UNIT UP SURALAYA
SUB BIDANG
PT INDONESIA POWER
2016
UNIT UP SURALAYA
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan
materi ajar ini. Adapun isi dari materi ajar ini adalah Pemeliharaan Katodik Proteksi
yang didalamnya meliputi pengertian dan tata cara pemeliharaan, yang digunakan
sebagai bahan pedoman pelaksanaan Training.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesaikannya penulisan modul ini. Kritik dan saran sangat diharapkan
guna penyempurnaan dan perbaikan dimasa mendatang.
Penyusun
UNIT UP SURALAYA
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………. 3
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………………… 5
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………………… 6
KURIKULUM DAN SILABUS ………………………………………………………………….. 7
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) ……………………………………… 10
RACANGAN SESI PEMBELAJARAN (RSP) ………………………………………………... 12
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ………………………………………………………… 14
BAB I PERATURAN DAN PERUNDANGAN ………………………………………………… 15
1.1 Peraturan dan Undang-undang Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) ……………. 15
1.2 Keselamatan Kerja …………………………………………………………………………. 15
1.2.1 Prosedur Penanganan Kecelakaan Kerja dan Kebakaran ………………….. 15
1.2.2 Nomor-Nomor Telepon Yang Dapat Dihubungi Jika Terjadi Keadaan
Darurat ……………………………………………………………………………………… 16
BAB II PROTEKSI LOGAM ……………………………………………………………………. 18
2.1 Dasar-dasar Korosi …………………………………………………………….………….. 18
2.1.1 Definisi Korosi ……………………………………………………………………… 18
2.1.2 Proses Elektro Kimia Pada Korosi ……………………………………………… 20
2.2 Konsep Dasar Elektro …………………………………………………...………………… 22
2.2.1 Hukum Ohm …………………………………………………………………………. 22
2.2.2 Hukum Kirchhoff …………………………………………………………………… 22
2.2.3 Resistansi ……………………………………………………………………………. 23
2.3 Katodik Proteksi …………………………………………………………….……………… 24
2.3.1 Anoda korban ( sacrificial anode ) ……………………………………………… 24
2.3.2 Arus Tanding ( impressed current ) …………………………………………….. 27
2.4 Aplikas Sistem Katodik Proteksi pada UP SURALAYA …………….……………….. 29
2.4.1 Anoda korban ( sacrificial anode ) ………………………...……………………. 29
2.4.2 Arus Tanding ( impressed current ) …………………………………………….. 30
BAB III OPERASI DAN PEMELIHARAAN KATODIK PROTEKSI ………………………... 32
3.1 Metode Anode Korban ( sacrificial anode ) ……………………………………...……. 32
3.1.1 Pola Operasi ………………………………………………………………………… 32
3.1.2 Pemeliharaan ……………………………………………………………………….. 32
3.2 Metode Arus Tanding ( impressed current ) ………………………………………….. 34
3.2.1 Pola Operasi ………………………………………………………………………… 34
3.2.2 Pemeliharaan ……………………………………………………………………….. 35
BAB IV TEKNIK PELAPORAN ………………………………………………………………... 41
4.1 Pelaporan Hasil Preventive Maintenance ……………………………………………… 41
4.1.1 Katodik Proteksi Anoda Korban ………………………………………………… 41
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Logam kembali ke alam ………………………………………………….. 18
Gambar 2.2 Reaksi elektrokimia pada proses korosif ………………………………. 20
Gambar 2.3 Arus pada titik cabang ……………………………………………………. 23
Gambar 2.4 Proteksi katodik anoda korban ………………………………………….. 24
Gambar 2.5 Deret EMF (Electromotive force) ………………………………………... 25
Gambar 2.6 Deret galvanic dalam air laut ……………………………………………. 25
Gambar 2.7 Reaksi pada proteksi anoda korban ……………………………………. 26
Gambar 2.8 Proteksi katodik arus tanding ……………………………………………. 27
Gambar 2.9 Skema proteksi logam anoda korban …………………………………... 30
Gambar 2.10 Skema proteksi logam arus tanding …………………………………… 31
Gambar 3.1 Skema metode anode korban …………………………………………… 32
Gambar 3.2 Instalasi metode anode korban …………………………………………. 33
Gambar 3.3 Skema metode arus tanding …………………………………………….. 35
Gambar 3.4 Pengukuran tegangan output rectifier ………………………………….. 36
Gambar 3.5 Pengukuran arus DC ouput rectifier ……………………………………. 37
Gambar 3.6 Pengukuran arus DC ouput pada junction box ………………………... 37
Gambar 3.7 Instalasi metode arus tanding …………………………………………… 39
Gambar 4.1 Blanko rutin sacrificial anode katodik proteksi ………………………… 41
Gambar 4.2 Blanko rutin impressed current katodik proteksi ………………………. 42
UNIT UP SURALAYA
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Job plan PM sacarficial anode katodik proteksi ………………………….. 33
Tabel 3.2 Job plan PM impressed current katodik proteksi ………………………… 35
Tabel 4.1 Laporan periodic maintenance sacarficial anode katodik proteksi …….. 43
Tabel 4.2 Laporan periodic maintenance impressed current katodik proteksi …… 44
UNIT UP SURALAYA
A Teori
1 PERATURAN DAN PERUNDANGAN ….. JP
1.1 Peraturan dan Undang-undang Keselamatan
Ketenagalistrikan (K2)
1.2 Keselamatan Kerja
2 PROTEKSI LOGAM ….. JP
UNIT UP SURALAYA
B Praktek
SACARFICIAL ANODE DAN IMPRESSED CURRENT KATODIK
1 ….. JP
PROTEKSI
1.1 Pengukuran tegangan input dan output rectifier (ICCP)
1.2 Pengukuran arus DC output rectifier dan pada percabangan
anoda (ICCP)
1.3 Pengukuran tegangan (mV) antara reference (AgAgCl)
terhadap structure (ICCP & SACP)
UNIT UP SURALAYA
Referensi :-
-
UNIT UP SURALAYA
Tujuan Tujuan
Pokok Sub Pokok Waktu
Pembelajaran Pembelajaran Media Referensi
Bahasan Bahasan (menit)
Umum Khusus
UNIT UP SURALAYA
B. PRAKTEK
Tujuan Tujuan
Pokok Sub Pokok Waktu
Pembelajaran Pembelajaran Media Referensi
Bahasan Bahasan (menit)
Umum Khusus
UNIT UP SURALAYA
A. TEORI
Pokok Bahasan Pemeliharaan Katodik Proteksi
Pertemuan ke …………..
Waktu Pertemuan (Menit/Jam Pertemuan) ……. menit
Memahami teori dan praktek sistem pemeliharaan
Tujuan Pembelajaran Umum
katodik proteksi
1. Memahami konsep dasar korosi, proses
elektrolisa dan teori elektronika
2. Memahami jenis dan tata cara pemeliharaan
Tujuan Pembelajaran Khusus
katodik proteksi
3. Memahami teknik pelaporan hasil
pemeliharaan
Tahap Kegiatan :
Pembukaan
Isi Materi
Rangkuman
Materi
Penutup
UNIT UP SURALAYA
A. PRAKTEK
Pokok Bahasan Pemeliharaan Katodik Proteksi
Pertemuan ke …………..
Waktu Pertemuan (Menit/Jam Pertemuan) ……. menit
Memahami tentang tata cara praktek pengukuran
Tujuan Pembelajaran Umum
pada pemeliharaan sistem katodik proteksi
1. Melakukan pengukuran tegangan input dan
output rectifier (ICCP)
2. Melakukan pengukuran arus DC output rectifier
dan pada percabangan
Tujuan Pembelajaran Khusus
anoda (ICCP)
3. Melakukan pengukuran tegangan (mV) antara
reference (AgAgCl) terhadap structure (ICCP &
SACP)
Tahap Kegiatan :
Pembukaan
Isi Materi
Rangkuman
Materi
Penutup
UNIT UP SURALAYA
Akhirnya tim penyusun berharap semoga para peserta tidak mengalami kesulitan yang
berarti dalam mempelajari materi ini dan dapat berhasil dengan baik sesuai tujuan yang
telah ditetapkan.
UNIT UP SURALAYA
BAB I
PERATURAN DAN PERUNDANGAN
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
BAB II
PROTEKSI LOGAM
Terkorosinya suatu logam dalam lingkungan elektrolit (air) adalah suatu proses
elektrokimia. Proses initerjadi jika ada reaksi setengah sel yang melepaskan elektron
(reaksi oksidasi pada anodik) dan reaksi setengah sel yang menerima elektron tersebut
(reaksi reduksi pada katodik). Kedua reaksi ini akan terus berlangsung sampai terjadi
kesetimbangan dinamis dimana jumlah elektron yang dilepas sama dengan jumlah
elektron yang diterima.
Adapun syarat-syarat dimana suatu proses korosi dapat:
1. Anoda, tempat terjadinya reaksi oksidasi dimana ion negatif berkumpul.
UNIT UP SURALAYA
𝑀 → 𝑀 𝑧+ + 𝑧𝑒 − (2.1)
dengan banyak elektron yang diambil dari masing-masing atom yang ditentukan
oleh valensi logam yang bersangkutan. Umumnya z = 1, 2 atau3.
2. Katoda, tempat terjadinya reaksi reduksi dimana ion positif berkumpul. Pada
katoda biasanya tidak mengalami korosi, walaupun demikian mungkin menderita
kerusakan dalam kondisi-kondisi tertentu. Dua reaksi penting yang umum terjadi
pada katoda,tergantung pH larutan bersangkutan, adalah :
a. PH <7 : 𝐻 + + e− → H (atom) (2.2)
2𝐻 → 𝐻2 (2.3)
3. Media elektrolit, sebagai penghantar elektron antara katoda dan anoda. Bersifat
menghantarkan listrik
4. Adanya arus listrik akibat pergerakan elektron.
UNIT UP SURALAYA
𝑀 → 𝑀 𝑧+ + 𝑛𝑒 − (2.5)
Proses korosi dari logam M adalah proses oksidasi logam menjadi satu ion (n+) dalam
pelepasan n elektron. Harga dari n bergantung dari sifat logam sebagai contoh besi :
𝐹𝑒 → 𝐹𝑒 2+ + 2e (2.6)
Reaksi katodik juga berlangsung di proses korosi. Reaksi katodik diindikasikan melalui
penurunan nilai valensi atau konsumsi elektron-elektron yang dihasilkan dari reaksi
anodik.Reaksi katodik terletak di daerah katoda. Beberapa jenis reaksi katodik yang
terjadi selama proses korosi logam yaitu :
UNIT UP SURALAYA
Reaksi katodik dimana oksigen dari udara akan larut dalam larutan terbuka (NaCl.H2O).
Reaksi korosi tersebut sebagai berikut :
Peristiwa korosi pada struktur pipa, baik yang terjadi dilingkungan tanah dan air harus
melibatkan syarat-syarat diatas. Peristiwa korosi pada struktur pipamemiliki reaksi
anoda dan katoda:
Pada reaksi (2.14) dan (2.15) melibatkan elektron. Reaksi anodik adalah reaksi
perubahan logam baja menjadi ion F𝑒 2+ dengan melepaskan 2 elektron dimana terjadi
penambahan jikangan oksidasi dari 0 menjadi 2, sedangkan reaksi katodik adalah
reaksi pelarutan oksigen O2 didalam air menjadi ion O𝐻 − dengan membutuhkan 4
elektron dimana terjadi pengurangan jikangan okdasi 0 menjadi - 4. Elektron ini akan
mengalir dari reaksi anodik menuju reaksi katodik untuk mencapai kesetimbangan yang
dinamis. Pergerakan elektron ini mengakibatkan terjadinya arus listik yang arahnya
UNIT UP SURALAYA
berlawanan dengan arah aliran elektron.Arah aliran elektron berasal dari anoda menuju
katoda sehingga arah aliran arus listrik berasal dari katoda menuju anoda.
UNIT UP SURALAYA
2.2.3 Resistansi
Resistansi pada batang konduktor yang mempunyai luas penampang A dan
panjang l dapat dinyatakan dengan:
𝑙
𝑅=𝜌 (2.18)
𝐴
Keterangan:
l : panjang konduktor (meter)
A :luas penampang konduktor (meter2)
𝜌 : tahanan jenis konduktor (ohm/meter).
Dari persamaan (2.18), nilai resistansi ditentukan oleh panjang dan luas
penampang melintang dan nilai ρ. Rho (ρ) adalah resistivitas yang merupakan
kemampuan suatu bahan untuk menahanan atau menghambat arus listrik yang
mengalir.
UNIT UP SURALAYA
Reaksi galvanik dapat terjadi jika logam yang diproteksi dihubungkan dengan
logam yang lebih aktif pada deret emf atau deret galvanic, ditunjukkan oleh Gambar 2.5
dan 2.6.Deret emf adalah deret urutan potensial standar dari logam-logam murni pada
kondisi standar, yaitu pada suhu 25 0C dan pada aktivitas ionnya sama dengan satu.
Deret galvanik adalah urutan potensial dari logam atau paduan dalam lingkungan
tertentu, misalnya air laut.
UNIT UP SURALAYA
Pada metode galvanic, logam yang lebih aktif akan bersifat sebagai anoda dan
terkorosi, dan elektron yang ditinggalkan pada logam akan mengalir melalui konduktor
ke logam yang diproteksi atau katoda. Tingkat proteksi ditentukan oleh besarnya arus
UNIT UP SURALAYA
listrik yang dapat diberikan oleh anoda. Semakin besar arus listrik yang dihasilkan
anoda makin tinggi tingkat proteksinya. Secara prinsip, arus listrik akan makin besar
jika anoda makin besar atau beda potensial antara logam yang diproteksi dan anoda
makin besar. Berdasarkan deret emf atau deret galvanik dapat diketahui bahwa logam-
logam magnesium, aluminium dan seng merupakan logam-logam yang berpotensi
sebagai anoda, dan dalam praktek memang logam-logam ini yang banyak digunakan.
Reaksi yang umum terjadi pada proteksi katodik dengan metode anoda korban adalah :
Reaksi di katoda adalah reduksi hidrogen jika kondisinya anaerobik, sedang jika
kondisinya aerobik yang terjadi adalah reduksi oksigen atau bersamaan dengan reduksi
hidrogen ion.Reaksi di anoda adalah oksidasi dari logam anoda menjadi ionnya. Untuk
magnesium, ion yang terjadi segera akan membentuk magnesium hidroksida menurut:
𝑀𝑔++ + 2𝑂𝐻 − → 𝑀𝑔(𝑂𝐻)2 (2.22)
UNIT UP SURALAYA
b. Instalasi mudah
c. Overproteksi ringan
d. Cocok untuk arus kecil
e. Untuk daerah padat struktur
f. Distribusi arus merata
UNIT UP SURALAYA
Pada dasarnya semua bahan yang bersifat kondukor listrik dapat digunakan
sebagai anoda; logam, keramik atau plastic yang konduktif dapat digunakan.Akan tetapi
karena arus listrik searah yang dialirkan pada umumnya cukup besar (dalam orde
sampai ratusan Ampere), maka segi teknis dan ekonomis harus diperhatikan.
Anoda yang digunakan untuk metoda arus tanding umumnya diklasifikasikan ke dalam
tiga tipe, diantaranya:
(1). Anodatipe boros (terkonsumsi cepat) : besi atau baja
(2). Anoda semi-mulia (semi-terkonsumsi) : grafit, timbal, besi-silikon, magnetit,
dll.
(3). Anoda mulia (terkonsumsi sangat lambat) : terbuat dari lapisan platina, mixed
metals oxides (MMO atau MIXMEO)
Reaksi yang terjadi pada katoda sama dengan pada metoda anoda korban,
tetapi reaksi yang terjadi pada anoda berbeda. Dengan arus yang dipaksakan, transfer
muatan negatif dari anoda ke katoda tidak berlangsung spontan, tetapi oleh sumber
listrik dari luar.Secara teoritis, semua konduktor listrik, baik logam maupun non-logam,
dapat digunakan sebagai anoda.
Dalam lingkungan air yang tidak mengandung klorida, reaksi utama yang terjadi
pada anoda yang relatif bersifat mulia adalah evolusi oksigen menurut reaksi:
1
𝐻2 𝑂 → 2 𝑂2 + 2𝐻 + + 2𝑒 (2.23)
Dapat disimpulkan bahwa pada proses pada anoda diperlukan air. Jika tanahnya
kering, tahanannya akan naik dan keluaran arus anoda akan sangat kecil, dan jika arus
dipaksakan untuk dinaikkan dengan menaikkan tegangan di rectifier, akibatnya akan
fatal. Karena tahanan antar muka anoda/tanah besar, permukaan anoda akan panas
dan anoda akan rusak. Keperluan air ini sebenarnya hanya sedikit ditinjau dari
rekasinya, yaitu sekitar 15,5 gram per ampare per hari. Tetapi ketersediaan air di
permukaan anoda menjadi masalah, karena air harus berdifusi dalam tanah.
Tetapi jika dalam air terlarut klorida, meskipun dalam konsentrasi kecil, akan terjadi
tambahan rekasi oksidasi klorida menurut reaksi:
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
BAB III
OPERASI DAN PEMELIHARAAN KATODIK PROTEKSI
3.1.2 Pemeliharaan
Preventive Maintenance (Level 1)
Periode Pemeliharaan 6 bulan sekali
a. Job Plan / Instruksi Kerja / Job Task
UNIT UP SURALAYA
Clamp ampere
meter,
*diadopsi dari JPRSUHL57016
Tabel 3.1 Job plan PM sacarficial anode katodik proteksi
UNIT UP SURALAYA
Apabila ditemukan kondisi arus electron tidak terukur maka dipastikan terjadi
gangguan pada system katodik proteksi.
Penyebab arus electron tidak mengalir antara lain:
Anoda galvanis terdegradasi telah mencapai life time nya, solusinya :
ganti anoda galvanis baru dengan tipe yang sama.
Lead wire terputus, solusi : penyambungan atau ganti lead wire baru.
Sambungan anode/katode ke lead wire terputus, solusi : dilakukan
penyambungan ulang (pengelasan termit).
UNIT UP SURALAYA
3.2.2 Pemeliharaan
Preventive Maintenance (Level 1)
Periode Pemeliharaan mingguan (Unit 5-7), bulanan (Unit 1-4)
Job Plan/Instruksi Kerja/ Job Task
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
BAB IV
TEKNIK PELAPORAN
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
UNIT UP SURALAYA
Test functional
rectifier
2 Anoda
Lakukan cleaning
Pemeriksaan
connection dengan
lead wire
Functional test
menggunakan alat
injeksi DC eksternal
3 Reference cell
Lakukan cleaning
Pemeriksaan
connection dengan
lead wire
4 Junction Box
Lakukan cleaning
Pengujian Rshunt
Pemeriksaan
connection terminal
UNIT UP SURALAYA
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1985. Electrical Design, Cathodic Protection. Washington, D.C :
HEADQUARTERS DEPARTMENT OF THE ARMY.
Kean, Eur Ing R. L. & Davies, K, G. 1981. Cathodic Protection. USA : ARK Corrosion
Services.
Sanoso, Eko, J. 2010. Efektifitas Penggunaan Anoda Korban Paduan Alumunium pada
Plat Baja AISI E 2512 Terhadap Laju Korosi di dalam Media Air Laut. Semarang :
UNDIP.
Utami, I. 2009. Proteksi Katodik dengan Anoda Tumbal sebagai Pengandali Laju Korosi
Baja dalam Lingkungan Aqueous. Jawa Timur : UPN “Veteran”.