PAN.006.00.01.2022
PANDUAN
OPERASIONAL DPJP
DOKTER PENANGGUNGJAWAB PELAYANAN
Penyusun :
Tim Akreditasi RS Medika BSD
1
RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
Jl. Letnan Soetopo Kav. Kom III A No. 7, BSD Tangerang 15330, Banten
Telp : 021-5372296 (Hunting) Fax : 021-5382296,
Emergency : 021-5378609, Website : www.rs-medikabsd.co.id
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
NOMOR : 020/DIR-RSMBSD/PERDIR/I/2022
TENTANG
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN / DPJP
DI RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
MEMUTUSKAN :
2
Menetapkan :
Kesatu : Mencabut SK. No. 004H/DIR-RSMBSD/SK/II/2017 TENTANG
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP) DI
RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
Kedua : Memberlakukan PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
MEDIKA BSD NO. 020/DIR-RSMBSD/PERDIR/I/2022, TENTANG
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN / DPJP
Ketiga : Kebijakan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ini dimaksudkan
sebagaimana tercantum dalam lampiran di Keputusan ini.
Keempat : Menetapkan Dokter Penanggung jawab Pelayanan (DPJP) Di Rumah
Sakit Medika BSD adalah dokter setiap satuan medis fungsional yang
merawat pasien opname/rawat inap yang memiliki surat izin praktek
yang masih berlaku dengan tugas-tugas yang terdapat dalam lampiran
Kelima : Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) didalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab langsung kepada ketua Satuan Medis
Fungsional RS Medika BSD.
Keenam : Perihal DPJP ini dikomunikasikan oleh komite medis dan satuan medis
fungsional kepada para anggotanya untuk mendapatkan
kesamaanpemahaman dan dilaksanakan dengan cermat dan hati-hati
dalam praktek sehari-hari.
Nama-nama dokter penanggung jawab pelayanan yang ditunjuk oleh
kepala SMF terdapat dalam lampiran
Ketujuh : Penjelasan secara terperinci terdapat dalam Panduan .....
Delapan : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkanya dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
3
Direktur
1. Setiap pasien di Rumah Sakit Medika BSD berhak mendapat pelayanan dari seorang
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sebagai Penanggung jawab pelayanan pasien.
2. Setiap pasien di Rumah Sakit Medika BSD yang dilayani oleh 1 (satu) orang dokter maka
dokter tersebut adalah DPJP
3. Setiap pasien di Rumah Sakit Medika BSD yang dilayani lebih dari seorang dokter dengan
spesialisasi berbeda maka DPJP nya lebih dari satu orang dokter, dan dokter yang
menangani kasus utama menjadi DPJP Utama. Didalam melaksanakan tugasnya Dokter
Penanggung jawab Pelayanan (DPJP) agar : Dalam hal rawat bersama cakupan pelayanan
seorang DPJP adalah sesuai dengan bidang/keahliannya, misalnya seorang DPJP mengelola
pasien penyakit dalam, bila pasien tersebut dikonsulkan dan diambil alih yang ditulis dalam
lembar surat konsul dan ditandatangani dari pengonsul untuk masalah penyakit di bidang
bedah maka seorang DPJP lain yang akan mengelola asuhan bagi pasien, Bila pasien
dikelola oleh lebih dari satu orang DPJP (dikonsul dengan rawat bersama ditulis di dalam
lembaran surat konsul dan ditandatangani oleh dokter pengonsul), maka ditentukan DPJP
sebagai koordinator adalah dokter yang sudah dirembukkan oleh kedua dokter berdasarkan
penyakit yang lebih berat di derita pasien.
4. DPJP dibantu oleh perawat sebagai penanggung jawab mendokumentasikan rencana
pelayanan : staff tersebut mengatur pelayanan pasien selama RI, meningkatkan kontinuitas
pelayanan, koordinasi dan kepuasan pasien (terutama pada pasien-pasien kompleks) staff
4
ini mengkomunikasikan dengan bagian pelayanan lain tentang pelayanan pasien yang di
tanganinya.
Terdapat kriteria staff/perawat yang berkompeten membantu DPJP terhadap penanggung
jawab pelayanan pasien, yaitu :
a. Perawat yang berfungsi sebagai staff membantu DPJP merupakan Perawat Ruangan
baik PJ (Penanggung Jawab)/Ka Tim maupun perawat pelaksana yang mengetahui
kondisi pasien sejak awal dirawat.
b. Bahwa staff tersebut harus dikenal oleh seluruh staff RS, yang sudah melakukan
orientasi pada seluruh unit di RS Medika BSD (minimal sudah bekerja > 6 bulan di RS
Medika BSD)
5. DPJP dapat dibantu oleh Dokter Ruangan/Case manager berkenaan kondisi perkembangan
pasien di ruang perawatan. Dokter Ruangan/Case Manager berperan sebagai perpanjangan
tangan DPJP dalam hal penatalaksanaan perawatan pasien.
5
d. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti;
e. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan;
f. Mamatuhi instrusi dan menghormati peraturan Rumah Sakit;
g. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa terhadap dokter, perawat, staf
rumah sakit, pasien lain;
h. Memenuhi kewajiban financial yang disepakati;
5. Pendidikan kepada pasien/keluarganya diberikan dalam bentuk penjelasan secara lisan dan
kemudian DPJP meencatat dalam rekam medis bahwa DPJP sudah membeeri penjelasan.
6. Bila terdapat/terjadi kasus gawat darurat di ruangan rawat inap, dan Dokter Penanggung
jawab Pelayanan tidak dapat dihubungi maka Dokter Penanggung jawab Pelayanan
penggantinya adalah Dokter Penanggung jawab Pelayanan yang sesuai
keahliannya/kompentensinya. Bila semua DPJP yang berkompetensi tidak dapat
dihubungi/tidak berada di tempat maka pasien boleh dirujuk ke RS lain.
7. Pengalihan tugas Dokter Penanggung Jawab Pelayanan dalam hal pengisian berkas rekam
medis jika tidak diisi menjadi tanggung jawab direktur pelayanan medis dan kepala bidang
pelayanan medis.
6
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada Penyusun, sehingga Panduan Operasional Pelaksanaan
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ini di Rumah Sakit Medika BSD dapat diselesaikan
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi semua staf medis dalam
menetukan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) di Rumah Sakit Medika BSD. Untuk
peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan kebijakan, pedoman, panduan dan
prosedur.
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal-
hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi -tingginya kepada tim
penyusun, yang dengan segala upaya telah berhasil menyusun panduan ini yang merupakan
kerjasama dengan berbagai pihak di lingkungan rumah sakit.
Penyusun
7
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
8
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah Institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian atau kecacatan. Dalam
melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan atau meminimalkan risiko
baik klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan
berlangsung, sehingga terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas utama dalam semua
bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan
aman bagi pasien itu diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh
personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan wewenangnya.
Selanjutnya kerjasama tim merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan tersebut, dan
dilengkapi dengan komunikasi yang baik. Serta tidak dapat dipungkiri bahwa peranan dokter
sangat besar dan sentral dalam menjaga keselamatan pasien, karena semua proses pelayanan
berawal dan ditentukan oleh dokter. Sebagai instrumen monitoring dan evaluasi maka tidak
kalah pentingnya faktor catatan medis yang lengkap dan baik, dimana semua proses
pelayanan terhadap pasien direkam secara real time dan akurat. Sehingga apabila terjadi
sengketa medis rekam medis ini benar benar dapat menjadi alat bukti bagi rumah sakit
bahwa proses pelayanan telah dijalankan dengan benar dan sesuai prosedur, atau kalau
terjadi sebaliknya dapat pula berfungsi sebagai masukan untuk memperbaiki proses
pelayanan yang ada.
Salah satu elemen dalam pemberian asuhan kepada pasien (patient care) adalah asuhan
medis. Asuhan medis diberikan oleh dokter yang dalam standar keselamatan pasien disebut
DPJP : Dokter Penanggung Jawab Pelayanan. Panduan ini disusun untuk memudahkan
rumah sakit mengelola penyelenggaraan asuhan medis oleh DPJP dalam rangka memenuhi
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012.
I.1. PENGERTIAN
DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) : adalah seorang dokter, sesuai dengan
kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan medis lengkap (paket)
kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit, dari awal sampai dengan akhir perawatan
diumah sakit, baik pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Asuhan medis lengkap artinya
Definisi ;
1. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) : adalah dokter yang bertanggung jawab
sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien di RS Medika BSD (apabila
pasien hanya perlu asuhan medis dari 1 orang dokter).
2. DPJP Utama : adalah dokter koordinator yang memimpin proses pengelolaan asuhan
medis bagi pasien yang harus dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter.
1. DPJP Tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada seorang
pasien, yang oleh karena kompleksitas penyakitnya memerlukan perawatan bersama oleh
lebih dari 1 orang dokter.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : buku pedoman ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan dari kebijakan
direktur tentang dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP), yang menjelaskan tata cara
operasional dari konsep dan kebjakan DPJP di RS Medika BSD.
Tujuan Umum :
Tercapainya mutu pelayanan yang baik disemua lini pelayanan dengan mencegah dan
meminimalisasi kejadian tidak diharapkan (KTD) dan kejadian nyaris cidera (KNC) serta
meningkatnya kepuasan pasien terhadap rumah sakit.
Tujuan khusus :
1. Adanya pedoman bagi seluruh staf rumah sakit (baik medis, keperawatan maupun
penunjang) dalam menerapkan pola operasional DPJP, sehingga terjadi persamaan
pengertian, keseragaman dalam pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan.
2. Pengelolaan asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik sesuai kebijakan
dan SPM, SOP dan standar keselamatan pasien yang ditetapkan oleh Kemenkes dan
Komisi Nasional keselamatan pasien. Ruang lingkup Pedoman ini berlaku pada semua
lini pelayanan rumah sakit yang meliputi : IGD, Rawat Jalan, Ruang perawatan, Ruang
tindakan (OK dan VK) dan sarana penunjang medis.
Kewajiban DPJP :
1. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang memuat segala
aspek asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk konsultasi, rehabilitasi dll.
Kebijakan :
1. Setiap pasien yang berobat di rumah sakit Proklamasi harus memiliki DPJP.
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya adalah dokter klinik terkait.
3. Apabila pasien berobat di UGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya adalah dokter
jaga UGD
4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis disiplin yang
sesuai.
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis , maka harus
ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP tambahan.
BAB III
TATA LAKSANA
Penentuan DPJP ;
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit (baik rawat
jalan, UGD maupun rawat inap) dengan menuliskannya pada berkas rekam medis
pasien.
2. “ DPJP Dr ...... “ untuk pasien yang dirawat oleh seorang dokter.
3. “ DPJP UTAMA Dr ......” untuk pasien yang dirawat bersama beberapa dokter.
Rawat Bersama :
1. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang/disiplin dan kompetensinya
saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan multi disiplin, maka perlu
dilakukan rawat bersama.
2. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain sesuai
kebutuhan.
3. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP Utama dengan beberapa cara antara lain;
a. Penyakit yang terberat, atau
b. penyakit yang memerlukan tindakan segera atau
c. dokter yang pertama mengelola pasien.
Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan bersama antara DPJP yang mengelola pasien
dan keputusan rapat dicatat dalam berkas rekam medis.
Untuk dapat memenuhi standar akreditasi rumah sakit versi 2012, maka rumah sakit
memerlukan regulasi yang adekuat tentang DPJP dalam pelaksanaan asuhan medis, dan
panduan ini merupakan acuan utama bagi rumah sakit. Diperlukan pengaturan yang spesifik
untuk setiap rumah sakit karena keunikan budaya, situasi dan kondisi setiap rumah sakit,
termasuk juga keunikan budaya tenaga medis. Regulasi harus mencerminkan pengelolaan
risiko klinis dan pelayanan berfokus kepada pasien (patient centered care). Regulasi tsb