Anda di halaman 1dari 19

POKJA ARK

PAN.006.00.01.2022

PANDUAN
OPERASIONAL DPJP
DOKTER PENANGGUNGJAWAB PELAYANAN

Penyusun :
Tim Akreditasi RS Medika BSD

RUMAH SAKIT MEDIKA BSD


Jl. Letnan Soetopo Kav.Kom III A No 7, BSD, Tangerang Selatan 15330, Banten
Telp. (021) 5372296, Fax (021) 5382296, Emergency (021) 5378609
Website : www.rs-medikabsd.co.id

1
RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
Jl. Letnan Soetopo Kav. Kom III A No. 7, BSD Tangerang 15330, Banten
Telp : 021-5372296 (Hunting) Fax : 021-5382296,
Emergency : 021-5378609, Website : www.rs-medikabsd.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
NOMOR : 020/DIR-RSMBSD/PERDIR/I/2022

TENTANG
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN / DPJP
DI RUMAH SAKIT MEDIKA BSD

DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIKA BSD

Menimbang : a. Bahwa dalam melakukan Pelayanan Medis di Rumah Sakit


Medika BSD diperlukan rencana pelayanan yang baik dan
terpadu dari para satuan medis fungsional yang melayani. Untuk
hal tersebut diperlukan seorang satuan medis fungsional yang
baik dan profesional yang akan mengkoordinasikan rencana
pelayanan terhadap pasien yang datang.
b. Bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan di Rumah
Sakit Medika BSD yang optimal dan menjamin keselamatan
pasien perlu ditetapkan kebijakan Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP).
c. Bahwa untuk mencapai tujuan pada butir a dan b, perlu
ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur RS Medika BSD
Mengingat : 1. UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. UU No 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1333./MenKes/SK/XII/1999, tentang Standard Pelayanan
RS.
4. Buku Pedoman Nasional Keselamatan Pasien 2005, Depkes dan
PERSI
5. Surat edaran Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor
YM.02.04.305.2504 tentang Hak dan Kewajiban pasien, dokter
dan rumah sakit.

MEMUTUSKAN :

2
Menetapkan :
Kesatu : Mencabut SK. No. 004H/DIR-RSMBSD/SK/II/2017 TENTANG
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP) DI
RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
Kedua : Memberlakukan PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
MEDIKA BSD NO. 020/DIR-RSMBSD/PERDIR/I/2022, TENTANG
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN / DPJP
Ketiga : Kebijakan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ini dimaksudkan
sebagaimana tercantum dalam lampiran di Keputusan ini.
Keempat : Menetapkan Dokter Penanggung jawab Pelayanan (DPJP) Di Rumah
Sakit Medika BSD adalah dokter setiap satuan medis fungsional yang
merawat pasien opname/rawat inap yang memiliki surat izin praktek
yang masih berlaku dengan tugas-tugas yang terdapat dalam lampiran
Kelima : Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) didalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab langsung kepada ketua Satuan Medis
Fungsional RS Medika BSD.
Keenam : Perihal DPJP ini dikomunikasikan oleh komite medis dan satuan medis
fungsional kepada para anggotanya untuk mendapatkan
kesamaanpemahaman dan dilaksanakan dengan cermat dan hati-hati
dalam praktek sehari-hari.
Nama-nama dokter penanggung jawab pelayanan yang ditunjuk oleh
kepala SMF terdapat dalam lampiran
Ketujuh : Penjelasan secara terperinci terdapat dalam Panduan .....
Delapan : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkanya dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tangerang Selatan


Pada Tanggal : 28 Januari 2022
RUMAH SAKIT MEDIKA BSD

Drg. Annie Trisusilo, MARS

3
Direktur

Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Medika BSD


Nomor : 020/DIR-RSMBSD/PERDIR/I/2022
Tanggal : 28 Januari 2022
Tentang : DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN / DPJP

TUGAS DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN

1. Setiap pasien di Rumah Sakit Medika BSD berhak mendapat pelayanan dari seorang
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sebagai Penanggung jawab pelayanan pasien.
2. Setiap pasien di Rumah Sakit Medika BSD yang dilayani oleh 1 (satu) orang dokter maka
dokter tersebut adalah DPJP
3. Setiap pasien di Rumah Sakit Medika BSD yang dilayani lebih dari seorang dokter dengan
spesialisasi berbeda maka DPJP nya lebih dari satu orang dokter, dan dokter yang
menangani kasus utama menjadi DPJP Utama. Didalam melaksanakan tugasnya Dokter
Penanggung jawab Pelayanan (DPJP) agar : Dalam hal rawat bersama cakupan pelayanan
seorang DPJP adalah sesuai dengan bidang/keahliannya, misalnya seorang DPJP mengelola
pasien penyakit dalam, bila pasien tersebut dikonsulkan dan diambil alih yang ditulis dalam
lembar surat konsul dan ditandatangani dari pengonsul untuk masalah penyakit di bidang
bedah maka seorang DPJP lain yang akan mengelola asuhan bagi pasien, Bila pasien
dikelola oleh lebih dari satu orang DPJP (dikonsul dengan rawat bersama ditulis di dalam
lembaran surat konsul dan ditandatangani oleh dokter pengonsul), maka ditentukan DPJP
sebagai koordinator adalah dokter yang sudah dirembukkan oleh kedua dokter berdasarkan
penyakit yang lebih berat di derita pasien.
4. DPJP dibantu oleh perawat sebagai penanggung jawab mendokumentasikan rencana
pelayanan : staff tersebut mengatur pelayanan pasien selama RI, meningkatkan kontinuitas
pelayanan, koordinasi dan kepuasan pasien (terutama pada pasien-pasien kompleks) staff

4
ini mengkomunikasikan dengan bagian pelayanan lain tentang pelayanan pasien yang di
tanganinya.
Terdapat kriteria staff/perawat yang berkompeten membantu DPJP terhadap penanggung
jawab pelayanan pasien, yaitu :
a. Perawat yang berfungsi sebagai staff membantu DPJP merupakan Perawat Ruangan
baik PJ (Penanggung Jawab)/Ka Tim maupun perawat pelaksana yang mengetahui
kondisi pasien sejak awal dirawat.
b. Bahwa staff tersebut harus dikenal oleh seluruh staff RS, yang sudah melakukan
orientasi pada seluruh unit di RS Medika BSD (minimal sudah bekerja > 6 bulan di RS
Medika BSD)
5. DPJP dapat dibantu oleh Dokter Ruangan/Case manager berkenaan kondisi perkembangan
pasien di ruang perawatan. Dokter Ruangan/Case Manager berperan sebagai perpanjangan
tangan DPJP dalam hal penatalaksanaan perawatan pasien.

Tugas DPJP dan pola operasional DPJP adalah :


1. DPJP bertugas mengelola rangkaian asuhan medis, seorang pasien sesuai standar pelayanan
medis/profesi anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang medis/pemeriksaan
lain untuk penengakan diagnosa, selanjutnya perencanaan dan pemberian terapi,
pelaksanaan tindak lanjut/follow up, evaluasi asuhan medis, sampai dengan rehabilitasi.
Selain itu melakukan konsultasi ke dokter lain sesuai kebutuhan/indikasi, baik untuk
pendapat atau rawat bersama;
2. DPJP herus membuat rencana pelayanan, dimuat dalam berkas rekam medis. Rencana
pelayanan lengkap adalah memuat segala aspek asuhan medis yang akan diberikan,
termasuk pemeriksaan, konsultasi, rehabitasi pasien dan sebagainya;
3. DPJP wajib memeriksa penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarga
tentang rencana dan hasil palayanan, pengobatan atau posedur untuk pasien termasuk
tejadinya kejadian yang diharapkan dan tidak diharapkan;
4. DPJP wajib memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien dan keluarganya tentang hak
dan kewajiban pasien terhadap rumah sakit dan bila diperlukan dibantu oleh staf
dokter/perawat/staf administrasi. Sesuai dengan pola operasional DPJP yang ditetapkan
oleh Komite Medik Rumah Sakit Medika BSD ;
a. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan penyakit pasien.
b. Memberi informasi yang benar, jelas dan jujur;
c. Mengetahui kewajibannya dan tanggung jawab pasien dankeluarga;

5
d. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti;
e. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan;
f. Mamatuhi instrusi dan menghormati peraturan Rumah Sakit;
g. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa terhadap dokter, perawat, staf
rumah sakit, pasien lain;
h. Memenuhi kewajiban financial yang disepakati;
5. Pendidikan kepada pasien/keluarganya diberikan dalam bentuk penjelasan secara lisan dan
kemudian DPJP meencatat dalam rekam medis bahwa DPJP sudah membeeri penjelasan.
6. Bila terdapat/terjadi kasus gawat darurat di ruangan rawat inap, dan Dokter Penanggung
jawab Pelayanan tidak dapat dihubungi maka Dokter Penanggung jawab Pelayanan
penggantinya adalah Dokter Penanggung jawab Pelayanan yang sesuai
keahliannya/kompentensinya. Bila semua DPJP yang berkompetensi tidak dapat
dihubungi/tidak berada di tempat maka pasien boleh dirujuk ke RS lain.
7. Pengalihan tugas Dokter Penanggung Jawab Pelayanan dalam hal pengisian berkas rekam
medis jika tidak diisi menjadi tanggung jawab direktur pelayanan medis dan kepala bidang
pelayanan medis.

Ditetapkan di : Tangerang Selatan


Pada Tanggal : 28 Januari 2022
RUMAH SAKIT MEDIKA BSD

Drg. Annie Trisusilo, MARS


Direktur

6
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada Penyusun, sehingga Panduan Operasional Pelaksanaan
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ini di Rumah Sakit Medika BSD dapat diselesaikan
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi semua staf medis dalam
menetukan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) di Rumah Sakit Medika BSD. Untuk
peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan kebijakan, pedoman, panduan dan
prosedur.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal-
hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi -tingginya kepada tim
penyusun, yang dengan segala upaya telah berhasil menyusun panduan ini yang merupakan
kerjasama dengan berbagai pihak di lingkungan rumah sakit.

Tangerang Selatan, Juli 2020

Penyusun

7
DAFTAR ISI

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIKA BSD TENTANG KEBIJAKAN


OPERASIONAL DPJP DI RUMAH SAKIT MEDIKA BSD

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIKA BSD TENTANG PENETAPAN


DAN PEMBERLAKUAN PANDUAN OPERASIONAL DPJP DI RUMAH SAKIT
MEDIKA BSD

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1

I.1. PENGERTIAN …………………………………………………………………... 1

I.2. DASAR HUKUM ……………………………………………………………….. 2

Bab II MAKSUD DAN TUJUAN ………………………………………………………….. 4

Bab III TATA LAKSANA …………………………………………………………………... 6

Bab IV PENUTUP …………………………………………………………………………… 11

8
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah Institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian atau kecacatan. Dalam
melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan atau meminimalkan risiko
baik klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan
berlangsung, sehingga terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas utama dalam semua
bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan
aman bagi pasien itu diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh
personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan wewenangnya. 
Selanjutnya kerjasama tim merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan tersebut, dan
dilengkapi dengan komunikasi yang baik. Serta tidak dapat dipungkiri bahwa peranan dokter
sangat besar dan sentral dalam menjaga keselamatan pasien, karena semua proses pelayanan
berawal dan ditentukan oleh dokter. Sebagai instrumen monitoring dan evaluasi maka tidak
kalah pentingnya faktor catatan medis yang lengkap dan baik, dimana semua proses
pelayanan terhadap pasien direkam secara real time dan akurat. Sehingga apabila terjadi
sengketa medis rekam medis ini benar benar dapat menjadi alat bukti bagi rumah sakit
bahwa proses pelayanan telah dijalankan dengan benar dan sesuai prosedur, atau kalau
terjadi sebaliknya dapat pula berfungsi sebagai masukan untuk memperbaiki proses
pelayanan yang ada. 

Salah satu elemen dalam pemberian asuhan kepada pasien (patient care) adalah asuhan
medis. Asuhan medis diberikan oleh dokter yang dalam standar keselamatan pasien disebut
DPJP : Dokter Penanggung Jawab Pelayanan. Panduan ini disusun untuk memudahkan
rumah sakit mengelola penyelenggaraan asuhan medis oleh DPJP dalam rangka memenuhi
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012.

I.1. PENGERTIAN
DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) : adalah seorang dokter, sesuai dengan
kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan medis lengkap (paket)
kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit, dari awal sampai dengan akhir perawatan
diumah sakit, baik pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Asuhan medis lengkap artinya

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 1


melakukan asesmen medis sampai dengan implementasi rencana serta tindak lanjutnya
sesuai kebutuhan pasien. Pasien dengan lebih dari satu penyakit dikelola oleh lebih dari satu
DPJP sesuai kewenangan klinisnya, dalam pola asuhan secara tim atau terintegrasi. Contoh :
pasien dengan Diabetes Mellitus, Katarak dan Stroke, dikelola oleh lebih dari satu DPJP :
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Mata dan Dokter Spesialis Saraf.  DPJP
Utama : bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP, maka asuhan medis tsb dilakukan
secara terintegrasi atau secara tim diketuai oleh seorang DPJP Utama. Peran DPJP Utama
adalah sebagai koordinator proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien ybs (“Kapten
Tim“), dengan tugas menjaga terlaksananya asuhan medis komprehensif, terpadu, efektif,
keselamatan pasien, komunikasi efektif, membangun sinergisme, mencegah duplikasi.

Dokter yang memberikan pelayanan interpretatif, misalnya memberikan uraian/data tentang


hasil laboratorium atau radiologi, tidak dipakai istilah DPJP, karena tidak memberikan
asuhan medis yang lengkap.

Definisi ;
1. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) : adalah dokter yang bertanggung jawab
sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien di RS Medika BSD (apabila
pasien hanya perlu asuhan medis dari 1 orang dokter). 
2. DPJP Utama : adalah dokter koordinator yang memimpin proses pengelolaan asuhan
medis bagi pasien yang harus dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter. 
1. DPJP Tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada seorang
pasien, yang oleh karena kompleksitas penyakitnya memerlukan perawatan bersama oleh
lebih dari 1 orang dokter.

I.2. DASAR HUKUM


a. UU no 44/2009 tentang Rumah Sakit pasal 5 : Rumah Sakit mempunyai fungsi : huruf b.
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis
b. UU no 44/2009 tentang Rumah Sakit pasal 29 Setiap Rumah Sakit mempunyai
kewajiban : huruf r. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit
(hospital by laws) Penjelasan Pasal 29 huruf r : Yang dimaksud dengan peraturan
internal Rumah Sakit (hospital bylaws) adalah peraturan organisasi Rumah Sakit
(corporate bylaws) dan peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff bylaw) yang
disusun dalam rangka menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik (good

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 2


corporate governance) dan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance).
Dalam peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff bylaw) antara lain diatur
kewenangan klinis (Clinical Privilege). 
c. UU no 29/2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 3 Pengaturan praktik kedokteran
bertujuan untuk :
 memberikan perlindungan kepada pasien;
 mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh
dokter dan dokter gigi; dan memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter
dan dokter gigi
d. UU no 44/2009 tentang Rumah Sakit pasal 43 menyatakan rumah sakit wajib
menerapkan Standar Keselamatan Pasien. 
e. Permenkes 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
f. Pasal 7 Permenkes 1691/2011 mengatur hal berikut : 
 Setiap Rumah Sakit wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien
 Standar Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
1. Hak pasien; 
2. Mendidik pasien dan keluarga; 
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan; 

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 3


Panduan ini bertujuan agar dijadikan acuan bagi seluruh dokter dan pegawai RS Medika
BSD dalam melaksanakan ketentuan tentang DPJP

Maksud : buku pedoman ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan dari kebijakan
direktur tentang dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP), yang menjelaskan tata cara
operasional dari konsep dan kebjakan DPJP di RS Medika BSD.

Tujuan Umum :
Tercapainya mutu pelayanan yang baik disemua lini pelayanan dengan mencegah dan
meminimalisasi kejadian tidak diharapkan (KTD) dan kejadian nyaris cidera (KNC) serta
meningkatnya kepuasan pasien terhadap rumah sakit.

Tujuan khusus :
1. Adanya pedoman bagi seluruh staf rumah sakit (baik medis, keperawatan maupun
penunjang) dalam menerapkan pola operasional DPJP, sehingga terjadi persamaan
pengertian, keseragaman dalam pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan.
2. Pengelolaan asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik sesuai kebijakan
dan SPM, SOP dan standar keselamatan pasien yang ditetapkan oleh Kemenkes dan
Komisi Nasional keselamatan pasien. Ruang lingkup Pedoman ini berlaku pada semua
lini pelayanan rumah sakit yang meliputi : IGD, Rawat Jalan, Ruang perawatan, Ruang
tindakan (OK dan VK) dan sarana penunjang medis.

Hak dan Kewajiban DPJP :


Hak DPJP :
1. Mengelola asuhan medis seorang pasien secara mandiri dan otonom, yang mengacu
pada standar pelayanan medis rumah sakit, secara komprehensif mulai dari diagnosa,
terapi, tindak lanjut sampai rehabilitasi.
2. Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggap perlu untuk meminta
pendapat atau perawatan bersama ,demi kesembuhan pasien.

Kewajiban DPJP :
1. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang memuat segala
aspek asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk konsultasi, rehabilitasi dll.

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 4


2. Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan
hasil pelayanan baik tentang pengobatan, prosedur maupun kemungkinan hasil yang
tidak diharapkan.
3. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya terhadap dokter
dan rumah sakit, yang dicatat dalam berkas rekam medis.
4. DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau keluarganya untuk
bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti.

Hak dan Kewajiban DPJP Utama :


Hak DPJP Utama :
1. Melakukan koordinasi proses asuhan medis pasien oleh DPJP yang terlibat
2. Menyeleksi dan mengefisienkan pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap pasien
3. Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang akan diberikan kepada pasien
4. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila dianggap
perannya tidak dibutuhkan lagi.

Kewajiban DPJP Utama :


1. Memberikan penjelasan medis kepada keluarga atas kemajuan atau kondisi pasien
2. Mengisi resume rekam medis pasien
3. Menjawab pertanyaan pihak ketiga atas kondisi pasien. Pola Operasional DPJP

Kebijakan : 
1. Setiap pasien yang berobat di rumah sakit Proklamasi harus memiliki DPJP.
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya adalah dokter klinik terkait.
3. Apabila pasien berobat di UGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya adalah dokter
jaga UGD
4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis disiplin yang
sesuai.
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis , maka harus
ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP tambahan.

BAB III
TATA LAKSANA

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 5


1. Setiap pasien yang mendapat asuhan medis di rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat
inap harus memiliki DPJP
2. Di unit/instalasi gawat darurat dokter jaga menjadi DPJP pada pemberian asuhan medis
awal/penanganan kegawat-daruratan. Kemudian selanjutnya saat dikonsul/rujuk ditempat
(on side) atau lisan ke dokter spesialis, dan dokter spesialis tersebut memberikan asuhan
medis (termasuk instruksi secara lisan) maka dokter spesialis tersebut telah menjadi DPJP
pasien yang bersangkutan, sehingga DPJP berganti.
3. Apabila pasien mendapat asuhan medis lebih dari satu DPJP, maka harus ditunjuk DPJP
Utama yang berasal dari para DPJP pasien terkait. Kesemua DPJP bekerja secara tim
dalam tugas mandiri maupun kolaboratif. Peran DPJP Utama adalah sebagai koordinator
proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang bersangkutan (sebagai “Kapten Tim“),
dengan tugas menjaga terlaksananya asuhan medis komprehensif – terpadu – efektif,
keselamatan pasien, komunikasi efektif, membangun sinergisme, mencegah duplikasi
4. Kriteria penunjukan DPJP Utama untuk seorang pasien dapat digunakan butir-butir sbb :
a. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang pertama kali mengelola pasien pada awal
perawatan
b. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang mengelola pasien dengan penyakit dalam
kondisi (relatif) terparah
c. DPJP Utama dapat ditentukan melalui kesepakatan antar para DPJP terkait
d. DPJP Utama dapat merupakan pilihan dari pasien
5. Setiap penunjukan DPJP harus diberitahu kepada pasien dan atau keluarga
6. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dilakukan secara lisan dan tertulis sesuai
kebutuhan. Bila ada pergantian DPJP pencatatan di rekam medis harus jelas tentang alih
tanggung jawabnya.
7. Di unit pelayanan intensif DPJP Utama sebaiknya dokter intensifies, namun melihat
kondisi yang ada saat ini di ICU terdapat dokter Spesialis Anastesi sebagai penaggung
jawab ICU. Koordinasi dan tingkatan keikut-sertaan para DPJP terkait, tergantung kepada
system yang ditetapkan misalnya sistem terbuka/tertutup/semi terbuka.
8. Di kamar operasi DPJP Bedah adalah ketua dalam seluruh kegiatan pada saat di kamar
operasi tersebut. Pada keadaan khusus misalnya seperti konsul saat diatas meja
operasi/sedang dioperasi, apabila dokter yang dirujuk melakukan tindakan/memberikan
instruksi, maka otomatis menjadi DPJP juga bagi pasien yang di tanganinya.
9. Dalam pelaksanaan pelayanan dan asuhan pasien, bila DPJP dibantu oleh dokter lain (a.l.
dokter ruangan, residen), maka DPJP yang bersangkutan harus memberikan supervisi, dan
melakukan validasi berupa pemberian paraf/tandatangan pada setiap catatan kegiatan
pasien di dalam berkas rekam medis

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 6


10. Asuhan pasien dilaksanakan oleh para professional pemberi asuhan yang bekerja secara
tim interdisiplin sesuai konsep Pelayanan Fokus pada Pasien (Patient Centered Care),
DPJP sebagai ketua tim (Team Leader) harus proaktif melakukan koordinasi dan
mengintegrasikan asuhan pasien, serta berkomunikasi intensif dan efektif dalam tim
a. DPJP harus aktif dan intensif dalam pemberian edukasi/informasi kepada pasien
karena merupakan elemen yang penting dalam konteks Pelayanan Fokus pada Pasien
(Patient Centered Care), selain juga merupakan kompetensi dokter dalam area
kompetensi ke 3 (Standar Kompetensi Dokter Indonesia, KKI 2012; Penyelenggaraan
Praktik Kedokteran Yang Baik di Indonesia, KKI 2006))
b. Pendokumentasian yang dilakukan oleh DPJP di rekam medis harus mencantumkan
nama dan paraf / tandatangan. Pendokumentasian tsb dilakukan a.l. di form asesmen
awal medis, catatan perkembangan pasien terintegrasi / CPPT (Integrated note), form
asesmen pra anestesi/sedasi, instruksi pasca bedah, form edukasi/informasi ke pasien
dsb. Termasuk juga pendokumentasian keputusan hasil pembahasan tim medis, hasil
ronde bersama multi kelompok staf medis / departemen, dsb.
c. Pada kasus tertentu DPJP sebagai ketua tim dari para professional pemberi asuhan
bekerjasama erat dengan Manajer Pelayanan Pasien (Hospital Case Manager), sesuai
dengan Panduan Pelaksanaan Manajer Pelayanan Pasien (dari KARS, edisi I 2013),
agar terjaga kontinuitas pelayanan.
d. Pada setiap rekam medis harus ada pencatatan tentang DPJP, dalam satu formulir yang
diisi secara periodik sesuai kebutuhan, yaitu nama dan gelar setiap DPJP, tanggal
mulai dan akhir penanganan pasien, DPJP Utama nama dan gelar, tanggal mulai dan
akhir sebagai DPJP Utama. Daftar ini bukan berfungsi sebagai daftar hadir

Penentuan DPJP ;
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit (baik rawat
jalan, UGD maupun rawat inap) dengan menuliskannya pada berkas rekam medis
pasien.
2. “ DPJP Dr ...... “ untuk pasien yang dirawat oleh seorang dokter.
3. “ DPJP UTAMA Dr ......” untuk pasien yang dirawat bersama beberapa dokter.

Klarifikasi DPJP di Ruang Rawat


Apabila dari UGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka petugas ruangan wajib
segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP pasien tersebut. Apabila pasien dirawat
bersama petugas ruangan juga wajib melakukan klarifikasi siapa DPJP Utama dan siapa
DPJP Tambahannya. Penentuan DPJP bagi pasien baru di ruangan

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 7


Pengaturan penetapan DPJP dapat berdasarkan :
a. Jadwal konsulen jaga di UGD atau Ruangan ; konsulen jaga hari itu menjadi DPJP dari
semua pasien masuk pada hari tersebut, kecuali kasus dengan surat rujukan.
b. Surat rujukan langsung kepada konsulen ; dokter spesialis yang dituju otomatis menjad
DPJP pasien tersebut, kecuali dokter yang dituju sedang berhalangan, maka beralih ke
konsulen jaga yang ada pada hari itu.
c. Atas permintaan keluarga ; pasien dan keluarga berhak meminta salah seorang dokter
spesialis untuk menjadi DPJP nya sepanjang sesuai dengan disiplinnya. Apabila
penyakit yang diderita pasien
d. tidak sesuai dengan disiplin dokter dimaksud, maka diberi penjelasan kepada pasien
atau keluarga, dan bila pasien atau keluarga tetap pada pendiriannya maka dokter
spesialis yang dituju yang akan mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai.
e. Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu; pada kasus yang sangat kompleks atau
sangat spesifik maka penentuan DPJP berdasarkan rapat komite medis.

Rawat Bersama :
1. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang/disiplin dan kompetensinya
saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan multi disiplin, maka perlu
dilakukan rawat bersama.
2. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain sesuai
kebutuhan.
3. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP Utama dengan beberapa cara antara lain;
a. Penyakit yang terberat, atau 
b. penyakit yang memerlukan tindakan segera atau 
c. dokter yang pertama mengelola pasien.

Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan bersama antara DPJP yang mengelola pasien
dan keputusan rapat dicatat dalam berkas rekam medis.

Perubahan DPJP Utama :


Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, DPJP utama dapat saja beralih dengan
pertimbangan seperti diatas, atau atas keinginan pasien/keluarga atau keputusan Komite
medis. Perubahan DPJP Utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan ditentukan

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 8


sejak kapan berlakunya. DPJP pasien rawat ICU Apabila pasien dirawat di ICU, maka
otomatis DPJP ICU yang menjadi DPJP Utama yang berwenang mengendalikan pengelolaan
pasien dengan tetap berkoordinasi dengan DPJP awal pasien atau DPJP Utama (bila pasien
dirawat bersama sebelum masuk ICU).
DPJP Utama di OK Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab
atas seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP tambahan.
Dalam melaksanakan tugas mengikuti SOP masing-masing, akan tetapi semua harus
mengikuti prosedur Save Surgery check list (sign in, time out dan sign out) serta dicatat
dalam berkas rekam medis.

Pengalihan DPJP di UGD


Pada pelayanan di UGD, dalam memenuhi respons time yang adekwat dan demi
keselamatan pasien , maka apabila konsulen jaga tidak dapat dihubungi dapat dilakukan
pengalihan DPJP kepada konsulen lain yang dapat segera dihubungi.

Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP


1. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus dilaksanakan
secara komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu berpedoman pada SPM dan
Standar Keselamatan pasien
2. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP harus dilaksanakan secara tertulis.
3. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus dilakukan koordinasi langsung,
dengan komunikasi pribadi atau pertemuan/rapat formal
4. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen/ kelompok SMF yang
sama dapat ditulis dalam berkas rekam medis, tetapi antar departemen/kelompok SMF
harus menggunakan formulir khusus /lembar Konsultasi
5. Konsultasi bisa biasa, atau segera/cito
6. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar konsul bisa
menyusul, sebelumnya melalui telepon
7. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan pertelepon yang
kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga. 
8. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dengan bagian profesi kesehatan lain
(instalasi gizi, Rehabilitasi Medis, Radiologi, Instalasi Farmasi, Laboratorium)
dilakukan secara lisan dan tertulis.
9. Koordinasi dan transfer informasi DPJP dengan bagian profesi kesehatan lain dapat
diwakilkan oleh dokter jaga yang sedang bertugas.

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 9


BAB IV
PENUTUP

Untuk dapat memenuhi standar akreditasi rumah sakit versi 2012, maka rumah sakit
memerlukan regulasi yang adekuat tentang DPJP dalam pelaksanaan asuhan medis, dan
panduan ini merupakan acuan utama bagi rumah sakit. Diperlukan pengaturan yang spesifik
untuk setiap rumah sakit karena keunikan budaya, situasi dan kondisi setiap rumah sakit,
termasuk juga keunikan budaya tenaga medis. Regulasi harus mencerminkan pengelolaan
risiko klinis dan pelayanan berfokus kepada pasien (patient centered care). Regulasi tsb

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 10


diatas agar dapat diterapkan oleh para pemberi asuhan, termasuk DPJP, sehingga terwujud
asuhan pasien yang bermutu dan aman. 

Buku Panduan Operasional DPJP (REV 01) RS Medika BSD | 11

Anda mungkin juga menyukai