Oleh
ABRAHAM WAHYU NUGROHO
D0205025
PERSETUJUAN
Penulisan Skipsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dosen Penguji
Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Menyetujui,
Pembimbing
PENGESAHAN
Pada
Hari :
Tanggal :
DOSEN PENGUJI
Mengetahui,
Dekan
MOTTO
PERSEMBAHAN
My Lord
Bapak
Ibu
Kakakku
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, kerena kasih dan berkatnya
memperoleh gelar sarjana (S-1) Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga Skipsi ini dapat
semua pihak yang telah membantu, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan:
1. Drs. H. Supriyadi SN, SU , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, terima kasih atas semua ilmu
7. Ibu, Bapak dan Kakak yang kukasihi terima kasih atas dukungan doa,
8. Pascha Yesyurun Amin, terima kasih untuk doa, dukungan, segenap kasih
Komda GKJ Dagen Palur, terima kasih atas segala dukungan doanya dan
persahabatannya.
12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
skripsi ini, oleh karena itu penulis terbuka akan setiap kritik dan saran yang
membangun.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
PERSEMBAHAN........................................................................................... v
ABSTRAKSI ................................................................................................. xi
ABSTRACTION............................................................................................. xii
BAB I : PENDAHULUAN
G. Metodologi Penelitian...................................................... 52
Kesembuhan Pasien.......................................................... 91
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 112
B. Saran................................................................................... 113
ABSTRAK
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
dengan sesamanya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat menghindari dari suatu
verbal dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung/ tatap
manusia itu sendiri. Di sisi lain, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab,
diperlukan saling pengertian diantara sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini
modern adalah manusia yang cara berpikirnya berdasarkan logika dan rasional
dan penerima (receiver, audience) serta pengaruh (effects) dan umpan balik (feed
perubahan dalam diri penerima (receiver atau audience), sebagai akibat dari pesan
yang diterima secara langsung atau tidak langsung sesuai dengan keinginan
komunikator.
komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Pada diri komunikan, psikologi
komunikasi yang lain tidak. Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara
menimbulkan respons pada diri individu lain. Di samping itu, psikologi juga
xiv
rupa sehingga terjadi pertukaran pesan yang dapat menimbulkan hubungan sosial
penghapusan tingkah laku maladaptif dan belajar pola-pola tingkah laku adaptif.
menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran, serta dapat mengambil
dua orang atau lebih dalam kelompok kecil. Komunikasi interpersonal yang sehat
pertumbuhan personal.
menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut. Dari sisi pasien, umumnya
2
Ibid.
xvi
Tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan dari pasien. Perlu
benar dan lengkap sehingga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit
pasien secara baik dan memberi obat yang tepat bagi pasien.
keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas. Komunikasi efektif mampu
masalah.
dengan pasiennya di samping melakukan perawatan secara medis. Oleh karena itu
penelitian ini akan mengambil titik fokus Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi Surakarta. Sebagai rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Tengah
dan telah melaksanakan ISO 9001:2000, RSUD Dr. Moewardi telah menerapkan
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
ditetapkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan
E. MANFAAT PENELITIAN
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
1. Kerangka Pemikiran
dipengaruhi oleh disiplin ilmu yang lain, seperti psikologi, antropologi, ilmu
terapeutik antara perawat terhadap pasien diteliti dengan cara menyelidiki ciri-
komunikasi terapeutik.
diteliti. Data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif., yaitu berupa
xix
kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar
angka.
2. Landasan Teori
antara lain4:
di dalamnya. Oleh karena itu, kajian secara ilmiah mengenai gejala atau
realitas komunikasi memiliki cakupan yang sangat luas. Hal ini meliputi
3
Richard West dan Lynn H. Turner, Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, penerjemah Maria
Natalia Damayanti Maer (Jakarta: Salemba Humanika, 2008) hlm. 5
4
Harnawatiaj, “Komunikasi Terapeutik”
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/06/23/ komunikasi-terapeutik, 26/11/2008/ 19.28
xx
berkomunikasi.
communication)
5
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta, LKiS, 2007) hlm. 2-20
xxi
masyarakat.
6
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal (Yogyakarta, Kanisius, 2007)
hlm. 85
7
Ibid. hlm 86-90
xxii
isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau dilakukan, baik secara
lain:
secara kognitif.
pengembangan.
koherensi.
sama lain.
8
Joyee S. Chatterjee, Anurudra Bhanot, Lauren B. Frank, et al, “The Importance of Interpersonal
Discussion and Self-Efficacy in Knowledge, Attitude, and Practice Models”,
http://ijoc.org/ojs/index.php/ijoc/search/titles, 12/07/2009
xxv
stimulus terhadap pesan yang lain, dan seterusnya. Oleh karena itu,
komunikan.
akan pernah terjadi jika tidak ada sumber pesan, meskipun ada
komunikasi tidak akan terjadi jika tidak ada penerima maupun pesan
yang disampaikan.
individu yang satu menjadi cermin atas perilaku individu yang lain.
Jika individu yang satu marah, maka individu yang lain akan marah
juga, atau jika yang satu menyatakan ekspresi cemburu, maka yang
berperan sebagai stimulus terhadap perilaku yang lain. Selain itu dua
yang berbeda. Misalnya hubungan antara guru dan siswa, atau antara
tersebut.
content dimension may be the same, but the relationship aspect may
tempat saya secepat mungkin!”. Dua kalimat ini memiliki inti (aspek
sama.
ini jelas berbeda isinya, tetapi dari segi hubungan tetap sama, yaitu
9
Joseph A. Devito, The Interpersonal Communication Book (New York, Addison Wesley
Longman, Inc, 2001) hlm. 29
xxviii
sistem simbol..
tanda baca.
empati.
konstan.
melalui sebuah model. Secara garis besar terdapat tiga model komunikasi,
mengirim dan men-decode pesan ketika menerimanya. Selain itu ada unsur
pesan yang berhasil di-decode lalu di-encode kembali dalam bentuk pesan
Message
Encoder Encoder
Interpreter Interpreter
Decoder Decoder
xxx
between two individuals when they are close in proximity, able to provide
10
Dainton, “Explaining Theories of Interpersonal Communication”
http://www.sagepub.com/upm-data/4984_Dainton_Chapter_3.pdf 11/02/2009/ 16.48
11
Ibid.
xxxi
Inti dari pendekatan ini adalah keadaan yang saling tergantung yang
lain:
kelompok sistem.
(Equifinality).
atau yang lebih dikenal dengan Palo Alto Group (1967) yang
yaitu:
tidak.
sebuah hubungan.
maupun analog.
komplementer.
xxxv
dan si B menundanya.
Brown dan Levinson (1978,1987). Teori ini memiliki tiga asumsi dasar
yaitu:
dan Kelley (1959), teori ini menjelaskan kapan dan mengapa individu
Teori ini hampir sama dengan teori ekonomi yang didasarkan pada
kecilnya.
dalam hubungan kita, dan hal ini sesuai dengan apa yang
dalam pernikahan.
(maintained).
bertahan.
sebagai berikut12:
antara anggotanya.
12
Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication (Belmont CA: Wadsworth, 2002)
hlm. 234
xli
dinamis.
transaksi dagang. Tokoh utama dari teori ini adalah Thibault dan Kelley.
Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa setiap individu/orang secara
sukarela masuk dan berada dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut memuaskan dilihat dari segi ganjaran dan biaya. Ada dua konsep
pokok selain ganjaran dan biaya, yaitu laba dan tingkat perbandingan.
Sedangkan biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam
13
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung, Remadja Karya CV, 1986) hlm.151-155
xlii
memuaskannya.
2) Teori Peranan
dalam berperan (role skills), dan terhindar dari konflik dan kerancuan
peranan.
tertentu.
3) Teori Permainan
Tokoh utama dari teori ini adalah Eric Berne (1964, 1972). Sering
perilaku yang kita terima dari orang tua kita atau orang yang kita anggap
orang tua kita. Kedua adalah Orang Dewasa, yakni aspek kepribadian yang
dan kesenangan.
dari tiga aspek kepribadian kita, dan kemudian orang lain akan
4) Teori Interaksional
xliv
Sistem ini terdiri dari subsistem yang saling bergantung dan bertindak
lingkungan/medannya.
dan pasien harus dilandasi dengan perubahan mental dari kurang intensif
manusia, penyampaian pesan tentu saja tidak bloeh terlambat atau terhenti.
manusia. Perawat sudah dibekali dengan kode etik sehingga hubungan dan
komunikasi terhadap pasien dan dokter syarat dengan etika moral, disiplin
orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry, komunikasi terjadi
Akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan
pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri. Kualitas asuhan
yang sangat kuat ketika harus bertemu dengan pasien yang mengalami
gangguan kejiwaan. Oleh karena itu, suasana yang nyaman akan sangat
penggunaan referensi dari Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson
14
Justin A. Sleeper, Cesarina Thompson, “The Use of Hi Fidelity Simulation to Enhance”,
http://www.bepress.com/cgi/subscription_request.cgi, 29/07/2009
15
G.W. Stuart dan Sundeen, Keperawatan Dasar, Meidiana Dwidiyanti (peny.) (Semarang,
Hasani, 2008) hlm. 28-37
xlvii
2) Menunjukkan penerimaan
setuju. Tentu saja sebagai perawat, kita tidak harus menerima semua
percaya.
berurutan.
5) Klarifikasi
6) Memfokuskan
baru.
8) Menawarkan informasi
xlix
membuat keputusan.
9) Diam
10) Meringkas
jangan sampai menjadi beban baginya, dalam arti kata jangan sampai
sebaliknya “buruk”.
dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya
apa yang sedang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan
dibicarakan selanjutnya.
suatu kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk
menguraikan persepsinya.
17) Refleksi
klien bertanya apa yang harus ia pikirkan dan kerjakan atau rasakan
1) Fase preinteraksi
terapeutik bagi klien, jika merasa tidak siap maka perlu belajar
2) Fase orientasi
16
Harnawatiaj. Op. Cit.
liii
Fase ini dimulai pada saat bertemu pertama kali dengan klien. Pada
saat pertama kali bertemu dengan klien fase ini digunakan perawat
3) Fase kerja
4) Fase terminasi
Fase ini merupakan fase yang sulit dan penting, karena hubungan
terjadi pada saat perawat mengakhiri tugas pada unit tertentu atau
tujuan.
1) Berhadapan. Artinya dari posisi ini adalah “Saya siap untuk anda”.
berkomunikasi.
baik secara lisan maupun tertulis. Jenis komunikasi ini paling lazim digunakan
lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai
17
Harnawatiaj. Ibid.
lv
harus18:
2) Perbendaharaan Kata
ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai
18
Jenny Marlindawani Purba, “Komunikasi Dalam Keperawatan”
http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-jenny.pdf 26/11/2008/ 18.55
lvi
komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada
kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan memikirkan apa yang
Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien
pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap
lvii
6) Humor
pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan nonverbal
1) Metakomunikasi
2) Penampilan personal
19
Ibid.
lviii
Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara
sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika
4) Ekspresi wajah
dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit dan obat.
6) Sentuhan
G. IMPLEMENTASI KONSEP
ragam.
Oleh karena itu, perlu diketahui sejauh mana perawat di RS Dr. Moewardi
yang diberikan oleh perawat. Kualitas komunikasi terapeutik dapat diketahui dari
lxii
pelayanan yang dirasakan oleh pasien serta tingkat kepuasan yang dirasakan oleh
pasien.
H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan mengambil lokasi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
(0271) – 634634, Fax (0271) – 637412. Alasan pemilihan lokasi ini yaitu
3. Jenis Data
20
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1999)
hlm.24
21
Pawito. Op. Cit. hlm. 35
lxiii
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder
a. Data primer yaitu, data yang diperoleh langsung dari hasil observasi
dan wawancara.
melengkapi data primer yang diperoleh dari literatur, arsip, jurnal yang
yaitu:
a. Observasi
dalam penelitian ini adalah observasi tidak terlibat atau non participant
yang ditelitinya.
b. Wawancara
minat penelitian.
c. Studi Pustaka
perawat sebagai informan dalam setiap kamar rawat inap Mawar, sehingga
total sampel yang diambil yaitu enam perawat dan lima pasien.
lxv
kesimpulan-kesimpulan final.
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
diteliti. Setelah data terkumpul, dilakukan reduksi data. Data ini sebagai
Pengumpulan
data Penyajian
data
Reduksi
data
Kesimpulan-kesimpulan
Penarikan/Verifikasi
Keterangan23:
dan abstraksi data (kasar) yang ada dalam fieldnote. Proses ini
Data reduction adalah bagian dari analisis, suatu bentuk analisis yang
23
Mathew B Miles dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi
Rohidi (Jakarta, UI Press, 1992) hlm. 16-20
lxvii
data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk
7. Validitas Data
lebih menunjuk pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh telah secara
akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti24. Dalam penelitian ini,
guna memperoleh data dengan persoalan yang sama. Dalam penelitian ini
24
Pawito. Op. Cit. hlm. 97
lxviii
dilakukan pada perawat dari rumah sakit yang lain, atau pihak yang
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. SEJARAH SINGKAT
lxix
Pada waktu itu di kota Surakarta terdapat tiga (3) buah rumah akit
Kasunanan/Kraton Surakarta.
Pada waktu itu, Rumah Sakit Zieken Zorg juga dipakai sebagai
Ziekenhuis yang saat ini bernama Rumah Sakit Dr. Moewardi. Sedangkan
3. Zaman Kemerdekaan.
Pada tahun 1945-1948 Rumah Sakit atau Zieken Zorg. Rumah Sakit
Sakit Bale Kusolo di Surakarta masih terdapat dua Rumah Sakit Partikelir
yaitu :
Mulai tanggal 1 Januari 1950 Rumah Sakit Bale Kusolo diambil alih
dan dikelola oleh pemerintah RI dan menetapkan nama Rumah Sakit Bale
Kusolo diganti dengan nama Rumah Sakit “Pusat” Surakarta. Mulai saat itu
H.149/2/3 dengan dasar Surat dari Kepala Dinas Kesehatan Rakyat Daerah
di bawah satu orang pimpinan dengan stafnya dengan nama Rumah Sakit
diantaranya:
Keluarga Berencana.
Mengingat Rumah Sakit Kadipolo pada saat itu sudah dinilai tidak
efisien, maka pada bulan September 1976, maka rumah sakit Kadipolo
4. Penggantian nama
masyarakat mengenai nama rumah sakit Pusat dan rumah sakit Surakarta,
Kesehatan RI tanggal 9 Juli 1954 no. 44751/RS. Dan pada akhirnya Gubernur
Pendidikan.
Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Milik Provinsi
Jawa Tengah Dari Kelas B Pendidikan Menjadi Kelas A. Juga sebagai Rumah
Sakit Pusat Rujukan daerah Jawa Tengah bagian tenggara dan Jawa Timur
bagian barat.
lxxiii
merupakan rumah sakit pendidikan (teaching hospital) bagi calon dokter Fakultas
Spesialis I (PPDS I) dan tenaga kesehatan lainnya. Rumah sakit ini terletak di
Jalan Kolonel Sutarto, No. 132, Jebres Surakarta. Di samping itu RSDM sebagai
rumah sakit umum wilayah Eks Karesidenan Surakarta dan sekitarnya, juga Jawa
lain:
tiga kali berturut-turut, mulai dari tahun 1995 sampai tahun 1997.
community, pavilion cendana, klinik geriatri, klinik nyeri, unit pelayanan khusus
klinik rehab tuna rungu-tuna wicara, klinik KB, dan rehabilitasi medis.
Visi RSUD Dr. Moewardi yaitu “Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama
Masyarakat Jawa Tengah”. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut, telah
memuaskan.
masyarakat.
adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan dengan mutu yang
kesehatan masyarakat.
2. Kepuasan pelanggan.
orang. Terdiri dari dokter umum dan dokter gigi sebanyak 18 orang, dokter
spesialis sebanyak 123 orang, dokter subspesialis sebanyak 11 orang, dokter gigi
568 orang.
E. STRUKTUR ORGANISASI
berikut:
lxxvi
b. Fasilitasnya antara lain: dua kamar operasi besar dan dua kamar
operasi kecil, dua kamar resusitasi jantung dan paru, peralatan lengkap
Klinik geriatri.
Medical check up
sebagai berikut:
leher rahim).
d. Klinik Bedah
(pemecah batu ginjal dan saluran kemih tanpa operasi), PCN (pemecah
duodenoscope.
f. Klinik THT
telinga.
g. Klinik Jantung
Jenis pelayanan yang diberikan antara lain: tes alergi kulit, tindakan
kimiawi N2, cair, CO2 snow, tindakan kulit dengan scalpel dan punch,
i. Klinik Paru
j. Klinik Mata
Peralatan canggih yang tersedia antara lain: EEG (alat periksa arus
n. Klinik Nyeri
stimuplex.
Jenis layanan yang diberikan yaitu konsultasi gizi pasien baik rawat
Jumlah tempat tidur yang tersedia saat ini sebanyak 704 buah. Fasilitas
a. Instalasi rawat inap Paviliun Cendana yang terdiri dari VVIP, VIP A,
b. Instalasi rawat inap Mawar yang terdiri dari kelas I, kelas II, dan kelas
III. Instalasi rawat inap Mawar, terdiri dari tiga lantai, yaitu:
e. Instalasi rawat intensif terdiri dari ruang ICU (Intensive Care Unit),
Unit)
bedah sederhana sampai dengan canggih, selain itu pelayanan bedah juga
umum, bedah saraf, bedah mata, bedah THT, bedah plastik dan
kardiovaskuler, bedah anak, bedah tulang, bedah paru serta bedah mulut.
5. Instalasi Radiologi
(Intensive Care Unit), ruang ICCU (Intensive Cardiac Care Unit), ruang
bedah.
9. Instalasi Gizi
Pelayanan yang tersedia antara lain: konsultasi gizi rawat jalan dan rawat
inap, serta pelayanan makanan rawat inap. Peralatan yang dimiliki yaitu,
tray conveyor, insulated patient tray VIP, insulated patient tray and soup
bow, cold room walk in, suspended fume food with fire fightin, dan dish
washer.
Selain itu, instalasi gizi juga melayani kebutuhan makanan bagi pasien dan
karyawan serta diet bagi penderita penyakit gula, jantung, tekanan darah
11. Hemodialisis
rumah sakit lain, Puskesmas dan lain-lain dengan mengadakan ikatan kerja
sama.
G. FASILITAS UMUM
Beberapa fasilitas umum yang tersedia di RSUD Dr. Moewardi, antara lain:
1. Telepon umum koin yang berlokasi di depan IGD dan depan rawat inap
Melati lantai I.
2. Telepon umum kartu yang berlokasi di depan IGD dan gedung A depan
poliklinik.
I.
8. Area parkir di depan dan samping timur Paviliun Cendana, depan gedung
BAB III
PENYAJIAN DATA
A. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
terapeutik.
Moewardi Surakarta, hubungan antara perawat dan pasien merupakan hal yang
sangat penting. Karena informasi dari pasien sangat membantu para medis untuk
mengambil tindakan medis selanjutnya. Bahkan hubungan tersebut ada yang terus
berlanjut sampai pasien itu sembuh. Artinya hubungan interpersonal terjalin tidak
keperawatan.
pasien. Tidak sekadar hanya memberikan obat-obatan, tetapi jika diperlukan dapat
lxxxviii
Wardoyo, Kepala Ruang Mawar II. Oleh karena itu perlu dikembangkan perasaan
empati.
yang ada adalah keseimbangan antara pemberi layanan (perawat) dan penerima
jasa (pasien),” ungkap Toni, salah satu perawat Mawar III. Dalam proses
terjadi di dalam rumah sakit (asuhan keperawatan), tetapi bisa berlanjut hingga di
luar keperawatan
ramah dan sopan, agar tidak memberi kesan galak. Kemudian memberi salam
kepada pasien, seperti “Selamat pagi atau selamat siang Bu!”. Menanyakan nama
atau memanggil pasien dengan menyebut namanya. Selain itu juga dengan
dilakukan. Seperti “Pak, ini harus disuntik untuk mengurangi rasa sakit,” tutur
berikut:
Tahap ini juga sering disebut dengan pre conference. Pada tahap ini
ruang. Dalam tahap ini para perawat melihat catatan atau rekaman
oleh perawat menjadi tenang/ sepi. Dan setiap tamu yang akan
Kepala Ruang Mawar II. Persiapan ini dilakukan agar dapat bersikap
dalam fase pra interaksi ini. Seperti tidak selalu melihat rekaman
melakukannya.
xci
5. Fase Tindakan
perawat cukup memanggil nama pasien, hal ini dilakukan agar lebih
gurauan. Saat menangani pasien yang terkena luka bacok, dua orang
6. Fase Evaluasi
dengan tugasnya maka perawat juga bisa meminta saran dari kepala
7. Fase Dokumentasi
itu catatan medik ini juga dapat digunakan oleh dokter sebagai acuan
setiap pagi mulai pukul setengah delapan sampai pukul setengah sepuluh pagi.
xcv
Karena sesuai jadwal di rumah sakit, jam sepuluh sampai jam dua belas adalah
ini mau disuntik supaya mengurangi rasa sakit”. Setelah itu, pasien
pasien.
xcvi
tidurnya kemarin?”
akan diberikan.
kejadiannya.
berdasarkan hasil observasi, para perawat juga menerapkan sikap tertentu saat
perawat.
III.
Ketika ada pasien atau keluarga pasien yang mengeluh soal asuhan
PASIEN
Setiap keluhan baik dari pasien maupun keluarga ditanggapi dan kemudian
yang baru. Hal ini disebabkan karena dalam mencapai proses kesembuhan
perawat tidak hanya mengandalkan tindakan medis. Oleh karena itu komunikasi
perawatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sudah baik. Dengan adanya asuhan
keperawatan yang baik itu, ternyata dirasakan langsung oleh para pasien. Asuhan
kesembuhan pasien terutama dalam hal semangat. Rasa senang yang dialami
yang diberikan perawat di rumah sakit ini memuaskan. Penampilan mereka sopan,
baik. Saya merasa senang. Perasaan senang tersebut memberikan motivasi untuk
BAB IV
ANALISA DATA
c
(penerima pesan). Hal itu dilakukan baik oleh perawat maupun pasien. Pada saat
berperan sebagai komunikan. Oleh karena itu pertukaran pesan dan peran
berlangsung cepat.
pesan verbal berupa kata-kata atau bahasa lisan maupun pesan nonverbal. Dalam
dengan siapa ia berkomunikasi. Misalnya dengan orang yang lebih tua maka
perawat menggunakan bahasa Jawa Krama, sedangkan dengan orang yang sebaya
menggunakan bahasa Jawa ngoko. Namun tidak hanya bahasa Jawa saja yang
bahasa Jawa dalam komunikasi terapeutik ini dilakukan karena pasien kebanyakan
orang yang berasal dari kota Solo dan sekitarnya yang masih lekat dengan budaya
khususnya pasien dalam menafsirkan pesan yang disampaikan oleh perawat, maka
perawat kadang memakai bahasa Jawa supaya lebih akrab. Oleh karena itu, makna
pesan yang sama dapat disampaikan dalam berbagai bentuk penyajian pesan.
ci
terapeutik. Pesan nonverbal tersebut antara lain, berjabat tangan, sentuhan dan
sikap yang ramah. Hal dilakukan karena pesan nonverbal juga memiliki fungsi
sering digunakan yaitu ekspresi raut wajah dan gestural (gerak tubuh), seperi
melainkan berlangsung secara tatap muka. Umpan balik yang diberikan sebagai
Efek yang terjadi pada diri komunikan dalam hal ini pasien, mencapai
tataran konatif, yaitu melakukan sesuatu atas saran dari perawat, seperti minum
obat dan latihan duduk. Sedangkan efek yang terjadi pada diri komunikan dalam
hal ini perawat, hanya sebatas aspek kognitif (tahu tentang sesuatu) saja.
komunikasi terapeutik atau komunikasi antar pribadi yang jarang disebutkan yaitu
suasana dikondisikan sedemikian rupa oleh pihak rumah sakit. Caranya dengan
ataupun menjaga pasien untuk keluar dari kamar pasien. Hal ini berarti bahwa
umpan balik dan efek serta suasana secara sederhana dapat digambarkan dalam
SUASANA
Pesan
Umpan balik
Pesan
Umpan balik
SUASANA
terapeutik di RS Dr. Moewardi, melibatkan dua atau tiga orang yang berinteraksi
ciii
secara tatap muka, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung,
dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.
pengembangan.
koherensi.
Di samping itu, umpan balik yang diberikan pun sesuai dengan pesan
maupun ekstrinsik.
stimulus terhadap pesan yang lain, dan seterusnya. Oleh karena itu,
hubungan komplementer.
penuh kesabaran.
Jika ada pasien yang berasal dari luar Jawa tentunya perawat perlu
tanda baca.
komunikasi sebelumnya.
garis besar terdiri atas fase pra interaksi, fase tindakan, fase evaluasi, dan fase
cviii
pasien dengan latar belakang dan karakter yang berbeda, sambil mempersiapkan
diri, perawat juga mempelajari catatan medik atas program yang telah dan akan
dilaksanakan. Pada saat bertemu dengan pasien, perawat memulai menyapa pasien
balik atas pesan yang diterimanya, perawat mulai melakukan tindakan medis yang
pasien, meliputi evaluasi atas kegiatan saat bertemu dengan pasien, yang
medis.
diuwongke”.
6. Diam sejenak.
verbal yang disampaikan. Beberapa sikap tersebut antara lain: Berhadapan dengan
pasien, menampilkan sikap tubuh yang rileks, mempertahankan kontak mata, serta
sudah tertanam dalam diri perawat supaya komunikasi terapeutik semakin efektif,
yaitu empati. Artinya, seorang perawat harus berusaha menempatkan dirinya pada
peranan atau posisi pasien. Dengan empati ini, perawat berusaha merasakan
berinteraksi.
antara lain:
lain.
konflik.
lancar.
yang sangat penting dalam komunikasi terapeutik. Hal ini disebabkan karena:
1. Teori Peranan
2. Teori Permainan
Orang Tua dimainkan oleh perawat. Hal ini sangat tampak, ketika
3. Teori Interaksional
interaksi. Sistem ini terdiri dari subsistem, yaitu perawat dan pasien
yang baik dari pihak perawat, dan partisipasi aktif dari pasien.
tidak puas, dia tidak dapat keluar dari hubungan interpersonal dengan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dari empat fase/ tahap, yaitu fase pra interaksi, fase tindakan, fase
B. SARAN