islam, Hindu, Budha, Kristen,
Protestan, dan Konghucu sama-sama agama
budaya sekalipun budaya tersebut non syar'i,
samawi yang mengajarkan kebaikan yang bisa
seperti fenomena pembacaan Al-Qur'an dengan
menghantarkan pemeluknya masuk surga.
langgam Jawa ini, doa bersama antar agama, Dengan Islam Nusantara, mereka menginginkan
pernikahan beda agama, menjaga gereja, Islam yang fleksibel, toleran, dan sinkretis.
Islam Nusantara hadir untuk men- mempersoalkan hal itu", ujarnya di komplek
sinkronkan Islam dengan budaya dan kultur istana negara, Jakarta (19/5/2015).
Indonesia. Ada doktrin sesat dibalik lahirnya
Sanggahan: Statement yang dilontarkan
wacana Islam Nusantara. Dengan Islam
oleh Lukman Hakim di atas, tentang pendapat
Nusantara mereka mengajak umat untuk
ulama yang memperbolehkan, masih perlu
mengakui dan menerima berbagai budaya
dipertanyakan, siapa ulama tersebut?
sekalipun budaya tersebut kufur, seperti doa
bersama antar agama, pernikahan beda agama, Apabila yang dia kehendaki adalah
menjaga Gereja, merayakan Imlek, Natalan dst. ulama-ulama sekarang sekelas Quraish Syihab
Mereka juga ingin meng-hidupkan kembali dan Ahsin Sakho, jelas telah terbantahkan oleh
budaya-budaya kaum abangan seperti nyekar, keterangan yang telah kami jelaskan dengan
ruwatan, sesajen, blangkonan, sedekah laut dan panjang lebar. Sedangkan apabila yang dia
sedekah bumi (yang dahulu bernama nyadran). kehendaki adalah ulama-ulama salaf terdahulu,
Dalam anggapan mereka, Islam di Indonesia maka sudah pasti dia salah alamat. Karena,
adalah agama pendatang yang harus patuh dan ulama-ulama salaf terdahulu, memperbolehkan
tunduk terhadap budaya-budaya Nusantara. pelanggaman Al-Qur'an dengan syarat harus
Tujuannya agar umat Islam di Indonesia mengikuti ilmu tajwid, bukan ilmu tajwid yang
terkesan ramah, tidak lagi fanatik dengan ke- mengikuti lagu. Adapun tentang lagu yang bisa
Islamannya, luntur ghiroh islamiyahnya. Ada merubah tajwid maka para ulama telah
misi "Pluralisme Agama" dibalik istilah Islam konsensus bahwa hukumnya adalah haram.
Nusantara, disamping juga ada tujuan politik Sebenarnya selain statement-statement
(baca; partai) tertentu, yang jelas munculnya ide yang telah disebutkan di atas, masih banyak
tersebut telah menimbulkan konflik, statement lainnya yang mendukung
pendangkalan akidah serta menambah diperbolehkannya pembacaan Al-Qur'an dengan
perpecahan di tengah-tengah umat. langgam jawa. Namun, secara garis besar
Ada ungkapanJawa "Othak-athik Mathuk/ semuanya telah tertepis dengan ketentuan-
Gathuk" (diotak-atik agar sesuai). Inilah ketentuan membaca Al-Qur'an yang harus
gambaran Islam Nusantara, dimana ajaran sesuai dengan kaidah tajwid serta kewajiban
satu jalan yang paling ringan dari dua hal Islam akan diotak-atik oleh otak (baca: hawa
negatif demi suatu kebenaran. dhoror pertama nafsu) agar sesuai dengan akal dan kearifan
dalam masalah ini adalah kemusyrikan rakyat lokal (baca: keinginan hawa nafsu). Salah satu
jawa, dan dhoror yang kedua adalah pengamalan dan syi'ar Islam Nusantara yang
penggunaan adat dan budaya yang berlaku di paling fenomenal adalah pembacaan al-Qur'an
tanah jawa yang non syar'i. diantara keduanya, dengan langgam jawa pada acara peringatan
sudah jelas bahwa dhoror kedualah yang lebih Isra' Mi'raj di Istana Negara, tanggal 15 Mei
ringan. Hal ini berbeda dengan situasi saat ini, 2015 dan dilanjutkan "Ngaji al-Qur'an Langgam
mayoritas rakyat Indonesia saat ini adalah Jawa dan Pribumisasi Islam" yang digelar oleh
muslim, jadi alasan untuk tetap memakai Majlis Sholawat Gusdurian di Pendopo Hijau
kaidah "irtikaabu akhoffiddlororain", sudah tidak Yayasan LkiS di Sorowajan, Bantul, Yogjakarta
ada. Dengan demikian, klaim meniru metode Rabo 27 Mei 2015. Bahkan Menteri Agama,
dakwah Wali Songo yang diutarakan oleh Lukman Hakim Saifuddin, tidak tanggung-
Menteri Agama secara praktis terpatahkan dan tanggung dalam mengam-panyekan ide Islam
tidak dapat dibenarkan. Nusantara dengan menggelar diskusi mingguan
dengan nama "Majlis Kemisan" di rumah
d. Mengikuti pendapat yang mem- dinasnya, Kompleks Perumahan Widia Chandra
perbolehkan III Jl. Gatot Subroto, Jakarta. Menteri agama
Sebagai pembelaan, Lukman Hakim juga berjanji akan menggelontorkan dana untuk
berdalih bahwa pelanggaman Jawa Al-Qur'an proyek tersebut.
mengikuti pendapat ulama yang mem- Tak ketinggalan, Presiden Jokowi turut
perbolehkannya. "Jadi terkait pembacaan Al- memberi dukungan dan apresiasi terhadap ide
Qur'an dengan langgam Jawa, memang ada sebagian Islam Nusantara, dukungan tersebut ia
kalangan yang bertanya-tanya. Tapi, sejauh ini kami sampaikan pada saat sambutan di acara Munas
berpegangangan pada ulama' yang membolehkan itu. NU dan Istighosah Menyambut bulan
Oleh karena itu, kementrian Agama berpandangan Ramadhan 1436 H dengan tema "Meneguhkan
kepada yang membolehkan meskipun kami Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia
menghormati pandangan sebagian kalangan yang dan Dunia" Selasa 14 Juni 2015 bertempat di
masjid Istiqlal, yang akhirnya menjadi tema pada hadist dho'if sebagaimana keterangan di
Muktamar NU di Jombang. atas? atau apakah Quraish Syihab tidak
(www.fimadani.com) menganggap para sinden termasuk orang fasiq?
Sehingga beliau hanya mementingkan
Ucapan selamat berupa karangan bunga
dari Pondok Pesantren Al-Qodir Tanjung tajwidnya benar, mengesampingkan latar
Wukirsari Cangkringan Sleman atas peresmian belakang lagu yang dipakai membaca. (nada
gereja Katholik Santo Fransiskus Xaverius lagu yang biasa dipakai para sinden)
Cangkringan dan keikutsertaan santri pondok c. Meniru cara dakwah Wali Songo
tersebut bermain hadroh di gereja tersebut pada
acara yang sama pada tanggal 10 Juli 2015, Dalam hal ini, Menteri Agama Lukman
semakin menambah bukti corak Islam Hakim Saifuddin mengatakan bahwa tujuan
Nusantara yang mereka kehendaki. pembacaan Al-Qur'an dengan langgam jawa
Mereka mencoba menginterpretasi ulang adalah untuk menjaga dan memelihara tradisi
agama Islam sesuai kemauan hawa nafsu dan Nusantara dalam menyebar luaskan ajaran
syahwat duniawi mereka untuk diselaraskan Islam di tanah air.
dengan dunia modern, agar umat Islam bisa
Sanggahan: Perlu kita ketahui, masa
menjaga dan berpidato di gereja, dan sebaliknya
disaat Wali Songgo menyebarkan Islam kala itu
para pendeta, pastor dan biksu bisa berpidato
adalah masa dimana penduduk jawa masih
dan berkhutbah di masjid. Sebagai contoh
banyak yang belum masuk islam dan abangan.
seorang kiai NU, Gus Nuril Arifin, pengasuh
Ketidak ingkaran beliau-beliau secara nyata
Pondok Pesantren Multi Agama bernama “Soko
tentang adat atau budaya non syar'i pada saat
Tunggal” di Semarang dan “Soko Tunggal
itu dilandasi dengan alasan yang kuat berupa
Abdurrahman Wahid” di Rawamangun Jakarta
menghindari sentiment dari masyarakat akan
timur, memberikan ceramah agama di Gereja
Islam karena pada waktu itu memang
Bethany Tayu Pati dan beberapa gereja lainnya.
merupakan hal yang tabu untuk mereka,
Dia juga mengatakan bahwa “Keturunan
sehingga para Wali Songo memakai kaidah
Rasulullah SAW sudah tidak ada, semua sudah
Syar'i "irtikaabu akhoffiddlororain" yakni memilih
mati dibunuh. Arab-arab di Indonesia adalah
termasuk golongan kaum tersebut”.(HR. Abu Arab Badui semua, bukan keturunan Sayyidina
Dawud, Al-Baihaqi, Ahmad,dan Ibnu hibban ). Ali dan Nabi Muhammad SAW”, “Islam di
konsekuensi tasyabbuh dengan ahli kitab Indonesia didatangkan oleh Sultan Ahmad
dan orang-orang fasiq, ialah terdapat unsur Tsani dari berbagai madzhab, meliputi Sunni,
melecehkan Al-Qur'an yang mana hal ini selaras Syi’i, dan lainnya. Juga dari berbagai kultur dari
dengan nash-nash Alqur'an yang menunjukkan seluruh dunia, seperti Cina, Pakistan, India, dan
keagungan Al-Qur'an dan menyuruh kita untuk lainnya, bukan dari Arab saja”.
mengagungkannya. Ada cerita dari KH. Sholahuddin Munshif
Salah satu nash Al-Qur'an yang menunjukan Jember ketika beliau menghadiri undangan
tentang keagungannya, yaitu: haul di daerah Kapuas, Kalimantan Tengah,
َ َ ُْ َ ٌ َ ٌ ْ َُ ُ
hadir disitu bupati Kapuas yang beragama
‫ﻮن ۝ ﻻ َﻤﺴ ُﻪ ِإﻻ‬
ٍ ‫ﺎب ﻣﻜﻨ‬
َ
ٍ ‫إِﻧﻪ ﻟﻘﺮآن ﻛ ِﺮ ﻢ ۝ ِ ِﻛﺘ‬ Kristen lengkap dengan atribut seorang muslim.
َ ْ
(٧٩-٧٧ ‫ا ُﻤ َﻄﻬ ُﺮون ۝ )ا ﻮاﻗﻌﺔ‬
Bahkan beliau mendapatkan cerita dari orang
yang hadir disitu, istrinya yang beragama
"Dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang kristen menjadi ketua muslimat NU di daerah
sangat mulia, dalam kitab yang terpelihara (Lauh setempat. Demikian ini, tentunya bisa juga terjadi
Mahfudz), tidak ada yang menyentuhnya selain di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya
hamba-hamba yang disucikan"(QS.Al-waqi'ah 77-79). kafir-kristen, seperti Palangkaraya, Tapanuli
Selatan, Papua, serta daerah-daerah lainnya.
Maka sepantasnya haram membaca Al-
Qur'an dengan langgam jawa. Karena seperti Fenomena haji yang menggunakan
keterangan di atas bahwa langgam jawa blangkon (tidak berkopyah) sebagai atribut
merupakan langgamnya orang-orang fasiq. KBIH Arafah, Bangsri, Jepara, di bawah
pimpinan KH. Nuruddin Amin juga terinspirasi
Sekarang pertanyaannya, sebagai orang
dari ide Islam Nusantara. Pimpinan KBIH
yang mendapatkan gelar ahli tafsir, apakah
tersebut mengatakan: “Makanya kami sengaja
Quraish Syihab berani menafikan mengenai
mempraktikkan pengamalan Islam Nusantara
kandungan makna ‫ﻢ و ﻮن أﻫﻞ ا ﻜﺘﺎب واﻟﻔﺴﻖ‬ ‫و ﻳﺎ‬ dengan wujud memakai blangkon”.
Sejak beberapa hari terakhir, media Adapun pemaparan Qurais Syihab
banyak memberitakan warga pulau dewata tentang para pakar hadist yang memvonis
dihebohkan dengan beredarnya foto pernikahan lemahnya hadits ini, hal ini memang benar
sejenis di medsos dengan latar belakang adanya. Namun, seperti kita ketahui dalam
perbukitan di bali. Dalam akun media social disiplin ilmu mustolahul hadist, ketika ada
facebook yang bernama Joe Tully itu, terlihat hadist lain yang menguatkan/syahid yang
jelas foto pernikahan sejenis tersebut berlangsung. semakna dengan hadis dho'if tersebut, maka
Bahkan si pemilik akun menuliskan peristiwa derajat hadist tersebut bisa naik menjadi hasan
penting dalam hidupnya. selain itu juga ada sehingga sah untuk dijadikan dalil terhadap
adegan salah satu pengantinnya sungkem sebuah hukum.
kepada ibunya, pernikahan sejenis itu diduga
Diantara makna yang terkandung dari
berlangsung di daerah Ubud, Bali.
bunyi lafadz hadist
(sindonews.com)
ْ ْ ْ َ ُ ْ ُ
Menurut KH. Idrus Ramli, saat jumpa pers ‫ﻜﺘﺎ َ ِ وأﻫ ِﻞ اﻟ ِﻔ ْﺴ ِﻖ‬
ِ ‫َو ﻳﺎ ﻢ َو ُﻮن أﻫ ِﻞ ا‬
di media center muktamar NU ke-33 di Jombang Artinya: takutlah kamu untuk membaca Al-
menyatakan:"Ada tiga kelompok yang menyusup Qur'an dengan irama ahli kitab dan orang-orang fasiq.
masuk dalam struktur PBNU. Ada kelompok adalah adanya unsur tasyabbuh dengan
pengurus yang berlatar belakang membela Syi'ah, ahli kitab dan orang-orang fasiq seperti yang di
ada yang berkepentingan untuk wahhabiyah telah di jelaskan dalam kitab Mirqoh al-Mafatih
dan ada yang mempunyai misi menyebarkan Syarh Misykah Al-Mashobih.
ideologi liberal" (www.jatimtimes.com). Makna ini didukung oleh hadist, yaitu:
َ َ ََ
ٍ‫ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ َو َﻣ ْﻦ ﺸﺒﻪ ﺑِﻘ ْﻮم‬
Menurut Kiai Idrus, Istilah Nusantara
merupakan istilah yang digunakan oleh
ْ َ
masyarakat sebelum datangnya Islam di (‫ واﺑﻦ ﺣﺒﺎن‬،‫ ا ﺪ‬، ‫ ا ﻴﻬ‬،‫ُﻬ َﻮ ِﻣﻨ ُﻬ ْﻢ )رواه اﺑﻮ داود‬
Indonesia. Dalam catatan sejarah, istilah
Rosululloh SAW. Bersabda ”Barang
Nusantara dideklarasikan oleh Patih Gajah siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia
dengan mengulang-ulangnya seperti pengulangan Mada, setelah diangkat sebagai Amangkubumi
para penyanyi dan para pendeta atau seperti tangisan di Kerajaan Majapahit. Dalam bahasa agama,
orang yang dibayar untuk menangisi seorang yang istilah Nusantara adalah istilah Jahiliyyah, yaitu
meninggal dunia." (HR.Baihaqi)
istilah yang digunakan masyarakat kita sebelum
Muhammad Quraish Syihab, Mantan Menteri masuknya Islam ke Indonesia. Berkaitan dengan
Agama, sebagai dukungan memperbolehkan konteks ini, Islam mencela untuk mengajak atau
pembacaan Al-Qur'an langgam jawa, me- menyerukan pada suatu istilah atau slogan yang
nanggapi hadits di atas, beliau berkata; digunakan oleh orang-orang jahiliyyah.
"Hadits tersebut kalaupun dinilai shahih, Mereka secara struktural dan

maka itu bukan berarti bahwa langgam selain terorganisir bergerak ingin mengacak-acak
langgam Arab beliau (nabi-red.) larang. Bukankah dan merubah tatanan ideologi NU, yaitu
beliau menganjurkan untuk membaca dengan baik ideologi Sunni, Asya'irah dan Maturidiyah,
dan indah selama ketentuan tajwidnya telah berpegang pada al-Qur’an dan Hadits serta
terpunuhi , apalagi sementara pakar hadits menilai qaul-qaul ulama salafus sholih dalam
riwayat yang diriwayatkan oleh An-Nasaiy Al- bermadzhab empat, diganti menjadi ideologi
Baihaqy dan At-Thabarani di atas lemah karena liberal ala Islam Nusantara sebagai bentuk
dalam rangkaian perawinya terdapat Baqiyah bin al- kelangsungan ide Gus Dur "Pribumisasi
Walid yang dikenal lemah dalam riwayat-riwayat- Islam". Lewat Islam Nusantara mereka ingin
nya. Demikian, Wallohu A'lam (merdeka.com. menghidupkan kembali sistem Hindu-Budha
20/5/2015). ala Majapahit. Ada aroma komunis di balik
Sanggahan: Statement Quraish Syihab wacana Islam Nusantara.
perihal kebolehan membaca Al-Qur'an dengan
langgam jawa selama mengikuti kaidah tajwid
serta menjaga harkat dan martabat Al-Qur'an
itu telah kami sanggah pada point A.
Pengertian Islam Nusantara versi Kaum Andaikan mungkin, meskipun dalam
Liberal hal ini hampir mustahil, orang sekelas KH. Prof.
Dr. Ahsin Sakho Muhammad semestinya juga
Dalam tajuk Wawancara di Majalah Aula
tahu akan kewajiban mengagungkan Al-Qur'an.
seperti dikutip www.pesantrenpedia.com, Ahmad
Padahal seperti telah dijelaskan sebelumnya
Baso, (aktifis NU yang menulis buku berjudul
bahwa pembacaan Al-Qur'an dengan langgam
“Islam Nusantara”) mengatakan yang dimaksud
jawa, jelas-jelas mengandung unsur istihza'
Islam Nusantara adalah “Cara bermadzhab
(pelecehan) terhadap Al-Qur'an, karena
secara qauli dan manhaji dalam ber-istinbath
membacanya dengan lagu yang biasa
tentang Islam dari dalil-dalilnya yang
dilantunkan oleh orang-orang fasiq, seperti
disesuaikan dengan teritorial, kondisi alam, dan
halnya sinden, dan ahli kejawen.
cara pengamalannya”. Menurutnya, Islam
Nusantara itu sejajar dengan kajian Islam India, b. Sanad hadits yang lemah
Islam Turki, Islam Yaman dan sebagainya. Berangkat dari hadits,
Islam Nusantara bukan hanya Islam sejarah,
ّ
juga bukan Islam lokal. Lalu dia mencontohkan ‫ﻓﻘﺪ روى اﻟ ﻣﺬي أن رﺳﻮل اﷲ ﺻ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
ْ َ ُ ُ ْ ُ ُ َ ْ ُ َُْْ
‫اﻟﻌ َﺮ ِب وأﺻ َﻮاﺗِ َﻬﺎ َو ﻳﺎ ْﻢ َو ُﻮن أﻫ ِﻞ‬
َ ‫ﺤﻮن‬
dengan zakat fitrah, “Ayat al-Qur’an, Hadits dan
teks-teks dari Arab berbunyi gandum. Tapi oleh ِ ‫ إﻗﺮءوا اﻟﻘﺮآن ﺑِﻠ‬: ‫ﻗﺎل‬
‫آن‬ ُْ َ ُ ُ ٌَْ َْ ُ ََ ُ ْ ْ َْ
para ulama kita kemudian diterjemahkan
ِ ‫ﻜﺘﺎ ِ وأﻫ ِﻞ اﻟ ِﻔﺴ ِﻖ ﻓﺈﻧﻪ ﺳﻴ ِ ء ﻌ ِﺪي ﻗﻮم ﻳﺮﺟﻌﻮن ﺑﺎﻟﻘﺮ‬ ِ ‫ا‬
ًَ ُْ َ ْ ُ َ َ ُ ُ َ ْ ْ َ ‫ﺗَ ْﺮﺟ‬
‫ﻴﻊ اﻟ ِﻐﻨﺎ ِء وا ﺮﻫﺒﺎ ِ َﻴ ِﺔ وا ﻮ ِح ﻻ‬
menjadi beras karena iklim, situasi, dan
kpondisinya memang berbeda. Begitu juga ‫ﻨﺎﺟﺮﻫﻢ ﻣﻔﺘﻮﻧﺔ‬ ِ ‫ﺎوز ﺣ‬ ِ ِ
ْ ُ ُ ُْ ْ َ ُ ُ ُُْ ُُ
dengan zakat unta dan penentuan hewan
‫ﺷﻌﺐ اﻹﻳﻤﺎن‬ ‫ رواه ا ﻴﻬ‬.‫ﻗﻠﻮ ﻬﻢ وﻗﻠﻮب ﻣﻦ ﻌ ِﺠﺒﻬﻢ ﺷﺄﻧﻬﻢ‬
kurban. Ini baru contoh dalam zakat, belum
yang lainnya,” kata Ahmad Baso. ''At-Turmudzi meriwayatkan bahwa
Intelektual NU lain sekaligus eks-rektor Rasulullah SAW bersabda: "Bacalah al-Quran dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi langgam Arab dan suara (cara pengucapan) mereka;
Azra menyatakan bahwa Islam Nusantara jangan sekali-kali membacanya dengan langgam dua
adalah Islam yang dibutuhkan oleh masyarakat ahlul kitab (Yahudi Nashrani) dan orang-orang fasiq.
Nanti akan datang orang-orang yang membacanya
notabennya langgamnya orang-orang fasiq, dunia karena mengedepankan jalan tengah.
ialah termasuk bentuk dari tidak menjaga “Karena bersifat tawasuth (moderat), jalan
harkat martabat atau melecehkan Al-Qur'an. tengah, tidak ekstrim kanan dan kiri, selalu
Na'udzubillahi min dzalik, sehingga dalam hal seimbang, inklusif, toleran, dan bisa hidup
ini hukumnya haram. berdampingan secara damai dengan penganut
agama lain, serta bisa menerima demokrasi
Sanggahan atas Statement-Statement yang dengan baik,“ ujar penulis buku Islam
Memperbolehkan Pelanggaman Jawa Al-Qur'an Nusantara (2002) ini seperti diwartakan
www.bbc.com.
a. Yang penting sesuai dengan ilmu tajwid
Menurutnya, Islam Nusantara itu berbeda
Salah satu tokoh yang mengusung dari Islam Arab. “Karena itu, dalam penampilan
statement ini adalah KH. Prof. Dr. Ahsin Sakho budayanya, Islam Indonesia jauh berbeda dengan
Muhammad, rektor Institut Ilmu Al-Qur'an Islam Arab. Telah terjadi proses akulturasi,
(IIQ), Jakarta. Beliau mengatakan bahwa proses adaptasi budaya-budaya lokal, sehingga
pembacaan Al-Qur'an dengan langgam jawa kemudian terjadi Islam embedded (tertanam) di
diperbolehkan asalkan sesuai dengan tajwid. Indonesia,” jelas doktor lulusan universitas
Sanggahan: Dalam hal ini, dimungkin- Columbia ini.
kannya penerapan ilmu tajwid dalam Salah satu tokoh Islam Nusantara, Said Aqil
pembacaan Al-Qur'an berlanggam jawa sangat Siradj yang sukses menjadikan Islam Nusantara
perlu peninjauan. Karena memandang langgam sebagai tema Muktamar NU ke 33 di Jombang
jawa merupakan irama yang memiliki nada dan meski Muktamar tersebut sejatinya Muktamar
intonasi khusus yang telah paten, sedangkan PKB yang menjadi ajang bagi-bagi duit, jabatan
dalam membaca Al-Qur'an sendiri juga harus dan kekuasaan, telah menambah bukti corak
sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid yang telah dari Islam Nusantara yang mereka usung, mulai
ditetapkan oleh syara', sehingga sulit dari adanya panggung-panggung hiburan
dimungkinkan menerapkan tajwid dalam nusantara sampai dengan hadirnya orang-orang
pembacaan Al-Qur'an berlanggam jawa. kristen seperti Martin Van Bruinessen dari
Belanda. Ada kepentingan politik yang tampak demikian, tidak diperbolehkan menyerupai hal-
sejak awal pelaksanaan Muktamar. Mulai dari hal yang sudah menjadi syi'ar mereka
registrasi peserta hingga iming-iming uang dan sebagaimana diterangkan di kitab Ihya'
pemaksaan sistem AHWA dalam pemilihan Ulumuddin (Juz 2/hal. 305), Ittihaf As-Saadah
Rois Suriyah. komentar Kiai Salahuddin Wahid (Juz 7/Hal. 591-592) Fiqhu Al-Islam (Juz 5/Hal.
tentang Mukatamar NU di Jombang. 468) Is'adu Ar-rofiq (Juz 2/Hal. 67).
www.kompas.com/lensaindonesia.com
3. Pelecehan terhadap Al-Qur'an
Ketua PBNU sekaligus pembela Islam dipandang dari kewajiban kita untuk
Nusantara, Said Aqil Siradj juga menyatakan menghormati Al-qur'an, dan salah satunya ialah
bahwa Islam Nusantara bukanlah suatu aliran tidak membacanya dengan lagu-lagunya orang
baru. “Islam Nusantara bukan madzhab baru, fasiq. Imam Al-Qurtubi berkata didalam tafsirnya:
firqah atau aliran baru. Islam Nusantara
menjadi ciri khas Islamnya orang-orang ‫ﺑﺎب ﻣﺎ ﻳﻠﺰم ﻗﺎرئ اﻟﻘﺮآن وﺣﺎ ﻠﻪ ﻣﻦ ﺗﻌﻈﻴﻢ اﻟﻘﺮآن‬
ُْ
ُ ‫اﻷ‬ َ َ ْ‫ﻴﻢ أَﺑُﻮ َ ﺒ‬
ُ ‫ﻜ‬ ْ ْ َ َ
Nusantara, yaitu melebur secara harmonis ‫ ا‬:‫ﻮل‬
ِ ‫ﺻ‬ ‫ر‬
َِ ِ‫د‬‫ا‬‫ﻮ‬ ‫ﻧ‬ ‫اﷲ‬
ِ ِ ِ‫ﺪ‬ ِ َ ‫وﺣﺮﻣﺘﻪ ﻗﺎل اﻟ ِﻣ ِﺬي ا‬
dengan budaya Nusantara, syara’, kearifan ْ ْ َ
yang tak melanggar syara’, digunakan untuk ،‫أن ﻗﺎل َو ِﻣ ْﻦ ُﺣ ْﺮ َﻣ ِﺘ ِﻪ ﻻ ﻳﻘﺮأه ﺑﺄ ﺎن اﻟﻐﻨﺎء ﻮن أﻫ ِﻞ اﻟ ِﻔ ْﺴ ِﻖ‬
ٌ ُ َ َ َ ْ َ َ َ َ َْ َ
‫ ﻓ ِﺈن ذ ِﻚ ُﻪ َز ْﻎ‬،‫ﺎرى َوﻻ ﻧ ْﻮ ِح ا ﺮﻫ َﺒﺎ ِﻴ ِﺔ‬ ِ ‫َوﻻ ﺑِ ِﺟ‬
dakwah Islam di Nusantara,” kata Said Aqil
dalam sambutan pembuka Muktamar NU ke-33
‫ﻴﻊ ا ﺼ‬
awal Agustus kemarin. ''termasuk menghormati Al-Qur'an adalah
Menariknya, dalam pembukaan Muktamar tidak membacanya dengan lagu-lagunya penyanyi
Jam’iyyah Ahlit Thariqah An-Nahdhiyah di seperti lagu-lagunya orang fasiq, tidak dengan
Ponpes al-Munawwariyah Malang (Rabu, 10 tarji'nya orang nasrani, dan tidak dengan rintihan
Januari 2012) Said Aqil pernah mengatakan para pendeta. Maka sesungguhnya semua itu adalah
Islam Nusantara berakar dari ajaran “tauhid” menyimpang".
Hindu-Budha. Menurutnya, dahulu orang Jawa Dari keterangan tafsir Imam Al-Qurtubi
sudah mengenal tauhid, hanya saja belum diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
bernama Islam. Ajaran tauhid mereka saat itu membaca Al-Qur'an dengan langgam Jawa yang
1. Adanya pelanggaman Jawa menuntut bernama KAPITAYAN. Tuhan mereka yang
pembacaan Al-Qur'an disesuaikan dengan nada satu ini dibantu oleh Sembilan penjaga penjuru,
dan intonasi langgam jawa itu sendiri, yang mirip dengan sembilan bintang yang ada di
pastinya merubah panjang pendeknya mad yang logo NU. Karena kemiripan inilah maka Mbah
sesuai dengan tajwid dengan bukti si qari' Hasyim Asy’ari menggunakan sembilan bintang
(Yaser Arafat) membaca dengan irama lagu, dalam logo Nahdhatul Ulama. Ahlussunnah wa
bukan karena bawaan asli cara dia membaca Al- Jama’ah didefinisikan Said Aqil saat itu dengan
Qur'an. Terlihat sangat jelas, kesan dipanjang- “Pengikut Sunnah Nabi dan peduli Jama’ah
panjangkan, merusak kaedah tajwid, dalam (masyarakat seluruhnya).”
rangka mengikuti irama mocopat. Hal ini tidak (www.nugarislurus.com)
diperbolehkan sebagaimana keterangan di
dalam kitab Zaad Al-Ma'ad yang telah kami Pengertian kontradiktif
paparkan di atas.
Dari berbagai pernyataan diatas tentang
2. Tasyabbuh dengan ahlul ahwa', dan pengertian Islam Nusantara, terlihat perbedaan
orang-orang fasiq.Rosululoh bersabda: antara definisi dari Ahmad Baso dengan definisi
َ ََ
‫ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ َو َﻣ ْﻦ ﺸﺒﻪ‬ dari Azyumardi Azra dan Said Aqil Siradj.
ْ َ َ
(‫ واﺑﻦ ﺣﺒﺎن‬،‫ ا ﺪ‬، ‫ ا ﻴﻬ‬،‫ﺑِﻘ ْﻮمٍ ُﻬ َﻮ ِﻣﻨ ُﻬ ْﻢ )رواه اﺑﻮ داود‬
Pertama, jika yang dikehendaki Islam
Nusantara adalah seleksi hukum yang sesuai
dengan kondisi dan budaya seperti kata Ahmad
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, Baso, maka sebenarnya hal itu merupakan
maka dia termasuk golongan kaum tersebut”. (HR. substansi “ijtihad” yang menjadi tugas para
Abu Dawud, Al-Baihaqi, Ahmad,dan Ibnu Hibban). ulama otoritatif dalam menerapkan hukum Islam,
Dalam kasus ini orang- orang fasiq dan dan hal ini sudah lazim termaktub dalam kitab-
Ahlul Ahwa' adalah para dalang, sinden dan kitab salaf. Dalam diskursus Qowa’id Fiqhiyyah,
para pakar kebatinan jawa (kejawen) yang biasa umat Islam sudah akrab dengan kaidah:
ٌ َُ َ َْ
‫اﻟ َﻌﺎد ُة ﻜ َﻤﺔ‬
menggunakan langgam jawa dalam tayub,
sindir, pewayangan, dan paguyuban Jawa. Dengan
“Tradisi masyarakat muslim yang baik adalah nagham tidak sekedar realisasi dari firman
salah satu dasar hukum dalam Islam (jika tidak Alloh dalam surah Al-Muzammil ayat 4,
bertentangan dengan syari’at Islam).” ''Bacalah Al-Qur'an itu secara tartil'', akan tetapi
Akan tetapi, mengapa Ahmad Baso harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
menggunakan istilah Islam Nusantara untuk eksistensi manusia sebagai makhluq yang
menggambarkan kaidah ijtihad hukum yang berbudaya yang memiliki cipta dan rasa.
sudah lama ditekuni ulama-ulama diatas? Kendati demikian, bukan berarti dengan
Padahal, tidak ada ulama yang menerapkan semudah dan seenaknya manusia berekpresi
dakwah sesuai kultur masyarakat menggunakan untuk melagukan Al-Qur'an. Kalangan ahli
istilah khusus daerahnya. Apalagi ketika dia pembaca Al-Qur'an sudah mencetuskan tujuh
mencontohkan ijtihad Islam Nusantara dengan model nagham yang sangat standar resmi dan
men-geluarkan zakat fitrah berupa jenis beras tidak bisa dikutik-kutik dari dulu hingga kini
tidak gandum. Hal ini lebih menggelikan lagi, karena dalam melagukannya tidak sampai
karena jauh-jauh hari para ulama fiqh Syafi’i menyalahi kaidah-kaidah Ilmu Tajwid dan tetap
sudah menetapkan jenis yang harus terjaga keagungan Al-Qur'an. Ketujuh model
dikeluarkan dalam zakat fitrah yaitu gholib qutil nagham tersebut ialah; bayati, shoba, hijaz,
balad atau makanan pokok standar yang nahawan, ros, sikah dan ziharkah. Keistimewa-
disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat. annya adalah walaupun pada dasarnya
Akan tetapi, tidak pernah ada ulama fiqh Syafi’i mempunyai tujuh model, tapi variasi-variasinya
dalam kitab-kitabnya yang me-nyatakan dirinya sampai ratusan bahkan ada yang mengatakan
sebagai penganut ide Islam Nusantara, seperti hingga ribuan dengan tanpa mengesampingkan
yang dikemukakan Ahmad Baso. irama dasarnya dan aturan yang ada sebagaimana
kami sebutkan sebelumnya.
Satu contoh adat dan tradisi Masyarakat
Arab jahiliyah dulu mereka membagi- bagikan Dari pemaparan diatas, sudah jelas bahwa
hasil bercocok tanam dan hasil ternak sebagai pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam jawa
persembahan. Satu bagian untuk Allah SWT, adalah merupakan suatu bid'ah, dan hukumnya
dipergunakan untuk memberi makan orang- haram. Adapun alasan keharamannya dapat
dilihat dari beberapa aspek, diantaraanya:
belebihan yang dapat merubah aturan bacaan, maka orang fakir, miskin dan berbagai amal sosial.
hal ini hukumnya sunnah. Rosululloh SAW Dan bagian yang dipersembahkan kepada
bersabda: Hiasilah Al-Qur'an dengan suara kalian". berhala-berhala, diberikan kepada penjaga
Adapun bacaan Al-Qur'an dengan lagu berhala itu. Apa yang disediakan untuk berhala,
yang tidak dikenal,irama, cengkok, lagu dan menurut keyakinannya tidak bisa diberikan
nada musik, seharusnya diagungkan dan untuk Allah SWT, namun apa yang disediakan
dimuliakan dari bacaan semacam ini. Ibnu Al- untuk Allah SWT dapat diberikan kepada
Qoyyim berkata di dalam kitab Zaad Al-Ma'ad: berhala-berhala itu. (lihat, Q.S Al-An’am; 136).
ْ‫ﺣ َﻮال ا ﺴﻠَﻒ َ ْﻌﻠَ ُﻢ َ ْﻄ ًﻌﺎ َ ُﻬﻢ‬ ْ َ ٌ ْ َُ ْ َ َُ

Meraka juga memiliki tradisi terkait dengan
ِ ِ ‫ِﻋﻠﻢ ﺑِﺄ‬ ‫و ﻣﻦ‬ anak. Kala istri mengandung, maka mereka
ْ َ
َ ِ ‫اﻟ‬ ،‫ﺔ‬ِ
َ
‫ﻔ‬
َ ْ
ِ
ْ
َ‫اءة ﺑﺄ َﺎن ا ُﻤﻮﺳﻴْ َ ا ُﻤﺘ‬
ِ َ ‫ﺑُ َﺮ ُآء ِﻣ َﻦ اﻟ ْ ِﻘ َﺮ‬ akan berdo’a kepada Allah SWT dengan penuh
ِ ِ ِ harap dan cemas. Sementara kala anak-anak
َ َْ ْ ُ ََ ٌَ ُ َْ ٌَ ُ ْ َ ٌَ ُ ْ َ ٌ ََ َ َ ٌ َ َ mereka lahir dengan selamat dan sempurna,
‫ﷲ‬
ِ ِ ‫ و ﻬﻢ أ‬،‫ِإﻳﻘﺎ ت وﺣﺮ ت ﻮزوﻧﺔ ﻣﻌﺪودة ﺪودة‬
َْ َْ
maka mereka menisbatkan anak–anak mereka
َ ُ
‫ِﻣ ْﻦ أن ﻘ َﺮ ُءوا ﺑِ َﻬﺎ َو ُ َﺴﻮﻏﻮﻫﺎ‬ sebagai hamba dari berhala-berhala, sehingga
dinamakan Abdul Uzza, Abdul Manaah, Abdu
"Semua orang yang mengetahui keadaan Syams dan sebagainya. Serta sekian banyak adat
ulama' salaf, dia akan sangat yakin bahwa mereka kebiasaan masyarakat Arab jahiliyah yang lain.
berlepas diri dari cara baca Al-quran dengan irama
Apakah adat seperti dilakukan oleh
yang dipaksa-paksakan, cengkok, genre dan tempo
nada lagu. Mereka sangat takut kepada Allah untuk masyarakat jahiliyah seperti diatas diberikan
membaca Al-Qur'an dengan gaya semacam ini atau apresiasi oleh Islam? Tentu saja tidak, me-
membolehkannya. (Zaad Al-Ma'ad, 1/474). ngingat nalar dan akal sehat tentu tidak dapat
Sedangkan sejak kapan muncul model- menerimanya. Lalu adat yang bagaimanakah
model lagu (nagham) Al-Qur'an, dalam hal ini yang diberikan apresiasi oleh syara’? Allah SWT
tidak diketahui kapan pastinya, karena kognisi berfirman :
dan psikomotorik umat islam terhadap nagham
tidak selazim Ilmu Tajwid. Keberadaan ilmu
َ ‫ﺧﺬ اﻟْ َﻌ ْﻔ َﻮ َوأْ ُ ْﺮ ﺑﺎﻟْ ُﻌ ْﺮف َوأَ ْﻋﺮ ْض َﻋﻦ ا ْ َﺎﻫﻠ‬ُ khusyu' ketika membacanya, sehingga orang
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
yang mendengarkannya juga dapat menghayati
(١٩٩: ‫)اﻷﻋﺮاف‬ makna-makna yang terkandung didalamnya.
“Suruhlah orang mengerjakan urf dan Para ulama' telah konsensus tentang kewajiban
berpalinglah dari orang bodoh.” (Q.S Al A’raaf; 199) membaca Al-Qur'an dengan tartil yakni
memberikan haq dan mustahaq setiap hurufnya
Urf (adat kebiasaan) yang diberikan atau dikenal dengan istilah tajwid. Oleh karena
apresiasi oleh syara’ adalah adat kebiasaan yang itu Rosulullah melarang membaca al-qur'an
bersendikan syara’ atau paling tidak dengan irama yang bisa mengubah panjang
keberadaan hukum adat itu tidak bertentangan pendek huruf Al-Qur'an.
dengan hukum islam yang ada.
Syari'at islam juga menganjurkan
Ulama’ Ushul Fiqh membedakan urf melagukan(taghonni) Al-Qur'an untuk memper-
dalam dua kategori: urf shahih dan urf fasid. indah bacaankarena dorongan ingin men-
Urf shahih yaitu urf yang tidak tadabburi Al-Qur'an, memahaminya, berusaha
bertentangan dengan ketentuan Al qur’an dan khusyuk, tunduk karena ingin menaati Allah.
sunnah, yang sifatnya tidak menghalalkan yang Dan juga harus tetap memperhatikan kaidah
haram dan tidak mengharamkan yang halal. tajwidnya, sehingga taghonni tersebut tidak
sampai menyalahi aturan-aturan yang telah ada.
Sedangkan urf fasid yaitu adat kebiasaan Imam Al-Ghozali berkata di dalam kitab Ihya'
yang sifatnya menghalalkan yang haram dan Ulumuddin:
mengharamkan yang halal.
Urf shahih inilah yang diberikan apresiasi
‫ﺴ اﻟﻘﺮاءة وﺗﺮﺗﻴﻠﻬﺎ ﺑ دﻳﺪ ا ﺼﻮت ِﻣ ْﻦ‬ ‫اﻟﻌﺎ‬
ٌ ُ َ ََ َ ْ ُ َُ ْ َْ َْ
oleh syara’ dengan toleransi menjadikannya ‫ﻴﻂ ُﻣﻔ ِﺮ ٍط ﻐ ا ﻈﻢ ﻓﺬ ِﻚ ﺳﻨﺔ ﻗﺎل ﺻ اﷲ‬ ٍ ‫ِ ﻤ ِﻄ‬
sebagai alasan penetapan hukum. Sebagai
contoh, pemberian seorang calon suami kepada .‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ز ﻨﻮا اﻟﻘﺮآن ﺑﺄﺻﻮاﺗ ﻢ‬
calon istri yang umum berlaku di beberapa
''Memperindah qiro'ah dan tartil dengan suara
tempat, tidak dianggap mahar nikah tetapi yang menggema (lagu) tanpa memanjangkan yang
masih dapat digolongkan sebagai keroncong. semata–mata sebagai hadiah. Begitu juga
Tokoh-tokoh musik ini di antaranya Andjar kebiasaan berjualan dengan cara saling
Any, Gesang, dan Ki Narto Sabdo dll. Penyanyi memberikan barang dan uang antara penjual
yang dapat disebut legendaris dari genre musik
dan pembeli tanpa adanya lafadz ijab dan
ini adalah Waljinah. Beberapa lagu langgam
kabul. Contoh lain adalah usia hadi dan inzal
Jawa sangat popular dan dikenal hampir setiap
orang di wilayah berbahasa Jawa, seperti demikian juga batasan waktu haid dalam
Gambang Suling (ciptaan Ki Narto Sabdo), Yen hukum islam banyak ditetapkan berdasar urf
Ing Tawang (ciptaan Andjar Any), Caping masyarakat setempat. Sementara urf fasid seperti
Gunung (ciptaan Gesang) dll. Saat ini langgam pergi ke dukun menjelang penyelenggaraan
Jawa mengalami kebangkitan kembali dalam walimah, menginjak telur bagi pengantin laki-
bentuk campursari yang dibawakan para sinden laki saat walimah, sesajen, adu ayam, tradisi
dan penabuhnya dalam suatu pertunjukan. minum khamr (arak/minuman keras), meng-
halalkan riba, menyembelih sapi untuk orang
Aturan dalam melagukan Al-Qur'an mati, membuka aurat dan semacamnya sama
Al-Qur'an adalah kitabullah suci dan sekali tidak diberikan apresiasi yang positif oleh
Agung, ia diturunkan sebagai mu'jizat bagi Islam. Justru hal seperti itu adalah bid’ah dan
baginda Muhammad SAW. baik dari redaksi kesesatan yang tertolak karena merusak
maupun kandungan-kandungan yang ada kemurnian syara’. Allah SWT berfirman:
ُ َ ْ ْ َ َ
(٣٢ : ‫َﻤﺎذا َ ﻌ َﺪ ا َﻖ ِإﻻ ا ﻀﻼل )ﻳﻮ ﺲ‬
didalamnya. Betapa agungnya Al-Qur'an
sampai-sampai untuk membacanyapun Allah
memerintahkan kita untuk tidak menyentuhnya “Maka tidak ada sesudah kebenaran itu
atau bahkan membacanya dalam kondisi- melainkan kesesatan.” (QS. Yunus: 32)
kondisi tertentu.
Juga sabda Rasulullah SAW:
Allah memerintahkan kita untuk membaca
Al-Qur'an dengan tartil, menghayati makna-
makna yang terkandung di dalamnya, dan
َ ْ َ َْ َ َ َ َ َْ َ ْ َ
. ‫ﺲ ِﻣ ﻨ ُﻪ ُﻬ َﻮ َرد‬ ‫َﻣ ْﻦ أ ﺣ َﺪ ث ِ أ ِﺮ ﻧ ﺎ ﻫ ﺬ ا ﻣ ﺎ ﻟ‬ karena itu sebaiknya biarlah ulama yang
menyikapi persoalan boleh atau tidaknya.
( ‫) رواه ا ﺨﺎري و ﺴﻠﻢ‬
Pertanyaannya sekarang adalah, sebenarnya
“Barang siapa mengada-adakan hal baru yang bagaimanakah hukum mengenai pelantunan
bertentangan dalam urusan agama kami, maka ia Al-Qur'an dengan langgam jawa?
tertolak.” (HR.Bukhori & Muslim) Sebelum lebih dalam membahas hal ini,
Mengenai adat kategori fasid, maka tugas terlebih dahulu harus diketahui tentang definisi
dan hal-hal seputar langgam jawa itu sendiri,
dan tanggung jawab semua pihak adalah
juga aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam
merombak adat itu, merubahnya sehingga
melagukan Al-Qur'an yang dilegalkan oleh
sesuai dengan hokum-hukum syara’ atau syara', sehingga kita mendapatkan gambaran
setidaknya tidak bertentangan dengan hukum umum dan selanjutnya kita dapat mengambil
syariat. Hal yang perlu disikapi juga adalah konklusi dari apa yang akan kita bahas.
menerangkan dan memberi pengertian bahwa
adat itu tidak dibenarkan oleh syariat islam. Langgam Jawa
Bagaimana cara merombak adat sehingga
Ketika kita menilik Kamus Besar Bahasa
menjadi adat yang bersendikan syara’ adalah
Indonesia (KBBI) maka kita lihat disana,
Rasulullah dan para sahabatnya sebagai teladan
langgam diartikan dengan irama. Jika kata
yang istimewa dalam hal ini. langgam disandingkan dengan jawa maka bisa
Islam memang universal dan tidak lokal kita tarik kefahaman bahwa langgam jawa
seperti kata Ahmad Baso. Namun jika diistilah- adalah irama Jawa. Selanjutnya, kata ini telah
menjadi istilah untuk sebuah irama nyanyian
kan menjadi Islam Nusantara, maka hal ini
pewayangan/ sindir/ paguyuban di tanah Jawa
justru akan melokalisasi dan mengkotak-
yang mempunyai intonasi atau nada khusus.
kotakan Islam itu sendiri, akibatnya nanti ada Langgam Jawa merupakan bentuk adaptasi
Islam Nusantara, Islam Arab, Islam Tiongkok, musik keroncong ke dalam idiom musik
Islam Amerika, dan seterusnya. tradisional Jawa, khususnya gamelan. Genre ini
Istana Wakil Presiden Yusuf Kalla pada Kedua, jika pengertian Islam Nusantara
Penutupan Musabaqah Tilawatil Qur'an Asia adalah bersifat moderat, inklusif, toleran
Pasifik. Melalui akun twiternya pada Ahad dengan agama lain, dan menerima demokrasi
(17/5/2015), dia juga menuturkan bahwa berbeda jauh dengan Islam Arab seperti kata
pelanggaman Jawa Al-Qur'an di Istana Negara Azyumardi Azra, maka terlihat sekali indikasi
sepenuhnya ide yang berasal dari dirinya yang bahwa dia ingin mengkampanyekan paham
kemudian didukung penuh oleh Presiden Liberalisme dan Pluralisme ke tubuh umat
Jokowi. Dia juga menjelaskan bahwa tujuan Islam. Hal ini terlihat dari penggunaan istilah
pembacaan Al-Qur'an dengan langgam Jawa, seperti moderat, inklusif, toleran, dan
untuk menjaga dan memelihara tradisi Nusantara demokrasi yang berasal dan dimonopoli
dalam menyebar luaskan ajaran Islam di tanah air. maknanya oleh Barat. Istilah-istilah seperti ini
juga yang sering digunakan oleh kaum liberal
Fenomena pembacaan Al-Qur'an dengan
untuk memasarkan pahamnya.
irama khas Jawa seperti realita diatas, tak pelak
menuai kritikan bahkan kecaman berbagai Contoh kecil, dalam bukunya berjudul
kalangan. Menanggapi kritikan pelanggaman Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam
AL-Qur'an tersebut, Menteri Agama dapat Beragama (hal. 108-109), Alwi Shihab menulis:
memaklumi. Pasalnya apa yang terjadi “Prinsip lain yang digariskan oleh al-Qur’an,
merupakanhal yang baru. Tapi, kata dia sejauh adalah pengakuan eksistensi orang-orang yang
ini kementrian agama berpegangan pada ulama' berbuat baik dalam setiap komunitas beragama
yang memperbolehkan pembacaan Al-Qur'an
dan, dengan begitu, layak memperoleh pahala
dengan langgam Jawa. “Jadi terkait qiro'ah Al-
dari Tuhan. Lagi-lagi, prinsip ini memperkokoh
Qur'an dengan langgam Jawa memang ada
ide mengenai pluralisme keagamaan dan
sebagian kalangan yang bertanya-tanya. Tapi
sejauh ini kami berpegangan pada ulama' yang menolak eksklusifisme. Dalam pengertian lain,
membolehkan itu,” ujarnya di kompleks Istana eksklusifisme keagamaan tidak sesuai dengan
Negara, Jakarta, Selasa (19/5/2015). Dia juga semangat Al-Quran. Sebab, al-Qur’an tidak
menuturkan, pembacaan Al-Qur'an dengan membeda-bedakan antara satu komunitas
irama khas Jawa merupakan persoalan ulama', agama dari lainnya.”
Pernyataan-pernyataan seperti inilah yang
ingin dihidupkan oleh Islam Nusantara itu. KEHARAMANMEMBACA AL-QUR'AN
Oleh karena itu, wajar saja jika banyak DENGAN LANGGAM JAWA
pengusung Islam Nusantara yang berideologi Oleh: Dewan Murid
dan aktif mengkampanyekan liberalisme dan
perusakan Islam seperti Ulil Abshar Abdalla, Madrasah Ghozaliyyah Syafi’iyyah
Luthfi Asy-syaukani, Ahmad Baso, Azyumardi
Azra, Zuhairi Misrawi, dan tidak ketinggalan Pembacaan dengan irama pewayangan
Said Aqil Siradj dan Sinta Nuriyah Wachid, tanah jawa atau lebih dikenal dengan langgam
mewarisi ide-ide “Bapak Pluralisme Agama” jawasedang ramai diperbincangkan baru-baru
Abdurrahman Wahid. ini, yakni setelah Dosen dari UIN Yogyakarta,
Muhammad Yasser Arafat melakukan
Ketiga, jika Islam Nusantara bukan pembacaan Al-Qur'an Surah Al-Isra' ayat 1 dan
merupakan madzhab baru sebagai hasil An-Najm ayat 1-15 dengan irama tersebut di
peleburan ajaran Islam dengan budaya Istana Negara dalam peringatan Isro' Mi'roj
Nusantara yang tidak bertentangan dengan pada hari jum'at tanggal 26 Rojab 1436 H.
syara’ sesuai dakwah Walisongo seperti kata bertepatan dengan 15 Mei 2015 M.
Pemandangan yang tak biasa ini sontak
Said Aqil Siradj, maka perlu ditegaskan
membuat para hadirin dalam acara tersebut
beberapa hal; Pertama, dalam hal akidah tidak
merasa aneh. Tampak wajah para hadirin yang
ada namanya akidah Islam Nusantara, karena terheran-heran, seakan sulit mencerna dengan
akidah merupakan hal asas yang tetap dan tidak hati dan perasaan kendatipun Presiden Joko
berubah dimanapun dan kapanpun ia berada. Widodo alias Jokowi dan Menteri Agama
Yang ada hanyalah akidah Islam. Kedua, fakta Lukman Hakim Saifuddin kelihatan khusyuk
yang ada budaya yang berasal dari tradisi mencerna dan menikmati alunan langgam suara
Nusantara pra-Islam telah diIslamkan oleh para Yasser Arafat, Karena memang ini bukan kali
ulama Nusantara termasuk Walisongo, yang pertama. Sebelumnya, seperti kata Lukman
bukannya Islam yang di-akulturalisasi dan di- Hakim Saifuddin, bacaan ayat suci Al-Qur'an
dengan langgam Jawa sudah dipertunjukan di
sering menggembar-gemborkan ide Sekular- nusantarakan oleh budaya Nusantara karena
isme, Pluralisme dan Liberalisme, maka hal ini budaya tersebut sudah ada terlebih dahulu
akan menjadi pintu gerbang potensial untuk sebelum Islam datang. Ketiga, kegiatan
merusak tatanan aqidah dan syari'at Islam. keagamaan masyarakat Indonesia yang
sepenuhnya berasal dari Islam seperti tahlilan,
ْ ََ َُ َ ََ ُ
‫َﺳﻴ ِﺪﻧﺎ ﻤ ٍﺪ َو آ ِ ِ َو َﺻﺤ ِﺒ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ‬ ‫َو َﺻ اﷲ‬
yasinan, maulidan, manaqiban, thariqahan, dsb.
pada dasarnya di negara-negara Arab juga
َ ْ ‫َوا ْ َ ْﻤ ُﺪ ﷲ َرب اﻟْ َﻌﺎ َﻤ‬
ِ ِ ِ dilaksanakan seperti di Syiria, Yaman, dsb. Lalu
mengapa para pendukung Islam Nusantara
menolak Islam Arab, padahal amaliyah mereka
Sarang, 23 Dzulqo’dah 1436 H. sama? Terjadi lagi ketidak jelasan dan
inkonsistensi pemikiran dalam istilah Islam
Nusantara tersebut.
Ide-ide Liberalisme di balik Islam Nusantara

Melihat fakta, realita, statemen, sikap dan
perilaku para tokoh nasional yang representatif
mewakili Islam Nusantara, dapat diambil
kesimpulan akurat tentang apa dan bagaimana
wajah Islam Nusantara yang mereka usung.
Salah satu tokoh yang menjadi garda
depan dalam mensosialisasikan Islam
Nusantara adalah Ketua Umum PBNU, Said
Aqil Siradj yang telah sukses menjadikan Islam
Nusantara sebagai tema Muktamar NU ke-33
pada tanggal 1-5 Agustus 2015 di Jombang Jawa
Timur. Ia bahkan dimintai kata pengantar buku digembar-gemborkan oleh beberapa tokoh dan
“Ijtihad Politik Islam Nusantara; Membumikan orang-orang yang mempunyai rekam sepak
Fiqih Siyasah Melalui Pendekatan Maqashid terjang yang menyimpang dari Syari'at dan
asy-Syari’ah” garapan Tim Forza Pesantren,
mempunyai raport merah dalam berakidah, ini
purna Siswa III Aliyah MHM PP. Lirboyo 2015.
perlu dicurigai dan diwaspadai. Kalau mereka
Selain Said Aqil Siradj, tokoh-tokoh nyleneh
seperti Husein Muhammad, Ahmad Baso, mengatakan bahwa Islam Nusantara hadir
Yahya Cholil Tsaquf dan Hasyim Muzadi juga untuk melestarikan dan menjaga budaya dan
menjadi dewan konsultan buku tersebut. Jadi tradisi nahdliyin, sebagaimana yang dipahami
jangan heran, jika isibuku mempromosikan ide- dan dipublikasikan kepada para kiai dan tokoh
ide Liberalisme, seperti “Non-muslim sah masyarakat, itu merupakan pengelabuhan dan
menjadi pemimpin negara” (hal: 28), “Nikah sebuah kebohongan besar. Namun bukan hanya
beda agama dilegalkan” (hal: 202), dan masih itu, Islam Nusantara sebenarnya “wajah baru”
banyak lagi pemikiran-pemikiran menyimpang dari proyek Liberalisasi Islam di Indonesia.
kaum modern yang dinukil dalam buku tersebut.
Jika yang mengawal Islam Nusantara
Dalam buku itu juga dikutip pendapat
adalah para ulama pesantren yang istiqamah
Hussein Muhammad, “Larangan pernikahan
mengajar kitab salaf, membela, memper-
Muslimah dengan laki-laki Kitabi merupakan
setting budaya patriarki (sistem sosial yang juangkan ajaran dan membentengi akidahnya,
menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas maka kita dapat husnudhan, konsep Islam
utama yang sentral dalam organisasi sosial, kbbi) Nusantara ala ulama salaf dapat memper-
yang menempatkan perempuan sebagai tahankan estafet ajaran Islam yang benar dan
subordinat (bawahan) bagi laki-laki. Dalam lurus serta dakwah Islam yang tegas namun
budaya masyarakat patriarki, posisi wanita tetap santun dan merakyat sesuai warisan
selalu terhegemoni oleh laki-laki, sehingga ulama-ulama Nusantara pendahulu. Akan
wanita digambarkan sebagai makhluk lemah tetapi, jika Islam Nusantara ini diusung dan
dan tak berdaya. Budaya ini tentu berbeda
didakwahkan oleh tokoh-tokoh nyleneh yang
dengan budaya masyarakat modern yang telah
Penutup memiliki kesadaran HAM dan menolak segala

sistem atau tata sosial yang diskriminatif,
Penggunaan istilah Islam Nusantara termasuk diskriminasi gender.” (hal. 202)
sebenarnya telah mengurangi bahkan merusak
Pernyataan ini jelas bertentangan dengan
universalitas Islam. Pada dasarnya jika Islam
hukum qath’i dari nash al-Qur’an tentang
dimaknai dengan hal partikular, maka justru larangan pernikahan beda agama. Allah Ta’ala
akan mereduksi makna Islam itu sendiri, berfirman:
sehingga Istilah dan konsep Islam Nusantara َََ
ٌ ْ ‫ﻷ َﻣ ٌﺔ ُ ْﺆ ِﻣﻨَ ٌﺔ َﺧ‬ ْ َ ْ ْ ُ َْ ََ
menjadi sangat problematis. Problem akidah ‫ﺤﻮا ا ُﻤ ِ ِت َﺣ ﻳُﺆ ِﻣﻦ و‬ ‫ﻜ‬
ِ ‫وﻻ ﻨ‬
ُ ُْ َ َ ْ ُْ ُ ُْ ََ ْ ُ َْ َ ْ َ ََْ َ ْ ُ ْ
misalnya. Jika Islam Nusantara itu ber- ‫ﻜﺤﻮا ا ﻤ ِ ِ ﺣ ﻳﺆ ِﻣﻨﻮا‬ ِ ‫ِﻣﻦ ِ ٍﺔ و ﻮ أﻋﺠﺒﺘ ﻢ وﻻ ﻨ‬
َ َ ُ ْ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ ْ َ ََْ ْ َ ْ ٌ َ
‫َوﻟ َﻌﺒْﺪ ُ ﺆ ِﻣ ٌﻦ ﺧ ْ ٌ ِﻣ ْﻦ ُ ِ ٍك و ﻮ أﻋﺠﺒ ﻢ أو ِﻚ ﻳﺪﻋﻮن ِإ‬
kompromi dengan budaya lokal yang
َ ُ َ ُ ‫اﷲ ﻳَ ْﺪ ُﻋﻮ إ َ ا ْ َﻨﺔ َوا ْ َﻤ ْﻐﻔ َﺮة ﺑﺈ ْذﻧﻪ َو‬

terindikasi syirik, maka Islam Nusantara telah
‫ﺎس‬ ِ ‫آﻳﺎﺗِ ِﻪ ِﻠﻨ‬ ُ ‫ا ﺎر َو‬
melanggar akidah. Karena dalam masalah ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ َََ ْ ُ ََ
akidah tidak ada ijtihad. Konsep Islam ( :‫ﻟﻌﻠﻬﻢ ﺘﺬﻛﺮون )ا ﻘﺮة‬
Nusantara ini merupakan salah satu agenda
penyebaran paham Pluralisme. “Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita
musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya
Islam Nusantara sebenarnya gambaran wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
Islam yang tidak perlu dipermasalahkan. Islam musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan
tahlilan, yasinan, ziarah kubur, tawassul, janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
muludan dan lain sebagainya, inilah Islam (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih
Nusantara, sebuah tatanan yang sudah baku
baik dari orang musyrik walaupun dia menarik
dan mengakar di tengah-tengah umat. Sebuah hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
syari'at dan ajaran Islam yang dibawa para mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.
Walisongo untuk meng-Islamkan Nusantara. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-
Masalahnya, kalau tiba-tiba istilah tersebut perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
sekarang dimunculkan lagi, diobok-diobok dan mengambil pelajaran,” (QS. Al-Baqarah: 221)
Selanjutnya, dalam buku tersebut juga 4) Serang terus-menerus kelompok
ditulis, “Dalam paradigma seperti ini, tentu fundamentalis dengan cara pembusukan
syarat seorang pemimpin yang paling mendasar person-personnya melalui media masa.
adalah faktor integritasnya, bukan agamanya.
5) Promosikan nilai-nilai demokrasi Barat
Lebih-lebih jika melihat fenomena keagamaan
modern.
masyarakat kontemporer, dimana identitas
tidak lagi menjadi jaminan bagi perilaku dan 6) Tantang kelompok tradisionalis dan
integritasnya, sehingga tidak jarang dijumpai fundamentalis dalam soal kemakmuran,
seorang pemimpin muslim tapi korup, keadilan sosial, kesehatan, ketertiban
sementara ada pemimpin non muslim tapi masyarakat dsb.
amanah dan anti korupsi. Di samping itu, tidak 7) Fokuskan ini semua kepada dunia
terdapat dalil yang tegas melarang non muslim pendidikan dan generasi muda Muslim.
dijadikan sebagai pemimpin.” (hal. 28)
Padahal, kewajiban tentang mengangkat
pemimpin muslim sudah jelas dalam al-Qur’an
dan al-Hadits, Allah SWT berfirman:
َ َ ِ ‫ﺎرى أَ ْو‬ َ َُْ ُ َ َ ُ َ َ َ
‫ﺎء‬ َ ‫ﻮد َوا َﺼ‬ ‫ﻳَﺎ َﻬﺎ ا ِ ﻳﻦ آﻣﻨﻮا ﻻ ﺘ ِﺨﺬوا ا ﻬ‬
َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َْ ْ ُ ُ َْ
‫اﷲ ﻻ‬ ‫ﺎء َﻌ ٍﺾ َو َﻣ ْﻦ ﺘَ َﻮ ُﻬ ْﻢ ِﻣﻨ ُ ْﻢ ﻓ ِﺈﻧ ُﻪ ِﻣﻨ ُﻬ ْﻢ ِإن‬ ِ ‫ﻌﻀﻬﻢ أو‬
َ َ ْ َْ
(٥١ : ‫ﻬ ِﺪي اﻟﻘﻮم اﻟﻈﺎ ِ ِﻤ )ا ﺎﺋﺪة‬
َْ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin-mu; sebagian mereka
adalah pemimpin bagi sebagian yang lain.
Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka Sesungguhnya orang itu
buruk di tengah-tengah masyarakat, bahwa termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah
pesantren itu kolot, kaku (tidak bisa apa-apa), tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
ketinggalan zaman dan tidak relevan, tujuannya dzalim. (QS. Al-Ma-idah: 51)
ً ْ ْ ََ َ ْ َ ْ ُ َ َْ ْ ََ
supaya umat Islam di Indonesia semakin jauh ‫ا ُﻤ ﺆ ِﻣﻨِ َ َﺳ ِ ﻴﻼ‬ ‫َﻌ ﻞ اﷲ ِﻠ ﻓِ ٍﺮ ِ ﻦ‬ ‫وﻟﻦ‬
dari pesantren, ulama dan kitab-kitab salaf.
Bahkan dengan lancang, Ulil berkicau di akun (١٤١ : ‫)اﻟ ﺴﺎء‬
twitternya, “Insyaallah, di hari itu akan “Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi
kelihatan dengan terang benderang, yang jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan
diridhai Allah SWT adalah Islam Liberal” orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’: 141)
َ ْ ُ َ َ َ َ َ
َ َ ِ ‫َ ﻓِﺮ َﻦ أ ْو‬
‫ﺎء ِﻣ ْﻦ‬ ‫آﻣﻨُﻮا ﻻ ﺘ ِﺨﺬوا اﻟ‬ ‫َﻬﺎ ا ِ ﻳﻦ‬ ‫ﻳَﺎ‬
Perlu ditandaskan juga, bahwa ide-ide ِ
tentang pluralisme dan Islam Nusantara ini ً‫ُ ْﻢ ُﺳﻠْ َﻄﺎﻧًﺎ ُﻣﺒ ﻨﺎ‬ ْ‫ون أَ ْن َ ْ َ ُﻮا ﷲ َﻋﻠَﻴ‬
َ ُ َُ َ ْ ْ
‫ون ا ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨ‬ ُ
ِ ِ ِ ‫ﻠ‬ ‫ﻌ‬ ‫أﺗ ِﺮ ﺪ‬ ِ ‫د‬
merupakan salah satu proyek Barat untuk
menjinakkan Islam. Dalam buku berjudul Civil (١٤٤ : ‫)اﻟ ﺴﺎء‬
Democratic Islam; Partner, Resources and
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
Strategies (2003), Cheryl Bernard menulis kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali
bahwa saran-saran strategis yang diberikan dengan meninggalkan orang-orang yang mu’min.
Cheryl kepada pemerintah AS untuk Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi
menghadapi Islam adalah sbb: Allah (untuk menyiksamu)?” (QS. An-Nisa’: 144)
َْ َ ‫ﻓَﺈن‬
1) Ciptakan tokoh atau pemimpin panutan (٩٨ : ‫اﷲ َﻋ ُﺪو ِﻠ ﻓِ ِﺮ َﻦ )ا ﻘﺮة‬ ِ
yang membawa nilai-nilai modernitas.
2) Dukung terciptanya masyarakat sipil di “Sesungguhnya Allah SWT adalah musuh
dunia Islam. orang-orang kafir” (QS. An-Nisa’: 144)
3) Kembangkan gagasan Islam warna-

warni, seperti Islam Jerman, Islam Amerika,
Islam Inggris dst.
ُْ َُ َ َ َ َ ُْ َ َ ْ َ َ
‫ﷲ‬
ِ ‫ﻨ ﻪ ﻗ ﺎل ﻗ ﺎل رﺳ ﻮل ا‬
ُ َ
‫اﷲ‬ ِ ‫ْﻦ أ ِ ْ ﺑ َ َﺮة َر‬ Walisongo, berarti mereka meragukan dan
ًََ ْ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ٌ ْ َ ُْ َ َ ُ
‫ﻔ ِﻠ َﺢ‬ ‫ ﻟ ْﻦ‬: ‫اﷲ َﻋ ﻠﻴْ ِﻪ َو َﺳ ﻠ َﻢ‬ ‫َﺻ‬
merendahkan keilmuan Kyai Abul Fadlol,
‫ﻗ ﻮم وﻟ ﻮا أ ﺮﻫﻢ اِ ﺮأة‬ bahkan telah melakukan pembohongan
(‫)رواه ا ﺨﺎري‬ publik dengan menyebarkan pemahaman
keliru ke khalayak umum.
“Dari Abu Bakroh RA, berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda: ”Tidak akan berhasil Keempat, yang lebih menggelikan lagi Ulil
(baik) suatu kaum yang menguasakan urusannya juga mengatakan bahwa pendekatan dalam
kepada seorang perempuan (menjadikannya melihat realitas sosial jangan hanya ditumpukan
pemimpin)”. (HR. Imam al-Bukhori)
pada aspek akidah saja atau fiqih saja.
ُ َ ْ ْ َ َ ْ َ
ِ ‫ ﻧﻪ َﺳ ِﻤ َﻊ ا‬،‫ﻴﺪ ا ُﺪ ِري ر اﷲ ﻋﻨﻪ‬ ٍ ‫ﻦ أ ِ ﺳ ِﻌ‬ Menurutnya hal ini membuat hidup tidak asyik.
ُْ َْ َ ً ْ ُ ْ ‫ » َﻻ ﺗُ َﺼﺎﺣ‬:‫ﻮل‬ ُ َُ َ ََ َْ َ ُ
‫ َوﻻ ﻳﺄ‬،‫ﺐ إِﻻ ﺆ ِﻣﻨﺎ‬ ‫َﺻ‬
“Asiknya Islam nusantara itu ya karena adanya
‫ﻞ‬ ِ ‫اﷲ ﻋﻠﻴ ِﻪ وﺳﻠﻢ ﻘ‬ dangdut mania. Yang menyelamatkan Islam
َ َ
(‫َ ﻚ ِإﻻ ﺗ ِ « )رواه اﻟ ﻣﺬي‬ ‫َﻃ َﻌﺎ‬ nusantara bagi saya adalah dangdut mania,”
“Dari Abu Sa’id al-Khudri RA, berkata katanya disambut tepuk tangan meriah para
bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah mahasiswa STAIN Kudus.
berkawan kecuali dengan orang mukmin, dan
Dalam pernyataan ini dengan seenaknya
janganlah memakan makanmu kecuali orang yang
Ulil Abshar menjustifikasi Islam Nusantara
bertakwa”. (HR. Imam at-Tirmidzi)
dengan dangdutan yang seringkali menjadi
ُ َ َ َ َ َْ ُ َ َ ُ ْ َ ْ َْ ْ َ
‫اﷲ ﻨ ُﻪ ﻗﺎل ﻗﺎل َر ُﺳﻮل‬ ِ ‫ﷲ ﺑ ِﻦ ﺴﻌﻮ ٍد ر‬ ِ ‫ﻦ ﺒ ِﺪ ا‬ ajang kemaksiatan seperti jogetan, minum-
َ َ َ َ ‫ﷲ أَى ُﻋ‬ ََْ َ
‫اﻹ ْﺳﻼمِ أ ْو ُﻖ؟‬
minuman keras, tawuran, dan juga seks bebas.
ِ ‫ى‬‫ﺮ‬ ِ ‫» ﻳﺎ ﺒﺪ ا‬: ‫ﷲ ﺻ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬ ِ ‫ا‬
َ َ ُ َ ْ َ ُُ ُ َ َ ُ
Dan memang begitulah “Islam Nusantara” ala
ُْ ََُ َْ ُ ْ ُ َ َ
ِ ‫ﷲا ﺐ‬ ِ ‫» ا ﻮﻻﻳﺔ ِ ا‬: ‫ ﻗﺎل‬.‫ اﷲ ورﺳﻮ أﻋﻠﻢ‬: ‫ ﻗﺎل ﻗﻠﺖ‬.« kaum liberalis Ulil cs yang ingin membenar-
ُ ْ ْ
ِ ‫ﷲ َوا ُﻐﺾ ِ ا‬
benarkan budaya Masyarakat abangan.
( ‫ )رواه ا ﻴﻬ‬.« ‫ﷲ‬ ِ ‫ا‬ Targetnya jelas, mereka menciptakan stigma
ngumpulkan kalian semua di sini untuk “Dari Abdullah bin Mas’ud RA, berkata bahwa
membahas suatu kewajiban dalam agama Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Abdullah, apa tali
Islam, yaitu saya memandang kaum muslimin Islam yang paling kokoh?, aku menjawab: Allah dan
pada saat ini telah menjadi penduduk Rasul-Nya lebih mengetahui, kemudian Rasulullah
mayoritas dan saya berkeyakinan bahwa SAW bersabda: Yaitu al-walayah fillah (cinta dan
sesungguhnya jihad termasuk kewajiban bagi benci karena Allah) ”. (HR. Imam al-Baihaqi)
ْ َْ ْ َ
muslimin. Sekarang ini Raja Brawijaya dan
:‫ ﻗﺎل‬: -‫ر اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ‬- ‫ﷲ ﺑْ ِﻦ َﻋﺒﺎس‬ ِ ‫ﻦ ﺒ ِﺪ ا‬
ْ َ َْ ْ َ ُ ‫َﺳﻤ ْﻌ‬
‫ ا ﻠ ُﻬﻢ اﺟ َﻌﻠﻨﺎ ﻫﺎ ِد َﻦ‬-‫ﺻ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ﺖ َر ُﺳ ْﻮل اﷲ‬
para pengikutnya telah tertanam kekufuran.
Maka, apakah menurut kalian, bagi kita (umat ِ
َ َ ْ َ َ ْ ْ
Islam) wajib memerangi mereka?”. Semua ‫ َو َﻋ ُﺪوا‬،‫ ِﺳﻠ ًﻤﺎ ِﻷ ْو ِ َﺎﺋِﻚ‬، َ ‫ ْ َ َﺿﺎﻟ َ َوﻻ ُ ِﻀﻠ‬،‫ُ ﻬﺘَ ِﺪ َﻦ‬
َ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َْ
‫اوﺗِﻚ َﻣ ْﻦ‬ ‫ َو َﻌﺎ ِدي ﺑِﻌﺪ‬،‫ ِ ﺐ ِ ُﺒﻚ َﻣ ْﻦ أ َﺣﺒﻚ‬،‫ِﻷﻋ َﺪاﺋِﻚ‬
yang hadir dalam majlis tersebut sepakat
menyetujui titah Raden Fatah.
َ ََ َ
Kisah peperangan antara Kerajaan (‫ﺧﺎﻟﻔﻚ )رواه اﻟ ﻣﺬي‬
Demak di bawah pimpinan Raden Fatah dan
“Dari Abdullah bin Abbas RA, berkata saya
Kerajaan Majapahit di bawah Pimpinan mendengar Rasulullah SAW bersabda (dalam
Brawijaya bisa dibaca secara lengkap dalam do’anya): “Ya Allah, jadikanlah kami sebagai orang-
Ahlal Musamaroh fi Hikayati al-Auliya’ al– orang yang memberi petunjuk (kepada selain kami)
Asyroh hal. 48-86 karya al-Mukarram Kyai dan dianugerahi petunjuk (dari Engkau), janganlah
Abul Fadlol Senori. Andai di zaman Engkau jadikan kami termasuk orang-orang tersesat
Walisongo dahulu kala tidak terjadi lagi menyesatkan, dan jadikanlah kami sebagai
orang-orang pendamai kepada setiap kekasih-Mu dan
peperangan, lalu kenapa para tokoh-tokoh
(sebagai) pemusuh kepada setiap musuh-Mu.
Majapahit banyak yang pindah ke Gunung Dengan dasar cinta-Mu kami dapat mencintai setiap
Tengger Lumajang, Lawu Magetan dan ke orang yang mencintai-Mu, dan karena benci-Mu
Bali?. Jika para pengusung Islam Nusantara (pula) kami memusuhi setiap orang yang
tidak percaya terealisasinya jihad zaman mendurhakai-Mu”. (HR. Imam at-Tirmidzi)
Ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits di memang tidak memungkinkan untuk
atas secara tegas menunjukkan berkawan dan melaksanakan jihad bil qital, namun hal ini
berteman dengan orang-orang kafir saja tidak bisa menghapus Syari’ah Islam yang
dilarang oleh agama Islam, apalagi menjadikan sifatnya qath’iyyah al-tsubut tersebut. Umat
mereka sebagai pimpinan umat Islam! Islam tetap harus memiliki keyakinan bahwa
Kemudian dijelaskan pula, Rasulullah SAW jika suatu saat diberi kekuasaan dan kekuatan
memastikan bahwa suatu kaum yang untuk melaksanakan jihad perang kepada
menjadikan wanita sebagai pimpinannya, non-Muslim, maka mereka harus siap untuk
urusan mereka tidak akan pernah baik alias melakukannya. Penghapusan hukum jihad
tidak akan memperoleh keberhasilan, apalagi oleh Ulil Abshar diatas adalah ciri khas
menjadikan kafir yang notabenenya musuh omongan kaum liberal untuk meruntuhkan
Allah SWT sebagai pimpinan! Dalam diskursus ajaran Islam lewat ide Islam Nusantara, ini
ushul fiqh, seringkali permasalahan semacam sama saja taqlid dengan ideologi Ahmadiyah
ini dibuat contoh konsep qiyas awlawi. al-Qodliyaniah yang telah menghapus
Fenomena ibu kota Jakarta yang dipimpin Kafir kewajiban Jihad. Apalagi selama ini, mereka
Ahok patut menjadi bukti nyata bahwa tidak henti-hentinya gembar-gembor Islam
kepemimpinan musuh Allah SWT di suatu Nusantara adalah Islamnya Walisongo, Islam
daerah yang mayoritas muslim sudah tentu damai, toleran, anti perang. Apa mata mereka
menyebabkan puluhan krisis (krisis aqidah, sudah buta tentang sejarah Walisongo
syari’ah seperti pelarangan penyembelihan (kerajaan Demak, Raden Fatah) Jihad
hewan qurban di tempat umum oleh Ahok, melawan Majapahit?.
ekonomi seperti rupiah tidak stabil, politik dan
Dalam Kitab Ahlal Musamarah hal. 47-48,
kepercayaan), malapetaka, carut marut, tidak
barokah, dan kerusakan-kerusakan di seluruh Kyai Abul Fadlol Senori menyebutkan bahwa
lapisan masyarakat daerah tersebut. setelah Raden Fatah dilantik menjadi Raja
Demak, beliau mengumpulkan para wali dan
Ulil Abshar Abdalla, salah satu pentolan
tokoh kerajaan seraya menyampaikan
JIL, pernah menjadi narasumber pada Studium
sambutan: “Wahai para tokoh, Saya me-
General (Kuliah Umum) untuk mahasiswa baru
bersabda: ‘Mulai sekarang kita yang akan menyerang STAIN Kudus pada hari Selasa, 1 September
mereka, dan mereka tidak akan menyerang kita 2015, dengan tema "Memperbincangkan Islam
(karena masih trauma pasca kekalahan telak di Arab dan Islam Nusantara". Pada acara
perang Ahzab).”(HR. Imam al-Bukhari) tersebut, Ulil menjelaskan ciri-ciri khas Islam
Nusantara, dalam penjelasannya terlihat sekali
Penegasan ulil bahwa peperangan setelah
ada sentimen dengan budaya Arab. Saat
Rasulullah SAW bukan atas nama jihad akan menjelaskan ciri-ciri khas Islam Nusantara
tetapi untuk perluasan wilayah Islam dan inilah, Ulil mulai meruntuhkan satu per satu
perang jihad sudah terlarang, itu jelas hukum-hukum Islam yang sudah dibakukan
bertentangan dengan sabda Nabi Muhammad (baca: mujma’ ‘alaihi) oleh para ulama.
SAW: Pertama, ciri Islam Nusantara adalah tidak
َ َ َ َ َْ ُ َ َ َ ْ َ
‫ ﻗﺎل ا ِ َﺻ‬:‫ ﻗﺎل‬،‫اﷲ ﻨ ُﻬ َﻤﺎ‬
menganggap perempuan sebagai makhluk
ِ ‫ﺎس ر‬ ٍ ‫ﻋ ِﻦ اﺑ ِﻦ ﺒ‬ domestik (rumahan). Jadi kewajiban perempuan
ٌ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ
‫ َوﻟ ِ ْﻦ ِﺟ َﻬﺎد‬،‫ »ﻻ ِﻫﺠ َﺮة‬:‫اﷲ َﻋﻠﻴْ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ ﻳَ ْﻮ َم ا ﺘَﺘَ َﺢ َﻣﻜﺔ‬ harus selalu berada di rumah adalah karena
ْ َ ُ ُْ ْ َ َ ٌ َ
(‫ )رواه ا ﺨﺎري‬.‫ ﻓﺎﻧ ِﻔ ُﺮوا‬،‫اﺳ ﻨ ِﻔ ْﺮ ْﻢ‬
faktor budaya Arab yang menganggap wanita
‫ و ِذا‬،‫و ِ ﻴﺔ‬ sebagai makhluk domestic (rumahan).
“Diriwayatkan dari Ibn Abbas RA, beliau Perlu diketahui, statemen seperti ini
berkata, Nabi Muhammad SAW pada saat merupakan salah satu jurus andalan kuno
penaklukan kota Makkah bersabda: ‘Tidak akan ada (asongan basi) para liberalis dalam usaha
lagi hijrah, yang ada adalah niat dan jihad. Maka jika meruntuhkan Syari'at Islam. Mereka menuduh
kalian diminta untuk berangkat perang, maka ajaran-ajaran yang dibawa Rasulullah SAW
berangkatlah”(HR. Imam al-Bukhari) adalah hasil jiplakan dari budaya arab yang
kemudian popular dengan istilah muntaj tsaqofi
Walhasil, hukum jihad selamanya akan
(produk budaya arab). Tuduhan ulil bahwa
tetap ada sampai Hari Kiamat karena begitu
budaya arab menganggap wanita sebagai
banyak ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits-hadits
makhluk domestik jelas ngawurnya dan tidak
Rasulullah yang memerintahkan perang.
sesuai realita sejarah. Karena sudah maklum,
Adapun kondisi umat Islam sekarang
masa Arab Jahiliyyah adalah masa paling suram persenjataan beliau sangat sederhana, meski
dalam sejarah wanita. Betapa hina nasib kaum demikian, kubu beliau terlihat sangat
wanita pada masa itu, mereka tidak dihargai berwibawa, menakjubkan dan menakutkan
sebagai seorang manusia, hak sipil mereka
lawan. Dalam medan peperangan, beliau adalah
dikebiri, harkat dan martabat mereka dinodai,
sosok paling bijaksana, beliau bukan pemimpin
dan harga diri m ereka dikotori, bahkan lebih
dari itu mereka diperlakukan tak ubahnya kejam, sadis, bengis, penindas, apalagi penjagal
seperti barang dagangan bagi walinya sebelum yang melakukan pembunuhan massal dan
ia menikah dan bagi suaminya setelah menikah. pemusnahan etnis, seperti yang sering
Wanita pada waktu itu hanya dieksploitasi dilakukan para pemimpin kafir, yahudi dan
sebagai obyek pemuas nafsu kaum pria. Yang nashrani. Perlu ditandaskan lagi, pemberlakuan
lebih mengerikan di era itu tersebar semacam Piagam Madinah di kota madinah tidak
opini publik bahwa melahirkan anak mengikut sertakan umat Kristen, karena pada
perempuan adalah aib besar, sehingga mereka waktu itu di Madinah tidak ada umat kristen
(jahiliyah) tidak segan-segan untuk membunuh apalagi Majusi dan Hindu-Budha (penyembah
putrinya hidup-hidup seperti yang dikisahkan
berhala) seperti yang sering dikoar-koarkan
al-Qur'an. Kaum wanita di masa jahiliyyah
orang-orang Liberal, ini jelas ngawur dan tak
bebas keluar rumah tanpa memakai penutup
aurat, bahkan sudah biasa kaum hawa pada ada dasar ilmiahnya, karena mereka tidak
waktu itu melakukan thawaf di baitullah pernah mengaji kitab sirah nabawiyyah.
dengan telanjang. Rasulullah SAW bersabda:
َ َ َ َ ُْ َ ُ َ َ َ َ
Berarti dapat disimpulkan, zaman
ِ ‫ ﻗ ﺎل ا‬:‫ِ َ اﷲ ﻨ ﻪ ﻗ ﺎل‬ ‫ْﻦ ُﺳ ﻠﻴْ َﻤ ﺎن ﺑ ْ ِﻦ ُ َ ٍد َر‬
َ ْ ْ
ُ ‫ » َ ْﻐ ُﺰ‬: ‫ﺣ َﺰاب‬ َ
‫ َوﻻ‬، ‫وﻫ ْﻢ‬ ‫اﷲ َﻋ ﻠﻴْ ِﻪ َو َﺳ ﻠ َﻢ ﻳَ ْﻮ َم‬
ُ َ
jahiliyyah hamper mirip zaman sekarang, para
wanita bebas berkeliaran dengan mengumbar ِ ‫اﻷ‬ ‫ﺻ‬
َ ْ َ
aurat, memakai pakaian ketat, mencari (‫ﻐ ُﺰو ﻨَﺎ« )رواه ا ﺨﺎري‬
perhatian kepada kaum laki-laki, sehingga
mengakibatkan seks bebas terjadi dimana-mana. “Diriwayatkan dari Sulaiman bin Shurod,
Kemudian Islam datang membuat aturan- beliau berkata, Nabi SAW pada saat perang Ahzab
kaum Nashrani sebab beliau mendapatkan aturan yang mengangkat harkat dan martabat
kabar bahwa mereka berencana menyerang kaum wanita. Allah SWT berfirman:
َ ُْ ْ ْ ََ ََ
َ َ َ ‫ﺟ َﻦ‬
(٣٣ :‫ج ا َﺎ ِﻫ ِﻠﻴ ِﺔ اﻷو )اﻷﺣﺰاب‬
umat Islam) dan masih banyak lagi peperangan
beliau yang ofensif, termasuk ketika memerangi
‫وﻻ‬
kaum musyrikin.Yang perlu dicatat, perang "Dan jangan mencari perhatian ketika
ofensif Rasulullah SAW yang menuai berjalan diantara laki-laki seperti yang dilakukan
kemenangan terbesar dan ghonimah terbanyak oleh orang Jahiliyyah terdahulu". (QSAl-Ahzab:33)
adalah perang Khoibar. Perang defensif
(bertahan diri) yang dilakukan Rasulullah SAW Rasulullah SAW bersabda:
ُْ َُ َ َ َ َ َُْ ُ َ َ َََُْ َ
adalah perang Uhud dan perang Khandaq/ Ahzab.
‫ﷲ‬
ِ ‫اﷲ ﻨﻪ ﻗﺎل ﻗﺎل رﺳﻮل ا‬ ِ ‫ﻫﺮ ﺮ ة ر‬ ْ ‫َ ْﻦ أ‬
ِ
ٌ ْ ْ ُ ْ ُ َ َ َ
َ َ ُ
‫ﺖ ُﻋ ْﺮ َﺎن )رواه‬
ِ ‫ َوﻻ ﻄﻮف ﺑِﺎ َﻴ‬:‫َوﺳﻠﻢ‬ ‫اﷲ َﻋﻠﻴْ ِﻪ‬ ‫َﺻ‬
Kalau kita banyak membaca kitab-kitab
sirah nabawiyyah, kita akan paham betul
kesempurnaan, kebijaksanaan dan keagungan (‫ا ﺨﺎري و ﺴﻠﻢ‬
pangkat Rasulullah SAW. Beliau adalah sosok
"Dari Abi Hurairah RA, beliau berkata,
pemimpin yang ahli strategi dan ahli taktik
Rasulullah SAW bersabda: Tidak diperbolehkan
perang, diantara taktik beliau adalah “Lawan orang telanjang melakukan thawaf di baitullah".
Jangan dikasih Kesempatan Menyerang”, oleh (HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)
karena itu peperangan ofensif sering beliau
Dalam kacamata Islam, wanita boleh
praktekkan. Beliau juga seorang pemimpin yang
keluar dari rumah seperti untuk bermuamalah,
ahli diplomasi, suluh hudaibiyyah sampai
menghadiri majlis ilmu dan keluar untuk
penaklukan Makkah menjadi bukti nyata kepentingan hajat-hajat syar'iyyah, dan bukan
kejeniusan beliau dalam berdiplomasi. Beliau sekedar bermain-main, apalagi bepergian ke
adalah satu-satunya panglima perang di dunia tempat yang miskin nilai-nilai agamanya,
yang patut dijadikan teladan, karena seperti wisata, sekolah umum dan sejenisnya.
peperangan Rasulullah SAW tidak dipersenjatai Semua itu dengan syarat menutup aurat, aman
dengan senjata yang lengkap apalagi berlebihan, dari fitnah dan tidak ada ikhtilath bainarrijal
wannisa', dan jarak tempuhnya tidak jauh serta paham sejarah peperangan Rasulullah SAW.
mendapat izin dari keluarga. Bagi perempuan Perlu diingat, kitab-kitab sirah nabawiyyah
yang sudah menikah, harus mendapat izin dari telah menjelaskan bahwa peperangan di zaman
suami. Sedangkan perempuan yang belum Rasulullah SAW terdapat dua istilah; Pertama,
menikah, harus mendapat izin dari orang tua ghozwah yaitu peperangan yang diikuti
atau wali. Dan jika bepergian jauh, maka harus langsung oleh Nabi Muhammad SAW, ini
didampingi oleh suami atau mahromnya. berjumlah 19. Kedua,sariyyah atau ba’ts yakni
Rasulullah SAW bersabda: peperangan yang tidak dihadiri oleh Rasulullah
ُْ َُ َ َ ْ َ َ ََْ َ َ َ
‫ﷲ َﺻ‬ ‫ْﻦ َ ِﺸﺔ َر‬
SAW, akan tetapi beliau yang mengirim
ُ َ ِ
ِ ‫ﻨﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ ﻗﺎل رﺳﻮل ا‬ ‫اﷲ‬ pasukan perang tersebut, yang ini berjumlah 24.
ُ ْ َْ ْ َ ُ َ ُ ‫أَ ِذ َن‬ َْ َْ ُ
«‫ﻟ ﻦ أن ُﺮﺟ َﻦ ِ َ َﻮا ِ ِ ﻦ‬ ‫اﷲ‬ ‫اﷲ َﻋﻠﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ »ﻗﺪ‬ Jadi jumlah keseluruhannya adalah: 43.
Kesimpulan ulil yang menyatakan perang
(‫)رواه اﻹﻣﺎم ا ﺨﺎري‬ zaman Rasulullah SAW hanyalah perang
defensif adalah kebohongan besar. Sebab
“Diriwayatkan dari sayyidah Aisyah RA,
banyak sekali perang ofensif yang dilakukan
beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda: Allah
SWT memberi izin kepada kalian (kaum hawa) oleh beliau, seperti perang Badar (Nabi SAW
keluar untuk keperluan-keperluan kalian”. (HR. berusaha mengahalangi ‘iir quraisy atau kafilah
quraisy dari Syam yang dipimpin Abu Sufyan,
Imam al-Bukhari)
namun kafilah tersebut dapat menyelamatkan
َْ ُ َ َ ََ ُ ْ َْ ْ َ
‫ َﻋ ِﻦ ا ِ َﺻ‬،‫اﷲ ﻨ ُﻪ‬ ِ ‫ﷲ ﺑ ِﻦ ﻤﺮ ر‬ ِ ‫ﻦ ﺒ ِﺪ ا‬ diri, kemudian Rasulullah SAW bersama kaum
ْ ُْ َ ْ َ َ َ َ َ َْ َ ُ
ِ‫ﷲ َوا َ ْﻮم‬
ِ ‫ ﺗﺆ ِﻣ ُﻦ ﺑِﺎ‬،‫ »ﻻ ِ ﻞ ِﻻ َﺮأ ٍة‬:‫ ﻗﺎل‬،‫اﷲ ﻋﻠﻴ ِﻪ َوﺳﻠ َﻢ‬
muslimin menantang perang kafir quraisy yang
pada saat itu sudah siap berperang) perang
َْ ُ
‫ إِﻻ َو َﻣ َﻌ َﻬﺎ ذو َﺮمٍ « )رواه‬،‫ﺎل‬ َ َ ِ ‫ ُ َﺴﺎﻓِ ُﺮ َ ِﺴ َ ةَ ﺛَ َﻼ‬،‫ْاﻵ ِﺧﺮ‬
ٍ ‫ث‬
Hunain, Fathu Makkah, perang Bani Quraidloh,
ِ Bani Qunaiqo’, Bani Nadhir (Rasulullah SAW
(‫اﻹﻣﺎم ﺴﻠﻢ‬ menyerang kaum Yahudi terlebih dahulu
"Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA karena mereka terbukti menghianati Piagam
dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: ‘Tidak halal Madinah), perang Tabuk dan perang Mu’tah
bagi wanita yang beriman kepada Allah SWT dan (Nabi Muhammad SAW sengaja menginvasi
ide-ide sesat mereka. Penulisan buku oleh para hari akhir melakukan safar (yang jarak tempuhnya
ulama tergolong penyebaran di muka publik. tiga malam) kecuali didampingi mahromnya’." (HR.
Pernyataan Ulil diatas sama saja dengan Imam Muslim)
merendahkan perjuangan ulama-ulama salaf
Batasan-batasan Islam yang diterapkan
Nahdhatul Ulama dalam mempertahankan
terhadap perempuan tentunya bukan bertujuan
akidah dan amaliyah umat Islam di Indonesia. untuk mengekang kebebasan perempuan,
Ketiga, Ulil menjelaskan bahwa ciri Islam melainkan untuk menjaga kehormatan dan
Nusantara adalah Islam datang ke Nusantara kesucian perempuan itu sendiri. Inilah yang
tidak melalui jalan perang, tapi melalui jalan membuat Islam berbeda dengan budaya Barat
yang menganggap perempuan sebagai materi
damai. Setelah itu Ulil menyinggung tentang
yang bisa dieksploitasi dan dijadikan alat
jihad dengan peperangan. Menurutnya, perang
pemuas hawa nafsu laki-laki. Untuk lebih
dalam Islam hanya bersifat defensif (membela lengkap pembahasan seputar wanita meng-
diri dari serangan kafir). Umat Islam tidak boleh hadapi tantangan modernisasi, silahkan baca
menyerang non muslim ketika mereka tidak buku kami yang berjudul "Peran dan Posisi
menyerang. Dalam pemaparan Ulil, perang Wanita dalam Islam; Perbincangan Feminisme
dalam zaman awal Islam adalah untuk dan Kritik Bias Gender"
mempertahankan diri. Adapun perang setelah Kedua, ciri Islam Nusantara adalah
zaman Rasulullah SAW tidak seluruhnya karena bersikap tawassuth (moderat). Tawassuth-nya
dasar agama, melainkan hanya perluasan Islam Nusantara di sini dimaknai Ulil sebagai
wilayah saja yang pada zaman itu adalah hal yang Islam yang tidak suka menuduh orang syirik,
normal. “Sekarang tidak boleh lagi melakukan bid'ah, kafir, dan murtad. Islam yang
itu karena bisa melanggar konvensi internasional. merangkul bukan menampik. “Kita boleh
Ini bukan lagi perang jihad,” ujar Ulil. berkeyakinan si A sesat, tetapi kita tidak akan
mengatakan itu kepada orang tersebut.
Pernyataan Ulil diatas tentu semakin Bagaimanapun hal tersebut menyakitkan
membuktikan bahwa ulil tak layak disebut baginya sehingga dia bisa menjauh dari kita.
intelektual Islam, sebab ia sama sekali tidak
Setahu saya kultur seperti itu tidak ada di Pernyataan Ulil bahwa kiai-kiai NU tidak
pesantren. Syiah sesat, tetapi kiai-kiai kita di pernah menyebutkan kesesatan di depan publik
NU tidak pernah mengkampanyekan itu di juga tidak sesuai fakta sejarah. Mbah Hasyim
muka publik,” kata Ulil. Asy’ari sebagai founding father Nahdhatul
Ulama menulis kitab Risalah Ahli al-Sunnah fi
Pernyataan Ulil Abshar tersebut jika
Bayan al-Musammati bi Ahlissunnah wal Jama’ah
diterima oleh para simpatisan Islam Nusantara
yang membahas tentang berbagai penyimpangan
sangat berbahaya. Jika label bid’ah, sesat, kafir,
kaum bid’ah seperti Syiah, pemikiran sesat Ibn
dan syirik hanya boleh diyakini oleh diri sendiri
Taimiyah, Ibn Abdul Hadi, Muhammad bin
dan kita tidak boleh menyebutkannya di depan
Abdul Wahhab, Jamaluddin al-Afghani,
umum, lantas bagaimana dan kapan orang yang
Muhammad Abduh dan Rasyid Ridlo. Kyai
terkena virus kesesatan tersebut bisa menyadari
Abul Fadhol Senori juga menulis al-Durr al-Farid
kesalahannya dan diajak kembali ke jalan yang
fi Syarh Jauharah al-Tauhid dan Syarh al-Kawakib
benar? Jelas sekali omongan Ulil ini ingin
al-Lamma'ah yang juga membahas tentang
membunuh ruh jihad amar ma’ruf nahi munkar.
akidah Ahlussunnah wal Jama’ah dan
Hal ini bertentangan dengan ajaran Rasulullah
penyimpangan kaum bid’ah. Bahkan dalam
saw dalam Haditsnya:
َ ْ َ َ َْ َ ْ ْ َ kitab Syarh al-Kawakib al-Lamma'ah, beliau
‫ْﻢ َ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻊ‬ ‫َﻣ ْﻦ َرأى ِﻣﻨ ُ ْﻢ ُﻣﻨ ﻜ ًﺮا ﻓ ﻠ ﻴُﻐ ْهُ ِﻴَ ِﺪ هِ ﻓ ﺈِن‬ menuturkan dengan jelas pemikiran sesat
َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ
‫ﻓ ِﺒ ِﻠ َﺴﺎﻧِ ِﻪ ﻓ ﺈِن ْﻢ َ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻊ ﻓ ﺒِﻘ ﻠ ﺒِ ِﻪ َوذ ِﻚ أ ﺿ َﻌ ﻒ‬
pemikir modern, seperti Jamaluddin al-Afghani,
‫ﺎن‬ِ ‫اﻹ ﻤ‬ ِ Muhammad Abduh, Rasyid Ridlo, Qosim
(‫)رواه ﺴﻠﻢ‬ Amin, Thoha Husein, Manshur Fahmi, Amin al-
Khauli, Ali Abdurroziq, Mahmud Azmi, Hanim
Barangsiapa melihat kemunkaran maka dia Muhammad dan Muhammad Abu Zaid.
Andaikan Kyai Fadhol sezaman dengan pemikir
harus melawan dengan tangannya. Jika dia tidak
modern seperti Hasan Hanafi, Nasr Hamid Abu
mampu maka harus dengan lisannya. Jika dia tidak Zaid dan lain-lain, tentu beliau akan menjelek-
mampu maka harus dengan hatinya, dan itu adalah jelekkan pemikiran mereka, sebagai bentuk
selemah-lemahnya iman. (HR. Imam Muslim) tahdzir kepada kaum muslimin agar mewaspadai

Muhamad Najih Maimoen - Islam Nusantara Dan Konspirasi Kaum Liberal

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Muhamad Najih Maimoen - Islam Nusantara Dan Konspirasi Kaum Liberal

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

72_______________________ ISLAM NUSANTARA

merayakan imlek, natalan dst. Selengkapnya

"Hadits tersebut kalaupun dinilai shahih, Mereka secara struktural dan

ْ‫ﺣ َﻮال ا ﺴﻠَﻒ َ ْﻌﻠَ ُﻢ َ ْﻄ ًﻌﺎ َ ُﻬﻢ‬ ْ َ ٌ ْ َُ ْ َ َُ

Ide-ide Liberalisme di balik Islam Nusantara

Penutup memiliki kesadaran HAM dan menolak segala

َ ُ َ ُ ‫اﷲ ﻳَ ْﺪ ُﻋﻮ إ َ ا ْ َﻨﺔ َوا ْ َﻤ ْﻐﻔ َﺮة ﺑﺈ ْذﻧﻪ َو‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah

3) Kembangkan gagasan Islam warna-

Anda mungkin juga menyukai