Anda di halaman 1dari 6

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 736 Gresik Telp. (031) 3950552, 3958499 Fax.

(031)3958599

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DENISA GRESIK
NOMOR : SK DEN/01/40/II/2017

TENTANG

DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN


DI RUMAH SAKIT UMUM DENISA GRESIK

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DENISA GRESIK

Menimbang : a. Bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan di Rumah Sakit Denisa


Gresik yang optimal dan menjamin keselamatan pasien perlu ditetapkan
kebijakan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).

b. Bahwa untuk mencapai tujuan pada butir (a), perlu ditetapkan melalui Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Denisa Gresik.

Mengingat : 1. Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Undang-Undang No 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

M E M U T U S K A N:

Pertama : (1) Setiap pasien di Rumah Sakit Umum Denisa Gresik berhak mendapat
pelayanan dari seorang DPJP

(2) Setiap pasien di Rumah Sakit Khusus Umum Denisa Gresik yang
dilayani oleh 1 (satu) orang dokter maka dokter tersebut adalah DPJP

(3) Setiap pasien di Rumah Sakit Umum Denisa Gresik yang dilayani lebih
dari seorang dokter dengan spseialisasi berbeda maka DPJP nya lebih dari
satu orang dokter, dan dokter yang menangani kasus utama menjadi DPJP
utama.
Kedua : Daftar nama DPJP di Rumah Sakit Umum Denisa Gresik sebagaimana
lampiran surat keputusan ini.

Ketiga : Tugas DPJP dan pola operasional diuraikan dalam buku pedoman yang
terlampir , antara lain:
(1) Melaksanakan Asuhan Medis,
(2) Memberi informasi kepada pasien tentang hak dan kewajibanya,
(3) Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan pasien.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, bila kemudian hari
diketemukan kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Gresik
Pada tanggal 10 Maret 2017
Direktur RSU Denisa Gresik

dr. Bambang Prihadi, Sp. OG (K)


Lampiran
Peraturan Direktur RSU Denisa
Nomor : SK DEN/01/36/II/2017
Tanggal : 10 Maret 2017

PENENTUAN PEMILIHAN DPJP

(DOKTER PENANGGUNG JAWAB PASIEN)

A. DEFINISI

DPJP adalah dokter yang bertugas mengelola asuhan medis pada pasien di RS
Harapan Bunda. DPJP utama adalah coordinator yang memimpin proses pengelolaan
asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat oleh lebih dari 1 dokter. DPJP tambahan
adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada seorang pasien yang oleh karena
kompleksitas penyakitnya.

B. TUJUAN
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya mengenai kebijakan
manajemen penetuan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
2. Membeikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi
3. Melindungi pasien dari praktek yang tidak Professional

C. KEBIJAKAN
1. Staf Medik Fungsional harus menunjuk salah satu dokter untuk menjadi DPJP
2. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit (baik rawat jalan, IGD
maupun rawat inap) dengan menggunakan stempel pada berkas rekam medis
3. DPJP wajib membuat rencana pelayanan
4. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya
tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.
D. Prosedur

Menetukan DPJP untuk melakukan asuhan medis pada pasien yang disesuaikan dengan kondisi
pasien

1. Hak dan Kewajiban DPJP


a. Mengelola asuhan medisi perawatan pasien secara mandiri yang mengacu pada standar
pelayanan medis rumah sakit secara komprehensif mulai dari diagnose, terapi, tindak
lanjut sampai rehabilitasi
b. Melakukan konsultasi dengan disiplin ilmu lain yang dianggap perlu untuk meminta
pendapat atau perawatan bersama.
c. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang membuat segala
aspek asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk konsultasi, rehabilitasi, dan lain-lain
d. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya terhadap dokter
dan rumah sakit yang dicatat dalam berkas rekam medis
e. Member kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya hal yang belum dimengerti
f. Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang akan diberikan
g. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila perannya tidak
dibutuhkan lagi
2. Klarifikasi DPJP diruang rawat
Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka petugas ruangan wajib
segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP.
3. Pola Operasional DPJP
a. Setiap pasien yang berobat di RS Harapan Bunda harus memiliki DPJP
b. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP adalah dokter klinik tersebut
c. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak di rawat, maka DPJP adalah dokter jaga pada
IGD
d. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP adalah dokter spesialis disiplin yang sesuai
e. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis, maka harus
ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP tambahan
4. Rawat Bersama
a. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang disiplin dan kompetensinya
saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan multi disiplin, maka perlu
dilakukan rawat bersama
b. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain sesuai kebutuhan
c. Segera ditentukan siapa menjadi DPJP utama dengan beberapa cara antara lain :
I. Penyakit yang terberat atau penyakit yang memerlukan tindakan segera atau dokter
yang pertama mengelola pasien
II. Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan antara DPJP yang mengelola pasien
dan keputusan rapat dicatat dalam berkas rekam medis
5. Perubahan DPJP Utama
Untuk mencapai efektifitas pelayanan, DPJP utama dapat saja beralih dengan pertimbangan
seperti diatas atau atas keinginan pasien / keluarga atau keputusan komite medis
Perubahan DPJP utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan ditentukan sejak
kapan berlakunya
6. DPJP pasien rawat ICU
Apabila pasien dirawat di ICU, maka otomatis DPJP ICU yang menjadi DPJP utama yang
berwenang mengendalikan pengelolaan pasien dengan tetap terkoordinasi dengan DPJP awal
pasien atau DPJP utama
7. DPJP di ruang OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan
pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP tambahan. Dalam melaksanakan tugas
mengikuti SPO masing-masing, akan tetapi semua harus mengikuti Save Surgery Check List
8. Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelayanan di IGD dalam memenuhi respons time yang cepat dan demi keselamatan
pasien, maka apabila konsulen jaga ridak dapat dihubungi dapat dilakukan pengalihan DPJP
9. Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP
a. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus dilaksanakan secara
komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu berpedoman pada standar keselamatan
pasien
b. Koordinasi dan transfer dilaksanakan tertulis
c. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal, maka harus dilakukan koordinasi langsung
dengan komunikasi pribadi
d. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen / SMF yang sama dapat
ditulis dalam bahasa rekam medis.
e. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar konsul bisa menyusul.
f. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan pertelponan yang
kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Jakarta Selatan
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3495)

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431)

Ditetapkan di Gresik
Pada tanggal: 1 Februari 2017

Direktur
RSU Denisa Gresik

dr. Bambang Prihadi, Sp.OG (K)

Anda mungkin juga menyukai